• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

45 4.1. Pelaksanaan Tindakan

4.1.1 Pelaksanaan Pra Siklus

Pelaksanaan pra siklus diadakan dengan tujuan melihat kondisi awal siswa sebelum diadakan tindakan yaitu siklus 1 dan siklus 2 pembelajaran melalui model pembelajaran Kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD). Pelaksanaan pra siklus diadakan pada tanggal 8 Maret 2014 dengan melihat nilai ulangan harian Matematika pada materi Operasi Hitung Bilangan yaitu dari 25 siswa, hanya terdapat 8 siswa yang nilainya telah memenuhi KKM (70) sedangkan nilai 17 siswa lainnya masih jauh di bawah KKM dengan rata-rata yg diperoleh yaitu 64,6. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel 4.1.

Tabel 15

Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas II Pra Siklus

No Standar Ketuntasan Jumlah siswa Presentase (%) Nilai Keterangan

1 < 70 Tidak Tuntas 17 68

2 ≥ 70 Tuntas 8 32

Total 25 100 %

Berdasarkan tabel terlihat perbandingannya siswa yang mencapai ketuntasan belajar atau memenuhi KKM ≥70 adalah sebanyak 8 siswa (32%) sedangkan siswa yang tidak mencapai ketuntasan belajar sebanyak 17 siswa (68%), dengan nilai tertinggi adalah 81 sedangkan nilai terendah adalah 46.

Setelah melakukan observasi lebih lanjut, rendahnya hasil belajar siswa kelas II SD Negeri Bawen 03 dikarenakan dalam pembelajaran belum tercipta suasana yang kondusif dan menyenangkan untuk siswa sehingga banyak siswa yang kurang memperhatikan guru saat mengajar. Guru masih menggunakan model pembelajaran yang membuat siswa menjadi bosan sehingga siswa kurang tertarik saat pembelajaran berlangsung. Dengan perolehan data hasil belajar siswa

(2)

yang belum mencapai ketuntasan belajar atau memenuhi KKM ≥70 dari kelas II SD Negeri Bawen 03, maka dilakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

4.1.2 Pelaksanaan Siklus 1 1. Perencanaan

Setelah data diperoleh dari hasil pra siklus atau observasi awal, peneliti bersama guru kelas II berdiskusi mengenai penyebab hasil belajar siswa yang rendah pada mata pelajaran Matematika. Setelah menemukan penyebab rendahnya hasil belajar siswa, maka peneliti mencari solusi untuk memperbaiki dan meningkatkan hasil belajar siswa. Peneliti akan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD untuk memperbaiki dan meningkatkan hasil belajar siswa. Langkah awal yang dilakukan adalah menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) pada materi Bangun Datar serta menyiapkan alat dan bahan untuk membantu siswa memahami materi, lembar kerja siswa bersama kelompok, lembar soal evaluasi dan juga lembar observasi guru dan siswa.

2. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan siklus 1 dilakukan dalam 3 kali pertemuan yaitu pada hari Sabtu 22 Maret 2014, Selasa 25 Maret 2014 dan Sabtu 29 Maret 2014. Dalam penelitian ini, peneliti bertindak sebagai pengajar dengan dibantu guru kelas II sebagai observer. Pada pertemuan pertama dan kedua akan dilakukan pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan pertemuan ketiga akan dilakukan evaluasi pembelajaran untuk mengetahui hasil dari pemberian tindakan dalam pembelajaran.

a. Pertemuan Pertama

Pertemuan pertama dilakukan pada tanggal 22 Maret 2014 pada jam ke 1-3 dengan alokasi waktu 3x35 menit. Peneliti menyampaikan pembelajaran tematik dengan tema Lingkungan dan sesuai dengan kompetensi dasar yang diambil yaitu mengelompokan bangun datar

dengan menggambil 4 indikator yaitu mengenal bentuk bangun segitiga, mengenal bentuk bangun persegi, mengenal bentuk bangun persegi panjang dan mengenal bentuk bangun lingkaran.

(3)

Langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran tematik pada kegiatan awal diantaranya:

a) Salam pembuka, doa dan presensi,

b) Guru menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik, c) Apersepsi dan motivasi dengan mengajukan pertanyaan

“ Apa saja benda yang di lingkungan khususnya dalam kelas? Apa saja bentuk benda-benda itu?”

d) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Selanjutnya langkah-langkah kegiatan inti pembelajaran pada siklus 1 sebagai berikut :

a. Eksplorasi: Siswa menyimak guru saat menyajikan materi mengenai Kejujuaran. Siswa mengamati gambar yang ditempel di papan tulis. Siswa bersama kelompok mengerjakan LKS. Siswa bersama guru mengenai benda-benda di lingkungan kelasSiswa menyimak guru saat menyajikan materi. Siswa bertanya jawab mengenai contoh-contoh benda yang berbentuk bangun datar yang ada di lingkungan kelas, dan di lingkungan rumah. Kemudian siswa diberi latihan terbimbing dari materi yang sudah diajarkan. Siswa dibimbing di dalam kelompok untuk saling membantu menguasai materi. Siswa dilatih untuk mengevaluasi diri dan teman dalam satu kelompok saat mengerjakan lembar kerja siswa.

b. Elaborasi: Siswa dibagi soal kuis. Siswa mengerjakan kuis secara individu dan mandiri. Siswa tidak boleh bekerja sama. Setelah selesai mengerjakan siswa diberi skor awal. Kemudian siswa mengumpulkan poin untuk tim. Secara bersama-sama siswa dan guru menghitung nilai kelompok dan nilai individu. Tim yang mempunyai kemajuan skor yang banya yang mendapat penghargaan. Setelah itu siswa diajak untuk mengamati tumbuhan di lingkungan kelas. Secara individu siswa diminta mendiskripsikan salah satu tumbuhan yang diamatinya di lembar kerja yang sudah disiapkan guru. Setelah selesai 5 siswa diminta untuk maju membacakan hasil kerjanya.

(4)

c. Konfirmasi: Berdasarkan hasil kerja siswa guru memberikan penguatan dan meluruskan diskripsi siswa yang kurang tepat. Sedangkan kegiatan penutup dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a) Guru bersama siswa menyimpulkan hasil pembelajaran b) Siswa bersama guru melakukan refleksi.

b. Pertemuan Kedua

Pertemuan kedua dilakukan pada tanggal 25 Maret 2014 pada jam pelajaran 1-3 dengan alokasi waktu 3x35 menit dengan indikator yang ingin diacapai yaitu mengelompokkan bangun datar menurut bentuknya, dan mengurutkan bangun datar menurut ukurannya dari yang terkecil hingga terbesar.

Langkah yang dilakukan dalam kegiatan awal antara lain : a) Salam pembuka, doa dan presensi,

b) Guru mempersiapkan siswa secara psikis dan fisik untuk mengikuti pembelajaran,

c) Apersepsi dan motivasi dengan permainan kelompok yaitu siswa di dalam kelompok pada pertemuan pertama untuk berbari berbanjar. Siswa diminta melihat besar badan teman dan meminta mengurutkan dari yang terkecil hingga yang terbesar dan sebaliknya. Kelompok yang paling lama menyelesaikan tugasnya akan dihukum untuk menyanyi di depan kelas.

d) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. Selanjutnya langkah-langkah kegiatan inti pembelajaran pada siklus 1 sebagai berikut :

a. Eksplorasi: Siswa menyimak penjelasan guru mengenai Kedisiplinan. Siswa mengamati gambar yang ditempel di papan tulis. Siswa bersama kelompok mengerjakan Lembar Kerja Siswa. Siswa bersama guru bertanya jawab mengenai lingkungan. Siswa menyimak guru saat menyajikan materi mengelompokan bangun datar dan mengurutkan bangun datar dari yang terkecil hingga yang terbesar dan sebaliknya. Siswa bertanya jawab mengenai kelompok

(5)

bangun datar dan mengurutkan bangun datar dari yang terkecil hingga yang terbesar dan sebaliknya. Siswa diminta untuk maju kedepan untuk mengelompokkan dan mengurutkan bangun datar dari yang terkecil hingga yang terbesar dan sebaliknya. Kemudian siswa diberi latihan terbimbing dari materi yang sudah diajarkan. Siswa dibimbing di dalam kelompok untuk saling membantu menguasai materi. Siswa dilatih untuk mengevaluasi diri dan teman dalam satu kelompok saat mengerjakan lembar kerja siswa.

b. Elaborasi: Siswa dibagi soal kuis. Siswa mengerjakan kuis secara individu dan mandiri. Siswa tidak boleh bekerja sama. Setelah selesai mengerjakan siswa diberi skor awal. Kemudian siswa mengumpulkan poin untuk tim. Secara bersama-sama siswa dan guru menghitung nilai kelompok dan nilai individu. Tim yang mempunyai kemajuan skor yang banya yang mendapat penghargaan. Setelah itu siswa diajak untuk mengamati gambar hewan yang ditempel di papan tulis. Secara individu siswa diminta mendiskripsikan salah satu hewan di lembar kerja yang sudah disiapkan guru. Setelah selesai 5 siswa diminta untuk maju membacakan hasil kerjanya.

c. Konfirmasi: Berdasarkan hasil kerja siswa guru memberikan penguatan dan meluruskan diskripsi siswa yang kurang tepat mengenai hewan yang diamatinya.

Sedangkan kegiatan penutup dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a) Guru bersama siswa menyimpulkan hasil pembelajaran b) Siswa bersama guru melakukan refleksi.

c. Pertemuan ketiga

Pertemuan yang terakhir dalam siklus 1 ini diadakan pada hari Sabtu 29 Maret 2014 pada jam pelajaran 1-3 dengan alokasi waktu 3x35 menit. Dalam pertemuan ketiga ini, pembelajaran pada pertemuan pertama dan kedua diulang untuk mengingat kembali pengetahuan dan pemahaman siswa terhadap materi. Setelah siswa dapat mengingat kembali dan

(6)

memahami materi, siswa diberi soal evaluasi yang sebelumnya telah diuji validitas dan reliabilitasnya yang berjumlah 15 soal. Selanjutnya, siswa bersama guru mengkoreksi hasil evaluasi untuk melihat hasil dari penerapan pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

3. Hasil Tindakan

Berdasarkan hasil evaluasi yang diadakan pada pertemuan ketiga mengenai materi bangun datar diperoleh hasil siswa yang tuntas belajar sebanyak 14 siswa dan siswa yang belum tuntas belajar sebanyak 11 siswa dengan nilai rata-rata 72,8. Nilai minimal siswa adalah 60 dan nilai maksimal yang dicapai siswa adalah 87. Dari hasil penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD menyatakan bahwa 56% siswa mengalami ketuntasan dan 44% siswa belum tuntas dari KKM yang telah ditentukan yaitu 70. Dari hasil yang sudah diperoleh terdapat peningkatan hasil belajar siswa pada siklus 1 ini, namun masih perlu adanya perbaikan karena masih ada 11 siswa yang belum tuntas belajar.

Selain dari hasil belajar siswa, dilihat dari aspek afektif siswa juga semakin meningkat, walaupun masih ada beberapa siswa yang kurang percaya diri, siswa sudah mulai berani mengemukakan jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan yang diberikan oleh guru kepada siswa. Selain itu siswa juga sudah mulai berani bertanya mengenai materi yang belum dipahaminya.

4. Hasil Observasi

Pengamatan yang dilakukan guru kelas II yang dilaksanakan secara langsung dengan mengamati jalannya pembelajaran dari awal hingga akhir pembelajaran. Guru mengisi lembar pengamatan berdasarkan perilaku siswa dan peneliti selama proses pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Kooperatif tipe STAD. Dari hasil pengamatan dapat dilihat dan diketahui kelebihan dan kelemahan selama pembelajaran.

Terdapat 15 indikator untuk siswa dan 20 indikator untuk guru yang berdasar pada penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Dalam lembar pengamatan menyatakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD menerangkan bahwa nilai 1= kurang

(7)

baik, nilai 2= cukup baik, nilai 3= baik, dan nilai 4= sangat baik. Berikut ini adalah hasil observasi kegiatan pembelajaran pada siklus 1.

a. Pertemuan I

Pada lembar pelaksanaan pengamatan terlihat bahwa pelaksanaan pertemuan pertama sudah berlajan dengan cukup baik tetapi masih ada kekurangan baik pada siswa dan guru. Berikut ini akan dipaparkan secara rinci hasil observasi guru.

Tabel 16

Rekapittulasi Hasil Obervasi Guru Pertemuan I Siklus 1

No. Aspek Rata-rata Skor

1. Kegiatan Pendahuluan 3,0

2. Kegiatan Inti

Presentasi Kelas 3,2

Tim 3,3

Kuis 3,2

Skor Kemajuan Individu 3,0

Rekognisi Tim 3,0

3. Kegiatan Penutup 3,0

Rata-rata 3,1

Kekurangan pada peneliti sebagai guru atau pengajar adalah saat memberikan apersepsi kepada siswa. Peneliti juga kurang dapat membimbing siswa dalam belajar kelompok dan membuat situasi kelas menjadi kondusif ketika perhitungan nilai individu dan kelompok serta dalam menyimpulkan pembelajaran. Sedangkan hasil obervasi pada siswa dapat kita lihat pada tabel berikut ini.

Tabel 17

Rekapitulasi Hasil Obervasi Siswa Pertemuan I Siklus 1

No. Aspek Rata-rata Skor

1. Kegiatan Pendahuluan 3,0

2. Kegiatan Inti

Presentasi Kelas 3,7

Tim 3,3

Kuis 3,0

Skor Kemajuan Individu 3,0

Rekognisi Tim 3,0

3. Kegiatan Penutup 3,0

Rata-rata 3,2

Dari hasil observasi dapat dilihat bahwa siswa kurang semangat dalam merenspon apersepsi yang diberikan guru. Siswa masih kurang aktif

(8)

dalam menanggapi guru dalam memberikan pertanyaan saat pengembangan materi dan latian terbimbing. Ketika mengerjakan kuis, masih ada beberapa siswa yang tengak-tengok teman sebelahnya. Saat perhitungan skor kuis, ada beberapa siswa yang berbicara dengan teman. b. Pertemuan II

Pada lembar pelaksanaan pengamatan pada pertemuan yang kedua ini terlihat bahwa pelaksanaan pembelajaran pertemuan kedua sudah belajan dengan lebih baik dari pertemuan pertama tetapi masih ada kekurangan baik pada siswa dan guru. Kekurangan dan kelebihan pada proses pembelajaran pada guru dan siswa dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 18

Hasil Obervasi Guru Pertemuan II Siklus 1

No. Aspek Rata-rata Skor

1. Kegiatan Pendahuluan 3,0

2. Kegiatan Inti

Presentasi Kelas 3,5

Tim 3,5

Kuis 3,2

Skor Kemajuan Individu 3,0

Rekognisi Tim 3,0

3. Kegiatan Penutup 3,5

Rata-rata 3,3

Dari hasil observasi guru dapat dilihat bahwa kekurangan guru adalah saat memberikan apersepsi kepada siswa, pada saat memberi latihan terbimbing, dan saat memberikan kuis belum membuat kondisi siswa siap mengerjakan kuis. Namun, kelebihan guru adalah dapat menyajikan materi dengan baik dan dapat menyimpulkan pembelajaran dengan baik. Sedangkan hasil observasi siswa dapat dilihat dari tabel berikut ini.

(9)

Tabel 4.5

Hasil Obervasi Siswa Pertemuan II Siklus 1

No. Aspek Rata-rata Skor

1. Kegiatan Pendahuluan 3,0

2. Kegiatan Inti

Presentasi Kelas 3,7

Tim 3,7

Kuis 3,2

Skor Kemajuan Individu 3,0

Rekognisi Tim 3,0

3. Kegiatan Penutup 3,5

Rata-rata 3,3

Dari hasil observasi dapat dilihat ketika apersepsi siswa belum siap dan belum semangat. Pada saat siswa mengerjakan kuis masih ada beberapa siswa yang belum siap. Saat perhitungan skor masih ada siswa yang berbicara dengan teman. Namun dari hasil observasi siswa pada pertemuan yang kedua ini siswa sudah mulai aktif dalam pembelajaran. Siswa menyimak dan menanggapi guru dengan baik. Siswa sudah mulai dapat belajar bersama kelompok serta menyimpulkan pembelajaran dengan baik.

c. Pertemuan III

Pada pengamatan pertemuan ketiga ini adalah mengamati kegiatan pembelajaran mengulang materi pada pertemuan pertama dan kedua serta melaksanakan tes evaluasi. Hasil observasi guru dan siswa dapat dilihat dari tabel berikut ini.

Tabel 4.6

Hasil Obervasi Guru Pertemuan III Siklus 1

No. Aspek Rata-rata Skor

1. Kegiatan Pendahuluan 3,5

2. Kegiatan Inti

Presentasi Kelas 3,7

Tim 3,7

Kuis 3,5

Skor Kemajuan Individu 3,2

Rekognisi Tim 3,3

3. Kegiatan Penutup 3,5

Rata-rata 3,5

Kegiatan sudah berjalan dengan baik. Guru sudah cukup baik dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam

(10)

pembelajaran. Walaupun masih ada kekurangan yaitu kondisi kelas kurang kondusif pada saat menghitung nilai kelompok dan individu. Sedangkan hasil obervasi siswa pada pertemuan ketiga dapat dilihat dari tabel berikut ini.

Tabel 4.7

Hasil Obervasi Siswa Pertemuan III Siklus 1

No. Aspek Rata-rata Skor

1. Kegiatan Pendahuluan 3,5

2. Kegiatan Inti

Presentasi Kelas 3,7

Tim 3,5

Kuis 3,5

Skor Kemajuan Individu 3,0

Rekognisi Tim 3,0

3. Kegiatan Penutup 3,5

Rata-rata 3,4

Siswa juga melaksanakan kewajibannya mengerjakan soal evaluasi dengan mandiri dan tidak bekerja sama. Kegiatan pembelajaran berjalan dengan baik dan suasana kelas juga kondusif untuk mengulang materi dan melaksanakan tes evaluasi. Namun, pembelajaran sudah dapat berlangsung dengan baik.

Berikut ini adalah hasil rekapitulasi dari pertemuan pertama, pertemuan kedua dan pertemuan ketiga dalam pembelajaran siklus 1.

Tabel 4.8

Rekapitulasi Skor Observasi Guru Siklus 1

Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 3

Rata-rata Skor 3,1 (kategori baik) Rata-rata Skor 3,3 (kategori baik) Rata-rata Skor 3,5 (kategori baik)

Rata-Rata perolehan = 3,3 (Baik)

Dengan ketentuan perolehan rata-rata skor bahwa: 3,60 - 4,00 = Sangat Baik

3,10 – 3,60 = Baik 2,60 – 3,10 = Cukup 2,10 – 2,60 = Kurang Baik 1,60 - 2,10 = Sangat Kurang

(11)

Pada lembar observasi guru pada siklus 1, menyatakan bahwa kegiatan pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) pada siklus rata-rata skor pertemuan 1 adalah 3,1, rata-rata skor pertemuan 2 adalah 3,3, dan rata-rata skor pada pertemuan ketiga adalah 3,4. Ketiga rata-rata skor observasi guru termasuk dalam kategori baik. Berikut ini adalah rekapitulasi rata-rata skor hasil observasi siswa.

Tabel 4.9

Rekapitulasi skor Observasi Siswa Siklus 1

Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 3

Rata-rata Skor 3,2 (kategori baik) Rata-rata Skor 3,3 (kategori baik) Rata-rata Skor 3,4 (kategori baik)

Rata-Rata Perolehan Skor = 3,3 (Baik)

Dengan ketentuan perolehan rata-rata skor bahwa: 3,60 - 4,00 = Sangat Baik

3,10 – 3,60 = Baik 2,60 – 3,10 = Cukup 2,10 – 2,60 = Kurang Baik 1,60 - 2,10 = Sangat Kurang

Pada lembar observasi siswa pada siklus 1 menyatakan bahwa kegiatan pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) pada siklus 1 rata-rata skor pertemuan I adalah 3,2, rata-rata skor pertemuan 2 adalah 3,3, dan rata-rata skor pada pertemuan 3 adalah 3,4. Ketiga rata-rata skor observasi siswa termasuk dalam kategori baik.

Berdasarkan hasil perolehan skor tersebut menunjukkan bahwa proses pembelajaran belum berhasil. Masih perlu diadakan perbaikan lebih lanjut pada siklus 2, karena indikator keberhasilan siswa dan guru harus mencapai kategori sangat baik yaitu perolehan rata-rata skor 3,60-4,0.

(12)

5. Refleksi

Sebelum tindakan siklus 2 dilakukan, diadakan refleksi proses pembelajaran yang telah dilaksanakan pada siklus 1. Tujuan dari refleksi ini adalah untuk mendapatkan kritik dan saran dari pengamat atau observer yang dilakukan oleh guru kelas II dalam pembelajaran yang telah dilakukan oleh peneliti. Selain itu, refleksi dialakukan untuk mengetahui kekurangan-kekurangan yang ada pada siklus 1, agar pada tindakan pada siklus 2 dapat berhasil dan hasil belajar siswa mecapai target indikator keberhasilan siswa yang sudah ditentukan. Dari hasil refleksi ada kelebihan dan kekurangan pada proses pemelajaran.

Secara umum, proses pembelajaran dikelas sudah dapat berjalan dengan baik. Peneliti telah melakukan pembelajaran sesuai rencana dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) serta siswa juga sudah melaksanakan pembelajaran sesuai yang diharapkan oleh peneliti. Kelebihan dari model pembelajaran Kooperatif tipe STAD yang digunakan pada siklus 1 ini yaitu

a. Interaksi siswa menjadi meningkat.

b. Siswa sudah mulai dapat belajar menjadi tutor sebaya. c. Hasil belajar siswa menjadi meningkat.

d. Mulai terjalin kerja sama dalam kelompok.

Namun ada kekurangan dalam proses pembelajaran pada siklus 1 ini yaitu: a. Peneliti kurang dapat menarik perhatian siswa.

b. Peneliti juga kurang dapat membimbing siswa dalam kelompok. c. Kurangnya respon dan tanggapan siswa terhadap penyajian materi. d. Petunjuk pengerjaan pada Lembar Kerja Siswa kurang jelas.

Dalam rangka memperbaiki pembelajaran pada siklus II peneliti telah menyiapkan langkah-langkah agar kekurangan dalam siklus I tidak terulang lagi pada siklus 2 sehingga indikator kerja dapat tercapai. Langkah yang dilakukan antara lain:

1) Peneliti harus dapat menyampaikan materi dengan menarik sehingga siswa menjadi lebih semangat dan tertarik untuk belajar.

2) Peneliti harus menjelaskan petunjuk pengerjaan Lembar Kerja Siswa yang dikerjakan bersama kelompok sehingga siswa tidak menjadi bingun saat mengerjakan.

(13)

3) Peneliti harus lebih tegas terhadap kelompok yang masih kurang berperan aktif dalam melaksanakan tugas kelompok.

4) Peliti harus meningkatkan interaksi dengan siswa sehingga pembelajaran menjadi lebih kondusif.

4.1.3 Pelaksanaan Siklus 2 1. Perencanaan

Setelah data diperoleh dari hasil siklus 1, maka peneliti membuat perencanaan untuk melakukan siklus 2. Siklus II ini bertujuan untuk memperbaiki hasil belajar siswa dan proses pembembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Pada siklus 2 ini diharapkan hasil belajar siswa lebih meningkat sehingga dapat memenuhi indikator kerja yang direncanakan.

Langkah awal pada siklus 2 ini adalah menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), alat dan bahan belajar, sumber belajar siswa, lembar kerja siswa, dan lembar observasi guru dan siswa.

2. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan siklus II dilakukan dalam 3 kali pertemuan yaitu pada hari Sabtu 5 April 2014, Selasa 8 April 2014 dan Sabtu 12 April 2014. Dalam penelitian ini, peneliti bertindak sebagai pengajar dengan dibantu guru kelas II sebagai observer. Pada pertemuan pertama dan kedua akan dilakukan pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan pertemuan ketiga akan dilakukan evaluasi pembelajaran untuk mengetahui hasil dari pemberian tindakan dalam pembelajaran.

1. Pertemuan Pertama

Pertemuan pertama dilakukan pada tanggal 5 April 2014 pada jam ke 1-3 dengan alokasi waktu 3x35 menit. Peneliti menyampaikan pembelajaran tematik dengan tema Lingkungan dan sesuai dengan kompetensi dasar yang diambil yaitu mengenal sisi-sisi bangun datar dengan menggambil 3 indikator yaitu menunjukkan sisi-sisi pada bangun datar segitiga, menyebutkan nama bangun segitiga, dan menunjukan sisi-sisi pada bangun datar persegi.

(14)

Langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran tematik pada kegiatan awal diantaranya:

a) Salam pembuka, doa dan presensi.

b) Guru menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik. c) Apersepsi dan motivasi.

d) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Selanjutnya langkah-langkah kegiatan inti pembelajaran pada siklus 1 sebagai berikut :

a. Eksplorasi: Siswa menyimak guru saat menyajikan materi mengenai peran dalam keluarga. Siswa menyimak penjelasan guru mengenai gambar. Siswa mengerjakan LKS. Siswa bertanya jawab mengenai lingkungan. Siswa menyimak guru saat menyajikan materi. Siswa bertanya jawab mengenai sisi-sisi bangun datar. Kemudian siswa diberi latihan terbimbing dari materi yang sudah diajarkan. Siswa dibimbing di dalam kelompok untuk saling membantu menguasai materi. Siswa dilatih untuk mengevaluasi diri dan teman dalam satu kelompok saat mengerjakan lembar kerja siswa.

b. Elaborasi: Siswa dibagi soal kuis. Siswa mengerjakan kuis secara individu dan mandiri. Siswa tidak boleh bekerja sama. Setelah selesai mengerjakan siswa diberi skor awal. Kemudian siswa mengumpulkan poin untuk tim. Secara bersama-sama siswa dan guru menghitung nilai kelompok dan nilai individu. Tim yang mempunyai kemajuan skor yang banya yang mendapat penghargaan. Setelah itu siswa diajak untuk mengamati posisi matahari di luar kelas. Kemudian siswa masuk ke kelas untuk mendapatkan penjelasan dari guru mengenai kedudukan matahari. Setelah itu siswa diminta untuk mengerjakan tugas kelompok di lembar kerja yang sudah disiapkan guru. Setelah selesai siswa bersama guru membahas hasil kerja kelompok siswa.

(15)

c. Konfirmasi: Berdasarkan hasil kerja siswa guru memberikan penguatan dan meluruskan hasil kerja siswa yang kurang tepat. Sedangkan kegiatan penutup dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a) Guru bersama siswa menyimpulkan hasil pembelajaran. b) Siswa bersama guru melakukan refleksi.

2) Pertemuan Kedua

Pertemuan kedua dilakukan pada tanggal 8 April 2014 pada jam pelajaran 1-3 dengan alokasi waktu 3x35 menit dengan indikator yang ingin diacapai yaitu menyebutkan nama bangun datar persegi, menunjukkan sisi-sisi pada bangun datar persegi panjang, dan menyebutkan nama bangun datar persegi panjang.

Langkah yang dilakukan dalam kegiatan awal antara lain : a) Salam pembuka, doa dan presensi,

b) Guru mempersiapkan siswa secara psikis dan fisik untuk mengikuti pembelajaran.

c) Apersepsi dan motivasi.

d) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. Selanjutnya langkah-langkah kegiatan inti pembelajaran pada siklus 1 sebagai berikut :

a. Eksplorasi: Siswa menyimak cerita guru mengenai peran dalam keluarga. Siswa diminta menceritakan peran dalam keluarga. Siswa bersama guru bertanya jawab mengenai lingkungan kelas. Siswa menyimak guru saat menyajikan materi menunjukan sisi-sisi bangun datar. Siswa bertanya jawab mengenai sisi-sisi bangun datar. Siswa diminta untuk maju kedepan untuk menunjukan sisi-sisi bangun datar. Kemudian siswa diberi latihan terbimbing dari materi yang sudah diajarkan. Siswa dibimbing di dalam kelompok untuk saling membantu menguasai materi. Siswa dilatih untuk mengevaluasi diri dan teman dalam satu kelompok saat mengerjakan lembar kerja siswa.

(16)

b. Elaborasi: Siswa dibagi soal kuis. Siswa mengerjakan kuis secara individu dan mandiri. Siswa tidak boleh bekerja sama. Setelah selesai mengerjakan siswa diberi skor awal. Kemudian siswa mengumpulkan poin untuk tim. Secara bersama-sama siswa dan guru menghitung nilai kelompok dan nilai individu. Tim yang mempunyai kemajuan skor yang banya yang mendapat penghargaan. Setelah itu siswa diajak untuk berdiskusi mengenai kegunaan matahari bagi manusia. Secara kelompok siswa diminta mengerjakan di lembar kerja yang sudah disiapkan guru. Setelah selesai siswa bersama guru membahas hasil kerja siswa.

c. Konfirmasi: Berdasarkan hasil kerja siswa guru memberikan penguatan dan meluruskan hasil kerja siswa yang kurang tepat mengenai manfaat matahari bagi manusia.

Sedangkan kegiatan penutup dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a) Guru bersama siswa menyimpulkan hasil pembelajaran. b) Siswa bersama guru melakukan refleksi.

3) Pertemuan ketiga

Pertemuan yang terakhir dalam siklus 2 ini diadakan pada hari Sabtu 12 April 2014 pada jam pelajaran 1-3 dengan alokasi waktu 3x35 menit. Dalam pertemuan ketiga ini, pembelajaran pada pertemuan pertama dan kedua diulang untuk mengingat kembali pengetahuan dan pemahaman siswa terhadap materi. Setelah siswa dapat mengingat kembali dan memahami materi, siswa diberi soal evaluasi yang sebelumnya telah diuji validitas dan reliabilitasnya yang berjumlah 15 soal. Selanjutnya, siswa bersama guru mengkoreksi hasil evaluasi untuk melihat hasil dari penerapan pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

3. Hasil Tindakan

Berdasarkan hasil evaluasi yang diadakan pada pertemuan ketiga mengenai materi bangun datar diperoleh hasil siswa yang tuntas belajar sebanyak 23 siswa dan siswa yang belum tuntas belajar sebanyak 2 siswa dengan nilai

(17)

rata-rata 88,4. Nilai minimal siswa adalah 67 dan nilai maksimal yang dicapai siswa adalah 100. Dari hasil penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD menyatakan bahwa 92% siswa mengalami ketuntasan dan 8% siswa belum tuntas dari KKM yang telah ditentukan yaitu 70. Dari hasil yang sudah diperoleh terdapat peningkatan hasil belajar siswa pada siklus 2 ini.

Selain dari hasil belajar siswa, dilihat dari aspek afektif siswa juga semakin meningkat. Siswa sudah berani mengajukan pertanyaan dan menjawaab pertanyaan dari guru. Siswa sudah aktif dalam bekerja kelompok. Siswa dapat saling membantu teman untuk belajar.

4. Hasil Observasi

Selama peneliti mengajar, guru mengamati jalannya pembelajaran secara langsung dengan mengamati jalannya pembelajaran dari awal hingga akhir pembelajaran. Guru mengisi lembar pengamatan berdasarkan perilaku siswa dan peneliti sebagai guru selama proses pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Kooperatif tipe STAD pada lembar observasi siswa dan lembar observasi guru yang telah disediakan. Terdapat 15 indikator untuk siswa dan 20 indikator untuk guru yang berdasar pada penerapan model pembelajaran Kooperatif tipe STAD. Dalam lembar pengamatan menyatakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD menerangkan bahwa nilai 1= kurang baik, nilai 2= cukup baik, nilai 3= baik, dan nilai 4= sangat baik. Dari hasil pengamatan dapat dilihat dan diketahui kelebihan dan kelemahan selama pembelajaran. Berikut ini adalah hasil observasi kegiatan pembelajaran pada siklus 2.

a. Pertemuan I

Pada lembar pelaksanaan pengamatan terlihat bahwa pelaksanaan pertemuan pertama sudah berlajan dengan baik tetapi masih ada kekurangan baik pada siswa dan guru. Berikut ini akan dipaparkan secara rinci hasil observasi guru.

(18)

Tabel 4.10

Hasil Obervasi Guru Pertemuan I Siklus 2

No. Aspek Rata-rata Skor

1. Kegiatan Pendahuluan 4,0

2. Kegiatan Inti

Presentasi Kelas 4,0

Tim 3,8

Kuis 3,5

Skor Kemajuan Individu 3,5

Rekognisi Tim 3,5

3. Kegiatan Penutup 3,5

Rata-rata 3,7

Peneliti sebagai pengajar atau guru sudah dapat menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan baik. Guru dapat membimbing siswa dalam kelompok dengan baik dan mengawasi jalannya kuis. Guru juga dapat membuat situasi kelas menjadi kondusif. Sedangkan hasil obervasi pada siswa dapat kita lihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4.11

Hasil Obervasi Siswa Pertemuan I Siklus 2

No. Aspek Rata-rata Skor

1. Kegiatan Pendahuluan 4

2. Kegiatan Inti

Presentasi Kelas 3,7

Tim 3,8

Kuis 3,5

Skor Kemajuan Individu 3,0

Rekognisi Tim 3,5

3. Kegiatan Penutup 3,5

Rata-rata 3,6

Dari hasil observasi dapat dilihat bahwa siswa sudah mulai aktif dalam pembelajaran. Siswa sudah memberikan tanggapan terhadap apersepsi yang diberikan guru, menanggapi pertanyaan, dan melakukan kerja kelompok. Siswa dapat saling membantu belajar bersama teman kelompoknya.

b. Pertemuan II

Pengamatan pembelajaran dilakukan secara berkelanjutan untuk melihat kelebihan dan kekurangan di pertemuan yang kedua yang harus diperbaiki pada pertemuan ketiga. Berikut ini adalah hasil observasi guru dan siswa pada pertemuan II pada Siklus 2.

(19)

Tabel 4.12

Hasil Obervasi Guru Pertemuan II Siklus 2

No. Aspek Rata-rata Skor

1. Kegiatan Pendahuluan 4

2. Kegiatan Inti

Presentasi Kelas 4

Tim 3,9

Kuis 3,5

Skor Kemajuan Individu 3,5

Rekognisi Tim 3,7

3. Kegiatan Penutup 3,5

Rata-rata 3,7

Dari hasil observasi guru dapat dilihat bahwa sudah dapat mengembangkan materi, memberi latihan terbimbing, membimbing siswa bekerja bersama kelompok dalam pembelajaran. Guru juga dapat menyajikan materi dengan baik. Guru juga dapat membuat kondisi kelas menjadi nyaman dan kondusif untuk belajar. Sedangkan hasil observasi siswa dapat dilihat dari tabel berikut ini.

Tabel 4.13

Hasil Obervasi Siswa Pertemuan II Siklus 2

No. Aspek Rata-rata Skor

1. Kegiatan Pendahuluan 4

2. Kegiatan Inti

Presentasi Kelas 3,7

Tim 3,8

Kuis 3,5

Skor Kemajuan Individu 4

Rekognisi Tim 3,5

3. Kegiatan Penutup 3,5

Rata-rata 3,7

Dari hasil observasi dapat dilihat bahwa siswa sudah menanggapi apersepsi guru dengan baik dan semangat, mengerjakan latihan terbimbing dengan baik bersama kelompok dan siswa sudah siap ketika akan melakukan kuis. Ketika perhitungan skor, siswa mulai aktif dan tidak berbicara dengan teman. Siswa sudah aktif dalam pembelajaran. Siswa sudah dapat saling membantu belajar dalam kelompok.

c. Pertemuan III

Pada pengamatan pertemuan ketiga ini adalah mengamati kegiatan pembelajaran mengulang materi pada pertemuan pertama dan kedua serta

(20)

melaksanakan tes evaluasi. Hasil observasi guru dan siswa dapat dilihat dari tabel berikut ini.

Tabel 4.14

Hasil Obervasi Guru Pertemuan III Siklus 2

No. Aspek Rata-rata Skor

1. Kegiatan Pendahuluan 4

2. Kegiatan Inti

Presentasi Kelas 4

Tim 4

Kuis 3,5

Skor Kemajuan Individu 3,7

Rekognisi Tim 3,7

3. Kegiatan Penutup 4

Rata-rata 3,8

Kegiatan sudah berjalan dengan baik. Guru sudah baik dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam pembelajaran. Guru sudah dapat membuat kelas menjadi kondusif dan menarik. Guru sudah membimbing siswa dengan baik. Sedangkan hasil obervasi siswa pada pertemuan ketiga dapat dilihat dari tabel berikut ini.

Tabel 4.15

Hasil Obervasi Siswa Pertemuan III Siklus 2

No. Aspek Rata-rata Skor

1. Kegiatan Pendahuluan 4

2. Kegiatan Inti

Presentasi Kelas 4

Tim 3,5

Kuis 4

Skor Kemajuan Individu 3,5

Rekognisi Tim 3,5

3. Kegiatan Penutup 3,7

Rata-rata 3,8

Siswa juga melaksanakan kewajibannya mengerjakan soal evaluasi dengan mandiri dan tidak bekerja sama. Kegiatan pembelajaran berjalan dengan baik dan suasana kelas juga kondusif untuk mengulang materi dan melaksanakan tes evaluasi. Namun, pembelajaran sudah dapat berlangsung dengan baik. Berikut ini adalah hasil rekapitulasi dari pertemuan pertama, pertemuan kedua dan pertemuan ketiga dalam pembelajaran siklus 1.

(21)

Tabel 4.16

Rekapitulasi skor Observasi Guru Siklus 2

Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 3

Rata-rata skor 3,7 (kategori sangat baik)

Rata-rata skor 3,7 (kategori sangat baik)

Rata-rata skor 3,8 (kategori sangat baik) Rata-Rata Perolehan Skor = 3,7 ( Sangat Baik)

Dengan ketentuan perolehan rata-rata skor bahwa: 3,60 - 4,00 = Sangat Baik

3,10 – 3,60 = Baik 2,60 – 3,10 = Cukup 2,10 – 2,60 = Kurang Baik 1,60 - 2,10 = Sangat Kurang

Berikut ini adalah rekapitulasi rata-rata skor observasi yang diperoleh siswa pada siklus II.

Tabel 4.17

Rekapitulasi Rata-rata Skor Observasi Siswa Siklus II

Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 3

Rata-rata skor 3,6 (kategori sangat baik)

Rata-rata skor 3,7 (kategori sangat baik)

Rata-rata skor 3,8 (kategori sangat baik) Rata-rata Perolehan Skor = 3,7 (sangat baik)

Dengan ketentuan perolehan rata-rata skor bahwa: 3,60 - 4,00 = Sangat Baik

3,10 – 3,60 = Baik 2,60 – 3,10 = Cukup 2,10 – 2,60 = Kurang Baik 1,60 - 2,10 = Sangat Kurang

Pada lembar observasi guru pada siklus 2, menyatakan bahwa kegiatan pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) pada siklus 2 rata-rata skor pertemuan I adalah 3,7, rata skor pertemuan 2 adalah 3,7 , dan

(22)

rata-rata skor pada pertemuan ketiga adalah 3,8 yang masing-masing perolehan skor tersebut dalam kategori sangat baik.

Sedangkan pada lembar observasi siswa pada siklus II menyatakan bahwa kegiatan pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) pada siklus II rata-rata skor pertemuan I adalah 3,6, rata skor pertemuan 2 adalah 3,7 , dan rata-rata skor pada pertemuan ketiga adalah 3,8 yang masing-masing perolehan skor tersebut dalam kategori sangat baik.

Berdasarkan hasil perolehan skor tersebut menunjukkan bahwa proses pembelajaran sudah berhasil. Perolehan skor guru dan siswa sudah mencapai kategori sangat baik sehingga tidak perlu diadakan siklus 3 karena hasil skor sudah mencapai indikator kerja yang direncanakan. 5. Refleksi

Setelah tindakan siklus 2 dilakukan, diadakan refleksi proses pembelajaran yang telah dilaksanakan. Tujuan dari refleksi ini adalah untuk mendapatkan kritik dan saran dari pengamat atau observer yang dilakukan oleh guru kelas II dalam pembelajaran yang telah dilakukan oleh peneliti. Selain itu, refleksi dialakukan untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan yang ada pada siklus 2. Terdapat kelebihan dan kekurangan dari hasil refleksi proses pembelajaran siklus 2 ini.

Proses pembelajaran di kelas sudah dapat berjalan dengan baik. Peneliti telah melakukan pembelajaran sesuai rencana dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) serta siswa juga sudah melaksanakan pembelajaran sesuai yang diharapkan oleh peneliti. Dalam pembelajaran pada siklus 2 peneliti sudah dapat melaksanakan tugasnya dengan baik sehingga indikator kerja dapat tercapai. Peneliti sudah dapat menyampaikan materi dengan menarik sehingga siswa menjadi lebih semangat dan tertarik untuk belajar. Peneliti sudah menjelaskan petunjuk pengerjaan Lembar Kerja Siswa yang dikerjakan bersama kelompok sehingga siswa sudah tidak bingun saat mengerjakan. Peneliti sudah lebih tegas terhadap kelompok sehingga semua kelompok dapat berperan aktif melaksanakan tugasnya dalam pembelajaran. Peliti sudah meningkatkan interaksi dengan siswa sehingga pembelajaran menjadi lebih kondusif.

(23)

Kelebihan dari penggunaan model pembelajaran Kooperatif tipe STAD pada siklus 2 ini adalah

a. Siswa aktif dalam pembelajaran.

b. Siswa dapat berperan sebagai tutor sebaya. c. Interaksi siswa menjadi meningkat.

d. Hasil belajar siswa juga meningkat. e. Kerja sama siswa menjadi meningkat.

Namun terlepas dari kelebihan yang diperoleh, terdapat kekurangan atau kelemahan dari proses pembeajaran yang dilakukan yaitu

a. Membutuhkan waktu yang lebih lama.

b. Harus dapat membagi kelompok siswa dengan baik. c. Menuntut siswa untuk bekerja sama.

4.2. Hasil Analisis Data

4.2.1 Kondisi Awal (Pra Siklus)

Berdasarkan hasil analisis data, terlihat bahwa 25 siswa, hanya terdapat 8 siswa yang nilainya telah memenuhi KKM (70) sedangkan nilai 17 siswa lainnya masih jauh di bawah KKM dengan rata-rata yg diperoleh yaitu 65,2. Hal ini dapat terjadi karena pengajaran guru yang masih konvensional dan kurang menarik sehingga menyebabkan hasil belajar siswa menjadi rendah. Berikut ini adalah hasil belajar siswa pra siklus yang disajikan dengan tabel distribusi menurut Nar Herrhyanto dan H. M. Akib Hamid (2008:2.13).

Tabel 4.18

Distribusi Hasil Belajar Matematika Siswa Pra Siklus

No Rentang Nilai Ketuntasan Frekuensi Presentase (%)

1 46-51 Tidak tuntas 1 4 2 52-57 Tidak tuntas 5 20 3 58-63 Tidak tuntas 3 12 4 64-69 Tidak Tuntas 8 32 5 70-75 Tuntas 7 28 6 76-81 Tuntas 1 4 Jumlah 25 100

Berdasarkan tabel distribusi hasil belajar Matematika siswa kelas II dapat kita lihat bahwa siswa yang mengalami ketuntasan belajar lebih sedikit dibanding siswa yang tuntas. Secara lebih detail ada 35% siswa telah mengalami ketuntasan

(24)

dan 65 % siswa belum mengalami ketuntasan seperti pada gambar diagram dibawah ini.

Gambar 4.1 Diagram Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Pra Siklus 4.2.2 Siklus 1

Setelah diperoleh hasil pra siklus melalui observasi, maka peneliti melakukan diskusi dengan guru kelas II guna membahas mengenai penyebab rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran Matematika. Hasil diskusi antara guru dan peneliti adalah penggunaan model pembelajaran yang menarik untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Peneliti menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Berikut ini adalah hasil belajar siswa yang disajikan dengan tabel distribusi menurut Nar Herrhyanto dan H. M. Akib Hamid (2008:2.13).

Tabel 4.19

Distribusi Hasil Belajar Matematika Siswa Siklus I

No Rentang Nilai Ketuntasan Jumlah Siswa Presentase (%)

1 46-51 Tidak tuntas 0 0 2 52-57 Tidak tuntas 0 0 3 58-63 Tidak tuntas 2 8 4 64-69 Tidak tuntas 9 36 5 70-75 Tuntas 5 20 6 76-81 Tuntas 7 28 7 82-87 Tuntas 2 8 Jumlah 25 100

Berdasarkan tabel distribusi ketuntasal hasil belajar matematika siswa pada siklus 1 dari penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD hasil yang diperoleh pada siklus 1 ini adalah sebanyak 14 siswa mengalami ketuntasan

Tuntas 32%

(25)

belajar atau sebesar 56% sedangakan 11 siswa lainnya belum mencapai ketuntasan atau sebesar 44%.

Dalam pelaksanaan siklus 1 ini, masih terdapat beberapa kekurangan diantaranya peneliti sebagai pengajar adalah kurang dapat mengembangkan materi, kurang dapat membimbing siswa dan membuat situasi kelas menjadi kondusif ketika perhitungan skor kemajuan. Sedangkan kekurangan pada siswa adalah siswa kurang aktif untuk menanggapi pertanyaan dan perintah guru dalam menjalankan tugas kelompoknya. Dari tabel distribusi ketuntasan belajar matematika pada siklus 1 terlihat persentase siswa yang tuntas sebanyak 44% dan yang tidak tuntas sebanyak 56%. Berikut ini akan disajikan persentase ketuntasan hasil belajar pada siklus 1.

Gambar 4.2 Diagram Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Siklus 1 4.2.3 Siklus 2

Setelah diperoleh data pada Siklus 1, maka peneliti bersama guru kelas II melakukan diskusi mengenai penyebab belum tercapainya ketuntasan belajar yang diharapkan yaitu mencapai minimal 90 %. Siklus 2 merupakan penyempurnaan dan perbaikan dari kekurangan-kekurangan yang ada di siklus 1. Siklus 2 dilaksanakan pada 3 pertemuan. Berikut ini adalah hasil belajar siswa siklus 2 yang disajikan dengan tabel distribusi menurut Nar Herrhyanto dan H. M. Akib Hamid (2008:2.13).

Tuntas 56%

(26)

Tabel 4.20

Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Matematika Siswa Siklus II

No Rentang Nilai Ketuntasan Frekuensi Presentase (%)

1 46-51 Tidak tuntas 0 0 2 52-57 Tidak tuntas 0 0 3 58-63 Tidak tuntas 0 0 4 64-69 Tidak tuntas 2 8 5 70-75 Tuntas 1 4 6 76-81 Tuntas 3 12 7 82-87 Tuntas 5 20 8 88-93 Tuntas 10 40 9 94-99 Tuntas 0 0 10 100-105 Tuntas 4 16 Jumlah 25 100

Berdasarkan distribusi hasil belajar siswa kelas II pada siklus 2 dapat kita lihat bahwa pada siklus 2 ini siswa yang mengalami ketuntasan belajar lebih banyak dibanding siswa yang belum tuntas, terdapat 2 siswa tidak tuntas dan 23 siswa yang tuntas. Secara lebih detail 92% siswa telah mengalami ketuntasan dan 8% siswa belum mengalami ketuntasan seperti pada gambar diagram berikut ini.

Gambar 4.3 Diagram Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Siklus II Dalam siklus 2 ini, pembelajaran dianggap telah baik karena dapat mencapai indikator keberhasilan yaitu 92% dari 90 % siswa yang diharapkan mengalami ketuntasan sehingga tidak perlu diadakan siklus 3. Berdasarkan hasil tindakan yang telah dilakukan dapat diketahui telah terjadi peningkatan hasil belajar Matematika melalui penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) dengan Standar Kompetensi mengenal unsur-unsur bangun datar sederhana kelas II SD Negeri Bawen 03 Kabupaten Semarang semester 2 tahun pelajaran 2013/2014. Keberhasilan tersebut dapat dilihat pada tabel dan gambar diagram berikut ini:

Tuntas 92%

(27)

Tabel 4.21

Distribusi Perbandingan Tiap Siklus

Ketuntasan

Belajar Nilai

Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2 Frekuensi % Frekuensi % Frekuensi %

Tuntas ≥ 70 8 32 14 56 23 92

Tidak Tuntas < 70 17 68 11 44 2 8

Jumlah 25 100 25 100 25 100

Berikut ini adalah gambar diagram yang menunjukan perbandingan ketuntasan belajar Matematika pada Pra Siklus, Siklus I dan siklus II.

Gambar 4.4 Diagram Perbandingan Jumlah Ketuntasan Tiap Siklus Perbandingan persentase jumlah ketuntasan hasil belajar Matematika pada pra siklus, siklus I dan siklus II dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Gambar 4.5 Diagram Perbandingan Presentase Ketuntasan Tiap Siklus Selain ditinjau dari perolehan hasil belajar siswa yang semakin meningkat, perolehan skor maksimal siswa juga meningkat yaitu yaitu pada pra siklus sebesar 80, pada siklus 1 menjadi 87, dan pada siklus 2 juga menjadi 100. Hasil perolehan skor maksimal siswa dapat dilihat pada gambar grafik perbandingan skor maksimal berikut ini.

Pra Siklus 32%

Siklus I 56%

(28)

Gambar 4.6 Grafik Perbandingan Skor Maksimal Tiap Siklus

Sedangkan perolehan skor minimal juga meningkat yaitu pada pra siklus sebesar 46, pada siklus 1 meningkat menjadi 60 dan pada siklus II meningkat menjadi 67. Hasil perolehan skor minimal siswa dapat dilihat pada gambar grafik perbandingan skor minimal berikut ini.

Gambar 4.7 Grafik Perbandingan Skor Minimum Tiap Siklus

Dilihat dari skor rata-rata pada tiap siklus juga mengalami peningkatan yaitu pada pra siklus skor rata-rata sebesar 64,6, pada siklus 1 meningkat menjadi 72,8 dan pada siklus 2 meningkat menjadi 88,4. Hasil skor rata-rata siswa dapat dilihat pada gambar grafik perbandingan skor rata-rata berikut ini.

(29)

Gambar 4.8 Grafik Perbandingan Rata-rata Skor Tiap Siklus

Skor yang diperoleh dalam lembar obeservasi guru selama proses pembelajaran berlangsung pada siklus 1 guru memperoleh skor rata-rata dari pertemuan 1, pertemuan 2 dan pertemuan 3 sebesar 3,3, sehingga perolehan skor tersebut termasuk dalam kategori baik. Sedangkan pada siklus 2 guru mengalami peningkatan perolehan skor pada lembar observasi, guru memperoleh skor rata-rata dari pertemuan 1, pertemuan 2 dan pertemuan 3 sebesar 3,7 sehingga perolehan skor tersebut termasuk dalam kategori sangat baik.

Sedangkan skor yang diperoleh pada siklus 1 siswa memperoleh skor rata-rata dari pertemuan 1, pertemuan 2 dan pertemuan 3 sebesar 3,3 sehingga perolehan skor tersebut termasuk dalam kategori baik. Pada siklus 2 siswa mengalami peningkatan perolehan skor pada lembar observasi, siswa memperoleh skor rata-rata dari pertemuan 1, pertemuan 2 dan pertemuan 3 sebesar 3,7 sehingga perolehan skor tersebut termasuk dalam kategori sangat baik.

Hasil rata-rata skor observasi guru dan siswa dapat dilihat pada gambar diagram perbandingan skor rata-rata observasi berikut ini.

(30)

Gambar 4.9 Diagram Perbandingan Rata-rata Skor Observasi Tiap Siklus

4.3. Pembahasan

Penggunaan model pembelajaran Kooperatif tipe STAD dapat mningkatkan hasil belajar Matematika siswa kelas II. Peningkatan ini tidak terlepas dari langkah-langkah utama model pembelajaran Kooperatif tipe STAD yaitu penyajian kelas, tim, kuis, skor kemajuan individu, dan rekognisi tim. Dengan penggunaan model pembelajaran Kooperatif tipe STAD ini dapat menumbuhkan semangat belajar siswa. Dengan bekerja sama dengan kelompok, siswa dapat tertarik untuk aktif ambil bagian dalam pembelajaran di kelas. Ketika pembelajaran dimulai, siswa akan mendapatkan penjelasan guru mengenai materi yang dipelajari. Guru menyampaikan dengan penjelasan yang menarik sehingga siswa tidak bosan untuk menyimak. Siswa diajak untuk aktif dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberi oleh guru. Siswa juga diberi latihan terbimbing agar lebih memahami materi yang diajarkan. Dalam penyajian kelas ini siswa menerima informasi atau pengetahuan mengenai materi sesuai dengan proses belajar siswa menurut Bruner yaitu mulai dari enaktif, ikonik dan simbolis. Pada proses enaktif guru membangun pemahaman siswa dengan benda konkrit, misalnya penggaris segitiga, buku, dan uang logam. Pada proses ikonik, guru membangun pemahaman siswa dengan menggunakan gambar misalnya gambar roda, gambar segitiga pengaman, dan gambar jendela. Sedangkan pada simbolis guru membangun pengetahuan siswa dengan menggunakan gambar segitiga, persegi, persegi panjang dan lingkaran. Pengetahuan yang sudah didapat

(31)

kemudian dibawa ke dalam kelompok untuk saling dibagikan. Di dalam kelompok, siswa saling membantu belajar satu sama lain. Pembagian siswa dalam kelompok ini harus heterogen. Hal ini bertujuan agar antar siswa dapat saling melengkapi, saling membantu menguasai materi yang sudah diajarkan. Siswa yang sudah memahami dapat mengajarkan kepada teman di kelompoknya yang kurang memahami materi yang sudah diajarkan. Dengan cara ini, siswa yang kurang memahami penjelasan guru dapat bertanya atau mendapat penjelasan dari teman karena bahasa yang digunakan temannya biasanya lebih mudah dipahami. Siswa secara bersama-sama mengerjakan LKS sebagai latihan mandiri siswa. Guru hanya bertugas untuk membimbing dan mengarahkan kelompok untuk belajar dan mengerjakan tugas. Di dalam kerja sama tim ini sangat menentukan keberhasilan dari setiap tim. Tim yang lebih menguasai materi itulah yang menang. Setelah bekerja bersama tim, saatnya melakukan kuis. Kuis dikerjakan secara individu. Siswa tidak boleh bekerja sama dengan temannya. Kuis yang sudah selesai dikerjakan lalu dibahas bersama untuk menghasilkan skor yan didapat setiap siswa. Skor itu kemudian dihitung agar dapat terlihan poin kemajuan setiap individu dan kelompoknya. Dari perhitungan ini dapat terlihat tim yang paling unggul adalah yang menang. Tim yang menang akan diberi pengahargaan oleh guru. Dengan model pembelajaran ini, siswa lebih senang untuk belajar Matematika.

Pembelajaran pada siklus 1 yang diutamakan adalah perbaikan proses pembelajaran agar terjadi peningkatan hasil belajar Matematika siswa. Kompetensi Dasar yang digunakan pada siklus 1 adalah KD 4.1 Mengelompokan bangun datar. Dengan menggunakan alat peraga berupa gambar segitiga, persegi, persegi panjang, lingkaran, dan benda-benda bangun datar yang ada di dalam kelas, misalnya penggaris segitiga, papan tulis, ubin, dan jam dinding yang dapat memudahkan siswa memahami materi. Siswa dapat memahami materi dengan cara dengan mulai mengamati benda-benda di dalam kelas, dan gambar-gambar sehingga akan memudahkan siswa untuk mengenal bangun datar. Dengan melihat langsung bentuk benda akan membangun pengetahuan mereka dari hal yang konkrit. Hasil belajar Matematika siklus 1 mengalami peningkatan dibanding hasil belajar pada pra siklus. Peningkatan ini karena penggunaan model pembelajaran

(32)

Kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Division). Dengan penggunaan model pembelajaran ini siswa menjadi lebih tertarik belajar Matematika. Model pembelajaran Kooperatif tipe STAD menitikberatkan pada kerja sama di dalam kelompok atau tim. Tim yang lebih menguasai atau memahami materi itulah yang akan mendapat skor banyak ketika mengerjakan sosl kuis dan akan menjadi pemenangnya. Dengan adanya kompetisi antar tim akan menumbuhkan semangat untuk belajar dan bekerja sama di dalam tim sehingga antar siswa di dalam kelompok akan saling membantu untuk meraih kemenangan.

Pembelajaran yang dilakukan di siklus 2 adalah perbaikan dari pembelajaran siklus 1. Pada hasil pembelajaran siklus 2 terjadi peningkatan. Hal ini terjadi karena adanya penggunaan model pembelajaran Kooperatif tipe STAD. Kompetensi Dasar pada siklus 2 ini adalah KD 4.2 Mengenal sisi-sisi bangun datar. Penyajian kelas ini menggunakan bentuk-bentuk bangun datar seperti segitiga, persegi, persegi panjang yang di ujungnya diberi hufur untuk mengenalkan nama sisi bangun misalnya segitiga ABC mempunyai sisi AB, sisi BC, dan sisi CA. Dalam pembelajaran ini siswa diajak untuk memberi nama bangun datar dan sisi-sisinya melalui penjelasan guru. Di dalam tim mereka bekerja sama untuk saling membantu belajar teman yang lain di dalam tim. Mereka bersama-sama diberi latian utuk memberi nama bangun segitiga, persegi dan persegi panjang. Pada siklus 2 ini siswa sudah memahami jalannya pembelajaran sehingga mereka mengerti dengan tugas mereka di dalam kelompok yaitu memberi nama sisi-sisi bangun datar. Dengan bimbingan guru, siswa menjadi lebih memahami cara memberi nama sisi bangun datar. Pada siklus 2 ini terjadi peningkatan hasil belajar. Hal ini terbukti ketika siswa melakukan kuis, pada kemajuan poin siswa dan kelompok menjadi semakin meningkat. Selain itu hasil belajar Matematika siklus 2 ini lebih meningkat dibanding dengan siklus 1. Siswa juga lebih bersemangat untuk belajar Matematika dan menganggap Matematika adalah mata pelajaran yang menyenangkan dan menarik. Dengan demikian hasil belajar siswa pada mata pelajaran Matematika menjadi lebih baik dan meningkat. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang sebelumnya sudah dilakukan oleh Kartika Yuni Purwanti tahun 2013 dalam skripsinya yang

(33)

berjudul “Upaya Peningkatan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Alam Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) Berbantuan VCD Pembelajaran Siswa Kelas 5 SD Negeri Lanjan 01 Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang Semester II Tahun Pelajaran 2012/2013” dan penelitian yang dilakukan Dewi Anggraini Purbaningtyas tahun 2012 dalam skripsinya yang berjudul ”Efektivitas Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Team Achievement Division) dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPA Kelas IV SD Negeri Bawen Lor 01 Kabupaten Semarang Semester II Tahun Pelajaran 2011/2012”. Dari kedua peneliti tersebut dan berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, model pembelajaran Kooperatif tipe STAD (Student Team Achievement Division) dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Dari hasil penelitian ini, siklus 1 dan siklus 2 telah mengalami peningkatan baik hasil belajar maupun skor observasi guru dan siswa. Berdasarkan hasil observasi, siswa juga semakin aktif dalam pembelajaran. Hal ini sesuai dengan penelitian Kartika Yuni Purwanti, (2013; 18) bahwa dengan model pembelajaran Kooperatif tipe STAD kerja sama antar siswa menjadi semakin meningkat, siswa semakin aktif membantu teman untuk belajar dan memotivasi untuk keberhasilan bersama, siswa aktif berperan sebagai tutor sebaya, dan interaksi siswa semakin meningkat. Peningkatan ini terjadi karena penggunaan model pembelajaran Kooperatif tipe STAD. Dengan demikian, terbukti bahwa hipotesis penelitian telah terbukti dapat meningkatkan hasil belajar Matematika siswa kelas II SD Negeri Bawen 03 Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang Semester II tahun ajaran 2013/20143.

Gambar

Gambar 4.1 Diagram Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Pra Siklus  4.2.2  Siklus 1
Gambar 4.2 Diagram Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Siklus 1  4.2.3  Siklus 2
Gambar 4.6 Grafik Perbandingan Skor Maksimal Tiap Siklus
Gambar 4.8 Grafik Perbandingan Rata-rata Skor Tiap Siklus
+2

Referensi

Dokumen terkait

COBIT 5 merupakan versi terbaru yang menyediakan kerangka kerja yang digunakan untuk membantu perusahaan atau organisasi dalam mencapai nilai yang optimal dari tata

Zaman modern, zaman dengan semua hal dalam bidang apapun sudah maju adanya. Elektronik, keamanan, persenjataan hingga alat komunikasi sudah canggih. Ternyata kemuajuan itu

Zona hambat adalah zona jernih di sekitar sumuran yang disebabkan karena berkurangnya atau tidak adanya pertumbuhan koloni bakteri uji karena perlakuan cairan kultur,

Hasil penelitian kondisi terumbu karang yang dilakukan di perairan Pulau Panjang diketahui dalam kondisi baik dengan rata-rata tutupan karang sebesar

Dan apabila ia (masih juga) tidak mampu, hendaklah ia mengubahnya dengan hatinya. Dan inilah kondisi keimanan yang paling lemah. al-Bukhari, Muslim, al-Tirmidzi

Adapun problematikan dalam pelaksanaan mediasi perkara perceraian di Pengadilan Agama Sungguminasa yaitu kebulatan tekad para pihak untuk bercerai, akumulasi kekecewaan

Implementasi Electronic Government mencakup; membuat pekerjaan lebih efektif, layanan berbasis online, kemudahan akses ke data dan informasi, mengurangi biaya yang terkait