• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI JAGUNG DI KECAMATAN KUALA KABUPATEN NAGAN RAYA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI JAGUNG DI KECAMATAN KUALA KABUPATEN NAGAN RAYA"

Copied!
46
0
0

Teks penuh

(1)

PRODUKSI JAGUNG DI KECAMATAN KUALA

KABUPATEN NAGAN RAYA

SKRIPSI

OLEH

NURJANAH YUS

NIM : 08C20101067

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS TEUKU UMAR

MEULABOH, ACEH BARAT

(2)

Skripsi dengan Judul :

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI JAGUNG DI KECAMATAN KUALA KABUPATEN NAGAN RAYA

Yang disusun oleh :

Nama : Nurjanah Yus

NIM : 08C20101067

Fakultas : Ekonomi

Program Studi : EKP (Ekonomi Pembangunan)

Telah dipertahankan didepan Dewan Penguji pada tanggal 09 Maret 2014 dan di nyatakan memenuhi syarat untuk diterima.

SUSUNAN DEWAN PENGUJI

1. Abd. Jamal, SE, M.Si. (……….)

(Ketua Penguji)

2. Zubaidi, MM (……….)

(Anggota Penguji I)

3. Irvan Subandar, SP, MP (……….)

(Anggota Penguji II)

4. Alisman, SE. (……….)

(Anggota Penguji III)

Alue Penyareng, 09 Maret 2014 Ketua Program Studi Ekonomi Pembangunan

(3)

iii ABSTRAK

NURJANAH YUS. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi Jagung di Kecamatan Kuala Kabupaten Nagan Raya. Dibawah bimbingan Zulbaidi dan Irvan Subandar.

Usaha tani dapat memberi peranan terhadap sumber pendapatan dari hasil produksi bagi masyarakat yang mengusaha tanaman jagung namun dalam menjalankan proses produksi terdapat berbagai hambatan seperti kurangnya modal, Luas lahan, dan tenaga kerja.

Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh tenaga kerja, luas lahan, dan modal dan serta mengetahui pengaruh faktor-faktor produksi dalam usaha tani jagung di Kecamatan Kuala Kabupaten Nagan Raya.

Hasil penelitian diperoleh rata-rata produksi jagung di Kecamatan modal 2080689.66. Diperoleh persamaan akhir estiminasi yaitu Y = -397.539 + 34792.632 X1 + 1.645 X2 + 0.002 X3 jika konstanta -397.539 artinya apabila variabel luas lahan, jam kerja, dan modal sama dengan nol, maka produksi jagung di Kecamatan Kuala sebesar -397.539

Koefisiensi determinasi adjusted 99.4 % menunjukan bahwa produksi jagung di Kecamatan Kuala dipengaruhi oleh faktor luas lahan, tenaga kerja, dan modal. Sedangkan sisanya sebesar 0,06 % dipengaruhi oleh variabel lain diluar penelitian. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa hanya faktor jam kerja dan modal yang mempengaruhi secara signifikan terhadap produksi jagung di Kecamatan Kuala Kabupaten Nagan Raya.

(4)

vi

RIWAYAT HIDUP

Nama : Nurjanah Yus

Tempat/Tgl. Lahir : Purworejo, 09 Agustus 1988 Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Nama Ayah : Yusran Nama Ibu : Yusnita

Alamat : Desa Purworejo

Kecamatan Kuala Kabupaten Nagan Raya

JENJANG PENDIDIKAN FORMAL : 1996 – 2002 : SD Negeri Purworejo 2002 – 2005 : SLTP Negeri 3 Kuala 2005 – 2008 : SMA Negeri 2 Kuala

2008 : Fakultas Ekonomi Universitas Teuku Umar JENJANG PEDIDIKAN NON FORMAL :

Kursus Komputer

(5)

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Tanaman jagung (Zea mays. L) sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia ataupun hewan. Jagung merupakan makanan pokok kedua setelah padi. Sedangkan berdasarkan urutan bahan makanan pokok di dunia, jagung menduduki urutan ketiga setelah gandum dan padi. Sebagai bahan makanan jagung mengandung zat-zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh manusia dalam jumlah yang besar. Selain itu jagung juga dapat digunakan untuk pakan ternak, serta bahan dasar industri seperti untuk makanan dan minuman, tepung, minyak dan lain-lain. Melihat begitu pentingnya jagung bagi manusia maka perlu ditingkatkan produksinya (Handoyo 2002, h. 22).

Salah satu komoditi palawija yang memiliki peranan yang penting di Indonesia khususnya di Kecamatan Kuala Kabupaten Nagan Raya adalah jagung, karena merupakan sumber protein dan kalori yang sangat dibutuhkan oleh tubuh manusia. Hampir sebagian besar jagung yang dihasilkan digunakan untuk bahan makanan manusia, terutama dalam bentuk tepung, digiling atau dimasak seperti beras atau dicampur dengan beras. Persentase kegunaan jagung di Indonesia adalah 71,7 persen untuk bahan makanan manusia, 15,5 persen untuk makanan ternak, 0,8 persen untuk industri, 0,1 persen untuk diekspor dan 11,9 persen untuk kegunaan lain (http://manfaat-tanaman-pangan.blogspot.com di akses 15 agustus 2013).

Produksi jagung di Kecamatan Kuala masih relatif rendah dan masih belum dapat memenuhi kebutuhan konsumen yang cenderung terus meningkat.

(6)

Produksi jagung nasional belum mampu mengimbangi permintaan yang sebagian dipacu oleh pengembangan industri pakan dan pangan. Masih rendahnya produksi jagung ini disebabkan oleh berbagai faktor antara lain seperti teknologi bercocok tanam yang masih kurang baik, kesiapan dan keterampilan petani jagung yang masih kurang, penyediaan sarana produksi yang masih belum tepat serta kurangnya permodalan petani jagung untuk melaksanakan proses produksi sampai ke pemasaran hasil dan pilihan terhadap kombinasi penggunaan tenaga kerja, benih, pupuk, dan obat-obatan yang optimal maka akan mendapatkan hasil yang maksimal. Dengan kata lain suatu kombinasi input dapat menciptakan sejumlah produksi dengan cara yang lebih efisien (Soekartawi 2002, h.24).

Umumnya usaha tani jagung dilakukan berskala kecil, karena masih banyaknya permasalahan yang dihadapi oleh petani jagung. Permasalahan klasik yang sering dihadapi oleh petani jagung adalah terbatasnya permodalan, manajemen usaha dan pemasaran hasil sehingga tidak dapat melakukan usaha dengan volume usaha yang luas dan lebih intensif serta pemasaran hasil dengan baik. Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan produksi petani jagung diantaranya adalah dengan sistem kemitraan usaha dalam agribisnis jagung.

Tanaman jagung sebagai usaha tani yang pengusahaannya dilakukan secara tepat oleh petani untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Namun demikian masih banyak kendala-kendala ekonomi yang dihadapi petani, antara lain jarak waktu yang panjang antara pengeluaran dan penerimaan pendapatan dalam pertanian, karena pendapatan yang diterima petani hanya pada setiap musim panen saja, sementara pengeluaran harus dikeluarkan setiap hari. Faktor lain yang menjadi hambatan petani adalah keadaan cuaca.

(7)

Pengembangan tanaman jagung di Kecamatan Kuala masih terbatas pada petani-petani bermodal kuat yang mampu menerapkan teknik tanam secara tepat. Keterbatasan ini disebabkan oleh harga benih yang relatif mahal, kebutuhan pengairan dan pemeliharaan yang tepat, ketahanan terhadap hama dan penyakit yang masih rendah dan kebutuhan pupuk yang cukup tinggi. Di samping itu juga karena kurangnya informasi dan pengetahuan petani mengenai usaha jagung serta masih sulitnya pemasaran.

Selanjutnya untuk meningkatkan produksi jagung dari setiap lahan, petani menghadapi pada suatu masalah penggunaan modal dan teknologi yang tepat. Dalam menghadapi pilihan tersebut kombinasi penggunaan modal seperti benih, pupuk dan obat-obatan disamping tenaga kerja yang tepat akan menjadi dasar dalam melaksanakan pilihan tersebut. Kenyataannya, masalah penggunaan faktor produksi yang terdapat pada usaha tani masalah utama yang selalu dihadapi petani disamping faktor produksi juga masalah keahlian. Seperti diketahui bahwa pendapatan mempunyai hubungan langsung dengan hasil produksi usaha tani, sedangkan produksi yang dihasilkan ditentukan oleh keahlian seseorang dalam mengelola penggunaan faktor produksi yang mendukung usaha tani seperti tanah, tenaga kerja, modal dan pengelolaan atau manajemen.

Menurut Soekartawi (2002 h.29) usaha tani pada hakekatnya adalah perusahaan, maka seorang petani atau produsen sebelum mengelola usaha taninya akan mempertimbangkan antara biaya dan produksi, dengan cara mengalokasikan sumber daya yang ada secara efektif dan efesien, guna memperoleh keuntungan yang tinggi pada waktu tertentu. Dikatakan efektif bila petani atau produsen dapat mengalokasikan sumber daya yang mereka miliki dengan sebaik-baiknya, dan

(8)

dikatakan efisien bila pemanfaatan sumber daya tersebut menghasilkan keluaran (output) yang melebihi masukan (input). Hal ini tentunya akan mempengaruhi produksi bagi petani jagung khususnya di Kecamatan Kuala Kabupaten Nagan Raya. Luas areal tanaman jagung di Kabupaten Nagan Raya dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 1

Keadaan Luas Tanam, Luas Panen, Produksi Rata-rata dan Jumlah Petani (KK) yang Menanam Jagung di Kabupaten Nagan Raya

No Kecamatan Luas Tanam (Ha) Luas Panen (Ha) Produksi (Ton) Rata-rata (Ton/Ha) Jumlah Petani (KK) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Kuala Kuala Pesisir Tadu Raya Seunagan Suka Makmue Seunagan Timur Tripa Makmur Beutong Beutong Ateuh Darul Makmur 28 255 40 60 30 65 15 75 5 375 285 255 42 60 30 60 12 72 5 350 598 535 84 114 66 120 21 144 9 735 2,16 2,10 2,00 1,90 1,89 2,00 1,75 2,00 1,80 2,12 117 120 16 19 15 25 8 24 6 175 Jumlah 1.205 1.171 2.426 2,06 525

Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Nagan Raya 2013

Berdasarkan tabel 1 terlihat bahwa jumlah produksi tanaman jagung di Kabupaten Nagan Raya 2.426 ton dengan rata-rata produksi 2,06 kg/Ha. Kecamatan Darul Makmur merupakan kecamatan yang mempunyai luas tanam produksi serta jumlah petani yang terbesar dari sepuluh Kecamatan yang ada dalam wilayah Kabupaten Nagan Raya. Sedangkan Kecamatan Kuala berada pada urutan kedua dalam usaha tanaman jagung dengan luas tanam mencapai 285 hektar.

Selanjutnya kecamatan kuala merupakan salah satu kecamatan penghasil berbagai komoditi pertanian tidak terkecuali tanaman jagung yakni meliputi proses produksi sampai pada pemasaran dan aktifitas lain yang berkaitan dengan

(9)

kegiatan pertanian. Suatu usaha tani sangat tergantung pada tersedianya faktor-faktor produksi yaitu modal, luas lahan, tenaga kerja,dan pengelolaan atau manajemen dalam usaha tani

Berdasarkan hal tersebut, maka mendorong penulis untuk melakukan penelitian yang dituangkan dalam karya ilmiah dengan judul: ’’Faktor-faktor

yang Mempengaruhi Produksi Jagung di Kecamatan Kuala Kabupaten Nagan

Raya’’. Hasil akhir dari penelitian ini diharapkan bisa digunakan sebagai bahan

rujukan maupun informasi bagi perkembangan usaha tani jagung dimasa yang akan datang.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang menjadi rumusan masalah adalah sebagai berikut: Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi produksi jagung di Kecamatan Kuala Kabupaten Nagan Raya ?

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang diharapkan dalam penelitian ini adalah: Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi produksi jagung di Kecamatan Kuala Kabupaten Nagan Raya.

1.4. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang dapat diharapkan dan dapat diperoleh dari hasil penelitian ini terbagi menjadi 2 (dua) yaitu:

(10)

1.4.1. Manfaat Teoritis a. Bagi Penulis/Peneliti

Sebagai salah satu persyaratan Akademis untuk mendapatkan gelar sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Universitas Teuku Umar Meulaboh dan menambah wawasan bagi penulis serta pengetahuan tentang faktor-faktor produksi jagung di Kecamatan Kuala Kabupaten Nagan Raya dan untuk kedepannya dapat digunakan sebagai bahan penelitian untuk dikembangkan lagi. b. Bagi Lingkungan Akademis

Dapat dijadikan bahan bacaan bagi pihak akademis dan menjadi masukan bagi pengembangan ilmu pengetahuan terutama bagi mahasiswa/i yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut, dan di samping itu dapat memperluas dan memantapkan wawasan dan keterampilan mental mahasiswa/i sehingga diharapkan akan memberikan kontribusi baik secara langsung maupun tidak langsung bagi perpustakaan Fakultas Ekonomi.

1.4.2. Manfaat Praktis

Manfaat praktis dari penelitian ini adalah sebagai bahan informasi bagi para petani dan pihak-pihak yang ada keterkaitan dengan penelitian ini serta diharapkan dapat memberikan solusi terhadap produksi jagung di Kecamatan Kuala Kabupaten Nagan Raya.

1.5. Sistematika Pembahasan

Adapun sistematika pembahasan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

(11)

Bagian Pertama terdiri dari pendahuluan yaitu latar belakang dari masalah tentang faktor-faktor yang mempengaruhi produksi jagung, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika pembahasan.

Bagian kedua membahas tinjauan pustaka yang berisi tentang usahatani, tanaman jagung, pengertian produksi, faktor-faktor mempengaruhi produksi jagung dan perumusan hipotesis.

Bagian ketiga terdapat metode penelitian yang terdiri dari populasi dan sampel, data penelitian yang didalamnya mengenai jenis dan sumber data, teknik pengumpulan data, model analisis data, pengertian operasional variabel dan pengujian hipotesis.

Bagian keempat hasil dan pembahasan yang terdiri dari Statistik Deskriptif Variabel Penelitian, Karakteristik Responden, Hasil Pengujian Hipotesis,dan Pembahasan Hasil Penelitian.

Bagian kelima Simpulan dan Saran, yang berisi tentang simpulan penelitian dan saran penulis.

(12)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Usahatani.

Usaha tani adalah organisasi dari alam (lahan), tenaga kerja, dan modal yang ditunjukkan kepada produksi dilapangan pertanian. Organisasi tersebut ketatalaksanaannya berdiri sendiri dan sengaja diusahakan oleh seseorang atau sekelompok orang sebagai pengelolanya dengan demikian usaha tani diatas telah mencakup pengertian yang luas dari bentuk yang paling sederhana sampai yang paling modern selain usaha tani dikenal pula istilah perkebunan, yang sebelumnya juga merupakan usaha tani yang dilaksanakan secara komersil (Firdaus 2009, h.6).

Proses produksi dalam usaha tani merupakan proses pengelolaan lahan pertanian yang diorganisasi oleh tenaga kerja sehingga menghasilkan hasil produksi pertanian juga erat kaitannya dengan faktor produksi modal. Kegitan usaha dibidang pertanian yang berskala kecil mereka mengelola lahan yang kecil dan modal yang kecil usaha taninya hanya untuk memenuhi kebutuhan hidup. Usaha tani merupakan sebagai sumber penghasilan bagi petani untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya, dimana seorang petani bisa memanfaatkan sumberdaya alam yang ada secara efektif dan efesien untuk memperoleh hasil produksi yang menguntungkan bagi petani itu sendiri (Reijatjes at el 2011, h 26). Sebuah usaha taninya adalah bagian dari permukaan bumi dimana seorang petani melakukan usahanya yang bercocok tanam dan memelihara ternak untuk memperoleh pendapatannya dari hasil produksi.

(13)

2.1.1 Tanaman Jagung

Jagung termasuk tanaman yang familiar bagi sebagian masyarakat Indonesia terutama masyarakat di pedesaan. Seiring dengan perkembangan teknologi pada saat ini banyak beredar jenis jagung. Jagung biasanya ditanam di dataran rendah, baik di sawah tadah hujan maupun sawah irigasi. Sebagian terdapat juga di daerah pergunungan pada ketinggian 1000-1800 meter di atas permukaan laut. Beberapa syarat tumbuh tanaman jagung antara lain, tanah, iklim, varietas dan waktu tanam (Purwono dan Hartono 2008, h. 10).

Produksi jagung sangat dipengaruhi oleh banyak faktor di antaranya lahan, modal, tenaga kerja,dan pengelolaan atau manajemen (skill). Oleh karena itu agar tanaman jagung dapat tumbuh dengan baik diperlukan tempat penanaman yang sesuai dengan syarat tumbuhnya tanaman jagung.

2.1.2 Pengertian Produksi

Istilah “produksi” secara umum diartikan sebagai penggunaan atau permanfaatan sumber daya yang mengubah suatu komoditi menjadi komditi lainnya yang sama sekali beda, baik dalam pengertian apa, dan dimana atau

kapan komoditi-komoditi itu dialokasikan, maupun dalam pengertian apa yang

dapat dikerjakan oleh konsumen itu.

Menurut Soeharno (2007, h. 113) produksi adalah suatu kegiatan untuk meningkatkan manfaat dengan cara mengombinasikan faktor-faktor produksi, yaitu capital, tenaga kerja, teknologi, managerial skill. Fungsi produksi adalah hubungan teknis antara input dan output. Produksi merupakan usaha untuk meningkatkan manfaat dengan cara mengubah bentuk, memindahkan tempat, dan

(14)

menyimpan. Analisis produksi dilakukan dengan membedakan analisis jangka pendek dan analisis jangka panjang dimana produksi jangka pendek adalah analisis yang membedakan antara faktor produksi tetap (fixed input) dan faktor produksi variabel (variables input). Faktor produksi tetap misalnya modal (K) dan faktor produksi tenaga kerja sebagai produksi variabel (L). Dimana hubungan matematis pengaruh faktor produksi yang menghasilkan output maksimal disebut dibawah ini: Q : f {K, L, R}………(1) Dimana : Q : Tingkat output K : Modal L : Tenaga kerja R : Luas lahan

Sebuah fungsi produksi perusahaan terdapat tiga konsep produksi yang penting, yaitu produksi total, produksi marjinal, dan produksi rata-rata. Produksi total (Total Product, TP) adalah total output yang dihasilkan dalam non fisik. Produksi marjinal (Marginal product, MP) dari suatu input merupakan tambahan produk atau output yang diakibatkan oleh tambahan satu unit input tersebut (yang bersifat variabel), dengan menganggap input lainnya konstan.

Peningkatan produksi merupakan dambaan setiap usaha, produksi mengadung pengertian berkenaan dengan konsep ekonomi, filosofis. Produksi berkenaan dengan usaha atau kegiantan manusia untuk menghasilkan barang atau jasa yang berguna untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia dan masyarakat.

(15)

Ada beberapa faktor penentu peningkatan produksi Menurut Mankiw (2003, h.529) yaitu :

1. Modal fisik yaitu peralatan dan infrastruktur yang digunakan untuk memproduksi barang dan jasa dinamakan modal fisik atau barang modal maka semakin banyak.

2. Modal manusia merupakan istilah ekonomi untuk pengetahuan dan keahlian yang diperoleh pekerja melalui pendidikan, pelatihan serta pengalaman. Modal manusia meningkatkan kemampuan untuk memproduksi barang dan jasa. 3. Sumberdaya alam merupakan input-input produksi yang disediakan oleh alam

seperti tanah dan kekayaan alam lainnya, sumberdaya alam mempunyai dua bentuk yaitu yang dapat diperbaharui dan yang tidak dapat diperbaharui.

4. Pengetahuan teknologi merupakan pemahaman tentang cara terbaik untuk memproduksi barang dan jasa agar dapat mencapai produksi yang tinggi.

Melakukan produksi banyak hal yang harus di lakukan oleh seorang usahatani yaitu memerlukan tenaga manusia, sumber-sumber alam, modal dalam melakukan produksi serta kecakapan supaya mendapatkan hasil yang maksimal. Namun produksi tidak lepas dari penggunaan sumber-sumber yang ada untuk menciptakan nilai atau menambahkan kegunaan suatu barang dan jasa, sehingga barang dan jasa yang dihasilkan akan mempunyai nilai ekonomi untuk mencapai tujuan sebuah usaha tani yaitu memperoleh laba dari hasil usaha tani terebut.

2.2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi

Melakukan proses produksi tentu saja kita memerlukan adanya faktor-faktor produksi untuk menghasilkan output di dalam usaha tani seperti luas lahan,

(16)

tenaga kerja, dan modal. Jadi faktor produksi sangatlah penting dan berpengaruh karena tanpa adanya faktor tersebut proses produksi tidak akan ada. Adapun pengertian dari faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut:

2.2.1. Tenaga kerja

Tenaga kerja dalam sebuah usaha tani cukup berperan untuk mendukung aktifitas usaha tersebut dilihat dari fungsi produksi suatu usaha tenaga kerja merupakan salah satu faktor yang dapat menghasilkan produksi secara optimal dan skill sangat di perlukan dalam pengelola usaha pertanian. Suratiyah (2002, h.20) Menjelaskan bahwa tenaga kerja salah satu unsur penentu terutama bagi usaha tani yang sangat tergantung, kelangkaan tenaga kerja berakibat mundurnya penanaman sehingga berpengaruh pada pertumbuhan tanaman dan kualitas produksinya. Bahwa faktor tenaga kerja sangat di butuhkan dalam proses kegiatan produksi walaupun tenaga kerja berasal dari keluarga sendiri. Jika tenaga kerja tidak ada maka berdampak kepada jumlah produksi dalam usaha tani jagung.

Menurut Hasibuan (2009, h. 8) adalah “tenaga kerja mencakup penduduk yang sudah bekerja, sedang mencari kerja, dan yang mencari kerja, lain seperti bersekolah dan mengurus rumah tangga”lebih lanjut Hasibuan menjelaskan bahwa Indonesia yang di maksud tenaga kerja adalah pendududk yang berusia 10 tahun atau lebih. Indonesia tidak mengenai umur maksimum, alasannya Indonesi masih belum mempunyai jaminan negeri dan pegawai swasta. Pendapatan yang mereka terima tidak mencukupi kebutuhan mereka sehari-hari oleh sebab itu mereka yang telah mencapai usia pensiun biasanya tetap masih bekerja. Usaha tani dalam skala

(17)

kecil sebagian besar tenaga kerja berasal dari keluarga petani sendiri yang sudah dapat bekerja.

Kemudian Sukirno (2006, h. 21) mengatakan “tenaga kerja inti pekerjaan sebenarnya adalah kesadaran manusia yang bersangkutan, tenaga kerja bukan saja berarti jumlah penduduk yang digunakan dalam proses produksi tetapi termasuk kemahiran. Kemahiran yangmereka miliki demi mencapai tujuan itu, orang terdorong untuk melakukan aktifitas yang dikenal sebagai bekerja”.Tenaga kerja dalam usahatani sangat berperan dalam menentukan hasil produksi yang maksimal seperti yang di harapkan oleh petani itu sendiri, tenaga kerja tidak bisa dipisahkan dengan manusia atau penduduk tanpa tenaga kerja dalam usaha tani maka tidak dapat melakukan pekerjaan untuk menghasilkan barang atau jasa dengan tujuan memperoleh hasil produksi yang maksimal.

2.2.2. Luas Lahan

Lahan atau tanah merupakan tempat tumbuh tanaman, tanah sebagai harta produktif adalah bagian organisasi rumah tangga tani. Luas lahan pertanian menentukan penghasilan, taraf hidupnya dan derajat kesejahtraan rumah tangga tani. Tanah berkaitan erat dengan keberhasilan usaha tani dan teknologi modern yang digunakan untuk mencapai keuntungan usaha tani. Menurut Rosyidi (2009, h.55) Lahan maupun sumber daya alam disini adalah segala sumber asli yang tidak berasal dari kegiatan manusia yang bisa diperjual belikan, Lahan merupakan faktor produksi sangat penting dalam usaha tani di negara-negara yang sedang berkembang.

(18)

Sebagian petani rata-rata memiliki lahan yang sempit, luas lahan pertanian merupakan suatu usaha tani ukuran luas lahan secara tradisional perlu dipahami agar dapat mengetahui ukuran luas lahan yang dinyatakan dengan hektar. Disamping ukuran luas lahan maka ukuran nilai tanah juga diperhatikan (Soekartawi 2002, h.120).

Usaha tani misalnya kepemilikan lahan yang sempit pertanian semakin tidak efisien usaha tani yang dikelolanya kecuali bila usaha tani tersebut dikelola dengan baik. Luas kepemilikan lahan berhubungan dengan penggunaan lahan secara efisian yang akan berpengaruh terhadap peningkatan hasil produksi. Jika luas lahan yang dimiliki semakin luas maka semakin besar produksi yang dihasilkan kecuali bila suatu usaha tani dijalankan dengan baik dan administrasi yang baik serta teknologi yang tepat.

2.2.3. Modal Produksi

Modal yang diperlukan untuk mendirikan atau menjalankan suatu usaha untuk membiayai segala keperluan usahatani mulai dari biaya produksi sampai dengan biaya-biaya yang lain selama proses, pengelolaan sampai menghasilkan produksi jagung (Noor 2007, h.376). Modal diartikan sumber dana jangka panjang ada dalam perusahaan, terdiri modal sendiri (equity) dan utang jangka panjang.

Modal didalam usahatani merupakan salah satu faktor produksi yang di gunakan untuk menghasilkan produksi, produksi dapat di tingkatkan dengan menggunakan alat-alat tani dan cara pengelolaan yang efesien. Dalam proses produksi tidak ada perbedaan antara modal sendiri dengan modal pinjaman yang

(19)

masing-masing juga berperan langsung untuk menghasilkan produksi yang di harapkan oleh petani.

Menurut Daniel (2005, h.74) Modal produksi juga dapat artikan yaitu biaya yang keluarkan oleh seseorang untuk dapat menghasilkan output. Modal produksi terdiri dari dua katagori yaitu modal tetap dan modal bergerak. Modal tetap adalah barang-barang yang digunakan dalam proses produksi yang dapat digunakan beberapa kali, meskipun akhirnya barang-barang itu habis juga contohnya mesin, pabrik, peralatan tani dan lain-lainnya. Sedangkan modal bergerak yaitu barang yang digunakan dalam proses produksi yang hanya biasa digunakan untuk sekali pakai misalnya pupuk, bibit, obat-obatan dan yang lain-lain.

Menurut Kasmir (2006, h. 38) memberi pengertian modal produksi adalah sebagai berikut: “modal secara luas dapat di artikan uang untuk memulai usaha terlebih dahulu diperlukan sejumlah uang, dalam arti sempit modal dapat dikatakan sebagai keahlian seseorang. Adanya keahlian seseorang dapat bergabung dengan mereka yang memilik modal untuk menjalankan usahanya dengan lancar agar dapat menghasilkan penghasilan yang maksimal.

Secara umum, Modal dalam arti peralatan produksi setiap waktunya terus mengalami pertambahan, tetapi pertambahan ini lambat sekali jika dibandingkan dengan perluasan keinginan manusia. Jumlah modal yang mampu menghasilkan produksi terbatas sehingga merupakan masalah yang amat penting dalam ekonomi.

(20)

2.3. Pengelolaan dan Manajemen dalam Usahatani

Pengelolaan dalam usaha tani adalah kemampuan petani bertindak sebagai pengelola atau manajer dari usahanya. Ia harus pandai mengorganisasi penggunaan faktor produksi yang dikuasi sebaik mungkin untuk memperoleh produksi secara maksimal (Daniel 2005, h.95). Karena produksi masing-masing faktor produksi dan produksi usaha tani merupakan tolak ukur keberhasilan pengelolaan. Oleh sebab itu pengelolaan atau manajemen menjadi sangat penting karna selain produksi juga menentukan tingkat efisiensi dari usahatani yang dikelolanya.

Namun cara melakukan pengelolaan usaha tani dinamakan dengan manajemen usaha tani (farm managemet). Tujuan dari manajemen usaha tani atau pengelolaan usaha tani yang baik adalah agar mendatangkan produksi dan keuntungan yang tinggi atau dengan kata lain suatu manajemen usaha tani yang baik adalah mampu menghasilkan produksi dan efisiensi yang tinggi. Usaha dalam meningkatkan produksi pertanian sangat tergantung pada jenis komuditas yang diusahakan, namun pada intinya manajemen atau cara pengelolaan dalam usahatani mencakup kegiatan, pengorganisasi input-input dan sarana pelaksanaan, pengawasan, evaluasi, dan pengendalian ( sa’id dan Intan 2004, h.69). Manajemen dan pengelolaan dalam usaha pertanian harus dilakukan secara efektif dan efisien dengan menggunakan faktor-faktor produksi yang tepat untuk mencapai produksi yang tinggi

Faktor produksi manajemen merupakan kemampuan seorang petani dalam mengorganisir ketiga faktor produksi agar dapat di capai hasil yang baik. Sumber daya manusia merupakan satu-satunya sumber daya yang memiliki akal

(21)

perasaan keinginan, keterampilan pengetahuan, dorongan, daya dan karya semua potensi sumber daya manusia tersebut berpengaruh terhadap upaya organisasi dalam mencapai tujuan, betapapun maju teknologi, perkembangan informasi, tarsedianya modal dan memadai bahan. Jika tanpa sunber daya manusia sulit bagi organisasi untuk maju (Sutrisno 2006, h.1).

Petani harus mampu dalam mengelola dan mengatur faktor produksi dan sumberdaya yang dimilikinya untuk memperoleh hasil yang maksimal sesuai dengan yang diharapkan. Oleh sebab itu pengelolaan atau manajemen menjadi sangat penting karna selain menentukan hasil produksi juga menentukan tingkat perkembangan dari usaha tani yang dikelolanya.

2.4. Perumusan Hipotesis

Adapun yang menjadi hipotesis dalam penelitian ini adalah: Diduga luas lahan, tenaga kerja, dan modal berpengaruh nyata terhadap produksi jagung di Kecamatan Kuala Kabupaten Nagan Raya.

(22)

III. METODE PENELITIAN

3.1. Populasi dan Sampel

Suatu penelitian tidaklah selalu perlu meneliti semua individu dalam populasi, dengan meneliti sebagian dari populasi atau sampel itulah diharapkan hasil yang diperoleh akan dapat menggambarkan sifat populasi yang bersangkutan. Dalam penelitian ini populasi yang diambil adalah di Kecamatan Kuala yang terdiri dari 17 desa dapat di lihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 2

Jumlah Petani yang Menanam Jagung di Kecamatan Kuala Kabupaten Nagan Raya.Tahun 2013

No Nama Desa Jumlah Petani

Jagung (KK) Sampel 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 Alue ie mameh Cot kumbang Ujong pasi Simpang peut Ujong fatihah Kuta makmue Gunong reubo Blang bintang Ujong padang Purworejo Jokja Pulo ie Lawa batu Ujong sikuneng Blang baroe Blang muko Blang teungoh 7 0 13 11 0 6 7 4 0 8 0 14 0 15 16 14 3 0 0 6 0 0 0 0 0 0 0 0 7 0 8 8 7 0 Jumlah 117 29

Sumber : BPP Kecamatan Kuala Kabupaten Nagan Raya dan Hasil Observasi Lapangan (2013)

Berdasarkan tabel 2 Maka dari 17 desa tersebut yang menjadi sampel adalah 5 desa, karena desa tersebut yang paling banyak menanam jagung. Adapun metode yang digunakan adalah metode pemilihan sampel bertujuan ( Purposive

(23)

setara radom atau daerah tetapi di dasarkan atas adanya tujuan tertentu (Indriantoro dan Supomo 2002, h.131). Sampel yang diambil yaitu 40 % dari setiap desa yaitu 29 orang petani yang menanam jagung.

3.2. Data Penelitian

3.2.1. Jenis dan Sumber data

Data penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari sejumlah keterangan secara langsung di lokasi penelitian, yaitu dari petani jagung di Kecamatan Kuala Kabupaten Nagan Raya. Data sekunder pada penelitian ini berasal dari Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Nagan Raya dalam bentuk tertulis, seperti laporan penelitian, dan data statistik yang ada di Kantor tersebut. Penulis juga menggunakan buku atau referensi yang bersifat teoritis yang diperoleh dari perpustakaan Fakultas Ekonomi Universitas Teuku Umar.

3.2.2. Teknik Pengumpulan Data

Teknik Pengumpulan Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Penelitian Lapangan (Field Research)

Untuk mendapatkan data di lapangan penulis melakukan pengumpulan data primer secara langsung pada objek yang akan diteliti dengan metode quisioner dan pengamatan.

(24)

b. Studi Pustaka (Library Research)

Untuk melengkapi data yang dibutuhkan dalam penelitian ini, penulis menggunakan data-data sekunder dengan mempelajari buku, dokumen dan referensi lain yang bersifat teoritis dan berhubungan dengan masalah yang diteliti.

3.3. Definisi Operasional Variabel

a. Produksi Jagung (Y) adalah jumlah produksi yang diperoleh dari hasil usaha tani jagung dalam sekali panen yang dihitung dalam buah di Kecamatan Kuala Kabupaten Nagan Raya dalam kurun waktu 2013

b. Luas lahan (X1) adalah luas panen pada setiap kali panen yang dihitung dalam (Ha) di Kecamatan Kuala Kabupaten Nagan Raya dalam kurun waktu 2013 c. Tenaga kerja (X2) adalah banyaknya orang yang mengelola dan

menggerakkan segala kegiatan dalam proses produksi Jagung yang dihitung berdasarkan per jam Kerja di Kecamatan Kuala Kabupaten Nagan Raya dalam kurun waktu 2013

d. Modal kerja (X3) adalah seluruh jumlah biaya yang dikeluarkan oleh Petani Jagung dalam proses usaha tani yang dihitung dalam Rupiah (RP) di Kecamatan Kuala Kabupaten Nagan Raya dalam kurun waktu 2013

3.4. Model Analisis Data

Model analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analisis Regresi Linear Berganda, analisis korelasi, uji t dan uji f yang akan diolah dengan menggunakan program komputer statistik SPSS (Statistical Product and Service Solutions).

(25)

3.4.1. Analisis regresi linier berganda

Analisis ini untuk melihat pengaruh dua variabel bebas atau lebih terhadap suatu variabel terikat yang diformulasikan sebagai berikut:

Hasan (2002, h. 200) mengemukakan bahwa:

Y = a+b1X1+b2X2+b3X3+ei... ( 2 ) Keterangan: Y = Produksi a = Konstanta b = Koefisien Regresi X1 = Luas Lahan X2 = Tenaga Kerja X3 = Modal 3.4.2 Analisis korelasi a. Koefisien Korelasi (r)

Koefisien korelasi adalah suatu analisis untuk menyatakan ada atau tidaknya hubungan signifikan antara variabel satu dengan variabel lainnya dan dinyatakan dalam lambang (r). Koefisien korelasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah rumusan koefisien menurut Hasan (2003, h.263) yaitu sebagai berikut :

(26)

Di mana:

RY1.2 = koefesien korelasi linier berganda tiga variabel ry1 = koefesien kolerasi variabel Y dan X1

ry2 = koefesien kolerasi variabel Y dan X2 r12 = koefesien kolerasi variabel X1, dan X2

b. Koefisien determinasi

Koefisien determinasi atau koefisien penentu adalah untuk menyatakan sumbangan variabel satu (x) terhadap variabel lainnya yang dinyatakan dalam persen.

Rumus koefisien determinasi menurut Hasan (2002, h.113)

KP = (KK)2 x 100%... ( 4 ) Dimana :

Kp = Besarnya koefisien penentu ( Determinasi) KK= Koefisien Korelasi

3.4.3. Uji t

Uji t digunakan untuk melihat signifikan atau tidaknya hubungan antara variabel maka digunakan dengan uji statistik koefesien korelasi yaitu menggunakan rumus Sugiyono (2012, h.260) :

(27)

………( 5 )

Dimana:

rp = Korelasi parsial yang ditemukan n = Jumlah sampel

t = t hitung yang selanjutnya dikonsultasikan dengan t tabel

3.4.4 Uji F

Uji F digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas secara bersama-sama terhadap variabel terikat. Untuk menentukan statistik uji F , menggunakan rumus Sugiyono (2012 h, 257) Sebagai berikut:

F

h

=

……… ( 6 )

Dimana :

R = koefefisien kolerasi linier berganda, n = Jumlah anggota sampel

k = Jumlah variabel bebas,

3.5. Pengujian Hipotesis

Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk melihat pengaruh variabel X1, X2, X3 terhadap variabel Y secara individu digunakan uji t dengan kriteria sebagai berikut :

(28)

H0: β = 0, faktor-faktor yang diteliti X1, X2, X3 secara parsial tidak berpengaruh secara nyata terhadap Produksi Jagung di Kecamatan Kuala Kabupaten Nagan Raya.

H1: β ≠ 0, faktor-faktor yang diteliti secara berpengaruh parsial secara nyata terhadap Produksi Jagung di Kecamatan Kuala Kabupaten Nagan Raya.

Adapun kriteria pengujian hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Apabila th > tt maka H0 ditolak dan H1 diterima, artinya terdapat pengaruh yang nyata antara faktor luas lahan, tenaga kerja dan modal kerja terhadap Produksi Jagung di Kecamatan Kuala Kabupaten Nagan Raya.

b. Apabila th < tt maka H0 diterima dan H1 ditolak, artinya tidak terdapat pengaruh yang nyata antara faktor luas lahan, tenaga kerja dan modal kerja terhadap Produksi Jagung di Kecamatan Kuala Kabupaten Nagan Raya. 2. Untuk melihat pengaruh variabel X1, X2, X3 terhadap variabel Y secara

bersama-sama digunakan ”uji F” dengan kriteria sebagai berikut:

HO : β = 0, faktor-faktor yang diteliti secara bersama-sama tidak berpengaruh secara nyata terhadap produksi jagung di Kecamatan Kuala Kabupaten Nagan Raya.

H1 : β ≠ 0, Faktor-faktor yang diteliti secara bersama-sama berpengaruh secara nyata terhadap produksi jagung di Kecamatan Kuala Kabupaten Nagan Raya.

Adapun kriteria pengujian hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

(29)

a. Apabila Fh > Ft maka H0 ditolak dan H1 diterima, artinya terdapat pengaruh yang nyata antara faktor luas lahan, tenaga kerja dan modal kerja secara bersama-sama terhadap Produksi Jagung di Kecamatan Kuala Kabupaten Nagan Raya.

b. Apabila Fh < Ft maka H0 diterima dan H1 ditolak, artinya tidak terdapat pengaruh yang nyata antara faktor luas lahan, tenaga kerja dan modal kerja secara bersama-sama terhadap produksi jagung di Kecamatan Kuala Kabupaten Nagan Raya.

(30)

IV.HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Statistik Deskriptif Variabel Penelitian

4.1.1 Gambaran Umum Daerah Penelitian

Kabupaten Nagan Raya berada di pantai barat Sumatra yang subur dan sangat cocok bagi pertanian. Berdasarkan Badan Pusat Statistik Kabupaten Nagan Raya, Jumlah penduduk di Kabupaten Nagan Raya pada tahun 2010 berjumlah 139.663 jiwa yang tersebar di 10 Kecamatan, penelitian ini di lakukan di Kecamatan Kuala jumlah petani yang mengusahakan tanaman jagung yaitu 117 orang yang tersebar di 17 desa namun peneliti mengambil sampel 5 desa yang paling banyak menanam jagung yaitu:

1. Ujung Pasi 2. Pulou Ie

3. Ujung Sikuneng 4. Blang Baroe 5. Blang Muko

4.1.2 Keadaan Pertanian di Lokasi Penelitian

Petani di desa tempat penelitian ini umumnya melakukan kegiatan usaha tani pada lahan milik sendiri. Sebagian besar petani melakukan usaha tani jagung, selain itu juga menanam berbagai tanaman lain seperti tanaman sayur-sayuran dan tanaman pangan. Petani di desa tempat penelitian ini sudah maju di bidang

(31)

pertanian dimana mereka sudah menggunakan sarana produksi berupa bibit unggul dan pupuk dalam kegiatan usaha tani tersebut.

4.2 Karakteristik responden

Mengenai gambaran umum keadaan responden yang diteliti maka perlu dikemukakan karakteristik responden yang meliputi umur responden, luas lahan yang diusahakan, jumlah tenaga kerja, jumlah hari kerja dalam sekali panen dan rata-rata jam kerja perhari, modal yang di keluarkan dalam sekali panen dan jumlah produksi

4.2.1. Umur Responden

Berdasarkan hasil penelitian di 5 desa jumlah sampel 29 petani yang menanam jagung tersebut maka peneliti dapat menyimpulkan umur responden seperti terlihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 3

Jumlah Umur Responden dan Jenis Kelamin Petani di Kecamatan Kuala Kabupaten Nagan Raya Tahun 2013

No Umur

(Tahun)

Jenis Kelamin Jumlah Petani (Orang) P L 1 2 3 4 5 6 30 – 37 38 – 45 46 – 53 54 – 61 62 – 69 70 – 79 3 5 3 7 4 3 0 0 0 0 0 2 3 5 3 7 4 5 Jumlah 27 2 29

Sumber : Data primer (diolah Desember 2013)

Berdasarkan tabel 3 dapat dilihat bahwa terdapat 27 orang petani laki-laki dan 2 orang petani perempuan, sebagian besar petani jagung yang terdapat di 5 desa berada pada usia produktif, dimana pada usia tersebut seseorang mempunyai

(32)

kemampuan lebih baik didalam bekerja.Selain itu mempunyai kemampuan dalam mengalokasikan sumberdaya alam dan mengambil keputusan didalam usahatani tersebut agar mendapatkan hasil produksi yang maksimal. Jika di bandingkan dengan petani dibawah atau diatas usia produktif.

4.2.2 Jumlah Produksi Jagung

Sampel yang diteliti maka di peroleh jumlah produksi jagung dari 29 petani di lima desa yang terdapat di Kecamatan Kuala Kabupaten Nagan Raya maka dapat di lihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 4

Jumlah Produksi Jagung di Kecamatan Kuala Kabupaten Nagan Raya Tahun 2013

No Produksi (Buah) Responden (n) 1 2 3 4 5 6 2800 – 7400 7500 – 12100 12200 – 16800 16900 – 21500 21600 – 26200 26300 – 30900 9 6 7 3 1 3 Jumlah 29

Sumber: Data Primer (diolah Desenber 2013)

Berdasarkan tabel 4 dapat dilihat jumlah produksi jagung di Kecamatan Kuala berubah-ubah di karenakan menurut luas lahan yang dikelola oleh petani secara tepat dengan keahlian yang dimiliki oleh petani,maka produksinya juga berbeda-beda.

4.2.3 Luas Lahan (X1)

Luas lahan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah keseluruhan lahan yang diusahakan oleh petani sebagian media bercocok tanam pada satu musim

(33)

tanam. Maka dapat kita lihat luas lahan dari 29 sampel yang diteliti pada petani jagung di Kecamatan Kuala Kabupaten Nagan Raya pada tabel dibawah ini.

Tabel 5

Luas Lahan dalam Usaha tani Jagung di Kecamatan Kuala Kabupaten Nagan Raya Tahun 2013

No Luas lahan (Ha) Responden (n) 1 2 3 4 5 6 7 8 0,0625 0,125 0,1875 0,25 0,3125 0,375 0,43725 0,5 3 6 6 7 2 2 2 1

Sumber: Data Primer (diolah Desember 2013)

Menurut tabel 5 maka dapat dilihat ,luas lahan 0,0625-0,125 sebanyak 9 responden, luas lahan 0,1875 sebanyak 6 responden, luas lahan yaitu 0,25 dengan jumlah reponden sebanyak 7 orang, luas lahan 0,3125 sebanyak 2orang, luas lahan 0,375 sebanyak responden 2 responden,luas lahan 0,43725 sebanyak responden 2 orang sedangkan yang paling luas yaitu 0,5 dengan jumlah responden sebanyak 1 orang. Maka dapat kita simpulkan luas lahan garapan yang berada di daerah penelitian dapat di golongkan luas, sedang dan sempit.

4.2.4 Tenaga Kerja (X2)

Tenaga kerja merupakan lama jam kerja yang diperlukan oleh usaha tani untuk memproduksi jagung dalam sekali panen.Tenaga kerja juga bervariasi menurut luas lahan yang dikelola oleh petani maka dapat dilihat pada tabel jam kerja dari tenaga kerja yang terdapat pada usahatani jagung yang terlihat pada tabel dibawah ini:

(34)

Tabel 6

Jumlah Jam Kerja pada Usaha tani Jagung

di Kecamatan KualaKabupaten Nagan Raya Tahun 2013

No Tenaga kerja ( jam kerja) Responden ( n ) 1 2 3 4 5 180 – 402 403- 625 626 – 848 1072 – 1294 1295 – 1517 13 7 6 1 2 Jumlah 29

Sumber : Data Primer ( diolah Desember 2013)

Berdasarkan tabel 6 maka dapat dilihat jumlah jam kerja yang paling banyak digunakan petani yaitu 180 – 402 jam sebanyak 13 orang dan jumlah jam kerja yang paling sedikit digunakan petani yaitu 1072 – 1294 jam sebanyak 1 orang petani.

4.2.5 Modal (X3)

Berdasarkan sampel yang yang diteliti dari 29 petani jagung maka modal yang dikeluarkan bervariasi karna menurut luas lahan yang di kelola oleh petani tersebut.Maka dapat di lihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 7

Modal dalam Usaha tani Jagung di Kecamatan Kuala Kabupaten Nagan Raya

No Modal (Rp) Responden (n) 1 2 3 4 5 6 420.000 – 1.257.000 1.257.000 – 2.095.000 2.096.000 – 2.933.000 2.934.000 – 3.771.000 3.772.000 – 4.609.000 4.610.000 – 5.447.000 11 5 7 2 3 1 Jumlah 29

(35)

Berdasarkan tabel 7 dapat dilihat bahwa modal Rp 420.000 – Rp 1.257.000 dengan jumlah petani 10 orang, modal Rp 1.257.000 – Rp 2.095.000 jumlah petani 5 0rang, modal Rp 2.096.000 – Rp 2.933.000 jumlah petani7 orang, modal Rp 2.934.000 – Rp 3.771.000 jumlah petani 2 orang, modal Rp 3.772.000 - Rp 4.609.000 jumlah petani 3 orang, dan modal Rp 4.620.000 – Rp 5.447.000 dengan jumlah petani 1 orang. Modal sangat mempengaruhi hasil produksi dimana semakin banyak modal yang di keluarkan dalam usaha tani maka semakin banyak hasil yang diperolehnya, modal dalam usaha tani dapat berubah-ubah dikarenakan menurut luas lahan yang dikelola oleh petani itu sendiri.

4.3 Pembahasan Hasil

Setelah melakukan penelitian dan memperoleh data tentang produksi, luas lahan, tenaga kerja, dan modal, penulis melakukan pengelolahan data dengan menggunakan program SPSS (Statistical Product and Service Solution) versi 18 dan hasil pengelolahan data tersebut dapat di kemukakan hasil pembahasan sebagai berikut

Tabel 8

Standar Deviasi Rata-Rata dan Jumlah Sampel

No Variabel Rata-Rata Std.Deviasi Sampel

1 2 3 4 Produksi Luas lahan T.Kerja Modal 12531.03 2263.07 517.86 2080689.66 7246.679 11624.774 337.770 1324416.128 29 29 29 29

Sumber : Hasil Regresi (diolah Desember 2013)

Berdasarkan tabel 8 dapat dilihat bahwa jumlah rata-rata produksi jagung (Y) adalah 12531.03 dengan jumlah sampel (n) dan standard deviasi sebesar 7246.679,sedangkan variabel Luas lahan (X2) dengan jumlah Sampel (n)

(36)

sebanyak 29 mempunyai nilai rata-rata sebesar 2263.07 dan standard deviasi sebesar 11624.774. Variabel Tenaga kerja (X2) dengan jumlah Sampel (n) sebanyak 29 mempunyai rata-rata tenaga kerja sebesar 517.86 dan standard deviasi sebesar 337.770 jam. Variabel Modal (X3) dengan jumlah Sampel (n)sebanyak 29 mempunyai nilai rata-rata sebesar 2080689.66 dan standard deviasi sebesar 13244116.128

4.3.1 Analisis Regresi Linier Berganda

Hasil perhitungan dengan menggunakan model regresi linier berganda dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 9

Hasil Perhitungan Rregresi Linier Berganda No Model Ustandardized coefficient Standarddized

coefficient Sig B Std error Beta 1 2 3 4 Constant L.lahan T.kerja Modal 397.539 34792.632 1.645 .002 346.311 .997 6079.743 001 .558 -.077 .001 .261 000 111 002

Sumber : Data Primer (diolah Desember 2013)

Berdasarkan tabel 9 dapat dilihat hasil persamaan regresi berganda sebagai berikut:

Y=.-397.539 + 34792.632 X1 + 1.645 X2 + 0,002 X3...(7) Persamaan regresi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Konstanta

Berdasarkan persamaan di atas dapat peroleh nilai konstanta -397.539 ini menyatakan bahwa apabila variabel luas lahan, tenaga kerja, dan modal sama

(37)

dengan nol,maka produksi jagung di Kecamatan Kuala Kabupaten Nagan Raya adalah sebesar -397.539

2. Koefisien Regresi Variabel Luas Lahan (X1)

Berdasarkan persamaan di atas, dapat dilihat bahwa nilai X1 sebesar 34792.632 hal ini menyatakan apabila terjadi peningkatan sebesar 1 hektar lahan maka akan berpengaruh terhadap peningkatan produksi jagung di Kecamatan Kuala Kabupaten Nagan Raya sebesar 34792.632 buah jagung 3. Koefesien Regres Tenaga Kerja (X2)

Berdasarkan persamaan di atas, dapat diketahui X2 sebesar 1.645 hal ini menyatakan bahwa apabila terjadi perubahan sebesar 1 jam terhadap variabel tengaa kerja, maka akan berpengaruh terhadap peningkatan produksi jagung di Kecamatan Kuala Kabupaten Nagan Raya sebesar 2 buah jagung.

4. Koefesien Regresi Modal (X3).

Berdasarkan persamaan di atas dapat dilihat bahwa X3 sebesar 0,02 hal ini menyatakan bahwa apabila terjadi peningkatan sebesar 1000 rupiah variabel modal maka akan berpengaruh terhadap peningkatan jumlah produksi jagung di Kecamatan Kuala Kabupaten Nagan Raya adalah sebesar 2 buah jagung

4.3.2 Koefisien Kolerasi dan Koefisien Determinasi

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dengan menggunakan regresi linier berganda untuk menentukan signifikan dari variabel luas lahan (X1) dan jam kerja (X2) dan modal (X3) terhadap produksi jagung (Y), maka dapat dilihat di tabel di bawah ini sebagai berikut.

(38)

Tabel 10

Hasil Koefisien Kolerasi dan Koefisien Determinasi

No Variabel Produksi Luas

Lahan Tenaga Kerja Modal 1 Pearson correlation a.Produksi b. Luas lahan c. Tenaga kerja d. Modal 1.000 .994 .947 .993 .994 1.000 .934 .988 .947 .934 1.000 .945 .993 .988 .945 1.000 2 Model a. Koefisien korelasi (R) b. Koefisien determinasi adjusted c. Koefisien Determinasi (R2) .997 .994 .994

Sumber : Hasil Regresi (data diolah Desember 2013)

Berdasarkan tabel 10 maka dapat di jelaskan sebagai berikut :

a. Koefesien Kolerasi Luas lahan diperoleh 0.994 secara positif menjelaskan adanya hubungan antara Produksi (Y) dengan Luas lahan (X1) dengan hubungan sebesar 9.94 persen ini dikarenakan Luas lahan akan mempengaruhi jumlah produksi jagung. Dimana luas lahan akan berpengaruh terhadap produksi jagung di Kecamatan Kuala Kabupaten Nagan Raya.

b. Koefesien Kolerasi Tenaga kerja diperoleh sebesar 0.947 secara positif menjelaskan adanya hubungan antara Produksi (Y) dengan jumlah jam kerja (X2) dengan hubungan sebesar 9.47 persen, artinya jumlah jam kerja akan mempengaruhi jumlah produksi jagung, semakin bertambah jam kerja maka jumlah produksi jagung yang diinginkan oleh petani semakin mudah tercapai. c. Koefesien Kolerasi Modal diperoleh sebesar 0.993 menjelaskan secara positif

antara Produksi (Y) dengan Modal (X3) dengan hubungan sebesar 9.93% hal ini dikarenakan modal akan sangat mempengaruhi jumlah produksi jagung. Artinya dalam proses pengelolaan usaha tani diperlukan modal, tanpa adanya

(39)

modal proses produksi jagung tidak akan terlaksanakan di Kecamatan Kuala Kabupaten Nagan Raya.

Uji koefisien korelasi dan determinasi dari hasil perhitungan Koefesien Kolerasi (R) sebesar 0.997 menunjukan bahwa variabel luas lahan,tenaga karja,dan modal berpengaruh secara positif terhadap jumlah produksi jagung di Kecamatan Kuala Kabupaten Nagan Raya untuk dapat memberi interpretasi terhadap hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat maka dapat digunakan pedoman seperti pada tabel dibawah ini

Tabel 11

Pedoman untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi

No Interval Koefisien Tingkat Hubungan

1 2 3 4 5 6 7 0,00 – 0,199 0,20 – 0,399 0,40 – 0,599 0,60 – 0,799 0,80 – 1,000 Sangat rendah Rendah Sedang Kuat Sangat kuat Sumber : Sugiyono (2012, h.250)

Berdasarkan tabel 11 tersebut maka koefisien korelasi ditemukan sebesar 0,997 termasuk pada kategori sangat kuat yang berarti faktor luas lahan, jumlah jamkerja, dan modal mempnyai tingkat kemampuan hubungan sangat kuat terhadap produksi jagung di Kecamatan Kuala Kabupaten Nagan Raya. Sedangkan sisanya 0,03 di pengaruhi oleh variabel lainnya di luar model.

Koefisien Determinasi (R2) yaitu hasil dari perhitungan koefisien korelasi yang dikuadratkan maka didapatkan nilai koefisien determinasi yaitu sebesar 0.994% termasuk pada kategori sangat kuat hal ini menunjukkan bahwa variabel luas lahan, jumlah jam kerja, dan modal berpengaruh secara positif terhadap

(40)

jumlah produksi jagung di Kecamatan Kuala Kabupaten Nagan Raya sedangkan sisanya 0,06% di pengaruhi oleh variabel lain diluar model penelitian.

4.3.3 Uji t

Uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel luas lahan (X1), tenaga kerja (X2), dan modal (X3) terhadap variabel produksi jagung (Y) di Kecamatan Kuala dilakukan pengujian individu dengan uji t pada jumlah pada taraf nyata (α) =0,05 maka dapat dilihat pengaruh signifikan Variabel bebas terhadap Variabel terikat dapat dijelaskan sebagai berikut:

1 Variabel Luas lahan (X1) diperoleh nilai thitung sebesar 5.706 lebih besar dari t-tabel sebesar 1.708 artinya variabel luas lahan berpengaruh signifikan terhadap produksi jagung di Kecamatan Kuala Kabupaten Nagan Raya.

2 Variabel Tenaga kerja (X2) diperoleh nilai t-hitung sebesar 1.645 lebih kecil dari t-tabel sebesar 1.708 artinya variabel tenaga kerja tidak berpengaruh signifikan terhadap produksi jagung di Kecamatan Kuala Kabupaten Nagan Raya.

3 Variabel Modal (X3) diperoleh nilai thitung sebesar 3.458 lebih besar dari t-tabel sebesar 1.708 artinya variabel modal berpengaruh signifikan terhadap produksi jagung di Kecamatan Kuala Kabupaten Nagan Raya.

Berdasarkan pembahasan hasil penelitian yang telah diketahui bahwa faktor luas lahan dan faktor modal yang berpengaruh secara signifikan, sedangkan faktor tenaga kerja tidak berpengaruh terhadap produksi jagung di Kecamatan Kuala Kabupaten Nagan Raya.

(41)

4.3.4 Uji F ( Uji Simultan)

Uji F digunakan untuk menguji pengaruh variabel Luas lahan (X1), teniabel jumlah kerja (X2),dan modal (X3) secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel jumlah produksi jagung (Y). Dari hasil regresi data diperoleh nilai F-hitung, seperti pada tabel dibawah ini :

Tabel 12 Anova

Model Sum of squares Df Mean Squares F Sig

Regresion 1 Residual Total 1.462 8456306 1.476 3 25 28 4.873 338252.246 1440.686 .000a

Sumber: HasilRegresi (data diolah Desember 2013)

Berdasarkan tabel 12 terlihat bahwa nilai Fhitung> Ftabel (1440.686> 2.99)Karena nilai Fhitung > Ftabel,maka Ho ditolak dan H1 diterima. Hal ini berarti variabel luas lahan, tenaga kerja, dan modal secara bersama-sama berpengaruh terhadap produksi jagung di Kecamatan Kuala Kabupaten Nagan Raya.

(42)

V .SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan di Kecamatan Kuala Kabupaten Nagan Raya, berdasarkan tujuan penelitian, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Faktor luas lahan (X1) dipeoleh nilai thitung sebesar 5.706 lebih besar dari t-tabel sebesar artinya variabel luas lahan tidak berpengaruh signifikan terhadap produksi jagung di Kecamatan Kuala Kabupaten Nagan Raya . Sedangkan faktor tenaga kerja (X2) diperoleh nilai t-hitung sebesar 1.645 lebih kecil dari t-tabel sebesar artinya variabel tenaga kerja berpengaruh signifikan terhadap produksi jagung di Kecamatan Kuala Kabupaten Nagan Raya. Faktor modal (X3) diperoleh nilai thitung sebesar 3.458 lebih besar dari t-tabel sebesar artinya variabel modal berpengaruh signifikan terhadap produksi jagung di Kecamatan Kuala Kabupaten Nagan Raya.

2. Berdasarkan hasil uji F menunjukan bahwa secara bersama-sama (simultan) variabel luas lahan, tenaga kerja, dan modal berpengaruh terhadap jumlah produksi jagung di Kecamatan Kuala Kabupaten Nagan Raya, karena nilai Fhitung lebih besar dari nilai Ftabel (1440.616> 2.99).

3. Berdasarkan hasil koefisien kolerasi (R) sebesar 0, 997 menunjukan bahwa variabel luas lahan,tenaga karja,dan modal berpengaruh secara positif terhadap jumlah produksi jagung di Kecamatan Kuala Kabupaten Nagan

(43)

Raya sebesar 99,7 persen sedangkan sisanya 0,03 persen di pengaruhi oleh variabel lain di luar model penelitian ini.

4. Berdasarkan hasil koefisien deterrminasi adjusted bernilai 0,994 hal ini menunjukkan bahwa variabel luas lahan,tenaga kerja, dan modal berpengaruhi terhadap jumlah produksi jagung di Kecamatan Kuala Kabupaten Nagan Raya sebesar 99,4 persen sedangkan sisanya 0,06 persen di pengaruhi oleh variabel lain diluar model penelitian.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitan yang telah di lakukan maka penulis menyarankan :

1. Kepada petani yang mengusaha jagung agar dapat mempergunakan faktor-faktor produksi dengan baik di dalam usaha taninya agar dapat mengoptimalkan hasil produksinya sehingga keuntungan yang diperoleh akan meningkat yang secara langsung dapat meningkatkan kesejahteraan hidupnya. Meskipun tenaga kerja tidak mempunyai hubungan yang signifikan terhadap jumlah produksi jagung akan tetapi produksi jagung sangat dipengaruhi oleh faktor jumlah modal, luas lahan yang digunakan dalam usahatani tersebut. Maka disarankan agar petani jagung di Kecamatan Kuala dapat mampertahankan kondisi ini karena peningkatan jumlah modal dan luas lahan akan memberi kontribusi yang besar terhadap peningkatan produksi jagung di Kecamatan Kuala Kabupaten Nagan Raya.

2. Bagi Pemerintah daerah khususnya Pemerintah Daerah Kabupaten Nagan Raya melalui Dinas Pertanian dan Balai Penyuluhan Pertanian di Kecamatan

(44)

Kuala diharapkan terus memberi penyuluhan atau pembinaan terhadap masyarakan yang mengelola di bidang pertanian agar mereka dapat meningkatkan hasil usaha taninya.

3. Bagi peneliti yang ingin melakukan penelitian yang lebih lanjut mengenal faktor-faktor yang mempengaruhi produksi jagung, maka dapat menggunakan metode-metode yang lain dan tidak hanya di Kecamatan Kuala saja tetapi masih banyak Kecamatan lain yang ada di Kabupaten Nagan Raya.

(45)

41

Badan Pusat Statistik. 2012. Kabupaten Nagan Raya.

2013.Nagan Raya Dalam Angka2012.Bps Kabupaten Nagan Raya Dinas Penyuluhan Pertanian. 2012. Kecamatan Kuala. Kabupaten Nagan Raya. Daniel, Moehar. 2005. Pengantar Ekonomi Pertanian. Bumi Aksara. Jakarta. Fidaus, Muhammad. 2009. Manajemen Agribisnis. PT Bumi Aksara. Jakarta .

Hasibuan, Sp, Melayu.2009. Pengelolaan Sumber Daya Industri. PT. Rineka Cipta Karya. Jakarta.

Hasan, M Iqbal. 2002, Metodologi Penelitian dan Aplikasinya. Ghalia Indonesia. Jakarta.

2003. ,Pokok-pokok Materi Statistik I (Statistik Deskriptif). Bumi Aksara Jakarta.

Handoyo, Joko. 2002, Perbanyakan Benih Jagung. penerbar Swadaya. Jakarta. Indriantoro, Nur dan Supomo, Bambang. 2002. Metodologi Penelitian Bisnis

Untuk Akutansi dan Manajemen.BPFE. Yogyakarta.

Kasmir. 2006. Kewirausahaan. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Mankiw, N Gregory. 2003. Pengantar Ekonomi Edisi Ke Dua. Erlangga. Jakarta. Noor, Henry Faizal. 2007. Ekonomi Manajerial. PT.Raja Grafindo persada.

Jakarta.

Purwono dan Hartono, Rudi. 2008. Bertanam Jagung Unggul. Penebar Swadaya. Jakarta.

Rosyidi, Suherman. 2009.Pengantar Teori Ekonomi . PT.Raja Persada.Jakarta

Reijatjes, Coen. At el. 2011. Pertanian Masa Depan, Pengantar untuk Pertanian

Berkelanjutan Dengan Input yang Rendah. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Bisnis ( Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,

dan R & D). Alfabeta. Bandung

(46)

42

Sukirno, Sadono. 2006. Ekonomi Pembangunan. Kencana Prenada Media Group. Jakarta.

Sutrisno. 2006. Majemen Tenaga Kerja. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Soekartawi, 2002. Prinsip Dasar Ekonomi Pertanian.Teori dan Aplikasi.Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Sa’id, E. Gumbira dan Intan A, Harizt. Tahun 2004. Manajemen Argibisnis. Gralia Indonesia. Jakarta

Gambar

Tabel 12  Anova

Referensi

Dokumen terkait

Dengan menggunakan protocol routing OSPF maka jaringan yang saling terhubung tidak akan mengakibatkan looping, dikarenakan ketika jalur utama dan terbaik telah

Dalam sebuah tulisan ilmiah, isi atau konten yang ada di dalamnya harus sistematis dan isi pikiran yang dikemukakan harus berurutan dalam suatu system,

Keberadaan simbol Tri Murti dalam Payas Agung Pengantin Bali digambarkan pada bagian hiasan kepala, yaitu pada bunga segar cempaka putih, kuning, dan kenanga yang diranngkai

Aplikasi Petunjuk Perbaikan Mesin Sepeda Motor adalah sebuah aplikasi yang berisi tentang kerusakan pada mesin sepeda motor beserta solusi perbaikannya. Jenis mesin sepeda motor

[r]

PEMOHON INFORMASI PUBLIK adalah warga negara dan/atau badan hukum Indonesia yang mengajukan permintaan informasi publik sebagaimana diatur dalam Undang­ -Undang inia. KOMISI

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan anugerah-Nya penulis mampu menyelesaikan skripsi yang berjudul “ Analisis

Hasil pengolahan data ini berupa analisis terhadap butir soal, meliputi kesukaran butir soal, Daya Pembeda, Pengecoh dan Efektifitas Pilihan. Sedangkan hasil dari