• Tidak ada hasil yang ditemukan

DETEKSI ANTIGEN NON STRUKTURAL 1 (NS1) PADA PASIEN YANG DIDUGA TERINFEKSI DENGUE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DETEKSI ANTIGEN NON STRUKTURAL 1 (NS1) PADA PASIEN YANG DIDUGA TERINFEKSI DENGUE"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

DETEKSI ANTIGEN NON STRUKTURAL 1 (NS1) PADA

PASIEN YANG DIDUGA TERINFEKSI DENGUE

Gina Khairinisa1*), CNC Alamanda2, Pelita Permatasari1 1

Program Studi D3 Analis Kesehatan, Stikes Jenderal Achmad Yani Cimahi 2

Laboratorium Kesehatan Daerah Provinsi Jawa Barat ABSTRAK

Demam Dengue (DD) dan Demam Berdarah Dengue (DBD) masih merupakan salah satu masalah kesehatan di Indonesia. Data Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes RI tahun 2016 tercatat sebanyak 126.675 penderita Demam Berdarah Dengue (DBD) di 34 provinsi di Indonesia. Tercatat sebanyak 36.631 kasus diantaranya berasal dari Provinsi Jawa Barat. Salah satu wilayah dengan angka kejadian DBD yang tinggi adalah Kota Cimahi sebanyak 1.806 penderita dengan jumlah penderita yang meninggal sebanyak 6 orang. Demam Dengue dan Demam Berdarah Dengue ini disebabkan oleh infeksi virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti, karena tingginya angka penderita DBD di Indonesia maka diperlukan pemeriksaan yang dapat mendeteksi infeksi virus dengue ini sejak dini yaitu dengan mendeteksi antigen Non Struktural 1 (NS1) dengue. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil deteksi antigen NS1 dengue pada pasien yang diduga terinfeksi dengue di salah satu rumah sakit kota Cimahi. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif. Pemeriksaan antigen NS1 dengue menggunakan Immunochromatographyc Test (ICT). Sampel penelitian yang digunakan sebanyak 30 sampel serum pasien suspek dengue. Hasil pemeriksaan deteksi antigen NS1 dengue didapatkan sebanyak 3 (10%) penderita positif antigen NS1 dengue pada hari ke 3 dan 4 demam.

Kata kunci: Antigen Non Struktural 1 dengue, Suspek dengue, Immunochromatographyc Test.

ABSTRACT

Dengue Fever (DF) and Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) is still one of the health problems in Indonesia. Data of The Directorate General of Prevention and Control of the Disease of Health Republic Indonesia 2016 recorded as many as 126.675 Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) patients in 34 provinces in Indonesia. Recorded as many as 36.631 cases of which came from the province of Western Java. One of the areas with high DHF incidence is Cimahi city as many as 1.806 patients with the number of patients who died as many as 6 people. Dengue Fever and Dengue Hemorrhagic Fever is caused by dengue virus infection that is transmitted through the bite of Aedes aegypti mosquito, because of the high number of DHF sufferers in Indonesia it is necessary examination that can detect dengue virus infection is early on that is by detecting Non Structural 1 (NS1) antigen dengue. This study aims to determine the results of detection of dengue NS1 antigen in patients suspected of being infected with dengue in a Cimahi city hospital. The research method used is descriptive method. Examination of dengue NS1 antigen using Immunochromatographyc Test (ICT). The sample of research used as many as 30 serum samples of the dengue suspect. The results of detection of dengue NS1 antigen, obtained as many as 3 people (10%) showed positive with NS1 dengue antigen.

Keywords: Non Structural 1 dengue antigen, Dengue suspect, Immunochromatographyc Test.

PENDAHULUAN

Infeksi virus dengue masih merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang utama di dunia dengan manifestasinya menurut World Health Organization (WHO) 2009, antara lain Demam Dengue (DD) dan Demam Berdarah Dengue (DBD) yang tercatat sebanyak 925.896 penderita dari tahun 2000-2007. Data Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes RI tahun 2016 tercatat sebanyak 126.675 penderita

Demam Berdarah Dengue (DBD) di 34 provinsi di Indonesia, dimana 1.229 orang diantaranya meninggal dunia. Jumlah tersebut lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini dapat disebabkan oleh adanya perubahan iklim, meningkatnya mobilitas dan kepadatan penduduk serta rendahnya kesadaran untuk menjaga kebersihan lingkungan.

(2)

Di Provinsi Jawa Barat untuk kasus penderita Demam Berdarah Dengue (DBD) tahun 2016 tercatat sebanyak 36.631 kasus dan 270 penderita meninggal dunia (Ditjen P2P, Kemenkes RI, 2017). Salah satu wilayah dengan angka kejadian DBD yang tinggi adalah Kota Cimahi sebanyak 1.806 penderita dengan jumlah penderita yang meninggal sebanyak 6 orang (Dinas Kesehatan Kota Cimahi, 2016).

Demam Dengue (DD) dan Demam Berdarah Dengue (DBD) ini merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue. Virus ini menginfeksi manusia melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti yang mentransmisikan virus dengue bersama air liurnya (Pongsumpun, 2007). Infeksi dengue dapat memberikan gejala klinis dari ringan sampai berat bahkan dapat menimbulkan kematian. Gejala klinis demam dengue yaitu demam akut, sakit kepala, myalgia, atralgia, leukopenia, trombositopenia tanpa manifestasi perdarahan yang membedakan demam dengue dan demam berdarah dengue (Permenkes RI No.5, 2014).

Pemeriksaan laboratorium sebagai salah satu penunjang dalam penegakan diagnosis infeksi virus dengue sangat diperlukan dan telah mengalami perkembangan yang cukup signifikan. Uji serologi yang belakangan ini telah dikembangkan ialah metode immunokromatografi, karena dapat menemukan antigen atau antibodi target menggunakan serum tunggal dalam waktu singkat, praktis dan mudah dikerjakan. Antibodi Imunoglobulin M (IgM) dengue dapat dideteksi setelah > 5 hari demam dan antibodi Imunoglobulin G (IgG) dengue dapat dideteksi pada hari ke-14. Sedangkan Antigen

METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif, yaitu untuk mengetahui

Non-Struktural 1 (NS1) dapat dideteksi lebih awal dibandingkan pemeriksaan antibodi dengue, karena bersifat conserve (lestari) dan replikasi virus terjadi pada awal fase klinis (Dewi, et al., 2013).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Puspitasari, Dewi, dan Aryati (2013) terhadap 39 anak yang dirawat dengan gejala klinis demam dengue dan demam berdarah dengue didapatkan rerata kadar NS1 antigen tertinggi terjadi pada hari ke-2 demam sedangkan pada hari ke-5 demam rerata kadar menjadi negatif. Persentase hasil antigen NS1 positif pada hari sakit ke-2 100%, hari sakit ke-3 92,3%, hari sakit ke-4 56,5%, hari sakit ke-5 56,5%, hari sakit ke-6 43,1%, dan hari sakit ke-7 29,8%. Pada penelitian Tambunan, Aryati, dan Husada (2010) persentase NS1 antigen tertinggi didapat pada hari ke-3 demam dengan NS1 antigen positif ditemukan sebanyak 12 dari 30 sampel. Persentase hasil NS1 antigen positif pada hari ke-2 demam yaitu 91,66% (11 dari 12 sampel positif) dan persentase hasil NS1 antigen positif pada hari ke-3 demam yaitu 100% (12 dari 12 sampel positif). Sehingga dapat disimpulkan seiring dengan bertambahnya hari sakit pemeriksaan antigen NS1 memberikan hasil negatif.

Oleh sebab itu, dibutuhkan pemeriksaan yang dapat mendeteksi infeksi virus dengue ini sejak dini, yaitu pemeriksaan antigen NS1 yang dapat terdeteksi dari awal demam dan kapan sebaiknya melakukan pemeriksaan ini. Sehingga memberikan hasil yang akurat dan untuk mengantisipasi tindakan selanjutnya yang diharapkan dapat mencegah derajat keparahan penyakit. Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti tertarik untuk mendeteksi antigen non struktural 1 (NS1) pada pasien yang diduga terinfeksi dengue.

deteksi antigen non struktural 1 (NS1) dengue pada pasien yang diduga terinfeksi dengue.

(3)

Alat dan Bahan

Alat yang digunakan untuk penelitian ini adalah Mikropipet, sentrifuge, microtube, tip biru dan tip kuning. Bahan yang digunakan Jalannya Penelitian

Langkah I Pembuatan Serum

Darah dalam tabung yang tidak mengandung antikoagulan hanya terdapat clot aktifator pada tabung tersebut (tabung bertutup merah), dibiarkan membeku selama 30 menit. Setelah darah didiamkan selama 30 menit, darah tersebut diputar pada sentrifuge dengan kecepatan 3000 rpm selama 15 menit.

Sel darah merah dengan serum dipisahkan pada microtube yang akan digunakan.

Analisis Data

dalam penelitian ini adalah serum pasien yang terinfeksi dengue dan Kit Non Structural-1 Dengue Immunochromatography.

Langkah II Pemeriksaan Laboratorium Penelitianiniakanmenggunakan

pemeriksaan laboratorium metode imunokromatografi antigen Non-Struktural 1 (NS1) dengue. Berikut tahapan pemeriksaan yang akan dilakukan berdasarkan kit insert :

Rapid test dikeluarkan dari kantung alumunium, dibiarkan mencapai suhu kamar dan ditempatkan pada permukaan yang bersih dan kering.

Spesimen diteteskan sebanyak 3 tetes (sekitar 100 μl) kedalam sumur sampel menggunakan dropper sekali pakai.

Dibiarkan selama 15-20 menit untuk interpretasi hasil.

Dilihat garis warna yang terbentuk.

Data yang digunakan adalah data primer. Data primer berasal dari hasil pemeriksaan antigen Non-Struktural 1 (NS1) dengue menggunakan metode rapid test. Data

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada penelitian ini telah diperoleh 30 sampel yang diambil dari pasien diduga terinfeksi virus dengue di salah satu rumah sakit di kota Cimahi. Sampel yang digunakan adalah pasien yang diduga demam dengue dengan kriteria inklusi yaitu trombositopenia

sekunder yang berasal dari data rekam medis sebagai data tambahan. Hasil data akan diolah dalam bentuk grafik dan tabel.

(< 150.000 sel/mm3) dan demam antara hari ke-2 sampai hari ke-5 yang digunakan dalam penelitian ini. Sampel yang didapatkan peneliti terdiri dari ragam usia, jenis kelamin, dan hari sakit demam subjek, dapat dilihat pada tabel I sebagai berikut :

Tabel I. Karakteristik Sampel Penelitian

Variabel Total (%) Jumlah Ag NS1 (+) (%)

Usia (tahun) • 0-4 5 (16%) 1 (3.4%) • 5-9 2 (6%) 0 (0%) • 10-14 8 (26,7 %) 1 (3.4%) • 15-19 3 (10%) 0 (0%) • 20-24 3 (10%) 0 (0%) • >25 9 (30%) 1 (3.4%)

(4)

Variabel Total (%) Jumlah Ag NS1 (+) (%) Jenis Kelamin • Laki-Laki 15 (50%) 2 (6.7%) • Perempuan 15 (50%) 1 (3.3.%) Hari demam • Ke-2 3 (10%) 0 (0%) • Ke-3 9 (30%) 2 (6.7%) • Ke-4 9 (30%) 1 (3.3%) • Ke-5 9 (30%) 0 (0%)

Kemudian, sampel diperiksa dengan menggunakan metode Imunokromatografi

Tabel II. Data Hasil Pemeriksaan Antigen NS1 Positif No Usia Hari (tahun) Demam Ke 1 3 2 2 3 3 3 4 4

Tabel II menggambarkan data hasil pemeriksaan antigen NS1 yang menunjukkan hasil positif, yang mana ditandai dengan adanya dua garis merah pada rapid test. Dari 30 sampel terdapat 3 sampel (10%) yang menunjukkan hasil positif antigen NS1 yang terdapat pada hari demam ke-3 dan ke-4. Sedangkan sisanya yaitu 27 sampel (90%) menunjukkan hasil negatif antigen NS1.

Dari 30 sampel penderita yang diduga terifeksi virus dengue, didapatkan jumlah sampel yang bervariasi berdasarkan hari demam, jenis kelamin, dan usia. Jumlah sampel yang paling sedikit didapatkan pada hari ke-2 demam yaitu 3 sampel (10%). Hal ini bisa dikarenakan hari demam yang masih dini yang dialami penderita sehingga

penderita belum merasa perlu memeriksakannya ke rumah sakit. Pada hari ke-3 demam cenderung didominasi usia anak-anak dan remaja, sedangkan untuk usia dewasa cenderung melakukan pemeriksaan pada hari ke-4 dan ke-5 demam sehingga dari sampel yang didapatkan diketahui bahwa infeksi virus dengue dapat menyerang semua kalangan usia, baik laki-laki maupun perempuan.

(ICT), diperoleh hasil pemeriksaan pada tabel II sebagai berikut :

Hasil positif ditunjukkan pada demam hari ke-3 sebesar 6,7% (2 dari 9 sampel) dan demam hari ke-4 sebesar 3,3% (1 dari 9 sampel). Sedangkan pada hari ke-2 dan ke-5 demam tidak terdeteksi antigen NS1 sama sekali sehingga menunjukkan hasil negatif. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Puspitasari et al (2013) yang menyatakan deteksi antigen NS1 didapatkan paling tinggi pada fase awal sakit dan menurun menjelang masa penyembuhan atau bertambahnya hari sakit. Fase awal sakit yaitu fase dimana penderita merasakan gejala demam dengue seperti demam, sakit kepala, nyeri sendi, nyeri otot, sakit dibagian belakang mata, dan trombositopenia (< 150.000 sel/mm3) diawal hari sakit. Sedangkan pada hari ke-2 demam, peneliti tidak mendapatkan hasil positif antigen NS1. Hal itu bisa disebabkan karena mungkin penyakit yang diderita bukan disebabkan oleh virus dengue melainkan penyakit lain. Selain itu, mungkin saja kadar antigen Non Struktural 1 (NS1) dengue masih dibawah batas deteksi limit dari imunokromatografi (ICT) yang digunakan, karena sensitivitas dari imunokromatografi berkisar > 96% dan spesifisitasnya berkisar >98%.

Berdasarkan hasil yang didapatkan diketahui bahwa deteksi antigen tertinggi terjadi pada hari ke-3 demam yaitu sebanyak 2 penderita. Hal ini sesuai dengan penelitian Tambunan et al (2010) yang menyatakan puncak viremia didapatkan pada hari ke-3

(5)

demam berdasarkan hasil pemeriksaan menggunakan ELISA, sehingga sangat dimungkinkan menemukan NS1 positif saat demam pada hari ke-3. Dussart et al (2008) juga menyatakan pemeriksaan antigen NS1 dapat dijadikan skrining awal untuk deteksi infeksi virus dengue karena sensitivitas tertinggi untuk deteksi antigen NS1 terjadi pada awal demam.

Antigen NS1 juga memberi hasil positif pada hari ke-4 demam (1 sampel). Hal ini sesuai dengan penelitian Puspitasari et al (2013) yang menyatakan bahwa 27 antigen NS1 masih dapat terdeteksi sampai masa penyembuhan walaupun dengan jumlah atau persentase yang semakin menurun.

Antigen NS1 yang menunjukkan hasil negatif ada sebanyak 27 sampel. Hal itu bisa disebabkan karena mungkin penyakit yang diderita bukan disebabkan oleh virus dengue tetapi oleh penyakit lain karena gejala klinis demam dengue tidak khas dan dapat menyerupai penyakit lain seperti demam KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa hasil deteksi antigen non struktural 1 (NS1) dengue pada pasien yang diduga terinfeksi virus dengue sebanyak 3 orang (10%) menunjukkan hasil positif

DAFTAR PUSTAKA

Alcon, S. et al., 2002. Enzyme-Linked Immunosorbent Assay Specific to Dengue Virus Type 1 Nonstructural Protein NS1 Reveals Circulation of The Antigen in The Blood during The Acute Phase of Disease in Patients Experiencing Primary or Secondary

Infections. Journal of Clinical Microbiology, 40(2), pp. 376-381.

Chuang, Y.-C.et al., 2013. Re-evalution of the pathogenic roles of nonstructural protein 1 and its antibodies during dengue virus

chikungunya, leptospirosis, malaria, dan penyakit lainnya. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Puspitasari et al (2013) serta Tambunan et al (2010) bahwa semakin bertambahnya hari sakit jumlah deteksi antigen NS1 semakin menurun karena rendahnya kadar antigen NS1, sehingga berada dibawah batas deteksi imunokromatografi yang digunakan dan menunjukkan hasil negatif. Hal tersebut yang memungkinkan didapatkannya hasil negatif antigen NS1 dengue yang dilakukan pada demam hari ke-5 menggunakan imunokromatografi. Hasil penelitian Dussart et al (2008) menyatakan rendahnya kadar antigen NS1 diperkirakan disebabkan oleh kompleks imun yang terbentuk dimana antigen NS1 akan berikatan dengan antibodi anti-NS1 sehingga antigen NS1 bebas disirkulasi berkurang dan menyebabkan epitop target tidak terdeteksi oleh monoklonal antibodi pada pemeriksaan.

antigen NS1 pada hari ke 3 dan 4 demam. Lalu, sebanyak 27 orang (90%) menunjukkan hasil negatif antigen NS1 pada hari ke 2 dan 5 demam.

infection. Journal of Biomedical Science, 20(42), pp. 1-7.

Dewi, N. P. E. R., Lestari, A. W. & Sutirtayasa, W., 2013. Karakteristik Hasil Uji Antigen Non-Struktural 1 (Ns1) Pada Pasien Yang Diduga Demam Berdarah Dengue Di Laboratorium Rsu Surya Husada Periode Mei Sampai Oktober Tahun 2013. pp. 1-9.

Dinas Kesehatan Kota Cimahi, 2016. Profil Kesehatan Kota Cimahi Tahun 2016, Cimahi: Dinas Kesehatan Kota Cimahi.

(6)

Dussart, P. et al., 2008. Evaluation of Two New Commercial Tests for the Diagnosis of Acute Dengue Virus Infection Using NS1 Antigen Detection in Human Serum. Dengue NS1 Ag Detection Using ICT and ELISA Tests, II(8 ), pp. 1-9.

Guzman, M. G. et al., 2010. Dengue: a continuing global threat. Nat Rev Microbiol, 8(12), pp. 1-26.

Handojo, I., 2004. Imunoassai Terapan Pada Beberapa Penyakit Infeksi. Surabaya: Airlangga University Press.

Irianto, K., 2013. Parasitologi Medis. Bandung: CV. Alfabeta.

Kemenkes RI, 2010. Buletin Jendela

Epidemiologi: Demam Berdarah

Dengue, Jakarta: Pusat Data dan

Surveilans Epidemiologi Kementerian Kesehatan RI.

Kemenkes RI, 2016. InfoDATIN: Situasi DBD di Indonesia, Jakarta: Pusat Data & Informasi Kementerian Kesehatan RI. Kemenkes RI, 2017. Data dan Informasi:

Profil Kesehatan Indonesia 2016,

Jakarta: Pusat Data Dan Informasi Kementerian Kesehatan RI 2017.

Permenkes RI No.1501, 2010. Jenis Penyakit Menular Tertentu Yang Dapat

Menimbulkan Wabah Dan Upaya

Penanggulangan. Jakarta: Menteri

Kesehatan Republik Indonesia.

Permenkes RI No.5, 2014. Panduan Praktik

Klinis Bagi Dokter Di Fasilitas

Pelayanan Kesehatan Primer. Jakarta: Menteri Kesehatan Republik Indonesia. 30

Pongsumpun, P., 2007. Effect Of Incubation Period Of Virus For The Mathematical. Proceedings of the 3rd WSEAS/IASME International Conference on Dynamical Systems and Control, XIII(15), pp. 182-187.

Prof. Dr. Soedarto, DTMH, PhD, 2010. Virologi Klinik. Jakarta: CV. Sagung Seto.

Puspitasari, D., Dewi, S. & A., 2013. Profil Antigen Ns1 Dengan Hari Sakit (Los) Pada Anak Dengan Infeksi Virus Dengue. Jurnal Ners, VIII(1), pp. 41-46. Sembel, D. T., 2009. Entomologi Kedokteran.

Yogyakarta: CV. Andi Offset .

Setiawan,M., 2008. Demam Berdarah Dengue (Dbd) Dan Ns1 Antigen Untuk Deteksi Dini Infeksi Akut Virus Dengue. II(1), pp. 89-93.

Setyowati, E. R., Probohoesodo, M., P. & Aryati, 2006. Evaluasi Pemeriksaan Imunokromatografi Untuk Mendeteksi Antibodi IgM dan IgG Demam Berdarah Dengue Anak. Indonesian Journal of

Clinical Pathologhy and Medical

Laboratory, XII (2), pp. 88-91.

Sudjana, 2005. Metode Statistika. Bandung: Tarsito.

Tambunan, B. A., Aryati & Husada, D., 2010. Nilai Batas Antigen Ns1 Dengue Kuantitatif Sebagai Prediktor Keparahan Jangkitan/Tularan (Infeksi) Virus Dengue Anak. Indonesian Journal of Clinical Pathology and Medical Laboratory, XVII(1), pp. 32-37.

World Health Organization (WHO), 2009. Dengue: Guidelines for diagnosis, Treatment, Prevention And Control. In: WHO, ed. Laboratory Diagnosis And Diagnostic Tests. France: WHO, pp. 89-108.

World Health Organization (WHO), 2011.

Comprehensive Guidelines for

Prevention and Control of Dengue and Dengue Haemorrhagic Fever. India: WHO.

Wowor, M. F., 2011. Deteksi Dini Demam Berdarah Dengue Dengan Pemeriksaan Antigen Ns1. Jurnal Biomedik, III(1), pp.1-9.

(7)

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan ketertarikan mahasiswa terhadap media pembelajaran dikategorikan cukup (70,7%). Rendahnya desain pembelajaran dan ketertarikan mahasiswa terhadap media pembelajaran

Penelitian ini menggunakan model persamaan regresi linier berganda untuk mengetahui hubungan antara ukuran dewan komisaris (DK), komisaris independen (KI), opini

Kemampuan dasar keilmuan dan humanitas berdasar keimanan tentunya merupakan landasan bagi setiap kader Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah berwujud sensitifitas dan

Dengan ridha Allah SWT penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan lancar dengan judul: Konstruksi Pendidikan Karakter Moral Pada Film Catatan Akhir Sekolah dalam Perspektif

Selain berekreasi, salah satu alternatif murah dan juga mudah yang dapat digunakan oleh sebagian orang untuk menghilangan kejenuhan dan kebosanan tersebut adalah dengan bermain

Pada kombinasi perlakuan konsentrasi Na-alginat paling besar yaitu 2% dan lama penyimpanan 20 hari, penurunan pH dan kenaikan total asam (%) paling kecil karena kekuatan

Pada penelitian ini menggunakan algoritma naïve bayes disertai information gain sebagai metode seleksi fitur dan metode adaboost sebagai teknik untuk memperbaiki tingkat

Penelitian tindakan kelas (PTK) yang telah dilakukan ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran inkuiri terhadap hasil belajar mahasiswa baik