• Tidak ada hasil yang ditemukan

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN KARYAWAN BERPRESTASI MENGGUNAKAN METODE MULTIFACTOR EVALUATION PROCESS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN KARYAWAN BERPRESTASI MENGGUNAKAN METODE MULTIFACTOR EVALUATION PROCESS"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

BERPRESTASI MENGGUNAKAN METODE MULTIFACTOR

EVALUATION PROCESS

Heny Pratiwi

Jurusan Teknik Informatika, STMIK Widya Cipta Dharma Jl. Prof. M. Yamin No. 25 Samarinda Kalimantan Timur 75123

Telp: (0541) 736071, Fax: (0541) 203492 E-mail: [email protected]

Abstract

The process of determining employee’s performed at this time is still done on the basis of subjective and particular interests, so sometimes it’s lead to dissatisfaction and injustice also make a questions. In this Decision Support System that talking about determination of employee achievement using criteria accurately so it can give the best decision of the employee based on fact.. Completion method used in this study is Multi-Factorial Evaluation Process. In this MFEP method of decision-making is done by giving consideration to the subjective and intuitive factors that are considered important. Tools to make this applications are Visual Basic Application programming and Flowchart.

Abstrak

Proses penentuan karyawan berprestasi pada saat ini masih dilakukan secara subjektif dan atas dasar kepentingan tertentu, sehingga terkadang menyebabkan ketidakpuasan dan ketidakadilan serta mengundang pertanyaan. Dengan adanya sistem pendukung keputusan penentuan karyawan berprestasi ini maka kriteria-kriteria penentuan menjadi lebih jelas dan keputusan yang dihasilkan pun menjadi lebih akurat karena telah sesuai dengan fakta/kenyataan yang ada. Metode penyelesaian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Multi-Factor Evaluation Process. Pada metode MFEP ini pengambilan keputusan dilakukan dengan memberikan pertimbangan subyektif dan intuitif terhadap faktor yang dianggap penting. Adapun alat bantu dalam membuat aplikasi ini adalah dengan

menggunakan beberapa aplikasi pendukung seperti Aplikasi Pemrogaman Visual Basic dan Diagram Alir (Flowchart)

Kata kunci: sistem, keputusan, karyawan berprestasi, MFEP

1. PENDAHULUAN

Saat ini sistem penentuan karyawan pada beberapa perusahaan masih bersifat subjektif atau berdasarkan pada pendapat pribadi penilai yang biasanya adalah manajer atau pimpinan pengambil keputusan di perusahaan tersebut. Dalam hal ini seringkali terdapat beberapa kendala yang terjadi, diantaranya penilaian tidak objektif karena tidak memiliki standar penilaian, tidak adanya transparansi terhadap kriteria dan bobot penilaian sehingga terkadang memuncul-kan pertanyaan dan ketidakjelasan, hal ini amemuncul-kan mengganggu stabilitas kerja di perusahaan tersebut.

Untuk menyelesaikan persoalan tersebut maka diperlukan sebuah Sistem Pendukung Keputusan (SPK) untuk membantu sebuah perusahaan dalam menentukan karyawan yang memiliki kualitas, berprestasi, serta setia pada perusahaan. Dalam pengambilan keputusan, SPK memanfaatkan data dan model untuk

menyelesaikan masalah yang tidak terstruktur, salah satu model yang dipakai dalam SPK adalah MFEP (Multi Factor Evaluation Process). Pada metode MFEP ini pengambilan keputusan dilakukan dengan memberikan per-timbangan subyektif dan intuitif terhadap faktor yang dianggap penting. Pertimbangan tersebut berupa pemberian bobot (weighting system) atas multifactor yang terlibat dan dianggap penting. Adapun alat bantu dalam membuat aplikasi ini adalah dengan menggunakan beberapa aplikasi pendukung seperti Aplikasi Pemrogaman Visual Basic dan Diagram Alir (Flowchart). Dengan adanya penulisan ini, diharapkan dapat mem-bantu para pengambil kebijakan di sebuah peru-sahaan dalam melakukan penilaian terhadap karyawan sehingga mendapatkan kenaikan pangkat dan gaji dikarenakan keputusan yang dihasilkan objektif dan dapat diterima oleh semua orang.

(2)

Rumusan Masalah pada penulisan ini adalah “Bagaimana membangun sistem pendukung keputusan penentuan karyawan berprestasi menggunakan metode Multifactor Evaluation Process (MFEP)?”

Batasan masalah pada penulisan ini adalah: 1. Input data karyawan dan nilai karyawan. 2. Input data kriteria berupa kualitas kerja

(keterampilan, kecepatan, ketelitian dan kebersihan), kuantitas kerja, absensi/keha-diran, sikap terhadap perusahaan, karyawan lain dan pekerjaan, komitmen (jujur, loyal disiplin, dan tanggung jawab), kerjasama (komunikasi, adaptasi dan mau berbagi informasi).

3. Proses pengambilan keputusan penilaian karyawan berprestasi.

4. Laporan diterima atau ditolaknya suatu keputusan karyawan berprestasi, laporan pengambilan keputusan, laporan karyawan. Tujuan penulisan ini adalah untuk membantu pimpinan sebuah perusahaan dalam mengambil keputusan yang tepat dalam menilai prestasi karyawan.

Sebelum membangun SPK penentuan karyawan beprestasi, beberapa langkah telah dilakukan demi tercapainya kualitas perangkat lunak yang dihasilkan. Langkah-langkah tersebut adalah melakukan kajian empirik, sistem pendukung keputusan, lalu mengidentifikasi komponen-komponen yang terdapat dalam SPK serta memahami metode MFEP.

1.1 Kajian Empirik

Kajian empirik dilakukan guna melihat sistem yang telah dibangun sebelumnya sebagai refe-rensi pembanding dengan sistem yang dibangun saat ini. Sistem yang menjadi pembanding adalah “SPK Penilaian Karyawan menggunakan Metode K-Nearest Neighbour untuk Pemberian Bonus”. Sistem ini dibangun oleh Ade Chandra Putra Sasmita (2011) digunakan untuk mengha-silkan penilaian karyawan agar dapat membantu dan memudahkan dalam pengambilan keputu-san pemberian bonus yang sesuai dengan kinerja masing-masing karyawan.

1.2 Sistem Pendukung Keputusan

Menurut Kendal dan Kendall (2002), Decision Support System (DSS) atau sistem pendukung keputusan hampir sama dengan sistem infor-masi manajemen tradisional karena keduanya tergantung pada basisdata sebagai sumber data. SPK menekankan pada fungsi pendukung pembuatan keputusan diseluruh tahap-tahapnya, sebagai pendamping keputusan aktual yang

masih dibuat oleh wewenang eksekutif sebagai pembuat keputusan. Pada dasarnya sistem pendukung keputusan adalah sistem yang tidak bisa dipisahkan dari teknologi komputer. Secara umum SPK berfungsi membantu pengambilan keputusan secara efektif sehingga permasalahan yang dihadapi dapat dengan cepat mendapatkan solusinya.

Menurut Turban (2005), tujuan sistem pendu-kung keputusan yaitu :

1. Membantu manajer dalam mengambil kepu-tusan atas masalah semi terstuktur.

2. Memberikan dukungan atas pertimbangan manajer dan bukan dimaksudkan untuk menggantikan manajer.

3. Meningkatkan efektivitas keputusan yang diambil manajer lebih dari pada perbaikan efesiensinya.

4. Kecepatan komputasi. Komputer memung-kinkan para pengambil keputusan untuk melakukan banyak komputasi secara cepat dengan biaya yang rendah.

5. Peningkatan produktivitas. Membangun satu kelompok pengambilan keputusan, terutama oleh para pakar, akan meningkatkan biaya. Pendukung berupa perangkat terkompute-risasi dapat mengurangi kelompok dan me-mungkinkan anggotanya untuk berada di berbagai lokasi yang berbeda-beda.

6. Meningkatkan kualitas. Komputer dapat me-ningkatkan kualitas keputusan yang dibuat. 7. Berdaya asing. Manajemen dan

pemberda-yaan sumber daya perusahaan.

8. Mengatasi keterbatasan kognitif dalam pem-rosesan dan penyimpanan.

1.3 Komponen-komponen dalam Sistem Pendukung Keputusan

Menurut Sudiyantoro (2005), komponen dalam sistem pendukung keputusan meliputi 8 bagian yaitu:

1. Perangkat Keras

Perangkat keras ini akan terhubung dengan komputer lain menggunakan sistem jaringan, sehingga memudahkan dalam pengambilan data pada organisasi tersebut.

2. Perangkat Lunak

Perangkat lunak sistem pendukung keputusan sering disebut juga dengan DSS Generator, berisi modul-modul untuk database, model dan dialogue management.

3. Sumber Data

Database sistem pendukung keputusan berisi data dan informasi yang diambil dari data organisasi, eksternal dan data manajer secara individu.

(3)

4. Sumber Model

Model ini berisi kumpulan model matematika dan teknik analisis yang disimpan dalam pro-gram dan berkas yang berbeda-beda. Komponen dari model ini dapat dikombinasikan dengan perangkat lunak tertentu untuk mendukung sebuah keputusan yang akan diambil.

5. Sumber Daya Manusia

Sistem Pendukung Keputusan dapat digunakan oleh para manajer dan staf khusus untuk mem-buat keputusan alternatif. Sistem pendukung keputusan ini juga dapat dikembangkan oleh penggunanya sesuai dengan keperluan para pengguna tersebut.

6. Model Sistem Pendukung Keputusan Model merupakan komponen yang penting da-lam SPK. Model memiliki pengertian yang berarti memisahkan dari dunia nyata dengan melukiskan komponen utama dan menghubung-kannya dengan sistem dan kejadian lainnya. 7. Lembar kerja elektronik

Lembar kerja elektronik memudahkan pengguna membuat model dengan cara mengisi data dan menghubungkannya sesuai dengan format yang telah disediakan. Pengguna dapat melakukan beberapa perubahan dan mengevaluasi secara tampilan grafik.

8. Sistem Pendukung Keputusan Kelompok Merupakan suatu sistem berbasis komputer yang mendukung kelompok-kelompok orang yang terlibat dalam suatu tugas atau tujuan bersama dan menyediakan tampilan antarmuka pada satu lingkungan yang digunakan bersama.

1.4 Struktur Keputusan dalam Sistem Pendukung Keputusan

Menurut Kusrini (2007), keputusan yang diambil untuk menyelesaikan suatu masalah dilihat dari struktur masalahnya terbagi menjadi tiga yaitu :

1. Keputusan terstuktur (Structured Decision) Keputusan yang dilakukan secara berulang-ulang dan bersifat rutin. Prosedur pengambilan keputusan sangat jelas. Keputusan tersebut dilakukan pada manajemen tingkat bawah (operasional). Misalnya, keputusan pemesanan barang dan keputusan penagihan piutang. 2. Keputusan semi terstrukutur

(Semi-Structured Decision)

Keputusan yang memiliki dua sifat. Sebagian keputusan bias ditangani oleh komputer sedang-kan yang lain tetap harus dilakusedang-kan oleh pe-ngambil keputusan. Prosedur dalam pengambi-lan keputusan tersebut secara garis besar sudah ada, tetapi beberapa hal yang masih memerlu-kan kebijamemerlu-kan dari pengambil keputusan. Biasa-nya keputusan semacam ini diambil oleh mana-jer tingkat menegah (taktikal). Contoh keputu-san jenis ini adalah evaluasi kredit, penjadwalan produksi dan pengendalian persediaan.

3. Keputusan tak terstruktur (Unstructured Decision)

Keputusan yang penanganannya rumit karena tidak selalu terjadi. Keputusan tersebut menurut pengalaman dan berbagai sumber yang bersifat eksternal. Keputusan tersebut umumnya terjadi pada manajemen tingkat atas (strategis). Con-tohnya adalah keputusan untuk pengembangan teknologi baru, keputusan bergabung dengan perusahaan lain dan perekrutan eksekutif.

1.5 Multi Factor Evaluation Process (MFEP)

Menurut Render B and Stair (2002), MFEP adalah metode kuantitatif yang menggunakan ‘weighting system’. Dalam pengambilan keputu-san multi faktor, pengambil keputukeputu-san secara subjektif dan intuitif menimbang berbagai fak-tor yang mempunyai pengaruh penting terhadap alternatif pilihan mereka. Untuk keputusan yang berpengaruh secara strategis, lebih dianjurkan menggunakan sebuah pendekatan kuantitatif seperti MFEP. Dalam MFEP seluruh kriteria yang menjadi faktor penting dalam melakukan pertimbangan diberikan bobot (weighting) yang sesuai. Langkah yang sama juga dilakukan terhadap alternatif yang akan dipilih, kemudian dilakukan evaluasi berkaitan dengan faktor pertimbangan tersebut. Metode MFEP menen-tukan bahwa alternatif dengan nilai tertinggi adalah solusi terbaik berdasarkan kriteria yang telah dipilih.

Penggunaan model MFEP dapat direalisasikan dengan contoh berikut:

Steve Marcel, seorang lulusan sarjana bidang bisnis mencari beberapa lowongan pekerjaan. Setelah mendiskusikan gambaran pekerjaan yang akan dikerjakannya dengan penasehat didiknya dan departemen direktur pusat penem-patan pegawai, Steve menyatakan ada tiga faktor yang terpenting baginya yaitu gaji, peluang karir yang lebih baik, dan lokasi tempat kerja. Steve sudah memutuskan bahwa peluang jenjang karir merupakan faktor yang terpenting baginya. Faktor tersebut diberinya nilai skala 0.6. Steve menempatkan gaji diurutan berikut-nya dengan nilai skala 0.3. Terakhir, Steve memberikan nilai skala 0.1 untuk tempat kerja. Seperti masalah pada model MFEP yang lain, nilai skala jika dijumlahkan harus sama dengan satu (1). Nilai bobot untuk faktor dapat dilihat pada tabel 1.

Pada saat itu, Steve merasa yakin bahwa ia diterima di perusahaan AA, perusahaan EDS. Ltd. dan perusahaan PW. Inc. Untuk setiap perusahaan, steve menghitung rata-rata variasi faktor dari nilai skala 0 sampai 1. Untuk perusahaan AA, steve memberikan faktor gaji

(4)

dengan nilai skala 0.9 dan lokasi tempat kerja dengan nilai skala 0.6 Untuk perusahaan EDS,Ltd, Steve memberikan faktor gaji dengan nilai skala 0.8, peluang jenjang karir dengan nilai skala 0.7 dan lokasi tempat kerja dengan nilai skala 0.8. Untuk perusahaan PW.Inc, Steve memberikan nilai faktor gaji dengan nilai skala 0.9, peluang jenjang karir dengan nilai skala 0.6 dan lokasi tempat kerja dengan nilai skala 0.9. Hasilnya dapat dilihat pada tabel 2.

Tabel 1. Tabel Nilai bobot untuk faktor

Faktor Bobot Faktor

Gaji 0,3

Kenaikan Karir 0,6 Lokasi 0,1

Tabel 2. Tabel Nilai bobot untuk faktor

Faktor AA EDS PW

Gaji 0,7 0,8 0,9 Kenaikan Karir 0,9 0,7 0,5 Lokasi 0,6 0,8 0,9

Tabel 3. Tabel Nilai Evaluasi Perusahaan AA.Co Faktor Bobot Evaluasi Evaluasi

Bobot Gaji 0,3 0,7 0,21 Kenaikan Karir 0,6 0,9 0,54 Lokasi 0,1 0,6 0,06 Total 1 0,81

Tabel 4. Tabel Nilai Evaluasi Perusahaan EDS.Ltd Faktor Bobot Evaluasi Evaluasi

Bobot Gaji 0,3 0,8 0,24 Kenaikan Karir 0,6 0,7 0,42 Lokasi 0,1 0,8 0,08 Total 1 0,74

Tabel 5. Tabel Nilai Evaluasi Perusahaan PW.Inc Faktor Bobot Evaluasi Evaluasi

Bobot Gaji 0,3 0,9 0,27 Kenaikan Karir 0,6 0,6 0,36 Lokasi 0,1 0,9 0,09 Total 1 0,72

Dari setiap perusahaan (seperti yang dapat dili-hat pada tabel 3, 4 dan 5). Perusahaan AA mendapat total bobot faktor yang paling tinggi yaitu 0,81. Dengan menggunakan metode MFEP, Steve mengambil keputusan untuk bekerja di perusahaan AA.

Dari informasi yang diperoleh, Steve dapat menghitung total bobot evaluasi dari setiap kriteria pekerjaan. Setiap perusahaan menghasil-kan nilai evaluasi dari tiga faktor dan bobot faktor dikalikan dengan nilai evaluasi dan dijumlahkan untuk memperoleh total hasil eva-luasi. Nilai evaluasi dapat dilihat pada tabel 3, 4 dan 5.

2. METODOLOGI

Metode penelitian adalah cara yang digunakan untuk memperoleh dan menganalisa data dalam menyusun suatu laporan. Dalam hal ini penyu-sunan laporan menggunakan metode yang biasa digunakan serta menerapkan pendekatan ilmiah dan menganut pada kriteria penelitian umum. Pada metode penelitian ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain:

2.1 Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang menjadi bahan dalam kegiatan analisis data, digunakan metode wawancara dan pengamatan langsung. Teknik pengumpulan data yang kedua adalah melalui studi pustaka.

2.2 Metode Pengembangan Sistem

Menurut Nugroho (2010), System Development Life Cycle (siklus hidup pengembangan sistem) adalah langkah dalam pengembangan sistem informasi. Tahapan pekerjaan yang dilakukan oleh analis sistem dan programmer dalam mem-bangun sistem informasi adalah perencanaan, analisis, perancangan, implementasi, pengujian, pemeliharaan.

Dalam perkembangannya SDLC dilengkapi dengan berbagai metode pengembangan seperti model waterfall, prototipe, spiral, iteratif, RAD, inkremental dan formal. Metode yang diguna-kan pada penulisan ini adalah waterfall. Menu-rut Simarmata (2010), waterfall digunakan untuk mengatasi kerumitan yang terjadi akibat proyek pengembangan perangkat lunak. Model pengembangan waterfall meliputi analisis, desa-in sistem, implementasi, pengujian, operasional dan pemeliharaan. Model ini memungkinkan pemecahan misi pengembangan yang rumit menjadi beberapa langkah logis (desain, kode, pengujian) dengan beberapa langkah yang pada akhirnya menjadi produk akhir yang siap pakai.

(5)

Informasi yang dikumpulkan melalui suatu pro-ses tertentu untuk menghasilkan suatu kesimpu-lan. Proses ini dilakukan menurut tujuan pe-ngumpulan data atau desain penelitian yang akan dilakukan. Alasan penggunaan metode waterfall dikarenakan fokus teknis yang digunakan.

Analisis

Tujuan dari analisis sistem adalah untuk menen-tukan detail sistem yang akan dibangun. Analisis sistem mencakup studi kelayakan dan analisis kebutuhan. Adapun studi kelayakan yang dilakukan adalah menentukan kriteria yang mempengaruhi dalam membuat sistem penilaian terhadap karyawan berprestasi.

Analisa kebutuhan yang pertama adalah analisis kebutuhan perangkat lunak. Adapun perangkat lunak yang digunakan dalam membangun sis-tem ini adalah Visual Basic untuk pembuatan antar mukannya dan Microsoft Access 2007 sebagai penyimpan datanya. Sedangkan perang-kat keras yang dibutuhkan adalah komputer dengan spesifikasi pemroses intel core 2 duo dengan RAM 2 GB, Harddisk 160 GB.

Desain Sistem

Diagram alir merupakan alat bantu yang banyak dipakai untuk menjelaskan algoritma pemrogra-man sehingga jelas rangkaian kegiatan yang dilakukan. Untuk tahap desain database secara umum, yang perlu dilakukan adalah mengiden-tifikasi terlebih dahulu atribut database yang dibutuhkan oleh sistem data.

Terdapat dua tipe masukan, yang pertama masukan eksternal adalah tipe pemasukan yang berasal dari luar organisasi dan masukan internal merupakan tipe pemasukan data berasal dari dalam organisasi. Desain keluaran dapat dibedakan menjadi dua yaitu keluaran eksternal yang bertujuan untuk mendistribusikan keluaran pada pihak luar yang membutuhkan. Keluaran internal bertujuan agar keluaran yang dihasilkan mendukung kegiatan manajerial.

Implementasi

Tahap implementasi bertujuan untuk meletak-kan sistem pendukung keputusan penentuan karyawan berprestasi. Tahap implementasi sis-tem terdiri dari :

1. Basis Pengetahuan (Knowledge Base) 2. Mesin Inferensi (Inference Engine) 3. Antarmuka Pemakai (User Interface)

Pengujian

Setelah program selesai dibuat, tahap selanjut-nya adalah pengujian (testing). Adapun metode yang digunakan untuk melakukan pengujian dalam perancangan sistem ini ialah metode Black Box testing.

Menurut Pressman (2002), pengujian black-box berfokus pada persyaratan fungsional perangkat lunak. Dengan demikian, pengujian black-box memungkinkan perekayasa perangkat lunak mendapatkan serangkaian kondisi masukan yang menggunakan semua persyaratan fungsi-onal untuk suatu program. Pengujian black-box bukan alternatif dari teknik white-box, tetapi merupakan pendekatan komplementer yang kemungkinan besar mampu mengungkap kelas kesalahan daripada metode white-box.

Pengujian black-box menemukan kesalahan dalam kategori sebagai berikut:

1) Fungsi-fungsi yang tidak benar atau hilang 2) Kesalahan interface

3) Kesalahan dalam struktur data atau akses database eksternal

4) Kesalahan kinerja

5) Inisialisasi dan kesalahan terminasi. Tujuan dari metode black-box testing adalah mendapatkan kesalahan sebanyak-banyaknya. Metode ini dilakukan dengan cara menjalankan program yang dihasilkan. Kemudian diamati apakah hasil dari program tersebut sesuai de-ngan yang diinginkan. Jika masih terdapat kesalahan atau hasil yang tidak sesuai dengan yang diinginkan, maka kesalahan ataupun keti-daksesuaian tersebut dicatat untuk selanjutnya diperbaiki. Untuk memudahkan proses pengu-jian maka perlu dibuatnya suatu tabel pengupengu-jian sebagai tolak ukur pengembangan sistem. Tabel tersebut yang dapat dilihat pada tabel 6

Tabel 6. Tabel Pengujian

Fungsi Sistem Data Masukan

Menyimpan, Mengubah, Menghapus Tabel Kriteria

Data Tabel Kriteria

Menginput dan menyimpan nilai kriteria pada form proses penilaian

Data proses penilaian dan pengambilan keputusan penentuan karyawan berprestasi Menampilkan data

laporan

Laporan diterima atau ditolaknya suatu keputusan karyawan berprestasi.

(6)

3. HASIL dan PEMBAHASAN

Sesuai dengan langkah-langkah pada konsep dasar penggunaan metode MFEP maka akan dibahas mengenai langkah-langkah masukan data yang sebenarnya, proses perhitungan dan keluaran yang diberikan

1. Menentukkan jenis-jenis faktor yang diguna-kan dalam melakudiguna-kan perhitungan menggu-nakan metode MFEP karena factor akan menjadi persyaratan utama dalam penilaian terhadap karyawan.

2. Menyiapkan faktor yang digunakan untuk melakukan proses perhitungan mengguna-kan metode Multi factor evaluation process. 3. Menghitung nilai rata-rata pada setiap faktor

lalu dimasukkan kedalam kolom faktor evaluasi.

4. Mengitung nilai bobot evaluasi, dimana nilai bobot evaluasi didapat dari perkalian presen-tase dari setiap faktor yang digunakan. 3.1 Desain Sistem

Desain sistem ini bertujuan untuk memberikan gambaran umum tentang sistem yang diusulkan. Adapun alat bantu yang digunakan dalam pengembangan sistem yaitu:

Flowchart Sistem

Alat bantu pengembangan sistem adalah alat-alat yang digunakan dalam tahap pengembangan sistem yang baik, digunakan sebagai alat bantu, sebagai alat pembuatan model yang dimung-kinkan profesional sistem untuk menggambar-kan sistem sebagai suatu jaringan proses fungsi-onal yang dibutuhkan satu sama lain dengan alur data baik secara manual maupun terkompu-terisasi. Alat bantu yang digunakan adalah Flowchart.

Flowchart program pertama Login, apakah user dan pass benar jika benar masuk ke form menu jika salah kembali login, masuk ke form menu kemudian masuk ke menu input data karyawan, input factor, input bobot faktor, lalu input nilai karyawan, setelah itu proses penilaian karya-wan, semua nilai karyawan akan dibandingkan untuk dilihat nilai yang tertinggi dan apakan nilai dari masing karyawan masuk dalam jumlah karyawan yang dibutuhkan oleh instansi terse-but seperti yang dapat dilihat pada gambar 1. Flowchart MultiFactor Evaluation Process (MFEP)

Untuk MFEP disiapkan variabel yang digu-nakan dalam perhitungan yaitu bobot, nilai dan total. Kemudian tentukan jumlah faktor, jika jumlah faktor bernilai nol maka tampilkan total, dan jika jumlah faktor belum sama dengan i maka lakukan perhitungan sampai jumlah faktor

sama dengan i, jika jumlah faktor telah sama dengan i maka tampilkan total, seperti yang dapat dilihat pada gambar 2.

3.2 Tampilan Program

Data Karyawan

Didalam form ini di isi data-data diri karyawan seperti No SK, nama karyawan, tempat/ tanggal lahir, usia, alamat, agama, jenis kelamin, pendi-dikan terakhir, jurusan dan bidang. Setelah data dimasukkan, data tersebut akan disimpan dalam database. Form data karyawan dapat dilihat pada gambar 3.

Gambar 1. Flowchart Sistem

(7)

Gambar 3. Form Data Karyawan

Form Input Faktor

Form ini berfungsi untuk menambah faktor, sub faktor, nilai subfaktor dan bobot faktor.

Gambar 4. Form Input Faktor

Form Proses Penilaian dan Hasil Nilai Karya-wan Berprestasi

Pada form proses penilaian akan menampilkan semua hasil nilai dan hasil keputusan.

Gambar 5. Form Proses Penilaian

4. SIMPULAN dan SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan serta uraian-uraian sebelumnya, maka penulis mengambil beberapa kesimpulan, yaitu : 1. Sistem pendukung keputusan penilaian

kar-yawan berprestasi ini bersifat dinamis, de-ngan dapat menambahkan faktor-faktor baru dan nilai bobot dapat diubah-ubah setiap faktor yang telah di tentukan.

2. Aplikasi ini dapat menghasilkan penilaian terhadap suatu pilihan atau alternatif, untuk menentukan karyawan yang berprestasi dan layak mendapatkan kenaikan gaji dan pangkat.

5. DAFTAR RUJUKAN

Chandra, Ade Ps. 2011. Sistem Pendukung Keputusan Penilaian Karyawan Mengguna-kan Metode K-Nearest Neighbor Untuk Pemberian Bonus Pada Karyawan.

Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2003. Kamus Indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Kendall Keneth E, Kendal Julie E. 2006. Analisis dan Perancangan Sistem edisi lima jilid 1. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Kusrini. 2007. Konsep dan Aplikasi Sistem

Pendukung Keputusan. Yogyakarta: Andi Offset.

Nugroho, Adi. 2010. Rekayasa Perangkat Lunak Berorientasi Objek dengan Metode USDP. Yogyakarta : Andi Offset.

Pressman, Roger. 2002. Rekayasa Perangkat Lunak Pendekatan Praktisi (Buku I), Yogyakarta: Penerbit Andi & McGraw-Hill Book Co.

Render, B. and Stair, M.R, Jr. 2002, Quanitative Analysis for Management, 7th Edition, New

York: Prentice Hall.

Simarmata. Janner. 2010. Rekayasa Perangkat Lunak. Yogyakarta: Andi.

Sudiyantoro. 2005. Konsep Pendukung Keputu-san. Jakarta: Gramedia.

Turban E, Jaye Aronson, Peng_Liang Ting. 2005. Decision Support System and Intel-ligent System. Yogyakarta: Andi.

Wahana Komputer, 2000, Pemrograman Visual Basic 6.0. Yogyakarta: Andi.

Gambar

Tabel 1.  Tabel Nilai bobot untuk faktor Faktor Bobot Faktor
Gambar 1. Flowchart Sistem
Gambar 3. Form Data Karyawan

Referensi

Dokumen terkait

11 Sebagai kesimpulan, keteladanan pendidik untuk memiliki integritas, profesionalitas, dan keikhlasan akan dapat membangun karakter peserta didik sehingga mampu

Berdasarkan data kondisi ekosistem mangrove dan tingkat persepsi masyarakat di setiap desa, dapat diketahui bahwa masyarakat Desa Batu Ampar dengan kondisi ekosistem

Pre-Conditions Bagian Admin telah melakukan input data penumpang dan mengkonfirmasi pembayaran tiket. Post-Conditions Penumpang telah melakukan pembayaran dan

Pengembangan kelembagaan di tingkat pengrajin ini diharapkan dapat sebagai pendorong utama dalam peningkatan kinerja usaha pengrajin tahu Usaha peningkatan kinerja industri tahu

• Titik N merupakan portofolio aset berisiko dengan bobot investasi adalah 77,8 persen untuk saham AAA, 5,5 persen untuk saham BBB, dan 16,7 persen untuk saham CCC.. TEKNIK

Dari contoh di atas dapat dilihat bahwa fungsi dibuat dengan nama "tulis" sehingga untuk menulis ke layar tidak perlu menulis perintah document.write yang lebih

Menurut Winkel dan Hastuti (2007) “bimbingan kelompok adalah pelayanan bimbingan yang diberikan kepada lebih dari satu orang pada waktu bersamaan”. Menurut Tim MKDK

Kelompok kedua terdiri dari jenis ikan Plotosus anguilaris dan Parapercis sp yang mengelompok secara spasial yakni hanya ditemukan pada Stasiun Utara, masing-masing pada bulan