• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL INKUIRI DENGAN MEDIA KONKRET DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN LUAS BANGUN DATAR PADA SISWA KELAS V SDN 5 KEBUMEN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENERAPAN MODEL INKUIRI DENGAN MEDIA KONKRET DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN LUAS BANGUN DATAR PADA SISWA KELAS V SDN 5 KEBUMEN"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

460

Fendi Arif Wibowo1, Triyono 2, Chamdani3

PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret Jl. Kepodang 67 A Panjer, Kebumen Email: fendifendol11@gmail.com

1 Mahasiswa, 2, 3 Dosen PGSD FKIP UNS

Abstract: Application of Inquiry Model with concrete media in Improving Learning Build Size Flat in Class V SDN 5 Kebumen. The purpose of this study

is to improve learning broad flat wake grade students of SDN 5 Kebumen. Classroom Action Research (CAR) collaborative was conducted in three cycles. Each cycle consists of two meetings. Each meeting consists of four phases: planning, implementation, observation, and reflection. The subjects were students of class V SDN 5 Kebumen's 27 siswa.Teknik data collecting techniques and nontes test. The validity of the data in this study using triangulation of data sources and triangulation techniques. Menggunakananalisis data analysis descriptive qualitative data consists of data reduction, data presentation, and conclusion. The study was stopped after the process and student learning outcomes reached KKM = 70 as much as 85% of students. The results showed that the application of the inquiry model with concrete media can improve learning broad flat wake grade students of SDN 5 Kebumen.

Keywords: inquiry, concrete media, learning outcomes

Abstrak: Penerapan Model Inkuiri dengan Media Konkret dalam Peningkatan Pembelajaran Luas Bangun Datar pada Siswa Kelas V SDN 5 Kebumen. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan pembelajaran luas bangun datar pada siswa kelas V SDN 5 Kebumen. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) kolaboratif ini dilaksanakan dalam 3 siklus. Setiap siklus terdiri dari dua pertemuan. Setiap pertemuan terdiri dari 4 tahapan yaitu: perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SDN 5 Kebumen yang berjumlah 27 siswa.Teknik pengumpulan data berupa teknik tes dan nontes. Validitas data pada penelitian ini menggunakan triangulasi sumber data dan triangulasi teknik. Analisis data menggunakananalisis data kualitatifdeskriptifyang terdiri dari reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Penelitian dihentikan setelah proses dan hasil belajar siswa mencapai KKM = 70 sebanyak 85% siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model inkuiri dengan media konkret dapat meningkatkan pembelajaran luas bangun datar pada siswa kelas V SDN 5 Kebumen.

(2)

PENDAHULUAN

Pendidikan pada hakikatnya merupakan proses membangun per-adaban bangsa. Pendidikan mem-punyai tanggung jawab besar guna menyiapkan sumber daya manusia dalam berbagai bidang kehidupan. Pendidikan nasional di Indonesia mempunyai suatu tujuan. Berdasar-kan Undang-Undang Sitem Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003, pendidikan nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Sehubungan dengan tujuan pendidikan tersebut, maka pemerin-tah terus berupaya untuk me-ningkatkan mutu pendidikan di Indonesia. Upaya meningkatkan mutu pendidikan dilakukan secara menyeluruh meliputi aspek penge-tahuan, ketrampilan, dan sikap untuk mengembangkan kecakapan hidup agar siswa dapat bertahan hidup, me-nyesuaikan diri, dan berhasil di masa mendatang. Upaya yang telah di-lakukan oleh pengelola pendidikan untuk meningkatkan kualitas pen-didikan di Indonesia diantaranya adalah penyempurnaan kurikulum yang terus dilakukan. Kurikulum di Indonesia terus mengalami perubahan dan perkembangan sesuai dengan tuntutan kebutahan dan perkembang-an zaman.Kurikulum yang diterap-kan saat ini yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidiksn (KTSP). Jihad (2008:129) KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun dan

dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. KTSP terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur, dan muatan kurikulum.

Pembelajaran di sekolah dapat berlangsung dengan baik apabila ada komunikasi positif antara guru dengan siswa, guru dengan guru, dan antara siswa dengan siswa. Oleh karena itu, komunikasi positif harus diciptakan agar pesan dari suatu materi yang ingin disampaikan, dapat diterima oleh siswa dengan baik. Guru diharapkan mampu mem-bimbing aktivitas dan potensi siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran dengan menggunakan model pem-belajaran yang sesuai. Guru juga diharapkan dapat lebih kreatif untuk menarik minat belajar siswa. Hal ini perlu dilaksanakan agar kualitas pembelajaran menjadi lebih baik. Salah satu pembelajaran yang perlu mendapat perhatian lebih adalah Matematika.

Matematika sebagai ilmu logika memiliki objek dasar abstrak yang dapat berupa fakta, konsep, operasi dan prinsip. Dari objek dasar itu berkembang menjadi objek-objek lain, misalnya pola pikir deduktif dan konsisten, struktur-struktur dalam matematika yang ada dewasa ini, juga tidak dapat dipisahkan dari per-kembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Terbukti dengan banyak-nya permasalahan dalam kehidupan sehari-hari yang berhubungan dengan Matematika. Pelajaran Matematika diberikan pada semua jenjang pen-didikan dimulai dari Sekolah Dasar (SD) sampai Perguruan Tinggi. Matematika sebagai ilmu dasar begitu cepat mengalami perkembangan. Hal itu

(3)

terbukti dengan semakin banyak-nya kegiatan Matematika dalam ke-hidupan sehari-hari.

Tujuan pembelajaran Matematika di SD dapat dilihat di dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan 2006. Mata pelajaran Matematika bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut: (1) memahami konsep Matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah; (2) mengguna-kan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi Matematika dalam membuat generalisasi, me-nyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan Matematika; (3) memecahkan masalah yang me-liputi kemampuan memahami masalah, merancang model Matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh; (4) mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah; (5) memiliki sikap menghargai kegunaan Matematika dalam ke-hidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian dan minat dalam mempelajari Matematika, sifat-sifat ulet dan percaya diri dalam pemecah-an masalah.

Namun pada kenyataanya, pem-belajaran Matematika yang ditemui peneliti di SD N 5 Kebumen masih jauh dari tujuan pembelajaran di atas. Berdasarkan wawancara dengan guru kelas V SDN 5 Kebumen yang di-laksanakan Tanggal 12 November 2015, diketahui bahwa banyak siswa yang mengalami hambatan dalam belajar.

Terutama pada pemahaman konsep, gagasan serta penguasaan terhadap ketrampilan-ketrampilan

Matematika.

Berdasarkan wawancara dengan siswa kelas V SDN 5 KebumenTanggal 12 November 2015, diketahui bahwa mereka mengalami hambatan dalam belajar khususnya mengenai pemahaman konsep yang abstrak. Anak usia SD hanya bisa memahami konsep-konsep yang konkret.

Berdasarkan observasi yang di-laksanakan Tanggal 12 November 2015, kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru dan siswa kelas V SDN 5 Kebumen diketahui bahwaguru menjelaskan konsep Matematika tanpa menjelaskan cara menemukan konsep, sehingga kurang me-ngembangkan kemampuan berpikir siswa. Kemudian penggunaan media dalam proses pembelajaran belum dikembangkan dengan baik. Adanya media yang disediakan sekolah belum dimanfaatkan secara maksimal. Padahal dengan pemilihan media yang tepat dapat menarik minat siswa dalam pembelajaran.

Berdasarkan hasil UTSkelas V tahun ajaran 2015/2016 yang dilaksanakan oleh 27 siswa, diperoleh sebanyak 14 atau 52 % dari 27 siswa yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 70. Siswa yang mendapatkan nilai ≥ 70 berjumlah 13 siswa atau 48 %.

Jika keadaan demikian terus dibiarkan, maka akan berdampak buruk pada kegitan pembelajaran khususnya Matematika. Untuk itu perlu adanya solusi untuk mengatasi masalah tersebut. Diantaranya pemili-han model dan media yang

(4)

tepat yang sesuai dengan karakter siswa.

Peneliti mengajukan model Inkuiri dan media konkret untuk memecahkan masalah tentang pembelajaran Matematika di SDN 5 Kebumen. Sanjaya (2006: 196) menyatakan bahwa model pem-belajaran Inkuri adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang me-nekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari

suatu masalah yang dipertanyakan. Sagala (2011: 89) juga menyatakan

bahwa pengetahuan dan ketrampilan yang diperoleh siswa diharapkan bukan hanya hasil dari mengingat seperangkat fakta-fakta tetapi juga hasil menemukan (inquiry) sendiri sehingga pembelajaran dapat ber-makna bagi siswa.

Peneliti juga mengajukan penggunaan media konkret untuk memecahkan masalah tentang pembelajaran Matematika di SDN 5 Kebumen. Menurut Hamdani (2011: 188) media konkret yaitu media yang tidak diproyeksikan berupa benda nyata yang digunakan sebagai bahan ajar. Wahyudi (2008: 2) media konkret yaitu model penyajian pembelajaran menggunakan benda-benda konkret atau nyata yang ada di sekitar siswa. Keunggulan pengguna-an media konkret adalah memper-tajam pengalaman dan ingatan siswa terhadap materi yang dipelajari.

Rumusanmasalahdalampeneliti aniniyaitu: (1) bagaimana langkah-langkah penerapan model inkuiri dengan media konkret? (2) apakah penerapan model inkuiri dengan media konkret dapat me-ningkatkan pembelajaran luas bangun datar? (3)

apakah kendala yang dihadapi dan solusinya?

Tujuan penelitian ini adalah (1) mendeskripsikan langkah-langkah penerapan model inkuiri dengan media konkret, (2) meningkatkan pembelajaran luas bangun datar siswa kelas V SD melalui penerapan model inkuiri dengan media konkret, dan(3) mendeskripsikan kendala dan solusinya.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan di SDN 5 Kebumen yang berlokasi di Kelurahan Kebumen, Kecamatan Kebumen, Kabupaten Kebumen. Subjek penelitian adalah siswa kelas V SDN 5 Kebumentahun ajaran 2015/2016, yang berjumlah 27 siswa yang terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 15 siswa perempuan.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif dan kualitatif. Teknik pengumpulan data berupa teknik tes dan nontes. Alat pengumpulan data yaitu instrumen tes berupa soal evaluasi, dan instrumen nontes berupa lembar observasi, pedoman wawancara, dokumen, dan kamera (Arikunto, 2013: 193). Triangulasi yang digunakan pada penelitian ini adalah teknik triangulasi sumber data dan triangulasi teknik (Sanjaya, 2013: 112). Triangulasi sumber meliputi guru kelas V SDN 5 Kebumen, siswa kelas V SDN 5 Kebumen,dan dokumen. Sedangkan triangulasi teknik meliputi observasi, wawancara dan dokumentasi. Analisis data terdiri dari reduksi, penyajian data, dan penarikan kesimpulan (Sugiyono, 2013: 335).

Model penelitian tindakan yang digunakan dalam penelitian ini

(5)

adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) kolaboratif. Prosedur penelitian tindakan ini meliputi 4 tahap yaitu: perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Tindakan dilaksanakan dalam tiga siklus, setiap siklus terdiri dari dua pertemuan.

HASIL DAN PEMBAHASAN Penerapan model inkuiri terbimbing dengan media konkret dilaksanakan sesuai dengan langkah-langkahnya, yaitu: (1) orientasi, (2) merumusakan masalah, (3) membuat hipotesis, (4) melakukan percobaan, (5) mengumpulkan dan menganalisa data, (6) membuat kesimpulan, (7) mengaplikasikan kesimpulan.

Data hasil observasi yang diperkuat dengan wawancara terkait penerapan model inkuiri dengan media konkret pada pembelajaran luas bangun datar oleh guru padasiklus I, II, dan III dapat dilihat pada Tabel 1. berikut.

Tabel 1. Analisis Observasi terhadap Guru dalamPenerapan Model Inkuiri dengan Media Konkret

Siklus I II III Persentase

(%) 83,75 90,75 91,50 Berdasarkan Tabel 1., hasil observasi terhadap guru dalampenerapan model inkuiri terbimbing dengan media konkret mengalami peningkat-an disetiap siklusnya. Pada siklus I baru mencapai 83,75%, pada siklus II 90,75% dan pada siklus III mencapai 91,50%. Peningkatan tersebut sudah mencapai indikator kinerja penelitian yaitu 85%.

Adapun analisispenerapan model inkuiri dengan media konkret yang dilaksanakan siswa dapat dilihat pada Tabel 2. berikut.

Tabel 2. Analisis Observasi terhadap Siswa dalamPenerapan Model Inkuiri dengan Media Konkret

Siklus I II III Persentase

(%) 87,75 89,75 90,75 Berdasarkan Tabel 2., hasil observasi terhadap siswadalampe-nerapan model inkuiri dengan media konkret mengalami peningkatan disetiap siklusnya. Pada siklus I men-capai 87,75%, pada siklus II 89,75%, dan pada siklus III mencapai 90,75%. Peningkatan tersebut sudah mencapai target indikator kinerja 85%.

Selain penilaian proses dalam pembelajaran luas bangun datar dapat diketahui juga hasil belajar siswa. Berikut disajikan perbandingan nilai hasil belajar siswa pada siklus I, II, dan III yang dapat dilihat pada Tabel 3. berikut.

Tabel 3.Peningkatan Hasil Belajar Siswa pada Tiap Siklus

Ketuntasan Hasil Belajar Rata- rata Tuntas Belum Tuntas Siklus 1 72,72 78% 12% Siklus 2 81,64 93% 7% Siklus 3 85,46 89% 11%

Berdasarkan Tabel 3., dapat dilihat bahwa pada siklus I skor rata-rata sebesar 72,72 dengan presentase ketuntasan siswa yaitu78%, pada siklus II mengalami peningkatan rata-rata menjadi 81,64 dengan persentase ketuntasan93% dan pada

(6)

siklus III mengalami peningkatan rata-rata menjadi 85,46 namun persentase ketuntasan menurun menjadi 89%. Hasil tersebut sudah memenuhi indicator kinerja penelitian yaitu≥85%.

Pembelajaran dengan menerap-kan model inkuiri dengan media konkret membuat siswa berpikir kritis untuk mencari pengetahuanya sendiri. Hal tersebut, sesuai dengan yang disampaikan Sutarmi (2013) yang menyatakan bahwa penggunaan model inkuiri dengan media nyata atau konkret dapat meningkatkatkan pembelajaran Matematika. Sanjaya (2011: 196) juga menyatakan “Model Pembelajaran Inkuiri adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban suatu masalah yang dipertanyakan”.

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan tentangpenerapan model inkuiri dengan media konkretdalam peningkatan pembelajaran luas bangun datar siswa kelas V SD Negeri5 Kebumenyang dilaksanakan dalam tiga siklus maka dapat disimpulkan bahwa langkah-langkah penerapan model inkuiri dengan media konkretterdiri dari enam langkah yaitu: (1) orientasi, (2) merumusakan masalah, (3) membuat hipotesis, (4) melakukan percobaan, (5) mengumpulkan dan menganalisa data, (6) membuat kesimpulan, (7) mengaplikasikan kesimpulan.Pe-nerapan model inkuiri dengan media konkret dapat meningkatkan pem-belajaran luas bangun datar pada

siswa kelas V yang meliputiproses dan hasil belajar. Kendala penelitian ini adalah guru belum menggunakan media secara maksimal, dan siswa tidak memerhatikan penjelasan guru. Solusi dari kendala tersebut adalah mendiskusikan dengan guru skenario pembelajaran dan memotivasi siswa untuk selalu memerhatikan pen-jelasan guru.

Peneliti memberikan beberapa saran membangun sebagai berikut: (1) bagi guru, penerapan model inkuiri dengan media konkret hendaknya dijadikan sebagai alternatif bagi guru untuk meningkatkan pembelajaran luas bangun datar di kelas V, (2) bagi siswa, hendaknya senantiasa me-ngembangkan potensi dalam dirinya seperti kreativitas, rasa ingin tahu, kerja sama dalam pembelajaran, (3) bagi sekolah,hendaknya senantiasa memotivasi para guru untuk me-ningkatkan kualitas pembelajaran dengan memperkaya pendekatan, model, metode, dan media pembelajaran yang inovatif, salah satunya dengan menerapkan model inkuiri dengan media konkret dengan menyesuaikan mata pelajaran dan materi agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal, (4) bagi peneliti lainyang hendak melaksana-kan penelitian sejenis, disarankan untuk melaksanakan simulasi dan pengarahan yang jelas kepada guru sehingga guru akan lebih memahami langkah-langkah penerapan model inkuiri dengan media konkret.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2013). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.. Jakarta: Rineka Cipta.

(7)

Hamdani. (2011). Strategi Belajar

Mengajar. Bandung: CV

Pustaka Setia.

Jihad, A. (2008). Pengembangan

Kurikulum Matematika.

Bandung: Multi Pressindo. Sagala, S. (2011). Konsep dan

Makna Pembelajaran.

Bandung: Alfabeta. Sanjaya, W. (2011). Strategi

Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.

Jakarta: Kencana Prenada Media.

_____.(2013). Penelitian Tindakan

Kelas. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Sugiyono.(2013). Metode Penelitian

Pendidikan Pendekatan.

Bandung: Alfabeta. Wahyudi. (2008). Pembelajaran

Matematika di Sekolah Dasar.

Referensi

Dokumen terkait

Segala puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena atas limpahan rahmat, hidayah, dan kehendak-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

Puji syukur dipanjatkan ke-hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya sehingga dapat diselesaikan penyusunan Skripsi yang berjudul “ Upaya

Demikian pula sudah tersedia banyak pengalaman baik (best practices) dari kejadian-kejadian gempa yang pernah terjadi di tanah air, maupun dari pengalaman negara-negara maju

(sembilan belas juta delapan ratus delapan puluh enam ribu rupiah) DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG.

[r]

Setelah mengikuti perkuliahan ini, mahasiswa Program Pendidikan Bahasa Arab Jurusan Pendidikan Bahasa Asing FPBS UPI Bandung Semester IV dapat memahami tashrif

Treatment of drying temperature and long time drying process used oven at temperature 40°C, 50°C, 60°C, and 70°C is influence value of nutrient, carbohydrate, and

Kerangka Konsep Sistem Kesehatan lainnya (Australia) Determinan Lingkungan fisik/kimia/biologi Sosio ekonomi Kapasitas Masyarakat Perilaku sehat Faktor individu Sumber Input