ABSTRAK
Abstrak.PT. Florindo Makmur bergerak dalam industri produk tepung tapioka. Salah satu bagian produksi di PT. Florindo Makmur merupakan area produksi untuk melakukan proses pengeringan tepung. Pada stasiun pengeringan terdapat permasalahan kebisingan yang ditimbulkan mesin yang dapat mempengaruhi kinerja operator.Tingkat kebisingan diukur menggunakan alat sound level meter. Hasil pengukuran tingkat kebisingan menunjukkan bahwa pada stasiun pengeringan sebesar 95,3 dB yang berlangsung selama 8 jam kerja/hari, tingkat kebisingan tersebut melewati nilai ambang batas kebisingan berdasarkan standar Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia No.Per.13/MEN/X/2011 yaitu sebesar 85 dB untuk 8 jam kerja/hari. Penelitian tingkat kebisingan dilakukan pada siang hari dengan tujuan untuk menganalisis dan mengevaluasi tingkat kebisingan serta merekomendasikan usulan konsep rancangan reduksi kebisingan yang mampu mereduksi hingga 20,2 dB dan usulan lainnya adalah pemakaian sumbat telinga (earplug) mampu mengurangi kebisingan ± 30 dB dan tutup telinga (earmuff) mampu mengurangi 40 – 50 dB. Metode untuk penentuan titik pengukuran tingkat kebisingan adalah Europan Commission Working Group Asssessment of Exposure to Noise ( WG-AEN).Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan deskriptif.
Kata Kunci: Mesin Pengeringan, Kebisingan, Sound Level Meter, Ambang
Batas, Reduksi Kebisingan.