• Tidak ada hasil yang ditemukan

Produksi Susu Kambing Peranakan Etawa (PE) yang Diberikan Pakan Legume Indigofera sp

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Produksi Susu Kambing Peranakan Etawa (PE) yang Diberikan Pakan Legume Indigofera sp"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

TINJAUAN PUSTAKA

Potensi Leguminosa Indigofera sp.Sebagai pakan ternak

Indigofera sp. adalah termasuk keluarga leguminosa (kacang-kacangan). Tumbuhan ini mempunyai multifungsi, antara lain sebagai sumber warna biru alami untuk kain, dan obat tradisional, antimikroba yang antara lain melawan bakteri Staphylococcus aureus, Bacillus subtilis dan Escherichia coli (Selvakumar dan Karunakaran, 2004); pupuk hijau misalnya dalam sistem pertanian yang berbasis padi (PCARRD, 2002), penutup tanah, misalnya 1L arrecta (Lemmens and Cardon, 2005), sebagai pakan hijauan ternak, hijauan Indigofera mempunyai kualitas nutrisi dan produktivitas yang tinggi dan dengan kandungan protein yang bervariasi yaitu 21 - 25% (Tarigan et al., 2010). Laporan lain menyebutkan 15,9 - 29,8% (Hassen et al., 2008).

Gambar 1. Legume Indigofera sp.

(2)

43,56%; ADF 35,24%; Ca 1,16%; P 0,26%; kecernaan bahan kering (KCBK) 67,50%; kecernaan bahan organik (KCBO) 60,32%; tannin 0,08% dan saponin 0,41%.

Tabel 1. Komposisi Nutrien IndigoferaSp.

Komponen nutrien Legume Indigofera Sp

Bahan Kering 21,97

Kandungan senyawa anti nutrisi dalam Indigofera sp

Menurut Aylward et al., (1987), Indospicine merupakan asam amino non-protein yang hampir sama dengan arginine yang banyak diketemukan pada bagian biji dan daun dari tanaman I. spicata, I. hirsute, I. linifolia dan 1. endecaphylla,

sedangkan pada species Indigofera yang lain dilaporkan hanya sedikit dan tidak berpotensi menyebabkan keracunan dan penurunan palatabilitas. Dalam upaya mempertahankan kualitas dan kuantitas hijauan pakan ternak pada daerah kering diperlukan tanaman yang toleran terhadap defisit air seperti halnya tanaman

(3)

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui interaksi antara taraf cekaman kekeringan dan interval pemangkasan terhadap kualitas hijauan I. zollingeriana.

Widodo (2003), menyatakan bahwa zat antinutrisi alkaloida merupakan hasil metabolisme sekunder tanaman yang bersifat toksik. Zat ini terkandung dalam jaringan tanaman sebagai mekanisme dari perlindungan diri tanaman tersebut terhadap ancaman dari lingkungan biotik dan abiotik. Dikatakan pula bahwa anti nutrisi pada tanaman umumnya terjadi karena faktor dalam (intrinsik) yaitu suatu keadaan dimana tanaman secara genetik mampu memproduksi anti-nutrisi tersebut dalam organ tubuhnya, sedangkan faktor luar (lingkungan), yaitu keadaan dimana secara genetik tanaman tidak mengandung unsur anti-nutrisi, tetapi karena pengaruh lingkungan mendesak zat yang tidak diinginkan diproduksi dalam organ tubuhnya sebagai perlawanan terhadap cekaman lingkungan. Menurut Saurabh et al. (2010), zat anti nutrisi yang terdapat pada bagian daun dan biji tanaman Indigofera sp. antara lain tannin dan saponin, selebihnya adalah

alkaloid, flavonoid, carbohydrate glycosides, terpeniods, steroids dan indospicine.

Ampas tahu

(4)

rumput lapangan, penambahan bobot badannya hanya 4 g/ekor/hari (Kusnadi dan Prawiradiputra, 1985).

Komposisi zat gizi ampas tahu hasil analisis laboratorium terdiri atas bahan kering 8,69, protein kasar 18,67%, serat kasar 24,43%, lemak kasar ,43%, abu 3,42% dan BETN 41,97%. Melihat, ampas tahu memiliki kadar protein yang cukup tinggi, akan tetapi bahan pakan ini mengandung bahan kering rendah atau banyak mengandung air. Tingginya kandungan protein dan air menyebabkan ampas tahu tidak tahan lama disimpan karena mudah mengalami pembusukan akibat tumbuhnya mikroorganisme perusak. Karena sifatnya yang mudah rusak, biasanya penggunaan ampas tahu tidak lebih dari satu hari dan oleh peternak langsung diberikan pada hari itu juga (Hernaman et al., 2005).

Kambing Peranakan Etawa

(5)

memiliki sifat antara Kambing Ettawa dengan kambing Kacang. Spesifikasi dari kambing ini adalah hidung agak melengkung, telinga agak besar dan terkulai. Berat tubuh bangsa kambing Peranakan Ettawa sekitar 32 - 37 kg dan produksi air susunya 1 - 1,5 liter per hari. Keunikan kambing peranakan ettawa adalah bila kambing jantan dewasa dicampur dengan kambing betina dewasa dalam satu kandang akan selalu gaduh atau timbul keributan (Murtidjo, 1993).

(6)

Table 2. Kinerja Produksi Kambing Peranakan Etawa

2. Jumlah anak sekelahiran 1-3

3. Berat Lahir (Kg)

5. Produksi Susu harian (liter) 1,5-3,7

Sumber : Mulyono dan Sarwono, (2004)

Pakan Kambing Etawa

(7)

Menurut Mulyono dan Sarwono (2008), pada dasarnya kambing tidak selektif dalam memilih pakan. Segala macam daun-daunan dan rumput disukai, tetapi 17 hijauan dari daun-daunan lebih disukai daripada rumput. Hijauan yang baik untuk pakan adalah hijauan yang belum terlalu tua dan belum menghasilkan bunga karena hijauan yang masih muda memiliki kandungan PK (protein kasar) yang lebih tinggi. Hijauan yang diperoleh pada musim hujan sebaiknya dilayukan atau dikeringkan terlebih dahulu sebelum digunakan untuk pakan kambing.

Tabel 3. Kebutuhan Nutrien Kambing

Bobot badan (lb) BK (lb) %BB PK (lb) TDN (lb)

Tabel 4. Kebutuhan Tambahan untuk Produksi Susu PerPound dilihat dari Persentase Lemak (%)

(8)

demikian, zat gizi yang terdapat pada masing-masing jenis hijauan yang diberikan tersebut akan saling melengkapi dan menjamin ketersediaan gizi yang lebih baik,pencernaan tidak terganggu (Mulyono dan Sarwono, 2008).

Metabolisme karbohidrat pada ruminansia

(9)

Gambar 2. Proses Metabolisme Karbohidrat dalam Rumen Ternak Ruminansia Sumber: McDonald et al. (2002).

(10)

total VFA yang diproduksi akan diserap langsung retikulo-rumen yang masuk ke darah, sekitar 20% diserap di abomasum dan omasum, dan sisanya sekitar 5% diserap di usus halus (McDonald et al., 2002).

Metabolisme protein pada ruminansia

(11)

Gambar 3. Proses Metabolisme Protein didalam Rumen Ternak Ruminansia Sumber: McDonald et al. (2002)

(12)

sudah terjadi akumulasi (Sutardi, 1977). Konsentrasi amonia yang optimum untuk 26 menunjang sintesis protein mikroba dalam cairan rumen sangat bervariasi, berkisar antara 6-21 mM (McDonald et al., 2002).

Metabolisme lemak pada ruminansia

Bakteri rumen memiliki fungsi yang sangat penting terhadap fermentasi serat dan tanaman berpolimer (Arora, 1989). Bakteri mengurai karbohidrat polimer dalam pakan menjadi senyawa sederhana seperti asam lemak dan alkohol dari selulosa, amilum, fruktosan dan xilan (Schlegel, 1994).

Pada ruminansia, protozoa yang bersilia berkembang di dalam rumen dan membantu pencernaan zat– zat makanan dari rumput – rumputan yang kaya akan serat kasar. Protozoa jenis Holotrica terutama memecah gula terlarut seperti glukosa, maltosa, sukrosa dan pati terlarut dan melepaskan asam asetat, asam butirat, asam laktat, CO2, H2 dan amilopektin. Amilopektin sebagai simpanan energi bagi protozoa digunakan apabila substrat dalam lingkungan rumen berkurang (Arora, 1989).

(13)

bersamaan dengan itu memperoleh tambahan sumber protein dan pati dari ingesta rumen.

Biosintesis dan sekresi susu

Susu diproduksi oleh glandula mammae dari kumpulan sel-sel epithelial sekretoriyang spesifik. Sel-sel ini membentuk struktur yang disebut alveoli. Sel-sel alveoli dikelilingi oleh sel-sel kontraktil yang disebut sel-sel myoepithelial. Sel-sel berkontraksi sebagai respon dari hormon yang dikeluarkan oleh kelenjar pituitary yaitu oxytocin. Kelenjar mammae adalah kelenjar eksokrin dimana sekresi eksternal dari alveoli dialirkan melalui sistem pembuluh ke puting yang dapat dihisap oleh anaknya. Kelenjar mammae ini adalah perkembangan dari kelenjar keringat (Damayanti, 2006).

Kelenjar mammae dapat dibagi menjadi jaringan yang mensupport dan jaringan yang terlibat dalam sintesa dan transportasi susu. Struktur jaringan yang menunjang/menyuport adalah kulit, ligamen dan jaringan konektif. Support yang utama berasal dari ligamentum suspensory lateral yang tidak elastis dan

ligamentum suspensory median yang elastis. Jaringan konektif terbagi dalam sintesa susu dan system transportnya ke beberapa bagian. Bagian yang paling besar disebut lobus. Lobus ini terbagi pula atas beberapa lobulus yang lebih kecil, Setiap lobulus terdiri dari 150 – 225 alveoli. Alveoli-alveoli itu kecil dan strukturnya menyerupai kantung yang bulat, alveoli mempunyai lumen dan sejalan dengan sel-sel epithelial. Sel-sel epithelial adalah unit dasar sekresi susu dalam kelenjar mammae. Lebih dari setengah jumlah susu yang diproduksi

(14)

Suplai darah yang cukup kepada kelenjar mammae adalah sangat diperlukan untuk produksi susu. Nutrien yang dimanfaatkan dalam sintesa susu, berasal dari darah. Kira-kira 400 volume darah harus mengalir ke dalam kelenjar mammae untuk mensintesa 1 volume susu. ( Akers, 2002), Suplai darah yang utama untuk kelenjar mammae pada sapi, kuda, domba dan kambing adalah dari arteri pudic eksterna. Pada babi, kelenjar mammaenya disuplai oleh arteri pudic eksterna dan arteri thoracis ekstern. Arteri-arteri yang mempenetrasi cabang-cabang kelenjar mammae dan mengikuti jaringan konektif inilah yang membentuk lobus dan lobulus. Alveoli dikelilingi oleh sebuah network dari kapiler-kapiler arteri yang mentransfer nutrien yang digunakan dalam sintesa susu.

Produksi Susu

Produktivitas kambing PE dapat dilihat dari jumlah dan bobot lahir anak serta produksi susu yang dihasilkan, dan ini dipengaruhi oleh faktor genetik dan lingkungan termasuk nutrisi dan manajemen. Produksi susu kambing PE masih sangat beragam (0,45-2,1 liter/hari) dan angka kelahiran tunggal sering terjadi, padahal ternak ini mempunyai kemampuan untuk menghasilkan anak lebih dari satu. Salah satu faktor penyebab rendahnya tingkat kelahiran adalah karena adanya kematian embrio (10-30%) yang umumnya terjadi sebelum hari ke-12 (Wodzicka-Tomaszewska et al., 1991).

(15)

Pemberian pakan dan gizi yang efisien, paling besar pengaruhnya dibanding faktor-faktor lain, dan merupakan cara yang sangat penting untuk peningkatan produktivitas (Devendra dan Burns, 1994). selanjutnya Menurut Sutama et al., (1994), dengan perawatan biasa, induk kambing PE dapat menghasilkan susu sekitar 0,25-0,50 liter per hari. Kalau perawatannya diperbaiki, mutu, jumlah pakannya ditingkatkan, kesehatannya baik, dan diberi pakan penguat maka seekor induk kambing PE dapat menghasilkan susu sekitar 1,50-2,00 liter per hari dan lama produksinya bisa diperpanjang sampai 6-7 bulan.

Kambing PE merupakan temak perah mempunyai produksi susu 0,45 - 2,2 liter/ekor/hari (Sutama at al., 1995) lebih banyak dibandingkan kambing kacang hanya 0,1- 0,4 liter/ekor/hari (Sitorus, 1994). Panjang masa laktasi 92 Lokasi Bangsa kambing Cirebon Etawa Bogor Etawah Cianjur Etawah, Angora Bandung/Pangalengan Etawa, Angora Sumbar/Pangarasan Etawah Banyumas Etawah, Kasmir, Angora Pekalongan Etawah, Kasmir, Angora Kedu Etawah, Kasmir Surakarta Etawah, Kasmir Yogyakarta Etawah, Kasmir, Angora Sumbawa Etawah - 256 hari, dengan puncak produksi terjadi pada minggu 3 - 6 masa laktasi (Sutama et al., 1995).

(16)

memenuhi kebutuhan ternak akan energi diluar kebutuhan hidup pokok ternak (Devendra dan Mc Leroy, 1982). Selanjutnya, Tillman et al. (1986) dan Sauvan dan Morand Fehr, (1979) menyatakan bahwa ketersediaan karbohidrat mudah terlarut pada hijauan adalah rendah. Karena itu, suplementasi konsentrat yang mengandung campuran bahan-bahan sumber energi, sprotein serta mineral (mikro dan makro) merupakan salah satu solusi untuk dapat meningkatkan produk fermentasi rumen yang pada giliran berikutnya dapat menyediakan nutrien yang cukup untuk pembentukan air susu. Konsentrat diharapkan dapat bertindak sebagai sumber karbohidrat mudah terlarut, protein lolos degradasi, dan sebagai sumber glukosa untuk bahan baku produksi susu. Konsentrat memperluas peluang terbentuknya asam lemak atsiri (volatile fatty acid = VFA) terutama asam propionat yang lebih banyak dengan

produksi metan semakin kecil, sehingga efisiensi penggunaan energinya lebih tinggi (Blaxter, 1969; Orskov dan Ryle, 1990).

Konsumsi Pakan

Konsumsi seekor kambing akan dipengaruhi oleh kandungan energi dan protein pakan. Semakin tinggi kandungan energi atau protein, maka semakin sedikit pakan yang dikonsumsi karena kebutuhan ternak telah terpenuhi (Sutardi, 1981). Kandungan energi pakan berkorelasi negatif dengan tingkat konsumsi bahan kering, sedangkan bahan organik dan protein pakan berkolerasi dengan r = 0,85 (Partama, 2000; Adriani et al.,2003).

(17)

akan menjadi basi, apek dan mudah berjamur. Pakan yang sudah basi akan menyebabkan pengambilan (intake) pakan oleh ternak berkurang dan hal ini akan berdampak terhadap menurunnya performa ternak. Setiap terjadi penurunan 1,0 % akan menyebabkan menurunnya pertambahan bobot badan sebesar 1,5-2,0 %. Untuk menjamin pakan di dalam palungan selalu segar, lakukan pemberian pakan minimal 2 kali sehari, bila terdapat sisa pakan dari pemberian sebelumnya harus dibuang. Idealnya ternak harus sudah diberikan pakan kembali kira -kira setengah jam setelah pakan pada pemberian sebelumnya habis. Inilah pentingnya menyusun ransum yang sesuai dengan kebutuhan ternak (Santosa, 2006).

Konsumsi pakan adalah banyaknya pakan yang dapat dimakan pada waktu tertentu. Produksi ternak hanya dapat terjadi apabila konsumsi energi pakan berada diatas kebutuhan hidup pokok. Keragaman konsumsi pakan disebabkan 21 oleh aspek individu, species dan bangsa ternak, status fisiologis, kebutuhan energi, kualitas pakan dan kondisi lingkungan (Soebarinoto et al., 1991). Ternak ruminansia yang normal (tidak sakit atau sedang bereproduksi) mengkonsumsi pakan dalam jumlah yang terbatas sesuai dengan kebutuhannya untuk mencukupi hidup pokok (Siregar, 1996). Tinggi rendah konsumsi pakan pada ternak ruminansia sangat dipengaruhi oleh faktor eksternal yaitu : tempat tinggal (kandang), palatabilitas, konsumsi nutrisi, bentuk pakan dan faktor internal yaitu: selera, status fisiologi, bobot tubuh dan produksi ternak itu sendiri (Kartadisastra, 1997).

(18)

Mulyono dan Sarwono (2008) meyatakan bahwa konsumsi pakan kambing dinyatakan dalam bahan kering.

Konversi Pakan

Gambar

Gambar 1. Legume Indigofera sp.
Tabel 1. Komposisi Nutrien Indigofera Sp.
Table 2. Kinerja Produksi Kambing Peranakan Etawa
Tabel 3. Kebutuhan Nutrien Kambing
+3

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan penggunaan kemasan vakum menunjukkan kandungan TPT dan tingkat keretakan buah yang lebih rendah dibandingkan dengan kemasan MAP, namun tidak

BAB III GERAKAN DAN BACAAN WAJIB DAN SUNNAH DALAM PELAKSANAAN SHALAT ... Gerakan dan Bacaan Niat. Gerakan dan Bacaan Takbiratul Ihram. Gerakan dan Bacaan Berdiri Bagi yang

Unit pembelajaran ini berisi pembahasan tentang topik Jamur dan Peranannya dalam Kehidupan yang dipelajari peserta didik SMA di kelas X dalam mata pelajaran

pilih menu kelola fasilitas tampil halaman kelola fasilitas masukkan data fasilitas simpan data fasilitas ubah data fasilitas cari data fasilitas hapus data fasilitas Y T

Bakteri Gram negatif terbanyak yang ditemukan adalah Escherica coli (72%), hal ini disebabkan karena kurangnya perilaku higienis ibu hamil, disebabkan karena tingkat sosial

Dengan permasalahan yang ada tersebut, sehingga dapat dilakukan pemelitian tentang implementasi pembelajaran kontekstual “RANGKA” terhadap keterampilan proses sains dan

dilakukan oleh Fatmawati (2013) pada guru SMA negeri di kabupaten Sanggau Pontianak yang memiliki hubungan positif dan signifikan antara variabel gaya kepemimpinan