• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 1 PENDAHULUAN LKPJ 2014 - Kumpulan data - OPEN DATA PROVINSI JAWA TENGAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "BAB 1 PENDAHULUAN LKPJ 2014 - Kumpulan data - OPEN DATA PROVINSI JAWA TENGAH"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

h a l | 1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1. DASAR HUKUM

Kota Semarang ditetapkan sebagai Kota praja di wilayah Provinsi Jawa Tengah sebagian dari Negara Kesatuan RepubIik Indonesia berdasarkan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kota Besar Dalam Lingkungan Provinsi Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Seiring dengan dinamika yang terjadi, sejak penetapan tersebut, Kota Semarang telah beberapa kali mengalami perubahan administrasi kewilayahan. Pada tahun 1976, berdasarkan pada Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1976 tentang Perluasan Kotamadya Daerah Tingkat II Semarang, jumlah kecamatan di Kota Semarang bertambah dari semula 5 kecamatan (Kecamatan Semarang Barat, Semarang Utara, Semarang Timur, Semarang Selatan dan Semarang Tengah) menjadi 9 kecamatan, dengan penambahan kecamatan Mijen, Gunungpati dan Tembalang di sebelah selatan, Genuk di sebelah Timur dan Tugu di sebelah Barat. Selanjutnya pada tahun 1992, wilayah administrasi kecamatan di Kota Semarang kembali berubah dari semula berjumlah 9 menjadi 16 kecamatan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 1992 tentang Pembentukan Kecamatan di Wilayah Kabupaten-Kabupaten Daerah Tingkat II Purbalingga, Cilacap, Wonogiri, Jepara dan Kendal serta Penataan Kecamatan di Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Semarang dalam Wilayah Provinsi Daerah Tingkat I Jawa Tengah.

(2)

h a l | 2

Sistematika penyusunan LKPJ ini terdiri dari tujuh bab sebagaimana diatur dalam lampiran III Peraturan Pemerintah No. 3 tahun 2007, yang terdiri dari:

Bab I Pendahuluan

Bab II Kebijakan Pemerintah Daerah

Bab III Kebijakaan Umum Pengelolaan Keuangan Daerah Bab IV Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Daerah Bab V Penyelenggaraan Tugas Pembantuan

Bab VI Penyelenggaraan Tugas Umum Pemerintahan Bab VII Penutup

1.2. GAMBARAN UMUM KOTA SEMARANG

1.2.1. KONDISI GEOGRAFIS

Secara geografis, Kota Semarang terletak antara garis 6º 50’ - 7º 10’ Lintang Selatan dan garis 109º 50’ - 110º 35’ Bujur Timur. Secara administratif Kota Semarang terdiri atas 16 wilayah kecamatan dan 177 Kelurahan, dengan luas wilayah adalah 373,70 Km2, dengan batas-batas administratif adalah:

Sebelah Utara : Laut Jawa

Sebelah Selatan : Kabupaten Semarang Sebelah Barat : Kabupaten Kendal Sebelah Timur : Kabupaten Demak

(3)

h a l | 3

Dari total luas wilayah 373,70 Km2, secara administratif, wilayah yang terluas berada pada wilayah pengembangan yaitu kecamatan Mijendengan luas wilayah 64,41 Km2 (16,63%)dan Kecamatan Gunungpatidengan luas wilayah 53,09 Km2(14,45%).Sedangkan kecamatan yang mempunyai luas terkecil adalah Kecamatan Semarang Selatan, dengan luas wilayah 5,93Km2 diikuti oleh Kecamatan Semarang Tengah, dengan luas wilayah 6,14 Km2.

Kota Semarang memiliki iklim tropis dengan dua jenis musim, yaitu musim kemarau dan musim penghujan yang memiliki siklus bergantian selam lebih kurang enam bulan. Curah hujan di Kota Semarang antara 1500 mm sampai dengan 12.000 mm per tahun.

Menurut data Badan meterologi dan Geofisika pada umumnya hujan di Kota Semarang turun pada bulan Desember sampai Mei, sedangkan antara bulan Juni sampai November merupakan musim kemarau. Kota Semarang memiliki curah hujan antara 1500 mm per tahun sampai 3000 mm per tahun. Antara tahun 1963 sampai dengan 1995 curah hujan efektif konstan, yaitu rata-rata 2398,76 mm per tahun. Sedangkan rata-rata hari hujan per bulan pada tahun 2006 adalah 109 hari dengan jumlah curah hujan 2153 mm. Temperatur udara kota ini berkisar antara 25,80 0C sampai dengan 29,30 0C, kelembaban udara rata-rata berkisar dari 62% sampai dengan 84%. Temperatur udara rata-rata berkisar antara 27,500 C dengan temperatur terendah berkisar 24,200C dan tertinggi 31,800 C, serta mempunyai kelembaban udara rata-rata 79 persen.

1.2.2. GAMBARAN UMUM DEMOGRAFI

Dengan mendasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk Kota Semarang di tahun 2014 diperkirakan mencapai 1.583.188 jiwa yang terdiri dari penduduk laki-laki sebanyak 786.789 jiwa (49,7%), dan penduduk perempuan sejumlah 796.399 jiwa (50,3%). Jumlah tersebut meningkat sebesar 11.083 jiwa dibandingkan jumlah penduduk di tahun 2013 yang sebesar 1.572.105 jiwa.

(4)

h a l | 4 JUMLAH PENDUDUK KOTA SEMARANG

PER KECAMATAN TAHUN 2014

No Kecamatan Jumlah (Jiwa) Persentase (%)

1 Kecamatan Semarang Selatan 86.129 5,44 2 Kecamatan Semarang Utara 131.011 8,28 3 Kecamatan Semarang Barat 163.871 10,35 4 Kecamatan Semarang Timur 81.936 5,18 5 Kecamatan Semarang Tengah 74.392 4,70

6 Kecamatan Gunungpati 74.739 4,72

7 Kecamatan Tugu 30.259 1,91

8 Kecamatan Mijen 56.049 3,54

9 Kecamatan Genuk 90.912 5,74

10 Kecamatan Gajah Mungkur 64.643 4,08

11 Kecamatan Tembalang 142.156 8,98

12 Kecamatan Candisari 82.218 5,19

13 Kecamatan Banyumanik 130.351 8,23

14 Kecamatan Ngaliyan 121.154 7,65

15 Kecamatan Gayamsari 75.793 4,79

16 Kecamatan Pedurungan 177.575 11,22

J U M L A H 1.583.188 100,00

Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Semarang (data sementara, data diolah)

Selain berdasarkan sebaran tempat tinggal, komposisi penduduk juga dapat dilihat berdasarkan kelompok umur yang dapat digunakan untuk melihat Angka Beban Ketergantungan (dependency ratio), yang menggambarkan beban penduduk produktif terhadap penduduk yang tidak produktif. Angka beban ketergantungan memberikan gambaran perbandingan antar jumlah penduduk yang produktif (15-64 tahun) dengan yang tidak produktif (0-14 tahun dan 65 tahun keatas). Untuk penduduk yang mempunyai struktur muda atau sangat tua sekali, maka beban ketergantungannya sangat tinggi. Angka beban ketergantungan Kota Semarang pada tahun 2014adalah sebesar 39,55%, dengan rincian komposisi penduduk berdasarkan kelompok umur pada tahun 2014 adalah sebagai berikut.

JUMLAH PENDUDUK KOTA SEMARANG

BERDASAR KELOMPOK UMUR KONDISI TAHUN 2014

Kelompok Umur Jumlah (jiwa) Persentase(%)

0 – 4 126.692 8,00

5 – 9 125.695 7,94

10 – 14 122.054 7,71

15 – 19 148.010 9,35

20 – 24 157.893 9,97

25 – 29 149.892 9,47

30 – 34 139.329 8,80

35 – 39 124.963 7,89

40 – 44 118.551 7,49

45 – 49 106.067 6,70

50 – 54 89.762 5,67

55 – 59 63.796 4,03

60 – 64 36.221 2,29

65+ 74.263 4,69

Jumlah 1.583.188 100,00

(5)

h a l | 5

Berdasarkan tingkat pendidikannya, komposisi penduduk Kota Semarang hampir merata pada pendidikan dasar dan menengah (SD/MI sederajat, SMP/MTs sederajat, SMA/MA sederajat) dengan prosentase terbesar adalah tamatan SD/MI sederajat sebesar 22,9%. Sedangkan penduduk yang menamatkan pendidikan pada jenjang perguruan tinggi jumlahnya hanya sekitar 8,76%, yang terdiri dari tamatan Diploma I/II/III sebesar 4,33% dan tamatan D IV, S1, S2, dan S3 sebesar 4,43%. Berikut ini tabel penduduk Kota Semarang dirinci berdasar tingkat pendidikan formal.

JUMLAH PENDUDUK KOTA SEMARANG BERDASAR PENDIDIKANTAHUN 2014

No Tingkat Pendidikan Jumlah

(Jiwa)

Persentase (%)

1 Tidaksekolah 95.236 6,53

2 Tidak/ belum tamat SD 297.279 20,38 3 Tamat SD/MI sederajat 334.003 22,90

4 Tamat SLTP/MTs / sederajat 296.215 20,31 5 Tamat SLTA/MA / sederajat 308.230 21,13

6 Tamat Diploma I / II / III 63.158 4,33 7 Tamat D IV / S1 / S2 / S3 64.607 4,43

J U M L A H 1.458.727 100,00

Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Semarang (data sementara, data diolah)

Sebagai kota metropolitan, penduduk Kota Semarang bermatapencaharian di banyak sektor, dengan yang terbanyak bekerja sebagai buruh industri (25,77%), PNS/TNI/POLRI (13,80%), pedagang (12,56%) dan buruh bangunan (12,04%). Secara lebih rinci, jumlah penduduk Kota Semarang berdasar mata pencarian pada tahun 2014 dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

JUMLAH PENDUDUK KOTA SEMARANG BERDASAR MATA PENCAHARIAN TAHUN 2014

No Jenis mata pencaharian Jumlah Persentase

(Jiwa) (%)

1 Petani Sendiri 26.695 3,86

2 Buruh Tani 18.216 2,63

3 Nelayan 2.268 0,33

4 Pengusaha 53.470 7,73

5 Buruh Industri 178.153 25,77 6 Buruh Bangunan 83.231 12,04

7 Pedagang 86.823 12,56

8 Angkutan 25.445 3,68

9 PNS/TNI/POLRI 95.410 13,80

10 Pensiunan 39.751 5,75

11 Lainnya 81.920 11,85

J U M L A H 691.382 100,00

Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Semarang (data sementara, data diolah)

(6)

h a l | 6

manusia yang dianggap paling mendasar, yaitu usia harapan hidup, tingkat pengetahuan dan hidup layak. Penyusunan IPM bertujuan untuk melihat gambaran lengkap perkembangan pembangunan manusia yang dilakukan di suatu daerah serta melihat sejauh mana dampak pembangunan yang dilaksanakan terhadap peningkatan kualitas penduduk. Ketersediaan informasi tersebut diharapkan akan dapat membantu pengambilan kebijakan yang berkaitan dengan program-program pembangunan manusia. Data IPM Kota Semarang dalam 5 (lima) tahun terakhir terlihat pada tabel berikut.

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA KOTA SEMARANG TAHUN 2009 - 2013

KOMPONEN Tahun

2010 2011 2012 2013 2014 *)

Indeks Pembangunan Manusia 77,11 77,42 77,98 78,54 78,95

Sumber : Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Semarang (data sementara, data diolah)

1.2.3. KONDISI EKONOMI

a. Potensi Unggulan Daerah

Sebagai kota yang terletak di pesisir utara Pulau Jawa serta memiliki pelabuhan internasional, Kota Semarang merupakan pusat perdagangan dan jasa di Provinsi Jawa Tengah. Hal tersebut terlihat pada sektor pembentuk PDRB Kota Semarang yang didomnasi oleh sektor perdagangan dan jasa. Peran Semarang sebagai kota perdagangan dan jasa didukung oleh keberadaan sarana dan prasarana yang mendukung aktifitas tersebut. Pada tahun 2014 ketersediaan sarana dan prasaranan perdagangan dan jasa di Kota Semarang terlihat pada tabel sebagai berikut:

SARANA DAN PRASARANA PERDAGANGAN DAN JASA DI KOTA SEMARANG TAHUN 2014

NO SARANA & PRASARANA JUMLAH

TAHUN 2013 TAHUN 2014

1 Restoran 92 121

2 Rumah Makan 139 146

3 Cafe 49 57

4 Hotel berbintang 44 52

5 Hotel non-berbintang 62 70

6 Pasar Tradisional 46 46

Pasar Kota 12 12

Pasar Wilayah 11 11

Pasar Lingkungan 23 23

7 Pasar Modern 467 555

Mall/Plaza 5 5

Swalayan/Supermarket/Toserba 31 31

Mini Market 430 489

(7)

h a l | 7

Perekonomian Kota Semarang ditunjang antara lain oleh sektor industri kecil yang dilaksanakan oleh masyarakat sesuai dengan potensi kewilayahan yang dimiliki. Keberadaan industri kecil terkonsentrasi pada sentra-sentra industri sesuai dengan jenis bidang usaha yang dikerjakan. Sampai dengan tahun 2014, di Kota Semarang terdapat 18 sentra industri kecil dengan sebaran lokasi dan bidang usahanya dapat dilihat pada tabel berikut:

SENTRA INDUSTRI KECIL

No Nama Sentra Kelurahan Kecamatan Unit

Usaha 1. Pengasapan ikan Bandarharjo Semarang Utara 58

Krobokan Semarang Barat 20

Tawang Mas Semarang Barat 4

Mangunharjo Tugu 12

Tanjung Emas Semarang utara 12

2 Rangka jog kursi Bandarharjo Semarang utara 7

3 Mebel Tanjung Emas Semarang utara 13

4 Bata merah Pedurungan Kidul Pedurungan 33

Penggaron Kidul Pedurungan 65

Plamongansari Pedurungan 43

Gunungpati Gunungpati 24

Jatisari Mijen 25

5 Tahu Tandang Tembalang 10

Gunungpati Gunungpati 15

Pedurungan Kidul Pedurungan 1

6 Tempe Krobokan Semarang Barat 66

Kembangsari Semarang Tengah 24

Sekayu Semarang Tengah 16

Tandang Tembalang 23

7 Bandeng Presto Krobokan Semarang Barat 11

Tambakrejo Gayamsari 20

8 Krupuk Terung Krobokan dan Karangayu

Semarang Barat 12

9 Kerajinan kayu affal Lamper Tengah Semarang Selatan 11

10 Terasi Tanjung Emas Semarang utara 6

Tambakrejo Gayamsari 17

11 Kolang kaling Jatirejo Gunungpati 7

12 Tas imitasi Sarirejo Semarang Timur 9

Sendangguwo Tembalang 7

13 Barang dari kaleng Bugangan Semarang Timur 60 14 Kenteng Las Sarirejo Semarang Timur 17

15 Kristik Gajahmungkur Gajahmungkur 13

16 Sepatu Pedurungan, Semarang

Timur, Gayamsari, Semarang Tengah, Genuk

52

17 Batik Rejomulyo Semarang Timur 12

18 Sulam Tlogosari Kulon Pedurungan 15

JUMLAH 737

Sumber : Dinas Perindustrian dan Perdagangan

(8)

h a l | 8

Dengan menggunakan indikator-indikator tersebut maka :

- Wilayah Semarang Utara dan Selatan mempunyai nilai rata-rata tertinggi pada Kondisi dan Prospek Usaha;

- Wilayah Semarang Utara dan Timur mempunyai nilai rata-rata tertinggi pada Faktor Potensi Kewirausahaan;

- Wilayah Semarang Utara dan Selatan mempunyai nilai rata-rata tertinggi pada faktor Input Produksi;

- Wilayah Semarang Barat dan Utara mempunyai nilai rata-rata tertinggi pada faktor Prasarana;

- Wilayah Semarang Utara dan Selatan mempunyai nilai rata-rata tertinggi pada faktor pertumbuhan; serta

- Wilayah Semarang Barat dan Utara mempunyai nilai rata-rata tertinggi pada faktor Persepsi Pengusaha Kecil terhadap Kebijakan Pemerintah.

Sehingga dapat dikatakan bahwa wilayah Semarang Utara, Semarang Selatan, Semarang Barat dan Semarang Timur, potensial untuk dijadikan sentra. Sedangkan bila dikelompokkan berdasar wilayah dan komoditas maka komoditas potensial yang ada dapat dikelompokkan, yaitu : I. Utara : (1) Kimia dan Barang Kimia, (2) Industri Pengolahan Hasil Hutan, (3) Percetakan, Kertas dan Pulp, (4) Makanan, II. Selatan : (1) Makanan, (2) Percetakan, Kertas dan Pulp, (3) Kimia dan Barang Kimia, (4) Alat Angkut, (5) Minuman, III. Timur : (1) percetakan, Kertas dan Pulp, (2) Alat Angkut, (3) Tas, Dompet, Sepatu, Sandal, Ikat Pinggang, (4) Logam, V. Pusat : (1) Percetakan, Kertas dan Pulp, (2) Makanan, (3) Industri Pengolahan Hasil Hutan, (4) Alat Angkut, (5) Minuman. Gambaran riil mengenai potensi komoditas unggulan dapat dilihat pada tabel berikut ini :

INDUSTRI KECIL

NO KELOMPOK INDUSTRI JUMLAH

UNIT USAHA

PERSENTASE (%)

1 Kimia dan Barang Kimia 156 9,55

2 Minuman 238 14,57

3 Makanan 373 22,84

4 Furniture dan Barang dari Kayu 302 18,49 5 Kulit / Barang dari kulit dan plastik 20 1,22

6 Percetakan 175 10,72

7 Logam / Mesin 182 11,15

8 Elektronika 15 0,92

9 Alat Angkut 1 0,06

10 Tekstil dan produk dari Tekstil 65 3,98

11 Aneka 103 6,31

12 Industri lain 3 0,18

JUMLAH 1.633 100,00

(9)

h a l | 9

Di tahun 2014 terdapat penambahan 6 industri kecil formal (yang memiliki Tanda Daftar Industri – TDI), yaitu 4 pada kelompok aneka industri (minyak rambut, mainan anak robot plastik, bola plastik, dan sabun laundry) serta 2 pada kelompok industri furniture. Sedangkan untuk industri kecil non formal, di tahun 2014 terdapat 15 industri, yang rinciannya terlihat pada tabel berikut ini:

INDUSTRI KECIL NON FORMAL

NO KELOMPOK INDUSTRI JUMLAH

UNIT USAHA

PERSENTASE (%)

1 Kimia dan Barang Kimia 7 0,63

2 Minuman 287 25,86

3 Makanan 337 30,36

4 Furniture dan Barang dari Kayu 213 19,19 5 Kulit / Barang dari kulit dan plastik 11 0,99

6 Logam / Mesin 14 1,26

7 Tekstil dan produk dari Tekstil 78 7,03

8 Aneka 136 12,25

9 Industri lain 27 2,43

JUMLAH 1.110 100,00

Sumber : Dinas Perindustrian dan Perdagangan

Untuk industri menengah, di tahun 2014 terdapat penambahan 5 industri yaitu industri tandon air, jasa pengepakan serbuk gula merah, pita plastik (tear tape), serbuk minuman dan pakaian perawat/dokter. Rincian industri menengah terlihat pada tabel berikut ini:

INDUSTRI MENENGAH

NO KELOMPOK INDUSTRI JUMLAH

UNIT USAHA

PERSENTASE (%)

1 Kimia dan Barang Kimia 56 7,98

2 Minuman 77 10,97

3 Makanan 72 10,26

4 Furniture dan Barang dari Kayu 171 24,36 5 Kulit / Barang dari kulit dan plastik 17 2,42

6 Percetakan 106 15,10

7 Logam / Mesin 90 12,82

8 Elektronika 18 2,56

9 Alat Angkut 4 0,57

10 Tekstil dan produk dari Tekstil 19 2,71

11 Aneka 54 7,69

12 Industri lain 18 2,56

JUMLAH 702 100,00

Sumber : Dinas Perindustrian dan Perdagangan

(10)

h a l | 1 0 INDUSTRI BESAR

NO KELOMPOK INDUSTRI JUMLAH

UNIT USAHA

PERSENTASE (%)

1 Kimia dan Barang Kimia 18 10,23

2 Minuman 17 9,66

3 Makanan 14 7,95

4 Furniture dan Barang dari Kayu 29 16,48 5 Kulit / Barang dari kulit dan plastik 7 3,98

6 Percetakan 10 5,68

7 Logam / Mesin 20 11,36

8 Elektronika 6 3,41

9 Alat Angkut 10 5,68

10 Tekstil dan produk dari Tekstil 8 4,55

11 Aneka 23 13,07

12 Industri lain 14 7,95

JUMLAH 176 100,00

Sumber : Dinas Perindustrian dan Perdagangan

Berdasar tingkat potensinya maka Industri unggulan yang ada di Kota Semarang dapat dikelompokkan menjadi :

- Industri potensial : (1) Industri Makanan, (2) Industri Minuman, (3) Furniture Barang dari Kayu, (4) Industri Logam, (5) Industri Pakaian Jadi,

- Industri Kurang Potensial : (1) Industri Alat Angkut, (2) Elektronika, (3) Barang dari Kulit.

Selain Potensi Industri sebagaimana disampaiakan diatas, Kota Semarang juga memiliki karakteristik sebagai Kota Perdagangan. Artinya Kota yang mendasarkan bentuk aktivitas pengembangan ekonomi dengan menitikberatkan pada aspek perniagaan sesuai dengan karakteristik masyarakat, yang didalamnya melekat penyelenggaraan fungsi jasa yang menjadi tulang punggung pembangunan, dengan tidak meninggalkan potensi lainnya.

b. Pertumbuhan Ekonomi/PDRB

(11)

h a l | 1 1

keseluruhan dari tahun ke tahun yang digambarkan melalui laju pertumbuhan ekonomi.

PDRB Kota Semarang di tahun 2014 menurut harga berlaku adalah sebesar Rp. 68.441.7,97 juta, meningkat dibanding tahun 2013 yang sebesar Rp. 61.062.825,55 juta. Sedangkan apabila menurut harga konstan 2000 nilai di tahun 2013 adalah sebesar Rp. 27.252.371,67 juta rupiah, naik dibandingkan tahun 2013 yang sebesar Rp. 25.697.338,39 juta. Uraian rinci PDRB Kota Semarang terlihat pada tabel berikut ini:

PDRB KOTA SEMARANG TAHUN 2013 DAN TAHUN 2014

LAPANGAN USAHA Harga Berlaku (juta rupiah) Harga Konstan (juta rupiah)

2013*) 2014**) 2013*) 2014**)

1. Pertanian 631.643,07 679.525,53 249.951,28 252.965,87

2. Pertambangan dan Penggalian

87.942,37 94.173,54 34.222,00 34.854,39

3. Industri Pengolahan 15.026.452,04 16.941.264,26 6.842.639,52 7.258.536,98

4. Listrik, Gas dan Air Bersih 890.419,76 983.195,11 315.936,70 332.484,39

5. Bangunan 11.710.345,24 12.978.008,65 3.986.401,22 4.244.718,88

6. Perdagangan, Hotel dan Restoran

17.559.840,78 19.872.055,80 8.009.736,68 8.549.602,25

7. Pengangkutan dan Komunikasi

5.737.208,38 6.336.410,15 2.462.018,54 2.609.995,82

8. Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan

1.613.028,32 1.788.071,68 710.793,64 759.280,96

9. Jasa-Jasa 7.805.945,59 8.769.091,03 3.085.638,80 3.288.215,09

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB)

61.062.825,55 68.441.795,77 25.697.338,39 27.145.533,75

Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Semarang (data sementara, data diolah) keterangan : *) Angka sementara

**)Angka sangat sementara

Berdasarkan sumbangan atau kontribusi terhadap pembentukan PDRB Atas Dasar Harga Berlaku tahun 2014, terlihat bahwa sektor perdagangan, hotel dan restoran masih merupakan sektor yang memberi kontribusi terbesar, yaitu 29,03%, disusul kemudian sektor industri pengolahan sebesar 24,75%, sektor bangunan sebesar 18,96% dan sektor jasa-jasa sebesar 12,81%. Sektor yang memberikan kontribusi terkecil adalah sektor pertambangan dan penggalian sebesar 0,14%. Distribusi persentase PDRB selengkapnya dapat terlihat pada tabel berikut:

DISTRIBUSI PERSENTASE PDRB ATAS DASAR HARGA BERLAKU DI KOTA SEMARANG TAHUN 2010-2013

LAPANGAN USAHA 2011 (%) 2012 (%) 2013(%) *) 2014(%) **)

1. Pertanian 1,15 1,08 0,97 1,02

2. Pertambangan dan Penggalian 0,16 0,15 0,13 0,14 3. Industri Pengolahan 24,36 24,63 26,63 26,60 4. Listrik, Gas dan Air Bersih 1,47 1,43 1,23 1,23

5. Bangunan 19,68 19,42 15,51 15,52

(12)

h a l | 1 2

LAPANGAN USAHA 2011 (%) 2012 (%) 2013(%) *) 2014(%) **)

7. Pengangkutan dan Komunikasi 9,55 9,36 9,58 9,60 8 Keuangan, Persewaan dan Jasa

Perusahaan

2,68 2,67 2,77 2,74

9. Jasa-Jasa 12,94 12,83 12,01 12,10

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB)

100,00 100,00 100,00 100,00

Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Semarang (data sementara, data diolah) keterangan : *) Angka sementara

**)Angka sangat sementara

Selama tahun 2014, sektor yang paling tinggi pertumbuhannya adalah sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan yang tumbuh sebesar 6,82%, disusul sektor Perdagangan, Hotel Dan Restoran yang tumbuh sebesar 6,74%, serta sektor Jasa-Jasa yang tumbuh sebesar 6,57%. Sektor yang paling rendah pertumbuhannya adalah pertanian yang hanya tumbuh sebesar 1,21%.

PERTUMBUHAN TIAP SEKTOR ATAS DASAR HARGA KONSTAN DI KOTA SEMARANG

LAPANGAN USAHA 2011 (%) 2012 (%) 2013(%) *) 2014(%) **)

1. Pertanian 1,74 0,54 1,34 1,21

2. Pertambangan dan Penggalian 2,33 1,96 1,25 1,85

3. Industri Pengolahan 5,50 6,36 6,38 6,08

4. Listrik, Gas dan Air Bersih 4,78 3,76 7,17 5,24

5. Bangunan 7,04 6,03 6,37 6,48

6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 6,67 7,08 6,47 6,74 7. Pengangkutan dan Komunikasi 6,06 5,61 6,36 6,01

8. Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan

5,56 7,44 7,47 6,82

9. Jasa-Jasa 8,15 6,67 4,87 6,57

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB)

6,41 6,42 6,20 6,36

Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Semarang (data sementara, data diolah) keterangan : *) Angka sementara

**)Angka sangat sementara

Pendapatan per kapita atas dasar harga berlaku dari tahun ke tahun menunjukkanpeningkatan. Bila pada tahun 2011 adalah sebesar Rp. 31.101.850,41, pada tahun 2014 telah mencapai Rp. 41.491.463,76. Jika berdasarkan harga konstan, pendapatan per kapita naik dari Rp. 14.591.731,86 di tahun 2011 menjadi sebesar Rp. 17.328.560,5 di tahun 2014. Uraian selengkapnya dapat terlihat pada tabel berikut ini:

PENDAPATAN PER KAPITA KOTA SEMARANG

TAHUN HARGA BERLAKU (Rp) HARGA KONSTAN (Rp)

2011 31.101.850,41 14.591.731,86

2012 34.787.877,69 15.477.609,72

2013*) 39.124.435,42 16.339.991,04

2014**) 43.230.365,42 17.263.050,65 Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Semarang (data sementara, data diolah)

(13)

h a l | 1 3

Dalam konteks ilmu ekonomi makro, inflasi adalah proses meningkatnya harga dari sekelompok barang dan jasa secara terus menerus yang berkaitan dengan mekanisme pasar. Inflasi dapat disebabkan antara lain konsumsi masyarakat yang meningkat, berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu konsumsi atau spekulasi, serta akibat adanya ketidaklancaran suplai dan distribusi barang. Jika besarannya tidak terkendali, inflasi akan mempengaruhi kondisi perekenomian masyarakat.

Perkembangan inflasi di Kota Semarang sangat dipengaruhi oleh kebijakan makro ekonomi dari pemerintah pusat yang memengaruhi kenaikan harga-harga. Inflasi Kota Semarang di tahun 2014 meningkat menjadi sebesar 8,53% dibandingkan tahun 2013 yang tercatat sebesar 8,19%. Angka inflasi Kota Semarang ini lebih tinggi dibandingkan inflasi Jawa Tengah yang tercatat sebesar 8,22%.

Kenaikan inflasi di tahun 2014disumbang antara lain oleh kenaikan harga BBM di bulan November yang memicu kenaikan harga komoditi, baik itu yang terdampak langsung maupun yang merupakan dampak lanjutan. Hal ini terlihat selama tahun 2014 inflasi tertinggi terjadi pada bulan November dan Desember setelah ada kenaikan harga BBM.

LAJU INFLASI DI KOTA SEMARANG

No BULAN TAHUN (%)

2010 2011 2012 2013 2014

1 Januari 0,75 0,60 0,42 0,99 0,90 2 Februari 0,47 -0,12 0,37 0,90 0,24 3 Maret -0,20 -0,11 0,33 0,95 0,27 4 April 0,37 -0,54 0,14 -0,43 -0,04

5 Mei 0,02 0,13 0,36 -0,17 0,25

6 Juni 0,84 0,43 0,68 0,86 0,85

7 Juli 1,73 0,67 0,83 3,50 0,62

8 Agustus 0,53 0,57 1,26 1,25 0,41 9 September 1,04 0,51 -0,10 -0,61 0,41 10 Oktober 0,02 -0,19 0,07 0,12 0,55 11 Nopember 0,63 0,51 -0,01 0,42 1,35 12 Desember 0,70 0,38 0,41 0,21 2,40

Year on Year

(Kalender Desember) 7,11 2,87 4,85 8,19 8,53

Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Semarang (data sementara, data diolah)

Referensi

Dokumen terkait

Pertamax Plus (RON 95) , jenis BBM ini mempunyai nilai oktan tinggi (95).Pertamax dan Pertamax Plus dipasarkan sejak 10 Desember 2002.Pertamax Plus ditujukan untuk

Peningkatan Keterampilan Berpikir kritis Siswa Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Generatif. Rekapitulasi nilai pre-test sebelum dilaksanakan

STIRAT I{ETENAITGAIT U.ASIH KT'LIAH Nomor : 2662ISTTNAS/Mhs/XI l20rc. bawah ini

Hasil penelitian menunjukan bahwa: (1) Berdasarkan analisis uji hipotesis sikap ilmiah peserta didik menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan

Sehubungan dengan telah selesainya masa evaluasi administrasi, teknis dan harga penawaran pekerjaan Pembangunan Bronjong DAS Kecamatan Matuari Paket 2 maka Panitia Pengadaan

Memperhatikan ketentuan-ketentuan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah beserta perubahannya dan petunjuk

Linux banyak mendasarkan diri pada Unix, sehingga salah satu keunggulannya adalah multi-user, sistem bisa digunakan oleh banyak orang secara bergantian maupun bersamaan (akses

Catatan: - Beri tanda silang (X) pada pilihan yang sesuai - Tulis dengan huruf balok dan menggunakan