• Tidak ada hasil yang ditemukan

Asuhan Keperawatan Pada Anak BBLR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Asuhan Keperawatan Pada Anak BBLR"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

Asuhan Keperawatan Pada Anak BBLR

24 April 2015 Tinggalkan komentar

BAB I

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Kongres Kedokteran Perinatologi Eropa Ke-2, 1970, mendefinisikan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi yang dilahirkan dengan berat badan lahir £ 2500 gr dan mengalami masa gestasi yang diperpendek maupun pertumbuhan intra uterus kurang dari yang diharapkan (Rosa M. Sacharin, 1996).

Berat Badan Lahir Rendah tergolong bayi yang mempunyai resiko tinggi untuk kesakitan dan kematian karena BBLR mempunyai masalah terjadi gangguan pertumbuhan dan pematangan (maturitas) organ yang dapat menimbulkan kematian.

Angka kejadian (insidens) BBLR di negara berkembang seperti di Inggris dikatakan sekitar 7 % dari seluruh kelahiran. Sedangkan di Indonesia masih merupakan masalah yang perlu diperhatikan, karena di Indonesia angka kejadiannya masih tinggi.

Berkenaan dengan itu upaya pemerintah untuk pencegahan dan pengelolaan BBLR sangat penting. Dengan penanganan yang lebih baik dan pengetahuan yang memadai tentang pengelolaan BBLR, diharapkan angka kematian dan kesakitan dapat ditekan.

Peran serta perawat dalam pencegahan BBLR dengan meningkatkan kesejahteraan ibu dan janin yang dikandung, maka perlu dilakukan deteksi dini melalui pemantauan Ante Natal Care dan pengelolaan BBLR dengan penanganan dan pengetahuan yang memadai dengan menggunakan pendekatan asuhan keperawatan.

TUJUAN

 Tujuan Umum

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini untuk mengetahui asuhan keperawatan pada neonatus dengan BBLR.

2. Tujuan Khusus

 Mengetahui pengertian BBLR

 Mengetahui defenisi BBLR

(2)

 Dapat melakukan pengkajian dan pengumpulan data pada bayi BBLR

 Dapat mengidentifikasi dan merumuskan diagnosa keperawatan bayi dengan BBLR

 Dapat menentukan intervensi BBLR BAB II

PEMBAHASAN

DEFENISI

Bayi berat badan lahir rendah ialah bayi baru lahir yang berat badannya saat lahir kurang dari 2500 gram ( WHO, 1961 ).

Berat badan lahir rendah yaitu bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari 2500 gram tanpa memperhatikan usia gestasi (dihitung satu jam setelah melahirkan). Menurut Ribek dkk. (2011).

Berat badan lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat badan 2500 gram atau kurang pada saat lahir, bayi baru lahir ini dianggap mengalami kecepatan pertumbuhan intrauterine kurang dari yang diharapkan atau pemendekan periode gestasi (Bobak, 2004).

Berat badan lahir rendah (BBLR) adalah bayi yang lahir dengan berat badan kurang atau sama dengan 2500 gram (Surasmi, 2003).

Berat Badan Bayi Rendah (BBLR) merupakan bayi (neonatus) yang lahir dengan memiliki berat badan kurang dari 2500 gram atau sampai dengan 2499 gram (Hidayat, 2005).

Menurut Hasan Rusepno (1995), berdasarkan hasil konggres kedoktren Perinatologi Eropa II yang disebut bayi berat lahir rendah adalah bayi yang beratnya kurang atau sama dengan 2500 gram saat lahir.dianggap sebagai mengalami masa gestasi yang diperpendek, maupun pertumbuhan intra uterus kurang dari yang diharapkan atau keduanya.

Dalam hal in dapat dibedakan menjadi :

 Prematuritas murni, yaitu bayi pada kehamilan

 Small for date (SFD) atau kecil untuk masa kehamilan adalah bayi yang berat badannya kurang dari yang seharusnya umur kehamilan

 Retardasi pertumbuhan janin intrauterine (IUGR) yaitu bayi yang lahir dengan berat badan rendah dan tidak sesuai dengan usia kehamilan

(3)

Large for date adalah bayi yang dilahirkan lebih besar dari seharusnya tua kehamilan, misalnya pada diabetes mellitus

ETIOLOGI

Penyebab berat badan lahir rendah belum diketahui, Menurut Huda dan Hardhi dalam NANDA NIC-NOC (2013). Penyebab kelahiran bayi berat badan lahir rendah, yaitu:

 Factor genetik atau kromosom

 Infeksi

 Bahan toksik

 Insufisiensi atau disfungsi plasenta

 Radiasi

 Faktor nutrisi

 Isufisiensi atau disfungsi plasenta

 Factor lain seperti merokok, peminum alkohol, bekerja berat pada masa kehamilan, plasenta previa, kehamilan ganda, obat-obatan, dan sebagainya.

Selain penyebab diatas ada beberapa penyebab kelahiran berat badan lahir rendah yang berhubungan, yaitu :

 Faktor ibu

 Paritas

 Abortus spontan sebelumnya

 Infertilitas

 Gizi saat hamil yang kurang, umur kurang dari 20 tahun atau diatas 35 tahun

 Jarak hamil dan persalinan terlalu dekat, pekerjaan yang terlalu berat

 Penyakit menahun ibu : hipertensi, jantung, gangguan pembuluh darah, perokok

 Faktor kehamilan

1. Hamil dengan hidramnion, hamil ganda, perdarahan antepartum

(4)

 Faktor janin

 Cacat bawaan, infeksi dalam rahim.

 Infeksi congenital (missal : rubella)

. KLASIFIKASI BBLR

Menurut Ribek dkk. (2011), ada 3 klasifikasi dari berat badan lahir rendah, yakni:

 Berat badan lahir rendah sedang yaitu bayi lahir dengan berat badan 1501 sampai 2500 gram.

 Berat badan lahir sangat rendah yaitu bayi lahir dengan berat badan kurang dari 1500 gram.

 Berat badan lahir sangat rendah sekali yaitu bayi lahir dengan berat badan kurang dari 1000 gram.

PATOFISIOLOGI

Bayi berat badan lahir rendah adalah bayi dengan berat badan kurang dari 2500 gram pada waktu lahir. Secara umum penyebab dari bayi berat badan lahir rendah dipengaruhi oleh beberapa factor antara lain gizi saat hamil yang kurang dengan umur kurang dari 20 tahun atau diatas 35 tahun, jarak hamil dan persalinan terlalu dekat, pekerjaan yang terlalu berat, penyakit menahun ibu : hipertensi, jantung, gangguan pembuluh darah, perokok.

BBLR biasanya disebabkan juga oleh hamil dengan hidramnion, hamil ganda, perdarahan, cacat bawaan, infeksi dalam rahim. Hal ini akan menyebabkan bayi lahir dengan berat 2500 gram dengan panjang kurang dari 45 cm, lingkar dada kurang dari 30 cm kepala lebih besar, kulit tipis, transparan, rambut lanugo banyak, lemak kurang, otot hipotonik lemah,

pernapasan tak teratur dapat terjadi apnebiasanya terjadi pada umur kehamilan kurang dari 37 minggu.

Kemungkinan yang terjadi pada bayi dengan BBLR adalah Sindrom aspirasi mekonium, asfiksia neonatorum, sindrom distres respirasi, penyakit membran hialin, dismatur preterm terutama bila masa gestasinya kurang dari 35 minggu, hiperbilirubinemia, patent ductus arteriosus, perdarahan ventrikel otak, hipotermia, hipoglikemia, hipokalsemia, anemi, gangguan pembekuan darah, infeksi, retrolental fibroplasia, necrotizing enterocolitis (NEC), bronchopulmonary dysplasia, dan malformasi kongineta.

MANIFESTASI KLINIS

(5)

 Pada anamnesa sering dijumpai adanya Riwayat abortus, pertus prematurus dan lahir mati

 Pembesaran uterus tidak sesuai dengan tuanya kehamilan

 Pergerakan janin yang pertama terjadi lebih lambat dan tidak sesuai menurut yang seharusnya

 Sering dijumpai dengan kehamilan oliradramnion gravidarum atau perdarahan anterpartum

2. Setelah bayi lahir

 Bayi dengan retardasi pertumbuhan intrauterine

 Bayi premature yang lahir sebelum kehamilan 37 minggu

 Bayi small for date sama dengan bayi retardasi pertumbuhan intrauterine

 Bayi premature kurang sempurna pettumbuhan alat-alat dalam tubuhnya. Tanda dangejala yang dijumpai pada Bayi Berat Lahir Rendah antara lain :

1. Berat Badan Kurang dari 2.500 gram, panjang badan kurang dari 45 cm, lingkar kepala kurang dari 33 cm, lingkar dada kurang dari 30 cm.

2. Masa gestasi kurang dari 37 minggu.

3. Kepala lebih besar dari badan.

4. Lanugo (bulu halus ) banyak terutama pada dahi, pelipis, telinga dan lengan

5. Lemak sub kutan kurang.

6. Ubun – ubun dan sutura melebar

7. Genitalia belum sempurna, labia minora belun tertup oleh labia mayora (pada wanita) pada pria testis

8. Pembuluh darah kulit banyak terlihat peristaltik usus dapat terlihat.

9. Rambut halus dan tipis.

10.Banyak tidur dan tangis lemah.

11.Kulit tampak mengkilat dan licin

(6)

13.Refleks tonus leher lemah, refleks isap kurang, refleks menelan kurang dan refleks batuk masih lemah.

PENATALAKSANAAN

 Medis

 Resusitasi yang adekuat, pengaturan suhu, terapi oksigen

 Pengawasan terhadap PDA (Patent Ductus Arteriosus)

 Keseimbangan cairan dan elektrolit, pemberian nutrisi yang cukup

 Pengelolaan hiperbilirubinemia, penanganan infeksi dengan antibiotik yang tepat

 Keperawatan:

 Penanganan bayi

Semakin kecil bayi dan semakin premature bayi, maka semakin besar perawatan yang

diperlukan, karena kemungkinan terjadi serangan sianosis lebih besar. Semua perawatan bayi harus dilakukan didalam incubator

 Pelestarian suhu tubuh

Bayi dengan berat lahir rendah, mempunyai kesulitan dalam mempertahankan suhu tubuh. Bayi akan berkembang secara memuaskan, asal suhu rectal dipertahankan antara 35,50 C s/d

370 C.Bayi berat rendah harus diasuh dalam suatu suhu lingkungan dimana suhu normal

tubuhnya dipertahankan dengan usaha metabolic yang minimal. Bayi berat rendah yang dirawat dalam suatu tempat tidur terbuka, juga memerlukan pengendalian lingkungan secara seksama. Suhu perawatan harus diatas 25 0 C, bagi bayi yang berat sekitar 2000 gram, dan

sampai 300C untuk bayi dengan berat kurang dari 2000 gram

 Inkubator

Bayi dengan berat badan lahir rendah, dirawat didalam incubator. Prosedur perawatan dapat dilakukan melalui “jendela“ atau “lengan baju“. Sebelum memasukkan bayi kedalam

incubator, incubator terlebih dahulu dihangatkan, sampai sekitar 29,4 0 C, untuk bayi dengan

berat 1,7 kg dan 32,20C untuk bayi yang lebih kecil. Bayi dirawat dalam keadaan telanjang,

hal ini memungkinkan pernafasan yang adekuat, bayi dapat bergerak tanpa dibatasi pakaian, observasi terhadap pernafasan lebih mudah.

 Pemberin oksigen

(7)

menggunakan head box, konsentrasi o2 yang tinggi dalam masa yang panjangakan

menyebabkan kerusakan pada jaringan retina bayi yang dapat menimbulkan kebutaan

 Pencegahan infeksi

Bayi preterm dengan berat rendah, mempunyai system imunologi yang kurang berkembang, ia mempunyai sedikit atau tidak memiliki ketahanan terhadap infeksi. Untuk mencegah infeksi, perawat harus menggunakan gaun khusus, cuci tangan sebelum dan sesudah merawat bayi.

 Pemberian makanan

Pemberian makanan secara dini dianjurkan untuk membantu mencegah terjadinya

hipoglikemia dan hiperbillirubin. ASI merupakan pilihan pertama, dapat diberikan melalui kateter ( sonde ), terutama pada bayi yang reflek hisap dan menelannya lemah. Bayi berat lahir rendah secara relative memerlukan lebih banyak kalori, dibandingkan dengan bayi preterm.

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan antara lain :

1. Pemeriksaan skor ballard

2. Tes kocok (shake test), dianjur untuk bayi kurang bulan

3. Darah rutin, glukosa darah, kalau perlu dan tersedia fasilitas diperiksa kadar elektrolit dan analisa gas darah.

4. Foto dada ataupun babygram diperlukan pada bayi baru lahir dengan umur kehamilan kurang bulan dimulai pada umur 8 jam atau didapat/diperkirakan akan terjadi sindrom gawat nafas.

5. USG kepala terutama pada bayi dengan umur kehamilan

6. Pemeriksaan glucose darah terhadap hipoglikemia

7. Pemantauan gas darah sesuai kebutuhan

8. Pemeriksaan kromosom sesuai indikasi

KOMPLIKASI

 Sindrom aspirasi mekonium, asfiksia neonatorum, sindrom distres respirasi, penyakit membran hialin

 Dismatur preterm terutama bila masa gestasinya kurang dari 35 minggu

(8)

 Hipotermia, Hipoglikemia, Hipokalsemia, Anemi, gangguan pembekuan darah

 Infeksi, retrolental fibroplasia, necrotizing enterocolitis (NEC)

 Bronchopulmonary dysplasia, malformasi konginetal BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN BBLR

1. PENGKAJIAN

2. Identitas Klien

Nama : Umur : Pendidikan : Suku bangsa : Pekerjaan : Penanggung jawab : Agama : Status perkawinan :

Alamat : No. Medikal Record :

Ruang rawat : Tanggal masuk : Diagnosa medic : Yang mengirim / merujuk : Tinggi / berat badan : Golongan darah : Sumber informasi :

(9)

Nadi :120 x/menit Tekanan darah :

Pernafasan :56 x/menit Suhu : 35,5 0C

3. Riwayat Kesehatan

4. Riwayat antenatal yang perlu dikaji atau diketahui dari riwayat antenatal pada kasus BBLR yaitu:

 Keadaan ibu selama hamil dengan anemia, hipertensi, gizi buruk, merokok ketergantungan obat-obatan atau dengan penyakit seperti diabetes mellitus, kardiovaskuler dan paru.

 Kehamilan dengan resiko persalinan preterm misalnya kelahiran multiple, kelainan kongenital, riwayat persalinan preterm.

 Pemeriksaan kehamilan yang tidak kontinyuitas atau periksa tetapi tidak teratur dan periksa kehamilan tidak pada petugas kesehatan.

 Hari pertama hari terakhir tidak sesuai dengan usia kehamilan (kehamilan postdate atau preterm).

1. Riwayat natalkomplikasi persalinan juga mempunyai kaitan yang sangat erat dengan permasalahan pada bayi baru lahir. Yang perlu dikaji :

 Kala I : perdarahan antepartum baik solusio plasenta maupun plasenta previa.

 Kala II : Persalinan dengan tindakan bedah caesar, karena pemakaian obat penenang (narkose) yang dapat menekan sistem pusat pernafasan.

1. Riwayat post natal Yang perlu dikaji antara lain :

 Agar score bayi baru lahir 1 menit pertama dan 5 menit kedua AS (0-3) asfiksia berat, AS (4-6) asfiksia sedang, AS (7-10) asfiksia ringan.

 Berat badan lahir : Preterm/BBLR < 2500 gram, untu aterm ³ 2500 gram lingkar kepala kurang atau lebih dari normal (34-36 cm).

 Adanya kelainan kongenital : Anencephal, hirocephalus anetrecial aesofagal.

(10)

Pada neonatus dengan BBLR, biasanya keadaannya lemah dan hanya merintih. Keadaan akan membaik bila menunjukkan gerakan yang aktif dan menangis keras. Kesadaran neonatus dapat dilihat dari responnya terhadap rangsangan. Adanya BB yang stabil, panjang badan sesuai dengan usianya tidak ada pembesaran lingkar kepala dapat menunjukkan kondisi neonatus yang baik.

 Kulit

Biasanya warna kulit tubuh merah, sedangkan ekstrimitas berwarna biru, pada bayi preterm terdapat lanugo dan verniks.

 Kepala

Biasanya ditemukan caput succedaneum atau cephal haematom, ubun-ubun besar cekung atau cembung kemungkinan adanya peningkatan tekanan intrakranial.

 Mata

Biasanya warna conjunctiva anemis atau tidak anemis, tidak ada bleeding conjunctiva, warna sklera tidak kuning, pupil menunjukkan refleksi terhadap cahaya.

 Hidung

Biasanya terdapat pernafasan cuping hidung dan terdapat penumpukan lendir.

 Mulut

Biasanya bibir berwarna pucat ataupun merah, ada lendir atau tidak.

 Telinga

Biasanya tidak ada kelainan pada telinganya, tidak ada pembengkakan

 Leher

Perhatikan kebersihannya karena leher nenoatus pendek

 Thorax

 Inspeksi :biasanya bentuk dada simetris, terdapat tarikan intercostals,

 Palpasi : biasanya premitus simetris ki/ka

 Perkusi : biasanya sonor

 Auskultasi : biasanya vesikuler,suara tambahan wheezing

(11)

 Inspeksi : biasanya ictus cordis terlihat, frekuensi jantung > 100

 Palpasi : biasanya ictus cordis teraba 1 jari di intercostal IV

 Perkusi : biasanya pekak

 Auskultasi : biasanya irama jantung tidak teratur

 Abdomen

 Inspeksi : biasanya bentuk silindris, perut cekung adanya hernia diafragma

 Palpasi : biasanya hepar bayi terletak 1-2 cm dibawah arcus coatae pada garis papilla mamae, lien tidak teraba

 Perkusi : biasanya jarang dilakukan perkusi pada bayi

 Auskultasi : bising usus timbul 1-2 jam setelah masa kelahiran bayi

 Umbilikus

Biasanya tali pusat layu, perhatikan ada pendarahan atau tidak, adanya tanda – tanda infeksi pada tali pusat.

 Genitalia

Biasanya pada neonatus aterm testis turun, lihat adakah kelainan letak muara uretra pada neonatus laki – laki, neonatus perempuan lihat labia mayor dan labia minor, adanya sekresi mucus keputihan, kadang perdarahan.

 Ekstremitas

Biasanya warna biru, gerakan lemah, akral dingin, perhatikan adanya patah tulang atau adanya kelumpuhan syaraf atau keadaan jari-jari tangan serta jumlahnya.

 Refleks

Biasanya pada neonatus preterm post asfiksia berat reflek moro dan sucking lemah. Reflek moro dapat memberi keterangan mengenai keadaan susunan syaraf pusat atau adanya patah tulang

5. Pola-Pola Kebiasaan Sehari-hari  Pola nutrisi

(12)

mengkoreksi dehidrasi, asidosis metabolik, hipoglikemi disamping untuk pemberian obat intravena.

 Pola eliminasi

Yang perlu dikaji pada neonatus adalah BAB : frekwensi, jumlah, konsistensi. BAK : frekwensi, jumlah

 Latar belakang sosial budaya

Kebudayaan yang berpengaruh terhadap BBLR kebiasaan ibu merokok, ketergantungan obat-obatan tertentu terutama jenis psikotropikaKebiasaan ibu mengkonsumsi minuman

beralkohol, kebiasaan ibu melakukan diet ketat atau pantang makanan tertentu.

 Hubungan psikologis

Sebaiknya segera setelah bayi baru lahir dilakukan rawat gabung dengan ibu jika kondisi bayi memungkinkan. Hal ini berguna sekali dimana bayi akan mendapatkan kasih sayang dan perhatian serta dapat mempererat hubungan psikologis antara ibu dan bayi. Lain halnya dengan BBLR karena memerlukan perawatan yang intensif

1. DIAGNOSA KEPERAWATAN

2. Resiko ketidakseimbangan suhu tubuh b.d kegagalan mempertahankan suhu tubuh, penurunan jaringan lemak subkutan

3. Ketidakefektifan pola makan bayi b.d prematuritas

4. Diskontinuitas pemberian ASI b.d prematuritas

5. Resiko infeksi b.d pertahanan imunologis tidak adekuat

6. Iketrus neonates b.d bilirubin tak terkonjugasi dalam sirkulasi.

1. INTERVENSI KEPERAWATAN

No Diagnosa keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi 1 Resiko

ketidakseimbangan suhu tubuh b.d kegagalan

mempertahankan suhu tubuh,

penurunan jaringan lemak subkutan

Definisi : Risiko kegagalan

mempertahankan suhu

NOC :

v Hydration

v Adherence Behavior v Immune Status v Infection status v Risk control

NIC :

Temperature Regulation (pengaturan suhu)

– Monitor suhu minimal tiap 2 jam

(13)

tubuh dalam batas tidak sesuai dengan suhu lingkungan

v Risk detectio

– Monitor TD, nadi, dan RR mencegah hilangnya kehangatan tubuh

– Ajarkan pada pasien cara mencegah keletihan akibat panas – Diskusikan tentang pentingnya pengaturan suhu dan kemungkinan efek negatif dari kedinginan

– Beritahukan tentang indikasi terjadinya keletihan dan penanganan emergency yang diperlukan

– Ajarkan indikasi dari hipotermi dan penanganan yang diperlukan

– Berikan anti piretik jika perlu

2 Ketidakefektifan pola makan bayi b.d prematuritas

Definisi : Gangguan kemampuan bayi untuk menghisap atau mengkoordinasikan respons

menghisap/menelan yang mengakibatkan ketidakadekuatan nutrisi oral untuk kebutuhan metabolik bayi sawal mungkin (maksimal 2 jam setelah lahir)

– monitor kemampuan bayi untuk menghisap

(14)

Batasan teknik untuk mengatasi masalah menyusui

– bayi menandakan kepuasaan menyusu – ibu menunjukkan harga diri yang positif dengan menyusui putting untuk mencegah lecet – diskusikan penggunaan pompa ASI kalau bayi tidak mampu menyusu

– monitor peningkatan pengisian ASI

– jelaskan penggunaan susu formula hanya jika diperlukan

– instruksikan ibu untuk makan makanan bergizi selama menyusui – dorong ibu untuk minum jika sudah merasa haus

– dorong ibu untuk menghindari penggunaan rokok dan pil KB selama menyusui

– anjurkan ibu untuk memakai Bra yang nyaman, terbuat dari cootn dan menyokong payudara

– dorong ibu untuk melanjutkan laktasi setelah pulang bekerja/sekolah

3 Diskontinuitas pemberian ASI b.d prematuritas

Nj NOC:

v Breastfeding ineffective

NIC

(15)

Defenisi: penghentian kontinuitas proses pemberian ASI akibat ketidak mampuan atau kesalahan dalam mengubah posisi bayi pada payudara unttuk menyusui mendapat nutrisi dari payudara untuk beberapa atau semua pemberian makanan · Keinginan ibu untuk untuk pada akhirnya memberikan ASI gguna memenuhi kebutuhan nutrisi anak · Keinginan ibu untuk

mempertahankan pemberian ASI untuk memenuhhi kebutuhan

v Breathing pattern ineeffective

v Breasfeeding interupted Kriteria hasil:

v Menyusui secara mandiri

v Tetap mempertahankan laktasi

v Pertumbuhan dan perkembangan bayi dalam batas normal

v Mengetahui tanda tanda penurunan suplai ASI v Ibu mampu

mengumpulkan dan menyimpan ASI secara aman

v Penyapihan pemberian ASI diskontinuitas proggresi pemberian ASI v Kemampuan penyedia perawatan untuk

mencairkan,menghangatka n,dan menyimpan ASI secara aman

v Menunjukkan teknik dalam memompa ASI v Berat badan bayi=masa tubuh

v Tidak ada respon aleri sistematik

v Respirasi status: jalan nafas,perttukaran gas,dan ventilasi naas bayi adekuat

– Posisikan bayi semi fowler – Leakkan pentil dot diatas lidah bayi

– Monitor atau evaluasi reflek menelan sebelum memberiakn susu – Tentukan sumber air yang digunakan untuk mengencerkan susu formula yang kental atau dalam bentuk bubuk

– Tentukan kandungan flouride air yang digunakan untuk

mengencerkan formula bubuk atau konsentrat dan rujukan penggunaan suplemen lour,jika diindikasikan – Pantau berat badan bayi,jika diperlukan

– Ingatkan orangtua atau pengasuh bayi tentang penggunaan oven microwave untuk

menghangatkan formula – Instruksikan dan

demonstrasikan keadaan orangtua teknik membersihkan mulut bayi setelah bayi diberikan susu Lactation supresion

– Fasilitasi proses bantuan interakti untuk membantu

mempertahankan keberhasilan proses pemberian ASI

– Sediakan informasi tentang laktasi dan teknik memompa ASI(secara manual atau dengan pompa elektrik),cara mengumpulkan dan menyimpan ASI

– Tunjukkan dan

demonsttrasikan berbagai jenis pompa payudara,tentang

(16)

· Penyakit bayi

v Tanda-tanda vital bayi dalam batas normal

alat tersebut

– Ajarkan pengasuh bayi mengenai topik-tpoik,seperti

penyimpanan dan pencarian ASI dan penghindaranmemberi susu botol pada dua jam sebelum ibu pulang – Ajarkan orang tua

mempersiapkan,menyimpan,menghan gatkan dan kemungkinan tambahan pemberian susu formula

– Apabila penyapihan

diperlukan,inormasikan ibu mengenai kembalinya proses ovulasi dan seputar alat kontrasepsi yang sesuai Lactation counseling

– Menggunakan bantuan interaktif untuk membantu ibu mempertahankan keberhasilan proses pemberian ASI

– Beri dorongan untuk tetap menyusui sepulang kerja atau sekolah

4 Resiko infeksi b.d pertahanan imunologis nitas didapat tidak adekuat,agen

v Immune status

v Knowledge:infection control

v Risk control Kriteria hasil:

v Klien bebas dari tanda dan gejala infeksi

v Mendeskripsikan proses penularan penyakit,faktor yang mempengaruhi penularan serta

NIC

Infection control (kontrol infeksi): – Bersihkan lingkungan setelah dipakai pasien lain

– Pertahankan teknik isolasi – Batasi pengunjungan – Mencuci tangan saat

berkunjung dan setelah berkunjung meninggalkan pasien

(17)

terhadap patogen v Menunjukkan kemampuan untuk mencegah timbulnya infeksi

v Jumlah leukosit dalam batas normal

v Menunjukkan perilaku hidup sehat

– Tingkatkan intake nutrisi – Berikan terapi antibiotik bila perlu

– Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan lokal

– Monitor hitungan granulosit

5 Iketrus neonates b.d bilirubin tak

terkonjugasi dalam sirkulasi

Defenisi: kulit dan membran mukosa neonatus berwarna kuning yang terjadi setelah 24 jam kehidupan sebagai akibat bilirubin tak terkonjugasi ada di dalam sirkulasi serum total pada rentang resiko tinggi

NOC

v Breasfeeding infektif v Breasfeeding interupted v Liver function,risk of impaired

v Blood glucose,risk or unstable

Kriteria hasil: v Menyusui secara mandiri

v Tetap mempertahankan laktasi

v Pertumbuhan dan perkembangan bayi dalam batas normalrespirasi

NIC

Phototheraphy:neonatus

– Meninjau sejarah ibu dan bayi faktor resiko untuk

hiperbilirubinemia

(18)

menurut usia pada berat badan abnormal (>7-8% pada bayi baru lahir yang menyusui ASI ;15% pada bayi dalam transaksi ke kehidupan ekstrauterin ventilasi naas bayi adekuat v Penerimaan :kondisi kesehatan

v Dapat mengontrol kadar glukosa darah

v Dapat memanajement dan mencegah penyakit semakin parah

v Tingkat pemahaman untuk dan pencegahan komplikasi

v Dapat meningkatkan istirahat

v Status nutrisi adekuat v Control resiko proses infeksi

– Dorong keluarga untuk berpartisipasi dalam terapi cahaya – Instruksikan keluarga pada fototerapi diruamh yang sesuai.

(19)

PENUTUP

KESIMPULAN

Berat badan lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat badan 2500 gram atau kurang pada saat lahir, bayi baru lahir ini dianggap mengalami kecepatan pertumbuhan intrauterine kurang dari yang diharapkan atau pemendekan periode gestasi (Bobak, 2004).

Berat badan lahir rendah (BBLR) adalah bayi yang lahir dengan berat badan kurang atau sama dengan 2500 gram (Surasmi, 2003).

Berat Badan Bayi Rendah (BBLR) merupakan bayi (neonatus) yang lahir dengan memiliki berat badan kurang dari 2500 gram atau sampai dengan 2499 gram (Hidayat, 2005).

Menurut Hasan Rusepno (1995), berdasarkan hasil konggres kedoktren Perinatologi Eropa II yang disebut bayi berat lahir rendah adalah bayi yang beratnya kurang atau sama dengan 2500 gram saat lahir.dianggap sebagai mengalami masa gestasi yang diperpendek, maupun pertumbuhan intra uterus kurang dari yang diharapkan atau keduanya.

Dalam hal in dapat dibedakan menjadi :

 Prematuritas murni, yaitu bayi pada kehamilan

 Small for date (SFD) atau kecil untuk masa kehamilan adalah bayi yang berat badannya kurang dari yang seharusnya umur kehamilan

 Retardasi pertumbuhan janin intrauterine (IUGR) yaitu bayi yang lahir dengan berat badan rendah dan tidak sesuai dengan usia kehamilan

 Dismaturitas, yaitu suatu sindrom klinik dimana terjadi ketidakseimbangan antara pertumbuhan janin dengan lanjutnya kehamilan atau bayi-bayi yang lahir dengan BB tidak sesuai dengan tuanya kehamilan. Atau bayi yang dengan gejala intrauterine malnutrition or wasting.

Large for date adalah bayi yang dilahirkan lebih besar dari seharusnya tua kehamilan, misalnya pada diabetes mellitus

Penyebab kelahiran bayi berat badan lahir rendah, yaitu:

1. Factor genetik atau kromosom

2. Infeksi

3. Bahan toksik

4. Insufisiensi atau disfungsi plasenta

(20)

6. Faktor nutrisi

7. Isufisiensi atau disfungsi plasenta

8. Factor lain seperti merokok, peminum alkohol, bekerja berat pada masa kehamilan, plasenta previa, kehamilan ganda, obat-obatan, dan sebagainya.

SARAN

1. Bagi para pembaca, diharapkan dapat memetik pemahaman dari uraian yang dipaparkan diatas, sehingga dapat menjadi sumber informasi dan pengetahuan tambahan.

2. Bagi dosen pembimbing, diharapkan dapat memberi masukan, baik dalam proses penyusunan maupun dalam pemenuhan referensi untuk membantu kelancaran dan kesempurnaan pembuatan makalah kedepannya.

DAFTAR PUSTAKA

Betz, L C dan Sowden, L A. 2002. Keperawatan Pediatri Edisi 3. Jakarta : EGC. Doenges, E. Marilynn. (1999), Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3. Jakarta: EGC. Mansjoer, Arif, dkk. (2001). Kapita Selekta Kedokteran Edisi ketiga Jilid 1. Jakarta : EGC. Huda , Amin N dan Hardhi Kusuma. (2013). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa NANDA & NIC-NOC Jilid 1. Jakarta : EGC

Referensi

Dokumen terkait

Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi yang saat lahir dengan berat badan kurang dari 2.500 gram sampai dengan 2.499 gram (Maryunani,2013).Bayi baru lahir

Dahulu neonatus dengan berat lahir kurang dari 2500 gram atau sama dengan 2500 gram disebut kelahiran premature. Pada tahun 1961 ( WHO ) semua bayi yang baru lahir dengan berat

Berat Badan Lahir yang tidak normal (&lt;2500 gram) sangat mempengaruhi terjadinya ikterus neonatorum terutama pada bayi BBLR (Bayi berat lahir rendah), Hal ini

Berat Badan Lahir yang tidak normal (&lt;2500 gram) sangat mempengaruhi terjadinya ikterus neonatorum terutama pada bayi BBLR (Bayi berat lahir rendah), Hal ini

kemudian dari data antopometri bayi yaitu berat badan bayi 1700 gram sesuai dengan kriteria BBLR yaitu berat bayi lahir kurang dari 2500 gram dan jika berat badan

BBLR adalah bayi dengan berat lahir kurang dari 2500 gram, berat badan.. lahir merupakan prediktor yang baik untuk pertumbuhan bayi

Bayi berat lahir rendah ialah bayi baru lahir dengan berat badan lahirnya pada saat kelahiran kurang dari 2500 gram, dimana morbiditas dan mortalitas

Bayi berat badan lahir rendah ( BBLR ) adalah : bayi baru lahir yang berat badan lahirnya pada saat kelahiran kurang dari 2500 gram.. Dahulu neonatus dengan berat badan lahir