BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil
1. Identitas Probandus
Nama : M. Rizki Firmansyah Umur : 20 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki Waktu pengambilan : 14.15 WIB Abstinensia : 2 hari 2. Pemeriksaan Makroskopis
a. Warna : Putih kelabu homogen dan ada butiran seperti jeli b. Bau : Normal seperti bunga akasia
c. Likuefaksi : 40 menit d. Volume : 2 ml e. Konsistensi : < 2cm
f. pH : 7,8
B. Pemeriksaan Mikroskopis 1. Estimasi jumlah sperma
Lapang Pandang Jumlah Sperma
1 201
2 187
3 140
Rata-rata 176
Estimasi jumlah sperma : 176 juta, maka didapat pengenceran 1 : 20
2. Motilitas Sperma
Motilitas Rata-rata (%) Progressive 72%
Nonprogressive 34 % Immotil 4 %
Rata-rata total : Rata-rata P + NP + I = 72 + 34 + 4 = 36,6 % 3. Morfologi Sperma
Normal Abnormal
50 18
Total Sperma normal : 50 sperma abnormal : 18 Total sperma : 68 Jumlah sperma normal = Jumlah normal
Total sperma x 100 % = 50
68 x 100 % = 73,5 %
4. Hitung jumlah sperma
Hitung jumlah sperma dalam 5 kotak terdapat 113 x 106 = 113 juta / ml (Normal) Rata-rata jumlah sperma dalam 5 kotak = 113
5 = 22,6 Pengenceran ( didapat dari estimasi jumlah sperma ) = 1 : 20 Faktor resiko = 5
Hasil jumlah sperma = 22,6
5 x 106 = 4,52 juta/ml
5. Elemen bukan sperma
Terdapat elemen lain bukan sperma 18 dalam 50 sperma. C = N x S
100 = 18100x22,6 = 4,068 jt/ml 6. Vitalitas sperma
Jumlah Sperma %
Hidup 74 %
Mati 26 %
Total sperm: 100
Normal Hidup : >42% Mati : <58%
7. Interpretasi Hasil
Normozoospermia
C. Pembahasan
Hasil analisis dari praktikum yang telah dilaksanakan menggunakan cairan semen milik probandus, didapatkan kesimpulan akhir yaitu Normozoospermia,dimana keadaan sperma dalam cairan semen tergolong normal baik jumlah maupun kualitasnya.
Salah satu faktor utama yang menentukan kesuburan pria yaitu pada motilitas sperma yang ada. Contoh kendala yang dapat menyebabkan terjadinya kegagalan proses fertilisasi keadaan dimana kurangnya motilitas pada sperma . Mekanisme aksonema yang menentukan motilitas ditentukan oleh energi yang dihasilkan dari hidrolisa ATP oleh aktivitas enzim ATPase pada lengan dinein (Davey, 2013)
Morfologi sperma merujuk pada bentuk dan ukuran dari sperma tersebut setelah dilakukan teknik pengecatan khusus. Hasil normal adalah ≥ 4%. Morfologi yang kita amati dalam praktikum ini yaitu morfologi sperma yang telah mati.
Evaluasi yang dilakukan meliputi : kepala, midpiece, dan ekor pada 200 spermatozoa.
Menurut Benson (2009), Kriteria morfologi sperma disebut normal bila :
b. Midpiece : langsing (< ½ lebar kepala), panjang 2x panjang kepala dan berada dalam satu garis dengan sumbu panjang kepala.
c. Ekor : batas tegas, berupa garis panjang 9x panjang kepala.
Daftar pustaka
Benson, Ralph C. 2009. Infertilitas dan Hal-hal yang Berkaitan. Dalam : BS Obstetri dan Ginekologi. Jakarta: EGC.