• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Peluang dan Moda Masuk dalam Bi (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Analisis Peluang dan Moda Masuk dalam Bi (1)"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

Dhea Mey Diaty – 071411231019 – Week 5

Analisis Peluang dan Moda Masuk dalam Bisnis Internasional

Pada dasarnya sebuah negara mengelola bisnisnya melalui kebijakan-kebijakan yang dirumuskan oleh pemerintah, kebijakan-kebijakan ini dimaksudkan agar suatu negara dapat memperoleh comparative advantages dalam sistem perekonomian internasional. Kebijakan-kebijakan yang ada seringkali memuat beberapa motif. Beberapa motif yang mendasari pemerintah untuk mengeluarkan kebijakan terkait bisnis intenasional diantaranya adalah adanya motif politik, motif ekonomi, serta motif budaya. Maksud dari negara mengelola bisnisnya berdasarkan pada motif politik adalah setiap anggota pemerintahan pasti menginginkan dukungan massa dalam jumlah yang besar dan menginginkan untuk terpilih kembali di periode selanjutnya, oleh karenanya beberapa kebijakan dibuat untuk mendapatkan perhatian masyarakat melalui peningkatan kesejahteraan dalam beberapa aspek (Sullivan et al, 2007: 172). Motif politik juga ditujukan untuk melestarikan keamanan nasional. Untuk melestarikan keamanan nasional maka pemerintah sangat memperhatikan prosentase impor dan ekspor yang dilakukan dengan negara asing lainnya. Pemerintah seringkali melakukan pembatasan impor dikarenakan negara juga harus tetap menghemat sumberdaya yang dimiliki termasuk dalam hal impor di bidang agrikultur, kebijakan ini dilakukan untuk mengantisipasi adanya ancaman kelaparan saat perang terjadi dan menghindarkan negara lain untuk mengeksploitasi sumberdaya yang ada (Sullivan et al, 2007: 173). Motif yang selanjutnya adalah motif ekonomi. Pemerintah di suatu negara mengontrol bisnis yang ada juga dimaksudkan untuk menjaga industri-industri baru yang mulai berkembang di dalam negara tersebut (Sullivan et al, 2007: 174). Kemudian, motif yang terakhir adalah motif budaya. Negara cenderung mengelola bisnisnya dengan mengarah pada pelestarian budaya. Dalam kasus ini, Perancis melakukan proteksi pasar dari pengaruh budaya makanan Amerika Serikat yakni hamburger dan merek celana jeans. Perancis mulai mengembangkan bisnis makanan tradisional untuk mengikis perilaku masyarakat yang mulai berbudaya memakan makanan cepat saji (Sullivan et al, 2007: 176).

Dalam bisnis internasional sendiri manajemen sumber daya manusia menjadi semakin kompleks dengan berbagai realita politik, ekonomi, budaya, lingkungan, maupun hukum yang berbeda-beda di tiap-tiap negara. Oleh karena itu perusahaan harus mempertimbangkan menajemen sumber daya manusia secara teliti seraya mempertimbangkan strategi yang paling tepat yang tidak hanya menguntungkan perusahaan akan tetapi menguntungkan para pekerja sendiri. Salah satu tugas utama manajemen sumber daya manusia adalah staffing. Dalam kebijakan staffing terdapat tiga pendekatan yang dapat

(2)

Dhea Mey Diaty – 071411231019 – Week 5

digunakan yaitu pendekatan Ethnocentric, pendekatan Polycentric dan pendekatan

Geocentric (Sullivan et al, 2007: 179). Pendekatan pertama yaitu Ethnocentric, pendekatan ini posisi kunci hanya diisi atau ditempati oleh mereka yang berkewarganegaraan sama dengan perusahaan induk. Alasannya karena kurangnya individu yang kurang kompeten dari dalam negeri terutama dari negara berkembang. Pendekatan Ethnocentric ini merupakan cara terbaik menjaga budaya perusahaan. Selain itu mudahnya memindahkan transfer pengetahuan atau core competencies kepada mereka di operasi atau cabang luar negeri. Ethnocentric ini juga mempunyai kelemahan yaitu; (1) menutup jalan dan membatasi kesempatan bagi mereka yang berkewarganegaraan setempat; (2) Produktivitas dapat menurun, turn over karyawan meningkat; (3) Cultural Myopia, yaitukegagalan perusahaan mengerti budaya setempat, juga pada implementasi marketing dan manajemen (Sullivan et al, 2007: 180). Pendekatan kedua yaitu Polycentric, pendekatan ini mensyaratkan memilih warganegara setempat untuk menduduki posisi manager perwakilan, sementara Warga Negara induk perusahaan duduk di perusahaan induk atau headquarters. Alasannya karena perusahaan hanya sedikit atau tidak mengalami culture myopia dan tidak terlalu memakan biaya. Kelemahan dari pendekatan

Polycentric ini yaitu; (1) Kesempatan terbatas untuk mendapat pengalaman diluar negaranya; (2) Kesenjangan antara karyawan dalam negeri yaitu meliputi bahasa, loyalitas, nasionalisme dan perbedaan budaya; (3) Terbentuk kerajaan kecil dalam perusahaan (Sullivan et al, 2007: 181). Pendekatan ketiga yaitu Geocentric, pendektan ini mencari orang terbaik untuk posisi kunci dalam perusahaan tanpa memandang kewarganegaraan. Kelebihan dari pendekatan ini yaitu; (1) Perusahaan mampu mengoptimalkan sumber daya manusianya; (2) Memupuk kader executive internasional yang dapat bekerja diberbagai negara dengan berbagai budaya; (3) Meningkatkan respon lokal. Kelemahan dari pendekatan ini yaitu adanya kompleksitas kebijakan pekerja asing dan mahalnya biaya yang meliputi training, relokasi dan kompensasi (Sullivan et al, 2007: 182).

Perusahaan yang terlibat dalam kompetisi pasar atau bisnis internasional dapat menggunakan salah satu dari dua strategi yang ada yaitu strategi multinasional atau global (Sullivan et al, 2007: 183). Strategi multinasional adalah perusahaan yang berusaha di banyak negara, perusahaan ini biasanya sangat besar. Perusahaan seperti ini memiliki kantor-kantor, pabrik atau kantor cabang di banyak negara. Mereka biasanya memiliki sebuah kantor pusat di mana mereka mengkoordinasi manajemen global. Perusahaan Mutinasional merupakan sumber dari penanaman modal asing langsung dan jumlahnya merupakan ukuran kegiatan perusahaan itu. Sebagian besar dari penanaman modal asing di negara-negara sedang berkembang diusahakan di bidang sumber daya alam, sisanya dibidang pengolahan,

(3)

Dhea Mey Diaty – 071411231019 – Week 5

perdagangan, prasarana, transport, perbankan, turisme, dan jasa-jasa lainya (Sullivan et al, 2007: 182). Sedangkan dalam lingkup yang lebih global. Negara seringkali menggunakan organisasi-organisasi perdagangan tingkat internasional seperti GATT (General Agreement on Tariff and Trade), WTO (World Trade Orgaanization), dan masih banyak organisasi-organisasi lainnya (Sullivan et al, 2007: 185).

Strategi yang dilakukan perusahaan akan dapat berpengaruh pada prospek bisnis dan profit yang didapat perusahaan pada pasar internasional. Namun sebelum menentukan strategi yang akan diterapkan tentu dibutuhkan pengamatan yang teliti akan pasar di negara tujuan agar produksi dan profit yang didapatkan lebih efisien dan efektif. Moda masuk atau entry mode merupakan sebuah langkah awal bagi perusahaan sebelum memutuskan untuk membangun cabang perusahaan yang salah satunya dipengaruhi oleh strategi awal perusahaan. Koch (2001:67) menyatakan untuk menentukan moda masuk atau lokasi bagi cabang perusahaan didasarkan dan dilimitasi pada tujuan perusahaan, strategi, dan sumber daya yang ada. Selain itu, moda masuk juga ditentukan oleh pemilihan perusahaan akan tujuan area geografis sebagai fokusnya. Koch (2001:68), tiga strategi utama yaitu perbedaan antar negara, skala ekonomi, dan konsentrasi global serta faktor lingkungan dan variabel menentukan model seleksi pemilihan pasar. Kesesuaian strategi yang digunakan selama moda masuk akan dapat menentukan keberhasilan perusahaan di area tersebut serta berpengaruh pada strategi yang akan digunakan pada proses marketing dan produksi perusahaan di area tersebut.

Dari penjabaran diatas dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya sebuah negara mengelola bisnisnya melalui kebijakan-kebijakan yang dirumuskan oleh pemerintah. Kebijakan-kebijakan yang ada seringkali memuat beberapa motif yaitu motif politik, motif ekonomi, serta motif budaya. Kebijakan-kebijakan ini dimaksudkan agar suatu negara dapat memperoleh comparative advantages dalam sistem perekonomian internasional. Selain itu dalam bisnis internasional ada tiga pendekatan untuk mempertimbangkan menajemen sumber daya manusia secara teliti seraya mempertimbangkan strategi yang paling tepat yaitu pendekatan yang dapat digunakan yaitu pendekatan Ethnocentric, pendekatan Polycentric

dan pendekatan Geocentric. Selain itu, perusahaan haruslah menerapkan strategi tersebut dalam proses entry mode atau moda masuk diawal pendirian perusahaan cabang dimana kesesuaian strategi akan berpengaruh pada performa perusahaan cabang kedepannya. Negara dan bisnis juga memiliki keterkaitan yang erat, karena selain menyediakan pangsa pasar, negara atau pemerintah juga dapat membuat beberapa kebijakan yang mampu membuat bisnis-bisnis baru dapat berkembang dengan baik.

(4)

Dhea Mey Diaty – 071411231019 – Week 5

Referensi:

Elimurti, Dea., Kathawala, Yunus., 2001. An Overview of Strategic Alliances Management Decision. 39 (3). Hal 205 – 217

Koch, Adam J. 2001. “Selecting Overseas Market and Entry Modes: Two Decision Processes or One?”, dalam Marketing Intelligence & Planning. Bradford: MCB University Press. Vol. 19, No. 1, pp. 65-75.

Sullivan, DP et al, 2007. International Businees: Environment and Operations. New Jersey: Pearson Prentice Hall. Chapter 6: Businees-Governemnt Trade Relation

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Dari penegrtian diatas, dapat disimpulkan bahwa informasi merupakan hasil pengeolahan data menjadi bentuk yang lebih berguna bagi yang menerimanya yang menggambarkan suatu kejadian

Penelitian sebelumnya menunjukkan hasil yang beragam mengenai pelaksanaan PMT-AS baik pengaruh positif seperti status gizi anak yang lebih baik tetapi di lain pihak belum memenuhi

Selanjutnya dalam rangka turut mencerdaskan bangsa dan dan memberikan pendidikan yang layak, kami dari SMK Darunnajah Cipining Pesantren Darunnajah bermaksud

selalu dapat membayar pajak bumi dan bangunan dengan tepat waktu tanpa harus wajib pajak terlambat dalam membayar pajak bumi dan bangunan. Dengan pemberian

Garuda Indonesia merupakan salah satu ikon terbesar dalam dunia penerbangan nasional dan satu-satunya maskapai plat merah yang masih bertahan di sektor transportasi

materi standar kompetensi kompetensi dasar bab 8 kebersihan berbicara membaca mendengarkan menulis mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi secara lisan dengan gambar,

Analisis besar risiko menunjukkan bahwa status sosial ekonomi miskin merupakan faktor risiko terhadap kejadian demam neutropenia dengan nilai OR sebesar 4,591 kali dibandingkan