• Tidak ada hasil yang ditemukan

Teknik Penulisan Tugas Akhir docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Teknik Penulisan Tugas Akhir docx"

Copied!
134
0
0

Teks penuh

(1)

Teknik Penulisan Tugas Akhir(TA) Politeknik Negeri Jember

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Politeknik Negeri Jember sebagai suatu perguruan tinggi merupakan institusi pelaksana kegiatan ilmiah yang bertujuan menghasilkan tenaga ahli yang mampu menguasai ilmu, teknologi, dan budaya, yang berjiwa penuh pengabdian serta memiliki rasa tanggung jawab yang besar terhadap masa depan bangsa dan negara Indonesia. Selain itu sebagai lembaga formal, Politeknik Negeri Jember adalah lembaga yang mengemban amanah untuk mendedikasikan kemampuan dan sumberdaya yang dimiliki bagi kemajuan dan pencerahan masyarakat secara lahir maupun batin. Tujuan ini diharapkan akan dapat dicapai dengan melaksanakan Tridharma Perguruan Tinggi.

Tridharma Perguruan Tinggi meliputi: (1) pendidikan dan pengajaran; (2) penelitian; dan (3) pengabdian kepada masyarakat. Ketiga dharma tersebut dilaksanakan oleh sivitas akademika sesuai dengan ruang lingkup kewenangannya masing-masing. Pendidik atau dosen mempunyai tiga tugas utama. Pertama, memberikan pengajaran, pendidikan, dan pembimbingan kepada mahasiswa dalam penulisan karya ilmiah. Kedua, melakukan penelitian mandiri maupun kelompok. Ketiga, melakukan sendiri dharma pengabdian kepada masyarakat dan membimbing mahasiswa dalam kegiatan Praktek Kerja Lapang (PKL) atau Kerja Industri (Magang) dan Penelitian berupa Tugas Akhir (TA).

Implementasi dari ketiga dharma tersebut, dilaksanakan melalui aktivitas-aktivitas dengan mendasarkan dan mengikuti kaidah ilmiah. Keseluruhan aktivitas yang didasarkan pada kaidah ilmiah pada dasarnya merujuk pada langkah-langkah sistematis, terkontrol, mempertimbangkan kerangka teoritis yang kuat, dan pembuktian secara empiris. 1         Karya Tulis Ilmiah merupakan suatu bagian dari kegiatan akademik yang sangat penting  bagi mahasiswa Politeknik Negeri Jember. Karya Tulis Ilmiah, baik yang disusun berdasarkan hasil  penelitian, hasil kegiatan pengabdian kepada masyarakat, hasil Praktek Kerja Lapang atau Kerja  Industri (Magang), kajian pustaka, survei, atau kegiatan ilmiah lain, wajib memenuhi persyaratan  ilmiah yang meliputi aspek ontologis, epistimologis, aksiologi, dan perwujudan sikap ilmiah. Sebagai  acuan untuk menyeragamkan pola pikir ilmiah yang sesuai dengan aturan yang disepakati, serta  secara filosofis dan ilmiah dapat dipertanggungjawabkan, maka diperlukan Pedoman Penulisan  Karya Ilmiah.

1.2 Macam Karya Tulis Ilmiah

Jenis Karya tulis Ilmiah berdasarkan penyebarannya dibedakan atas karya ilmiah yang dipublikasikan dan karya tulis ilmiah yang tidak dipublikasikan, diuraikan sebagai berikut.

(2)

Karya tulis ilmiah dipublikasikan adalah karya tulis yang dipublikasikan pada pertemuan ilmiah atau melalui media cetak seperti jurnal, buku, monografi dan prosiding. Publikasi kaya tulis ilmiah tersebut dapat bersifat terbatas untuk kalangan tertentu dapat juga bersifat umum atau komersial. Karya tulis ilmiah yang dipublikasikan meliputi makalah, artikel ilmiah, jurnal, poster hasil penelitian dan buku.

1. Makalah dan Artikel Ilmiah

Makalah adalah karya ilmiah yang disampaikan dalam suatu pertemuan ilmiah yang penyusunannya berasal dari hasil penelitian atau kajian teoritis. Pada umumnya format makalah yang diseminarkan sudah dalam bentuk artikel ilmiah. Artikel ilmiah adalah karya ilmiah yang merupakan hasil penelitian atau kajian teoritis dimuat dalam majalah ilmiah dengan disiplin ilmu tertentu atau jurnal.

2. Jurnal

Jurnal adalah suatu terbitan berkala yang berisi artikel ilmiah hasil penelitian atau kajian teoritis dalam bidang ilmu tertentu. Jurnal harus memiliki International Series Serial Number (ISSN) yang diperoleh dari Pusat Dokumentasi Ilmiah Indonesia-Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (PDII-LIPI). Berdasarkan tingkatannya jurnal dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu jurnal tidak terakreditasi dan terakreditasi. Setiap pengelola jurnal dapat menetapkan prosedur dan persyaratan naskah yang dapat dimuat dalam jurnal bersangkutan.

3. Poster Hasil Penelitian

Poster hasil penelitian adalah suatu bentuk visualisasi dari makalah hasil penelitian yang disajikan dalam kegiatan seminar. Poster harus mampu menyampaikan pesan atau informasi kepada khalayak sasaran yang dituju secara jelas, menarik, kronologis dan tidak menimbulkan makna ganda. Poster hasil penelitian memuat tentang: a) identitas poster berisi judul, nama peneliti, perguruan tinggi, dan konsorsium penelitian; b) tujuan/metode/hasil berisi visualisasi ringkas yang dapat dibaca dari jarak lebih kurang dua meter; c) temuan dan saran berisi hasil temuan ilmiah penelitian. Ukuran poster bervariasi sesuai permintaan penyelenggara kegiatan ilmiah (Depdiknas, 2006).

4. Buku Ajar, Modul, dan Buku Referensi

Buku ajar dan modul merupakan buku yang spesifik ditujukan untuk mendukung terselenggaranya proses belajar mengajar pada mata kuliah tertentu berdasarkan kurikulum yang berlaku. Buku ajar harus dilengkapi dengan kompetensi yang ingin dicapai pada setiap topik pembahasan. Pada akhir pembahasan harus dilengkapi soal-soal evaluasi.

(3)

Karya tulis ilmiah tidak dipublikasikan adalah karya tulis ilmiah yang hanya didokumentasikan di perpustakaan. Karya tulis ilmiah tidak dipublikasikan meliputi laporan: a) penelitian dosen; b) penelitian mahasiswa; c) kegiatan mahasiswa; dan d) tugas akhir mahasiswa program D3 dan D4.

1. Laporan Penelitian Dosen

Laporan penelitian dosen adalah karya tulis ilmiah yang merupakan bentuk akhir kegiatan penelitian yang dilakukan dosen. Format dan teknik penulisan laporan penelitian disesuaikan dengan persyaratan pemberi dana.

2. Laporan Penelitian Mahasiswa

Laporan penelitian mahasiswa adalah karya tulis ilmiah berbentuk skripsi, tesis dan disertasi. Laporan tersebut merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar akademik sesuai dengan stratanya. Disertasi adalah karya ilmiah yang ditulis untuk mencapai derajat kesarjanaan jenjang strata tiga (S3) atau doktor. Tesis adalah karya ilmiah yang ditulis untuk mencapai derajat kesarjanaan jenjang strata dua (S2) atau magister. Skripsi adalah karya ilmiah yang ditulis untuk mencapai derajat kesarjanaan jenjang strata satu (S1).

5. Laporan Kegiatan Mahasiswa

Laporan kegiatan mahasiswa adalah karya ilmiah yang melaporkan tentang kegiatan mahasiswa program diploma dan S1 untuk memenuhi salah satu syarat akademik dan bukan sebagai tugas akhir. Kegiatan mahasiswa yang dilaporkan adalah kuliah kerja baik yang dilaksanakan melalui Lembaga Pengabdian Masyarakat seperti Kuliah Kerja Usaha (KKU) maupun dilaksanakan melalui jurusan masing-masing, seperti Praktek Kerja Lapang (PKL), Kerja Industri (Magang).

6. Laporan Tugas Akhir Mahasiswa Program Diploma

Laporan tugas akhir mahasiswa program diploma adalah karya tulis ilmiah yang ditulis oleh mahasiswa program diploma sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi pada program yang bersangkutan. Bagi mahasiswa Politeknik Negeri Jember, diwajibkan menyusun kegiatan Tugas Akhir (TA), yang merupakan laporan hasil kegiatan mahasiswa program D3 dan D4.

1.3 Perbedaan Karya Tulis Program D3 dan D4

(4)

Berdasarkan klasifikasi tersebut cukup jelas untuk membedakan karya tulis yang

dihasilkan jalur pendidikan yang berbeda. Pada pendidikan jalur akademik, setiap lulusan wajib

memiliki kemampuan akademik. Kemampuan akademik berarti kemampuan menggunakan

nalar-ilmiahnya (

analisis-sintesis

) dan menuliskan hasil penalarannya (bisa berupa riset, atau

penelusuran/studi pustaka) yang kemudian dipublikasikan. Kebutuhan tersebut dapat dipenuhi

melalui pelaksanaan

courses

Metode Berpikir Ilmiah (filsafat ilmu) atau metodologi riset.

Aplikasi dalam metodologi riset dapat berbentuk karya tulis ilmiah yang kemudian disebut

sebagai skripsi, tesis dan disertasi. Pada sisi lain saat ini sedang berkembang jalur pendidikan

akademik S1 yang menawarkan skema skripsi dan non skripsi.

Pada jalur pendidikan vokasional menghasilkan karya ilmiah yang disebut Laporan

Praktek Kerja Lapang (PKL) atau Kerja Industri /Magang (KI) disusun sebagai laporan hasil

pelaksanaan magang atau praktek kerja di perusahaan. Laporan Tugas Akhir (TA) yang berlaku

pada program D3 dan D4, merupakan karya tulis yang dibuat setelah dilaksanakan suatu

rangkaian kegiatan praktis (non riset) yang berupa kegiatan kewirausahaan, dengan

output

hardware

maupun

software

.

Klasifikasi karya tulis berdasarkan jalur pendidikan seringkali tidak ditaati. Beberapa

pertimbangan yang mendasari adalah adanya keinginan untuk memberikan bekal lebih baik pada

lulusan dan memenuhi kebutuhan pasar kerja.

Politeknik Negeri Jember merupakan lembaga pendidikan yang menganut jalur

pendidikan vokasi. Akan tetapi dalam prakteknya penyelesaian tugas akhir mahasiswa masih

menawarkan jalur riset dan non riset. Beberapa program studi membolehkan mahasiswanya

untuk melakukan kegiatan riset sebagai syarat penyelesaian tugas akhir (TA).

Seiring dengan semakin berkembangnya Politeknik Negeri Jember, semakin banyak

program studi baru yang dibuka untuk memenuhi kebutuhan pengguna. Disamping Program D3

telah ditawarkan juga Program D4. Banyaknya jumlah program studi yang ada akan

meningkatkan peluang terjadinya perbedaan tugas akhir antar program studi. Tidak hanya dari

jenis tugas akhir, akan tetapi juga kedalaman kajian serta tingkat kesulitan dari tugas akhir yang

harus dikerjakan oleh mahasiswa.

Permasalahan terkait dengan penyelesaian tugas akhir masih sering terjadi sampai saat

ini. Diskusi masih sering terjadi terkait dengan pola riset dan non riset, kedalaman kajian antar

program studi, maupun bentuk kegiatan tugas akhir. Untuk itu perlu dibuat pedoman penulisan

yang dapat digunakan sebagai acuan agar bentuk karya tulis di Politeknik Negeri Jember

seragam antar program studi maupun antar jenjang (D3 atau D4).

Berdasarkan peraturan yang baru, salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan di

Politeknik Negeri Jember, dilaksanakan kegiatan akademik yang disebut Tugas Akhir (TA).

Tugas Akhir dapat dilakukan dengan bentuk Riset (contoh: topik perorangan), maupun Non riset

(contoh: Proyek Usaha Mandiri atau PUM). TA dapat berasal dari gagasan mandiri mahasiswa

ataupun merupakan pengembangan dari PKL atau KI. Berikut ini disajikan beberapa parameter

yang dapat digunakan sebagai acuan dalam melakukan pembimbingan penyelesaian Tugas Akhir

untuk jenjang D3 dan D4.

(5)

Parameter

Jenjang

Diploma 3

Diploma 4

Lokasi

Magang

Perusahaan kecil atau

menengah

Perusahaan menengah atau besar

Jenis Data

Sekunder

Primer

Aktivitas

dan Kajian

Data

Aktivitas

penerapan suatu

teori

Data dapat

diinformasikan

dalam bentuk:

Mendeskripsikan

Membandingkan

Aktivitas

menganalisis/membuktikan teori

Dapat diinformasikan dalam bentuk:

menganalisis dan

mengeksplorasi

memecahkan masalah atau

mencari solusi

Perangkat

analisis

Deskriptif

Interpretatif

Output

Prototipe

Kesimpulan suatu

Kelayakan usaha

(

Visibility

usaha)

Prototipe

Implementasi prototipe

Alternatif Pemecahan masalah

Alternatif pemecahan masalah untuk

pengembangan kawasan

BAB 2. SUBSTANSI KARYA TULIS ILMIAH

Suatu karya ilmiah terdiri dari tiga bagian, yaitu:

(6)

tersebut.

Pada bab ini akan dibahas dua bentuk karya tulis ilmiah, yaitu berupa Usulan Kegiatan (Project

Proposal atau Project Statement)

dan Pelaporan Hasil Kegiatan Ilmiah. Di Politeknik Negeri Jember, Karya tulis ilmiah tersebut dapat berupa: laporan penelitian, laporan kegiatan pengabdian kepada masyarakat, laporan Tugas Akhir mahasiswa (TA) non riset yang sebelumnya diberi nama Proyek Usaha Mandiri (PUM) atau Topik Perorangan (TP), laporan Praktek Kerja Lapang (PKL) atau Kerja Industri (KI), artikel ilmiah, makalah ilmiah, buku ajar, dan lain-lain.

2.1

Sistematika

2.1.1

Usulan Kegiatan atau Proposal (Project Proposal: Project Statement).

Usulan kegiatan

merupakan tahapan awal yang sangat menentukan untuk melaksanakan suatu kegiatan ilmiah dan berakhir pada penyusunan laporan hasil kegiatan yang berupa karya tulis ilmiah. Manfaat proposal penting sekali sebagai persiapan pelaksanaan suatu kegiatan ilmiah, baik bagi pelaksana kegiatan maupun pihak lain yang akan memberikan bantuan atau dukungan dana, fasilitas atau hal lainnya. Sebagian besar ahli berpendapat proposal sudah merupakan setengah dari suatu rangkaian kegiatan ilmiah. Kegiatan ilmiah dapat berupa:

(7)

riset atau riset, contoh: Tugas Akhir (TA) untuk program D3 maupun program D4.

2. Praktek Kerja Lapang,

contoh: Praktek Kerja Lapang, Kerja Industri (Magang).

Sistematika Usulan

Kegiatan dapat dijabarkan sebagai berikut.

1.

Bagian Awal:

a. halaman Judul

b. halaman

Persetujuan/Pengesahan

2.

7

(8)

a.

pendahuluan (berisi latar

belakang, perumusan masalah, tujuan, dan manfaat kegiatan)

b. tinjauan pustaka atau kajian pustaka

c. metode kegiatan (berisi metode pelaksanaan

kegiatan, tempat dan waktu pelaksanaan, bahan dan alat yang digunakan, prosedur pelaksanaan kegiatan, perlakuan dan rancangan percobaan atau analisis usaha tani, parameter pengamatan). sesuaikan dengan tujuan kegiatan yang dilaksanakan riset atau non riset

d.

bagian akhir (berisi daftar

pustaka dan lampiran–lampiran data pendukung).

2.1.2

Pelaporan Kegiatan

Pelaporan kegiatan

berupa karya ilmiah dengan bobot ilmiah tertentu merupakan laporan hasil dari suatu kegiatan penelitian, Tugas Akhir Mahasiswa (TA), Praktek Kerja Lapang (PKL) atau Kerja Industri (Magang), Pengabdian Masyarakat, atau kegiatan ilmiah

lainnya. Karya Ilmiah pelaporan kegiatan terdiri dari tiga bagian, yaitu bagian awal, bagian utama, dan bagian akhir.

Sistematika

Pelaporan Kegiatan dapat dinyatakan sebagai berikut.

1.

(9)

a.

halaman sampul

b.

halaman judul

c.

halaman persetujuan/pengesahan.

d.

halaman persembahan dan motto.

e.

surat pernyataan

f.

abstrak

g.

ringkasan

h.

halaman prakata

i.

halaman daftar isi

j.

halaman daftar tabel

k.

halaman daftar gambar

l.

(10)

m.

halaman daftar simbol dan singkatan

n.

pemberian nomor halaman pada

bagian awal dinyatakan dengan angka romawi kecil (i, ii, iii,....)

2.

Bagian Utama:

a.

pendahuluan

b.tinjauan pustaka

c.

metode kegiatan

d.

hasil dan pembahasan

e.

kesimpulan dan saran

3.

Bagian Akhir:

a.

daftar pustaka

b.

lampiran (data-data pendukung,

(11)

Sistematika laporan kegiatan di atas merupakan bentuk

umum karya tulis ilmiah dari kegiatan ilmiah yang berupa penelitian. Karya tulis ilmiah yang berupa laporan PKL atau laporan KI, dan laporan hasil TA mengacu pada sistematika di atas, namun ada perbedaan pada butir-butir dari bagian utamanya.

Secara teknis terdapat sedikit perbedaan penulisan format

Laporan PKL dan KI dengan TA. Pada laporan PKL dan KI, tidak perlu memuat Abstract maupun Ringkasan, sedangkan

pada karya tulis TA harus memuat Abstract

(khusus program D4) dan Ringkasan. Lebih rinci perbedaan TA program D3 dan D4 dapat dilihat pada Tabel berikut.

Tabel 2.1 Perbedaan Isi Substansi Awal TA Program D3 dengan D4

Isi Substansi Awal

Program D3 Program D4

Abstract (Dalam bahasa Inggris) Tidak ada* Wajib ada

Ringkasan Wajib ada * Wajib ada

Keterangan:

PS. Bahasa Inggris menggunakan Abstract

Contoh abstract, ringkasan,

(12)

2.2

Bagian Awal

2.2.1

Sampul, Halaman Judul atau Cover

Sampul merupakan bagian terdepan

atau kulit dari suatu karya tulis ilmiah. Sampul terdiri dari dua lembar, yaitu

halaman sampul luar dan halaman judul dalam, dengan isi tulisan yang sama. Sampul

atau halaman judul luar harus menggunakan kertas tebal (karton atau hard cover, kertas manila, buffalo, linen atau lainnya). Warna

sampul disesuaikan dengan jurusan atau program studi dari penulis, yang ditentukan sebagai berikut.

Tabel 2.2 Warna Sampul Masing-masing Jurusan

Jurusan/Program Studi

Warna Sampul Produksi Pertanian

1. PS. Produksi Tanaman Hortikultura (PTH) 2. PS. Tanaman Perkebunan (PTP)

3. PS. Teknik Produksi Benih (TPB)

Hijau (Tulisan hitam)

Teknologi Pertanian

1. PS. Teknologi Industri Pangan (TIP) 2. PS. Keteknikan Pertanian (TEP) 3. PS. Gizi Klinik (GKL)

Merah (Tulisan hitam)

Peternakan

PS. Produksi Ternak (PTK)

PS. Manajemen Bisnis Unggas (MBU)

Coklat (Tulisan hitam) Manajemen Agribisnis

PS Manajemen Agribisnis (MNA) PS Manajemen Agroindustri (MID) PS Bahasa Inggris (BIG)

Kuning (Tulisan hitam)

Teknologi Informasi

(13)

2. PS Teknik Komputer (TKK) 3. PS Rekam Medik (RMD)

Pada sampul tersebut minimal berisi: (a) judul karya

ilmiah; (b) bentuk/macam karya ilmiah (misal Tugas Akhir (TA) baik untuk program D3 maupun program D4 dan laporan Praktek Kerja Lapang (PKL) untuk program D3 dan Kerja Industri (Magang) untuk program D4, laporan Pengabdian pada Masyarakat, artikel ilmiah, atau lainnya; (c) nama lengkap penulis (tanpa gelar) dan nomor induk; (d) simbol dan nama lembaga (Politeknik Negeri Jember); (e) tahun penerbitan. Khusus untuk

laporan Tugas Akhir (TA) ditambahkan kalimat “diajukan sebagai salah satu

syarat untuk menyelesaikan pendidikan di Program Studi … Jurusan ….” (sesuai dengan tujuan/peruntukan penulisan karya ilmiah tersebut; nama program studi atau jurusan).

Judul karya ilmiah harus

dicetak dengan huruf kapital (kecuali pada hal-hal tertentu, misalnya penulisan nama spesies) dan sedapat mungkin dihindari penggunaan tanda baca (misalnya titik, koma, dan sebagainya). Penulisan judul mengunakan 1 spasi. Judul tidak boleh berupa kalimat yang berstruktur predikatif (terdiri dari subyek dan predikat) dan tidak boleh diawali kata kerja, sebaiknya tidak terlalu panjang dan tidak terlalu pendek (maksimal 15 kata tidak termasuk kata depan dan kata sambung) agar dengan mudah dapat diketahui maksudnya. Judul yang panjang dapat dibagi menjadi: ”judul” dan ”anak judul” atau ”judul tambahan”, dan antara

keduanya dipisahkan dengan tanda titik dua (:) atau tanda kurung ( ), dan dengan menggunakan jenis atau ukuran huruf (font)

yang sama.

Contoh Judul:

1.

Judul tunggal:

PEMANFAATAN DEDAK GANDUM SEBAGAI SUMBER ENERGI

(14)

2.

Judul dengan anak judul:

TEKNOLOGI LASERPUNCTURE UNTUK MENINGKATKAN

PRODUKSI SUSU SAPI PERANAKAN FRIESSIAN HOLSTEIN:

STUDI KASUS DI KPSP SETIA KAWAN NONGKOJAJAR

Pada punggung buku laporan tersebut

dicantumkan nama penulis, judul karya ilmiah, dan tahun. Halaman judul dalam menggunakan kertas HVS putih, dengan butir-butir substansi dan tertib penulisan sama dengan halaman judul luar.

Selain penulisan judul

(15)

Gambar 2.1 Penulisan Judul Berbentuk Segitiga Terbalik

2.2.2 Halaman Pengesahan atau Persetujuan

Halaman Pengesahan atau Persetujuan

(16)

2.2.3

Halaman Persembahan dan Motto

Halaman persembahan berisi ekspresi perasaan penulis dan

ditujukan kepada pihak yang perlu diberi penghormatan atau penghargaan, ditujukan kepada orang yang lebih tua dan atau almamater.

Halaman Persembahan dan Motto tidak diwajibkan, bisa ada

atau tidak ada. Bila dikehendaki, halaman motto ini merupakan semboyan yang berfungsi sebagai motivator. Motto dapat diambil dari kata-kata bijak, peribahasa, kitab suci dan atau sumber lainnya. Penulisan motto dapat lebih dari satu, dengan menggunakan huruf Times New Roman normal. Jarak kalimat dalam sebuah motto

adalah 1 spasi, sedangkan jarak antar motto 3 spasi. Sumber pengutipan harus disebutkan dalam cetak miring dan berada di dalam tanda kurung ( ).

2.2.4

Halaman Abstrak

Abstrak merupakan bagian dari karya ilmiah tertulis

seperti skripsi, tesis, dan disertasi ditulis dalam bahasa Indonesia ataupun

bahasa Inggris. Laporan Praktek Kerja Lapang tidak memerlukan abstrak. Khusus untuk program D4, abstract

menggunakan bahasa Inggris.

Abstrak mengemukakan hal yang substansial dari karya

tulis ilmiah, meliputi dasar pemikiran atau alasan penulisan, metode dan temuan atau kesimpulan-kesimpulan penting. Abstrak disusun dalam beberapa paragraf dan panjangnya tidak lebih dari 250 kata yang diketik satu spasi. Penulisan abstrak sebaiknya meminimalkan singkatan, apabila terpaksa dilakukan maka penulisan lengkap harus dilakukan terlebih dahulu misalnya ”jambu monyet (JM)” baru seterusnya dilakukan penulisan dengan memakai JM.

(17)

kunci atau keywords mengisyaratkan

masalah pokok dan sangat relevan dengan masalah yang dibahas.

Abstrak diketik dengan spasi

satu, termasuk judul. Kata ”Abstrak” ditulis dalam huruf kapital dan diletakkan di tengah. Nama lengkap penulis diketik dengan huruf kapital dua spasi di bawah judul dan dimulai dari batas kiri, kemudian disusul judul penelitian.

Selanjutnya, ”Dibimbing oleh abc” (nama lengkap pembimbing, tanpa gelar) yang ditulis dalam huruf kapital. Teks abstrak disusun

seperti menyusun paragraf (contoh pada Lampiran 4).

2.2.5

Halaman Ringkasan

Ringkasan hanya

diwajibkan ada untuk karya ilmiah yang berbentuk laporan hasil penelitian atau Tugas Akhir (TA). Ringkasan merupakan rangkuman dari seluruh substansi dari

karya ilmiah. Judul ringkasan sama dengan judul karya ilmiah, diketik dengan Title Case. Isi ringkasan mencakup: permasalahan, tujuan, metode, hasil – hasil kegiatan yang penting, dan kesimpulan.

Di dalam ringkasan tidak boleh ada kutipan (acuan) dari pustaka. Isi ringkasan harus dapat dimengerti tanpa harus melihat kembali pada materi karya ilmiah yang terdiri dari 400 - 600 kata (1,5 – 2 halaman) dan diketik satu spasi.

Sistematika ringkasan disajikan sebagai berikut judul, nama, nomor dan identitas peneliti (NIP atau NIM), tahun penulisan dan jumlah halaman (tidak termasuk lampiran), nama jurusan/bagian dan perguruan tinggi, nomor dan tanggal kontrak jika menggunakan dana dan sponsor.

2.2.6

Halaman Prakata

Prakata memuat uraian singkat

(18)

analisis. Sebaiknya struktur Prakata adalah sebagai berikut: (1) ucapan syukur; (2) penjelasan tentang isi dan maksud (persembahan) karya ilmiah; (3) informasi tentang proses pelaksanaan penulisan dan bantuan yang diperoleh; (4) ucapan terima kasih kepada pihak-pihak berikut: pimpinan Politeknik Negeri Jember yang dapat disampaikan berurutan berdasarkan jabatan struktural, dan selanjutnya kepada pihak-pihak yang telah memberi bantuan bagi keberhasilan kegiatan; (5) harapan, kritik, dan saran; (6) kota, bulan dan tahun. Prakata sebaiknya tidak melebihi satu halaman.

Apabila judul karya ilmiah

disebutkan dalam teks prakata, judul ditulis dengan huruf kapital pada tiap

awal kata yang bukan kata tugas atau kata sambung, selebihnya menggunakan huruf kecil, dicetak tebal atau ditempatkan pada dua tanda petik (”...”). Prakata sebaiknya tidak memuat ungkapan perasaan pesimistis ataupun merendahkan diri yang berlebihan.

2.2.7

Halaman Daftar Isi

Daftar isi merupakan gambaran menyeluruh mengenai isi

karya ilmiah, diketik pada halaman baru, diberi judul ”Daftar Isi” yang diketik dengan huruf kapital, dan diletakkan simetris di tengah atas kertas. Butir-butir daftar isi disusun secara sistematis ke bawah dengan urutan sesuai dengan yang ada dalam naskah karya ilmiah. Butir-butir seperti kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, daftar lampiran, dan judul bab ditulis dengan huruf kapital. Judul sub bab ditulis dengan huruf kapital hanya pada tiap awal kata yang bukan kata tugas, sesuai dengan naskah, tetapi tidak perlu dicetak tabel

(bold) ataupun diberi garis bawah.

Baik judul bab maupun sub bab tidak perlu diakhiri tanda titik (.).

Nomor bab ditulis dengan angka arab disertai dengan

(19)

Nomor halaman untuk butir-butir prakata, daftar isi,

daftar tabel, daftar gambar, dan daftar lampiran diketik dengan angka romawi kecil, sedangkan untuk butir pendahuluan dan selanjutnya menggunakan angka arab.

2.2.8

Halaman Daftar Tabel

Judul daftar tabel diketik dengan huruf kapital tanpa

diakhiri dengan tanda titik dan diletakkan di tengah atas kertas. Halaman daftar tabel memuat nomor tabel, judul tabel, dan nomor halaman tabel tersebut dimuat, yang disajikan dalam teks

dan maupun lampiran. Nomor tabel ditulis dengan angka.

Judul tabel yang panjangnya

lebih dari satu baris diketik satu spasi dan jarak antar judul tabel dua spasi. Judul tabel dalam halaman daftar tabel harus sama dengan judul tabel dalam teks.

2.2.9

Halaman Daftar Gambar

Halaman daftar gambar memuat daftar gambar, nomor

gambar, judul gambar, dan nomor halaman dimana gambar tersebut diletakkan, baik gambar yang ada dalam teks maupun dalam lampiran. Cara pengetikan halaman daftar gambar sama dengan daftar tabel. Jika jumlah tabel dan gambar dalam naskah tidak lebih dari dua buah, tidak perlu dibuat daftarnya.

2.2.10

Daftar Lampiran

(20)

lampiran, dan halaman lampiran tersebut dimuat. Judul yang ada dalam daftar lampiran harus sama dengan judul lampiran yang ada dalam teks.

2.3 Bagian Utama

Bagian utama karya

ilmiah ini terdiri atas beberapa bab, jumlah babnya tidak dibakukan, tetapi

disesuaikan dengan ruang lingkup dan kebutuhan dari karya ilmiah tersebut. Bagian utama ini secara umum terdiri dari: pendahuluan, tinjauan pustaka, metode

pelaksanaan kegiatan (metode penelitian), hasil dan pembahasan, kesimpulan dan saran, serta daftar pustaka.

2.3.1

Pendahuluan

Pendahuluan merupakan bab

pertama dari bagian utama karya ilmiah. Bab pendahuluan ini memuat: (1) latar belakang, (b) rumusan masalah; dan (c) tujuan dan manfaat. Penulisan

pendahuluan sebagai judul bab (berlaku juga untuk bab-bab selanjutnya) adalah sebagai berikut: (a) ditulis pada baris pertama secara simetris dengan huruf kapital; (b) tidak di akhiri dengan tanda baca apapun dan tidak diberi garis bawah; dan (c) angka yang menunjukkan bab diletakkan di depan judul bab; sesudah angka yang menunjukkan bab (nomor bab) diberi tanda titik dan sesuai dengan aturan baku, setelah tanda baca harus diberi jarak satu ketukan

(karakter) sebelum huruf awal judul.

Penulisan butir-butir rincian

(21)

1.

Latar Belakang

Latar belakang berisi keterangan, informasi, dan

fakta-fakta yang relevan dengan topik yang dibahas dalam karya ilmiah tersebut, sebagai titik tolak merumuskan masalah, alasan-alasan mengapa masalah tersebut harus diteliti. Kronologi penulisan latar belakang sebaiknya dimulai dari hal yang luas kemudian menyempit dan mengerucut menuju pokok permasalahan.

Gambar 2.2 Kronologi Penulisan Latar Belakang

Latar belakang perlu mengemukakan alasan, dasar atau

(22)

Rumusan Masalah merupakan kristalisasi dari berbagai hal

yang disebutkan dalam latar belakang. Masalah muncul karena tidak ada

kesesuaian antara harapan, teori atau kaidah dengan kenyataan. Rumusan masalah sebaiknya memuat proses penyederhanaan masalah yang rumit dan kompleks, dirumuskan menjadi masalah yang dapat diteliti atau dicari alternatif

pemecahannya.

Rumusan masalah yang dinyatakan dalam bentuk kalimat

tanya memang akan lebih jelas daripada kalau dinyatakan dalam bentuk kalimat berita, tetapi perumusan masalah tidak harus dengan kalimat tanya. Rumusan masalah ini dapat disusun atau dirangkum menjadi satu butir atau satu kalimat, dapat juga dirinci menjadi beberapa butir.

Tujuan berkaitan erat dengan rumusan masalah, dan

merupakan arahan jawaban dari hipotesis. Tujuan kegiatan atau penelitian harus mencantumkan secara spesifik hal atau akibat yang ingin dicapai dalam kegiatan atau penelitian tersebut. Tujuan ini dapat dibagi atas tujuan umum dan tujuan

khusus. Tujuan umum adalah tujuan yang ingin dicapai setelah kegiatan atau penelitian selesai, sedangkan tujuan khusus atau tujuan operasional merupakan bagian dari tujuan umum, mengemukakan hasil-hasil yang hendak dicapai. Tujuan ini tidak boleh lepas dari atau menyimpang dari permasalahan yang dikemukakan.

Manfaat kegiatan/penelitian berkaitan dengan tujuan

(23)

Bab pendahuluan dapat pula memuat kerangka pemikiran dan

hipotesis. Kerangka pemikiran dan hipotesis merupakan ringkasan dari bab tinjauan pustaka berisi uraian hasil-hasil penelitian, bukti-bukti, atau

kenyataan yang mendukung atau menolak teori yang dikemukakan di sekitar rumusan masalah. Selain itu juga diuraikan kesenjangan diantara hasil penelitian atau

bukti-bukti terdahulu, sehingga perlu ada penelitian/kegiatan untuk mengurangi kesenjangan tersebut. Uraian kerangka pemikiran pada umumnya mengarah pada uraian hipotesis.

2.3.2

Tinjauan Pustaka

Tinjauan Pustaka memuat teori yang mendasari obyek atau

masalah yang dibahas atau diteliti, seperti hasil-hasil penelitian terdahulu yang relevan dengan masalah yang dibahas, kajian teori, kerangka pemikiran, dan rumusan hipotesis. Semua bahan yang disajikan dalam tinjauan pustaka hendaknya relevan dengan permasalahan yang dibahas dalam karya ilmiah tersebut. Esensi tinjauan pustaka bukan mencari masalah dalam kepustakaan, melainkan berfungsi mempertajam masalah, mempelajari pendekatan-pendekatan yang telah dilakukan, apa yang telah dihasilkan oleh peneliti sebelumnya, dan sekaligus menghindari pengulangan, kesalahan atau kelemahan yang tidak perlu.

Substansi tinjauan pustaka hendaknya dapat memberikan

(24)

2.3.3

Metode Kegiatan

Pada prinsipnya metode kegiatan ini mengandung aspek:

prosedur yang dilakukan, tempat dan waktu pelaksanaan, bahan dan alat serta cara yang digunakan baik untuk mengumpulkan maupun mengolah atau menganalisis data guna memperoleh jawaban atas pertanyaan yang tersirat dalam rumusan

masalah.

Pada karya ilmiah yang berupa usulan atau proposal

penelitian dan laporan hasil penelitian, maka metode kegiatan tersebut adalah metode penelitian (atau dalam arti sempit adalah riset desain), yang harus disajikan dalam bab tersendiri secara rinci dan jelas. Pada penelitian yang menggunakan metode percobaan, metode penelitian tersebut meliputi desain percobaan (experimental design), bahan

dan alat yang digunakan, dan analisis data yang digunakan untuk memperoleh kesimpulan. Pada penelitian yang menggunakan metode survai, dikemukakan mengenai lokasi penelitian, prosedur pengambilan contoh sampai pada unit penelitian terkecil.

Metode Penelitian Bidang Eksak

Di dalam bab metode penelitian disajikan uraian yang rinci mengenai:

a.

tempat dan waktu pelaksanaan,

yang mencakup lokasi atau daerah sasaran dan waktu kegiatan dilaksanakan. Misalnya penelitian mengenai tanaman yang pertumbuhan dan produksi dipengaruhi oleh iklim, maka penulis harus melengkapi informasi mengenai letak geografis dan ketinggian tempat iklim. Demikian juga untuk penelitian lain yang hasilnya dipengaruhi oleh tempat dan waktu, tempat dan waktu harus dicantumkan dan dilengkapi informasinya.

b.

(25)

spesifikasi bahan atau materi penelitian, termasuk asal sampel, cara penyiapan sampel, umur sampel (kalau ada), sifat fisik, serta bahan kimia yang digunakan. Hal ini perlu dikemukakan dengan lengkap agar penelitian lain yang ingin menguji ulang penelitian itu tidak salah langkah.

c.

metode penelitian, disajikan

prosedur penelitian secara lengkap dan terinci tentang tahapan-tahapan dalam pelaksanaan penelitian, serta digambarkan dalam bentuk diagram alir.

d.

pengukuran/Pengamatan

parameter, diuraikan jenis parameter atau pengumpulan data, termasuk cara pengukuran, uji yang dilakukan (fisik, kimiawi, organoleptik, maupun Biologis), cara menganalisis data, dam analisis data secara statistik.

e.

kesulitan-kesulitan yang timbul

selama penelitian dan cara mengatasinya juga perlu ditampilkan agar para peneliti yang akan melakukan penelitian pada bidang yang sejenis terhindar dari kesalahan-kesalahan.

Bagi peneliti mengenai perancangan atau desain alat,

pembuatan program, atau model, dalam bab metode penelitian tersebut diuraikan tentang sistem perancangan, bahan dan alat, proses perancangan, dan pengujian alat.

Metode Penelitian Bidang Sosial atau

Metode Penelitian bidang

(26)

a. tempat dan waktu pelaksanaan, yang

mencakup lokasi atau daerah sasaran dan waktu kegiatan dilaksanakan.

b. metode pengambilan contoh, terdiri dari

uraian lokasi dan waktu penelitian, metode pengambilan contoh, dan prosedur pengumpulan data primer.

c. kerangka konseptual dan analisis data,

memuat tentang alur berpikir dalam menjawab permasalahan penelitian, kerangka analisis data, meliputi model statistik (jika ada) dan definisi variabel yang dipakai dalam analisis.

2.3.4

Hasil dan Pembahasan

Pada Bab ini disajikan dua hal, yaitu hasil kegiatan

atau penelitian dan pembahasannya dalam rangka mencari pemecahan masalah. Hasil penelitian merupakan inti karya tulis ilmiah karena pada bagian ini disajikan

data dan informasi yang ditemukan dalam kegiatan tersebut, yang nantinya akan digunakan sebagai dasar penyimpulan. Hasil kegiatan dapat memuat data utama,

data penunjang, dan pelengkap yang diperlukan. Bentuk penyajiannya dapat berupa teks, tabel, gambar, grafik, bagan, atau foto.

Pembahasannya memuat kajian atau analisis, bahasan, dan verifikasi

dari hasil kegiatan atau penelitian. Bagian ini merupakan bagian kemampuan penulis dalam menguji hipotesis (bila ada) dan menemukan alternatif pemecahan

masalah. Hasil kegiatan/penelitian harus dibandingkan (compare) dan dievaluasi dengan teori dan hasil-hasil penelitian

(27)

2.3.5

Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan harus merupakan

pernyataan singkat dan akurat yang diperoleh hanya dari bab Hasil dan

Pembahasan. Kesimpulan merupakan jawaban terhadap permasalahan dan seharusnya konsisten dengan tujuan kegiatan.

Saran merupakan implikasi dari

hasil kegiatan, jadi saran ini juga harus diambil dari bab hasil dan pembahasan serta kesimpulan. Selain itu saran merupakan pengalaman dan pertimbangan penulis yang diperuntukkan bagi penulis lain dalam bidang sejenis.

2.4

Bagian akhir

Pada prinsipnya bagian akhir dari karya ilmiah adalah

daftar pustaka dan lampiran, namun dapat juga memuat indeks, glossary(borrowing), dan addendum. Daftar pustaka adalah daftar dari semua pustaka yang dikutip, baik berupa buku

teks, buku, jurnal, buletin, dan lainnya, yang diinginkan sebagai sumber dari tinjauan pustaka. Cara penulisan daftar pustaka akan dibahas pada Bab 3.

Lampiran merupakan penjelasan tambahan yang bermanfaat,

(28)

BAB 3. TEKNIK PENYAJIAN KARYA TULIS ILMIAH

3.1

Bahasa

Secara umum ada dua ragam bahasa berdasarkan situasi dan

tujuan penggunaan, yaitu: ragam bahasa formal dan informal. Bahasa formal

adalah bahasa yang digunakan dalam situasi resmi seperti surat bisnis atau dinas, artikel ilmiah, makalah seminar, laporan penelitian, disertasi, skripsi, laporan tugas akhir

mahasiswa, laporan praktikum, makalah tugas perkuliahan, dan lain-lain. Bahasa informal adalah bahasa yang digunakan dalam situasi percakapan sehari-hari misalnya dalam bentuk cerita pendek, puisi, novel, surat

pribadi, buku catatan pribadi, dan lain-lain.

Pembedaan antara bahasa formal dan tidak formal tidak

bertujuan untuk menentukan mana yang benar dan mana yang salah, melainkan untuk mengarahkan pengguna agar dapat menggunakan bahasa sesuai dengan situasi dan tujuan. Oleh karena itu, sebelum menulis suatu karya tulis tertentu, seorang penulis harus dapat menentukan situasi yang melatarbelakangi tulisannya dan apa tujuannya. Dengan demikian penulis dapat menentukan apakah tulisannya nanti menggunakan bahasa formal atau informal.

(29)

Penggunaan bahasa ilmiah

Penulisan karya tulis ilmiah, menggunakan bahasa

Indonesia atau bahasa Inggris ragam formal yang bersifat ilmiah atau yang sering disebut bahasa ilmiah. Karya

tulis ilmiah tidak diperbolehkan ditulis dengan menggunakan ragam bahasa informal seperti colloquial (bahasa sehari-hari) dan slang

(bahasa sangat tidak resmi). Misalnya:

Makanan ini dibikin dari kedelai edamame. (informal)

Makanan ini dibuat dari kedelai edamame. (formal)

Tanaman hydroponics butuh perawatan ekstra. (informal)

(30)

22

Contoh kata

dikategorikan informal antara lain: mentari (matahari), cewek (wanita), cuma

(hanya), dipikirin (dipikirkan), dan lain-lain. Untuk mengetahui suatu kata itu

formal atau informal dapat diperiksa di Kamus

Besar Bahasa Indonesia.

Selain itu, jargon

(bahasa spesialis/kelompok masyarakat tertentu) masih diperbolehkan jika berupa istilah-istilah teknis dalam bidang tertentu (technical terms) dan bukan

jargon yang berupa kata-kata yang terlalu eksklusif yang hanya digunakan

dalam suatu kelompok tertentu yang mengandung nilai budaya, ras atau kedaerahan apalagi kata-kata buatan sendiri, seperti kata-kata khas orang Malang yang

membalik susunan huruf, misalnya, nakam (makan), ngalup (pulang), dan lain-lain.

Dalam menggunakan

istilah-istilah teknis, disarankan agar penulis juga mencantumkan padanannya dalam tanda kurung, jika pendek, atau jika panjang, dapat melampirkan daftar kata sukar (glossary) yang dilengkapi dengan keterangan yang menjelaskan definisi atau padanan dari kata tersebut, sehingga pembaca yang asing dengan istilah itu dapat memahaminya.

Kata-kata yang termasuk

(31)

tanda infml (informal) atau sl (slang) seperti pada Oxford Learner’s Pocket Dictionary-New Edition. Contoh kata-kata yang tergolong informal misalnya antara lain: kids (children),nifty (smart), diddle (cheat),

broke (no money), grabs (appeal to), boss (a person in authority), bloody-minded (uncooperative), cushy (easy) dan lain-lain.

Penulisan karya tulis ilmiah

harus memenuhi persyaratan tertentu untuk dapat disebut karya tulis ilmiah. Karakteristik bahasa pada karya tulis ilmiah adalah: jelas dan lugas, ringkas dan padat, sistematis dan logis, konsisten dan objektif.

Jelas berarti bahasa yang digunakan menggunakan

struktur kalimat dan pilihan kata yang tepat sesuai dengan pembacanya (audiences)

dan sesuai dengan pedoman yang dibakukan, sehingga pesan yang disampaikan dapat dimengerti oleh pembaca dengan mudah. Lugas berarti langsung

mengungkapkan pesan yang ingin disampaikan penulis secara eksplisit dan tidak menggunakan susunan kalimat dan kata-kata yang dapat menimbulkan makna ganda.

Ringkas berarti bahasa yang digunakan tidak

bertele-tele, tidak berlebihan dan hemat, namun tidak mengurangi makna yang harus disampaikan kepada pembaca. Padat berarti bahasa yang

digunakan dapat mencerminkan gagasan penulis secara utuh dan tidak terganggu dengan unsur-unsur gagasan lain yang tidak terlalu berhubungan dengan gagasan utama penulis.

Sistematis dan logis berarti pesan yang ingin

disampaikan oleh penulis dipaparkan menggunakan bahasa yang padu dan koheren sehingga mengungkapkan makna saling berhubungan, masuk akal dan mudah dipahami.

Konsisten berarti menggunakan ragam bahasa yang tetap atau tidak

berubah-ubah dari awal sampai akhir penulisan, khususnya dalam hal penggunaan kata-kata, struktur kalimat dan bentuk-bentuk atau unsur-unsur penulisan

lainnya. Objektif berarti bahasa yang digunakan tidak terpengaruh

unsur-unsur subyektif dari penulis melainkan mengungkapkan pesan sesuai dengan fakta dengan disertai pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

(32)

Penerapan Bahasa yang Baku

Pada saat ini, terdapat banyak variasi bahasa yang dapat

digunakan seorang penulis untuk menyampaikan gagasannya dalam tulisan Bahasa

Indonesia maupun Bahasa Inggris. Hal ini menyebabkan standar penggunaan bahasa baku cenderung menjadi

kabur atau ditinggalkan. Dalam penulisan karya tulis non-ilmiah, masih dapat

dimungkinkan penulis menggunakan bahasa yang tidak baku. Tetapi dalam penulisan karya tulis ilmiah, ada keharusan untuk menggunakan Bahasa Indonesia atau Bahasa Inggris

yang baku.

1. Penggunaan Bahasa Indonesia Baku

Bahasa Indonesia yang baku diatur dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

yang Disempurnakan pada tahun 1972. Sumber yang terbaru

adalah edisi kedua yang dikeluarkan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Nomor 0543a/U/1987, tanggal 9 September 1987, dicermatkan pada Rapat Kerja ke-30 Panitia Kerja Sama

Kebahasaan di Tugu, tanggal 16–20 Desember 1990 dan diterima pada Sidang ke-30 Majelis Bahasa Brunei Darussalam-Indonesia-Malaysia di Bandar Seri Begawan,

tanggal 4–6 Maret 1991. Sumber ini juga bisa diakses melalui alamat web: http://id.wikisource.org/wiki/Pedoman_Umum_Ejaan_Bahasa_Indonesia_yang_

Disempurnakan.

Beberapa hal yang diatur dalam pedoman EYD adalah

pemakaian huruf Abjad, Vokal,    Konsonan, Diftong, Gabungan Huruf Konsonan, pemenggalan kata, huruf kapital dan huruf miring; penulisan kata

dasar, kata turunan, kata ulang, kata gabung, kata ganti, kata depan, partikel, singkatan, akronim, angka, dan lambang bilangan; penulisan huruf serapan dan penggunaan tanda baca yang meliputi tanda titik, koma, titik koma, titik dua, hubung, pisah, elipsis, tanya, seru, kurung, kurung siku, petik, petik tunggal, garis miring dan apostrof.

Sumber terpercaya lainnya yang dapat digunakan sebagai

(33)

Indonesia (KBBI) yang pertamakali terbit pada tanggal 28 Oktober 1988, yang

dapat diakses secara online melalui alamat websitehttp://pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/.

2. Penggunaan Bahasa Inggris Baku

Dalam penggunaan Bahasa Inggris, pedoman yang baku dapat dipilih diantara versi-versi yang diakui secara internasional, yaitu: American atau

British. Pada umumnya, masing-masing versi memiliki pedoman tata bahasa yang sama kecuali dalam hal bentuk kata kerjanya (verb forms), pilihan kata (diction) dan pengejaan (spelling).

Dalam hal bentuk kata kerjanya, misalnya kata dive

(menyelam), dalam versi British menggunakan dive (V1), dived

(V2), dived (V3), sedangkan versi American menggunakan dive

(V1), dove (V2), dove (V3). Contoh lain adalah kata fit

(mencocokkan), versi British menggunakan fit, fitted, fitted

sedangkan versi American menggunakan fit, fit, fit. Contoh-contoh lain adalah:

British American

Get, got, got get, got, got/gotten

Quit,

quit/quitted, quit/quitted quit, quit, quit

(34)

Spell,

spelt, spelt spell, spelled, spelled

Spill,

spilt, spilt spell, spilled, spilled

Meskipun sebagian besar

perbendaharaan kata sama, namun terdapat sedikit perbedaan dalam pemilihan kata. Misalnya versi British menggunakan autumn untuk musim gugur,

sedangkan American menggunakan fall untuk makna yang sama. Contoh-contoh lain adalah:

British American

car park parking lot

cinema movie theater

film movie, film

flat apartment

headmaster principal

holiday(s) vacation

mark grade

(35)

petrol gas, gasoline

postman mailman

pupil student

secondary school high school

trainers sneakers

Terdapat perbedaan khususnya dalam pengejaan bagian

terakhir suatu kata, antara versi British (Br.) dengan American (Am.) ada. Misalnya:

Br. Contoh Am. Contoh

-our colour,

favour, nieghbour -or color, favor, neighbor

-re centre,

theatre, metre -er center, theater, meter

-ll jewellery,

travelled -l jewelry, traveled

-l fulfil,

(36)

-se realize, analyse -ze realize, analyze

-s practise -c practice

-y tyre,

pyjamas -i/a tire, pajamas

-ence defence, licence -ense defense, license

-ogue dialogue, catalogue -og dialog, catalog

Penentuan versi Bahasa Inggris

mana yang akan digunakan pada penulisan karya tulis ilmiah bersifat pilihan (optional). Tidak ada yang lebih benar atau lebih baik antara yang satu dengan yang lain.

Secara substansial dalam hal ini, penulis menggunakan bahasa secara konsisten jika telah memilih satu versi tertentu.

3.2

Kutipan dan Penunjukan Sumber

Penulis lazim mengacu kepada

(37)

3.2.1 Kutipan Langsung

Kutipan langsung

adalah cara pengambilan sumber yang dilakukan dengan cara mengutip apa adanya sesuai dengan naskah, ejaan, tanda baca, kata, susunan kalimat, maupun bahasa sesuai naskah aslinya.

1.

Kutipan yang kurang dari empat

baris, ditulis langsung dalam urutan kalimat dan merupakan bagian kalimat dalam teks, diletakkan di antara tanda kutip (tanda petik dua).

Contoh:

1) Herman (2007) menyatakan bahwa, ”Jaringan

adalah kumpulan dari beberapa sel”.

2) Amoniak selain digunakan sebagai bahan

pembuat urea, juga merupakan komoditas ekspor seperti yang dikatakan Subandi (2005), ”amoniak dikirim secara kontinyu untuk memenuhi keperluan PT Petro Kimia Gresik dan di ekspor Ke India, Thailand, dan Korea Selatan”.

2. Kutipan yang terdiri atas empat atau

lebih, ditulis tanpa tanda kutip.

Contoh:

Hal ini

seperti yang dikatakan Subandi (1996) bahwa amoniak selain sebagai bahan pembuat urea, juga merupakan komoditas ekspor. Amoniak di kirim secara kontinyu untuk memenuhi keperluan PT Petro Kimia Gresik dan di ekspor ke India,

(38)

3. Apabila bagian dari kutipan ada yang

dihilangkan karena dirasa kurang penting dan hanya memperpanjang kutipan. Bagian yang dihilangkan ditengah diganti dengan tanda titik tiga ( . . . ). Dan apabila yang dihilangkan di akhir kutipan, ditandai dengan tanda titik empat ( . . . .).

4. Kutipan langsung dalam bahasa asing

sebaiknya disertai penjabaran kutipan dalam Bahasa Indonesia.

3.2.2

Kutipan Tidak Langsung

Kutipan tidak

langsung yaitu pengambilan sumber yang dilakukan dengan cara menyadur atau menjabarkan dalam bentuk para-frasa. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penulisan kutipan tidak langsung:

1.

tidak perlu diletakkan di antara tanda kutip

2.

pendapat atau teori orang lain

yang terdiri atas beberapa alinea atau beberapa halaman dapat dirangkum, dijabarkan atau disarikan ke dalam beberapa kalimat dalam sebuah kutipan bebas

3.

sumber pendapat atau teori yang

(39)

3.2.3

Penunjukan Sumber Kutipan

Penunjukan sumber kutipan

dapat dilakukan dengan cara mencantumkan catatan: (a) di bawah teks atau footnote; (b) di dalam teks atau innote; dan (c) di akhir bab atau endnote. Penunjukan sumber yang banyak

dilakukan dalam penulisan karya ilmiah adalah dengan sistem innote.

Penunjukan sumber

sistem innote pada kutipan langsung, dilakukan

dengan menyebut nama pengarang, tahun penerbit, dan nomor halaman. Pada kutipan tidak langsung, penunjukan sumber hanya mencantumkan nama pengarang dan tahun terbitan.

Letak penunjukan

sumber dapat mendahului kutipan atau mengakhiri kutipan. Apabila penunjukan sumber ditulis sesudah kalimat kutipan, nama pengarang, tahun terbit, dan nomor

halaman (bila berupa kutipan langsung) ditempatkan dalam tanda kurung. Apabila penunjukan sumber mendahului kutipan, nama pengarang tidak diletakkan dalam tanda kurung.,

hanya tahun terbitan dan nomor halaman (bila berupa kutipan langsung) yang diletakkan dalam tanda kurung.

Cara penulisan nama

pengarang pada karya tulis ilmiah diantara pakar masih belum ada satu

kesepakatan. Dalam tata cara penulisan ilmiah di forum internasional, penunjukan

sumber dalam teks hampir selalu ditulis nama keluarga (family name) atau nama akhir seseorang, tidak menggunakan nama

depan atau nama kecil (nick name).

Tetapi untuk orang Indonesia,

sebagian besar memang tidak memiliki atau menggunakan nama keluarga, sehingga tata cara penulisan untuk menunjukkan sumber masih berbeda-beda. Dalam buku pedoman ini, cara penulisan penunjukan sumber ditetapkan mengikuti kebiasaan internasional yang sudah lazim digunakan. Gelar akademik atau gelar yang lain dan jabatan dari pengarang tidak perlu dicantumkan dalam penunjukan sumber.

Berikut ini

beberapa contoh penulisan penunjukan sumber:

(40)

pengarang dengan satu unsur nama:

1. Menurut Sutomo (1980) ... pada kutipan tidak

2. langsung

3. Menurut

4. Sutomo (1980:20) .... pada kutipan langsung

5. Sutomo

6. (1980) menyatakan bahwa ...

7. ...

8. (Sutomo, 1980).

2. Bila nama

pengarang dengan dua atau lebih unsur nama:

1. Sebaiknya digunakan nama yang terakhir, tanpa

2. memperhatikan apakah itu nama keluarga, marga, orang tua, atau suami.

3. Pada nama orang barat pada umumnya unsur nama yang

4. terakhir adalah nama keluarga, tetapi nama bangsa China biasanya unsur

5. nama pertama yang merupakan nama keluarga.

6. Misalnya

7. nama pengarang:

Dewi Sandra; DR. Muksin I. Bagus; H. Ayu Septian Rini,

Maka contoh cara penulisannya adalah:

(41)

2). Menurut Bagus (2007) ...

3). ... (Rini, 2006)

3. Bila sumber

ditulis oleh dua orang pengarang:

Nama

keduanya harus ditulis sesuai dengan kaidah di atas.

Contoh:

Arthur T. Mosher dan H. Dadang Surya Kencana;

Pratiwi dan N.S. Prabowo

Cara penulisannya adalah:

1. Mosher

2. dan Kencana (1998) menyatakan ...

3. ...

4. (Pratiwi dan Prabowo, 2001).

4.

Bila sumber ditulis oleh lebih dari dua orang:

Menulis nama pengarang

(42)

(bila sumber yang dikutip berbahasa Inggris/asing).

Contoh:

Andi

Purnomo, N.S. Prabowo, dan H. Dadang Surya Kencana

David Lindsay, Albert

W. Smith, dan Arthur T. Mosher

Cara

penulisannya di dalam teks adalah:

Menurut

Purnomo dkk. (1999) ...

Lindsay

et al (2001) menyatakan bahwa ...

Catatan:

Di

dalam daftar pustaka, semua nama pengarang seperti ini harus ditulis lengkap, tidak boleh menggunakan dkk. atau et al.

5. Bila beberapa

pustaka yang dikutip dikarang oleh satu orang pengarang dalam tahun yang sama adalah:

1. Sebagai pembeda masing-masing pustaka diberi tanda

2. tambahan huruf a, b, c dan seterusnya berdasarkan urutan bulan terbit

3. pustaka tersebut.

(43)

5. tidak terdapat dalam pustaka-pustaka tersebut, urutan tanda a, b, dan

6. seterusnya didasarkan atas abjad judul pustaka.

Contoh:

1).

Sudaryanto (1998a) menyatakan .. ...

2).

... (Sudaryanto, 1998b).

3. Apabila

4. suatu kutipan dalam hal yang sama diacu dari beberapa sumber yang

5. pengarangnya berbeda, dalam penunjukan sumber ditulis semua pustaka yang

6. diacu, masing-masing dipisahkan dengan tanda titik koma.

Contoh:

1)

Menurut Akhmad (2001); Sulthoni (2002); dan Clement (2002), ...

2)

. ... (Akhmad, 2001; Sulthoni, 2002; dan Clement, 2002).

4. Apabila

5. pustaka yang dikutip tidak diketahui atau tidak tercantum nama

6. pengarangnya, dalam penunjukan sumber, nama pengarang diganti dengan lembaga

7. yang bertanggung jawab atau yang mengarsip dan menyimpan pustaka tersebut.

Contoh:

(44)

... (Departemen Pertanian RI, 1999).

2)

Politeknik Negeri Jember (2000) menyatakan ...

5. Apabila

6. kutipan berasal dari sebuah suntingan (editorial),

7. dalam penunjukan sumber harus mencantumkan singkatan "Ed." Sesudah nama penyunting

8. (editor), baru diikuti tahun terbit.

Contoh:

1).

Moeliono (Ed. 1988) menyatakan ...

2).

... (Moeliono, Ed. 1988).

6. Kutipan

7. yang berasal dari salah satu penulis dalam sebuah bunga rampai, misalnya

8. prosiding, ensiklopedi, yang disusun oleh editor, penunjukan sumbernya

9. diatur seperti pada contoh.

Contoh:

Suatu kutipan artikel

yang ditulis oleh Cartier dalam buku bunga rampai yang disunting oleh Stein tahun 2001.

Cara

(45)

1)

Cartier (dalam Stein, 2001) menyatakan ...

2)

... (Cartier dalam

Stein, 2001).

7. Bila

8. kutipan berasal dari kutipan, maka penunjukan sumbernya ditulis dengan

9. menambahkan kata "dalam".

Contoh:

1)

Menurut Wojowasito (dalam Ramlan, 1985), ...

3)

... (Wojowasito dalam

Ramlan, 1985).

8. Jika

9. pustaka yang dikutip tidak berangka tahun, penunjukan sumbernya ditulis

10. "tanpa tahun" dan diletakkan dalam tanda kurung.

Contoh:

1)

Sukarno (Tanpa Tahun) mengemukakan bahwa ...

2)

(46)

9. Bila

10. kutipan berasal dari jurnal, majalah ilmiah, skripsi, tesis, disertasi,

11. makalah seminar, materi lokakarya, bahan penataran, atau yang sejenis, penunjukan

12. sumber cukup dilakukan dengan menuliskan nama penulis dan tahun terbit. Tetapi

13. apabila bagian yang dikutip tersebut merupakan hasil kutipan juga, maka

14. nama penulis sebelumnya dan tahun terbitnya harus dicantumkan.

Contoh:

1)

Suwarno (1995) berpendapat ...

2)

North (1992) yang mengutip hasil penelitian Rosebrough et al.(1985) menyatakan ...

3)

... (Samosir dkk., 1997).

4)

Wahyu (1994) berdasarkan laporan Direktorat Jenderal Peternakan (1992) menyatakan bahwa ...

Catatan:

Bahan kuliah yang

belum diterbitkan secara resmi atau belum merupakan buku ajar, sebaiknya tidak digunakan sebagai sumber kutipan.

10. Bila

11. kutipan diperoleh dari sumber perpustakaan elektronik, misalnya CD-ROM,

12. jurnal/buku/majalah ilmiah edisi on-line, atau website, cara penunjukan

(47)

Contoh:

1)

Menurut Peebles et al .(2002) ...

2)

... (NRC, 1998).

3.2.4 Cara Pengambilan Kutipan

Penunjukan sumber atau kutipan dapat dilakukan dengan tiga cara.

1.

Mencantumkan

di dalam teks (in-note). Cara penulisannya sebagai berikut:

a.

Nama pengarang dituliskan sebelum

bunyi kutipan, buatlah dahulu pengantar kalimat yang sesuai.

Contoh:

Dalam hal pengasapan ini, Suhadi

(2003:34) mengatakan, pengasapan ikan dengan menaikkan suhu semaksimal mungkin

(48)

b.

Nama pengarang dituliskan setelah

bunyi kutipan, buatlah dahulu pengantar kalimat yang sesuai.

Contoh:

Lebih tegas lagi, dikatakan bahwa

amoniak dikirimkan secara kontinu untuk memenuhi keperluan … dan seterusnya

(Subandi, 2002:40).

c. Jika

nama pengarangnya terdiri dari dua orang, sebutkan keduanya. Contoh:

Selanjutnya,

Eman dan

Fauzi (2002:18) mengatakan bahwa tenaga mesin itu dapat mengatasi sekian tenaga

(49)

Dalam bagian lain dikemukakannya bahwa tenaga mesin itu dapat mengatasi

sekian tenaga manusia. Oleh sebab itu, masalah ketenagakerjaan … dan

seterusnya (Eman dan Fauzi, 2002:18).

atau

d. Jika nama pengarangnya lebih dari tiga orang.

contoh:

Jika

dirumuskan bagaimana hubungan arsitektur dan arsitek, Sularso dkk. (2003:10-11) mengatakan bahwa arsitektur adalah perpaduan ... dan

seterusnya.

e.

Teknik penulisan untuk kutipan

yang kurang dari enam baris, kutipan ditulis di dalam teks (in-note) dengan jarak dua spasi.

(50)

Kutipan yang lebih dari lima baris, kutipan ditulis di bawah teks dengan jarak

satu spasi dan menjorok sekitar lima

pukulan mesin ketik (± 1 cm) baik sebelah kiri maupun kanan.

Contoh:

Ternyata,

ular itu

banyak sekali jenisnya serta memiliki ciri yang bermacam-macam, seperti dikatakan oleh Suhono (2003:43) sebagai berikut.

Di pulau Jawa dikenal 110 jenis ular,

baik yang berbisa maupun yang tidak berbisa dengan taring di muka berjumlah 30

jenis, 18 jenis di antaranya terdiri atas ular-ular laut. Hingga kini didapatkan 12 jenis ular berbisa yang hidup di darat. Ke-12 jenis ular berbisa

yang hidup di darat Pulau Jawa ini 4 jenis ular termasuk ke dalam keluarga viperidae dan 8 jenis ular termasuk ke

dalam keluarga elapidae. Ular-ular

(51)

2.

Mencantumkan catatan di bawah

halaman (footnote). Cara penulisannya sebagai berikut.

Catatan kaki adalah suatu keterangan tambahan tentang istilah atau

ungkapan yang tercantum dalam naskah. Diletakkan di bagian bawah halaman dengan

dibatasi oleh garis sepanjang sepuluh karakter.

Contoh:

Selanjutnya,

dikatakan bahwa apabila seseorang telah ditangkap dan ditahan, tetapi ternyata

tidak cukup bukti bahwa yang bersangkutan melanggar hukum, maka praperadilan1)

harus memeriksa dan memutuskan nasib tersangka.

__________

1) Praperadilan adalah lembaga yang akan memeriksa atau

(52)

Karangan ilmiah pada masa lalu menggunakan istilah-istilah ibid, op cit dan loc it. Istilah-istilah ini tidak perlu digunakan dalam karangan

ilmiah karena pembaca tidak akan mengetahui siapa yang membuat isi pernyataan

itu.

3.

Mencantumkan catatan di akhir

bab atau di akhir seluruh bab (end-note).

Penulisan sumber kutipan end note hampir sama dengan foot note, penjelasan diletakkan di bagian akhir sebelum daftar sumber rujukan.

Contoh:

Fungi adalah heterotrof

1

yang mendapatkan nutriennya melalui penyerapan

(absorptive). Dalam cara nutrisi ini molekul-molekul organic kecil diserap dari

medium sekitarnya.

Catatan akhir.

Definisi di atas adalah kutipan dari Cambepbell Reece-Mitchell dalam Terjemahan Tim Jur. Biologi MIPA edisi lima jilid 2 IPB, Bogor, memberikan definisi heterotrof mikrooorganisme yang mendapatkan molekul makanan organic dengan cara memakan organisme lain atau hasil sampingan.

Contoh di atas dikutip dari

(53)

3.2.5 Penulisan Daftar Pustaka

Daftar pustaka memuat semua informasi tentang identitas

pustaka yang diacu dengan lengkap dan jelas, sehingga mudah ditelusuri. Pustaka ini dapat berupa buku, buku teks, majalah ilmiah, laporan hasil penelitian, skripsi/tesis/disertasi, artikel jurnal atau buletin, atau lainnya, dengan

(54)

internet. Buku diktat kuliah, penuntun praktikum, dan bahan kuliah sebaiknya tidak digunakan sebagai bahan kepustakaan. Pustaka yang dicantumkan dalam daftar pustaka harus benar-benar diacu oleh penulis, yang ditunjukkan dengan sitasi yang dicantumkan dalam teks.

Penulisan daftar pustaka disusun menurut abjad huruf

pertama nama pengarang atau lembaga yang bertanggung jawab, tetapi tidak perlu diberi nomor urut. Apabila panjang informasi identitas sebuah pustaka yang diacu lebih dari satu baris, penulisan baris kedua dan seterusnya diketik masuk ke kanan lima

ketukan, dan masing-masing baris berjarak satu spasi. Jarak pengetikan antara pustaka satu dengan pustaka berikutnya adalah dua spasi.

Urutan penulisan unsur-unsur pustaka adalah sebagai

berikut: nama pengarang/penulis, tahun publikasi (diterbitkan), judul pustaka beserta keterangannya, kota

tempat diterbitkan, titik dua (:), nama penerbit.

1.

Penulisan Nama Pengarang/Penulis

Nama pengarang diakhiri dengan tanda titik (.), disusun

ke bawah menurut abjad akhir dari penulis pertama. Penulisan nama pengarang dilakukan tanpa menuliskan gelar akademik, pangkat, dan tidak diberi nomor (gelar kebangsawanan diperbolehkan).

a.

Nama Orang Indonesia, bila lebih dari satu

kata, maka nama yang terakhir yang ditulis, atau nama yang biasa dikenal dalam publikasi ilmiah yang ditulis didepan. Nama depan atau nama pertama ditulis dengan disingkat.

(55)

Muhammad

Sudomo ditulis Sudomo, M.

Florentius G.

Winarno, ditulis Winarno, F.G.

b.

Nama orang barat, yang ditulis

adalah keluarga yang terletak di belakang

Contoh:

James W. Stewart, ditulis Stewart, J.W.,

Ian MacDonald, ditulis MacDonald, I.,

c.

Nama orang China, jika terdiri dari tiga kata

yang terpisah, maka kata pertama menunjukkan nama keluarga. Jika terdiri dari dua kata memakai garis penghubung, maka kedua kata yang dihubungkan adalah nama diri (bukan nama keluarga)

Contoh:

Gan Koen Han, ditulis Gan, K.H.

Hwa-wee Lee, ditulis Lee, H.

d.

Jika penulis terdiri dari dua

orang atau lebih, singkatan nama penulis pertama diletakkan di belakang, tetapi untuk nama penulis yang lain diletakkan di depan.

(56)

Soehardjo Widodo, Kabul Santoso, dan Hari Prasetyo

ditulis:

Widodo, S, K. Santosos, dan H. Prasetyo

Ian MacDonald, James W. Stewart, and M. Toelihere

ditulis: MacDonald, I., J.W Stewart, and M. Toelihere

e.

Jika dua buku atau lebih yang

dikutip berasal dari penulis yang sama, maka penulisannya cukup satu kali saja, dan untuk buku berikutnya nama penulis diganti dengan garis putus-putus.

2.

Penulisan Tahun Terbitan

Tahun terbit pustaka ditulis setelah nama pengarang, dipisahkan oleh tanda titik dan diakhiri dengan tanda titik.

a.

Jika dua pustaka atau lebih

yang diacu ditulis oleh pengarang yang sama dan tahun terbit yang sama, maka di belakang tahun dibubuhkan huruf a, b, c, dan seterusnya sebagai pembeda.

Contoh:

Warwick,

(57)

---. 1987b. ………..

b.

Jika buku yang diacu tidak

berangka tahun, di belakang nama pengarang diberi keterangan “(Tanpa Tahun)”.

Contoh:

Wahyu, J. (Tanpa Tahun) ...

3.

Penulisan Judul Pustaka dan Keterangannya

Judul pustaka ditulis sesudah tahun terbit dan dicetak miring (italic). Setiap huruf awal

kata menggunakan huruf kapital, kecuali untuk kata tugas (kata depan, kata

sambung, kata penghubung). Keterangan pustaka yang dapat berupa nomor edisi, kota tempat penerbit ditulis dengan huruf biasa (normal): nama penerbit.

4.

Penulisan Penerbit

Nama penerbit dicantumkan sesudah judul pustaka, jika

(58)

Contoh:

a.

Pustaka Berupa Buku Teks

Urutan penulisannya adalah: nama pengarang, judul buku (dicetak italic), edisi, kota

tempat terbit, dan nama penerbit.

b.

Pustaka Berupa Artikel dari Buku atau Buku Teks dengan Penyunting

Urutan penulisannya adalah: Judul artikel, judul buku

(dicetak italic), nama editor (diletakkan dalam kurung), nomor halaman artikel tersebut, kota

tempat penerbit, dan nama penerbit.

Allen,M.F. 1991. The Ecology of Mycorrhizae. 2 nd ed. Cambridge University Press.

(59)

c.

Pustaka Berupa Prosiding (Kumpulan

beberapa Makalah) dengan atau tanpa Penyunting

Urutan penulisannya adalah: nama pengarang, tahun

penerbitan, judul makalah, judul prosiding (dicetak italic), nama editor (bila ada), halaman dari makalah, kota

tempat terbit, dan nama penerbit.

Andrew, C.S. 1978. Legumes and Acid Soil. In Limitation and Potential Biological Nitrogen Fixation in The Tropic (Eds. J. Dubereiner, R. Burries & Hollaender). pp. 135 – 160. New York: Plenum Press.New York.

(60)

Fischer, R.A. 1973. The Effect pf Water Stress at Various Stage o Development On Yield in Wheat. In Plant response to Climatic factor (Eds. R.O Slatyer), PP 233-241. Procedings Upsalla Syimposium, Paris: UNESCO.

Triwulaningsih, E. 1993. Kemungkinan Pemanfaatan Teknologi produksi Embrio Melalui Fertilisasi In Vitro dalam Pengembangan Sapi Madura. Dalam Prosiding Pertemuan Ilmiah Hasil Penelitian dan Pengembangan Sapi Madura (Penyunting K. Ma’sum, M.A. Yusran, dan M. Rangkuti). Pp. 110-113. Grati: Balai Penelitian Ternak Grati.

d. Pustaka Berupa Artikel dari Jurnal/buletin/Majalah

Ilmiah

Urutan penulisannya adalah:

(61)

e. Pustaka berupa Skripsi/Tesis/Disertasi, Laporan

Hasil Penelitian, atau Makalah Ilmiah lain yang belum diterbitkan

Urutan

penulisannya adalah: nama pengarang, tahun terbitan, judul skripsi/tesis/disertasi/makalah (dicetak miring), bentuk pustaka, nama lembaga, dan tempat penyelenggaraan

kegiatan ilmiah pengarang.

Amstrong. D.P. and Westoby, M. 1993. Seedlings from Large Seed Tolerate Defoliation Better: A Test Using Phylogenetically Independent Contrast. Journal of Ecology 74: 1092-1110

Kusumastuti, T.A. dan B. Guntaro. 2001. Analisis Peramalan Harga, Konsumsi dan Harga Riil Daging Ayam di daerah Istimewa Yogyakarta: Buletin Peternakan, 25; 200 – 210.

Butcher, R.E. 1983. Studies On Interference Between Weeds and Peas. PhD Thesis. University of East Anglia.

Purnomo, H. 1998. Teknologi Pengolahan Hasil Ternak. Kaitannya dengan Keamanan Pangan Menjelang Abad 21. Makalah (belum diterbitkan) Pada Seminar Keamanan Pangan Menjelang abad 21. Program

(62)

f.

Pustaka Berupa Artikel dari Majalah, Koran, atau lainnya.

Urutan penulisannya adalah: nama

pengarang, tahun terbit, judul artikel (diberi tanda petik), nama majalah/koran (dicetak italic) didahului dengan kata ”Dalam”, edisi, tanggal terbit, tempat terbit, dan nomor halaman.

Sukandar, A.D. 1999. “Pengolahan Saus Tomat dan Analisis Usahanya”. Dalam Tabloid Peluang. Edisi No. 50,28 Oktober 1999. Jakarta. Hal 7-8.

Kresnayana, Y. 1996. “Menjadi Wirausaha”. Dalam Surabaya Post. 26 Juli 1996, Surabaya. Hal 4.

(63)

g.

Pustaka berupa artikel,

makalah, laporan hasil penelitian, tesis, disertasi, dan bentuk-bentuk lain yang dikutip dari sumber non cetakan, seperti CD ROM, jurnal/buletin/majalah ilmiah edisi on–line atau website.

Urutan penulisannya adalah: nama

pengarang, tahun terbit, judul artikel, judul jurnal/buletin/majalah ilmiah atau judul CD ROM (dicetak miring), alamat (address)

website (dicetak miring).

Bender, D. 2000. “Fats and Oils”. Microsoft Encarta Encyclopedia 2000. CDROM

Edition. Microsoft Corporation.

Sanz, M., A. Flores, and C.J. Lopez – Bote. 2001. ‘The Metabolic Use of Energy from Dietary Fat in Broiler is Affected by Fatty Acid Saturation”. J. of Poultry Science, Online – Edition. http://www. Psa. Edu

Harefa, A. 2001. “Inovasi – Kewirausahaan: Kewirausahaan Untuk Semua Orang?” Makalah ilmiah pada Kursus Kewirausahaan http://www. pembelajar.com

(64)

3.3 Pedoman Pengetikan

Mahasiswa maupun dosen Politeknik Negeri Jember yang

(65)

di lingkungan Politeknik Negeri Jember. Oleh karena itu Buku Pedoman Penulisan Karya Ilmiah ini berisi ketentuan-ketentuan penulisan karya ilmiah yang perlu diikuti civitas akademis. Ada

beberapa kompone

Gambar

Tabel 2.1 Perbedaan Isi Substansi Awal TA Program D3dengan D4
Tabel 2.2 Warna Sampul Masing-masing Jurusan

Referensi

Dokumen terkait

Karya tulis ilmiah tersebut dapat berupa karya tulis ilmiah hasil penelitian, pengkajian, survei dan evaluasi, karya tulis/ makalah berupa tinjauan

Skripsi / Tugas Akhir yang saya buat ini, bukan merupakan karya duplikasi (baik sebagian maupun seluruhnya) dari karya tulis / karya Desain lain yang sudah pernah dipublikasikan

Karya tulis ilmiah yang disusun oleh mahasiswa AWM meliputi laporan PTA I , PTA II, Kuliah Kerja Profesi dan Tugas Akhir (TA). PTA I berisi laporan mata kuliah pemrograman

Halaman ini merupakan secara garis besar kerangka karya tulis ilmiah, serta memberikan petunjuk seluruh isi yang terdapat dalam karya tulis ilmiah tersebut, Dengan demikian

Penulisan laporan tugas akhir bertujuan untuk melatih mahasiswa agar mampu menyusun dan menulis suatu laporan sebagai karya ilmiah sesuai dengan bidang dan perkembangan

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa karya ilmiah berupa tugas akhir yang berjudul: “OPTIMALISASI FORECASTING PEMBEBANAN GARDU INDUK JEMBER MENGGUNAKAN PERBANDINGAN METODE

Mahasiswa berkonsultasi ke Pembimbing Utama untuk melakukan proses penyusunan Laporan Tugas Akhir (TA) sesuai dengan judul yang telah disetujui oleh Ketua

Daftar Lampiran alternatif Halaman Sampul Sebagai halaman terdepan dari suatu karya tulis ilmiah yang pertama kali dibaca, halaman kulit harus dapat memberikan informasi singkat