Teknik Penulisan Tugas Akhir(TA) Politeknik Negeri Jember
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Politeknik Negeri Jember sebagai suatu perguruan tinggi merupakan institusi pelaksana kegiatan ilmiah yang bertujuan menghasilkan tenaga ahli yang mampu menguasai ilmu, teknologi, dan budaya, yang berjiwa penuh pengabdian serta memiliki rasa tanggung jawab yang besar terhadap masa depan bangsa dan negara Indonesia. Selain itu sebagai lembaga formal, Politeknik Negeri Jember adalah lembaga yang mengemban amanah untuk mendedikasikan kemampuan dan sumberdaya yang dimiliki bagi kemajuan dan pencerahan masyarakat secara lahir maupun batin. Tujuan ini diharapkan akan dapat dicapai dengan melaksanakan Tridharma Perguruan Tinggi.
Tridharma Perguruan Tinggi meliputi: (1) pendidikan dan pengajaran; (2) penelitian; dan (3) pengabdian kepada masyarakat. Ketiga dharma tersebut dilaksanakan oleh sivitas akademika sesuai dengan ruang lingkup kewenangannya masing-masing. Pendidik atau dosen mempunyai tiga tugas utama. Pertama, memberikan pengajaran, pendidikan, dan pembimbingan kepada mahasiswa dalam penulisan karya ilmiah. Kedua, melakukan penelitian mandiri maupun kelompok. Ketiga, melakukan sendiri dharma pengabdian kepada masyarakat dan membimbing mahasiswa dalam kegiatan Praktek Kerja Lapang (PKL) atau Kerja Industri (Magang) dan Penelitian berupa Tugas Akhir (TA).
Implementasi dari ketiga dharma tersebut, dilaksanakan melalui aktivitas-aktivitas dengan mendasarkan dan mengikuti kaidah ilmiah. Keseluruhan aktivitas yang didasarkan pada kaidah ilmiah pada dasarnya merujuk pada langkah-langkah sistematis, terkontrol, mempertimbangkan kerangka teoritis yang kuat, dan pembuktian secara empiris. 1 Karya Tulis Ilmiah merupakan suatu bagian dari kegiatan akademik yang sangat penting bagi mahasiswa Politeknik Negeri Jember. Karya Tulis Ilmiah, baik yang disusun berdasarkan hasil penelitian, hasil kegiatan pengabdian kepada masyarakat, hasil Praktek Kerja Lapang atau Kerja Industri (Magang), kajian pustaka, survei, atau kegiatan ilmiah lain, wajib memenuhi persyaratan ilmiah yang meliputi aspek ontologis, epistimologis, aksiologi, dan perwujudan sikap ilmiah. Sebagai acuan untuk menyeragamkan pola pikir ilmiah yang sesuai dengan aturan yang disepakati, serta secara filosofis dan ilmiah dapat dipertanggungjawabkan, maka diperlukan Pedoman Penulisan Karya Ilmiah.
1.2 Macam Karya Tulis Ilmiah
Jenis Karya tulis Ilmiah berdasarkan penyebarannya dibedakan atas karya ilmiah yang dipublikasikan dan karya tulis ilmiah yang tidak dipublikasikan, diuraikan sebagai berikut.
Karya tulis ilmiah dipublikasikan adalah karya tulis yang dipublikasikan pada pertemuan ilmiah atau melalui media cetak seperti jurnal, buku, monografi dan prosiding. Publikasi kaya tulis ilmiah tersebut dapat bersifat terbatas untuk kalangan tertentu dapat juga bersifat umum atau komersial. Karya tulis ilmiah yang dipublikasikan meliputi makalah, artikel ilmiah, jurnal, poster hasil penelitian dan buku.
1. Makalah dan Artikel Ilmiah
Makalah adalah karya ilmiah yang disampaikan dalam suatu pertemuan ilmiah yang penyusunannya berasal dari hasil penelitian atau kajian teoritis. Pada umumnya format makalah yang diseminarkan sudah dalam bentuk artikel ilmiah. Artikel ilmiah adalah karya ilmiah yang merupakan hasil penelitian atau kajian teoritis dimuat dalam majalah ilmiah dengan disiplin ilmu tertentu atau jurnal.
2. Jurnal
Jurnal adalah suatu terbitan berkala yang berisi artikel ilmiah hasil penelitian atau kajian teoritis dalam bidang ilmu tertentu. Jurnal harus memiliki International Series Serial Number (ISSN) yang diperoleh dari Pusat Dokumentasi Ilmiah Indonesia-Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (PDII-LIPI). Berdasarkan tingkatannya jurnal dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu jurnal tidak terakreditasi dan terakreditasi. Setiap pengelola jurnal dapat menetapkan prosedur dan persyaratan naskah yang dapat dimuat dalam jurnal bersangkutan.
3. Poster Hasil Penelitian
Poster hasil penelitian adalah suatu bentuk visualisasi dari makalah hasil penelitian yang disajikan dalam kegiatan seminar. Poster harus mampu menyampaikan pesan atau informasi kepada khalayak sasaran yang dituju secara jelas, menarik, kronologis dan tidak menimbulkan makna ganda. Poster hasil penelitian memuat tentang: a) identitas poster berisi judul, nama peneliti, perguruan tinggi, dan konsorsium penelitian; b) tujuan/metode/hasil berisi visualisasi ringkas yang dapat dibaca dari jarak lebih kurang dua meter; c) temuan dan saran berisi hasil temuan ilmiah penelitian. Ukuran poster bervariasi sesuai permintaan penyelenggara kegiatan ilmiah (Depdiknas, 2006).
4. Buku Ajar, Modul, dan Buku Referensi
Buku ajar dan modul merupakan buku yang spesifik ditujukan untuk mendukung terselenggaranya proses belajar mengajar pada mata kuliah tertentu berdasarkan kurikulum yang berlaku. Buku ajar harus dilengkapi dengan kompetensi yang ingin dicapai pada setiap topik pembahasan. Pada akhir pembahasan harus dilengkapi soal-soal evaluasi.
Karya tulis ilmiah tidak dipublikasikan adalah karya tulis ilmiah yang hanya didokumentasikan di perpustakaan. Karya tulis ilmiah tidak dipublikasikan meliputi laporan: a) penelitian dosen; b) penelitian mahasiswa; c) kegiatan mahasiswa; dan d) tugas akhir mahasiswa program D3 dan D4.
1. Laporan Penelitian Dosen
Laporan penelitian dosen adalah karya tulis ilmiah yang merupakan bentuk akhir kegiatan penelitian yang dilakukan dosen. Format dan teknik penulisan laporan penelitian disesuaikan dengan persyaratan pemberi dana.
2. Laporan Penelitian Mahasiswa
Laporan penelitian mahasiswa adalah karya tulis ilmiah berbentuk skripsi, tesis dan disertasi. Laporan tersebut merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar akademik sesuai dengan stratanya. Disertasi adalah karya ilmiah yang ditulis untuk mencapai derajat kesarjanaan jenjang strata tiga (S3) atau doktor. Tesis adalah karya ilmiah yang ditulis untuk mencapai derajat kesarjanaan jenjang strata dua (S2) atau magister. Skripsi adalah karya ilmiah yang ditulis untuk mencapai derajat kesarjanaan jenjang strata satu (S1).
5. Laporan Kegiatan Mahasiswa
Laporan kegiatan mahasiswa adalah karya ilmiah yang melaporkan tentang kegiatan mahasiswa program diploma dan S1 untuk memenuhi salah satu syarat akademik dan bukan sebagai tugas akhir. Kegiatan mahasiswa yang dilaporkan adalah kuliah kerja baik yang dilaksanakan melalui Lembaga Pengabdian Masyarakat seperti Kuliah Kerja Usaha (KKU) maupun dilaksanakan melalui jurusan masing-masing, seperti Praktek Kerja Lapang (PKL), Kerja Industri (Magang).
6. Laporan Tugas Akhir Mahasiswa Program Diploma
Laporan tugas akhir mahasiswa program diploma adalah karya tulis ilmiah yang ditulis oleh mahasiswa program diploma sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi pada program yang bersangkutan. Bagi mahasiswa Politeknik Negeri Jember, diwajibkan menyusun kegiatan Tugas Akhir (TA), yang merupakan laporan hasil kegiatan mahasiswa program D3 dan D4.
1.3 Perbedaan Karya Tulis Program D3 dan D4
Berdasarkan klasifikasi tersebut cukup jelas untuk membedakan karya tulis yang
dihasilkan jalur pendidikan yang berbeda. Pada pendidikan jalur akademik, setiap lulusan wajib
memiliki kemampuan akademik. Kemampuan akademik berarti kemampuan menggunakan
nalar-ilmiahnya (
analisis-sintesis
) dan menuliskan hasil penalarannya (bisa berupa riset, atau
penelusuran/studi pustaka) yang kemudian dipublikasikan. Kebutuhan tersebut dapat dipenuhi
melalui pelaksanaan
courses
Metode Berpikir Ilmiah (filsafat ilmu) atau metodologi riset.
Aplikasi dalam metodologi riset dapat berbentuk karya tulis ilmiah yang kemudian disebut
sebagai skripsi, tesis dan disertasi. Pada sisi lain saat ini sedang berkembang jalur pendidikan
akademik S1 yang menawarkan skema skripsi dan non skripsi.
Pada jalur pendidikan vokasional menghasilkan karya ilmiah yang disebut Laporan
Praktek Kerja Lapang (PKL) atau Kerja Industri /Magang (KI) disusun sebagai laporan hasil
pelaksanaan magang atau praktek kerja di perusahaan. Laporan Tugas Akhir (TA) yang berlaku
pada program D3 dan D4, merupakan karya tulis yang dibuat setelah dilaksanakan suatu
rangkaian kegiatan praktis (non riset) yang berupa kegiatan kewirausahaan, dengan
output
hardware
maupun
software
.
Klasifikasi karya tulis berdasarkan jalur pendidikan seringkali tidak ditaati. Beberapa
pertimbangan yang mendasari adalah adanya keinginan untuk memberikan bekal lebih baik pada
lulusan dan memenuhi kebutuhan pasar kerja.
Politeknik Negeri Jember merupakan lembaga pendidikan yang menganut jalur
pendidikan vokasi. Akan tetapi dalam prakteknya penyelesaian tugas akhir mahasiswa masih
menawarkan jalur riset dan non riset. Beberapa program studi membolehkan mahasiswanya
untuk melakukan kegiatan riset sebagai syarat penyelesaian tugas akhir (TA).
Seiring dengan semakin berkembangnya Politeknik Negeri Jember, semakin banyak
program studi baru yang dibuka untuk memenuhi kebutuhan pengguna. Disamping Program D3
telah ditawarkan juga Program D4. Banyaknya jumlah program studi yang ada akan
meningkatkan peluang terjadinya perbedaan tugas akhir antar program studi. Tidak hanya dari
jenis tugas akhir, akan tetapi juga kedalaman kajian serta tingkat kesulitan dari tugas akhir yang
harus dikerjakan oleh mahasiswa.
Permasalahan terkait dengan penyelesaian tugas akhir masih sering terjadi sampai saat
ini. Diskusi masih sering terjadi terkait dengan pola riset dan non riset, kedalaman kajian antar
program studi, maupun bentuk kegiatan tugas akhir. Untuk itu perlu dibuat pedoman penulisan
yang dapat digunakan sebagai acuan agar bentuk karya tulis di Politeknik Negeri Jember
seragam antar program studi maupun antar jenjang (D3 atau D4).
Berdasarkan peraturan yang baru, salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan di
Politeknik Negeri Jember, dilaksanakan kegiatan akademik yang disebut Tugas Akhir (TA).
Tugas Akhir dapat dilakukan dengan bentuk Riset (contoh: topik perorangan), maupun Non riset
(contoh: Proyek Usaha Mandiri atau PUM). TA dapat berasal dari gagasan mandiri mahasiswa
ataupun merupakan pengembangan dari PKL atau KI. Berikut ini disajikan beberapa parameter
yang dapat digunakan sebagai acuan dalam melakukan pembimbingan penyelesaian Tugas Akhir
untuk jenjang D3 dan D4.
Parameter
Jenjang
Diploma 3
Diploma 4
Lokasi
Magang
Perusahaan kecil atau
menengah
Perusahaan menengah atau besar
Jenis Data
Sekunder
Primer
Aktivitas
dan Kajian
Data
Aktivitas
penerapan suatu
teori
Data dapat
diinformasikan
dalam bentuk:
Mendeskripsikan
Membandingkan
Aktivitas
menganalisis/membuktikan teori
Dapat diinformasikan dalam bentuk:
menganalisis dan
mengeksplorasi
memecahkan masalah atau
mencari solusi
Perangkat
analisis
Deskriptif
Interpretatif
Output
Prototipe
Kesimpulan suatu
Kelayakan usaha
(
Visibility
usaha)
Prototipe
Implementasi prototipe
Alternatif Pemecahan masalah
Alternatif pemecahan masalah untuk
pengembangan kawasan
BAB 2. SUBSTANSI KARYA TULIS ILMIAH
Suatu karya ilmiah terdiri dari tiga bagian, yaitu:
tersebut.
Pada bab ini akan dibahas dua bentuk karya tulis ilmiah, yaitu berupa Usulan Kegiatan (Project
Proposal atau Project Statement)
dan Pelaporan Hasil Kegiatan Ilmiah. Di Politeknik Negeri Jember, Karya tulis ilmiah tersebut dapat berupa: laporan penelitian, laporan kegiatan pengabdian kepada masyarakat, laporan Tugas Akhir mahasiswa (TA) non riset yang sebelumnya diberi nama Proyek Usaha Mandiri (PUM) atau Topik Perorangan (TP), laporan Praktek Kerja Lapang (PKL) atau Kerja Industri (KI), artikel ilmiah, makalah ilmiah, buku ajar, dan lain-lain.
2.1
Sistematika
2.1.1
Usulan Kegiatan atau Proposal (Project Proposal: Project Statement).
Usulan kegiatan
merupakan tahapan awal yang sangat menentukan untuk melaksanakan suatu kegiatan ilmiah dan berakhir pada penyusunan laporan hasil kegiatan yang berupa karya tulis ilmiah. Manfaat proposal penting sekali sebagai persiapan pelaksanaan suatu kegiatan ilmiah, baik bagi pelaksana kegiatan maupun pihak lain yang akan memberikan bantuan atau dukungan dana, fasilitas atau hal lainnya. Sebagian besar ahli berpendapat proposal sudah merupakan setengah dari suatu rangkaian kegiatan ilmiah. Kegiatan ilmiah dapat berupa:
riset atau riset, contoh: Tugas Akhir (TA) untuk program D3 maupun program D4.
2. Praktek Kerja Lapang,
contoh: Praktek Kerja Lapang, Kerja Industri (Magang).
Sistematika Usulan
Kegiatan dapat dijabarkan sebagai berikut.
1.
Bagian Awal:
a. halaman Judul
b. halaman
Persetujuan/Pengesahan
2.
7
a.
pendahuluan (berisi latar
belakang, perumusan masalah, tujuan, dan manfaat kegiatan)
b. tinjauan pustaka atau kajian pustaka
c. metode kegiatan (berisi metode pelaksanaan
kegiatan, tempat dan waktu pelaksanaan, bahan dan alat yang digunakan, prosedur pelaksanaan kegiatan, perlakuan dan rancangan percobaan atau analisis usaha tani, parameter pengamatan). sesuaikan dengan tujuan kegiatan yang dilaksanakan riset atau non riset
d.
bagian akhir (berisi daftar
pustaka dan lampiran–lampiran data pendukung).
2.1.2
Pelaporan Kegiatan
Pelaporan kegiatan
berupa karya ilmiah dengan bobot ilmiah tertentu merupakan laporan hasil dari suatu kegiatan penelitian, Tugas Akhir Mahasiswa (TA), Praktek Kerja Lapang (PKL) atau Kerja Industri (Magang), Pengabdian Masyarakat, atau kegiatan ilmiah
lainnya. Karya Ilmiah pelaporan kegiatan terdiri dari tiga bagian, yaitu bagian awal, bagian utama, dan bagian akhir.
Sistematika
Pelaporan Kegiatan dapat dinyatakan sebagai berikut.
1.
a.
halaman sampul
b.
halaman judul
c.
halaman persetujuan/pengesahan.
d.
halaman persembahan dan motto.
e.
surat pernyataan
f.
abstrak
g.
ringkasan
h.
halaman prakata
i.
halaman daftar isi
j.
halaman daftar tabel
k.
halaman daftar gambar
l.
m.
halaman daftar simbol dan singkatan
n.
pemberian nomor halaman pada
bagian awal dinyatakan dengan angka romawi kecil (i, ii, iii,....)
2.
Bagian Utama:
a.
pendahuluan
b.tinjauan pustaka
c.
metode kegiatan
d.
hasil dan pembahasan
e.
kesimpulan dan saran
3.
Bagian Akhir:
a.
daftar pustaka
b.
lampiran (data-data pendukung,
Sistematika laporan kegiatan di atas merupakan bentuk
umum karya tulis ilmiah dari kegiatan ilmiah yang berupa penelitian. Karya tulis ilmiah yang berupa laporan PKL atau laporan KI, dan laporan hasil TA mengacu pada sistematika di atas, namun ada perbedaan pada butir-butir dari bagian utamanya.
Secara teknis terdapat sedikit perbedaan penulisan format
Laporan PKL dan KI dengan TA. Pada laporan PKL dan KI, tidak perlu memuat Abstract maupun Ringkasan, sedangkan
pada karya tulis TA harus memuat Abstract
(khusus program D4) dan Ringkasan. Lebih rinci perbedaan TA program D3 dan D4 dapat dilihat pada Tabel berikut.
Tabel 2.1 Perbedaan Isi Substansi Awal TA Program D3 dengan D4
Isi Substansi Awal
Program D3 Program D4Abstract (Dalam bahasa Inggris) Tidak ada* Wajib ada
Ringkasan Wajib ada * Wajib ada
Keterangan:
PS. Bahasa Inggris menggunakan Abstract
Contoh abstract, ringkasan,
2.2
Bagian Awal
2.2.1
Sampul, Halaman Judul atau Cover
Sampul merupakan bagian terdepan
atau kulit dari suatu karya tulis ilmiah. Sampul terdiri dari dua lembar, yaitu
halaman sampul luar dan halaman judul dalam, dengan isi tulisan yang sama. Sampul
atau halaman judul luar harus menggunakan kertas tebal (karton atau hard cover, kertas manila, buffalo, linen atau lainnya). Warna
sampul disesuaikan dengan jurusan atau program studi dari penulis, yang ditentukan sebagai berikut.
Tabel 2.2 Warna Sampul Masing-masing Jurusan
Jurusan/Program Studi
Warna Sampul Produksi Pertanian1. PS. Produksi Tanaman Hortikultura (PTH) 2. PS. Tanaman Perkebunan (PTP)
3. PS. Teknik Produksi Benih (TPB)
Hijau (Tulisan hitam)
Teknologi Pertanian
1. PS. Teknologi Industri Pangan (TIP) 2. PS. Keteknikan Pertanian (TEP) 3. PS. Gizi Klinik (GKL)
Merah (Tulisan hitam)
Peternakan
PS. Produksi Ternak (PTK)
PS. Manajemen Bisnis Unggas (MBU)
Coklat (Tulisan hitam) Manajemen Agribisnis
PS Manajemen Agribisnis (MNA) PS Manajemen Agroindustri (MID) PS Bahasa Inggris (BIG)
Kuning (Tulisan hitam)
Teknologi Informasi
2. PS Teknik Komputer (TKK) 3. PS Rekam Medik (RMD)
Pada sampul tersebut minimal berisi: (a) judul karya
ilmiah; (b) bentuk/macam karya ilmiah (misal Tugas Akhir (TA) baik untuk program D3 maupun program D4 dan laporan Praktek Kerja Lapang (PKL) untuk program D3 dan Kerja Industri (Magang) untuk program D4, laporan Pengabdian pada Masyarakat, artikel ilmiah, atau lainnya; (c) nama lengkap penulis (tanpa gelar) dan nomor induk; (d) simbol dan nama lembaga (Politeknik Negeri Jember); (e) tahun penerbitan. Khusus untuk
laporan Tugas Akhir (TA) ditambahkan kalimat “diajukan sebagai salah satu
syarat untuk menyelesaikan pendidikan di Program Studi … Jurusan ….” (sesuai dengan tujuan/peruntukan penulisan karya ilmiah tersebut; nama program studi atau jurusan).
Judul karya ilmiah harus
dicetak dengan huruf kapital (kecuali pada hal-hal tertentu, misalnya penulisan nama spesies) dan sedapat mungkin dihindari penggunaan tanda baca (misalnya titik, koma, dan sebagainya). Penulisan judul mengunakan 1 spasi. Judul tidak boleh berupa kalimat yang berstruktur predikatif (terdiri dari subyek dan predikat) dan tidak boleh diawali kata kerja, sebaiknya tidak terlalu panjang dan tidak terlalu pendek (maksimal 15 kata tidak termasuk kata depan dan kata sambung) agar dengan mudah dapat diketahui maksudnya. Judul yang panjang dapat dibagi menjadi: ”judul” dan ”anak judul” atau ”judul tambahan”, dan antara
keduanya dipisahkan dengan tanda titik dua (:) atau tanda kurung ( ), dan dengan menggunakan jenis atau ukuran huruf (font)
yang sama.
Contoh Judul:
1.
Judul tunggal:
PEMANFAATAN DEDAK GANDUM SEBAGAI SUMBER ENERGI
2.
Judul dengan anak judul:
TEKNOLOGI LASERPUNCTURE UNTUK MENINGKATKAN
PRODUKSI SUSU SAPI PERANAKAN FRIESSIAN HOLSTEIN:
STUDI KASUS DI KPSP SETIA KAWAN NONGKOJAJAR
Pada punggung buku laporan tersebut
dicantumkan nama penulis, judul karya ilmiah, dan tahun. Halaman judul dalam menggunakan kertas HVS putih, dengan butir-butir substansi dan tertib penulisan sama dengan halaman judul luar.
Selain penulisan judul
Gambar 2.1 Penulisan Judul Berbentuk Segitiga Terbalik
2.2.2 Halaman Pengesahan atau Persetujuan
Halaman Pengesahan atau Persetujuan
2.2.3
Halaman Persembahan dan Motto
Halaman persembahan berisi ekspresi perasaan penulis dan
ditujukan kepada pihak yang perlu diberi penghormatan atau penghargaan, ditujukan kepada orang yang lebih tua dan atau almamater.
Halaman Persembahan dan Motto tidak diwajibkan, bisa ada
atau tidak ada. Bila dikehendaki, halaman motto ini merupakan semboyan yang berfungsi sebagai motivator. Motto dapat diambil dari kata-kata bijak, peribahasa, kitab suci dan atau sumber lainnya. Penulisan motto dapat lebih dari satu, dengan menggunakan huruf Times New Roman normal. Jarak kalimat dalam sebuah motto
adalah 1 spasi, sedangkan jarak antar motto 3 spasi. Sumber pengutipan harus disebutkan dalam cetak miring dan berada di dalam tanda kurung ( ).
2.2.4
Halaman Abstrak
Abstrak merupakan bagian dari karya ilmiah tertulis
seperti skripsi, tesis, dan disertasi ditulis dalam bahasa Indonesia ataupun
bahasa Inggris. Laporan Praktek Kerja Lapang tidak memerlukan abstrak. Khusus untuk program D4, abstract
menggunakan bahasa Inggris.
Abstrak mengemukakan hal yang substansial dari karya
tulis ilmiah, meliputi dasar pemikiran atau alasan penulisan, metode dan temuan atau kesimpulan-kesimpulan penting. Abstrak disusun dalam beberapa paragraf dan panjangnya tidak lebih dari 250 kata yang diketik satu spasi. Penulisan abstrak sebaiknya meminimalkan singkatan, apabila terpaksa dilakukan maka penulisan lengkap harus dilakukan terlebih dahulu misalnya ”jambu monyet (JM)” baru seterusnya dilakukan penulisan dengan memakai JM.
kunci atau keywords mengisyaratkan
masalah pokok dan sangat relevan dengan masalah yang dibahas.
Abstrak diketik dengan spasi
satu, termasuk judul. Kata ”Abstrak” ditulis dalam huruf kapital dan diletakkan di tengah. Nama lengkap penulis diketik dengan huruf kapital dua spasi di bawah judul dan dimulai dari batas kiri, kemudian disusul judul penelitian.
Selanjutnya, ”Dibimbing oleh abc” (nama lengkap pembimbing, tanpa gelar) yang ditulis dalam huruf kapital. Teks abstrak disusun
seperti menyusun paragraf (contoh pada Lampiran 4).
2.2.5
Halaman Ringkasan
Ringkasan hanya
diwajibkan ada untuk karya ilmiah yang berbentuk laporan hasil penelitian atau Tugas Akhir (TA). Ringkasan merupakan rangkuman dari seluruh substansi dari
karya ilmiah. Judul ringkasan sama dengan judul karya ilmiah, diketik dengan Title Case. Isi ringkasan mencakup: permasalahan, tujuan, metode, hasil – hasil kegiatan yang penting, dan kesimpulan.
Di dalam ringkasan tidak boleh ada kutipan (acuan) dari pustaka. Isi ringkasan harus dapat dimengerti tanpa harus melihat kembali pada materi karya ilmiah yang terdiri dari 400 - 600 kata (1,5 – 2 halaman) dan diketik satu spasi.
Sistematika ringkasan disajikan sebagai berikut judul, nama, nomor dan identitas peneliti (NIP atau NIM), tahun penulisan dan jumlah halaman (tidak termasuk lampiran), nama jurusan/bagian dan perguruan tinggi, nomor dan tanggal kontrak jika menggunakan dana dan sponsor.
2.2.6
Halaman Prakata
Prakata memuat uraian singkat
analisis. Sebaiknya struktur Prakata adalah sebagai berikut: (1) ucapan syukur; (2) penjelasan tentang isi dan maksud (persembahan) karya ilmiah; (3) informasi tentang proses pelaksanaan penulisan dan bantuan yang diperoleh; (4) ucapan terima kasih kepada pihak-pihak berikut: pimpinan Politeknik Negeri Jember yang dapat disampaikan berurutan berdasarkan jabatan struktural, dan selanjutnya kepada pihak-pihak yang telah memberi bantuan bagi keberhasilan kegiatan; (5) harapan, kritik, dan saran; (6) kota, bulan dan tahun. Prakata sebaiknya tidak melebihi satu halaman.
Apabila judul karya ilmiah
disebutkan dalam teks prakata, judul ditulis dengan huruf kapital pada tiap
awal kata yang bukan kata tugas atau kata sambung, selebihnya menggunakan huruf kecil, dicetak tebal atau ditempatkan pada dua tanda petik (”...”). Prakata sebaiknya tidak memuat ungkapan perasaan pesimistis ataupun merendahkan diri yang berlebihan.
2.2.7
Halaman Daftar Isi
Daftar isi merupakan gambaran menyeluruh mengenai isi
karya ilmiah, diketik pada halaman baru, diberi judul ”Daftar Isi” yang diketik dengan huruf kapital, dan diletakkan simetris di tengah atas kertas. Butir-butir daftar isi disusun secara sistematis ke bawah dengan urutan sesuai dengan yang ada dalam naskah karya ilmiah. Butir-butir seperti kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, daftar lampiran, dan judul bab ditulis dengan huruf kapital. Judul sub bab ditulis dengan huruf kapital hanya pada tiap awal kata yang bukan kata tugas, sesuai dengan naskah, tetapi tidak perlu dicetak tabel
(bold) ataupun diberi garis bawah.
Baik judul bab maupun sub bab tidak perlu diakhiri tanda titik (.).
Nomor bab ditulis dengan angka arab disertai dengan
Nomor halaman untuk butir-butir prakata, daftar isi,
daftar tabel, daftar gambar, dan daftar lampiran diketik dengan angka romawi kecil, sedangkan untuk butir pendahuluan dan selanjutnya menggunakan angka arab.
2.2.8
Halaman Daftar Tabel
Judul daftar tabel diketik dengan huruf kapital tanpa
diakhiri dengan tanda titik dan diletakkan di tengah atas kertas. Halaman daftar tabel memuat nomor tabel, judul tabel, dan nomor halaman tabel tersebut dimuat, yang disajikan dalam teks
dan maupun lampiran. Nomor tabel ditulis dengan angka.
Judul tabel yang panjangnya
lebih dari satu baris diketik satu spasi dan jarak antar judul tabel dua spasi. Judul tabel dalam halaman daftar tabel harus sama dengan judul tabel dalam teks.
2.2.9
Halaman Daftar Gambar
Halaman daftar gambar memuat daftar gambar, nomor
gambar, judul gambar, dan nomor halaman dimana gambar tersebut diletakkan, baik gambar yang ada dalam teks maupun dalam lampiran. Cara pengetikan halaman daftar gambar sama dengan daftar tabel. Jika jumlah tabel dan gambar dalam naskah tidak lebih dari dua buah, tidak perlu dibuat daftarnya.
2.2.10
Daftar Lampiran
lampiran, dan halaman lampiran tersebut dimuat. Judul yang ada dalam daftar lampiran harus sama dengan judul lampiran yang ada dalam teks.
2.3 Bagian Utama
Bagian utama karya
ilmiah ini terdiri atas beberapa bab, jumlah babnya tidak dibakukan, tetapi
disesuaikan dengan ruang lingkup dan kebutuhan dari karya ilmiah tersebut. Bagian utama ini secara umum terdiri dari: pendahuluan, tinjauan pustaka, metode
pelaksanaan kegiatan (metode penelitian), hasil dan pembahasan, kesimpulan dan saran, serta daftar pustaka.
2.3.1
Pendahuluan
Pendahuluan merupakan bab
pertama dari bagian utama karya ilmiah. Bab pendahuluan ini memuat: (1) latar belakang, (b) rumusan masalah; dan (c) tujuan dan manfaat. Penulisan
pendahuluan sebagai judul bab (berlaku juga untuk bab-bab selanjutnya) adalah sebagai berikut: (a) ditulis pada baris pertama secara simetris dengan huruf kapital; (b) tidak di akhiri dengan tanda baca apapun dan tidak diberi garis bawah; dan (c) angka yang menunjukkan bab diletakkan di depan judul bab; sesudah angka yang menunjukkan bab (nomor bab) diberi tanda titik dan sesuai dengan aturan baku, setelah tanda baca harus diberi jarak satu ketukan
(karakter) sebelum huruf awal judul.
Penulisan butir-butir rincian
1.
Latar Belakang
Latar belakang berisi keterangan, informasi, dan
fakta-fakta yang relevan dengan topik yang dibahas dalam karya ilmiah tersebut, sebagai titik tolak merumuskan masalah, alasan-alasan mengapa masalah tersebut harus diteliti. Kronologi penulisan latar belakang sebaiknya dimulai dari hal yang luas kemudian menyempit dan mengerucut menuju pokok permasalahan.
Gambar 2.2 Kronologi Penulisan Latar Belakang
Latar belakang perlu mengemukakan alasan, dasar atau
Rumusan Masalah merupakan kristalisasi dari berbagai hal
yang disebutkan dalam latar belakang. Masalah muncul karena tidak ada
kesesuaian antara harapan, teori atau kaidah dengan kenyataan. Rumusan masalah sebaiknya memuat proses penyederhanaan masalah yang rumit dan kompleks, dirumuskan menjadi masalah yang dapat diteliti atau dicari alternatif
pemecahannya.
Rumusan masalah yang dinyatakan dalam bentuk kalimat
tanya memang akan lebih jelas daripada kalau dinyatakan dalam bentuk kalimat berita, tetapi perumusan masalah tidak harus dengan kalimat tanya. Rumusan masalah ini dapat disusun atau dirangkum menjadi satu butir atau satu kalimat, dapat juga dirinci menjadi beberapa butir.
Tujuan berkaitan erat dengan rumusan masalah, dan
merupakan arahan jawaban dari hipotesis. Tujuan kegiatan atau penelitian harus mencantumkan secara spesifik hal atau akibat yang ingin dicapai dalam kegiatan atau penelitian tersebut. Tujuan ini dapat dibagi atas tujuan umum dan tujuan
khusus. Tujuan umum adalah tujuan yang ingin dicapai setelah kegiatan atau penelitian selesai, sedangkan tujuan khusus atau tujuan operasional merupakan bagian dari tujuan umum, mengemukakan hasil-hasil yang hendak dicapai. Tujuan ini tidak boleh lepas dari atau menyimpang dari permasalahan yang dikemukakan.
Manfaat kegiatan/penelitian berkaitan dengan tujuan
Bab pendahuluan dapat pula memuat kerangka pemikiran dan
hipotesis. Kerangka pemikiran dan hipotesis merupakan ringkasan dari bab tinjauan pustaka berisi uraian hasil-hasil penelitian, bukti-bukti, atau
kenyataan yang mendukung atau menolak teori yang dikemukakan di sekitar rumusan masalah. Selain itu juga diuraikan kesenjangan diantara hasil penelitian atau
bukti-bukti terdahulu, sehingga perlu ada penelitian/kegiatan untuk mengurangi kesenjangan tersebut. Uraian kerangka pemikiran pada umumnya mengarah pada uraian hipotesis.
2.3.2
Tinjauan Pustaka
Tinjauan Pustaka memuat teori yang mendasari obyek atau
masalah yang dibahas atau diteliti, seperti hasil-hasil penelitian terdahulu yang relevan dengan masalah yang dibahas, kajian teori, kerangka pemikiran, dan rumusan hipotesis. Semua bahan yang disajikan dalam tinjauan pustaka hendaknya relevan dengan permasalahan yang dibahas dalam karya ilmiah tersebut. Esensi tinjauan pustaka bukan mencari masalah dalam kepustakaan, melainkan berfungsi mempertajam masalah, mempelajari pendekatan-pendekatan yang telah dilakukan, apa yang telah dihasilkan oleh peneliti sebelumnya, dan sekaligus menghindari pengulangan, kesalahan atau kelemahan yang tidak perlu.
Substansi tinjauan pustaka hendaknya dapat memberikan
2.3.3
Metode Kegiatan
Pada prinsipnya metode kegiatan ini mengandung aspek:
prosedur yang dilakukan, tempat dan waktu pelaksanaan, bahan dan alat serta cara yang digunakan baik untuk mengumpulkan maupun mengolah atau menganalisis data guna memperoleh jawaban atas pertanyaan yang tersirat dalam rumusan
masalah.
Pada karya ilmiah yang berupa usulan atau proposal
penelitian dan laporan hasil penelitian, maka metode kegiatan tersebut adalah metode penelitian (atau dalam arti sempit adalah riset desain), yang harus disajikan dalam bab tersendiri secara rinci dan jelas. Pada penelitian yang menggunakan metode percobaan, metode penelitian tersebut meliputi desain percobaan (experimental design), bahan
dan alat yang digunakan, dan analisis data yang digunakan untuk memperoleh kesimpulan. Pada penelitian yang menggunakan metode survai, dikemukakan mengenai lokasi penelitian, prosedur pengambilan contoh sampai pada unit penelitian terkecil.
Metode Penelitian Bidang Eksak
Di dalam bab metode penelitian disajikan uraian yang rinci mengenai:
a.
tempat dan waktu pelaksanaan,
yang mencakup lokasi atau daerah sasaran dan waktu kegiatan dilaksanakan. Misalnya penelitian mengenai tanaman yang pertumbuhan dan produksi dipengaruhi oleh iklim, maka penulis harus melengkapi informasi mengenai letak geografis dan ketinggian tempat iklim. Demikian juga untuk penelitian lain yang hasilnya dipengaruhi oleh tempat dan waktu, tempat dan waktu harus dicantumkan dan dilengkapi informasinya.
b.
spesifikasi bahan atau materi penelitian, termasuk asal sampel, cara penyiapan sampel, umur sampel (kalau ada), sifat fisik, serta bahan kimia yang digunakan. Hal ini perlu dikemukakan dengan lengkap agar penelitian lain yang ingin menguji ulang penelitian itu tidak salah langkah.
c.
metode penelitian, disajikan
prosedur penelitian secara lengkap dan terinci tentang tahapan-tahapan dalam pelaksanaan penelitian, serta digambarkan dalam bentuk diagram alir.
d.
pengukuran/Pengamatan
parameter, diuraikan jenis parameter atau pengumpulan data, termasuk cara pengukuran, uji yang dilakukan (fisik, kimiawi, organoleptik, maupun Biologis), cara menganalisis data, dam analisis data secara statistik.
e.
kesulitan-kesulitan yang timbul
selama penelitian dan cara mengatasinya juga perlu ditampilkan agar para peneliti yang akan melakukan penelitian pada bidang yang sejenis terhindar dari kesalahan-kesalahan.
Bagi peneliti mengenai perancangan atau desain alat,
pembuatan program, atau model, dalam bab metode penelitian tersebut diuraikan tentang sistem perancangan, bahan dan alat, proses perancangan, dan pengujian alat.
Metode Penelitian Bidang Sosial atau
Metode Penelitian bidang
a. tempat dan waktu pelaksanaan, yang
mencakup lokasi atau daerah sasaran dan waktu kegiatan dilaksanakan.
b. metode pengambilan contoh, terdiri dari
uraian lokasi dan waktu penelitian, metode pengambilan contoh, dan prosedur pengumpulan data primer.
c. kerangka konseptual dan analisis data,
memuat tentang alur berpikir dalam menjawab permasalahan penelitian, kerangka analisis data, meliputi model statistik (jika ada) dan definisi variabel yang dipakai dalam analisis.
2.3.4
Hasil dan Pembahasan
Pada Bab ini disajikan dua hal, yaitu hasil kegiatan
atau penelitian dan pembahasannya dalam rangka mencari pemecahan masalah. Hasil penelitian merupakan inti karya tulis ilmiah karena pada bagian ini disajikan
data dan informasi yang ditemukan dalam kegiatan tersebut, yang nantinya akan digunakan sebagai dasar penyimpulan. Hasil kegiatan dapat memuat data utama,
data penunjang, dan pelengkap yang diperlukan. Bentuk penyajiannya dapat berupa teks, tabel, gambar, grafik, bagan, atau foto.
Pembahasannya memuat kajian atau analisis, bahasan, dan verifikasi
dari hasil kegiatan atau penelitian. Bagian ini merupakan bagian kemampuan penulis dalam menguji hipotesis (bila ada) dan menemukan alternatif pemecahan
masalah. Hasil kegiatan/penelitian harus dibandingkan (compare) dan dievaluasi dengan teori dan hasil-hasil penelitian
2.3.5
Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan harus merupakan
pernyataan singkat dan akurat yang diperoleh hanya dari bab Hasil dan
Pembahasan. Kesimpulan merupakan jawaban terhadap permasalahan dan seharusnya konsisten dengan tujuan kegiatan.
Saran merupakan implikasi dari
hasil kegiatan, jadi saran ini juga harus diambil dari bab hasil dan pembahasan serta kesimpulan. Selain itu saran merupakan pengalaman dan pertimbangan penulis yang diperuntukkan bagi penulis lain dalam bidang sejenis.
2.4
Bagian akhir
Pada prinsipnya bagian akhir dari karya ilmiah adalah
daftar pustaka dan lampiran, namun dapat juga memuat indeks, glossary(borrowing), dan addendum. Daftar pustaka adalah daftar dari semua pustaka yang dikutip, baik berupa buku
teks, buku, jurnal, buletin, dan lainnya, yang diinginkan sebagai sumber dari tinjauan pustaka. Cara penulisan daftar pustaka akan dibahas pada Bab 3.
Lampiran merupakan penjelasan tambahan yang bermanfaat,
BAB 3. TEKNIK PENYAJIAN KARYA TULIS ILMIAH
3.1
Bahasa
Secara umum ada dua ragam bahasa berdasarkan situasi dan
tujuan penggunaan, yaitu: ragam bahasa formal dan informal. Bahasa formal
adalah bahasa yang digunakan dalam situasi resmi seperti surat bisnis atau dinas, artikel ilmiah, makalah seminar, laporan penelitian, disertasi, skripsi, laporan tugas akhir
mahasiswa, laporan praktikum, makalah tugas perkuliahan, dan lain-lain. Bahasa informal adalah bahasa yang digunakan dalam situasi percakapan sehari-hari misalnya dalam bentuk cerita pendek, puisi, novel, surat
pribadi, buku catatan pribadi, dan lain-lain.
Pembedaan antara bahasa formal dan tidak formal tidak
bertujuan untuk menentukan mana yang benar dan mana yang salah, melainkan untuk mengarahkan pengguna agar dapat menggunakan bahasa sesuai dengan situasi dan tujuan. Oleh karena itu, sebelum menulis suatu karya tulis tertentu, seorang penulis harus dapat menentukan situasi yang melatarbelakangi tulisannya dan apa tujuannya. Dengan demikian penulis dapat menentukan apakah tulisannya nanti menggunakan bahasa formal atau informal.
Penggunaan bahasa ilmiah
Penulisan karya tulis ilmiah, menggunakan bahasa
Indonesia atau bahasa Inggris ragam formal yang bersifat ilmiah atau yang sering disebut bahasa ilmiah. Karya
tulis ilmiah tidak diperbolehkan ditulis dengan menggunakan ragam bahasa informal seperti colloquial (bahasa sehari-hari) dan slang
(bahasa sangat tidak resmi). Misalnya:
Makanan ini dibikin dari kedelai edamame. (informal)
Makanan ini dibuat dari kedelai edamame. (formal)
Tanaman hydroponics butuh perawatan ekstra. (informal)
22
Contoh kata
dikategorikan informal antara lain: mentari (matahari), cewek (wanita), cuma
(hanya), dipikirin (dipikirkan), dan lain-lain. Untuk mengetahui suatu kata itu
formal atau informal dapat diperiksa di Kamus
Besar Bahasa Indonesia.
Selain itu, jargon
(bahasa spesialis/kelompok masyarakat tertentu) masih diperbolehkan jika berupa istilah-istilah teknis dalam bidang tertentu (technical terms) dan bukan
jargon yang berupa kata-kata yang terlalu eksklusif yang hanya digunakan
dalam suatu kelompok tertentu yang mengandung nilai budaya, ras atau kedaerahan apalagi kata-kata buatan sendiri, seperti kata-kata khas orang Malang yang
membalik susunan huruf, misalnya, nakam (makan), ngalup (pulang), dan lain-lain.
Dalam menggunakan
istilah-istilah teknis, disarankan agar penulis juga mencantumkan padanannya dalam tanda kurung, jika pendek, atau jika panjang, dapat melampirkan daftar kata sukar (glossary) yang dilengkapi dengan keterangan yang menjelaskan definisi atau padanan dari kata tersebut, sehingga pembaca yang asing dengan istilah itu dapat memahaminya.
Kata-kata yang termasuk
tanda infml (informal) atau sl (slang) seperti pada Oxford Learner’s Pocket Dictionary-New Edition. Contoh kata-kata yang tergolong informal misalnya antara lain: kids (children),nifty (smart), diddle (cheat),
broke (no money), grabs (appeal to), boss (a person in authority), bloody-minded (uncooperative), cushy (easy) dan lain-lain.
Penulisan karya tulis ilmiah
harus memenuhi persyaratan tertentu untuk dapat disebut karya tulis ilmiah. Karakteristik bahasa pada karya tulis ilmiah adalah: jelas dan lugas, ringkas dan padat, sistematis dan logis, konsisten dan objektif.
Jelas berarti bahasa yang digunakan menggunakan
struktur kalimat dan pilihan kata yang tepat sesuai dengan pembacanya (audiences)
dan sesuai dengan pedoman yang dibakukan, sehingga pesan yang disampaikan dapat dimengerti oleh pembaca dengan mudah. Lugas berarti langsung
mengungkapkan pesan yang ingin disampaikan penulis secara eksplisit dan tidak menggunakan susunan kalimat dan kata-kata yang dapat menimbulkan makna ganda.
Ringkas berarti bahasa yang digunakan tidak
bertele-tele, tidak berlebihan dan hemat, namun tidak mengurangi makna yang harus disampaikan kepada pembaca. Padat berarti bahasa yang
digunakan dapat mencerminkan gagasan penulis secara utuh dan tidak terganggu dengan unsur-unsur gagasan lain yang tidak terlalu berhubungan dengan gagasan utama penulis.
Sistematis dan logis berarti pesan yang ingin
disampaikan oleh penulis dipaparkan menggunakan bahasa yang padu dan koheren sehingga mengungkapkan makna saling berhubungan, masuk akal dan mudah dipahami.
Konsisten berarti menggunakan ragam bahasa yang tetap atau tidak
berubah-ubah dari awal sampai akhir penulisan, khususnya dalam hal penggunaan kata-kata, struktur kalimat dan bentuk-bentuk atau unsur-unsur penulisan
lainnya. Objektif berarti bahasa yang digunakan tidak terpengaruh
unsur-unsur subyektif dari penulis melainkan mengungkapkan pesan sesuai dengan fakta dengan disertai pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
Penerapan Bahasa yang Baku
Pada saat ini, terdapat banyak variasi bahasa yang dapat
digunakan seorang penulis untuk menyampaikan gagasannya dalam tulisan Bahasa
Indonesia maupun Bahasa Inggris. Hal ini menyebabkan standar penggunaan bahasa baku cenderung menjadi
kabur atau ditinggalkan. Dalam penulisan karya tulis non-ilmiah, masih dapat
dimungkinkan penulis menggunakan bahasa yang tidak baku. Tetapi dalam penulisan karya tulis ilmiah, ada keharusan untuk menggunakan Bahasa Indonesia atau Bahasa Inggris
yang baku.
1. Penggunaan Bahasa Indonesia Baku
Bahasa Indonesia yang baku diatur dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
yang Disempurnakan pada tahun 1972. Sumber yang terbaru
adalah edisi kedua yang dikeluarkan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Nomor 0543a/U/1987, tanggal 9 September 1987, dicermatkan pada Rapat Kerja ke-30 Panitia Kerja Sama
Kebahasaan di Tugu, tanggal 16–20 Desember 1990 dan diterima pada Sidang ke-30 Majelis Bahasa Brunei Darussalam-Indonesia-Malaysia di Bandar Seri Begawan,
tanggal 4–6 Maret 1991. Sumber ini juga bisa diakses melalui alamat web: http://id.wikisource.org/wiki/Pedoman_Umum_Ejaan_Bahasa_Indonesia_yang_
Disempurnakan.
Beberapa hal yang diatur dalam pedoman EYD adalah
pemakaian huruf Abjad, Vokal, Konsonan, Diftong, Gabungan Huruf Konsonan, pemenggalan kata, huruf kapital dan huruf miring; penulisan kata
dasar, kata turunan, kata ulang, kata gabung, kata ganti, kata depan, partikel, singkatan, akronim, angka, dan lambang bilangan; penulisan huruf serapan dan penggunaan tanda baca yang meliputi tanda titik, koma, titik koma, titik dua, hubung, pisah, elipsis, tanya, seru, kurung, kurung siku, petik, petik tunggal, garis miring dan apostrof.
Sumber terpercaya lainnya yang dapat digunakan sebagai
Indonesia (KBBI) yang pertamakali terbit pada tanggal 28 Oktober 1988, yang
dapat diakses secara online melalui alamat websitehttp://pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/.
2. Penggunaan Bahasa Inggris Baku
Dalam penggunaan Bahasa Inggris, pedoman yang baku dapat dipilih diantara versi-versi yang diakui secara internasional, yaitu: American atau
British. Pada umumnya, masing-masing versi memiliki pedoman tata bahasa yang sama kecuali dalam hal bentuk kata kerjanya (verb forms), pilihan kata (diction) dan pengejaan (spelling).
Dalam hal bentuk kata kerjanya, misalnya kata dive
(menyelam), dalam versi British menggunakan dive (V1), dived
(V2), dived (V3), sedangkan versi American menggunakan dive
(V1), dove (V2), dove (V3). Contoh lain adalah kata fit
(mencocokkan), versi British menggunakan fit, fitted, fitted
sedangkan versi American menggunakan fit, fit, fit. Contoh-contoh lain adalah:
British American
Get, got, got get, got, got/gotten
Quit,
quit/quitted, quit/quitted quit, quit, quit
Spell,
spelt, spelt spell, spelled, spelled
Spill,
spilt, spilt spell, spilled, spilled
Meskipun sebagian besar
perbendaharaan kata sama, namun terdapat sedikit perbedaan dalam pemilihan kata. Misalnya versi British menggunakan autumn untuk musim gugur,
sedangkan American menggunakan fall untuk makna yang sama. Contoh-contoh lain adalah:
British American
car park parking lot
cinema movie theater
film movie, film
flat apartment
headmaster principal
holiday(s) vacation
mark grade
petrol gas, gasoline
postman mailman
pupil student
secondary school high school
trainers sneakers
Terdapat perbedaan khususnya dalam pengejaan bagian
terakhir suatu kata, antara versi British (Br.) dengan American (Am.) ada. Misalnya:
Br. Contoh Am. Contoh
-our colour,
favour, nieghbour -or color, favor, neighbor
-re centre,
theatre, metre -er center, theater, meter
-ll jewellery,
travelled -l jewelry, traveled
-l fulfil,
-se realize, analyse -ze realize, analyze
-s practise -c practice
-y tyre,
pyjamas -i/a tire, pajamas
-ence defence, licence -ense defense, license
-ogue dialogue, catalogue -og dialog, catalog
Penentuan versi Bahasa Inggris
mana yang akan digunakan pada penulisan karya tulis ilmiah bersifat pilihan (optional). Tidak ada yang lebih benar atau lebih baik antara yang satu dengan yang lain.
Secara substansial dalam hal ini, penulis menggunakan bahasa secara konsisten jika telah memilih satu versi tertentu.
3.2
Kutipan dan Penunjukan Sumber
Penulis lazim mengacu kepada
3.2.1 Kutipan Langsung
Kutipan langsung
adalah cara pengambilan sumber yang dilakukan dengan cara mengutip apa adanya sesuai dengan naskah, ejaan, tanda baca, kata, susunan kalimat, maupun bahasa sesuai naskah aslinya.
1.
Kutipan yang kurang dari empat
baris, ditulis langsung dalam urutan kalimat dan merupakan bagian kalimat dalam teks, diletakkan di antara tanda kutip (tanda petik dua).
Contoh:
1) Herman (2007) menyatakan bahwa, ”Jaringan
adalah kumpulan dari beberapa sel”.
2) Amoniak selain digunakan sebagai bahan
pembuat urea, juga merupakan komoditas ekspor seperti yang dikatakan Subandi (2005), ”amoniak dikirim secara kontinyu untuk memenuhi keperluan PT Petro Kimia Gresik dan di ekspor Ke India, Thailand, dan Korea Selatan”.
2. Kutipan yang terdiri atas empat atau
lebih, ditulis tanpa tanda kutip.
Contoh:
Hal ini
seperti yang dikatakan Subandi (1996) bahwa amoniak selain sebagai bahan pembuat urea, juga merupakan komoditas ekspor. Amoniak di kirim secara kontinyu untuk memenuhi keperluan PT Petro Kimia Gresik dan di ekspor ke India,
3. Apabila bagian dari kutipan ada yang
dihilangkan karena dirasa kurang penting dan hanya memperpanjang kutipan. Bagian yang dihilangkan ditengah diganti dengan tanda titik tiga ( . . . ). Dan apabila yang dihilangkan di akhir kutipan, ditandai dengan tanda titik empat ( . . . .).
4. Kutipan langsung dalam bahasa asing
sebaiknya disertai penjabaran kutipan dalam Bahasa Indonesia.
3.2.2
Kutipan Tidak Langsung
Kutipan tidak
langsung yaitu pengambilan sumber yang dilakukan dengan cara menyadur atau menjabarkan dalam bentuk para-frasa. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penulisan kutipan tidak langsung:
1.
tidak perlu diletakkan di antara tanda kutip
2.
pendapat atau teori orang lain
yang terdiri atas beberapa alinea atau beberapa halaman dapat dirangkum, dijabarkan atau disarikan ke dalam beberapa kalimat dalam sebuah kutipan bebas
3.
sumber pendapat atau teori yang
3.2.3
Penunjukan Sumber Kutipan
Penunjukan sumber kutipan
dapat dilakukan dengan cara mencantumkan catatan: (a) di bawah teks atau footnote; (b) di dalam teks atau innote; dan (c) di akhir bab atau endnote. Penunjukan sumber yang banyak
dilakukan dalam penulisan karya ilmiah adalah dengan sistem innote.
Penunjukan sumber
sistem innote pada kutipan langsung, dilakukan
dengan menyebut nama pengarang, tahun penerbit, dan nomor halaman. Pada kutipan tidak langsung, penunjukan sumber hanya mencantumkan nama pengarang dan tahun terbitan.
Letak penunjukan
sumber dapat mendahului kutipan atau mengakhiri kutipan. Apabila penunjukan sumber ditulis sesudah kalimat kutipan, nama pengarang, tahun terbit, dan nomor
halaman (bila berupa kutipan langsung) ditempatkan dalam tanda kurung. Apabila penunjukan sumber mendahului kutipan, nama pengarang tidak diletakkan dalam tanda kurung.,
hanya tahun terbitan dan nomor halaman (bila berupa kutipan langsung) yang diletakkan dalam tanda kurung.
Cara penulisan nama
pengarang pada karya tulis ilmiah diantara pakar masih belum ada satu
kesepakatan. Dalam tata cara penulisan ilmiah di forum internasional, penunjukan
sumber dalam teks hampir selalu ditulis nama keluarga (family name) atau nama akhir seseorang, tidak menggunakan nama
depan atau nama kecil (nick name).
Tetapi untuk orang Indonesia,
sebagian besar memang tidak memiliki atau menggunakan nama keluarga, sehingga tata cara penulisan untuk menunjukkan sumber masih berbeda-beda. Dalam buku pedoman ini, cara penulisan penunjukan sumber ditetapkan mengikuti kebiasaan internasional yang sudah lazim digunakan. Gelar akademik atau gelar yang lain dan jabatan dari pengarang tidak perlu dicantumkan dalam penunjukan sumber.
Berikut ini
beberapa contoh penulisan penunjukan sumber:
pengarang dengan satu unsur nama:
1. Menurut Sutomo (1980) ... pada kutipan tidak
2. langsung
3. Menurut
4. Sutomo (1980:20) .... pada kutipan langsung
5. Sutomo
6. (1980) menyatakan bahwa ...
7. ...
8. (Sutomo, 1980).
2. Bila nama
pengarang dengan dua atau lebih unsur nama:
1. Sebaiknya digunakan nama yang terakhir, tanpa
2. memperhatikan apakah itu nama keluarga, marga, orang tua, atau suami.
3. Pada nama orang barat pada umumnya unsur nama yang
4. terakhir adalah nama keluarga, tetapi nama bangsa China biasanya unsur
5. nama pertama yang merupakan nama keluarga.
6. Misalnya
7. nama pengarang:
Dewi Sandra; DR. Muksin I. Bagus; H. Ayu Septian Rini,
Maka contoh cara penulisannya adalah:
2). Menurut Bagus (2007) ...
3). ... (Rini, 2006)
3. Bila sumber
ditulis oleh dua orang pengarang:
Nama
keduanya harus ditulis sesuai dengan kaidah di atas.
Contoh:
Arthur T. Mosher dan H. Dadang Surya Kencana;
Pratiwi dan N.S. Prabowo
Cara penulisannya adalah:
1. Mosher
2. dan Kencana (1998) menyatakan ...
3. ...
4. (Pratiwi dan Prabowo, 2001).
4.
Bila sumber ditulis oleh lebih dari dua orang:
Menulis nama pengarang
(bila sumber yang dikutip berbahasa Inggris/asing).
Contoh:
Andi
Purnomo, N.S. Prabowo, dan H. Dadang Surya Kencana
David Lindsay, Albert
W. Smith, dan Arthur T. Mosher
Cara
penulisannya di dalam teks adalah:
Menurut
Purnomo dkk. (1999) ...
Lindsay
et al (2001) menyatakan bahwa ...
Catatan:
Di
dalam daftar pustaka, semua nama pengarang seperti ini harus ditulis lengkap, tidak boleh menggunakan dkk. atau et al.
5. Bila beberapa
pustaka yang dikutip dikarang oleh satu orang pengarang dalam tahun yang sama adalah:
1. Sebagai pembeda masing-masing pustaka diberi tanda
2. tambahan huruf a, b, c dan seterusnya berdasarkan urutan bulan terbit
3. pustaka tersebut.
5. tidak terdapat dalam pustaka-pustaka tersebut, urutan tanda a, b, dan
6. seterusnya didasarkan atas abjad judul pustaka.
Contoh:
1).
Sudaryanto (1998a) menyatakan .. ...
2).
... (Sudaryanto, 1998b).
3. Apabila
4. suatu kutipan dalam hal yang sama diacu dari beberapa sumber yang
5. pengarangnya berbeda, dalam penunjukan sumber ditulis semua pustaka yang
6. diacu, masing-masing dipisahkan dengan tanda titik koma.
Contoh:
1)
Menurut Akhmad (2001); Sulthoni (2002); dan Clement (2002), ...
2)
. ... (Akhmad, 2001; Sulthoni, 2002; dan Clement, 2002).
4. Apabila
5. pustaka yang dikutip tidak diketahui atau tidak tercantum nama
6. pengarangnya, dalam penunjukan sumber, nama pengarang diganti dengan lembaga
7. yang bertanggung jawab atau yang mengarsip dan menyimpan pustaka tersebut.
Contoh:
... (Departemen Pertanian RI, 1999).
2)
Politeknik Negeri Jember (2000) menyatakan ...
5. Apabila
6. kutipan berasal dari sebuah suntingan (editorial),
7. dalam penunjukan sumber harus mencantumkan singkatan "Ed." Sesudah nama penyunting
8. (editor), baru diikuti tahun terbit.
Contoh:
1).
Moeliono (Ed. 1988) menyatakan ...
2).
... (Moeliono, Ed. 1988).
6. Kutipan
7. yang berasal dari salah satu penulis dalam sebuah bunga rampai, misalnya
8. prosiding, ensiklopedi, yang disusun oleh editor, penunjukan sumbernya
9. diatur seperti pada contoh.
Contoh:
Suatu kutipan artikel
yang ditulis oleh Cartier dalam buku bunga rampai yang disunting oleh Stein tahun 2001.
Cara
1)
Cartier (dalam Stein, 2001) menyatakan ...
2)
... (Cartier dalam
Stein, 2001).
7. Bila
8. kutipan berasal dari kutipan, maka penunjukan sumbernya ditulis dengan
9. menambahkan kata "dalam".
Contoh:
1)
Menurut Wojowasito (dalam Ramlan, 1985), ...
3)
... (Wojowasito dalam
Ramlan, 1985).
8. Jika
9. pustaka yang dikutip tidak berangka tahun, penunjukan sumbernya ditulis
10. "tanpa tahun" dan diletakkan dalam tanda kurung.
Contoh:
1)
Sukarno (Tanpa Tahun) mengemukakan bahwa ...
2)
9. Bila
10. kutipan berasal dari jurnal, majalah ilmiah, skripsi, tesis, disertasi,
11. makalah seminar, materi lokakarya, bahan penataran, atau yang sejenis, penunjukan
12. sumber cukup dilakukan dengan menuliskan nama penulis dan tahun terbit. Tetapi
13. apabila bagian yang dikutip tersebut merupakan hasil kutipan juga, maka
14. nama penulis sebelumnya dan tahun terbitnya harus dicantumkan.
Contoh:
1)
Suwarno (1995) berpendapat ...
2)
North (1992) yang mengutip hasil penelitian Rosebrough et al.(1985) menyatakan ...
3)
... (Samosir dkk., 1997).
4)
Wahyu (1994) berdasarkan laporan Direktorat Jenderal Peternakan (1992) menyatakan bahwa ...
Catatan:
Bahan kuliah yang
belum diterbitkan secara resmi atau belum merupakan buku ajar, sebaiknya tidak digunakan sebagai sumber kutipan.
10. Bila
11. kutipan diperoleh dari sumber perpustakaan elektronik, misalnya CD-ROM,
12. jurnal/buku/majalah ilmiah edisi on-line, atau website, cara penunjukan
Contoh:
1)
Menurut Peebles et al .(2002) ...
2)
... (NRC, 1998).
3.2.4 Cara Pengambilan Kutipan
Penunjukan sumber atau kutipan dapat dilakukan dengan tiga cara.
1.
Mencantumkan
di dalam teks (in-note). Cara penulisannya sebagai berikut:
a.
Nama pengarang dituliskan sebelum
bunyi kutipan, buatlah dahulu pengantar kalimat yang sesuai.
Contoh:
Dalam hal pengasapan ini, Suhadi
(2003:34) mengatakan, pengasapan ikan dengan menaikkan suhu semaksimal mungkin
b.
Nama pengarang dituliskan setelah
bunyi kutipan, buatlah dahulu pengantar kalimat yang sesuai.
Contoh:
Lebih tegas lagi, dikatakan bahwa
amoniak dikirimkan secara kontinu untuk memenuhi keperluan … dan seterusnya
(Subandi, 2002:40).
c. Jika
nama pengarangnya terdiri dari dua orang, sebutkan keduanya. Contoh:
Selanjutnya,
Eman dan
Fauzi (2002:18) mengatakan bahwa tenaga mesin itu dapat mengatasi sekian tenaga
Dalam bagian lain dikemukakannya bahwa tenaga mesin itu dapat mengatasi
sekian tenaga manusia. Oleh sebab itu, masalah ketenagakerjaan … dan
seterusnya (Eman dan Fauzi, 2002:18).
atau
d. Jika nama pengarangnya lebih dari tiga orang.
contoh:
Jika
dirumuskan bagaimana hubungan arsitektur dan arsitek, Sularso dkk. (2003:10-11) mengatakan bahwa arsitektur adalah perpaduan ... dan
seterusnya.
e.
Teknik penulisan untuk kutipan
yang kurang dari enam baris, kutipan ditulis di dalam teks (in-note) dengan jarak dua spasi.
Kutipan yang lebih dari lima baris, kutipan ditulis di bawah teks dengan jarak
satu spasi dan menjorok sekitar lima
pukulan mesin ketik (± 1 cm) baik sebelah kiri maupun kanan.
Contoh:
Ternyata,
ular itu
banyak sekali jenisnya serta memiliki ciri yang bermacam-macam, seperti dikatakan oleh Suhono (2003:43) sebagai berikut.
Di pulau Jawa dikenal 110 jenis ular,
baik yang berbisa maupun yang tidak berbisa dengan taring di muka berjumlah 30
jenis, 18 jenis di antaranya terdiri atas ular-ular laut. Hingga kini didapatkan 12 jenis ular berbisa yang hidup di darat. Ke-12 jenis ular berbisa
yang hidup di darat Pulau Jawa ini 4 jenis ular termasuk ke dalam keluarga viperidae dan 8 jenis ular termasuk ke
dalam keluarga elapidae. Ular-ular
2.
Mencantumkan catatan di bawah
halaman (footnote). Cara penulisannya sebagai berikut.
Catatan kaki adalah suatu keterangan tambahan tentang istilah atau
ungkapan yang tercantum dalam naskah. Diletakkan di bagian bawah halaman dengan
dibatasi oleh garis sepanjang sepuluh karakter.
Contoh:
Selanjutnya,
dikatakan bahwa apabila seseorang telah ditangkap dan ditahan, tetapi ternyata
tidak cukup bukti bahwa yang bersangkutan melanggar hukum, maka praperadilan1)
harus memeriksa dan memutuskan nasib tersangka.
__________
1) Praperadilan adalah lembaga yang akan memeriksa atau
Karangan ilmiah pada masa lalu menggunakan istilah-istilah ibid, op cit dan loc it. Istilah-istilah ini tidak perlu digunakan dalam karangan
ilmiah karena pembaca tidak akan mengetahui siapa yang membuat isi pernyataan
itu.
3.
Mencantumkan catatan di akhir
bab atau di akhir seluruh bab (end-note).
Penulisan sumber kutipan end note hampir sama dengan foot note, penjelasan diletakkan di bagian akhir sebelum daftar sumber rujukan.
Contoh:
Fungi adalah heterotrof
1yang mendapatkan nutriennya melalui penyerapan
(absorptive). Dalam cara nutrisi ini molekul-molekul organic kecil diserap dari
medium sekitarnya.
Catatan akhir.
Definisi di atas adalah kutipan dari Cambepbell Reece-Mitchell dalam Terjemahan Tim Jur. Biologi MIPA edisi lima jilid 2 IPB, Bogor, memberikan definisi heterotrof mikrooorganisme yang mendapatkan molekul makanan organic dengan cara memakan organisme lain atau hasil sampingan.
Contoh di atas dikutip dari
3.2.5 Penulisan Daftar Pustaka
Daftar pustaka memuat semua informasi tentang identitas
pustaka yang diacu dengan lengkap dan jelas, sehingga mudah ditelusuri. Pustaka ini dapat berupa buku, buku teks, majalah ilmiah, laporan hasil penelitian, skripsi/tesis/disertasi, artikel jurnal atau buletin, atau lainnya, dengan
internet. Buku diktat kuliah, penuntun praktikum, dan bahan kuliah sebaiknya tidak digunakan sebagai bahan kepustakaan. Pustaka yang dicantumkan dalam daftar pustaka harus benar-benar diacu oleh penulis, yang ditunjukkan dengan sitasi yang dicantumkan dalam teks.
Penulisan daftar pustaka disusun menurut abjad huruf
pertama nama pengarang atau lembaga yang bertanggung jawab, tetapi tidak perlu diberi nomor urut. Apabila panjang informasi identitas sebuah pustaka yang diacu lebih dari satu baris, penulisan baris kedua dan seterusnya diketik masuk ke kanan lima
ketukan, dan masing-masing baris berjarak satu spasi. Jarak pengetikan antara pustaka satu dengan pustaka berikutnya adalah dua spasi.
Urutan penulisan unsur-unsur pustaka adalah sebagai
berikut: nama pengarang/penulis, tahun publikasi (diterbitkan), judul pustaka beserta keterangannya, kota
tempat diterbitkan, titik dua (:), nama penerbit.
1.
Penulisan Nama Pengarang/Penulis
Nama pengarang diakhiri dengan tanda titik (.), disusun
ke bawah menurut abjad akhir dari penulis pertama. Penulisan nama pengarang dilakukan tanpa menuliskan gelar akademik, pangkat, dan tidak diberi nomor (gelar kebangsawanan diperbolehkan).
a.
Nama Orang Indonesia, bila lebih dari satu
kata, maka nama yang terakhir yang ditulis, atau nama yang biasa dikenal dalam publikasi ilmiah yang ditulis didepan. Nama depan atau nama pertama ditulis dengan disingkat.
Muhammad
Sudomo ditulis Sudomo, M.
Florentius G.
Winarno, ditulis Winarno, F.G.
b.
Nama orang barat, yang ditulis
adalah keluarga yang terletak di belakang
Contoh:
James W. Stewart, ditulis Stewart, J.W.,
Ian MacDonald, ditulis MacDonald, I.,
c.
Nama orang China, jika terdiri dari tiga kata
yang terpisah, maka kata pertama menunjukkan nama keluarga. Jika terdiri dari dua kata memakai garis penghubung, maka kedua kata yang dihubungkan adalah nama diri (bukan nama keluarga)
Contoh:
Gan Koen Han, ditulis Gan, K.H.
Hwa-wee Lee, ditulis Lee, H.
d.
Jika penulis terdiri dari dua
orang atau lebih, singkatan nama penulis pertama diletakkan di belakang, tetapi untuk nama penulis yang lain diletakkan di depan.
Soehardjo Widodo, Kabul Santoso, dan Hari Prasetyo
ditulis:
Widodo, S, K. Santosos, dan H. Prasetyo
Ian MacDonald, James W. Stewart, and M. Toelihere
ditulis: MacDonald, I., J.W Stewart, and M. Toelihere
e.
Jika dua buku atau lebih yang
dikutip berasal dari penulis yang sama, maka penulisannya cukup satu kali saja, dan untuk buku berikutnya nama penulis diganti dengan garis putus-putus.
2.
Penulisan Tahun Terbitan
Tahun terbit pustaka ditulis setelah nama pengarang, dipisahkan oleh tanda titik dan diakhiri dengan tanda titik.
a.
Jika dua pustaka atau lebih
yang diacu ditulis oleh pengarang yang sama dan tahun terbit yang sama, maka di belakang tahun dibubuhkan huruf a, b, c, dan seterusnya sebagai pembeda.
Contoh:
Warwick,
---. 1987b. ………..
b.
Jika buku yang diacu tidak
berangka tahun, di belakang nama pengarang diberi keterangan “(Tanpa Tahun)”.
Contoh:
Wahyu, J. (Tanpa Tahun) ...
3.
Penulisan Judul Pustaka dan Keterangannya
Judul pustaka ditulis sesudah tahun terbit dan dicetak miring (italic). Setiap huruf awal
kata menggunakan huruf kapital, kecuali untuk kata tugas (kata depan, kata
sambung, kata penghubung). Keterangan pustaka yang dapat berupa nomor edisi, kota tempat penerbit ditulis dengan huruf biasa (normal): nama penerbit.
4.
Penulisan Penerbit
Nama penerbit dicantumkan sesudah judul pustaka, jika
Contoh:
a.
Pustaka Berupa Buku Teks
Urutan penulisannya adalah: nama pengarang, judul buku (dicetak italic), edisi, kota
tempat terbit, dan nama penerbit.
b.
Pustaka Berupa Artikel dari Buku atau Buku Teks dengan Penyunting
Urutan penulisannya adalah: Judul artikel, judul buku
(dicetak italic), nama editor (diletakkan dalam kurung), nomor halaman artikel tersebut, kota
tempat penerbit, dan nama penerbit.
Allen,M.F. 1991. The Ecology of Mycorrhizae. 2 nd ed. Cambridge University Press.
c.
Pustaka Berupa Prosiding (Kumpulan
beberapa Makalah) dengan atau tanpa Penyunting
Urutan penulisannya adalah: nama pengarang, tahun
penerbitan, judul makalah, judul prosiding (dicetak italic), nama editor (bila ada), halaman dari makalah, kota
tempat terbit, dan nama penerbit.
Andrew, C.S. 1978. Legumes and Acid Soil. In Limitation and Potential Biological Nitrogen Fixation in The Tropic (Eds. J. Dubereiner, R. Burries & Hollaender). pp. 135 – 160. New York: Plenum Press.New York.
Fischer, R.A. 1973. The Effect pf Water Stress at Various Stage o Development On Yield in Wheat. In Plant response to Climatic factor (Eds. R.O Slatyer), PP 233-241. Procedings Upsalla Syimposium, Paris: UNESCO.
Triwulaningsih, E. 1993. Kemungkinan Pemanfaatan Teknologi produksi Embrio Melalui Fertilisasi In Vitro dalam Pengembangan Sapi Madura. Dalam Prosiding Pertemuan Ilmiah Hasil Penelitian dan Pengembangan Sapi Madura (Penyunting K. Ma’sum, M.A. Yusran, dan M. Rangkuti). Pp. 110-113. Grati: Balai Penelitian Ternak Grati.
d. Pustaka Berupa Artikel dari Jurnal/buletin/Majalah
Ilmiah
Urutan penulisannya adalah:
e. Pustaka berupa Skripsi/Tesis/Disertasi, Laporan
Hasil Penelitian, atau Makalah Ilmiah lain yang belum diterbitkan
Urutan
penulisannya adalah: nama pengarang, tahun terbitan, judul skripsi/tesis/disertasi/makalah (dicetak miring), bentuk pustaka, nama lembaga, dan tempat penyelenggaraan
kegiatan ilmiah pengarang.
Amstrong. D.P. and Westoby, M. 1993. Seedlings from Large Seed Tolerate Defoliation Better: A Test Using Phylogenetically Independent Contrast. Journal of Ecology 74: 1092-1110
Kusumastuti, T.A. dan B. Guntaro. 2001. Analisis Peramalan Harga, Konsumsi dan Harga Riil Daging Ayam di daerah Istimewa Yogyakarta: Buletin Peternakan, 25; 200 – 210.
Butcher, R.E. 1983. Studies On Interference Between Weeds and Peas. PhD Thesis. University of East Anglia.
Purnomo, H. 1998. Teknologi Pengolahan Hasil Ternak. Kaitannya dengan Keamanan Pangan Menjelang Abad 21. Makalah (belum diterbitkan) Pada Seminar Keamanan Pangan Menjelang abad 21. Program
f.
Pustaka Berupa Artikel dari Majalah, Koran, atau lainnya.
Urutan penulisannya adalah: nama
pengarang, tahun terbit, judul artikel (diberi tanda petik), nama majalah/koran (dicetak italic) didahului dengan kata ”Dalam”, edisi, tanggal terbit, tempat terbit, dan nomor halaman.
Sukandar, A.D. 1999. “Pengolahan Saus Tomat dan Analisis Usahanya”. Dalam Tabloid Peluang. Edisi No. 50,28 Oktober 1999. Jakarta. Hal 7-8.
Kresnayana, Y. 1996. “Menjadi Wirausaha”. Dalam Surabaya Post. 26 Juli 1996, Surabaya. Hal 4.
g.
Pustaka berupa artikel,
makalah, laporan hasil penelitian, tesis, disertasi, dan bentuk-bentuk lain yang dikutip dari sumber non cetakan, seperti CD ROM, jurnal/buletin/majalah ilmiah edisi on–line atau website.
Urutan penulisannya adalah: nama
pengarang, tahun terbit, judul artikel, judul jurnal/buletin/majalah ilmiah atau judul CD ROM (dicetak miring), alamat (address)
website (dicetak miring).
Bender, D. 2000. “Fats and Oils”. Microsoft Encarta Encyclopedia 2000. CDROM
Edition. Microsoft Corporation.
Sanz, M., A. Flores, and C.J. Lopez – Bote. 2001. ‘The Metabolic Use of Energy from Dietary Fat in Broiler is Affected by Fatty Acid Saturation”. J. of Poultry Science, Online – Edition. http://www. Psa. Edu
Harefa, A. 2001. “Inovasi – Kewirausahaan: Kewirausahaan Untuk Semua Orang?” Makalah ilmiah pada Kursus Kewirausahaan http://www. pembelajar.com
3.3 Pedoman Pengetikan
Mahasiswa maupun dosen Politeknik Negeri Jember yang
di lingkungan Politeknik Negeri Jember. Oleh karena itu Buku Pedoman Penulisan Karya Ilmiah ini berisi ketentuan-ketentuan penulisan karya ilmiah yang perlu diikuti civitas akademis. Ada
beberapa kompone