• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIU. pdf

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIU. pdf"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

1

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS

PADA SANTRI RUSUNAWA AL-MANAR

DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO

Budi Santoso1

STKIP Muhammadiyah Sorong

92budisantoso@gmail.com

Diseminarkan pada tanggal nasional 12 Desember 2017 pada seminar Nasional Hasil penelitian STKIP Muhammadiyah Sorong

Abstrak: The purpose of this research is to know the implementation of religious education as well as inhibiting factors and its supporters in Rusunawa Al-Manar Program. This research was conducted in April-June 2016. This research includes qualitative. Research subjects in this study were Mudir, Musyrif, Muddabir and Student. Data collection using observation, interview and documentation. Verification of data validity using Triangulation of source and tech triangulation. The conclusion of this research is 1). The program of Rusunawa Al-Manar is one of the Muhammadiyah Ponorogo University programs which must be followed by students for a whole month. This program is designed specifically for the learning of characters like boarding school. 2) Implementation of religious character education Rusunawa Al-Manar done by looking at the learning program. 3) Supporting factors include: customs / habits and environment and its inhibitors come from students themselves and lack of coordination Mudir to Musyrif and Muddabir. Keywords: Implementasi Karakter Religius, Program Rusunawa Al-Manar

1

(2)

2 1. Pendahuluan

Pendidikan karakter merupakan pendidikan yang diperlukan ditengah degradasi moral bangsa Indonesia. Termasuk pendidikan karakter di perguruan tinggi. Agus Wibowo (2012) mengatakan Hasil survai yang dilakukan oleh Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) pada tahun 2003 mengatakan sebanyak 32% remaja usia 14 hingga 18 tahun di kota-kota besar Indonesia (Jakarta, Surabaya, Bandung) pernah melakukan hubungan seks bebas. Hasil survai lain juga mengatakan, satu dari empat remaja Indonesia pernah melakukan hubungan seksual pernikahan dan membuktikan 62,7 % remaja perawan kehilangan remaja saat masih duduk di bangku SMP, dan bahkan 21,2 persen di antaranya berbuat ekstrim, yakni pernah melakukan aborsi. Aborsi dilakukan sebagai jalan keluar akibat dari perilaku seks bebas. Penelitian LSM Sahabat Anak dan Remaja Indonesia (Sahara) bandung antara tahun 2000-2002 remaja yang melakukan seks pra-nikah, 72,9% hamil, dan 91,5% di antaranya mengaku telah melakukan aborsi lebih dari satu kali.

Maksudin (2013) mengatakan bahwa tujuan dan fungsi pendidikan bangsa Indonesia yang terdapat dalam undang-undang nomor 20 tahun tahun 2003 tentang Sikdiknas (Sistem Pendidikan Nasional) yang mengatakan bahwa tujuan pendidikan adalah sebagai berikut:

“…agar manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggug jawab.”

Thomas Likona dalam Muchlas Samani dan Hariyanto (2012) mendefinisikan pendidikan karakter

merupakan upaya yang sungguh-sungguh untuk membantu seseorang untuk memahami, peduli, dan bertindak dengan landasan inti nilai-nilai etis, jika dengan bahasa yang sederhana pendidikan karakter adalah upaya yang dirancang secara sengaja untuk memperbaiki karakter.

Program Rusunawa Al-Manar merupakan salah satu dari sekian program dari Universitas Muhammadiyah Ponorogo guna membekali mahasiswanyanya memiliki karakter yang baik. Pembelajaran Program Rusunawa Al-Manar fokus pada pembentukan karakter religius kepada mahasiswa sehingga programnya disesuaikan layaknya pondok pesantren.

Berangkat dari latar belakang yang dipaparkan di atas peneliti mengajukan penelitian yang berjudul Implementasi Pendidikan Karakter Religius pada Program Rusunawa Al-Manar Universitas Muhammadiyah Ponorogo.

2. Kajian Literatur Pendidikan Karakter

(3)

3 Menurut Syamsul Kurniawan

(2016) dalam Refi Swandar (2017) karakter merupakan nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan YME, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan dan perbuatan berdasarkan norma-norma, hukum, tata krama, budaya dan adat istiadat.

Menurut Purbakawatja dan Harahab dalam (2013) Muhibbin Syah pendidikan adalah: … usaha secara sengaja dari orang dewasa untuk dengan pengaruhnya meningkatkan si anak ke kedewasaan yang selalu diartikan mampu menimbulkan tanggung jawab moral dari segala perbuatannya.

Individu dapat dikatakan memiliki karakter baik atau unggul adalah seseorang yang berusaha melakukan hal yang baik terhadap Tuhan YME, dirinya, sesama, lingkungan, potensi (pengetahuan) dirinya dan disertai dengan kesadaran emosi dan perasaannya.

Karakter yang menajdi acuan seperti yang terdapat dalam The Six Pillars of Character yang dikeluarkan oleh Character Counts! Coalition (A Projec Of The Joseph Institute of Ethics) dalam Charisiana (2005) Enam jenis karakter tersebut adalah:

a. Thustworthiness, bentuk karakter yang membuat seseorang menjadi berintegrasi, jujur dan loyal.

b. Fainsess, bentuk karakter yang membuat seseorang memiliki sikap tidak suka memmanfaatkan orang lain. c. Caring, bentuk karakter yang membuat

seseorang memiliki sikap peduli dan perhatian terhada orang lain maupun kondisi sosial lingkungan sekitar. d. Respect, bentuk karakter yang

membuat seseorang selalu menghargai dan menghormati orang lain.

e. Citizenship, bentuk karakter yang membuat seseorang sadar hukum dan

peraaturan serta peduli terhadap lingkungan alam.

f. Responsibility, bentuk karakter yang membuat seseorang bertanggungjawab, disiplin dan selalu melakukan sesuatu sebaik mukin.

Barnawi dan M. Arifin (2012) Tujuan dari pendidikan karakter tidal lain adalah terjadinya perubahan perilaku pada mahasiswa yang mengikuti program Rusunawa Al-Manar yang meliputi: perubahan kognitif, afektif dan psimotorik.

Gambar 1. Tujuan pendidikan karakter.

3. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini pendekatan yang digunakan adalah memalui pendekatan studi kasus. Menurut Suharsimi Arikunto (2002), pendekatan studi kasus Artinya data yang dikumpulkan bukan berupa angka-angka melainkan data tersebut berasal dari naskah wawancara, angket, catatan lapangan, dokumen pribadi, catatan memo dan dokumen resmi lainnya. Penggunaan pendekatan studi kasus pada penelitian ini adalah dengan mencocokan antara realita empirik dengan teori yang berlaku dengan menggunakan pola berpikir deduktif.

Penelitian ini peneliti bertindak sebagai pengumpul data dan instrument aktif dalam mengumpulkan data-data di lapangan. Sedangkan instrumen pengumpulan data selain pelaku dalam penelitian adalah berbagai bentuk alat-alat bantu dan berupa dokumen-dokumen lainnya yang dapat digunakan untuk menunjang keabsahan hasil penelitian,

(4)

4 namun berfungsi sebagai instrumen

pendukung. Oleh karena itu kehadiran peneliti secara langsung dilapangan dijadikan sebagai tolak ukur keberhasilan untuk memahami kasus yang diteliti. Sehingga bisa dikatakan kehadiran peneliti terlibat dan aktif langsung dengan informan dan data-data penunjang dalam peneltian ini. Pada penelitian Implementasi Pendidikan Karakter Berbasis Rusunawa Al-Manar Universitas Muhammadiyah Ponororo, peneliti bertindak aktif sebagai partisipan selama penelitian berlangsung. Peneliti akan akan hadir di lapangan pada bulan februari 2016. Peneliti akan melakukan wawancara untuk proses pengumpulan data dengan pendamping Musyrif dan Mudabbir di Rusunawa Al-manar Universitas Muhammadiyah Ponorogo. Selain itu peneliti juga akan melakukan observasi dan dokumentasi guna memenuhi data yang diinginkan.

Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Rusunawa Al-Manar Universitas Muhammadiyah Ponorogo, yang bertempat di Jln. Pramuka. 14 Kecamatan Siman, Kabupaten Ponorogo, Provinsi Jawa Timur. Implementasi Pendidikan Karakter Religius pada Rusunawa Al-Manar Universitas Muhammadiyah Ponorogo

a. Data tentang pelaksanaan pendidikan karakter Religius di Rusunawa Al-Manar, dengan responden Mudir, Musyrif dan Mudabbir Rusunawa Al-Manar.

b. Data tentang Implemantasi pendidikan karakter religius Rusunawa Al-Manar Universitas Muhammadiyah Ponorogo, dengan responden mahasiswa yang menngikuti program Rusunawa Al-Manar yang jumlah 15 santri.

c. Data tentang faktor penghambat dan pendukung implementasi pendidikan karakter, dengan responden Mudir, Musyrif, Muddabir dan santri.

Jenis pengumpulan data dalam penelitian ini adalah menggunakan Observasi, Interview (Wawancara) serta dokumentasi. Teknik analisis data kualitatif, mengikuti konsep yang diberikan Miles and Huberman dan Spradley. Miles and Huberman (1984), mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus pada setiap tahapan penelitian sehingga sampai tuntas, dan datanya sampai jenuh. Aktivitas dalam analisis data, yaitu data reduction, data display, dan conclusion drawing/verification. Langkah-langkah analisis ditunjukan pada gambar berikut:

Gambar II. Analisa Data Interaktif Model Miles dan Huberman

a. Data Display (Penyajian Data)

Di dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya. Dalam hal ini Miles dan Huberman menyatakan “the most frequent form of display data for qualitative research data in the past has been narrative tex”, yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif.

(5)

5 mahasiswa, susunan kepanitiaan serta

sarana dan prasarana yang ada. b. Data Reduction (Reduksi Data)

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan. Reduksi data dapat dibantu dengan peralatan elektronik seperti komputer mini, dengan memberikan kode pada aspek-aspek tertentu.

Reduksi data yang dimaksud dalam penelitian yang berjudul implemetasi pendidikan karakter religius Rusunawa Al-Manar adalah mengklasifikasikan data dari data display menjadi lebih sepesifik lagi untuk memudahkan dalam penelitian. Diantara data yang telah diklasifikasikan dan data pengajar, data mahasiswa, data sarana dan prasarana di Asrama Rusunawa Al-Manar.

c. Conclusion Drawing/Verification (Penarikan Kesimpulan)

Menurut Sugiyono Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles and Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali kelapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.

Teknik Keabsahan Data

Dalam penelitian ini penulis menguji keabsahan data dengan cara sebagai berikut:

a. Perubahan karakter Religius Mahasiswa Al-Manar

Perubahan karakter religius berarti melakukan pengamatan secara lebih cermat/ mendalam dan berkesinambungan (continue). Dengan cara tersebut maka data akan didapatkan secara urut peristiwanya (sistematis).

b. Triangulasi

Menurut William Wiersma triangulasi diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu. Triangulasi dilakukan dengan cara triangulasi teknik, sumber data, dan waktu. Triangulasi teknik dilakukan dengan cara menanyakan hal yang sama dengan teknik yang berbeda, yaitu dengan wawancara, obsevasi dan dokumentasi. Triangulasi sumber dilakukan dengan cara menanyakan hal yang sama melalui sumber yang berbeda dalam penelitian ini trigulasi sumber datanya adalah datanya adalah Mudir dan Kepala kantor BP3DI. Triangulasi waktu artinya pengumpulan data pada berbagai kesempatan, pagi, siang dan sore hari. c. Analisis Kasus Negatif

Kasus negatif adalah kasus yang tidak sesuai atau berbeda dengan hasil penelitian hingga pada saat tertentu.Melakukan analisis kasus negatif berarti peneliti mencari data yang berbeda atau bertentangan dengan data yang telah ditemukan.Bila tidak ada lagi data yang berbeda atau bertentangan dengan temuan, berarti data yang ditemukan sudah dapat dipercaya.

d. Menggunakan Bahan Referensi

(6)

6 membuktikan data yang telah ditemukan

oleh peneliti, contoh: data hasil wawancara perlu didukung dengan adanya rekaman wawancara dan data hasil kegiatan pembelajaran didukung dengan adanya foto.

e. Mengadakan Member Check

Member check adalah proses pengecekan data yang diperoleh peneliti kepada pemberi data. Tujuan member check adalah untuk mengetahui seberapa jauh data yang diperoleh sesuai dengan apa yang diberikan oleh pemberi data. Apabila data yang ditemukan disepakati oleh para pemberi data berarti datanya tersebut valid.

4. Pembahasan

Wawancara dilakukan dengan intensif terhadap 14 orang narasumber kunci yang dilakukan Asrama di Rusunawa Al-Manar Universitas Muhammadiyah Ponorogo. Narasumber yang berhasil diwawancarai secara intensif adalah Wawan Kusnawan, Nurul Abidin, Mahmudim, Taufik Pribadi, Guritno, Robi Acha, Dhohir Derbi, Memo Valentino Hota Gaol dan Torik Tamimi, Sandi, Nurkholis, Muhammad Ghulam Faza dan Muslih.

Wawancara dengan narasumber bapak wawan kusnawan, Nurul Abidin, dan Aip Sugiarto di lakukan pada hari Jum’at, 01 April 2016; narasumber; sementara wawancara dengan saudara Mahmudin, Taufik Pribadi, Guritno, Robi Acha, Dhohir Derbi, Memo Valentino Hota Gaol dan Torik Tamimi, Sandi, Nurkholis, Muhammad Ghulam Faza dan Muslih.dilakukan pada sabtu, 02 April 2016.

Data yang tidak terungkap melalui wawancara, dilengkapi dengan data hasil observasi langsung secara partisipatif yang dilakukan rentang waktu pada bulan Februari-April untuk memperkuat hasil wawancara dan observasi maka dilakukan

penelusuran terhadap dokumen dan arsip yang ada. adapun hasil penelusuran itu mengasilkan data sebagai berikut:

1. Program Rusunawa Al-Manar

Rusunawa Al-Manar merupakan salah satu program pesantren yang wajib diikuti oleh mahasiswa selama satu bulan penuh. Program ini dinamakan Rusunawa Al-Manar dikarenakan tempat santri melakukan program ini berada di rusunawa yang memamg didesain khusus untuk pembelajaran seperti layaknya pondok pesantren.

Program Rusunawa Al-Manar dimulai pada tahun 2014 oleh Universitas Muhammadiyah ponorogo selaku lembaga yang mendirikan.

“Sebenarnya rencana untuk mendirikan pondok Pesantren Mahasiswa ini telah lama digagas oleh Rektorat. Bahkan, jauh sebelum Asrama di Rusunawa Al-Manar berdiri, namun dengan penuh pertimbangan akirnya Asrama di Rusunawa Al-Manar baru dapat berdiri pada tahun 2014.”

2. Implementasi pendidikan karakter religius rusunawa Al-Manar

Implementasi pendidikan karakter religius di Rusunawa Al-Manar dimulai sore hari tepatnya pukul 17.00 WIB dengan membaca al-Maksurot secara berjamaah di masjid Al-Manar sampai shalat Maghrib yang di pimpin oleh Musrif. Apabila ada santri yang terlembat tidak melakukan al-Maksurot maka mereka akan medapatkan punisment dari Muddabir.

(7)

7 membaca Al-Qur’an bagi yang

belum bisa.”

Setelah itu, Program dilanjutkan dengan shalat berjama’ah di Masjid Al-Manar. Salah satu Musyrif menjadi imam shalat, sementara santri bergantian untuk azan dan iqomah. Setelah selesai shalat, perwakilan santri mengisi khultum (kuliah tujuh menit) diatas mimbar. Pemateri khultum selalu bergantian setiap harinya.

“kegiatan yang dilakukan di sini bersifat religi, selesai shalat Magrib para santri bergiliran setiap harinya untuk khultum di masjd”.

Setelah mereka selesai belajar pada pukul 21.00 WIB para santri tidur. Setelah itu pukul 03.00 WIB mereka dibangunkan untuk melaksanakan shalat Tahajjud berjama’ah di masjid Al-Manar.

Seperti pondok pada umumnya, pada malam hari para santri melakukan shalat Tahajjud berjama’ah di masjid Al-Manar, hingga menunggu Azan Subuh.

Tidak berhenti disitu, pendidikan karakter religius pada program Rusunawa Al-Manar berlanjut setiap hari minggu pagi.

Gambar III. Agenda Penugasan Pada Hari Akad

No Agenda Ketera

ngan 1 Mengikuti

Pengajian Akad Pagi

Minggu 1

2 Ngaji on The Road

Minggu 2 3 Mengikuti

Pengajian Akad Pagi

Minggu 3

4 Ngaji on The Road

Minggu 4

Pada hari minggu, para santri mengikuti kegiatan keislaman sebagai

penugasan bagi mereka. Pada minggu pertama dan ke tiga mereka mengikuti kegitan pengajian Akad Pagi. Pengajian Akad Pagi adalah pengajian rutin yang dilaksanakan setiap hari minggu oleh Universitas Muhammadiyah Ponorogo sebagai penyelenggaranya.

Sementara, ngaji on the Road adalah kegiatan membaca Al-Qur’an yang dilakukan di jalan-jalan. Kegiatan ini bertujuan untuk mengenalkan kepada santri bahwa membaca al-Qur’an itu sangat penting dimanapun dan kapanpun.

Faktor Pendukung dan Penghambat Implementasi Pendidikan Karakter Rusunawa Al-Manar

Menurut Zubaedi dalam faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan pendidikan karakter diantaranya:

1. Faktor Insting (naluri) 2. Adat/kebiasaan 3. Keturunan

4. Lingkungan atau milieu

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan Mudir, Musyrif dan Muddabir Faktor pendukung keberhasilan Rusunawa Al-Manar Pertama adalah adat/ kebiasaan. Kegiatan program Rusunawa Al-Manar menjadikan kebiasaan yang baik bagi santri. Kebiasaan adalah menjadikan kegiatan baik yang dilakukan secara continue sehingga para santri terbiasa menggunakan kebiasaaan itu.

(8)

8 Faktor penghambat pendidikan karakter

religus di Rusunawa Al-Manar pertama, faktor dari mahasiswa. Sebagian mahasiswa belum dapat menginternalisasikan pendidikan karakter religius kedalam dirinya, sehingga ia kurang kesadaran apa yang ia lakukan pada Program Rusunawa Al-Manar. Bahkan ada santri yang beranggapan bahwa mengikuti program semacam ini hanya menggugurkan kewajiban sebagai mahasiswa. Kedua koordinasi Mudir kepada Musyrif dan Muddabir yang lemah. Ada beberapa Musyrif yang kurang paham dengan tugasnya. Sementara Mudir tidak melihat hal itu. Dampaknya adalah adalah lemahnya pembagian tugas. Ada musyrif dan Muddabir yang tugasnya banyak, adapula yang tugasnya sedikit bahkan ada yang datang dan pulang lebih awal dari pada yang lainnya.

5. Kesimpulan dan Saran 5.1.Kesimpulan

a. Program Rusunawa Al-Manar Rusunawa Al-Manar merupakan salah satu program pesantren yang wajib diikuti oleh mahasiswa selama satu bulan penuh. Biasanya mahasiswa baru dibagi secara acak menjadi beberapa gelombang dan setiap gelombang berakir pada awal bulan. Program ini dinamakan Rusunawa Al-Manar dikarenakan tempat santri melakukan program ini berada di rusunawa yang memamg didesain khusus untuk pembelajaran karakter seperti layaknya pondok pesantren pada umumnya.

b. Implementasi pendidikan karakter religius Rusunawa Al-Manar dilakukan dengan melihat program pengajarannya. Program Pembelajaran Rusunawa Al-Manar tidak hanya dilakukan dengan

memperkaya teori tetapi juga melatih mereka untuk memiliki karakter religius. Program kegian itu adalah Pertama, pembacaan Al-Ma’surot, khultum secara bergantian dan Shalat Malam secara berjama’ah tidak hanya itu Program Rusunawa Al-Manar juga memberikan penugasa setiap hari minggu. Penugasan ini adalah mereka harus mengikuti pengajian Akad Pagi atau Ngaji On The Road. c. Faktor Pendukung adat/ kebiasaan

dan lingkungan dan Penghambat Implementasi Pendidikan Karakter Religius faktor dari mahasiswa. Sebagian mahasiswa belum dapat. Kedua koordinasi Mudir kepada Musyrif dan Muddabir yang lemah.

5.2.Saran

Dalam rangka turut menyumbangkan pemikiran yang berkenaan dengan Implementasi Pendidikan Karakter Religius pada Program Rusunawa Al-Manar:

a) Bagi peneliti sebaiknya lebih mengembangkan wawasannya dalam hal pendidikan karakter di Perguruan Tinggi. Guna menghasilkan temuan lain terkait dengan pendidikan karakter.

b) Bagi mahasiswa sebaiknya menambah motivasi dalam mengikuti kegiatan Rusunawa Al-Manar. Internalisai karakter religius akan sulit didapatkan manakala dalam hatinya terdapat masih kurang kesadaran diri dalam melakukan pendidikan karakter. c) Bagi para Mudir, Musyrif dan

(9)

9 Daftar Pustaka

Wibowo, A. 2012. Pendidikan Karakter Strategi Membangun Karakter Bangsa Berperadaban. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Maksudin. 2013. Pendidikan Karakter Non-Dikotomik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Samani, M. Hariyanto. 2012. Pendidikan Karakter Konsep dan Model. Bandung: PT. Remaja Rosydakarya. Dharmawan, S. Implementasi Pendidikan

Karakter Bangsa Pada Mahasiswa di Perguruan Tinggi: Makalah.

Syah M. 2013. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung: PT Remaja Rosydakarya Offset. Charisiana, W. 2005. Upaya Penerapan

Pendidikan bagi Mahasiswa. Jurnal Teknik Industri Surabaya: Karya Ilmiah.

Barnawi. Arifin, M. 2012. Strategi dan Kebijakan Pembelajaran Pendidikan Karakter. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Swandar, R. 2017. Impelentasi Pendidikan Karakter Religius di SD Budi Mulia Dua Sedayu bantul. Yogyakarta: Jurnal Pendidikan: Karya Ilmiah. Koentjaraningrat. 1996. Metode-Metode

Penelitian Masyarakat : Jakarta: Sarasin.

Muhadjir, N. 1996. Metodologi Penelitian Kualitatif, Yogyakarta: Rake Sarasin. wawancara dengan ustad Nurul Abidin, MA.

M.Ed pada tanggal 01 April 2016.

Penguatan Pendidikan Karakter Melalui Kegiatan Hisbul Wathan di Perguruan

Referensi

Dokumen terkait

Analisis lanjut yang dilakukan pada upaya pencegahan post-test menunjukkan bahwa nilai mean pengetahuan siswa yang mendapatkan perlakuan dalam upaya pencegahan dini

composite index yang menunjukan terdapat hubungan yang positif signifikan antara return indeks saham terhadap volatilitas indeks saham, sehingga hasil penelitian

Berikut adalah peta tematik hasil pengelompokan potensi ternak besar dan kecil yang meliputi jenis ternak sapi, kambing, dan domba pada setiap kecamatan yang ada di

TK Tunas Ibu terletak di Padukuhan Senden II, Selomartani, Kalasan, Sleman, D.I.Yogyakarta. Sekolah taman kanak-kanak ini berbatasan langsung dengan lapangan kampung

(2) Penyaringan Calon Anggota Dewan Energi Nasional yang berasal dari unsur pemangku kepentingan untuk periode jabatan berikutnya sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

Aplikasi yang yang telah dirancang dan dibangun dapat menampilkan informasi terkait dengan koleksi yang terdapat di lingkungan Museum Gunungapi Merapi. Berdasarkan hasil

1) Peningkatan pengetahuan remaja putri tentang nyeri saat menstruasi dan cara mengatasi nyeri secara non farmakologi atau alamia dengan memberikan penyuluhan dan

“Dalam rangka membantu pemeriksa dalam proses perencanaan pemeriksaan dalam kondi- si krisis, Revbang telah menerbitkan beberapa panduan untuk tim pemeriksa dalam kondisi