• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perkiraan dan antisipasi terhadap masyar (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Perkiraan dan antisipasi terhadap masyar (1)"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

PENGANTAR PENDIDIKAN

PERKIRAAN DAN ANTISIPASI TERHADAP MASYARAKAT MASA

DEPAN

Disusun oleh:

KELOMPOK 6

1. Suhartatik Kuntari

(1657042025)

2. Surahmi Kalsum

(1657042027)

3. Nirwana

(1657042001)

4. Icha Nanda

(1657042020)

JURUSAN BAHASA ASING

PRODI PENDIDIKAN BAHASA MANDARIN UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

(2)

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pendidikan selalu bertumpu pada suatu wawasan kesejahteraan, yakni pengalaman-pengalaman masa lampau, kenyataan dan kebutuhan mendesak masa kini, dan aspirasi serta harapan masa depan. Melalui pendidikan setiap masyarakat akan melestarikan nilai-nilai luhur sosial kebudayaannya yang telah terukir dengan indahnya dalam sejarah bangsa tersebut. Serentak dengan itu, melalui pendidikan juga diharapkan dapat ditumbuhkan kemampuan untuk menghadapi tuntutan objektif masa kini, baik tuntutan dari dalam maupun tuntuan karena pengaruh dari luar masyarakat yang bersangkutan. Dan akhirnya, melalui pendidikan akan ditetapkan langkah-langkah yang dipilih masa kini sebagai upaya mewujudkan aspirasi dan harapan di masa depan.

Dalam UU-RI No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 telah ditetapkan antara lain bahwa “Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbinga, pengajaran, dan/atau latihan bagi peranannya di masa yang akan dating.” Penekanan pada bagian terakhir tersebutlah yang menyebabkan pendidikan itu dilukiskan sebagai merumuskan masa depan. Oleh karena itu, di samping dimensi horizontal, pendidikan harus memperhatikan dengan sungguh-sungguh dimensi vertikal, terutama keterkaitan antara program pendidikan yang dilaksanakan sekarang ini dengan kehidupan peserta didik di masa depan. Peserta didik yang sedang belajar di lembaga-lembaga pendidikan, termasuk mahasiswa yang sedang membaca paparan ini, akan menempati kedudukannya serta memainkan peranannya kelak pada awal abad ke-21 yang akan dating. Oleh karena itu, keterkaitan program pendidikan dengan prognosis masyarakat masa depan perlu mendapat perhatian dengan semestinya (Hameyer, 1979: 67-78; Sulo Lipu La Sulo, 1990: 28-29).

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana perkiraan masyarakat masa depan?

(3)

BAB II PEMBAHASAN A. Perkiraan Masyarakat Masa Depan

Pendidikan selalu berlangsung dalam suatu latar kemasyarakatan dan kebudayaan tertentu. Landasan sosio-kultural merupakan salah satu dasar utama dalam menetukan arah kepada program-program pendidikan, baik program pendidikan sekolah maupun program pendidikan luar sekolah. Demi pemahaman dan karena adanya saling pengaruh antara pendidikan dan latar sosio-kultural, maka perlu dikemukakan terlebih dahulu pengertian kebudayaan. Dalam hal ini, kebudayaan dimaksudkan dalam arti luas yakni “keseluruhan gagasan dan karya manusia, yang harus dibiasakannya dalam belajar, beserta keseluruhan dari hasil budi dan karyanya itu” (Koentjaningrat, 1974: 19). Kebudayaan itu dapat:

1) Berwujud ideal yakni ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dan sebagainya.

2) Berwujud kelakuan yakni kelakuan berpola dari manusia dalam masyarakat.

3) Berwujud fisik yakni benda-benda hasil karya manusia (Koentjaningrat, 1974: 15-22).

Pengertian kebudayaan yang begitu luas seringkali dipecah lagi dalam unsur-unsurnya, dan sering dipandang sebagai unsur-unsur universal dari kebudayaan, yakni: a) Sistem religi dan upacara keagamaan.

b) Sistem dan organisasi kemasyarakatan. c) Sistem pengetahuan.

d) Bahasa. e) Kesenian.

f) Sistem mata pencarian.

g) Sistem teknologi dan peralatan.

Perubahan salah satu unsur dari unsur-unsur tersebut akan mempunyai dampak pada keseluruhan unsur-unsur kebudayaan lainnya.

(4)

1) Kecenderungan globalisasi yang makin kuat. 2) Perkembangan iptek yang makin cepat.

3) Perkembangan arus informasi yang semakin padat dan cepat.

4) Kebutuhan/tuntutan peningkatan layanan profesional dalam berbagai segi kehidupan manusia.

1. Kecenderungan Globalisasi

Isitilah globalisasi (asal kata: global yang berarti secara umumnya, utuhnya, kebulatannya) bermakna bumi sebagai satu keutuhan seakan-akan tanpa tapal bats administrasi negara, dunia menjadi amat transparan, serta saling ketergantungan antarbangsa di dunia semakin besar; dengan kata lain: Menjadikan dunia sebagai suatu keutuhan, satu kesatuan. Menurut Emil Salim terdapat empat bidang kekuatan gelombang globalisasi yang paling kuat dan menonjol daya dobraknya, yakni bidang IPTEK, ekonomi, lingkungan hidup, dan pendidikan.

a. Bidang iptek yang mengalami perkembangan yang semakin dipercepat utamanya dengan penggunaan berbagai teknologi canggih seperti komputer dan satelit.

b. Bidang ekonomi yang mengarah ke ekonomi regional dan atau ekonomi global tanpa mengenal batas-batas negara.

c. Bidang lingkungan hidup telah menjadi bahan pembicaraan dalam berbagai pertemuan tingkat Internasional.

d. Bidang pendidikan dalam kaitannya dengan identitas bangsa termasuk budaya nasional dan budaya-budaya nusantara.

2. Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek)

Perkembangan iptek yang makin cepat dalam era globalisasi merupakan salah satu ciri utama dari masyarakat masa depan. Globalisasi perkembagan iptek tersebut dapat berdampak positif ataupun negatif, tergantung pada kesiapan bangsa beserta kondisi sosial-budayanya untuk menerima limpahan informasi atau teknologi tersebut. Segi positifnya antara lain memudahkan untuk mengikuti perkembangan iptek yang terjadi di dunia. Sedangkan segi negatifnya akan timbul apabila kondisi sosial-budayanya belum siap menerima limpahan itu. (Pratiwi Sudarsono, 1990: 14-15).

(5)

dipakai untuk memperoleh pengetahuan yang disebut ilmu pengetahuan tersebut telah mengalami perkembangan yang pesat. Dan akhirnya landasan aksiologis atau untuk apa iptek itu dipergunkan, yang mempersoalkan tentang penggunaan iptek tersebut secara moral tertuju pada kemaslahatan manusia. Terdapat serangkaian kegiatan pengembangan dan pemanfaatan iptek, yakni:

1) Penelitian dasar (basic research). 2) Penelitian terapan (applied research).

3) Pengembangan teknologi (technological development). 4) Penerapan teknologi.

Masyarakat masa depan adalah masyarakat yang sangat dipengaruhi oleh iptek, yang akan lebih membenarkan ucapan Francis Bacon bahwa “ilmu adalah kekuasaan.” Dan kalau ilmu adalah kekuasaan maka teknologi merupakan alat kekuasaan atas:

a. Manusia, yakni demi kemaslahatan atau sebaliknya mengeksploitasi manusia itu. b. Kebudayaan, yakni memperkaya dan memperkuat kebudayaan atau melunturkan

nilai-nilai budaya yang dapat menimbulkan krisis identitas budaya.

c. Alam, yakni memanfaatkan sambil menjaga kelestariannya ataukah memusnahkan seluruh kehidupan di bumi (Filsafat Ilmu, 1981: 164-166).

3. Perkembangan Arus Komunikasi yang Semakin Padat dan Cepat

Salah satu perkembangan iptek yang luar biasa adalah yang berkaitan dengan informasi dan komunikasi, utamanya satelit komunikasi, komputer, dan sebagainya. Pada umumnya bentuk komunikasi langsung (verbal ataupun non verbal) dikenal sebagai komunikasi antarpribadi (interpersonal communication), baik komunikasi antardua orang (dyadic communication), maupun komunikasi dalam kelompok kecil (small group communication) dengan ciri pokok adanya dialog di antara pihak-pihak yang berkomunikasi. Sedangkan bentuk komunikasi yang bercirikan monolog adalah komunikasi publik, yang dibedakan atas komunikasi pembicara-pendengar ( speaker-audience communication) umpama pada suatu rapat umum, dan komunikasi massa seperti surat kabar, televisi, dan sebagainya yang menyangkut penerima yang sangat luas. Proses komunikasi meliputi beberapa unsur dasar, yakni:

1) Sumber pesan seperti harapan, gagasan, perasaan atau perilaku yang diinginkan oleh pengirim pesan.

2) Penyandian (encoding),yakni pengubahan/penerjemahan isi pesan ke dalam bentuk yang serasi dengan alat pengiriman pesan.

(6)

5) Pembukasandian (deconding) yakni penerjemahan kembali apa yang diterima ke dalam isi pesan oleh penerima.

6) Reaksi internal penerima sesuai pemahaman pesan yang diterimanya.

7) Gangguan/hambatan (noise) yang dapay terjadi pada semua unsur dasar lainnya. Meskipun teknologi komunikasi dan informasi telah mengalami perkembangan yang cepat, namun belum merata pada semua negara. Alih teknologi ke negara berkembang berjalan relatif sangat lambat, dan arus informasi didominasi oleh beberapa negara maju. Oleh karena itu, diperlukan berbagai upaya untuk merebut teknologi tersebut.

4. Peningkatan Layanan Profesional

Salah satu ciri penting masyarakat masa depan adalah meningkatnya kebutuhan layanan profesional dala berbagai bidang kehidupan manusia. Profesi adalah suatu lapangan pekerjaan dengan persyaratan tertentu, “suatu vokasi khusus yang mempunyai ciri-ciri: Expertise (keahlian), responsibility (tanggung jawab), corporateness

(kesejawatan)” (Huntington, 1964, dari Nugroho Notosusanto, 1984: 16). Robert W. Richey (1974) dan D. Westy-Gibson (1965) mengemukakan ciri-ciri profesi (dari Profesionalisasi Jabatan Guru, 1983: 4-6) yaitu:

a. Lebih mengutamakan pelayanan kemanusiaan yang ideal, dan layanan itu memperoleh pengakuan masyarakat (harus dilakukan oleh pemangku profesi tersebut).

b. Terdapat sekumpulan bidang ilmu yang menjadi landasan dari sejumlah teknik dan prosedur yang unik, serta diperlukan waktu yang relatif panjang untuk mempelajarinya sebagai periode persiapan yang sengaja dan sistematis agar mampu melaksanakan layanan itu (pendidikan/pelatihan prajabatan).

c. Terdapat suatu mekanisme saingan berdasarkan kualifikasi tertentu, sehingga hanya yang kompeten yang diperbolehkan melaksanakan layanan profesi itu.

d. Terdapat suatu kode etik profesi yang mengatur keanggotaan, serta tingkah laku, sikap dan cara kerja dari anggotanya itu.

e. Terdapat organisasi profesi yang akan berfungsi menjaga/meningkatkan layanan profesi, dan melindungi kepentingan serta kesejahteraan anggotanya.

f. Pemangku profesi memandang profesinya sebagai suatu karier hidup dan menjadi seorang yang relatif permanen, serta mempunyai kemandirian dalam melaksanakan profesinya dan untuk mengembangkan kemampuan profesionalnya sendiri.

(7)

a. Penetapan dan pemantapan layanan unik yang diberikan oleh suatu profesi sehingga memperoleh pengakuan masyarakat dan pemerintah.

b. Penyepakatan antara kelompok profesi dan lembaga pendidikan prajabatan tentang standar kompetensi minimal yang harus dimiliki oleh setiap calon profesi tersebut. c. Akreditas, yakni pengakuan resmi tentang kelayakan suatu program pendidika

prajabatan yang ditugasi menghasilkan calon tenaga profesi bersangkutan.

d. Mekanisme sertifikasi dan pemberian izin praktel, yaitu merupakan pengkuan resmi kepada seseorang yang memiliki kompetensi yang diprasyaratkan oleh profesi tertentu. e. Baik secara perseorangan, maupun secara kelompok, pemangku profesi bertanggung jawab penuh terhadap segala aspek peaksanaan tugasnya yakni kebebasan mengambil keputusan secara profesional.

f. Kelompok profesional memiliki kode etik yang berfungsi ganda, yaitu:

1) Perlindungan terhadap masyarakat agar memperoleh layanan yang bermutu 2) Perlindungan dan pedoman peningkatan kualitas anggota.

B. Upaya Pendidikan dalam Mengantisipasi Masa Depan

Pendidikan berkewajiban mempersiapkan generasi baru yang sanggup menghadapi tantangan zaman baru yang akan datang. Seperti telah dikemukakan, manusia masa depan yang harus dihasilkan oleh pendidikan antara lain manusia yang melek teknologi dan melek pikir yang keseluruhannya disebut melek kebudayaan, yang mampu “think globally but act locally”, dan sebagainya. Pembangunan manusia masa depan seutuhnya mempersyaratkan upaya pembaruan pendidikan.

Pengembangan pendidikan dalam masyarakat yang sedang berubah dengan cepat haruslah dilakukan secara menyeluruh dengan pendekatan sistematis-sistematik. Pendekatan sistematis adalah pengembangan pendidikan dilakukan secara teratur melalui perencanaan yang bertahap; sedang sistematik menunjuk pada pendekatan sistem dalam proses berpikir yang mengaitkan secara fungsional semua aspek dalam pembaruan pendidikan tersebut (Depdikbud, 1991/1992a: 21). Pembangunan manusia Indonesia seutuhnya merupakan kunci keberhasilan bangsa dan negara dalam masa yang akan datang. Oleh karena itu kajian selanjutnya akan membahas tentang tuntutan manusia masa depan dan upaya mengantisipasi masa depan.

(8)

Dalam membicarakan tentang perkiraan masyarakat masa depan, secara tersirat telah pula dibicarakan tentang tantangan-tantangan yang akan dihadapi manusia masa depan. Tantangan tersebut merupakan gejala konstelasi dunia masa kini dan masa depan, oleh karena itu, manusia Indonesia perlu berupaya untuk menyesuaikan diri sehingga menjadi manusia modern. Setiap upaya manusia untuk menyesuaikan diri terhadap konstelasi dunia pada masanya (pada masa lampau, kini, ataupun datang) adalah proses modernisasi (Koentjaningrat, 1974: 131-136). Dalam penjelasan PP RI No: 28 Tahun 1990 tentang Pendidikan Dasar dikemukakan rincian tujuan-tujuan pendidikan dasar tersebut (Undang-Undang, 1992: 79-80) sebagai berikut:

a. Pengembangan kehidupan siswa sebagai pribadi sekurang-kurangnya mencakup upaya untuk:

1) Memperkuat dasar keimanan dan ketakwaan. 2) Membiasakan untuk berperilaku yang baik. 3) Memberikan pengetahuan dan keterampilan dasar. 4) Memelihara kesehatan jasmani dan rohani.

5) Memberikan kemampuan untuk belajar. 6) Membentuk kemampuan untuk belajar.

b. Pengembangan kehidupan peserta didik sebagai anggota masyarakat sekurang-kurangnya mencakup upaya untuk:

1) Memperkuat kesadaran hidup beragama dalam bermasyarakat. 2) Menumbuhkan rasa tanggung jawab dalam masyarakat.

3) Memberikan pengetahuan dan keterampila dasar yang diperlukan untuk berperan serta dalam kehidupan masyarakat.

c. Pengembangan kehidupan peserta didik sebagai warga negara sekurang-kurangnya

mencakup upaya untuk:

1) Mengembangkan perhatian dan pengetahuan tentang hak dan kewajiban seabagi warga negara Republik Indonesia;

2) Menanamkan rasa ikut bertanggung jawab terhadap kemajuan bangsa dan negara; 3) Memberikan pengetahuan dan keterampilan dasar yang diperlukan untuk berperan

serta dalam kehidupan berbangsa dan bernegara;

d. Pengembangan kehidupan peserta didik sebagai anggota umat manusia mencakup upaya untuk:

1) Meningkatkan harga diri sebagai bangsa yang merdeka dan berdaulat; 2) Meningkatkan pengertian kesadaran tentang hak asasi manusia; 3) Memberikan pengertian tentang ketertiban dunia;

4) Meningkatkan kesadaran pentingnya persahabatan antarbangsa.

(9)

Untuk jenjang pendidikan dasar hal itu berarti bahwa kemampuan dasar sebagai manusia Pancasila yang memiliki pengetahuan dan keterampilan dasar akan siap untuk: i. Memasuki lapangan kerja sebagai manusia pembangunan setelah melalui orientasi dan

atau pelatihan tambahan sesuai dengan kebutuhan. ii. Melanjutkan ke pendidikan menengah.

Tuntutan manusia Indonesia di masa depan, setelah kemampuan dasar tersebut, terutama diarahkan kepada pembekalan kemampuan yang sangat diperlukan untuk menyesuaikan diri dengan keadaan di masa depan tersebut. Beberapa di antaranya seperti:

a) Ketanggapan terhadap berbagai masalah sosial, politik, kultural, dan lingkungan. b) Kreatifitas di dalam menemuka alternatif pemecahannya.

c) Efisiensi dan etos kerja yang tinggi.

Akhirnya dikemukakan pendapat Mayjen Sajidiman (1972: 10-11) yang menekankan kemampuan yang diperlukan manusia Indonesia berdasarkan fungsinya, yakni:

a) Pekerja yang terampil yang menjadi bagian utama dari mekanisme produksi yang harus lebih efektif dan efisien.

b) Pemimpin dan manejer yang efektif, yang memiliki kemampuan berpikir, mengambil keputusan yang tepat pada waktunya serta mengendalikan pelaksanaan dengan cakap dan berwibawa.

c) Pemikir yang mampu menentukan/memelihara arah perjalanan dan melihat segala kemungkinan di hari depan.

2. Upaya Mengantispasi Masa Depan

Sesuai dengan penjelasan UU RI No. 2 Tahun 1989, fungsi pendidikan diarahkan bukan hanya untuk pembangunan manusia saja tetapi juga ikut serta dalam pembangunan masyarakat. Oleh karena itu, upaya untuk mengantisipasi masa depan melalui pendidikan akan diarahkan pada:

a. Perubahan Nilai dan Sikap

Nilai dan sikap memegang peranan penting dalam menentukan wawasan dan perilaku manusia. Nilai merupakan norma, acuan yang seharusnya, dan atau kaidah yang akan menjadi rujukan perilaku. Nilai-nilai tersebut dapat bersumber dari berbagai hal, seperti agama, hukum, adat-istiadat, moral dan sebagainya. Dalam sikap dapat dibedakan tiga aspek, yaitu:

1) Aspek kognitif seperti pemahaman tentang objek sikap.

(10)

3) Aspek konatif yang mendorong untuk bertindak sesuai dengan sikap terhadap objek tersebut.

Pembentukan/pengubahan nilai dan sikap dalam diri seseorang dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti pembiasaan, internalisasi nilai melalui ganjaran hukuman, keteladanan, teknik klarifikasi nilai, dan sebagainya. Hasil belajar berupa nilai dan sikap dapat dikategorikan dalam kawasan (ranah) afektif. Tujuan taksonomi pendidikan dalam ranah afektif tersebut dikemukakan antara lain oleh Krathwohl, Bloom, dan Masia (1964, dari Bloom, Hastings, dan Madaus, 1971:229) yang menekankan proses internalisasi yang kontinu dari yang rendah sampai yang tertinggi sebagai berikut:

1) Penerimaan (receving, attending).

2) Penanggapan (responding).

3) Penilaian, peyakinan (valuing).

4) Pengorganisasian, konseptualisasi (organization).

5) Perwatakan, pameran (characterization).

Perubahan nilai dan sikap dalam rangka mengantisipasi masa depan haruslah diupayakan sedemikian rupa sehingga dapat diwujudkan keseimbangan dan keserasian antara aspek pelestarian dan aspek pembaruan. Pendidikan harus selalu menjaga secara seimbang pembentukan kemampuan mempertanyakan, disamping kemampuan menerima dan mempertahankan. Keserasian dan keselarasan antara pelestarian dan pembaruan nilai dan sikap akan memberi peluang keberhasilan menjemput masa depan itu.

b. Pengembangan Kebudayaan

(11)

1) Afirmasi atau penegasan budaya dalam proses pembangunan, karena pembangunan akan hampa jika tidak diilhami oleh kebudayaan masyarakat/bangsa yang bersangkutan.

2) Merearfimasi dan mengembangkan identitas budaya, dan setiap kelompok manusia berhak diakui identitas budayanya.

3) Partisipasi, yakni dalam pembangunan suatu bangsa adalah mutlak perlu.

4) Memajukan kerja sama budaya antarbangsa yang merupakan tuntutan mutlak dalam era globalisasi.

c. Pengembangan Sarana Pendidikan

Khusus untuk menyongsong era globalisasi yang makin tidak terbendung, terdapat beberapa hal yang secara khusus memerlukan perhatian dalam bidang pendidkan. Santoso S. Hamijoyo mengemukakan lima strategi dasar dalam era globalisasi tersebut, yaitu:

1) Pendidikan untuk pengembangan iptek dipilih terutama dalam bidang yang vital seperti manufakturing pertanian, sebagai modal utama menghadapi globalisasi.

2) Pendidikan untuk pengembanagan keterampilan manajemen, termasuk penguasaan bahasa asing yang relevan untuk hubungan perdagangan dan politik, sebagai instrumen operasional untuk berkiprah dalam globalisasi.

3) Pendidikan untuk pengolahan kependudukan, lingkungan, keluarga berencana, dan kesehatan sebagai penangkal terhadap menurunnya kualitas hidup dan hancurnya sistem pendukung kehidupan manusia.

4) Pendidikan untuk pengembangan sistem nilai, termasuk filsafat, agama dan ideologi demi ketahanan sosial-budaya termasuk persatuan dan kesatuan bangsa.

5) Pendidikan untuk mempertinggi mutu tenaga kependidikan dan pelatihan, termasuk pengelola sistem pendidikan formal dan non-formal, demi penggalakan peningkatan pemerataan mutu, relevansi, dan efisiensi sumber daya manusia secara keseluruhan.

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan

(12)

berorientasi ke masyarakat masa depan tersebut. Ciri masyarakat masa depan antara lain adalah:

1) Globalisasi, utamanya dalam iptek, ekonomi, lingkungan hidup, pendidikan, dan sebagainya.

2) Perkembangan iptek yang makin cepat.

3) Arus komunikasi yang semakin padat dan cepat yang mengubah masyarakat menjadi masyarakat informasi.

4) Peningkatan layanan profesional dalam berbagai segi kehidupan manusia.

Berdasakan perkiraan masyarakat di masa depan tersebut, pendidikan telah/sedang mengambil langkah-langkah mengantisipasinya, baik pada lapis sistem maupun institusional dan individual. Secara khusus dapat dikemukakan beberapa upaya anstisipasi masa depan itu antara lain: Perubahan nilai dan sikap, pengembangan kebudayaan, dan pengembangan sarana pendidikan.

B. Saran

(13)

DAFTAR PUSTAKA

Referensi

Dokumen terkait

Skripsi dengan judul Pengaruh Belanja Modal Terhadap Pendapatan Asli Daerah pada Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah merupakan salah satu syarat untuk

Analisis studi gerakan dan waktu dengan Menggunakan Toyota Production System dilakukan di assembly shop, pada line Trimming 1, proses persiapan booster, karena

Sebelum mendapatkan pendidikan kesehatan tentang demam diketahui bahwa pengetahuan ibu dalam pengelolaan demam pada balita pada sebagian besar responden ibu

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka secara rinci tujuan penelitian ini, yaitu memberikan deskripsi dan hasil analisis minat membaca karya sastra mahasiswa Program

Dari hasil penelitian antara terapi relaksasi nafas dalam dan tertawa Berdasarkan hasil perbedaan keduanya menunjukkan bahwa responden yang diberikan terapi relaksasi nafas

Perang Gaza 2014 tercatat sebagai konflik bersenjata ketiga yang terbesar antara Israel dan Hamas di Jalur Gaza. Hamas menembakkan sejumlah roket dan mortir ke

Penelitian ini dilakukan untuk melihat faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian tifus wilayah kerja puskesmas Lambur Kabupaten Tanjung Jabung Timur Tahun 2013

Untuk melihat detil informasi lowongan, tekan tanda panah pada data lowongan yang diinginkan sehingga akan tampil detil informasi dari lowongan tersebut. 1.13