• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perkembangan Bahasa Indonesia di Era Glo (6)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Perkembangan Bahasa Indonesia di Era Glo (6)"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

Perkembangan Bahasa Indonesia di Era Globalisasi

Dalam Kehidupan Sehari-hari

Oleh:

Hartia maulida

105331108916

Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas muhammadiyah Makassar

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan berkatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Banyak berkat yang Ia berikan tetapi sering kita lupakan. Karya tulis ilmiah ini dibuat dalam jangka waktu tertentu, sehingga penulis bersyukur karena dapat menyelesaikannya sesuai dengan yang diharapkan. Bahasa adalah alat komunikasi manusia dan keberadaannya sangat penting, maka penulis membuat karya tulis ilmiah yang membahas perkembangan bahasa indonesia.

Bahasa Indonesia merupakan bahasa nasional yang harus di kembangkan pada era

globalisasi ini. Oleh karena itu, makalah ini berjudul “Perkembangan Bahasa Indonesia di Era

Globalisasi Dalam Kehidupan Sehari-hari.”

Penulis menyadari bahwa terselesaikannya karya tulis ilmiah ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Pihak-pihak tersebut telah membantu penulis dengan cara memberikan dukungan dan pengarahan agar makalah ini dapat disusun dengan baik. Mereka telah

memberikan dukungan moral yang sangat berarti bagi penulis. Tanpa mereka,karya tulis ilmiah ini tidak dapat disusun dengan baik. Penulis mendapatkan banyak pengetahuan baru dan

bimbingan dengan menulis makalah ini. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Muh.Arief Muhsin selaku Dosen .

2. Teman-teman yang telah membantu menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.

3. Semua pihak yang penulis tidak dapat sebutkan satu per satu yang telah membantu dan memberikan motivasi dalam penulisan makalah ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini masih banyak kekurangan. Karya tulis ilmiah ini jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang konstrukstif dari para pembaca dan pengguna karya tulis ilmiah ini. Saran dan kritik tersebut diperlukan demi perbaikan karya tulis ilmiah ini. Penulis berharap dengan adanya saran dan kritik dari para pembaca, maka karya tulis ilmiah ini menjadi lebih baik. Semoga karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan pihak yang berkepentingan.

Makassar, 30 September 2016

(3)

ABSTRAK

Penulisan karya ilmiah ini merupakan karya tulis individu.Tujuan penulisan karya ilmiah ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar bagi para pembaca karya ilmiah ini.Teknik

Pengumpulan data yang dilakukan dalam penulisan karya ilmiah ini adalah: (a) pengumpulan referensi dari dari para ahli bahasa, (b) Data yang telah terkumpul dianalisis secara kuantitatif dan kualitatif. Secara kualitatif, terjadi peningkatan kualitas proses belajar yaitu perubahan sikap murid yang ditandai dengan: (a) Meningkatnya cara berbahasa seseorang, (b) Keaktifan

(4)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

ABSTRAK ... ii

DAFTAR ISI... iii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. RumusanMasalah ... 2

C. Tujuan Penelitian ... 2

D. Manfaat Penelitian ... 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Bahasa ... 3

B. Pengaruh Bahasa dalam Kehidupan Sehari-hari ... 3

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Data dan Sumber Data ... 5

B. Teknik Pengumpulan Data ... 5

C. Teknik Analisis Data ... 6

BAB IV PEMBAHASAN A. Sejarah Perkembangan Bahasa Indonesia ... 7

B. Pengertian Globalisasi ... 10

C. Dampak Perkembangan Bahasa Indonesia di Era Globalisasi…… 12

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 18

B. Saran ... 18

(5)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sejak dahulu manusia sudah mengenal bahasa, namun bahasa pada zaman dahulu masih menggunakan bahasa isyarat.Seiring berjalannya waktu bahasa mulai berkembang hingga saat ini. Seseorang menggunakan bahasa untuk berkomunikasi,berinteraksi dengan sesama manusia. Perkembangan bahasa terjadi karena seseorang menggunakan akal dan pikirannya.

Di Negara-negara yang sedang berkembang, tentunya memerlukan begitu banyak hal untuk mendukung perkembangan negara mereka. Negara-negara tersebut saling meningkatkan berbagai kemampuan mereka dalam segala aspek kehidupan masyarakat.

Dan saat ini, segala aspek kehidupan tersebut telah mampu berkembang dengan pesatnya, perkembangan tersebut beriringan pula dengan perkembangan masyarakat dari masyarakat yang tradisional menjadi masyarakat moderen, kemudian secara otomatis perkembangan tersebut menuntut masyarakat menuju kearah globalisasi.

Perubahan ini juga memberikan dampak yang begitu besar terhadap transformasi nilai-nilai yang ada di masyarakat. Khususnya terhadap eksistensi bahasa Indonesia. Saat ini, di Indonesia dapat kita saksikan begitu besar pengaruh globalisasi terhadap nilai-nilai kebudayaan yang di anut masyarakat terutama bahasa indonesia, baik masyarakat perkotaan maupun pedesaan (modernisasi).Akibatnya, segala informasi baik yang bernilai positif maupun negatif, dapat dengan mudah di akses oleh masyarakat. Tidak hanya itu, semakin pesatnya globalisasi di Negara kita ini juga memberikan dampak terhadap pola dan penggunaan bahasa Indonesia. Seperti dengan banyaknya penggunaan bahasa-bahasa yang berlebihan.

Dari penjelasan tentang Latar Belakang Masalah maka penulis tertarik untuk memilih

(6)

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana perkembangan Bahasa Indonesia?

2. Apa dampak perkembangan Bahasa Indonesia di Era Globalisasi ?

3. Bagaimana cara menyikapi perkembangan Bahasa Indonesia di Era Globalisasi?

C. Tujuan Karya Ilmiah

Pembuatan karya tulis ilmiah ini bertujuan untuk mengetahui sejarah perkembangan bahasa

Indonesia dan dampak dari perkembangan bahasa Indonesia di era globalisasi. Selain itu pembuatan karya tulis ilmiah ini juga bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Inggris oleh bapak Muh.Arief Muhsin S.pd,M.pd

D.Manfaat Karya Ilmiah

(7)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Bahasa Indonesia

Menurut Harun Rasyid, Mansyur,dan Suratno (2009:126) bahasa merupakan struktur dan makna yang bebas dari penggunannya, sebagai tanda yang menyimpulkan suatu tujuan. Lain halnya menurut Owen (2006:1), menjelaskan definisi bahasa yaitu sebagai kode yang di terima secara sosial atau sistem konvensional untuk menyampaikan konsep melalui simbol-simbol yang di kehendaki dan kombinasi simbol-simbol yang diatur oleh ketentuan.menurut Keraf

Smrapradhipa (2005), ia memberikan dua pengertian mengenai bahasa, yakni :

1. Meyatakan bahasa sebagai alat komunikasi antara anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang di hasilkan oleh alat ucap manusia.

2. Bahasa adalah sistem komunikasi yang mempergunakan simbol-simbol vokal (bunyi ujaran) yang bersifat arbitrer.

B. Pengaruh Bahasa Terhadap Kehidupan Sehari-hari

Dalam perkembangannya, bahasa telah mengalami berbagai perubahan. Dulu hanya berupa isyarat samapai tercipta suatu harmonisasi bahasa yang indah dengan terdengarnya suara dari alat ucap manusia. Menurut sabriani (1963) mempertanyakan bahwa apakah bahasa

mempengaruhi kehidupan dan perilaku manusia atau tidak ? sebenarnya ada variabel lain yang berada di variable bahasa dan perilaku.variabel tersebut adalah variable realita. Jika hal ini benar, maka terbukalah peluang bahwa belum tentu bahasa yang mempengaruhi perilaku dan kehidupan manusia,bisa jadi realita atau keduannya.

Kehadiran realita dan hubungannya dengan variabel lain yakni bahasa dan perilaku kehidupan sehari-hari, perlu di buktikan kebenarannya. Selain itu, perlu juga di cermati bahwa istilah perilaku kehidupan menyiratkan penutur. Istilah perilaku merujuk ke perilaku penutur bahasa yang dalam artian komunikasi mencakup pendengar, pembaca, pembicara, dan penulis. Fodor (1974) mengatakan bahwa bahasa adalah sistem simbol dan tanda. Yang di maksud dengan sisitem simbol adalah hubungan sisitem dan makna yang bersifat konvensional.

(8)
(9)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. JENIS DATA DAN SUMBER DATA

1. Jenis Data. Data Sekunder

Data sekunder yaitu data yang diperoleh melalui studi kepustakaan terhadap berbagai macam literatur yang berkaitan dengan tujuan penelitian seperti dokumen, artikel, buku, dan sumber lainnya yang berkaitan dengan masalah dan tujuan penelitian.

2. Sumber data

Penelitian Pustaka

Penelitian pustaka (library research) yaitu menelaah berbagai buku, koran, situs internet, majalah, dan artikel yang berkaitan dengan masalah dan tujuan penelitian.

B. TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Dalam karya tulis ilmiah ini di gunakan dua jenis pengumpulan data,yaitu: 1.Observasi

Adapun bentuk observasi yang di lakukan adalah menggunakan referensi dari internet maupun karya-karya dari para ahli bahasa salah satunya dari karya bapak Muh.Arief Muhsin.

2.Metode penelitian kepustakaan

Metode penelitian kepustakaan yaitu metode penelitian penilitian ini dilakukan oleh penuli dengan membaca serta mengkaji berbagai macam literatur yang relevan dan berhubungan

(10)

C. TEKNIK ANALISIS DATA

Data yang terkumpul kemudian di analisis secara kualitatif dan kuantitatif. Analisis secara kualitatif merupakan proses kegiatan yang mengungkapkan secara logis,sistematis,dan empiris terhadap fenomena-fenomena sosial yang terjadi di sekitar kita untuk di rekonstruksi guna mengungkapkan kebenaran,agar bermanfaat bagi kehidupan masyarakat dan ilmu

(11)

BAB IV

PEMBAHASAN

A. Sejarah Pekembangan Bahasa Indonesia

Pada dasarnya Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu. Pada zaman Sriwijaya,

bahasa Melayu di pakai sebagai bahasa penghubung antar suku di Nusantara dan sebagai bahasa

yang di gunakan dalam perdagangan antara pedagang dari dalam Nusantara dan dari luar

Nusantara.

Perkembangan dan pertumbuhan Bahasa Melayu tampak lebih jelas dari berbagai

peninggalan-peninggalan misalnya:

• Tulisan yang terdapat pada batu Nisan di Minye Tujoh, Aceh pada tahun 1380 • Prasasti Kedukan Bukit, di Palembang pada tahun 683.

• Prasasti Talang Tuo, di Palembang pada Tahun 684. • Prasasti Kota Kapur, di Bangka Barat, pada Tahun 686.

• Prasati Karang Brahi Bangko, Merangi, Jambi, pada Tahun 688. Dan pada saat itu Bahasa Melayu telah berfungsi sebagai:

1. Bahasa kebudayaan yaitu bahasa buku-buku yang berisia aturan-aturan hidup dan sastra.

2. Bahasa perhubungan (Lingua Franca) antar suku di indonesia

3. Bahasa perdagangan baik bagi suku yang ada di Indonesia maupun pedagang yang berasal

dari luar indonesia.

4. Bahasa resmi kerajaan.

Menurut prof. Dr. Slametmulyana ada empat faktor yang menyebabkan Bahasa melayu

diangkat menjadi bahasa Indonesia, yaitu:

1. Bahasa melayu adalah merupakan Lingua Franca di Indonesia, bahasa perhubungan dan

bahasa perdagangan. Dengan bantian para pedagang, bahasa melayu disebarkan keseluruh pantai

nusantara terutama di kota-kota pelabuhan. Bahasa melayu menjadi bahasa penghubung antar

individu.

2. Sistem bahasa melayu sederhana, mudah di pelajari karena dalam bahasa melayu tidak di

kenal tingkatan bahasa (bahasa kasar dan bahasa halus), seperti dalam bahasa jawa, bali maupun

(12)

3. Faktor psikologis, yaitu Suku Jawa, Suku Sunda, dan Suku2 yang lainnya dengan sukarela

menerima bahasa melayu menjadi bahasa indonesia sebagai bahasa nasional, semata-mata

didasarkan pada keinsyafan akan manfaatnya, ada keikhlasan mengabaikan semangat dan rasa

kesukuan karena sadar akan perlunya kesatuan dan persatuan.

4. Bahasa melayu mempunyai kesanggupan untuk di pakai sebagai bahasa kebudayaan dalam

arti yang luas. Jika bahasa itu tidak mempunyai kesanggupan untuk dapat dipakai menjadi bahsa

kebudayaan dalam arti yang luas, tentulah bahasa iu tidak akan berkembang menjadi bahasa

yang sempurna, pada kenyataaannya dapat dibuktikan bahwa bahasa Indonesia adalah bahasa

yang dapat dipakai untuk merumuskan pendapat secara tepat dan mengutarakan perasan secara

jelas.

Sehubungan dengan hal diatas, kita wajib bersyukur atas kerelaan bahasa-bahasa daerah

lainnya yang telah membelakangkan bahasa ibuya demi cita yang lebih tinggi, yakni

cita-cita nasional.

Bahasa melayu menyebar ke pelosok Nusantara bersamaan dengan menyebarnya agama

Islam di wilayah Nusantara, serta makin berkembang dan bertambah kokoh keberadaannya

karena bahasa Melayu mudah di terima oleh masyarakat Nusantara sebagai bahasa perhubungan

antar pulau, antar suku, antar pedagang, antar bangsa dan antar kerajaan. Tiga bulan menjelang

sumpah pemuda, tepatnya 15 agustus 1926, soekarno dalam pidatonya menyatakan bahwa

perbedaan bahasa diantara suku bangsa Indonesia tidak akan menghalangi persatuan, tapi

semakin luas bahasa Melayu (bahasa Indonesia) itu tersebar, makin cepat kemerdekaan

Indonesia terwujud.

Perkembangan bahasa Melayu di wilayah Nusantara mempengaruhi dan mendorong

tumbuhnya rasa persaudaraan dan rasa persatuan bangsa Indonesia, oleh karena itu para pemuda

indonesia yang tergabung dalam perkumpulan pergerakan secara sadar mengangkat bahasa

Melayu menjadi bahasa indonesia menjadi bahasa persatuan untuk seluruh bangsa indonesia.

(Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1928).

Bahasa Indonesia lahir pada tanggal 28 Oktober 1928. Pada saat itu, para pemuda dari

berbagai pelosok Nusantara berkumpul dalam rapat, para pemuda berikrar:

1. Kami Putra dan Putri Indonesia mengaku bertumpah darah yang satu, Tanah Air Indonesia.

2. Kami Putra dan Putri Indonesia mengaku berbangsa yang satu, Bangsa Indonesia.

(13)

Indonesia.

Ikrar para pemuda ini di kenal dengan Nama “Sumpah Pemuda”. Unsur yang ketiga dari “Sumpah Pemuda” merupakan pernyataan tekad bahwa Bahasa Indonesia merupakan bahasa persatuan Bangsa Indonesia. Pada tahun 1928 Bahasa Indonesia di kokohkan kedudukannya

sebagai bahasa nasional. Bahasa Indonesia di nyatakan kedudukannya sebagai bahasa negara

pada tanggal 18 Agustus 1945, karena pada saat itu Undang-Undang Dasar 1945 di sahkan

sebagai Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia. Di dalam UUD 1945 di sebutkan bahwa “Bahasa Negara Adalah Bahasa Indonesia”, (pasal 36). Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945, telah mengukuhkan kedudukan dan fungsi

bahasa indonesia secara konstitusional sebagai bahasa negara. Kini bahasa Indonesia di pakai

oleh berbagai lapisan masyarakat indonesia.

Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Republik Indonesia dan bahas persatuan bangsa

Indonesia. Bahasa Indonesia di resmikan penggunaannya setelah Proklamasi Kemerekaan

Indonesia, tepatnya sehari sesudahnya, bersamaan dengan mulai berlakunya konstitusi. Di Timor

Leste, Bahasa Indonesia berposisi sebagi bahasa kerja. Dari sudut pandang Linguistik, Bahasa

Indonesia adalah salah satu dari banyak ragam bahasa Melayu. Dasar yang dipakai adalah bahasa

Melayu-Riau dari abad ke-19.

Dalam perkembangannya ia mengalami perubahan akibat penggunaannya sebagi bahasa

kerja di lingkungan administrasi kolonial dan berbagai proses pembakuan sejak awal abad ke-20. Penamaan “Bahasa Indonesia” di awali sejak di canangkannya Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1928, untuk menghindari kesan “Imperialisme bahasa” apabila nama bahasa Melayu tetap di gunakan.

Proses ini menyebabkan berbedanya Bahasa indonesia saat ini dari varian bahasa Melayu

yang di gunakan di Riau maupun Semenanjung Malaya. Hingga saat ini, bahasa indonesia

merupakan bahasa yang hidup, yang terus menghasilkan kata-kata baru, baik melalui penciptaan

maupun penyerapan dari bahasa daerah dan bahasa asing. Meskipun di pahami dan di tuturkan

oleh lebih dari 90% warga indonesia, bahasa indonesia bukanlah bahasa ibu bagi kebanyakan

penuturnya. Sebagian besar warga indonesia menggunakan salah satu dari 748 bahasa yang ada

di indonesia sebagai bahasa Ibu. Penutur Bahasa indonesia kerap kali menggunakan versi

sehari-hari (kolokial) atau mencampur adukkan dengan dialek Melayu lainnya atau bahasa Ibunya.

(14)

perguruan-perguruan. Di media massa, sastra, perangkat lunak, surat-menyurat resmi, dan berbagai forum

publik lainnya, sehingga dapatlah dikatakan bahwa bahasa indonesia di gunakan oleh semua

warga indonesia. Bahasa Melayu dipakai dimana-mana diwilayah nusantara serta makin

berkembang dengan dan bertambah kukuh keberadaannya. Bahasa Melayu yang dipakai

didaerah-daerah diwilayah nusantara dalam pertumbuhan dipengaruhi oleh corak budaya daerah.

Bahasa Melayu menyerap kosa kata dari berbagai bahasa, terutama dari bahasa sanskerta, bahasa

Persia, bahasa Arab, dan bahasa-bahasa Eropa.

Bahasa Melayu pun dalam perkembangannya muncul dalam berbagai variasi dan dialek.

Perkembangan bahasa Melayu di wilayah nusantara mempengaruhi dan mendorong tumbuhnya

rasa persaudaraan dan persatuan bangsa Indonesia. Komunikasi antar perkumpulan yang bangkit

pada masa itu menggunakan bahasa Melayu menjadi bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia

menjadi bahasa persatuan untuk seluruh bangsa Indonesia dalam sumpah pemuda 28 Oktober

1928. Untuk memperoleh bahasa nasionalnya, Bangsa Indonesia harus berjuang dalam waktu

yang cukup panjang dan penuh dengan tantangan.

Perjuagan demikian harus dilakukan karena adanya kesadaran bahwa di samping

fungsinya sebagai alat komunikasi tunggal, bahasa nasional sebagai salah satu ciri kultural, yang

ke dalam menunjukkan kesatuan dan keluar menyatakan perbedaan dengan bangsa lain.

B. Pengertian Globalisasi

Seorang ahli sosiologi, Selo Soemardjan mendefinisikan globalisasi adalah terbentuknya

sistem organisasi dan komunikasi antar masyarakat di seluruh dunia untuk mengikuti sistem dan

kaidah-kaidah yang sama. Globalisasi merupakan kecenderungan masyarakat untuk menyatu

dengan dunia, terutama di bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan media komunikasi massa.

Selain itu, para cendekiawan Barat mengatakan bahwa globalisasi merupakan suatu proses

kehidupan yang serba luas, tidak terbatas, dan merangkum segala aspek kehidupan, seperti

politik, sosial, dan ekonomi yang dapat dinikmati oleh seluruh umat manusia di dunia.

Globalisasi pada hakikatnya adalah proses yang ditimbulkan oleh suatu kegiatan yang

dampaknya berkelanjutan melampaui batas-batas kebangsaan dan kenegaraan. Mengingat bahwa

dunia ditandai oleh kema jemukan (pluralitas) budaya maka globalisasi sebagai prosesjuga

ditandai sebagai suatu peristiwa yang terjadi di seluruh dunia secara lintas budaya yang sekaligus

mewujudkan proses saling memengaruhi antarbudaya. Pertemuan antarbudaya itu tidak selalu

(15)

budaya yang satu terhadap lainnya. Misalnya pengaruh budaya Barat lebih kuat terhadap budaya

di negara Timur.

Kini kita tengah memasuki abad ke-21. Abad ini juga merupakan milenium III dalam perhitungan Masehi, dimana perubahan milenium ini diramalkan akan membawa perubahan terhadap struktur ekonomi, struktur kekuasaan, dan struktur kebudayaan dunia. Fenomena yang paling menonjol pada kurun waktu ini adalah terjadinya proses globalisasi. Proses perubahan inilah yang disebut Alvin Toffler sebagai gelombang ketiga, setelah berlangsungnya gelombang pertama dalam bidang agrikultur dan gelombang kedua dalam bidang industri.

Perubahan yang demikian menyebabkan terjadinya pula pergeseran kekuasaan dari pusat kekuasaan yang bersumber pada tanah, kemudian kapital atau modal, dan selanjutnya dalam gelombang ketiga pada penguasaan terhadap informasi, yakni ilmu pengetahuan dan tekhnologi. Sayangnya proses globalisasi ini lebih banyak ditakuti daripada dipahami untuk kemudian diantisipasi dengan arif dan cermat. Oleh karena rasa takut dan cemas yang berlebihan, antisipasi yang dilakukan cenderung bersifat defensif dengan membangun gedung-gedung yang bertingkat, benteng-benteng pertahanan karena merasa diri sebagai objek daripada subjek di dalam proses perubahan.

Padahal di dalam era globalisasi ini, bangsa Indonesia mau tidak mau harus ikut berperan, baik di bidang politik, ekonomi, maupun komunikasi. Konsep-konsep dan istilah baru di dalam pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) secara tidak langsung juga memperkaya khasanah bahasa Indonesia. Dengan demikian, semua produk budaya akan tumbuh dan berkembang pula sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, termasuk bahasa Indonesia. Sekaligus bahasa berperan juga sebagai prasarana berpikir dan sarana pendukung pertumbuhan dan perkembangan iptek itu sendiri.

Menurut Sunaryo (2000), tanpa adanya bahasa (termasuk bahasa Indonesia) iptek tidak dapat tumbuh dan berkembang. Selain itu bahasa Indonesia di dalam struktur budaya, ternyata memiliki kedudukan, fungsi, dan peran ganda, yaitu sebagai akar dan produk budaya yang sekaligus berfungsi sebagai sarana berfikir dan sarana pendukung pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

(16)

dalam berfikir karena bahasa merupakan cermin dari daya nalar (pikiran).

Namun, seiring dengan bertambahnya usia bahasa Indonesia justru dihadang banyak masalah. Pertanyaan bernada pesimis justru bermunculan. Mampukah bahasa Indonesia menjadi bahasa budaya dan bahasa Iptek yang berwibawa di tengah dahsyatnya arus globalisasi? Mampukah bahasa Indonesia bersikap luwes dan terbuka dalam mengikuti derap peradaban yang terus gencar menawarkan perubahan dan dinamika? Masih setia dan banggakah para penuturnya dalam menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa komunikasi yang efektif di tengah-tengah perubahan dan dinamika itu?

Tulisan ini akan sedikit mengulas pengaruh kemajuan teknologi informasi terhadap bahasa Indonesia dalam menghadapi era globalisasi.

C. Dampak Perkembangan Bahasa Indonesia di Era Globalisasi 1. Potret Bahasa Indonesia dalam Era Globalisasi

Era globalisasi akan menyentuh semua aspek kehidupan, termasuk bahasa. Bahasa yang semakin global dipakai oleh semua bangsa di dunia ialah bahasa Inggris, yang pemakainya lebih dari satu miliar. Akan tetapi, sama halnya dengan bidang kehidupan lain, sebagaimana

dikemukakan oleh Naisbit (1991) dalam bukunya Global Paradox, akan terjadi paradoks-paradoks dalam berbagai komponen kehidupan, termasuk bahasa. Bahasa Inggris, misalnya, walaupun pemakainya semakin besar sebagai bahasa kedua, masyarakat suatu negara akan semakin kuat juga memertahankan bahasa ibunya.

Seperti di Islandia, sebuah negara kecil di Eropa, yang jumlah penduduknya sekitar 250.000 orang, walaupun mereka dalam berkomunikasi sehari-hari menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa kedua, negara ini masih memertahankan kemurnian bahasa pertamanya dari pengaruh bahasa Inggris. Demikian juga di negara-negara pecahan Rusia seperti Ukraina, Lithuania, Estonia (yang memisahkan diri dari Rusia) telah menggantikan semua papan nama di negara tersebut yang selama itu menggunakan bahasa Rusia.

Bagaimana halnya dengan di Indonesia? Di Indonesia, fenomena yang sama pernah dilakukan dengan pengeluaran Surat Menteri Dalam Negeri kepada gubernur, bupati, dan walikota seluruh Indonesia Nomor 1021/SJ tanggal 16 Maret 1995 tentang Penertiban Penggunaan Bahasa Asing. Surat itu berisi instruksi agar papan-papan nama dunia usaha dan perdagangan di seluruh

(17)

pemerintah daerah di seluruh Indonesia.

Pemda DKI Jakarta, misalnya, bekerja sama dengan Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa mengadakan teguran-teguran lisan dan tertulis, bahkan turun ke lapangan mendatangi perusahaan-perusahaan yang papan namanya menggunakan bahasa Inggris atau

mencampuradukkan bahasa Inggris dan bahasa Indonesia dengan struktur bahasa Inggris.

Misalnya, sebelumnya terpampang “Pondok Indah Mall”, “Ciputra Mall”, “Mestika Bank”, dan

lain-lain, sekarang diubah menjadi “Mal Pondok Indah”, “Mal Ciputra”, “Bank Mestika”. Berbagai fenomena dan kenyataan ini akan semakin mendukung ke arah terjadinya suatu pertentangan (paradoks) dan arus tarik-menarik antara globalisasi dan lokalisasi. Persoalan berikutnya adalah mampukah bahasa Indonesia mempertahankan jati dirinya di tengah-tengah arus tarik-menarik itu? Untuk menjawab persoalan ini, marilah kita menengok ke belakang bagaimana bahasa Indonesia yang ketika itu masih disebut bahasa Melayu mampu bertahan dari berbagai pengaruh bahasa lain baik bahasa asing maupun bahasa daerah lainnya di nusantara. Sejauh ini tanpa terasa banyak kosakata yang sebenarnya hasil serapan dari bahasa lain tetapi sudah kita anggap sebagai kosakata bahasa Melayu/Indonesia. Misalnya sebagai berikut. Bahasa Asal dan contoh kata yang diserap:

• Bahasa Sanskerta: agama, bahasa, cerita, cita, guru, harta, pertama, sastra, sorga, warta
•

Bahasa Arab: alam, adil, adat, haram, haji, kitab, perlu, sah, subuh, hisab, madrasah,

musyawarah
• Bahasa Belanda: pipa, baut, kaos, pesta, peluit, setir, brankas, balok, pelopor,

dongkrak, nol, bom, saku
• Bahasa Inggris: kiper, kornel, tim, gol, final, tes, organisasi,

proklamasi, legal, administrasi, stop,
• Bahasa Cina: loteng, kue, kuah, the, cengkeh, cawan,

teko, anglo, toko, tauco
• Bahasa Tamil: keledai, perisai, tirai, peri, cemeti, kedai, modal,

pualam, ragam, gurindam
• Bahasa Portugis: meja, kemeja, gereja, bendera, peluru, almari,

mentega, roda, lentera, armada, paderi
• Bahasa Parsi: bandar, syahbandar, kenduri, kelasi,

anggur, istana, tamasya, takhta, nakhoda, bius
• Bahasa Jawa: gampang, ngawur, ruwet, sumber,

jago, lebaran, bisa, tanpa, sengit, ajeg, tuntas
• Bahasa Sunda Camat, garong, lumayan,melotot,

ompreng, pencoleng, mending, nyeri, anjangsana, tahap
• Bahasa Minangkabau cemooh, ejek,

bak, enau, engkau, semarak, heboh, cetus, ngarai, taut

(18)

pengaruh kosakata asing sudah berlangsung lama dalam sejarah perkembangan bahasa Indonesia. Oleh karena itu, pada era globalisasi ini kekhawatiran yang sangat mendalam terhadap pengaruh masuknya unsur-unsur asing terhadap bahasa Indonesia tidak terlu terjadi.

Yang perlu dicermati adalah penagaruh asing tersebut harus diarahkan ke perkembangan yang positif terhadap bahasa Indonesia. Bahkan, sedapat mungkin kita mencari peluang-peluang dari pengaruh globalisasi ini bagi kamajuan perkembangan bahasa Indonesia.

2. Eksistensi Bahasa Indonesia dalam Era globalisasi

Eksistensi Bahasa Indonesia yang merupakan jati diri bangsa Indonesia pada era globalisasi sekarang ini, perlu dibina dan dimasyarakatkan oleh setiap warga negara Indonesia. Hal ini diperlukan agar bangsa Indonesia tidak terbawa arus oleh pengaruh dan budaya asing yang tidak sesuai dengan bahasa dan budaya bangsa Indonesia. Pengaruh alat komunikasi yang begitu canggih harus dihadapi dengan memertahankan jati diri bangsa Indonesia, termasuk jati diri bahasa Indonesia. Ini semua menyangkut kedisiplinan berbahasa nasional, dengan mematuhi semua kaidah atau aturan pemakaian bahasa Indonesia. Dengan disiplin berbahasa Indonesia akan membantu bangsa Indonesia untuk mempertahankan dirinya dari pengaruh negatif asing atas kepribadiannya sendiri.

Bahasa Indonesia memang memegang peranan penting dalam membangun manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan sumber daya manusia. Karena itu, peningkatan pendidikan bahasa Indonesia di sekolah-sekolah perlu dilakukan melalui peningkatan kemampuan akademik para pengajarnya. Demikian juga halnya dengan Bahasa dan Sastra Indonesia sebagai sarana pengembangan penalaran, karena pembelajaran bahasa Indonesia selain untuk meningkatkan keterampilan berbahasa, juga untuk meningkatkan kemampuan berpikir, bernalar, dan kemampuan memperluas wawasan.

Untuk itu, peningkatan fungsi bahasa Indonesia sebagai sarana keilmuan perlu terus dilakukan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Seirama dengan ini, peningkatan mutu pengajaran bahasa Indonesia di sekolah perlu terus dilakukan. Untuk

menyemarakkan penggunaan bahasa Indonesia dengan baik dan benar, pemerintah telah menempuh politik kebahasaan, dengan menetapkan bulan Oktober sebagai Bulan Bahasa.

(19)

peristiwa tutur sehari-hari, baik dalam ragam lisan maupun tulis, menyelipkan setumpuk istilah asing. Walaupun sudah ada padanannya dalam bahasa Indonesia.

Sayangnya, beberapa kaidah yang telah dikodifikasi dengan susah-payah tampaknya belum banyak mendapatkan perhatian masyarakat luas. Akibatnya bisa ditebak, pemakaian bahasa Indonesia bermutu rendah: kalimatnya rancu dan kacau, kosa-katanya payah, dan secara semantik sulit dipahami maknanya. Anjuran untuk menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar seolah-olah hanya bersifat sloganistis, tanpa tindakan nyata dari penuturnya (Sawali Tuhusetya, 2007).

Melihat persoalan di atas, tidak ada kata lain, kecuali menegaskan kembali pentingnya pemakaian bahasa Indonesia dengan kaidah yang baik dan benar. Hal ini disamping dapat dimulai dari diri sendiri, juga perlu didukung oleh pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah. 3. Menyikapi Bahasa Indonesia

Sebagaimana disebutkan diatas bahwa era globalisasi yang ditandai dengan arus komunikasi yang begitu dahsyat menuntut para pengambil kebijakan di bidang bahasa bekerja lebih keras untuk lebih menyempurnakan dan meningkatkan semua sektor yang berhubungan dengan masalah pembinaan bahasa. Melihat perkembangan bahasa Indonesia di dalam negeri yang cukup pesat, perkembangan di luar negeri pun sangat menggembirakan.

Data terakhir menunjukkan setidaknya 52 negara asing telah membuka program bahasa Indonesia (Indonesian Language Studies). Bahkan, perkembangan ini akan semakin meningkat setelah terbentuk Badan Asosiasi Kelompok Bahasa Indonesia Penutur Asing di Bandung tahun 1999. Walaupun perkembangan bahasa Indonesia semakin pesat di satu sisi, di sisi lain peluang dan tantangan terhadap bahasa Indonesia semakin besar pula.

Arus global tanpa kita sadari memang telah berimbas pada penggunaan dan keberadaan bahasa Indonesia di masyarakat. Penggunaan bahasa di dunia maya dan sosial media, facebook, twitter, SMS misalnya, memberi banyak perubahan bagi struktur bahasa Indonesia yang oleh beberapa pihak disinyalir merusak bahasa itu sendiri. Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional harus disikapi bersama termasuk dalam pengajarannya. Kebenaran berbahasa akan berpengaruh terhadap kebenaran informasi yang disampaikan. Berbagai fenomena yang berdampak buruk pada kebenaran berbahasa yang disesuaikan dengan kaidahnya, dalam hal ini berbahasa

(20)

satunya dengan pembelajaran bahasa Indonesia berbasis ICT (Information, Communication and Technology).

Pemanfaatan ICT sudah menjadi keharusan yang tidak dapat ditunda-tunda lagi. Misalnya dengan memanfaatkan ICT sebagai alat bantu pembelajaran bahasa Indonesia. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk pendidikan dapat dilaksanakan dalam berbagai bentuk sesuai dengan fungsinya dalam pendidikan. Menurut Indrajut (2004), fungsi teknologi informasi dan komunikasi dalam pendidikan dapat dibagi menjadi tujuh fungsi, yakni: 1. sebagai gudang ilmu, 7. sebagai infrastruktur pendidikan.

Dengan demikian globalisasi memang tidak dapat dihindari. Akulturasi bahasa nasional dengan bahasa dunia pun menjadi lebih terasa perannya. Menguasai bahasa dunia dinilai sangat penting agar dapat bertahan di era modern ini. Namun sangat disayangkan jika masyarakat menelan mentah-mentah setiap istilah-istilah asing yang masuk dalam bahasa Indonesia. Ada baiknya jika dipikirkan dulu penggunaannya yang tepat dalam setiap konteks kalimat. Sehingga penyusupan istilah-istilah tersebut tidak terlalu merusak tatanan bahasa nasional.

4. Perlunya Penggunaan Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar

Berbahasa Indonesia yang baik dan benar mempunyai beberapa konsekuensi logis terkait dengan pemakaiannya sesuai dengan situasi dan kondisi. Pada kondisi tertentu, seperti pada situasi formal penggunaan bahasa Indonesia yang benar menjadi prioritas utama. Penggunaan bahasa seperti ini sering menggunakan bahasa baku. Namun, kendala yang harus dihindari dalam pemakaian bahasa baku antara lain disebabkan oleh adanya gejala bahasa seperti interferensi, integrasi, campur kode, alih kode dan bahasa gaul yang tanpa disadari sering digunakan dalam komunikasi resmi. Hal ini mengakibatkan bahasa yang digunakan menjadi tidak baik.

(21)

memungkinkan munculnya gejala bahasa baik interferensi, integrasi, campur kode, alih kode maupun bahasa gaul. Hal ini disebabkan kodrat manusia sebagai makhluk sosial tidak lepas dari adanya interaksi dan komunikasi antar sesamanya. Bahasa sebagai sarana komunikasi

mempunyai fungsi utama bahasa yaitu sebagai media komunikasi untuk menyampaikan pesan atau makna oleh seseorang kepada orang lain. Akhirnya, keterikatan dan keterkaitan bahasa dengan manusia menyebabkan bahasa tidak tetap dan selalu berubah seiring perubahan kegiatan manusia dalam kehidupannya di masyarakat.

Disamping itu, perubahan bahasa dapat juga terjadi bukan hanya berupa pengembangan dan perluasan, melainkan berupa kemunduran sejalan dengan perubahan yang dialami

masyarakat. Berbagai alasan sosial dan politis menyebabkan banyak orang meninggalkan bahasanya, atau tidak lagi menggunakan bahasa. Seperti misalnya, dalam perkembangan masyarakat modern saat ini, masyarakat Indonesia cenderung lebih senang dan merasa lebih intelek untuk menggunakan bahasa asing. Hal ini memberikan dampak terhadap pertumbuhan bahasa Indonesia sebagai jati diri bangsa. Akhirnya, kepopuleran bahasa Inggris menjadikan bahasa Indonesia tergeser pada tingkat pemakaiannya.

Berbagai penyebab pergeseran pemakaian bahasa Indonesia, tidak hanya disebabkan oleh bahasa asing tetapi juga disebabkan oleh adanya interferensi bahasa daerah dan pengaruh bahasa gaul. Dewasa ini bahasa asing lebih sering digunakan daripada bahasa Indonesia hampir di semua sektor kehidupan. Sebagai contoh, masyarakat Indonesia lebih sering menempel ungkapan

“No Smoking” daripada “Dilarang Merokok”, “Stop” untuk “berhenti”, “Exit” untuk “keluar”, “Open House” untuk penerimaan tamu di rumah pada saat lebaran, dan masih banyak contoh lain yang mengidentifikasikan bahwa masyarakat Indonesia lebih menganggap bahasa asing lebih memiliki nilai.

(22)

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Sebagai salah satu warga masyarakat, saya bangga dengan bahasa yang kita milki yaitu bahasa Indonesia, bagi warga Negara Indonesia yang lain juga memang ada rasa kebanggaan tersendiri karena mereka masih bisa berkomunikasi dengan masyarakat Indonesia di seluruh tanah air dari Sabang sampai Merauke hanya dengan menggunakan bahasa Indonesia. Tapi tidak sedikit juga ada beberapa warga yang bangga dengan menggunakan bahasa asing, seperti bahasa Inggris untuk komunikasinya. Untuk itulah mungkin diperlukan sistem pembelajaran yang baru, agar mereka juga merasa nyaman dalam menggunakan Bahasa Indonesia. Mungkin istilah untuk ini dikenal dengan pembelajaran bahasa Indonesia berbasis multikultur menjadi penting untuk diterapkan.

Memang dengan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi dalam era globalisasi ini sangat mempengaruhi keberadaan bahasa Indonesia itu sendiri. Namun demikian, apapun kemajuan teknologi yang ada seharusnya bisa kita manfaatkan dalam memertahankan bahasa Indonesia. Salah satu hal yang dapat kita lakukan adalah dengan pembelajaran bahasa Indonesia berbasis ICT (Information, Communication and Technology).

B. SARAN

Bahasa Indonesia merupakan bahasa Negara kita, sudah sepantasnya kita memiki kebanggaan dan kecintaan terhadap bahasa Indonesia, dengan mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Namun demikian dengan semakin pesatnya pengaruh globalisasi dan perkembangan teknologi di Indonesia sekarang ini. Banyak pengaruh yang ditimbukan oleh globalisasi dan perkembangan teknologi baik positif maupun negatip. Untuk itu diperlukan peran serta seluruh elemen bangsa Indonesia untuk menekan dampak negatip dari perkembangan teknologi dan globalisasi, terutama media massa baik cetak maupun elektronik.

(23)

DAFTAR PUSTAKA

Badudu, J.S. 1992. Cakrawala Bahasa Indonesia II. Jakarta: PT Gramedia. Pustaka Utama.

Nurhayati, Rokhmah. (2013, 28 September). Pengaruh Globalisasi Terhadap Eksistensi Bahasa Indonesia. [Online]. Tersedia : http://sosbud. kompasiana.com/2012/09/25/ pengaruh-globalisasi-terhadap-eksistensi-bahasa-indonesia-496325.html [3 Januari 2013].

Angsar, Aunur. (2013, 30 Mei). Bahasa Indonesia Dan Perkembangannya Di Era Globalisasi

[Online]. Tersedia : http://aunurangsar.blogspot.com/2013/05/bahasa-indonesia-dan-perkembangannya-di.html [4 Januari 2013].

(24)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama saya Hartia Maulida sering dipanggil Tia. Saya beragama islam dan berjenis kelamin perempuan. Dan hobi membaca buku. Saya terlahir dari pasangan H. Muh. Tahang dan Hj. Harniati yang lahir di Kec. Camba Kab. Maros pada tanggal 1 Juli 1998 saya anak ke tiga dari empat bersaudara. Kakak pertama saya perempuan bernama Hermawati, kakak kedua saya perempuan bernama Herawati, dan adik laki-laki bernama Rahmat Hidayat. Ayah saya bekerja sebagai petani dan ibu saya seorang ibu rumah tangga

Saya mulai masuk taman kanak-kanak pada umur 4 tahun, kemudian masuk SD pada umur 6 tahun, setelah lulus dari SD saya melanjutkan ke SMP pada tahun 2013 saya melanjutkan sekolah ke SMA, pada tahun saya lulus dari SMA dan melanutkan ke perguruan tinggi dan berhasil menjadi salah satu mahasiswa di Universitas Muhammadiyah Makassar fakultas keguruan dan ilmu pendidikan urusan pendidikan bahasa dan sastra Indonesia.

Referensi

Dokumen terkait

Optimasi yang akan dilakukan adalah optimasi jenis dan komposisi fase gerak yang akan digunakan dalam sistem KLT- densitometri supaya dapat dihasilkan pemisahan yang baik

Untuk mengatasi tantangan pertama dan kedua, yakni kesenjangan antar-wilayah dan kemiskinan, Indonesia telah menetapkan PP No 26/2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah

Berdasarkan gambar 1 terlihat bahwa PDB perkapita Indonesia selama periode penelitian mulai tahun 1993 sampai tahun 2014 mengalami fluktuasi atau naik turun

Sedangkan penyelesaian Sengketa Internasional yang dijalankan oleh PPB berkaitan dengan tujuan PBB seperti yang diamatkan dalam Pasal 1 Piagam PBB, adalah untuk menciptakan

Oleh karena itu sebagai manusia yang hidup pada era ini, kita juga harus mengetahui pengertian, dan dampak globalisasi itu sendiri, baik terhadap masyarakat luas

Pada penelitian ini Menggunakan 40 ekor tikus sebagai objek penelitian, kemudian memberi makan tikus menggunakan makanan yang berkolesterol dalam beberapa

conducing a research with the title The Correlation between Students ’ Mastery of Past Tense and Writing Past Recount Text at SMA N 1 Kotawaringin Lama.. The

Pendekatan keamanan dalam pemikiran Aberystwyth/Wales School merupakan hasil dari pergeseran fokus keamanan yang menghadirkan manusia sebagai obyek referen keamanan