• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Pengaruh Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada Keude Kupie Ulee Kareng Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Pengaruh Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada Keude Kupie Ulee Kareng Medan"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis

2.1.1 Pengertian Usaha Kecil

Usaha kecil menurut surat edaran Bank Indonesia No. 26/1/UKK tanggal 29 Mei 1993 perihal kredit Usaha Kecil (KUK) adalah usaha yang memiliki total aset maksimum Rp. 600 juta (enam ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan rumah yang ditempati. Pengertian usaha kecil ini meliputi usaha perseorangan, badan usaha swasta dan koperasi, sepanjang aset yang dimiliki tidak melebihi nilai Rp. 600 juta.

Menurut UU No. 9/1995 tentang Usaha Kecil yang dimaksud dengan usaha kecil adalah kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dalam memenuhi kriteria kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan seperti kepemilikan sebagaimana diatur dalam undang-undang ini. Sedangkan menurut Anoraga (2002:45) usaha kecil meliputi usaha kecil informal dan usaha kecil tradisional.

Adapun usaha kecil informal adalah berbagai usaha yang belum terdaftar, belum tercatat, dan belum berbadan hukum, antara lain petani penggarap, industri rumah tangga, pedagang asongan, pedagang keliling, pedagang kaki lima, dan pemulung. Sedangkan usaha kecil tradisional adalah usaha yang menggunakan alat produksi sederhana yang telah digunakan secara turun temurun, dan berkaitan dengan seni dan budaya.

(2)

Statistik (BPS) UKM adalah usaha skala kecil yang menggunakan kurang dari 5 (lima) orang karyawan atau usaha menengah yang menyerap tenaga kerja antara 5 (lima) hingga 19 (sembilan belas) orang.

2.1.2 Pengertian Lingkungan Kerja

Menurut Nitisemito (2002:109) lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada di sekitar para pekerja dan yang dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya. Sedangkan menurut Sedarmayati (2009:21) lingkungan kerja adalah keseluruhan alat perkakas dan bahan yang dihadapi, lingkungan sekitarnya yang seseorang bekerja, metode kerjanya, serta pengaturan kerjanya baik sebagai perseorangan maupun sebagai kelompok.

Lingkungan kerja yang kondusif memberikan rasa aman dan memungkinkan karyawan untuk dapat bekerja optimal. Lingkungan kerja itu mencakup hubungan kerja antara bawahan dan atasan serta lingkungan fisik tempat karyawan bekerja.

2.1.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Lingkungan Kerja

Menurut Sedarmayanti (2009:26) menyatakan bahwa terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi terbentuknya kondisi lingkungan kerja dikaitkan dengan kinerja karyawan, yaitu :

(3)

Lingkungan kerja fisik ini meliputi : a. Penerangan/ cahaya di tempat kerja

Cahaya atau penerangan sangat besar manfaatnya bagi karyawan guna mendapatkan keselamatan dan kelancaran kerja, oleh sebab itu diperlukan cahaya yang terang tapi tidak menyilaukan. Cahaya yang kurang jelas mengakibatkan penglihatan kurang jelas sehingga pekerjaan menjadi lambat dan kurang efisien dalam melaksanakan pekerjaan.

b. Temperatur di tempat kerja

Menurut hasil penelitian, untuk berbagai tingkat temperatur memberi pengaruh yang berbeda. Keadaan tersebut tidak mutlak berlaku bagi setiap karyawan karena kemampuan beradaptasi tiap karyawan berbeda, tergantung di daerah bagaimana karyawan dapat hidup.

c. Kelembaban di tempat kerja

Kelembaban ini berhubungan dengan temperatur udara, dan secara bersama-sama antara temperatur, kelembaban, kecepatan udara bergerak dan radiasi panas dari udara tersebut akan mempengaruhi keadaan tubuh manusia pada saat menerima atau melepaskan panas dari tubuhnya.

d. Sirkulasi udara di tempat kerja

(4)

apabila udara kotor akan mempengaruhi kesehatan tubuh dan akan mempercepat proses kelelahan

e. Kebisingan di tempat kerja

Suara bising mengganggu ketenangan bekerja, merusak pendengaran, dan menimbulkan kesalahan komunikasi. Karena pekerjaan membutuhkan konsentrasi, maka suara bising hendaknya dihindarkan agar pelaksanaan pekerjaan dapat dilakukan dengan efisien sehingga produktivitas kerja meningkat.

f. Bau tidak sedap di tempat kerja

Adanya bau-bauan disekitar tempat kerja dapat dianggap sebagai pencemaran, karena dapat menganggu konsentrasi bekerja.

g. Tata warna di tempat kerja

Sifat dan pengaruh warna kadang-kadang menimbulkan rasa senang, sedih dan lain-lain, karena dalam sifat warna dapat merangsang perasaan manusia.

h. Dekorasi di tempat kerja

(5)

i. Musik di tempat kerja

Menurut para pakar musik harus disesuaikan dengan suasana, waktu, dan tempat dapat membangkitkan dan merangsang karyawan untuk bekerja. Musik yang tidak sesuai yang didengarkan ditempat kerja akan mengganggu konsentrasi kerja. j. Keamanan di tempat kerja

Guna menjaga tempat dan kondisi lingkungan kerja tetap dalam keadaan aman maka perlu diperhatikan adanya keamanan dalam bekerja. Salah satu upaya menjaga keamanan ditempat kerja, dapat memanfaatkan Satuan Petugas Pengamanan (SATPAM). 2. Lingkungan kerja non fisik adalah semua keadaan yang terjadi

yang berkaitan dengan hubungan kerja, baik hubungan dengan atasan maupun hubungan sesama rekan kerja, ataupun hubungan dengan bawahan. Lingkungan kerja non fisik meliputi :

a. Perasaan aman

Perasaan aman dari diri karyawan dalam menjalankan pekerjaannya seperti rasa aman dari bahaya yang mungkin timbul pada saat menjalankan pekerjaannya, merasa aman dari pemutusan hubungan kerja yang sewenang-wenang.

b. Perasaan puas

(6)

2.1.4 Pengertian Kinerja Karyawan

Menurut Rivai (2005: 309) bahwa kinerja merupakan perilaku nyata yang ditampilkan setiap orang sebagai prestasi kerja yang dihasilkan oleh karyawan sesuai denganperanannya dalam perusahaan. Sedangkan menurut Sedarmayanti (2007 : 260) kinerja merupakan hasil kerja seseorang pekerja, sebuah proses manajemen atau suatu organisasi secara keseluruhan yang hasil kerja tersebut harus dapat ditunjukkan buktinya secara konkrit dan dapat diukur (dibandingkan dengan standar yang telah ditentukan). Secara umum kinerja karyawan adalah hasil kerja yang dihasilkan oleh karyawan atau perilaku nyata yang ditampilkan dari sejumlah upaya yang dilakukannya pada pekerjaannya sesuai dengan perannya dalam organisasi.

Menurut Davis (dalam Anwar, 2005 :13) menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan yaitu :

1. Faktor kemampuan secara psikologis, yang terdiri atas kemampuan potensi (IQ) dan kemampuan realitas yang memadai untuk jabatannya dan terampil dalam mengerjakan pekerjaan sehari-hari sehingga akan lebih mudah mencapai kinerja yang maksimal. 2. Faktor motivasi yang berkaitan dengan situasi kerja di lingkungan

kerja yang mencakup hubungan kerja, fasilitas kerja, iklim kerja, kebijakan pimpinan, pola kepemimpinan kerja dan kondisi kerja. 2.2 Penelitian Terdahulu

(7)

Kasus Pada Sup Kambing Khasmir Ringroad Medan)”. Tujuan penelitian ini

adalah untuk mengetahui sejauh mana pengaruh karakteristik individu terhadap keberhasilan usaha baru Sup Kambing Khasmir, pengaruh lingkungan kerja terhadap keberhasilan usaha baru Sup Kambing Khasmir dan mengetahui pengaruh bersama karakteristik individu dan lingkungan kerja terhadap keberhasilan usaha baru Sup Kambing Khasmir.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa karakteristik individu dan lingkungan kerja berpengaruh positif terhadap keberhasilan usaha baru Sup Kambing Khasmir. Penelitian ini menunjukkan bahwa variabel lingkungan kerja merupakan faktor yang berpengaruh dominan terhadap keberhasilan usaha baru.

Iskandar (2010) melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Motivasi Kerja dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan pada PT.Kawasan

Industri Medan (Persero)”. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat

disimpulkan ada pengaruh motivasi kerja dan lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan pada PT. Kawasan Industri Medan.

Dari hasil analisis menunjukkan bahwa motivasi kerja yang tinggi dan lingkungan kerja yang baik secara bersama-sama dapat meningkatkan kinerja karyawan. Dengan adanya minat dan sikap positif yang lebih tinggi akan berpengaruh terhadap peningkatan kinerja karyawan.

2.3 Kerangka Konseptual

(8)

karyawan. Menurut Sedarmayanti (2009:21) lingkungan kerja adalah keseluruhan alat perkakas dan bahan yang dihadapi, lingkungan sekitarnya yang ada seseorang bekerja, metode kerjanya, serta pengaturan kerjanya baik sebagai perseorangan maupun sebagai kelompok.

Lingkungan kerja terbagi atas dua yaitu lingkungan kerja fisik dan lingkungan kerja non fisik. Lingkungan kerja fisik yang dimaksudkan seperti fasilitas kerja yang diberikan kepada karyawan dan suasana kerja yang nyaman.

Karyawan diberikan fasilitas seperti alat-alat kerja sesuai dengan posisi atau penempatan karyawan, dan suasana ruang kerja yang nyaman. Karyawan diberikan ruang gerak yang cukup dan nyaman dari gangguan di sekitar ruang kerja sehingga karyawan merasa betah untuk bekerja.

Lingkungan kerja non fisik adalah semua keadaan yang terjadi yang berkaitan dengan hubungan kerja, baik hubungan dengan atasan maupun hubungan sesama rekan kerja, ataupun hubungan dengan bawahan. Dalam lingkungan kerja non fisik ada beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja yaitu perasaan aman dan perasaan puas.

(9)

Kerangka konseptual dapat digambarkan sebagai berikut :

Sumber : Sedarmayanti (2009)

Gambar 2.1. Kerangka Konseptual Penelitian 2.4 Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Berdasarkan perumusan masalah di atas, merumuskan hipotesis sebagai berikut : Lingkungan kerja berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan di Keude Kupie Ulee Kareng Medan.

Lingkungan Kerja Fisik (X1)

Lingkungan Kerja NonFisik (X2)

Kinerja Karyawan

Gambar

Gambar 2.1. Kerangka Konseptual Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Ruang Lingkup Penelitian Penelitian dilakukan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI dengan fokus penelitian untuk menganalisis pengaruh strategi

Selanjutnya untuk memberikan gambaran arah dan sasaran yang jelas serta sebagaimana pedoman dan tolok ukur kinerja Pengadilan Negeri Yogyakarta Kelas IA diselaraskan dengan

49 Mohd Farid Mohd Zainal (Eksekutif Sektor Penerangan Korporat, Lembaga Zakat Selangor), dalam temu bual dengan penulis, 12 September 2012; Azhari Ahmad

Sebagai tindak lanjut dari kegiatan tersebut, bersama ini kami sampaikan pengumuman nama-nama guru peserta yang dinyatakan: (a) LULUS, dan (b) TIDAK LULUS.. Nama-nama yang dimaksud

Misalnya, dengan menggunakan data pada halaman 22 dapat dibuat tabel silang dua arah yang menunjukkan komposisi responden berdasarkan jenis kelamin dan

Proses adsorpsi dapat terjadi akibat tumbukan antara partikel-partikel tersuspensi dengan butiran pasir dalam saringan dan dengan bahan pelapis seperti gelatin yang lekat,

Dalam menikmati hidup (Parmanganon), dalam melihat alam sekitar (Pamerengon), penempatan diri sesuai dengan keberadaan dan kemampuan (Parhundulon), memelihara tata krama

Berdasarkan Gambar 5, diketahui bahwa pada daun chaya, proses perebusan menyebabkan penurunan kadar abu (termasuk di dalamnya semua mineral); kadar protein; dan