• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Terapi Hijamah Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi Di Rumah Sehat Wahida Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Terapi Hijamah Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi Di Rumah Sehat Wahida Medan"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

1.1. Latar Belakang

Hipertensi merupakan penyakit kronis serius yang dapat merusak organ

tubuh. Hipertensi merupakan akibat dari pola hidup yang salah dan beban fikiran

yang semakin meningkat. Hipertensi tidak lagi diderita kaum lanjut usia, namun

juga telah diderita usia dewasa bahkan usia remaja.

Menurut WHO (2001) dalam Hamzah (2012), penyakit tidak menular

khususnnya hipertensi telah menyumbang 3 juta kematian. Pada tahun 2005

dimana 60% kematian diantaranya terjadi pada penduduk berumur di bawah 70

tahun. Penyakit tidak menular yang cukup banyak mempengaruhi angka kesakitan

dan angka kematian dunia adalah penyakit kardiovaskuler seperti hipertensi. Pada

tahun 2005, kematian yang disebabkan oleh tekanan darah tinggi sebesar 28% dari

seluruh kematian yang terjadi di kawasan Asia Tenggara.

Di Indonesia, dalam rentang 2005-2010 terjadi kenaikan prevalensi

hipertensi dari 8,3% menjadi 21%. Pada tahun 2015 prevalensi hipertensi sebesar

37%. Diperkirakan pada tahun 2025 terjadi 80% kenaikan kasus hipertensi

terutama di negara berkembang. Dari 639 juta kasus di tahun 2000, diperkirakan

akan menjadi 1,15 milyar kasus di tahun 2025, di perkirakan menjadi 42% (Dewi,

2013).

Menurut BPJS Kesehatan (2014), di Indonesia kasus hipertensi tahun 2014

(2)

Teknologi pengobatan semenjak dahulu berubah berjalan seiring dengan

perkembangan peradaban kehidupan manusia. Manusia akrab dengan berbagai

penyakit ringan maupun berat. Keinginan untuk terhindar dari berbagai penyakit

itulah yang mendorong manusia berupaya dalam mencari berbagai metode

pengobatan. Mulai dari pengobatan konvensional yang menggunakan obat-obat

kimia hingga operasi atau pembedahan serta yang sifatnya alternatif seperti

akupresure dan akupuntur. Untuk pengobatan hipertensi khususnya untuk

menurunkan tekanan darah secara komvensional obat yang digunakan adalah jenis

obat anti hipertensi seperti deuretik, β-bloker, calcium antagonis, ACE Inhibitor.

Sedangkan salah satu trend pengobatan alternatif kontemporer yang sedang

berkembang di Indonesia adalah hijamah. Di Indonesia, terapi ini juga dikenal

dengan beberapa nama seperti canduk, canthuk, kop. Dalam bahasa Inggris

hijamah disebut cupping sedangkan dalam bahasa Mandarin disebut pa hou kuan.

Istilah medis yang digunakan untuk hijamah adalah Oxidant Release Therapy atau

Oxidant Drainage Therapy atau istilah yang lebih popular adalah detoksifikasi

(Arifianto, 2013)

ODT (Oxidant Drainage Therapy) yaitu terapi mengeluarkan oksidan

dengan penggoresan atau insisi pada permukaan kulit epidermis dengan pisau

bedah (surgical blades/bisturi) sedalam ± 0,04 mm sampai dengan 0,09 mm untuk

mengambil timbunan racun-racun (oksidan) yang terletak di dalam dermal

papilla/perifer. Dalam penyembuhan penderita penyakit tekanan darah tinggi

dengan menggunakan ODT dikarenakan adanya timbunan oksidan di daerah

(3)

terganggu dan berkurang sehingga berakibat tekanan darah terganggu atau

meningkat. Dengan dikeluarkan oksidan yang menekan di daerah tengkuk dan

membuat sempit pembuluh darah, spontan keluhan pusing dan pundak yang kaku

akan hilang (Susiyanto, 2013).

Prinsip dari hijamah itu sendiri berupa perangsangan pada titik saraf tubuh

seperti halnya pengobatan akupuntur. Tetapi dalam akupuntur yang dihasilkan

hanyalah perangsangan, sedangkan hijamah selain dirangsang juga terjadi

pergerakan aliran darah (Arifianto, 2013).

Amani (2004) dalam Arifianto (2013), mengatakan mekanisme kerja terapi

bekam terjadi di bawah kulit dan otot yang terdapat banyak titik saraf. Titik-titik

ini saling berhubungan antara organ tubuh satu dengan lainnya sehigga hijamah

dilakukan tidak selalu pada bagian tubuh yang sakit namun pada titik simpul saraf

terkait. Hijamah juga menjadikan mikrosirkulasi pembuluh darah sehingga timbul

efek relaksasi pada otot sehingga dapat menurunkan tekanan darah.

Selain itu, Arifianto (2013) mengatakan bahwa hijamah merupakan operasi

sederhana yang dapat mengobati penyakit-penyakit kronis yang tidak sanggup lagi

ditangani oleh ahli medis.

Mustika (2012) dalam penelitiannya, menunjukkan bahwa terapi hijamah

dapat menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi. Dimana hasil dari

pengukuran tekanan darah siastolik dan diastolic pasien hipertensi sebelum dan

setelah terapi hijamah dengan nilai p 0,000 (sistolik) dan 0,003 (diastolik).

Berdasarkan data dari Medical Record Rumah Sehat Wahida Medan maka

(4)

rata-rata dalam satu tahun adalah 16 kasus baru yang datang ke Rumah Sehat

Wahida Medan. Pada tahun 2014 menunjukkan adanya kecenderungan

meningkat. Terlihat dalam rentang trimester pertama (Januari – April) sudah ada

14 penderita hipertensi.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas maka masalah dalam penelitian ini dapat

dirumuskan sebagai berikut: ”apakah ada pengaruh terapi hijamah terhadap

tekanan darah pada penderita tekanan darah tinggi di Rumah Sehat Wahida

Medan”.

1.3. Hipotesis

1.3.1.Hipotesis Nol (Ho)

Tidak ada pengaruh terapi hijamah terhadap tekanan darah pada penderita

tekanan darah tinggi.

1.3.2. Hipotesis Alternatif (Ha)

Ada pengaruh terapi hijamah terhadap tekanan darah pada penderita

tekanan darah tinggi.

1.4. Tujuan Penelitian

1.4.1.Tujuan Umum

Untuk mengetahui apakah ada pengaruh terapi hijamah terhadap tekanan

darah pada penderita tekanan darah tinggi di Rumah Sehat Wahida Medan.

1.4.2.Tujuan Khusus

1.4.2.1.Untuk mengidentifikasi karakteristik responden berdasarkan usia, jenis

(5)

1.4.2.2.Untuk mengidentifikasi nilai rata-rata, standar deviasi, minimum dan

maximum tekanan darah responden sebelum dan sesudah dilakukan terapi

hijamah.

1.4.2.3.Untuk mengidentifikasi ada tidaknya penurunan nilai rata-rata tekanan

darah responden sesudah dilakukan terapi hijamah.

1.5. Manfaat Penelitian

1.5.1.Pendidikan Keperawatan

Sebagai bahan referensi tambahan tentang terapi hijamah dalam

menurunkan tekanan darah.

1.5.2.Pelayanan Keperawatan

Sebagai umpan balik dalam meningkatkan pelayanan terhadap penderita

hipertensi khususnya yang menggunakan terapi hijamah.

Sebagai tambahan intervensi untuk menurunkan tekanan darah penderita.

1.5.3.Penelitian Keperawatan

Dapat digunakan sebagai informasi awal untuk pengembangan penelitian

selanjutnya yang berkaitan dengan pengaruh terapi hijamah terhadap

Referensi

Dokumen terkait

Diagnosa keduaa : yaitu gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan luka post SC, evaluasi dilakukan pada tanggal 1 Mei 2014 pukul 07.25 WIB, data subyektif

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir dengan

Dengan kembali menilik sejarah pertumbuhan kelompok Iba>d} iyyah, sebagaimana sudah disinggung di muka, bahwa Abu> Bila>l Mirda>s sebagai pelopor dan

Data univariat dilakukan untuk mendapatkan gambaran pada masing- masing variabel yang diteliti berupa distribusi frekuensi yaitu kepatuhan ibu sebelum diberi penyuluhan anemia baik

Dalam jaringan hewan, lemak terutama tersusun dalam jaringan adipose, sedangkan otot, jaringan syaraf dan kelenjar mengandung lemak dalam jumlah relatif kecil dan lebih

Peraturan Pem erintah Nom or 24 Tahun 2004 tentang Kedudukan Protokoler dan Keuangan Pim pinan dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (Lem baran Negara Republik Indonesia Tahun

The combination of traditional forewarning treatment and high-controlling attack message, and reactance-enhanced forewarning treatment and low-controlling attack message, should

Perkembangan motorik kasar merupakan perkembangan dari kegiatan – kegiatan seperti menjangkau, merenggut, menggenggam, merangkak dan berjalan.berpindah. Pada usia 3 tahun