• Tidak ada hasil yang ditemukan

S MAT 1206652 Chapter3

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "S MAT 1206652 Chapter3"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

25

Yuyun Desfrita Azura, 2016

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYUSUN D AN MENGUJI KONJEKTUR MATEMATIS D AN SELF-CONFID ENCE SISWA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan studi kuasi eksperimen. Menurut Ruseffendi (2005) pada penelitian kuasi eksperimen subjek (siswa) tidak dikelompokkan secara acak, tetapi peneliti menerima keadaan subjek apa adanya. Pemilihan sampel secara tidak acak dilakukan dengan pertimbangan bahwa kelas telah terbentuk sebelumnya sehingga tidak dilakukan pengelompokan secara acak, karena pembentukan kelas baru akan menyebabkan kekacauan jadwal pelajaran yang telah ada di sekolah.

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain kelompok kontrol non-ekuivalen (the nonequivalent control group design), dimana pada desain penelitian ini melibatkan dua kelompok yang tidak dipilih secara acak. Kelompok pertama memperoleh perlakuan yaitu pembelajaran berbasis masalah sedangkan kelompok lainnya memperoleh pembelajaran konvensional. Masing-masing kelompok diberi tes sebanyak dua kali, yaitu sebelum perlakuan (pretes) dan sesudah perlakuan (posttes). Kemudian dilihat perbedaan peningkatan kemampuan menyusun dan menguji konjektur matematis dan Self-Confidence siswa antara kedua kelompok. Dengan demikian maka desain penelitiannya (Ruseffendi, 2005) adalah sebagai berikut:

O X O O O

Keterangan:

O :pretes atau posttes

X :perlakuan berupa pembelajaran dengan menggunakan

(2)

Yuyun Desfrita Azura, 2016

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYUSUN D AN MENGUJI KONJEKTUR MATEMATIS D AN SELF-CONFID ENCE SISWA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian

Pengambilan data dalam penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Sungai Apit, Kabupaten Siak, Riau. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII di SMP Negeri 1 Sungai Apit sebanyak 157 siswa yang terbagi ke dalam 5 kelas. Pertimbangan yang diambil yaitu pola pikir siswa sudah masuk pada tahap operasi formal. Sedangkan sampel dari penelitian ini adalah siswa kelas tujuh SMP yang didasarkan pada pertimbangan pengambilan subjek dalam penelitian ini sesuai dengan Lasmanawati (2011) yang menyebutkan bahwa siswa SMP merupakan siswa yang sudah dapat menyesuaikan diri dengan kondisi di lingkungan sekolahnya, dan telah memiliki dasar matematika yang relatif sama. Siswa SMP berusia sekitar 13-15 tahun, dan dalam rentang usia tersebut siswa sudah dianggap matang untuk menerima pembaharuan dalam penggunaan model maupun pendekatan pembelajaran.

Dari beberapa kelas tujuh yang ada di sekolah tersebut yang setiap kelompok kelasnya memiliki karakteristik yang sama, dipilih dua kelas untuk dijadikan sampel penelitian. Satu kelas digunakan sebagai kelas eksperimen dan satu kelas lagi digunakan sebagai kelas kontrol. Dalam penelitian ini kelas VII-1 sebagai kelas Ekserimen dan kelas VII-2 sebagai kelas kontrol.

3.3 Variabel Penelitian

Menurut Sugiyono (2010) jika dilihat berdasarkan hubungan antar satu variabel dengan variabel yang lain, maka jenis-jenis variabel dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu variabel bebas (independent variable) dan variabel terikat (dependent variable).

A. Variabel Bebas

(3)

Yuyun Desfrita Azura, 2016

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYUSUN D AN MENGUJI KONJEKTUR MATEMATIS D AN SELF-CONFID ENCE SISWA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

B. Variabel Terikat

Sugiyono (2008) berpendapat bahwa variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat dari variabel bebas. Berdasarkan pengertian tersebut, maka yang menjadi variabel terikat dalam penelitian ini adalah kemampuan menyusun dan menguji konjektur matematis dan Self-Confidence siswa.

3.4 Pengembangan Perangkat Pembelajaran dan Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini, perangkat pembelajaran yang akan dikembangkan berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) sedangkan instrumen penelitian berupa instrumen tes dan non tes.

A. Perangkat Pembelajaran

1) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) merupakan rencana pembelajaran yang dikembangkan secara rinci mengacu pada silabus, buku teks pelajaran, dan buku panduan guru. RPP mencakup: identitas sekolah/madrasah, mata pelajaran, dan kelas/semester; alokasi waktu; SK, KD, indikator pencapaian kompetensi; tujuan pembelajaran; materi pembelajaran; strategi pembelajaran; kegiatan pembelajaran; penilaian; dan media/alat, bahan, dan sumber belajar. Dalam penelitian ini, RPP untuk kelas kontrol disesuaikan dengan langkah-langkah pembelajaran konvensional. Sedangkan RPP untuk kelas eksperimen disesuaikan dengan langkah-langkah pembelajaran berbasis masalah.

2) Lembar Kerja Kelompok (LKK)

(4)

Yuyun Desfrita Azura, 2016

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYUSUN D AN MENGUJI KONJEKTUR MATEMATIS D AN SELF-CONFID ENCE SISWA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

diselesaikan siswa. Petunjuk ini menuntun siswa untuk menyelesaikan permasalahan dan mengarahkan pada konsep matematika.

B. Instrumen Penelitian

Instrumen tes adalah suatu alat pengumpulan data untuk mengevaluasi kemampuan kognitif, afektif, dan psikmotor siswa. Instrumen tes yang digunakan berupa tes kemampuan menyusun dan menguji konjektur matematis. Dalam penelitian ini akan dilaksanakan dua kali tes, yaitu pretes untuk mengetahui kemampuan awal siswa dalam memahami konsep suatu materi matematika yang dipelajarinya sebelum mendapatkan perlakuan dan posttes untuk mengetahui sejauh mana variabel bebas berpengaruh terhadap peningkatan kemampuan menyusun dan menguji konjektur matematis dan Self-Confidence siswa setelah mendapatkan perlakuan.

Jenis tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes tertulis dengan bentuk uraian. Tes uraian dipilih karena dengan tes uraian akan terlihat sejauh mana siswa dapat mencapai setiap indikator kemampuan menyusun dan menguji konjektur matematis. Menurut Suherman (2003) penyajian soal tipe subjektif dalam bentuk uraian ini mempunyai beberapa kelebihan, yaitu: 1) pembuatan soal bentuk uraian relatif lebih mudah dan bisa dibuat dalam kurun waktu yang tidak terlalu lama; 2) hasil evaluasi lebih dapat mencerminkan kemampuan siswa sebenarnya; dan 3) proses pengerjaan tes akan menimbulkan kreativitas dan aktivitas positif siswa, karena tes tersebut menuntut siswa agar berpikir secara sistematik, menyampaikan pendapat dan argumentasi, mengaitkan fakta-fakta yang relevan.

(5)

Yuyun Desfrita Azura, 2016

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYUSUN D AN MENGUJI KONJEKTUR MATEMATIS D AN SELF-CONFID ENCE SISWA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

tersebut. Pengujian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui validitas, reliabilitas, daya pembeda, dan indeks kesukaran dari tiap soal pada instrumen tersebut. Kriteria perhitungannya adalah sebagai berikut:

1) Validitas

Suatu alat evaluasi dapat dikatakan valid apabila alat tersebut mampu mengevaluasi apa yang seharusnya dievaluasi. Pada penelitian ini digunakan korelasi produk moment memakai angka kasar (raw score) dalam menentukan koefisien validitas soal. Untuk validitas soal, dilakukan pengujian validitas tiap butir dan validitas banding. Dalam penelitian ini untuk mengetahui validitas instrumen dengan menggunakan rumus korelasi Product Moment Pearson (dalam Suherman, 2003) sebagai berikut:

∑ ∑ ∑

√ ∑ ∑ ∑ ∑

Keterangan:

menyatakan koefisien korelasi antara variabel X dengan variabel Y, menyatakan skor testi pada tiap butir soal,

menyatakan skor total tiap testi, menyatakan banyak testi.

Kriteria koefisien validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah interpretasi kriteria koefisien validitas menurut Gulford yang diadaptasi oleh Suherman (2003) sebagai berikut:

Tabel 3.1

Kriteria Koefisien Validitas

Koefisien Validitas ( ) Keterangan

(6)

Yuyun Desfrita Azura, 2016

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYUSUN D AN MENGUJI KONJEKTUR MATEMATIS D AN SELF-CONFID ENCE SISWA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu 0,70 < 0,90 Validitas tinggi 0,40 < 0,70 Validitas sedang 0,20 < 0,40 Validitas rendah 0,00 < 0,20 Validitas sangat rendah

< 0,00 Tidak valid

Hasil pengujian validitas instrumen tes kemampuan menyusun konjektur matematis yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.2.

Tabel 3.2

Data Hasil Uji Validitas Kemampuan Menyusun Konjektur Matematis

No Soal Koefisien (rxy) Kategori Kriteria

1 0,747 Tinggi Valid

2 0,768 Tinggi Valid

3 0,745 Tinggi Valid

4 0,743 Tinggi Valid

5 0,645 Sedang Valid

(7)

Yuyun Desfrita Azura, 2016

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYUSUN D AN MENGUJI KONJEKTUR MATEMATIS D AN SELF-CONFID ENCE SISWA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

kriteria valid. Koefisien validitas kemampuan menyusun konjektur matematis untuk butir soal nomor 5 sebesar 0,645 termasuk pada kategori sedang dengan kriteria valid.

Hasil pengujian validitas instrumen tes kemampuan menguji konjektur matematis yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.3.

Tabel 3.3

Data Hasil Uji Validitas Kemampuan Menguji Konjektur Matematis

No Soal Koefisien (rxy) Kategori Kriteria

1 0,705 Tinggi Valid

2 0,780 Tinggi Valid

3 0,803 Tinggi Valid

4 0,914 Sangat Tinggi Valid

5 0,900 Tinggi Valid

Berdasarkan data dari Tabel 3.3 diperoleh informasi bahwa hasil uji validitas kemampuan menguji konjektur matematis untuk butir soal nomor 1 dengan koefisien validitas sebesar 0,705 termasuk pada kategori tinggi dengan kriteria valid. Koefisien validitas kemampuan menguji konjektur matematis untuk butir soal nomor 2 sebesar 0,780 termasuk pada kategori tinggi dengan kriteria valid. Koefisien validitas kemampuan menguji konjektur matematis untuk butir soal nomor 3 sebesar 0,803 termasuk pada kategori tinggi dengan kriteria valid. Koefisien validitas kemampuan menyusun konjektur matematis untuk butir soal nomor 4 sebesar 0,914 termasuk pada kategori sangat tinggi dengan kriteria valid. Koefisien validitas kemampuan menyusun konjektur matematis untuk butir soal nomor 5 sebesar 0,900 termasuk pada kategori tinggi dengan kriteria valid.

(8)

Yuyun Desfrita Azura, 2016

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYUSUN D AN MENGUJI KONJEKTUR MATEMATIS D AN SELF-CONFID ENCE SISWA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

Reliabilitas suatu alat ukur atau alat evaluasi dimaksudkan sebagai suatu alat yang memberikan hasil yang tetap sama (konsisten/ajeg). Hasil pengukuran itu harus tetap sama (relatif sama) jika pengukurannya diberikan pada subjek yang sama meskipun dilakukan oleh orang yang berbeda, waktu yang berbeda, dan tempat yang berbeda pula (Suherman, 2003). Alat ukur yang reliabel adalah alat ukur yang reliabilitasnya tinggi.

Teknik yang digunakan dalam menentukan koefisien realibilitas bentuk uraian adalah dengan menggunakan formula Alpa-Cronbach’s (dalam Suherman, 2003) yaitu:

Keterangan:

menyatakan koefisien reliabilitas, menyatakan banyak butir soal (item),

∑ menyatakan jumlah varians skor setiap item, menyatakan varians skor total.

Sedangkan untuk menghitung varians (Suherman, 2003) digunakan rumus:

∑ ∑

∑ menyatakan jumlah kuadrat skor tiap item

∑ menyatakan jumlah skor tiap item dikuadratkan

menyatakan jumlah responden

Kriteria koefisien reliabilitas alat evaluasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah interpretasi kriteria koefisien reliabilitas menurut Guilford (dalam Suherman, 2003) sebagai berikut:

(9)

Yuyun Desfrita Azura, 2016

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYUSUN D AN MENGUJI KONJEKTUR MATEMATIS D AN SELF-CONFID ENCE SISWA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

Kriteria Koefisien Reliabilitas

Koefisien Reliabilitas ( ) Keterangan

0,90 1,00 Derajat Reliabilitas sangat tinggi 0,70 < 0,90 Derajat Reliabilitas tinggi 0,40 < 0,70 Derajat Reliabilitas sedang 0,20 0,40 Derajat Reliabilitas rendah

< 0,20 Derajat Reliabilitas sangat rendah

Adapun koefisien reliabilitas kemampuan menyusun konjektur matematis yang diperoleh melalui hasil uji Anates secara keseluruhan adalah 0,78, sehingga dapat diinterpretasikan bahwa soal tes kemampuan menyusun konjektur matematis mempunyai reliabilitas yang tinggi. Sedangkan koefisien reliabilitas kemampuan menguji konjektur matematis yang diperoleh melalui hasil uji coba reliabilitas butir soal secara keseluruhan adalah 0,86, hal ini menunjukkan bahwa soal tes kemampuan menguji konjektur matematis juga mempunyai reliabilitas yang tinggi.

3) Daya Pembeda

Daya pembeda (DP) dari sebuah butir soal menyatakan seberapa jauh kemampuan butir soal tersebut mampu membedakan antara testi yang mengetahui jawabannya dengan benar dengan testi yang tidak dapat menjawab soal tersebut (atau testi yang menjawab salah) (Suherman, 2003). Daya pembeda dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut.

̅ ̅

Keterangan:

menyatakan daya pembeda,

̅ menyatakan rata-rata skor kelompok atas,

̅ menyatakan rata-rata skor kelompok bawah,

(10)

Yuyun Desfrita Azura, 2016

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYUSUN D AN MENGUJI KONJEKTUR MATEMATIS D AN SELF-CONFID ENCE SISWA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

Klasifikasi daya pembeda yang digunakan adalah sebagai berikut:

Tabel 3.5

Klasifikasi Daya Pembeda

Daya Pembeda (DP) Keterangan

0,70 < DP 1,00 Sangat baik

0,40 < DP 0,70 Baik

0,20 < DP 0,40 Cukup

0,00 < DP 0,20 Jelek

DP 0,00 Sangat jelek

Hasil pengujian daya pembeda instrumen tes kemampuan menyusun konjektur matematis yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.6.

Tabel 3.6

Data Hasil Uji Daya Pembeda Kemampuan Menyusun Konjektur Matematis

No Soal Indeks Daya Pembeda Keterangan

1 0,35 Cukup

2 0,35 Cukup

3 0,46 Baik

4 0,32 Cukup

5 0,21 Cukup

(11)

Yuyun Desfrita Azura, 2016

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYUSUN D AN MENGUJI KONJEKTUR MATEMATIS D AN SELF-CONFID ENCE SISWA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

kriteria baik, ini berarti soal diterima. Butir soal nomor 4 dengan indeks daya pembeda sebesar 0,32 dengan kriteria cukup, ini berarti soal diterima dan diperbaiki. Butir soal nomor 5 dengan indeks daya pembeda sebesar 0,21 dengan kriteria cukup, ini berarti soal diterima dan diperbaiki.

Sedangkan hasil pengujian daya pembeda instrumen tes kemampuan menguji konjektur matematis yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.7.

Tabel 3.7

Data Hasil Uji Daya Pembeda Kemampuan Menguji Konjektur Matematis

No Soal Indeks Daya Pembeda Keterangan

1 0,39 Cukup

2 0,57 Baik

3 0,53 Baik

4 0,67 Baik

5 0,67 Baik

Berdasarkan Tabel 3.7 diperoleh informasi bahwa butir soal nomor 1 dengan indeks daya pembeda sebesar 0,39 dengan kriteria cukup, ini berarti soal diterima namun diperbaiki. Butir soal nomor 2 dengan indeks daya pembeda sebesar 0,57 dengan kriteria baik, ini berarti soal diterima. Butir soal nomor 3 dengan indeks daya pembeda sebesar 0,53 dengan kriteria baik, ini berarti soal diterima. Butir soal nomor 4 dengan indeks daya pembeda sebesar 0,67 dengan kriteria baik, ini berarti soal diterima. Butir soal nomor 5 dengan indeks daya pembeda sebesar 0,67 dengan kriteria baik, ini berarti soal diterima.

4) Indek Kesukaran

(12)

Yuyun Desfrita Azura, 2016

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYUSUN D AN MENGUJI KONJEKTUR MATEMATIS D AN SELF-CONFID ENCE SISWA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

0,00 sampai dengan 1,00. Soal dengan indeks kesukaran mendekati 0,00 berarti butir soal tersebut terlalu sukar, sebaliknya soal dengan indeks kesukaran 1,00 berarti soal tersebut terlalu mudah. Indeks kesukaran dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut.

̅

Keterangan:

menyatakan indeks kesukaran,

̅ menyatakan rata-rata,

menyatakan skor maksimal ideal.

Klasifikasi indeks kesukaran yang digunakan adalah sebagai berikut (Suherman, 2003):

Tabel 3.8

Klasifikasi Indeks Kesukaran

Indeks Kesukaran (IK) Keterangan

IK 0,00 Soal terlalu sukar 0,00 < IK < 0,30 Soal sukar 0,30 IK < 0,70 Soal sedang

0,70 IK 1,00 Soal mudah

IK 1,00 Soal terlalu mudah

Adapun hasil pengujian indeks kesukaran instrumen tes kemampuan menyusun konjektur matematis dapat dilihat pada Tabel 3.9.

Tabel 3.9

Data Hasil Uji Indeks Kesukaran Kemampuan Menyusun Konjektur

Matematis

(13)

Yuyun Desfrita Azura, 2016

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYUSUN D AN MENGUJI KONJEKTUR MATEMATIS D AN SELF-CONFID ENCE SISWA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

1 0,75 Mudah

2 0,78 Mudah

3 0,73 Mudah

4 0,83 Mudah

5 0,78 Mudah

Berdasarkan Tabel 3.9 diperoleh informasi bahwa indeks kesukaran untuk butir soal nomer 1 sebesar 0,75 dengan kriteria mudah. Indeks kesukaran butir soal nomer 2 sebesar 0,78 dengan keriteria mudah. Indeks kesukaran butir soal nomer 3 sebesar 0,73 dengan kriteria mudah. Indeks kesukaran butir soal nomer 4 sebesar 0,83 dengan kriteria mudah. Dan indeks kesukaran butir soal nomer 5 sebesar 0,78 dengan kriteria mudah. Karena secara keseluruhan indeks kesukaran instrumen tes kemampuan menyusun konjektur matematis memiliki kriteria mudah, maka instrumen tersebut diperbaiki.

Sedangkan hasil pengujian indeks kesukaran instrumen tes kemampuan menguji konjektur matematis dapat dilihat pada Tabel 3.10.

Tabel 3.10

Data Hasil Uji Indeks Kesukaran Kemampuan Menguji Konjektur

Matematis

No Soal Indeks Kesukaran (IK) Keterangan

1 0,51 Sedang

2 0,46 Sedang

3 0,48 Sedang

4 0,51 Sedang

(14)

Yuyun Desfrita Azura, 2016

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYUSUN D AN MENGUJI KONJEKTUR MATEMATIS D AN SELF-CONFID ENCE SISWA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan Tabel 3.10 diperoleh informasi bahwa indeks kesukaran yang diperoleh untuk butir soal nomer 1 sebesar 0,51 berada pada kategori sedang. Indeks kesukaran butir soal nomer 2 sebesar 0,46 berada pada katgori sedang. Indeks kesukaran butir soal nomer 3 sebesar 0,48 berada pada kategori sedang. Indeks kesukaran butir soal nomer 4 sebesar 0,51 berada pada kategori sedang. Dan indeks kesukaran butir soal nomer 5 sebesar 0,48 berada pada kategori sedang. Karena secara keseluruhan indeks kesukaran instrumen tes kemampuan menguji konjektur matematis berada pada kategori sedang maka instrumen tersebut diperbaiki.

Selain instrumen tes, instrumen non-tes juga digunakan dalam penelitian ini, yaitu angket, lembar observasi, dan wawancara. Definisi angket menurut Suherman (2003) adalah sebuah daftar pertanyaan atau pernyataan yang harus dijawab oleh responden yang berfungsi sebagai alat pengumpul data. Angket berfungsi sebagai alat pengumpul data yang berupa keadaan atau data diri, pengalaman, pengetahuan, sikap dan pendapat mengenai suatu hal. Pada penelitian ini, angket digunakan sebagai alat pengukur skala Self-Confidence siswa. Untuk menjawab angket ini siswa diminta untuk menjawab dengan memberi tanda centang pada jawaban yang telah tersedia yang terdiri dari lima pilihan, yaitu Sangat Sering (SS), Sering (S), Jarang (J ), Jarang Sekali (JS), dan Tidak Pernah . Lima pilihan ini digunakan untuk menghindari pilihan ragu-ragu siswa terhadap pertanyaan yang diberikan.

(15)

Yuyun Desfrita Azura, 2016

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYUSUN D AN MENGUJI KONJEKTUR MATEMATIS D AN SELF-CONFID ENCE SISWA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

menggunakan angket untuk mengukur Self-Confidence siswa dalam pembelajaran matematika, guru juga menggunakan lembar observasi dan melakukan wawancara terhadap beberapa siswa.

Lembar observasi adalah lembar aktivitas guru dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Lembar observasi aktivitas guru bertujuan untuk mengetahui kesesuaian penggunaan pembelajaran berbasis masalah di dalam kelas. Selain itu, lembar observasi ini juga digunakan sebagai bahan evaluasi bagi guru dengan melihat apakah pembelajaran berlangsung sesuai dengan langkah pelaksanaan model pembelajaran yang digunakan atau tidak. Lembar observasi aktivitas siswa digunakan untuk mengamati sikap siswa terhadap pembelajaran. Lembar observasi ini diisi oleh observer selama proses pembelajaran berlangsung pada setiap pertemuan pembelajaran. Adapun hasil uji instrumen angket Self-Confidence menunjukkan bahwa 22 dari jumlah keseluruhan butir angket sebanyak 20 butir menunjukkan hasil yang valid, sedangkan 2 butir lainnya tidak valid. Hal ini dilihat dari nilai Pearson Correlation sebesar 0,219 <0,5 dan 0,151<0,5.

Tabel 3.11

Data Hasil Uji Validitas Self-Confidence

No

Pernyataan

Pearson Correlation Sig. (2-tailed) Keterangan

(16)

Yuyun Desfrita Azura, 2016

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYUSUN D AN MENGUJI KONJEKTUR MATEMATIS D AN SELF-CONFID ENCE SISWA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

10. 0,403 0,037 Valid

11. 0,554 0,003 Valid

12. 0,683 0,000 Valid

13. 0,539 0,004 Valid

14. 0,506 0,007 Valid

15. 0,705 0,000 Valid

16. 0,683 0,000 Valid

17. 0,470 0,013 Valid

18. 0,219 0,273 Tidak Valid

19. 0,151 0,454 Tidak Valid

20. 0,683 0,000 Valid

21. 0,680 0,000 Valid

22. 0,554 0,003 Valid

Berdasarkan Tabel 3.11 diperoleh informasi bahwa instrumen pada pernyataan ke-18 dan ke-19 tidak valid maka kedua pernyataan tersebut dibuang dengan kata lain pernyataan tersebut tidak digunakan dalam instrumen penelitian ini, dengan pertimbangan bahwa instrumen tersebut tidak merubah kisi-kisi dari indikator yang akan diukur.

Hasil pengujian reliabilitas Self-Confidence yang dilakukan menggunakan SPSS 20 dapat dilihat pada Tabel 3.12.

Tabel 3.12

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

N of Items

(17)

Yuyun Desfrita Azura, 2016

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYUSUN D AN MENGUJI KONJEKTUR MATEMATIS D AN SELF-CONFID ENCE SISWA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan Tabel 3.12 diperoleh informasi bahwa indeks reliabilitas data Self-Confidence yang dihasilkan sebesar 0,868. Hal ini menunjukkan bahwa reliabilitas data Self-Confidence berada pada kategori tinggi.

3.5 Prosedur Penelitian

A. Tahap awal penelitian

Dalam tahap awal penelitian dilakukan kegiatan sebagai berikut: 1. Pengkajian masalah beserta latar belakangnya dan studi literatur. 2. Pencarian lokasi penelitian untuk dijadikan populasi dalam penelitian. 3. Pembuatan proposal penelitian.

B. Tahap Pengambilan data

Dalam tahap pengambilan data dilakukan kegiatan sebagai berikut:

1. Merancang desain bahan ajar yang menggunakan pembelajaran berbasis masalah.

2. Membuat instrumen yang diperlukan, yaitu tes kemampuan menyusun dan menguji konjektur matematis, angket, lembar observasi dan pedoman wawancara untuk kemudian dihitung validitas, reliabilitas, daya pembeda dan indeks kesukaran.

3. Pemilihan sampel penelitian, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

4. Pemberian pretes pada kedua kelompok untuk mengetahui kemampuan menyusun dan menguji konjektur matematis siswa.

5. Memberikan perlakuan (pembelajaran) kepada kelompok pertama dengan menggunakan pembelajaran berbasis masalah, sedangkan kelompok yang kedua menggunakan pembelajaran konvensional.

6. Selama pembelajaran, peneliti menggunakan lembar observasi.

(18)

Yuyun Desfrita Azura, 2016

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYUSUN D AN MENGUJI KONJEKTUR MATEMATIS D AN SELF-CONFID ENCE SISWA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

8. Pemberian angket skala Self-Confidence siswa untuk mengetahui tingkat Self-Confidence siswa pada kedua kelompok.

C. Tahap Pengolahan data

Dalam tahap penyelesaian dilakukan kegiatan sebagai berikut: 1. Pengumpulan data hasil penelitian.

2. Pengolahan data hasil penelitian. 3. Analisis data hasil penelitian. 4. Penyimpulan data hasil penelitian. 5. Penulisan laporan hasil penelitian.

D. Teknik Pengolahan Data

Data yang diperoleh dari hasil penelitian terbagi menjadi dua, yaitu data kuantitatif dan data kualitatif. Adapun prosedur analisis data adalah sebagai berikut:

1. Analisis Data Kemampuan Menyusun Konjektur Matematis

Data kemampuan menyusun konjektur matematis merupakan data kuantitatif meliputi data hasil pretes, posttes, dan data N-gain.

a) Analisis Data Tes Awal (pretes)

Pretes dilakukan untuk melihat kemampuan awal dari kedua kelas apakah sama atau berbeda. Hal ini dapat dilihat melalui uji kesamaan rata-rata terhadap data hasil pretes kedua kelas. Uji dilakukan dengan bantuan software IBM SPSS Statistics 20 for Windows, yaitu dengan menggunakan Independent Sample

T-Test. Jika hasil pengujian menunjukkan hasil yang signifikan, artinya tidak ada

perbedaan rata-rata yang berarti dari kedua kelas, maka dapat dikatakan bahwa kemampuan awal kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah sama.

(19)

T-Yuyun Desfrita Azura, 2016

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYUSUN D AN MENGUJI KONJEKTUR MATEMATIS D AN SELF-CONFID ENCE SISWA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

Test terhadap data pretes dilakukan, maka terlebih dahulu dilakukan

langkah-langkah berikut: 1) Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data kedua kelas berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Karena sampel jumlahnya lebih dari 30, uji normalitas yang digunakan adalah uji Shapiro-Wilk. Hipotesis dalam pengujian normalitas data pretes sebagai berikut:

i. H0 : Data pretes berasal dari populasi yang berdistribusi normal. ii. H1 : Data pretes berasal dari populasi yang berdistribusi tidak normal.

Taraf signifikan yang digunakan adalah 5% dengan kriteria pengujiannya sebagai berikut:

i. Jika nilai signifikansi (Sig) < 0,05 maka H0 ditolak.

ii. Jika nilai signifikansi (Sig) 0,05 maka H0 diterima.

2) Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh memiliki varians yang homogen atau tidak. Pengujian homogenitas data pretes menggunakan uji Levene dengan perumusan hipotesis sebagai berikut:

i. H0 : : Varians data pretes homogen. ii. H1 : : Varians data pretes tidak homogen.

Taraf signifikan yang digunakan adalah 5% dengan kriteria pengujiannya sebagai berikut:

i. Jika nilai signifikansi (Sig) < 0,05 maka H0 ditolak.

ii. Jika nilai signifikansi (Sig) 0,05 maka H0 diterima.

3) Uji Kesamaan Dua Rata-Rata

(20)

Yuyun Desfrita Azura, 2016

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYUSUN D AN MENGUJI KONJEKTUR MATEMATIS D AN SELF-CONFID ENCE SISWA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

i. H0 : : Tidak terdapat perbedaan rata-rata kemampuan awal yang signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.

ii. H1 : : Terdapat perbedaan rata-rata kemampuan awal yang signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Jika kedua data berdistribusi normal dan homogen, maka dilakukan uji-t (uji independent sample t-test). Jika kedua data berdistribusi normal tetapi tidak homogen, maka dilakukan uji-t dengan asumsi varians tidak sama (uji independent sample t-test dengan equal variances not assumed). Jika salah satu atau kedua data berdistribusi tidak normal, maka dilakukan uji Mann-Whitney.

Taraf signifikan yang digunakan adalah 5% dengan kriteria pengujiannya:

i. Jika nilai signifikansi (Sig) < 0,05 maka H0 ditolak.

ii. Jika nilai signifikansi (Sig) 0,05 maka H0 diterima.

b) Analisis Data Tes Akhir (Posttes)

Posttes dilakukan untuk melihat perbedaan pencapaian pada kedua kelas setelah diberi perlakuan apabila rata-rata pretes tidak terdapat perbedaan dari hasil uji statistik sebelumnya. Uji dilakukan dengan bantuan software IBM SPSS Statistics 20 for Windows, yaitu dengan menggunakan Independent Sample

T-Test. Jika hasil pengujian menunjukkan hasil yang signifikan, artinya tidak ada

perbedaan rata-rata yang berarti dari kedua kelas. Asumsi yang harus dipenuhi sebelum melakukan uji-t adalah normalitas dan homogenitas data. Langkah-langkah yang dilakukan adalah:

1) Uji Normalitas

Hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut:

(21)

Yuyun Desfrita Azura, 2016

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYUSUN D AN MENGUJI KONJEKTUR MATEMATIS D AN SELF-CONFID ENCE SISWA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

ii. H1 : Data posttes berasal dari populasi yang berdistribusi tidak normal. Taraf signifikan yang digunakan adalah 5% dengan kriteria pengujiannya sebagai berikut:

i. Jika nilai signifikansi (Sig) < 0,05 maka H0 ditolak.

ii. Jika nilai signifikansi (Sig) 0,05 maka H0 diterima.

2) Uji Homogenitas

Pengujian homogenitas data posttes menggunakan uji Levene dengan perumusan hipotesis sebagai berikut:

i. H0 : Varians data posttes homogen. ii. H1 : Varians data posttes tidak homogen.

Taraf signifikan yang digunakan adalah 5% dengan kriteria pengujiannya sebagai berikut:

i. Jika nilai signifikansi (Sig) < 0,05 maka H0 ditolak.

ii. Jika nilai signifikansi (Sig) 0,05 maka H0 diterima.

3) Uji Perbedaan Dua Rata-Rata

Hipotesis dirumuskan dalam bentuk hipotesis statistik (uji dua pihak) sebagai berikut:

i. H0 : : Tidak terdapat perbedaan rata-rata kemampuan akhir yang signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.

ii. H1 : : Terdapat perbedaan rata-rata kemampuan akhir yang signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.

(22)

Yuyun Desfrita Azura, 2016

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYUSUN D AN MENGUJI KONJEKTUR MATEMATIS D AN SELF-CONFID ENCE SISWA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

atau kedua data berdistribusi tidak normal, maka dilakukan uji Mann-Whitney. Taraf signifikan yang digunakan adalah 5% dengan kriteria pengujiannya:

i. Jika nilai signifikansi (Sig) < 0,05 maka H0 ditolak.

ii. Jika nilai signifikansi (Sig) 0,05 maka H0 diterima.

c) Analisis Data Gain Ternomalisasi (N-Gain)

Perhitungan gain ternomalisasi atau N-gain bertujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan menyusun konjektur matematis siswa. Perhitungan tersebut diperoleh dari nilai pretes dan posttes masing-masing kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Pengolahan gain ternomalisasi (dalam Hake, 1999) dihitung dengan rumus:

N-gain

Keterangan:

N-gain menyatakan gain ternomalisasi

Spre menyatakan skor pretes Spos menyatakan skor posttes

SMI menyatakan skor maksimal ideal

(23)

Yuyun Desfrita Azura, 2016

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYUSUN D AN MENGUJI KONJEKTUR MATEMATIS D AN SELF-CONFID ENCE SISWA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.13

Kriteria Tingkat N-Gain

N-gain Keterangan

N-gain > 0,7 Tinggi 0,3 < N-gain 0,7 Sedang

N-gain 0,3 Rendah

2. Pengolahan Kemampuan Menguji Konjektur Matemati

Data kemampuan menguji konjektur matematis merupakan data kuantitatif meliputi data hasil pretes, posttes, dan data N-gain.

a) Analisis Data Tes Awal (pretes)

Pretes dilakukan untuk melihat kemampuan awal dari kedua kelas apakah sama atau berbeda. Hal ini dapat dilihat melalui uji kesamaan rata-rata terhadap data hasil pretes kedua kelas. Uji dilakukan dengan bantuan software IBM SPSS Statistics 20 for Windows, yaitu dengan menggunakan Independent Sample

T-Test. Jika hasil pengujian menunjukkan hasil yang signifikan, artinya tidak ada

perbedaan rata-rata yang berarti dari kedua kelas, maka dapat dikatakan bahwa kemampuan awal kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah sama.

Asumsi yang harus dipenuhi sebelum melakukan uji-t adalah normalitas dan homogenitas data. Oleh karena itu, sebelum pengujian Independent Sample T-Test terhadap data pretes dilakukan, maka terlebih dahulu dilakukan

(24)

Yuyun Desfrita Azura, 2016

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYUSUN D AN MENGUJI KONJEKTUR MATEMATIS D AN SELF-CONFID ENCE SISWA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu 1) Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data kedua kelas berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Karena sampel jumlahnya lebih dari 30, uji normalitas yang digunakan adalah uji Shapiro-Wilk. Hipotesis dalam pengujian normalitas data pretes sebagai berikut:

i. H0 : Data pretes berasal dari populasi yang berdistribusi normal. ii. H1 : Data pretes berasal dari populasi yang berdistribusi tidak normal.

Taraf signifikan yang digunakan adalah 5% dengan kriteria pengujiannya sebagai berikut:

i. Jika nilai signifikansi (Sig) < 0,05 maka H0 ditolak.

ii. Jika nilai signifikansi (Sig) 0,05 maka H0 diterima.

2) Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh memiliki varians yang homogen atau tidak. Pengujian homogenitas data pretes menggunakan uji Levene dengan perumusan hipotesis sebagai berikut:

i. H0 : Varians data pretes homogen. ii. H1 : Varians data pretes tidak homogen.

Taraf signifikan yang digunakan adalah 5% dengan kriteria pengujiannya sebagai berikut:

i. Jika nilai signifikansi (Sig) < 0,05 maka H0 ditolak.

(25)

Yuyun Desfrita Azura, 2016

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYUSUN D AN MENGUJI KONJEKTUR MATEMATIS D AN SELF-CONFID ENCE SISWA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu 3) Uji Kesamaan Dua Rata-Rata

Uji kesamaan dua rata-rata bertujuan untuk mengetahui kesamaan dua rata-rata dari data pretes yang diperoleh. Hipotesis dirumuskan dalam bentuk hipotesis statistik (uji dua pihak) sebagai berikut:

i. H0 : : Tidak terdapat perbedaan rata-rata kemampuan awal yang signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.

ii. H1 : : Terdapat perbedaan rata-rata kemampuan awal yang signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Jika kedua data berdistribusi normal dan homogen, maka dilakukan uji-t (uji independent sample t-test). Jika kedua data berdistribusi normal tetapi tidak homogen, maka dilakukan uji-t dengan asumsi varians tidak sama (uji independent sample t-test dengan equal variances not assumed). Jika salah satu atau kedua data berdistribusi tidak normal, maka dilakukan uji Mann-Whitney.

Taraf signifikan yang digunakan adalah 5% dengan kriteria pengujiannya:

i. Jika nilai signifikansi (Sig) < 0,05 maka H0 ditolak.

ii. Jika nilai signifikansi (Sig) 0,05 maka H0 diterima.

b) Analisis Data Tes Akhir (Posttes)

Posttes dilakukan untuk melihat perbedaan pencapaian pada kedua kelas setelah diberi perlakuan apabila rata-rata pretes tidak terdapat perbedaan dari hasil uji statistik sebelumnya. Uji dilakukan dengan bantuan software IBM SPSS Statistics 20 for Windows, yaitu dengan menggunakan Independent Sample

T-Test. Jika hasil pengujian menunjukkan hasil yang signifikan, artinya tidak ada

(26)

Yuyun Desfrita Azura, 2016

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYUSUN D AN MENGUJI KONJEKTUR MATEMATIS D AN SELF-CONFID ENCE SISWA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

sebelum melakukan uji-t adalah normalitas dan homogenitas data. Langkah-langkah yang dilakukan adalah:

1) Uji Normalitas

Hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut:

i. H0 : Data posttes berasal dari populasi yang berdistribusi normal. ii. H1 : Data posttes berasal dari populasi yang berdistribusi tidak

normal.

Taraf signifikan yang digunakan adalah 5% dengan kriteria pengujiannya sebagai berikut:

i. Jika nilai signifikansi (Sig) 0,05 maka H0 diterima.

ii. Jika nilai signifikansi (Sig) < 0,05 maka H0 ditolak.

2) Uji Homogenitas

Pengujian homogenitas data posttes menggunakan uji Levene dengan perumusan hipotesis sebagai berikut:

i. H0 : Varians data posttes homogen. ii. H1 : Varians data posttes tidak homogen.

Taraf signifikan yang digunakan adalah 5% dengan kriteria pengujiannya sebagai berikut:

i. Jika nilai signifikansi (Sig) < 0,05 maka H0 ditolak.

ii. Jika nilai signifikansi (Sig) 0,05 maka H0 diterima.

3) Uji Perbedaan Dua Rata-Rata

Hipotesis dirumuskan dalam bentuk hipotesis statistik (uji dua pihak) sebagai berikut:

i. H0 : : Tidak terdapat perbedaan rata-rata kemampuan akhir

yang signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.

ii. H1 : : Terdapat perbedaan rata-rata kemampuan akhir yang

(27)

Yuyun Desfrita Azura, 2016

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYUSUN D AN MENGUJI KONJEKTUR MATEMATIS D AN SELF-CONFID ENCE SISWA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

Jika kedua data berdistribusi normal dan homogen, maka dilakukan uji-t (uji independent sample t-test). Jika kedua data berdistribusi normal tetapi tidak homogen, maka dilakukan uji-t dengan asumsi varians tidak sama (uji independent sample t-test dengan equal variances not assumed). Jika salah satu atau kedua data berdistribusi tidak normal, maka dilakukan uji Mann-Whitney.

Taraf signifikan yang digunakan adalah 5% dengan kriteria pengujiannya:

i. Jika nilai signifikansi (Sig) < 0,05 maka H0 ditolak.

ii. Jika nilai signifikansi (Sig) 0,05 maka H0 diterima.

c) Analisis Data Gain Ternomalisasi (N-Gain)

Perhitungan gain ternomalisasi atau N-gain bertujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan menguji konjektur matematis siswa. Perhitungan tersebut diperoleh dari nilai pretes dan posttes masing-masing kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Pengolahan gain ternomalisasi (dalam Hake, 1999) dihitung dengan rumus:

N-gain

Keterangan:

N-gain menyatakan gain ternomalisasi

Spre menyatakan skor pretes Spos menyatakan skor posttes

(28)

Yuyun Desfrita Azura, 2016

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYUSUN D AN MENGUJI KONJEKTUR MATEMATIS D AN SELF-CONFID ENCE SISWA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

Analisis data N-gain sama dengan analisis data pretes, dengan asumsi yang harus dipenuhi sebelum uji perbedaan dua rata-rata, adalah normalitas dan homogenitas data N-gain. Menurut Hake (1999), peningkatan yang terjadi pada kedua kelas dapat dilihat menggunakan rumus N-gain dan ditaksir menggunakan kriteria N-gain yang ada pada Tabel berikut.

Tabel 3.13

Kriteria Tingkat N-Gain

N-gain Keterangan

N-gain > 0,7 Tinggi 0,3 < N-gain 0,7 Sedang

N-gain 0,3 Rendah

3 Pengolahan Data Self-Confidence

Data Self-Confidence merupakan kualitatif diperoleh dari angket dan lembar observasi. Prosedur pengolahan data kualitatif adalah sebagai berikut: a. Pengolahan Data Angket

Pengolahan data angket dilakukan dengan menggunakan Skala Likert. Data yang diperoleh dari angket dikelompokkan berdasarkan jawaban Sangat Sering (SS), Sering (S), Jarang (J ), Jarang Sekali (JS), dan Tidak Pernah (T) untuk tiap pernyataan. Setiap jawaban memiliki bobot tertentu. Untuk pernyataan bersifat positif (favorable), jawaban Sangat Sering (SS) diberi skor 5; Sering (S) diberi skor 4; dan Jarang (J) diberi skor 3, Jarang Sekali (JS) diberi skor 2, dan Tidak Pernah (TP) diberi skor 1.

(29)

Yuyun Desfrita Azura, 2016

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYUSUN D AN MENGUJI KONJEKTUR MATEMATIS D AN SELF-CONFID ENCE SISWA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

1) Transformasikan data ordinal skala Self-Confidence ke data interval menggunakan Method of Successive Interval (MSI). Adapun langkah-langkah yang digunakan dalam melakukan transformasi tersebut adalah:

i. Menghitung banyak frekuensi setiap pilihan jawaban pada masing-masing item pernyataan dalam skala ordinal.

ii. Menentukan proporsi untuk setiap frekuensi jawaban.

iii. Mejumlahkan proporsi secara berurutan untuk setiap respon, sehingga diperoleh nilai proporsi kumulatif.

iv. Menentukan nilai Z untuk setiap kategori, dengan asumsi bahwa proporsi kumulatif dianggap mengikuti distribusi normal baku.

v. Menghitung nilai densitas dari nilai Z (nilai f(z)) yang dihitung dengan rumus:

vi. Menghitung SV (Scale Value) dengan rumus:

vii. Mentransformasikan nilai skala dengan menggunakan rumus:

| |

b. Melakukan uji asumsi statistik, yaitu uji normalitas dan uji homogenitas varians. Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data skor Self-Confidence siswa setelah pembelajaran berdistribusi normal. Hipotesis yang diuji adalah sebagai berikut:

H0 : Data berdistribusi normal H1 : Data berdistribusi tidak normal

(30)

Yuyun Desfrita Azura, 2016

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYUSUN D AN MENGUJI KONJEKTUR MATEMATIS D AN SELF-CONFID ENCE SISWA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

berikut: jika nilai signifikasi kurang dari 0,05 maka H0 ditolak dan jika nilai signifikasi lebih dari atau sama dengan 0,05 maka H0 diterima.

Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah variansi kedua kelas homogen atau tidak homogen. Hipotesis yang diuji adalah sebagai berikut:

H0 : Variansi skor Self-Confidence kedua kelas homogen.

H1 : Variansi skor Self-Confidence kedua kelas tidak homogen.

Taraf signifikasi yang digunakan yaitu 5% atau α = 0,05. Uji statistik yang digunakan adalah uji statistik Levene (Levene Statistic).

Kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut: jika nilai signifikasi kurang dari 0,05 maka H0 ditolak dan jika nilai sginifikasi lebih dari atau sama dengan 0,05 maka H0 diterima.

Selanjutnya, dilakukan uji coba perbedaan dua rata-rata terhadap data Self-Confidence siswa untuk melihat apakah Self-Confidence siswa yang

memperoleh pembelajaran berbasis masalah lebih baik daripada siswa yang memperoleh pembelajaran secara konvensional. Hipotesis yang diuji adalah sebagai berikut:

H0 : Self-Confidence siswa yang memperoleh pembelajaran berbasis masalah tidak lebih baik secara signifikan dibandingkan dengan siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional H1 : Self-Confidence siswa yang memperoleh pembelajaran berbasis

masalah lebih baik secara signifikan dibandingkan dengan siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional

(31)

Yuyun Desfrita Azura, 2016

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYUSUN D AN MENGUJI KONJEKTUR MATEMATIS D AN SELF-CONFID ENCE SISWA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

kurang dari 0,05 maka H0 ditolak dan jika nilai siginifikasi lebih dari atau sama dengan 0,05 maka H0 diterima.

4 Pengolahan Data Hasil Observasi

Lembar observasi aktivitas guru dan siswa memberikan gambaran mengenai aktivitas pembelajaran menggunakan pembelajaran berbasis masalah. Lembar observasi aktivitas pembelajaran memberikan gambaran aktivitas guru dan siswa selama pembelajaran berlangsung. Data yang diperoleh dari lembar observasi tersebut diolah dan dianalisis secara deskriptif.

Selain lembar aktivitas guru dan siswa, guru menggunakan lembar observasi Self-Confidence siswa dalam pembelajaran. Data ini digunakan sebagai penunjang terhadap angket yang diberikan kepada siswa.

5 Pengolahan Data Hasil Wawancara

(32)

Yuyun Desfrita Azura, 2016

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYUSUN D AN MENGUJI KONJEKTUR MATEMATIS D AN SELF-CONFID ENCE SISWA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

E.Tahapan Penelitian

1. Prosedur Pengolahan Data Kemampuan Menyusun Konjektur Matematis

Tidak

Ya Tidak

Ya

2. Prosedur Pengolahan Data Kemampuan Menguji Konjektur Matematis

Tidak

Ya Tidak

Ya

Data Penelitian

Normal? Uji Mann Whitney

Homogen?

Uji t

Hasil

Uji t’

Data Penelitian

Normal? Uji Mann Whitney

Homogen?

Uji t

Hasil

(33)

Yuyun Desfrita Azura, 2016

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYUSUN D AN MENGUJI KONJEKTUR MATEMATIS D AN SELF-CONFID ENCE SISWA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu 3. Pengolahan data Self-Confidence

Tidak

Ya Tidak

Ya

Data Penelitian yang ditransformasikan

Normal? Uji Mann Whitney

Homogen?

Uji t

Hasil

(34)

Yuyun Desfrita Azura, 2016

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYUSUN D AN MENGUJI KONJEKTUR MATEMATIS D AN SELF-CONFID ENCE SISWA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

No. Keterangan

Waktu

Feb Mar Apr Mei Jun Juli Ags Sep Okt

1. Penyusunan Proposal Penelitian

2. Seminar Proposal Penelitian

3. Pembuatan Instrumen Penelitian 4. Pelaksanaan

Penelitian

5. Penyusunan Hasil Penelitian dan Pembahasan

(35)

Yuyun Desfrita Azura, 2016

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYUSUN D AN MENGUJI KONJEKTUR MATEMATIS D AN SELF-CONFID ENCE SISWA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu 4. Prosedur Penelitian

F. Jadwal Penelitian

egiatan Penelitian

Identifikasi Masalah, Rumusan Masalah, Studi Literatur

Penyusunan Bahan Ajar dan Instrumen Penelitian

Validasi Bahan Ajar dan Instrumen Penelitian

Revisi Bahan Ajar dan Istrumen Penelitian

Uji Coba Instrumen

Analisis Hasil Uji Coba Instrumen

Revisi Instrumen

Pemilihan Subjek Penelitian

Pretes

Pembelajaran Konvensional

pada Kelas Kontrol

Pembelajaran Berbasis Masalah pada Kelas Eksperimen

Posttes

Laporan Analisis Data

Gambar

Tabel 3.2
Tabel 3.3
Tabel 3.4
Tabel 3.5
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini akan menggunakan data sekunder dari website Badan Pusat Statistik (bps.go.id) yang meliputi persentase penduduk miskin, Indeks Pembangunan Manusia,

Hasil penelitian menunjukkan bahwa oari ao orang lansia.laki-laki, seiumlah 52'32o/o lidak memanfaatk4 p6yrr'JrlrcJr.gfr. jenis reraiiiin- merupakan l** gender se.sgoralg,

Permasalahan yang ingin dikaji dalam penelitian tindakan kelas ini adalah: (a) Bagaimanakah peningkatan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dengan diterapkannya

Antiemetika yang diberikan pada pasien kanker yang mendapat sitostatika emetogenik sedang di rumah sakit juga belum ada yang sesuai dengan literatur.Untuk penderita kanker

Hasil uji kandungan boraks dan formalin yang dilakukan secara kualitatif dengan menggunakan test kit terhadap 9 sampel jajanan yang ada disekitar Universitas

KEEMPAT Biaya yang dikeluarkan akibat ditetapkannya keputusan ini dibebankan kepada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Provinsi Lampung Tahun Anggaran

Secara parsial, variabel yang paling berpengaruh terhadap kepuasan pemustaka adalah perpustakaan sebagai tempat dengan koefisien regresi 0,491, diikuti sikap

Sementara pemupukan dengan pupuk kandang (A), masih hares mengalami fase porses dekomposisasi sebelum siap dimanfaatkan oleh tanaman rumput. Pemotongan pada fase berikutnya