• Tidak ada hasil yang ditemukan

S FIS 1009073 Chapter 5

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "S FIS 1009073 Chapter 5"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

80

Syakirin, 2016

Diagnosis Level Miskonsepsi Siswa Sekolah Menengah Atas pada Materi Kalor Menggunakan Four-Tier Test

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI

Berdasarkan hasil pengolahan data beserta analisi data pada bab sebelumnya, berikut akan dikemukakan simpulan, implikasi, dan rekomendasi terkait dengan penelitian yang telash dilakukan.

A. Simpulan

Beberapa hal yang dapat peneliti simpulkan berdasarkan hasil diagnosis mengunakan intrumen diagnosis berbentuk four-tier test.

1. Profil kategori kombinasi jawaban siswa pada four-tier test, diketahui siswa paling banyak mengalami lack of knowledge (LK) dengan jumlah 137 siswa atau 56,34%. Kemudian, siswa yang mengalami miskonsepsi (MSC) berjumlah 35 siswa atau 14,48%. Lalu, 33 siswa atau 13,43 tergolong menguasai konsep (SC), diikuti dengan 20 siswa atau 8,27% masuk ke dalam kategori false positive (FP) serta siswa paling sedikit mengalami false negative (FN) dengan jumlah siswa 18 siswa atau 7,48% dari 243 siswa yang didiagnosis menggunakan instrumen diagnosis berbentuk four-tier test.

2. Ditemukan 40 jenis miskonsepsi dengan 36 miskonsepsi sudah terdapat pada literatur (miskonsepsi lama) serta empat miskonsepsi baru. Miskonsepsi yang paling tinggi persentase siswa di dalamnya adalah “Kalor masuk ke dalam benda dengan tingkat kemudahan yang berbeda-beda” kode M-3.1 dengan persentase 15,23% atau sebanyak 37 siswa dari 243 siswa yang didiagnosis.

(2)

81

Syakirin, 2016

Diagnosis Level Miskonsepsi Siswa Sekolah Menengah Atas pada Materi Kalor Menggunakan Four-Tier Test

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu B. Implikasi

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan serta kesimpulan yang diperoleh, maka implikasi penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Bagi Guru

a. Guru memperoleh informasi mengenai miskonsepsi siswa pada materi

kalor.

b. Guru mendapatkan feedback mengenai miskonsepsi siswa pada materi

kalor.

2. Bagi Peneliti Sendiri

a. Memberikan pengalaman langsung dan menambah wawasan dalam

melaksanakan pengukuran level miskonsepsi dengan four-tier test.

b. Mengungkapkan manfaat dari diagnosis miskonsepsi dengan four-tier test

dalam proses penilaian.

c. Memberikan salah satu contoh cara dalam mendiagnosis miskonsepsi

dengan four-tier test.

d. Memberikan data miskonsepsi mengenai kalor.

3. Bagi Peneliti Lain

a. Memberikan referensi penelitian yang dapat digunakan sebagai rujukan

dalam melaksanakan penelitian serupa mengenai Four-tier Test.

C. Saran

Berhubungan dengan penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan miskonsepsi dan four-tier test, peneliti menyarankan untuk:

1. Melakukan wawancara secara mendalam terhadap siswa yang mengalami miskonsepsi baru sehingga informasi mengenai miskonsepsi baru dapat diidentifikasi lebih lengkap.

2. Mencari referensi terbaru terkait dengan cara atau teknik untuk menentukan level miskonsepsi.

3. Melakukan penelitian lanjutan terkait dengan pemberian perlakuan atau solusi bagi siswa yang mengalami miskonsepsi.

Referensi

Dokumen terkait

*d+ 9uru melibatkan sis)a mengealuasi ja)aban kelom'ok 'en%aji serta masukan dari sis)a %ang lain dan membuat kese'akatan( bila ja)aban %ang disam'aikan sis)a suda$

Parameter yang digunakan adalah jaringan jalan dan sebaran rumah penduduk.Dari hasil analisis SIG dapat diketahui usulan TES berjumlah 39 unit yaitu 8 unit di Desa Naras Satu, 5 unit

MHE tersebut akan dipasang di lantai gudang ba- rang jadi dan pada bagian lantai truk yang diguna- kan untuk menarik finished good dari lantai produk- si.

bahwa semakin besar dukungan sosial keluarga yang diterima oleh individu akan semakin tinggi resiliensi individu, karena dukungan keluarga dapat mempengaruhi pemikiran

Prioritas strategi dalam pengelolaan air limbah UMKM Batik di Desa Banaran pada masing-masing aspek yaitu : (1) Aspek Manajemen : penyusunan regulasi, kebijakan

Proses dan hasil pengembangan desain pembelajaran kooperatif dengan pendekatan kontekstual pada Siswa Kelas X.a SMK Bina Generasi Polewali berkualitas baik yaitu

Det är intressant att studera detta ämne eftersom det finns behov av att förbättra arbetsmiljön för lantbrukare och anställda på mjölkgårdar, i de fall automatiskt

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar IPS dan aktivitas belajar peserta didik dengan Menerapkan Model PAIKEM berbantuan Media Power