• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perbedaan Keterikatan Kerja Pada Karyawan Pimpinan Dan Pelaksana PT. Perkebunan Nusantara III

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perbedaan Keterikatan Kerja Pada Karyawan Pimpinan Dan Pelaksana PT. Perkebunan Nusantara III"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Peneliti ranah Industri dan organisasi dewasa ini menjadi lebih tertarik

terhadap optimalisasi fungsi dan pengalaman positif karyawan di tempat kerja.

Sebagai contoh, dibandingkan burnout peneliti menjadi lebih tertarik mempelajari

komplemennya, yaitu keterikatan kerja (work engagement, Luthan, 2002).

Keterikatan kerja mengacu pada perilaku dimana seseorang melebur dengan

perannya sebagai pekerja (Kahn, 1990). Maslach (2001) menyebutkan bahwa

keterikatan kerja dikarakteristikkan dengan energi (energy), keterlibatan

(involvement), dan efficacy. Schaufeli (2004) menyebutkan keterikatan kerja

dikarakteristikkan dengan vigor, dedication dan absorption.

Salah satu model keterikatan kerja, yaitu model Job Demand-Resources

merupakan model penelitian terbaru yang mengadopsi perspektif positif dimana

model ini mempertimbangkan baik aspek gangguan maupun peningkatan

kesehatan dalam konteks kerja dan kaitannya dengan kemunculan keterikatan

kerja (Demerouti, Bakker, Nachreiner, &Schaufeli, 2001; Schaufeli & Bakker,

2004). Model Job Demand Resources (JD-R), menjelaskan bahwa tingkat

keterikatan kerja (work engagement) merupakan hasil interaksi antara resources

(personal dan job resources), kondisi psikologis dan pekerjaan karyawan , dengan

(2)

Job resources mengacu kepada aspek fisik, sosial atau organisasi yang dapat

mengurangi tuntutan pekerjaan (job demand) dan berasosiasi dengan pengeluaran

(cost) fisik dan psikologis, berfungsi dalam mencapai tujuan kerja, menstimulasi

pertumbuhan (growth) personal, pembelajaran dan perkembangan. Tuntutan

pekerjaan atau job demands merujuk pada aspek-aspek fisik, psikologis, sosial,

atau organisasi dari suatu pekerjaan yang membutuhkan usaha atau kemampuan

secara fisik dan/atau psikologis (Bakker dan Demerouti, 2006). Personal

resources berkenaan dengan kemampuan individu dalam mengendalikan serta

mempengaruhi lingkungannya. Tidak seperti personality trait yang cenderung

stabil, personal resources terbuka terhadap perubahan dan perkembangan

(Xanthopoulou, 2008).

Selain model job demand resources di atas, model lain yang juga

menjelaskan tentang keterikatan kerja adalah model job characteristic yang

menyatakan bahwa terdapat lima karakteristik pekerjaan (skill variety, task

identity, task significance, otonomi dan feedback) yang mendorong munculnya tiga kondisi psikologis (meaningfulness of work, responsibility, knowledge of

outcomes) yang mengarahkan seseorang pada manfaat personal (personal

benificial) dan keluaran kerja seperti motivasi internal (work output, Hackman

dan Oldham, 1980). Berbeda dengan model job resources demand yang

menambahkan tuntutan kerja yang mengaktifkan karyawan untuk

memberdayakan karakteristik kerja (job resources) mereka untuk mencapai tujuan

kerja. Bakker (2010) menyatakan keterikatan kerja (work engagement) akan tinggi

(3)

kerja (job demand) yang tinggi. Model job characteristic menyatakan

karakteristik kerja yang tinggi akan mengarahkan pada keterikatan kerja yang

tinggi (Hackman dan Oldham, 1980).

PT Perkebunan Nusantara III disingkat PTPN III (Persero), merupakan

salah satu dari empat belas (14) Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang

bergerak dalam bidang usaha perkebunan, pengolahan dan pemasaran hasil

perkebunan. Kegiatan usaha Perseroan mencakup usaha budidaya dan pengolahan

tanaman kelapa sawit dan karet (www.ptpn3.co.id). Struktur perusahaan ini

membagi karyawan menjadi karyawan pimpinan dan pelaksana yang jika

dikaitkan dengan model job characteristic di atas karyawan memiliki perbedaan

karakter kerja, dimana karyawan pelaksana memiliki karakter kerja yang lebih

tinggi dibandingkan karyawan pelaksana. Perbedaan ini memungkinkan adanya

perbedaan keterikatan kerja dimana karyawan pimpinan memiliki keterikatan

kerja yang lebih tinggi dibandingkan karyawan pelaksana. Berkaitan dengan hal

tersebut, peneliti ingin mengetahui lebih jauh mengenai perbedaan keterikatan

kerja (work engagement) antara karyawan pimpinan dan pelaksana PTPN III.

B.Rumusan Masalah

Apakah terdapat perbedaan engagement pada karyawan level pimpinan dan

pelaksana PT. Perkebunan Nusantara III Medan.

C.Tujuan Penelitian

Melihat perbedaan keterikatan pada karyawan level pimpinan dan pelaksana

(4)

D.Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

a. Memberikan kontribusi dalam penelitian psikologi dibidang industri dan

organisasi, khususnya mengenai keterikatan kerja.

b. Menjadi referensi untuk penelitian selanjutnya mengenai keterikatan

kerja karyawan

2. Manfaat Praktis

a. Organisasi mendapatkan informasi mengenai tingkat keterikatan kerja

karyawannya.

b. Organisasi mendapatkan informasi mengenai perbedaan tingkat

keterikatan kerja karyawan pimpinan dan pelaksana atau dengan kata lain

apakah terdapat kesenjangan keterikatan kerja pada kedua kelompok

karyawan ini.

E.Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dalam penelitian ini adalah, sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan

Bab ini terdiri atas latar belakang masalah penelitian, tujuan

penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

Bab II Landasan Teori

(5)

keterikatan kerja. Bab ini juga mengemukakan hipotesa sebagai

dugaan sementara terhadap masalah penelitian.

Bab III Metode Penelitian

Bab ini menguraikan identifikasi variabel, definisi operasional

variabel, populasi, sampel, dan metode pengambilan sampel, alat

ukur yang digunakan, uji validitas dan reliabilitas alat ukur,

prosedur pelaksanaan penelitian, serta metode analisa data yang

digunakan untuk mengolah hasil penelitian.

Bab IV Analisa Data dan Pembahasan

Bab ini berisikan mengenai gambaran umum subjek penelitian,

hasil utama penelitian, hasil tambahan penelitian serta analisa data

dan pembahasan.

Bab V Kesimpulan dan Saran

Bab ini memuat kesimpulan dan saran penelitian dari hasil

Referensi

Dokumen terkait

Apabila dalam keadaan tertentu komunikasi melalui telepon selular gagal dan tidak dapat diterima oleh GSM modem yang diakibatkan oleh berbagai hal seperti gangguan jaringan, maka

4 Bukti Distribusi Jilid Laporan TA ke PERPUSTAKAAN UNSOED 5 Surat cuti akademik ( apabila pernah cuti dan lampirkan ) wajib di 6 Foto Copy Ijasah SMA/SMK (

Tujuannya adalah untuk membuat modul pengantar yang dapat digunakan dalam mengoperasikan Seven Segment melalui komputer. Dan memberikan alternatif lain dalam menggunakan Seven

Steganografi adalah suatu cara pengamanan yang digunakan untuk menyembunyikan pesan/informasi yang sangat penting kedalam sebuah gambar.. Aplikasi ini biasa digunakan

Aplikasi ini dibuat menggunakan Visual C#, karena Visual C# merupakan bahasa pemograman yang sudah berorientasi objek dan bersifat visual sehingga dapat menghasilkan aplikasi

ACUAN PENETAPAN REKOMENDASI PUPUK N, P, DAN K PADA LAHAN SAWAH.

12.00 WIB, Panitia Pengadaan Barang/Jasa pada Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kementerian Sekretariat Negara Tahun Anggaran 2012 telah mengadakan Rapat Pemberian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai konsentrasi pestisida golongan karbamat dengan jenis karbofuran dan metomil di perairan Pantai Mlonggo, Kabupaten