• Tidak ada hasil yang ditemukan

Nilai Manfaat Ekonomi Kawasan Air Terjun Sikulikap, Kabupaten Karo, Sumatera Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Nilai Manfaat Ekonomi Kawasan Air Terjun Sikulikap, Kabupaten Karo, Sumatera Utara"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

TINJAUAN PUSTAKA

Konsep Penilaian Ekonomi

Menurut (Hussen dalam Adrianto, 2010) Willingness to pay(WTP) pada

dasarnya untuk mengukur nilai benefits dari sesuatudidasarkan atas perspektif

manusia (individu), sehingga alat ukurnya adalahkesediaan membayar

(willingness to pay) untuk menikmati atau menghindari sesuatu.Dengan kata lain,

nilai benefits yang didapatkan seseorang atas sesuatu setara denganjumlah yang

mau mereka bayarkan untuk menikmati sesuatu tersebut. Terdapat tiga metode

yang digunakan untuk menentukan nilai WTP dariseseorang untuk perbaikan

lingkungan yaitu:

1. Pay Revealed Willingness Pay

Metode ini mengungkapkan nilai willingness to pay

denganmenghubungkannya pada sesuatu yang memiliki nilai pasar. Penilaian

ekonomisterhadap barang-barang lingkungan dapat dilakukan dengan menaksir

surplusprodusen dan konsumen seperti halnya pada barang-barang pasar.

Revealed WTP

mencakup tiga metode, yaitu:

a) Productivity Method

Productivity methoddilakukan ketika peningkatan kualitas lingkungan

secaralangsung mempengaruhi komponen biaya dari produksi suatu barang pasar.

(2)

b) Hedonic Pricing Method

Hedonic pricing methoddigunakan untuk menilai

keramahtamahanlingkungan (environmental amenities) yang mempengaruhi harga

tempat tinggal.Penggunaan metode ini dapat dilakukan karena harga perumahan

di suatu areanampak seperti berhubungan dengan penggunaan ruang terbuka dan

tersedianya datatransaksi real estate dan potongan ruang terbuka.

c) Travel Cost Method(TCM)

Logika sederhana metode ini, yaitu nilai manfaat dari suatu situs/kawasan

akan setara dengan biaya perjalanan yang dilakukan oleh masyarakat

untukmengunjungi situs tersebut. TCM merupakan teknik yang pertama kali

mengasumsikan bahwa nilai suatutempat rekreasi berkaitan dengan biaya

perjalanan yang dikeluarkan para pengunjung.

2) Imputed Willingness to Pay

Metode ini mengungkapkan nilai willingness to pay dengan melihat

berapabesar pengeluaran seseorang untuk mengurangi dampak dari buruknya

kualitaslingkungan terhadap dirinya. Imputed WTP meliputi damage cost

avoided,replacement cost, dan substitute cost methods. Ketiga metode ini

mengestimasi nilainon-market goods dan non-market services dengan berdasar

pada biaya-biaya yangdapat menghindarkan kehilangan barang-barang non-pasar

atau jasa-jasa, biaya yangmenggantikan aset-aset lingkungan, dan biaya yang

(3)

3) Expressed Willingness to Pay

Menurut (Pramesi, 2008 dalam Muharram, 2010), metode ini

mengungkapkan nilai willingness to pay dengan menggunakansurvei untuk

menanyakan secara langsung pada seseorang terhadap perubahankualitas

lingkungan yang didasarkan pada sebuah skenario hipotesis. Expressed

WTPmencakup metode contingent valuation.

Menurut (Ward et. al, 2000 dalam rahardjo, 2002), metode penilaian

khususnya untuk mengukur nilai ekonomi wisata alam yang paling banyak

dipakai adalah metode biaya perjalanan (travel cost method). Metode ini menduga

total nilai ekonomi (total economic value) kawasan wisata berdasarkan penilaian

yang diberikan masing-masing individu atau masyarakat terhadap kenikmatan

yang tidak ternilai (dalam rupiah) dari biaya yang dikeluarkan untuk berkunjung

ke sebuah objek wisata, baik itu opportunity cost maupun biaya langsung yang

dikeluarkan seperti biaya transportasi, konsumsi makanan, minuman, hotel, tiket

masuk dan sebagainya.

Konsep Nilai Ekonomi

Menurut (Pearce, 1993 dalam Suparmoko, 2006), suatu kawasan memiliki

nilai ekonomi yang meliputi nilai penggunaan dan nilai non penggunaan yang

diuraikan sebagai berikut :

1. Nilai Penggunaan

(4)

langsung adalah nilai atau manfaat dari sumberdaya alam dan ekosistem yang

diperoleh secara langsung melalui konsumsi atau produksinya. Nilai penggunaan

tidak langsung adalah nilai atau manfaat yang diperoleh secara tidak langsung dari

sumberdaya kawasan yang memberikan jasa pada aktivitas ekonomi atau

mendukung kehidupan manusia. Nilai pilihan adalah nilai harapan untuk masa

yang akan datang terhadap sumberdaya alam dan ekosistem.

2. Nilai Non Penggunaan/Nilai Tanpa Penggunaan

Nilai non penggunaan terdiri dari nilai warisan dan nilai keberadaan. Nilai

warisan adalah nilai yang didasarkan pada suatu keinginan individu atau

masyarakat untuk mewariskan kawasan kepada generasi yang akan datang.

Sedangkan nilai keberadaan adalah nilai yang diberikan masyarakat maupun

pengunjung terhadap kawasan atas manfaat spiritual, estetika, dan kultural.

Nilai ekonomi dari objek wisata Air Terjun Sikulikap merupakan jumlah

keseluruhan dari nilai sumberdaya alam yang berada dalam objek wisata Air

Terjun Sikulikap tersebut, baik barang/jasa yang dimanfaatkan secara langsung

maupun tidak langsung. Untuk mendapatkan nilai ekonomi total dari objek wisata

Air Terjun Sikulikap, hal tersebut meliputi banyak aspek yang harus dihitung,

yaitu nilai penggunaan maupun nilai tanpa penggunaan. Dalam penelitian ini,

akan dilakukan analisis terhadap nilai ekonomi yang dihasilkan dari penggunaan

tidak langsung, yaitu kegiatan rekreasi. Valuasi ekonomi atau penilaian ekonomi

adalah suatu upaya/kegiatan untuk memberikan nilai kuantitatif terhadap barang

dan jasa yang dihasilkan oleh suatu sumberdaya alam dan lingkungan (Fauzi,

(5)

Penelitian ini menggunakan metode biaya perjalanan (travel cost) untuk

menghitung atau mengestimasi nilai ekonomi wisata objek wisata Air Terjun

Sikulikap. Nilai ekonomi diperoleh dari persepsi seseorang tentang harga yang

diberikan oleh seseorangterhadap objek wisata Air Terjun Sikulikap. Menurut

Djijono (2002), ukuran harga tersebut ditentukan oleh waktu, barang atau uang

yang dikorbankan seseorang untuk memiliki atau menggunakan barang dan jasa

yang diinginkan.

Nilai manfaat dari suatu situs/kawasanakan setara dengan biaya perjalanan

yang dilakukan oleh masyarakat untuk mengunjungi situs tersebut (Turner, 2004

dalam Adrianto, 2010). Metode ini dapat mengestimasi manfaat-manfaat ekonomi

atau biaya-biaya sebagai hasil dari:

· Perubahan-perubahan biaya masuk dari sebuah situs rekreasi.

· Pengeluaran terhadap sebuah situs rekreasi yang ada.

· Tambahan sebuah tempat rekreasi baru

· Perubahan kualitas lingkungan pada sebuah situs rekreasi.

Travel cost method (TCM) memiliki tiga pendekatan, yaitu:

(1) Zonal travel cost, dapat dilakukan hanya dengan menggunakan data sekunder dan beberapa data sederhana yang dikumpulkan dari para pengunjung.

(2) Individual travel cost, menggunakan sebuah survei yang lebih terperinci terhadap para pengunjung.

(6)

TCM merupakan teknik yang pertama kali mengasumsikan bahwa nilai suatu

tempat rekreasi berkaitan dengan biaya perjalanan yang dikeluarkan para

pengunjung.

Pendekatan Biaya Perjalanan

Model yang mendasari metode biaya perjalanan atau travel cost yaitu

dengan asumsi bahwa orang lain akan melakukan perjalanan berulang-ulang ke

tempat tersebut sampai pada titik dimana nilai marginal dari perjalanan terakhir

bernilai sama dengan jumlah uang dan waktu yang dikeluarkan untuk mencapai

lokasi tersebut dan untuk mengestimasi besarnya nilai manfaat dari upaya

perubahan kualitas lingkungan dari tempat rekreasi yang dikunjungi (Yakin(1997)

dalam Merryna, 2009). Lebih lanjut, Merryna (2009) menjelaskan bahwa adapun

kelebihan dari metode TCM adalah 1) Hasil perhitungan manfaat berdasarkan

tingkah laku pasar yang diteliti, 2) Metode ini dapat mengestimasi besarnya

surplus konsumen. Sedangkan kelemahan dari metode TCM adalah 1) Biaya

perjalanan yang dipakai harus valid sedangkan dalam kenyataannya susah untuk

mengestimasi dengan tepat, 2) Opportunity cost harus dimasukkan dalam

perhitungan, 3) Teori ekonomi gagal untuk menjelaskan hubungan jumlah

kunjungan dengan biaya perjalanan. Metode ini hanya berdasarkan pada

ketegasan (fitting) garis regresi pada satu set data yang dikumpulkan karena

dibatasi pada nilai yang memanfaatkan lokasi tersebut, sehingga jika pelestarian

lingkungan pada lokasi tersebut penting bagi non pengguna, maka manfaat yang

diestimasi jauh lebih kecil dari yang sebenarnya.

(7)

MenurutSuwantoro (2002), wisata alam adalah bentuk kegiatan yang

memanfaatkanpotensi sumber daya alam dan tata lingkungan. Sedangkan obyek

wisata alamadalah sumber daya alam yang berpotensi dan berdayatarik bagi

wisatawan serta ditujukan untuk pembinaancinta alam baik dalam kegiatan alam

maupun setelah pembudidayaan. Jadi dapat disimpulkan bahwa wisata alam

merupakan pemanfaatan sumber daya alam yang ditata dengan baik sehingga

dapat menimbulkan rasa senang, indah, nyaman dan bersih dengan menggunakan

konservasi sumber daya alam sertalingkungan sebagai daya tariknya.Pendapat

diatas lebih dirincikanoleh Robby (2001), yang menyatakan bahwa wisata alam

adalah suatu kegiatan perjalanan yang dilaksanakan pada tempat-tempat yang

berhubungan dengan alam seperti, gunung, rimba/hutan, gua, lembah, sungai,

pesisir, laut, air terjun, danau, lembah sempit (canyon) dan lain sebagainya.Salah

satu bentuk kegiatan wisata alam yang berkembang saat ini adalah ekowisata.

Ekowisata lebih populer dan lebih banyak dipergunakan dibanding dengan

terjemahan yang seharusnya dari istilah ecotourismyaitu ekoturisme.

Ekowisata dapat diartikan sebagai perjalanan ke suatu kawasan alam yang

relatif masih asli dan tidak tercemar, dengan minat khusus untuk mempelajari,

mengagumi dan menikmati pemandangan, tumbuhan liar maupun manifestasi

budaya masyarakat setempat (Gunawan, 1997).

Deskripsi Objek Wisata

Menurut (Ginting, 2010), letak geografis Desa Doulu merupakan satu

(8)

dingin pada malam dan juga pagi hari dengan suasana yang lembab dan

berembun, dengan temperatur diantara 160–200 C. Jarak tempuh menuju Ibu Kota

Kecamatan kurang lebih 25 menit atau 11 km, dan dari Ibu Kota Kabupaten

kurang lebih 23 km, juga dari Ibu Kota Provinsi kurang lebih 74 km. Adapun

letak dari pemukiman utama penduduk berada ditengah ladang dan perbukitan dan

pada pinggir jalan raya. Desa Doulu dapat ditempuh melalui jalur Berastagi–

Medan atau sebaliknya. Desa Doulu mempunyai luas wilayah kurang lebih 3,50

km2 dengan rasio terhadap total luas kecamatan adalah 11,48%. Adapun

batas-batas administrasi wilayah Desa Doulu dengan wilayah desa lain disekitarnya

yaitu:

Sebelah utara : Desa Deleng Macik

Sebelah Selatan : Desa Deleng Singkut

Sebelah Barat : Desa Semputen Angin

Sebelah Timur : Desa Semangat Gunung

Keadaan Desa Doulu yang berbukit-bukit dan berada pada dataran tinggi

terletak di dekat potensi sumber daya yang unik. Adapun keterangan keseluruhan

luas desa dalam penggunaan tanah dijelaskan sebagai berikut: Pemukiman: 5 Ha,

Tegalan/Lahan Kering: 90 Ha, Kebun Campuran: 20 Ha, Sawah: 80 Ha, Hutan

Lebat: - Belukar: 100 Ha, Perkuburan: 5 Ha. Air Terjun Sikulikap menyajikan

panorama keindahan alam dan kesejukan.Air Terjun Sikulikap mempunyai

ketinggian jatuh 30 m. Sumber air terjun ini berasal dari Taman Hutan Rakyat

(Tahura) Bukit Barisan. Hutannya merupakan Kawasan Ekosistem Leuser (KEL)

Taman Nasional Gunung Leuser yang berada dalam Kawasan Taman Wisata Lau

Debuk Tanah Karo.Di sekeliling air terjun adalah hutan tropis lebat, dengan

(9)

batu yang tegak lurus. Sejumlah pemanjat tebing sering memanfaatkan batu cadas

Referensi

Dokumen terkait

Hal selanjutnya yang perlu dilakukan pada pemodelan kali ini adalah menghitung matriks ko- varians dari masing-masing fungsi tujuan ke- menggunakan persamaan 2.10, dengan

Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan permasalahannya sebagai berikut: a) Bagaimana mendeskripsikan langkah- langkah pengembangan media pembelajaran dan

Penelitian mengenai penggunaan strategi inkuiri dalam pembelajaran fisika telah dilaporkan oleh banyak peneliti, di antaranya yaitu untuk mengatasi kesulitan belajar siswa

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011 tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (Berita Negara

Enzim protease yang dihasilkan oleh bakteri selain berperan dalam mendegradasi dinding sel patogen, protease dapat digunakan oleh bakteri tersebut untuk melakukan

Tergugat II melakukan penjualan bidang tanah untuk kedua kalinya tanpa dokumen resmi, atau dengan lain perkataan Tergugat II melakukan penjualan satu obyek hak atas tanah yang

Penelitian ini untuk mengetahui pengelolahan dana zakat produktif yang ada di Rumah zakat kota Malang dan model Pemberdayaan UMKM yang dilakukan oleh Rumah zakat

Pada umumnya anggota keluarga melaksanakan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing Mustahik yang dapat memenuhi indikator pertama dalam tingkat keluarga sejahtera