• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Perbandingan Pengaturan Kecepatan Dengan Metode Flux Magnet Dan Metode Ward Leonard Terhadap Efisiensi Pada Motor Dc Shunt Chapter III V

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Perbandingan Pengaturan Kecepatan Dengan Metode Flux Magnet Dan Metode Ward Leonard Terhadap Efisiensi Pada Motor Dc Shunt Chapter III V"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Pengambilan data dalam penelitian tugas akhir ini akan dilakukan di

Laboratorium Konversi Energi Listrik Departemen Teknik Elektro Fakultas

Teknik Universitas Sumatera Utara pada tanggal 1- 5 Desember 2016.

3.2 Metode Pengumpulan Data

Salah satu hal yang sangat penting dalam melakukan penelitian adalah

metode pengumpulan data. Kesalahan yang terjadi dalam proses pengumpulan

data dapat menyebabkan proses analisis data menjadi rumit dan rentan terhadap

tingkat akurasi hasil penelitian yang buruk. Pada penelitian ini, penulis memilih

beberapa metode, diantaranya :

3.2.1. Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah suatu metode yang menggunakan catatan atas

kejadian-kejadian yang telah terjadi, catatan tersebut dapat berupa tulisan maupun

gambar. Pada penelitian ini penulis melakukan metode dokumentasi dari

tulisan-tulisan yang berupa buku-buku, yang meyangkut tentang bagaimana pengaturan

(2)

3.2.2. Metode Observasi

Metode obsevasi yang dilakukan penulis adalah dengan melakukan

pengamatan dan pencatatan secara sistemik tehadap data-data yang menyangkut

tentang penelitian, dimana penelitian dilakukan dengan cara melakukan percobaan

pada pengaturan putaran motor dc shunt. Setalah melakukan percobaan, penulis

melakukan analisis dan interpretasi terhadap hasil percobaan dan kenudian

menarik kesimpulan atas hasil penelitian.

3.3 Bahan dan Peralatan

Pada penelitian ini terdapat dua jenis percobaan yang dilakukan :

3.3.1 Percobaan Dengan Metode Flux Magnet

Bahan dan peralatan yang digunakan adalah sebagai berikut :

1. Motor dc, dengan spesifikasi :

V = 220 volt

Tahanan Medan Shunt = 1,168 kOhm

Tahanan Jangkar = 4,5 Ohm

2. Generator dc, dengan spesifikasi :

V = 220 volt

(3)

IL = 9,1 A

n = 150 rpm

Kelas Isolasi = B

Type GNF 110/140 Penguatan Bebas

3. Tahanan Geser ( 5 Buah )

4. Tachometer ( 2 buah )

5. Kabel Penghubung

6. Multimeter (5 buah)

7. Power Supply ( 1 PTAC dan 1 PTDC )

8. Penyearah diode 3 phasa gelombang penuh

3.3.2 Percobaan Dengan Metode Ward Leonard

Bahan dan peralatan yang digunakan adalah sebagai berikut :

1. Motor dc, dengan spesifikasi :

V = 220 volt

Tahanan Medan Shunt = 1,168 kOhm

Tahanan Jangkar = 4,5 Ohm

2. Generator dc, dengan spesifikasi :

(4)

P = 2 kW

IL = 9,1 A

n = 150 rpm

Kelas Isolasi = B

Type GNF 110/140 Penguatan Bebas

3. Motor Induksi, dengan spesifikasi :

V = 220/380

IL = 10,7/6,2 A

Kelas Isolasi = B-F

P = 2,2 kW

f = 50 Hz

Type AEG CAM 112 AM 112MU 4RI

4. Tachometer ( 2 buah )

5. Kabel Penghubung

6. Multimeter (4 buah)

(5)

3.4 Rangkaian dan Prosedur Percobaan

3.4.1 Percobaan Dengan Metode Flux Magnet

 Rangkaian Percobaan Tanpa Beban

Gambar 4.1 Rangkaian Percobaan Pengaturan Putaran dengan Metode

Flux Magnet Tanpa Beban

 Prosedur Percobaan Tanpa Beban

1. Peralatan dirangkai seperti gambar 4.1

2. Switch on PTAC

3. Atur besar nilai tegangan terminal ( Vt) secara perlahan hingga 200 volt

4. Catat nilai arus jangkar, arus jala-jala, arus medan shunt, dan putaran

motor pada setiap nilai tahanan mulai dari 20 hingga 200.

5. Turunkan nilai tegangan terminal hingga nol perlahan lahan lalu switch off

autotrafo.

(6)

 Rangkaian Percobaan Tanpa Beban

Gambar 4.1 Rangkaian Percobaan Pengaturan Putaran dengan Metode

Flux Magnet Berbeban

 Prosedur Percobaan Tanpa Beban

1. Peralatan dirangkai seperti gambar 4.2

2. Switch on PTAC

3. Atur besar nilai tegangan terminal ( Vt) secara perlahan hingga 200 volt

4. Catat nilai arus jangkar, arus jala-jala, arus medan shunt, dan putaran

motor pada setiap nilai tahanan mulai dari 20 hingga 200.

5. Turunkan nilai tegangan terminal hingga nol perlahan lahan lalu switch off

autotrafo.

(7)

3.4.2 Percobaan Dengan Metode Ward Leonard

 Rangkaian Percobaan

Gambar 4.1 Rangkaian Percobaan Pengaturan Putaran dengan Metode

Ward Leonard

 Prosedur Percobaan Tanpa Beban

1. Peralatan dirangkai seperti gambar 4.3

2. Switch on PTAC

3. Atur nilai tegangan ( Vac ) = 220 volt

4. Switch on PTDC

5. Catat nilai arus jangkar, arus medan, arus jala-jala dan putaran motor pada

nilai tegangan ( Vdc ) mulai dari 15 volt hingga 150.

6. Turunkan secara perlahan nilai tegangan ( Vdc ) hingga nol.

7. Switch off PTDC

8. Turunkan secara perlahan nilai tegangan ( Vac ) hingga nol.

9. Swich off autotrafo.

(8)

3.5 Variabel Yang Diamati

3.5.1 Variabel Dengan Metode Flux Magnet

1. Nilai arus jangkar (Ia)

2. Nilai arus jala-jala (IL)

3. Nilai arus shunt (Ish)

4. Putaran motor

3.5.2 Variabel Dengan Metode Ward Leonard

1. Nilai arus jangkar (Ia)

2. Nilai arus jala-jala(IL)

3.Arus frekuensi (If)

(9)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Umum

Untuk mengetahui bagaimana pengaturan kecepatan dengan metode

pengaturan flux magnet dan metode ward leonard pada motor dc shunt, maka

perlu dilakukan suatu percobaan ataupun pengujian. Dengan mengetahui

bagaimana pengaturan masing masing metode berjalan, maka dari hasil yang

didapatkan dapat dibandingkan pengaturan manakah yang paling baik dengan

menjadikan efisiensi sebagai tolak ukur pada masing masing metode pengaturan.

4.2 Data Percobaan

Pada penelitian ini, penulis melakukan percobaan di Laboratorium

Konversi Energi Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik USU. Data yang

diperoleh dari percobaan tersebut adalah sebagai berikut dan ditampilkan juga

pada lampiran.

4.2.1 Pengaturan Kecepatan Dengan Metode Flux Magnet

(10)

Tabel 4.1 Data Hasil Pengukuran Dengan Metode Flux Magnet Pada

Tabel 4.2 Data Hasil Pengukuran Dengan Metode Flux Magnet Pada

(11)

R1 Ia Ish IL N

4.2.2 Pengaturan Kecepatan Dengan Metode Flux Ward Leonard

Tabel 4.3 Data Hasil Pengukuran Dengan Metode Ward Leonard

(12)

4.3 Analisis Data

Dari data percobaan diatas, maka dapat dilakukan analisis perhitungan

sebagai berikut :

4.3.1 Pengaturan Kecepatan dengan Metode Flux Magnet

Untuk dapat menentukan nilai rugi rugi pada motor, maka harus dilakukan

pengujian pada motor yang tak berbeban, sedangkan untuk menentukan nilai

efisiensi maka harus dilakukan pengujian pada motor dengan kondisi berbeban.

 Percobaan kondisi tak berbeban

Daya masukan pada kondisi tak berbeban ditentukan dengan formula :

P(in) = Vt x IL

Pada kondisi tak berbeban, daya masukan berfungsi untuk melayani rugi

rugi yang terdapat pada motor, yang diantara adalah sebagai berikut :

-Rugi rugi tembaga

Rugi-rugi tembaga adalah rugi-rugi yang terdapat pada kumparan jangkar

dan kumparan medan shunt. Rugi-rugi tembaga ditentukan dengan formula

sebagai berikut :

P(cu-total)o= ( Ia )2 x Ra + ( Ish )2 x Rsh

-Rugi-rugi konstan

Rugi-rugi konstan yaitu rugi-rugi besi dan rugi-rugi angin. Rugi-rugi

(13)

Pkonstan= (Pin)o– (Pcu-total)o

 Percobaan kondisi berbeban

Daya masukan pada kondisi berbeban dapat ditentukan dengan formula

sebagai berikut :

Pin= Vt x IL

Pada kondisi ini, daya masukan berfungsi untuk melayani beban serta

rugi-rugi pada motor, yang diantara sebagai berikut:

− Rugi-rugi tembaga :

P(cu-total) = ( Ia )2 x Ra + ( Ish )2 x Rsh

− Rugi-rugi total.

Rugi-rugi total adalah akumulasi besarnya nilai rugi-rugi tembaga dan

rugi-rugi konstan. Dapat dituliskan dengan formula sebagai berikut :

Σ Rugi-Rugi =Pcu-total + Pkonstan

Sehingga daya yang digunakan untuk melayani beban adalah :

Pout = Pin –Σ Rugi-Rugi

Efisiensi motor dc shunt adalah persen dari besarnya daya yang keluar

dibandingkan dengan besarnya daya yang masuk pada motor, atau dapat

diformulasikan sebagai berikut :

η = PPi x %

Untuk mengetahui nilai torsi pada motor, maka harus ditentukan dulu besar nilai

(14)

Ea = Vt – Ia x Ra

Perubahan Fluksi :

CØ = a

Dengan analisis pehitungan seperti di atas berserta data-data yang telah

diperoleh melalui percobaan, maka dapat dilakukan perhitungan sebagai berikut :

 Pada saat R1 = 20

Kondisi tak berbeban

P(in)0 = Vt x IL

P(in)0 = 200 x 1,65

P(in)0 = 330 Watt

P(cu-total)0 = ( Ia )2 x Ra + ( Ish )2 x Rsh

P(cu-total)0 = (1,48)2 x 3,8 + (0,17)2 x 1250

P(cu-total)0 = 44,44

Pkonstan= (Pin)o– (Pcu-total)o

Pkonstan= 330 – 44,44

Pkonstan= 285,55 Watt

Kondisi Berbeban

P(in) = Vt x IL

(15)

P(in) = 464 Watt

P(cu-total) = ( Ia )2 x Ra + ( Ish )2 x Rsh

P(cu-total) = (2,15)2 x 3,8 + (0,17)2 x 1250

P(cu-total) = 53,69

Pout = P(in) - P(cu-total) - Pkonstan

Pout = 464 - 53,67 - 284,55

Pout = 124,75 Watt

η = PPi x %

η = , x %

η = 26,88 %

Ea = Vt – Ia x Ra

Ea = 200 – 2,15 x 3,8

Ea = 191,83

CØ = 1911553,83

CØ = 0,1235

Dengan merunut perhitungan di atas, nilai R1 mulai dari 40 hingga 200

ohm dapat ditentukan dengan menggunakan tabel di bawah ini dan perhitungan

(16)

Tabel 4.4 Data Hasil Analisis Dengan Metode Flux Magnet

R1(ohm) Ia(Amp) Ish(Amp) IL(Amp) N(rpm) η(%) CØ

20 2,15 0,17 2,32 1553 26,88 0.1235

40 2,19 0,16 2,35 1564 27,30 0.1225

60 2,22 0,16 2,38 1571 27,32 0.1219

80 2,23 0,16 2,39 1579 26,80 0.1212

100 2,26 0,16 2,42 1599 27,21 0.1197

120 2,30 0,15 2,45 1621 28,37 0.1179

140 2,33 0,15 2,48 1636 28,80 0.1168

160 2,35 0,15 2,50 1644 28,92 0.1162

180 2,37 0,14 2,51 1659 29,21 0.1151

200 2,39 0,14 2,53 1675 29,32 0.1139

4.3.2 Pengaturan Kecepatan dengan Metode Ward Leonard

Untuk menentukan besar nilai Torsi pada motor dc shunt, maka

sebelumnya harus terlebih dahulu didapatkan besar nilai perubahan fluks dan

besar nilai ggl motor.

Besar nilai perubahan fluks ditulis dengan formula :

(17)

Kemudian, Besar ggl motor ditulis dengan formula :

Ea = Vt- Ia x Ra

Setelah mendapatkan besar nilai perubahan fluks dan ggl motor, maka

besar nilai Torsi pun dapat ditentukan. Besar nilai torsi ditulis dengan formula :

Ta =Ea x Iaπ N

Selanjutnya, dari besar torsi yang telah diketahui, maka daya keluaran motor

dapat ditentukan. Besar daya keluaran motor ditulis dengan formula :

Pout = π N T

Untuk menentukan besar efisiensi suatu motor dc shunt, maka terlebih

dahulu harus diketahui besar nilai daya yang masuk dan besar nilai daya yang

keluar. Besar daya yang masuk pada motor dc shunt adalah sebesar :

Pin = Vt x IL

Setelah nilai daya masuk dan daya keluar didapatkan, maka efisiensi motor dc

shunt pun dapat ditentukan. Efisiensi Motor dc shunt :

η = PPi x %

Dengan analisis pehitungan seperti di atas berserta data-data yang telah

diperoleh melalui percobaan, maka dapat dilakukan perhitungan sebagai berikut :

(18)

CØ= Vt − Ia x Ran

CØ= − , x ,

CØ= 0.019103261

Ea = Vt- Ia x Ra

Ea = 15- 1,32x 0,38

Ea = 14.4984

Ta =Ea x Iaπ N

Ta = x , x . x ,

Ta =0.004141

Pout = π N T

Pout = x , x 0.004141

Pout = 19.13789

(19)

Pin = 15 x 1.35

Pin = 20.25

η = PPi x %

η = . . x %

η = 94.50 %

Dengan merunut perhitungan di atas, nilai Vt mulai dari 30 hingga 150

volt dapat ditentukan dengan menggunakan tabel di bawah ini dan untuk

perhitungan lebih terperinci dapat dilihat pada lampiran.

Tabel 4.5 Data Hasil Analisis Dengan Metode Ward Leonard

Vt(V) Ia(A) IL(A) If(A) CØ Ta(Nm) N (rpm) η(%)

15 1,32 1.35 0,03 0.0191 0.0041 736 94.50

30 1,10 1.15 0,05 0.0246 0.0043 1186 94.31

45 1,02 1.09 0,07 0.0352 0.0057 1257 92.77

60 1,04 1.14 0,10 0.0434 0.0072 1365 90.62

75 1,08 1.21 0,13 0.0516 0.0089 1438 88.76

90 1,13 1.28 0,15 0.0596 0.0107 1497 87.86

105 1,19 1.37 0,18 0.0674 0.0128 1545 86.48

120 1,25 1.47 0,22 0.0745 0.0148 1597 84.69

135 1,32 1.57 0,25 0.0815 0.0171 1644 83.76

(20)

4.4 Grafik Pengujian

Berikut adalah grafik yang menunjukkan hubungan antara fluksi dan putaran dalam percobaan pengaturan putaran dengan metode flux magnet :

Gambar 4.1 Grafik Fluksi Vs Putaran

Berikut adalah grafik yang menunjukkan hubungan antara efisiensi dan putaran dalam percobaan pengaturan putaran dengan metode flux magnet :

Gambar 4.2 Efisiensi Vs Putaran

1480

0.1139 0.1151 0.1162 0.1168 0.1179 0.1197 0.1212 0.1219 0.1225 0.1235

P

26,88 27,30 27,32 26,80 27,21 28,37 28,80 28,92 29,21 29,32

(21)

Berikut adalah grafik yang menunjukkan hubungan antara tegangan dan putaran dalam percobaan pengaturan putaran dengan metode ward leonard :

Gambar 4.3 Tegangan Vs Putaran

Berikut adalah grafik yang menunjukkan hubungan antara efisiensi dan putaran dalam percobaan pengaturan putaran dengan metode ward leonard :

Gambar 4.4 Grafik Efisiensi Vs Putaran

0

94.50 94.31 92.77 90.62 88.76 87.86 86.48 84.69 83.76 83.41

(22)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari penelitian ini diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Dari hasil analisis pada percobaan pengaturan putaran motor dc shunt

dengan metode flux magnet didapat bahwa semakin besar nilai tahanan

yang diuji maka semakin besar nilai efisiensi yang didapat. Pada

percobaan ini, efisiensi terkecil adalah 26,88%, yakni ketika tahanan yang

digunakan sebesar 20 ohm, dan efisiensi terbesar didapat pada pengujian

tahanan sebesar 200 ohm, yakni 29,32%.

2. Dari hasil analisis pada percobaan pengaturan putaran motor dc shunt

dengan metode ward leonard didapat bahwa semakin besar nilai tegangan

yang digunakan maka semakin kecil efisiensi yang didapatkan. Pada

percobaan ini, efisiensi terkecil adalah sebesar 83,41%, yakni ketika nilai

tegangan yang digunakan sebesar 150 vot, dan efisiensi terbesar didapat

pada pengujian tegangan sebesar 15 volt, yakni 94.50%.

3. Dari hasil analisis pada kedua percobaan yang dilakukan, yakni

pengaturan putaran motor dc shunt dengan metode flux magnet dan

metode ward leonard didapat bahwa pengaturan putaran dengan metode

ward leonard memiliki efisiensi yang lebih baik dibandingkan dengan

(23)

5.2 Saran

Dari penelitian ini, ada beberapa saran yang diajukan oleh penulis untuk

penelitian selanjutnya, diantaranya :

1. Untuk penulis selanjutnya yang melakukan percobaan di Laboratorium

Konvesi Energi Universitas Sumatera Utara, diharapkan untuk lebih teliti

dalam melakukan percobaan karena kesalahan dalam pengambilan data

sangat memengaruhi tingkat akurasi hasil penelitian.

2. Untuk penelitian selanjutnya dihapakan agar besar nilai tahanan geser

lebih bervariasi untuk dapat mempermudah pengaturan perbandingan yang

dilakukan.

3. Penelitian selanjutnya dapat dilakukan dengan melakukan variasi

perbandingan metode yang digunakan dalam pengaturan putaran motor dc

shunt.

4. Penelitian selanjutnya dapat dilakukan dengan mengganti tolak ukur

kinerja motor motor dengan meneliti bagaimana pengaruh besar nilai

Gambar

Gambar 4.1 Rangkaian Percobaan Pengaturan Putaran dengan Metode
Gambar 4.1 Rangkaian Percobaan Pengaturan Putaran dengan Metode
Gambar 4.1 Rangkaian Percobaan Pengaturan Putaran dengan Metode
Tabel 4.2  Data Hasil Pengukuran Dengan Metode Flux Magnet Pada
+6

Referensi

Dokumen terkait

Pembangunan Sentra IKM diartikan suatu kegiatan untuk merelokasi lokasi beberapa IKM yang saat ini sudah ada dan tersebar serta tidak tertata dengan baik ke lokasi baru

Pernyataan ini menegaskan bahwa, jika ada manusia yang enggan beribadah kepada Allah, maka sebenarnya dia telah melanggar fungsi penciptaan manusia. Dalam konteks ini, pada

Pemanfaatan Arang Tulang Sapi Sebagai Adsorben Alternatif Untuk Proses Penyerapan Rhodamin B (Laporan Penelitian).. Universitas

Perbedaan ini terjadi karena pada pemberian pupuk pada kedua tanaman yang dilakukan sebanyak dua kali selama 6 minggu, pada tanaman sawi yang diberi pupuk anorganik

Dipotong masing-masing menjadi partikel yang lebih kecil dengan..

Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian mengenai pengaruh model pembelajaran kooperatif TGT berbantuan media interaktif Smartgapoly (MPK-TGT Smartgapoly ) dan

Penanda molekular RAPD yang terdiri dari 11 primer dapat digunakan untuk menganalisis variasi genetik pada 15 kultivar melon dengan timun, timun suri, barteh, dan

Penelitian mengenai kajian potensi produksi padi sebelumnya telah dilakukan oleh mahasiswa Keteknikan Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara sebagai