• Tidak ada hasil yang ditemukan

PTK KELAS 1 BHS INDO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PTK KELAS 1 BHS INDO"

Copied!
50
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Membaca adalah suatu cara untuk mendapatkan informasi dari sesuatu yang ditulis. Semakin banyak membaca semakin banyak pula informasi yang kita dapatkan, walaupun terkadang informasi itu kita dapatkan secara tidak langsung. Membaca merupakan aspek penting di dalam kehidupan manusia. Dengan membaca kita bisa mendapat ilmu, dan gudangnya ilmu di dapat dari buku.

Kebiasaan masyarakat Indonesia dalam mebaca masih terbilang sangat rendah. Rendahnya minat baca masyarakat Indonesia ini menyebabkan kualitas dan mutu pendidikan di Indonesia juga hanya jalan di tempat dan cenderung mundur. Rendahnya budaya baca ini karena masyarakat Indonesia lebih suka menonton televise, bergelut dengan dunia maya.

Pengembanagan kemampuan berbahasa merupakan salah satu kunci keberhasilan peningkatan mata pelajaran dan sebagai bekal untuk memasuki dunia informasi. Khususnya mata pelajaran bahasa indonesia akan ditemukan beberapa pembaharuan. Pembaharuan tersebut terutama tampak pada penggunaan pendekatan komunikatifanintegrative dalam pembelajaran bahasa Indonesia.

Hal ini sejalan dengan pendapat K. Goodman tentang konsep keterampilan materi pelajaran bahasa yang dapat dilihat dari dua segi, yaitu :,keterpaduan antara materi bahasa dalam pembelajaran bahasa itu sendiri dan keterpaduan antara pembelajaran bahasa dengan materi pebelajaran mata pelajaran lain. Perubahan lain bukan hanya tampak pada pendekatan komunikatif yang menekan pembelajaran yang berpusat pada siswa, tetapi sumber belajar atau sarana, alokasi waktu dan evaluasi.

Karakteristik lain kurikulum KTSP, mata pelajaran bahasa Indonesia juga tampak pada tujuan pembelajaran bahasa Indonesia, yaitu :

(2)

2) Mengembangkan keterampilan dasar menggunakan bahasa yaitu terampil berbahasa ( siswa belajar berbahasa ) dan mengembangkan ilmu pengetahuan.

3) Menggunakan bahan kegiatan yang berkaitan dengan lingkungannya ( Sukarman, 1997 :78).

Kurikulum mata pelajaran bahasa Indonesia 2006 mengandung komponen terpadu yaitu :

Kebahasaan ( lafal, ejaan, tanda baca, struktur, kosa kata, paragraph dan wacana), pemahaman ( menyimak, membaca dan penggunaan bahasa berbicara dan menulis). Namun pengalaman menulis selama ini dengan cara belajar verbal siswa hanya mendengarkan guru berceramah dari hari ke hari, tidak membuat siswa senang mengikuti pelajaran, tetapi siswa menjadi jenuh dan tidak ada minat belajar.

Hendaknya dikembalikan pada siswa agar mereka dapat belajar aktif, kreaitf. Untuk itu guru harus mempersiapkan kegiatan belajar mengajar yang menarik, merangsang, menantang dan menyenangkan, melalui cara belajar yang bermakna dan bervariasi agar siswa gemar belajar.

Karena membaca adalah kunci pokok didalam belajar, yang terpenting adalah bagaimana mengupayakan membaca dan menulis menjadi suatu kegemaran. Budaya membaca perlu dikembangkan karena mempelajari sesuatu dengan membaca lebih dalam pengalamannya dari pada mendengarkan informasi.

Adapun yang menjadi dasar mempelajari suatu ilmu pengetahuan adalah mengetahui dan paham apa yang dipelajari terutama bahasa yang digunakan. Dengan demikian bahasa merupakan syarat mutlak bagi anak untuk memahaminya. Oleh karena itu alokasi waktu pelajaran Bahasa Indonesia yang diwajibkan di Sekolah Dasar paling besar dari mata pelajaran lainnya.

(3)

terhadap proses pembelajaran yang telah dilaksanakan untuk menumbuhkan minat membaca pada siswa. Kemampuan membaca pada siswa merupakan dasar untuk belajar lebih giat setelah siswa memiliki minat yang tumbuh dari dalam dirinya sendiri.

Mengembangkan jiwanya. Apabila telah terampil dalam membaca mereka dapat memperoleh pengalaman, pengetahuan, membentuk pengertian, mengembangkan daya pikir dan imajinasi, serta dapat membentuk sikap hidup yang baik, sebagai warga Negara yang berguna bagi masyarakat dan negaranya. (Supriadi, dkk, 1995).

Pendidikan di lingkungan keluarga merupakan kunci dalam memberikan bekal kepada anak. Orang tua terutama Ibu sebagai madrasah pertama bagi seorang anak, memiliki peran sangat penting dalam masalah ini. Jiwa anak harus diisi dengan hal-hal yang positif sejak dini.

Dalam hal ini siswa dituntut sering belajar membaca, untuk sering dan banyak membaca, diperlukan minat yang besar untuk membaca. Kemampuan membaca siswa hendaknya diiringi pada upaya meningkatkan minat siswa dalam membaca, sehingga dapat mengubah “ Learning to read “ secara berangsur-angsur menjadi “reading to learn”. Sehingga siswa kelas I mampu dalam keterampilan berbahasa (membaca), Muchlisoh,dkk ( 1992).

Kenyataan di lapangan membuktikan bahwa minat membaca sangat menurun( rendah ), yang implikasinya terhadap prestasi belajar keterampilan berbahasa Indonesia juga rendah ( Hasil belajar siswa rendah ).

Atas dasar kenyataan itu penulis mengadakan penelitian kelas yang berjudul “Meningkatkan Ketrerampilan Berbahasa Indonesia Dengan Menumbuhkan Minat Membaca Siswa Kelas I Sekolah Dasar Negeri I Selo Kecamatan Tawangharjo Kabupaten Grobogan semester II Tahun Pelajaran 2016/2017 “

(4)

Suatu masyarakat akan menjadi maju, jika dalam kehidupannya ditunjang dengan adanya budaya baca yang tinggi. Ahli ilmu pengetahuan dan teknologi tidak mungkin ada tanpa melalui membaca. Membaca tidak hanya melalui bahan bacaan yang tercetak saja, melaikan juga melalui media elektronik. Karena itu, budaya menbaca perlu ditumbuhkembangkan. Tidak hanya anak saat memasuki usia sekolah, melainkan sejak bayi masih berada dalam kandungan. Namun, karena belum bisa membaca, ibulah yang membacakan cerita pada bayi, yang diharapkan melalui cara membacakan cerita, akan mengalir kebiasaan baik kelak pada anak tersebut.

B. Idetifikasi Masalah

Dalam pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia tentang Meningkatkan Keterampilan Berbahasa Indonesia Dengan Menumbuhkan Minat Membaca Pada Siswa Kelas I SD Negeri 1 Selo Semester II Tahun Pelajaran 2016/2017 Kecamatan Tawangharjo Kabupaten Grobogan ,hanya 10 siswa yang mendapat nilai lebih dari KKM 62 dari total 24 siswa dalam mengerjakan soal. Dalam pembelajaran tersebut diperoleh gambaran bahwa proses belajar dan hasil belajar belum berhasil.

Berdasarkan hal tersebut , peneliti meminta bantuan kepada teman sejawat untuk mengidentifikasi kekurangan dari pembelajaran yang dilaksanakan . Dari hasil diskusi dengan teman sejawat terungkap beberapa masalah yang terjadi dalam pembelajaran yaitu :

a) Rendahnya tingkat ketrampilan membaca pada siswa. b) Siswa kurang perhatian dalam proses pembelajaran.

c) Rendahnya Minat baca siswa sangat rendah sehingga dalam berbahasa Indonesia kurang lancar.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atasa maka Penelitian Tindakan Kelas ( PTK) ini rumusan masalahnya sebagai berikut :

(5)

2. Bagaimana cara menumbuhkan minat membaca agar keterampilan berbahasa Indonesia dapat meningkat ?

Alokasi waktu penelitian ini selama 5 bulan, tepatnya semester II Tahun Pelajaran 2016/2017 dalam siklus pembelajaran di sekolah dasar dengan pokok bahasan “Meningkatkan Keterampilan Berbahasa Indonesia Dengan Menumbuhkan Minat Membaca Siswa Kelas I Sekolah Dasar Negeri I Selo Kecamatan Tawangharjo Kabupaten Grobogan Pada semester II Tahun Pelajaran 2016/2017 “.

D. Tujuan Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas ( PTK) ini bertujuan sebagai berikut : 1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui bahwa dengan menumbuhkan “ minat membaca”, dapat meningkatkan keterampilan berbahasa Indonesia.

2. Tujuan Khusus

Untuk mengetahui cara meningkatkan keterampilan berbahasa Indonesia dengan menumbuhkan minat baca siswa.

E. Manfaat Penelitian

a. Manfaat Teoritis

1. Mendapatkan pengetahuan atau teori baru tentang meningkatkan berbahasa Indonesia dengan menumbuhkan minat baca siswa kelas 1. 2. Bagi penulis penelitian ini bermanfaat dalam menerapkan teori tentang

meningkatkan keterampilan berbahasa Indonesia dengan menumbuhkan minat baca siswa.

b. Manfaat Praktis

(6)
(7)

BAB II

KAJIAN TEORI DAN PUSTAKA

A. Pegertian Minat

Minat adalah kesediaan jiwa yang aktif, untuk menerima pengaruh dari dunia luar diri siswa. Minat bersifat tetap, merupakan motivasi intrinsic. Menurut Marsel ada sepuluh macam minat sebagai berikut :

1) Minat Jasmaniah, adalah suka akan pekerjaan yang memerlukan tenaga jasmani.

2) Minat Mekanik, adalah suka memperbaiki dan merancang hal-hal yang berkaitan dengan mesin.

3) Minat sosial, adalah suka akan aktivitas kelompok.

4) Minat Domestik, adalah suka menyelenggarakan pekerjaan rumah tangga. 5) Minat Matematis, adalah suka bekerjaan dengan angka-angka.

6) Minat Ilmiah, adalah suka mempelajari gejala-gejala alamiah.

7) Minat Belajar, adalah suka menyelidiki sesuatu itu secara mendalam untuk mengetahui suatu obyek.

8) Minat Eksperimentasi, adalah suka mencoba sesuatu dan memastikan hasil percobaan.

9) Minat terhadap anak-anak, adalah suka bermain-main dengan anak-anak. 10) Minat terhadap Kepemimpinan, adalah lebih suka memimpin dari pada

dipimpin.

Sesuai dengan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa minat anak sangat berpengaruh besar terhadap proses belajar mengajar, khususnya proses belajar membaca, karena dalam diri anak sebenarnya telah terbentuk konsep diri dan kemampuan diri.

(8)

minat membaca sekaligus belajar yang mengacu pada langkah-langkah awal rencana refleksi dan siklus yang telah direncanakan.

Sinambela (1993) mengartikan minat

membaca

adalah sikap positif

dan adanya rasa keterikatan dalam diri anak terhadap aktivitas

membaca dan tertarik terhadap buku bacaan. Aspek minat membaca

meliputi kesenangan membaca, frekuensi membaca dan kesadaran

akan manfaat membaca. Menurut Purves dan Beach di dalam Harris

dan Sipay (1998), ada dua kelompok besar faktor yang

mempengaruhi

minat membaca anak, yaitu:

1) Faktor personal

Faktor personal adalah faktor-faktor yang ada dalam diri anak, yaitu meliputi usia, jenis kelamin, inteligensi, kemampuan membaca, sikap dan kebutuhan psikologis.

2) Faktor institusional

Faktor institusional adalah faktor-faktor di luar diri anak, yaitu meliputi ketersediaan jumlah buku-buku bacaan dan jenis-jenis bukunya, status sosial ekonomi orang tua dan latar belakang etnis, kemudian pengaruh orang tua, guru dan teman sebaya anak.

(9)

B. Cara menumbuhkan minat baca siswa

Banyak cara membiasakan diri pada seorang anak maupun remaja dalam membaca. Misalnya, dengan mengoleksi buku-buku bacaan atau cerita yang berhubungan dengan pengetahuan. Selain itu, untuk meningkatkan minat baca di kalangan siswa, ada beberapa hal yang perlu dilakukan oleh sekolah maupun kalangan siswa itu sendiri. Hal yang harus dilakukan oleh sekolah, yaitu :

1) Penciptaan atmosfir kelas yang mendukung dengan menempel pajangan hasil karya siswa dengan rapi serta slogan-slogan ajakan agar siswa gemar membaca

2) Penyediaan buku-buku bacaan yang memadai, baik dari segi kuantitas judul buku maupun kualitas buku di perpustakaan dan setiap ruang kelas.

3) Penciptaan antusiasme pada setiap individu siswa terhadap pentingnya membaca buku dan berbagai sumber ilmu lainnya.

4) Pemanfaatan kegiatan membaca sebagai alat untuk belajar seluruh bidang studi oleh masing-masing guru

5) Rak buku yang di pajang rapid an menarik untuk di eksplorasi isinya 6) Ada poster berisi cuplikan isi buku baru dan laku keras di masyarakat

7) Tersedia tempat baca buku lesehan di sekolah, misalnya di depan-depan kelas 8) Tersedia tempat ruangan khusus dengan satu dan dua computer yang berisi

permintaan seputar perbukuan, kepenulisan dan penulis. 9) Memberikan pemahaman akan pentingnya membaca

C. Perbedaan Minat Baca Berdasarkan Usia

Ada perbedaan minat anak terhadap buku bila ditinjau dari usia kronologis anak.Menurut Ediasari (Ayahbunda, 1983), berpendapat bahwa:

(10)

2) Pada usia 7 tahun, anak menyukai buku yang didominasi oleh gambar-gambar dengan bentuk tulisan besar-besar dan kata-kata yang sederhana dan mudah dibaca. Biasanya pada usia ini anak sudah memiliki kemampuan membaca permulaan dan mereka mulai aktif untuk membaca kata.

3) Pada usia 8-9 tahun, anak-anak menyukai buku bacaan dengan komposisi ganbar dan tulisan yang seimbang. Mereka biasanya sudah lancar membaca, walaupun pemahaman mereka masih terbatas pada kalimat singkat dan sederhana bentuknya.

4) Pada usia 10-12 tahun, anak lebih menyukai buku dengan komposisi tulisan lebih banyak daripada gambar. Pada usia ini kemampuan berpikir abstrak dalam diri anak mulai berkembang sehingga mereka dapat menemukan intisari dari buku bacaan dan mampu menceritakan isinya kepada orang lain.

D. Pengertian Membaca

Sugono, Dendy. 1999. Berbahasa Indonesia Dengan Benar “Membaca merupakan modal bagi seseorang untuk mempelajari buku dan mencari informasi tertulis”. Bagi siswa, membaca juga menjadi modal agar dapat mengikuti kegiatan pembelajaran. Munawir Yusuf (2005:134) menjelaskan “membaca merupakan aktifitas auditif dan visual untuk memperoleh makna dari simbol berupa huruf atau kata.” Menurut Tampubolon, membaca pada hakekatnya adalah kegiatan fisik dan mental untuk menemukan makna dari tulisan. Membaca bukan hanya mengucapkan bahasa tulis tetapi juga memahami maknanya.

Kemampuan membaca merupakan dasar untuk menguasai berbagai bidang studi. Jika anak pada usia sekolah tidak segera memiliki kemampuan membaca, maka anak akan mengalami banyak kesulitan dalam beberapa bidang studi.

Ada lima tahapan perkembangan membaca, yaitu:

(11)

2. membaca permulaan

3. ketrampilan membaca cepat

4. membaca luas

membaca yang sesungguhnya

Keterlibatan berbagai komponen tersebut mengakibatkan pengajaran membca harus dilakukan secara komprehensif dengan memperhatikan kondisi komponen tersebut. Pengajaran membaca dikembangkan. Berdasarkan hasil penelitian di berbagai lembaga pendidikan formal tentang kegitan membaca. Pengajaran mempunyai karakteristik yang berbeda-beda, yakni: (1) Setiap jenjang pendidikan, (2) Keadaan/lokasi penyelenggaraan pendidikan, (3) Kondisi sosial ekonomi pelaku pendidikan.

Meskipun demikian tujuan dan sasaran akhir dari pengajaran membaca adalah sama. Seperti dikemukakan Anderson (dalam tarigan, 1984 : 7) bahwa membaca dari segi linguistic merupakan proses dari penyandian kembali dan pembacaan sandi. Tarigan (1987 : 7) mengemukakan bahwa membaca suatu proses pengambilan atas ide pengarang melalui kata-kata atau bahasa tulis. Ada beberapa pandangan ahli tentang pengertian membaca :

1) Membaca merupakan pengembangan keterampilan mulai dari keterampilan memahami kata-kata kalimat, paragraph dalam bacaan sampai dengan mmahami secara kritis dan evaluasi terhadap keseluruhan isi bacaan.

2) Membaca merupakan kegiattan visual berupa serangkaian kegiatan gerakan mata dalam mengikuti baris-baris tulis pemusatan penglihatan pada kata dan kelompok kata melihat ulang kata dan kelompok kata untuk memperoleh pemahaman.

3) Membaca merupakan kegiatan mengamati dan memahami kata-kata yang tertulis dan memberikan makna terhadap kata-kata tersebut berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki.

(12)

serta pengalaman yang telah dimiliki sebelumnya yang relevan dengan informasi tersebut.

5) Membaca merupakan proses menghubungkan tulisan dengan bunyi sesuai dengan system tulisan yang digunakan.

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan sebagai berikut :

1) Membaca merupakan proses mekanik berupa mengkoordinasi kembali rangkaian bunyi bahasa dalam kombinasi kata, kelompok kata dan kalimat yang bermakna.

2) Proses psikologis berupa kegiatan dalam mengolah informasi. 3) Kegiatan mencari dan menemukan informasi dalam bacaan.

4) Mengidentifikasi, menguraikan dan menetukan makna bacaan dan aktivitas yang melibatkan pengetahuan, pengalaman dan sikap.

Pada kenyataannya, membaca sebagai pelajaran baru dikenalkan di Taman Kanak-Kanak. Meskipun sebagian orang tua dan pendidik tidak setuju dengan pelajaran membaca di TK, nampaknya orang tua menuntut anaknya yang dititipkan untuk dididik di TK sudah dapat membaca. Sebab, kemampuan membaca akan langsung dipakai di SD, bahkan sudah ditekankan untuk bisa membaca.

Tingkat membaca masyarakat Indonesia akan semakin berkembang, seiring dengan pemahaman pentingnya membaca dan latihan yang terus menerus. Jika manusia adalah makhluk pembelajar, maka kecepatan membaca orang Indonesia yang berkisar antara 150-300 KPM pasti meningkat berbanding lurus dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

E. Tujuan Membaca

Dalam kurikulum dikatakan tujuan membaca di sekolah dasar sebagai berikut :

1) Memupuk dan mengembangkan kemampuan siswa untuk memahami dan melaksanakan cara membaca dan menulis dengan baik dan benar.

(13)

3) Melatih dan mengembangkan kemampuan menyuarakan huruf dalam kata menjadi suara yang di dengarnya.

4) Melatih keterampilan siswa untuk memahami kata-kata isi bacaan yang dibaca atau di tulis

5) Memupuk dan mengembangkan kemampuan siswa untuk memahami, menuliskan, menggunakan, menikmati dan menghargai keindahan cerita bahawa Indonesia sederhana.

Pendapat lain yang mengemukakan tujuan membaca menurut Walpes ( dalam Nurhadi, 1987 : 136 ) menggolongkan membaca menjadi lima, yaitu sebagai berikut:

1) Membaca untuk memperoleh sesuatu yang praktis.

2) Membaca untuk mendapat rasa lebih dibanding orang lain. 3) Membaca untuk memperkuat nilai-nilai dan keyakinan. 4) Membaca untuk mengganti pengalaman yang sudah usang. 5) Membaca untuk menghindarkan dari kesulitan.

F. Aspek Keterampilan Membaca

Aspek keterampilan membaca menurut Nurhadi ( 1987 : 12-14) adalah sebagai berikut :

1) Keterampilan mengenal kata-kata. 2) Tanda baca

3) Makna tersurat 4) Membaca kritis 5) Membaca kreatif

Sedangkan menurut Broughton ( dalam tarigan 1987 : 11-12), aspek keterampilan membaca sebagai berikut :

1) Membaca merupakan keterampilan yang bersifat mekanik mencakup pengenalan ejaan dan bunyi.

(14)

G. Jenis-Jenis Membaca

Dalam pengajaran bahasa ada dua jenis membaca yaitu membaca permulaan dan membaca lanjutan.

Jenis-jenis membaca lanjutan menurut Supriyadi, dkk, ( 1995 : 185 ) adalah sebagai berikut :

1. Membaca dalam hati.

Tujuan membaca dalam hati adalah agar siswa memahami isi bacaan. Bahan bacaan yang digunakan adalah buku paket dan buku pelengkap, dapat pula ditambah buku-buku lain mempertimbangkan keluasan dan ke dalam materi. Untuk mengembangkan kemampuan siswa memahami bacaan Smith dab Baret mengemukakan “ suatu taksonomi yang dapat dipakai guru sebagai pedoman dalam menyusun pertanyaan yang dapat mengembangkan kemampuan siswa memahami bacaan “. Taksonomi itu terdiri dari empat kategori yaitu :

a. Pemahaman Harfiah

Membimbing siswa untuk menemukan informasi yang secara jelas diungkapkan dalam bacaan.

b. Pemahaman Inferensial

Ditujukan oleh siswa bila dapat menarik kesimpulan dari fakta-fakta tertulis atau hal-hal yang diketahui dari bacaan.

c. Pemahaman Evaluasi

Apabila siswa menunjukkan pikiran evaluative dengan membandingkan buah pikiran yang disajikan wacana dengan kriteria yang ada dalam dirinya atau kriteria sumber lain.

d. Pemahaman Apresiasi

(15)

2. Membaca Bahasa

Tujuan mebaca bahasa adalah agar siswa memiliki pengetahuan tentang kebahasaan Indonesia yang diperoleh dari membaca.

3. Membaca Teknik

Membaca teknik bertujuan agar siswa memiliki keterampilan mengubah lambing tulisan menjadi ucapan yang dapat dipahami baik oleh diri sendiri atau orang lain yang mendengarkan(Muchlisoh, dkk, 1992) yang perlu mendapat perhatian guru dalam pengajaran ini ialah intonasi kata, kalimat atau lafal kata fungtuasi (tanda-tanda baca).

4. Membaca Indah

Yang menjadi perhatian utama dalam membaca indah ialah unsur irama informasi, ketepatan ucapan, intonasi, kalimat seru, kalimat ajakan dan seterusnya. Bahan bacaan yang diperlukan ialah puisi, prosa, lirik, bacaan dialog atau naskah drama.

H. Penelitian Yang Relevan

Peneliti dalam penelitian tindakan ini berperan ganda, yaitu sebagai peneliti dan praktisi. Sebagai praktisi dan peneliti guru melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas I dengan menerapkan berbagai teori dan teknik pembelajaran yang yang relevan secara kreatif, efektif dan menyenangkan.

Dalam kegiatan pembelajaran mengangkat masalah-masalah “aktual” yang dihadapi oleh guru dilapangan, kemudian dilakukan suatu observasi dan evaluasi yang hasilnya dapat dipakai sebagai masukan untuk melakukan “refleksi” atas apa yang terjadi pada tahapan pelaksanaan pembelajaran. Hasil proses ini kemudian melandasi upaya perbaikan dan penyempurnaan dari perencanaan tindakan berikutnya. Tahapan-tahapan diatas dilakukan berulang-ulang dan berkesinambungan sampai kualitas keberhasilan tertentu dapat dicapai dengan baik

(16)

1990). Sumber data dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas I Sekolah Dasar Negeri Kasembon I Kecamatan Kasembon Kabupaten Malang.

I. Kerangka Berpikir

Meningkatkan Keterampilan Berbahasa Indonesia Dengan Menumbuhkan Minat Membaca Siswa Kelas I Sekolah Dasar Negeri I Selo Kecamatan Tawangharjo Kabupaten Grobogan Pada Semester II Tahun Pelajaran 2016/2017 pada tingkat pencapaian hasil belajar siswa menjadi maksimal dan optimal, upaya tersebut dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya adalah dengan peningkatan minat baca siswa.

J. Hipotesis

(17)

BAB III

METODE PENELITIAN A. Setting Pelelitian

1) Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada semester II tahun pelajaran 2016 / 2017. Pertimbangan bahwa semester pertama merupakan waktu di gunakan siswa untuk melakukan adaptasi pada lingkungan sekolah.

(18)

Uraian Keterangan 1 Tahap Penelitian

a. Perijinan Penelitian Minggu Ke 2 Hari Senin Tanggal 09 Januari 2017

b. Penyusunan Judul Minggu Ke 3 dan 4 Bulan Januari Hari Senin Tanggal 16 s/d Rabu 25 Januari 2017

c. Pengajuan Proposal Minggu Ke 5 hari senin Januari Tanggal 30 s/d Minggu ke 5 Tanggal 28 Februari 2017 2 Tahap Pelaksanaan

Siklus 1 Minggu Ke 1 Tanggal 02 Maret s/d Minggu ke 3 Tanggal 16 Maret 2017 Siklus 2 Minggu Ke 4 Tanggal 24 Maret s/d Minggu ke 5 Tanggal 31 Maret 2017 Siklus 3 Minggu Ke 2 Bulan April Tanggal 06 s/d Minggu ke 3 Tanggal 13 April 2017

3 Penyusunan Penulisan Hasil Penelitian Minggu Ke 4 Tanggal 17 April s/d Minggu ke 2 Tanggal 8 Mei 2017 4 Seminar PTK Minggu Ke 2 Tanggal 10 Mei 2017

2) Tempat Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan di SD Negeri 1 Selo Kecamatan Tawangharjo Kabupaten Grobogan.

B. Subyek Penelitian

Dalam Penelitian Tindakan Kelas ini peneliti mengambil subyek siswa-siswo kelas 1 SD Negeri 1 Selo, dengan mempertimbangkan bahwa guru tersebut adalah tenaga pendidik SD Negeri 1 Selo.

(19)

meningkatkan peringkat sekolah serta akan meningkatkan pula mutu pendidikan nasional.

C. Sumber Data

Sumber data yaitu aspek penelitian yang dapat memberikan informasi yang dapat membantu perluasan teori (Bogdan dan Biken, 1990). Sumber data dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas I Sekolah Dasar Negeri 1 Selo Kecamatan Tawangharjo Kabupaten Grobogan.

D. Teknik dan alat pengumpulan data

Sumber data variable pertama dilakukan melalui dua tahap, yaitu : 1) Tahap Pertama

Siswa secara satu persatu membaca wacana yang telah dipersiapkan dalam waktu dua menit.

2) Tahap kedua

Siswa diberi lembar pertanyaan yang menyangkut isi wacana dan dijawab secara tertulis.

Pada tahap pertama dan tahap kedua akan menghasilkan data tentang kemampuan membaca setelah dimotivasi dengan menumbuhkan minat membaca.

1) Dokumentasi

Dokumentasi digunakan untuk mengetahui hasil belajar keterampilan berbahasa Indonesia, sebelum tumbuh minat. Dengan melihat raport memiliki standar validitas dan obyektifitas karena telah memenuhi kriteria standar.

2) Obsevasi

Menurut Suharsimi Arikunto (1992 : 128) observasi dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu :

(20)

b) Observasi sistematis, yaitu dilakukan oleh pengamat dengan menggunakan pedoman sebagai instrument pengamatan.

c) Catatan Lapangan Digunakan untuk menilai proses pembelajaran.

E. Validasi data

Untuk memvalidasi data dapat digunakan dengan berbagai cara. Data tes agar valid dapat dilakukan dengan cara menyusun kisi-kisi. Karena dalam penelitian tindakan kelas ini data diperoleh melalui pengamatan dengan lembar pengamatan dan data nilai siswa maka validasi data yang digunakan adalah trianggulasi sumber.

F. Analisis data

Analisis data dilakukan secara deskriptif kualitatif berdasarkan hasil observasi terhadap tumbuhnya minat membaca dan hasil belajar dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1) Melakukan reduksi yaitu mengecek dan mencatat kembali data-data yang telah terkumpul.

2) Melakukan interpelasi yaitu menafsirkan yang diwujudkan dalam bentuk pernyataan.

3) Melakukan inferensi yaitu menyimpulkan apakah dalam pembelajaran terjadi peningkatan tumbuhnya minat membaca dan hasil belajar atau tidak.

4) Tahap tindak lanjut yaitu merumuskan langkah-langkah perbaikan untuk siklus berikutnya atau pelaksanaan di lapangan setelah siklus berhasil berdasarkan inferensi yang telah ditetapkan.

5) Pengambilan kesimpulan diambil berdasarkan analisis hasil-hasil observasi yang sesuai dengan tujuan penelitian ini. Kemudian dituangkan dalam bentuk pernyataan.

Kegiatan analisis data mempergunakan pedoman dibawah ini :

(21)

a) Tidak suka membuang waktu b) Keaktifan yang tinggi

c) Mengerjakan tepat waktu d) Mengerjakan sebaik mungkin e) Bergairah belajar

Adapun kriteria penelitian tumbuhnya minat membaca adalah sebagai berikut :

a) Rumus untuk menentukan prosentase pada setiap indicator adalah jumlah siswa yang masuk dikalikan 100%.

b) Tumbuhnya minat membaca dengan ketentuan sebagai berikut : 1) Minat membaca dinyatakan tumbuh ( meningkat) jika

rata-rata prosentase masing-masing kegiatan yang dinilai lebih dari atau sama dengan 75%.

2) Minat membaca dinyatakan belum tumbuh atau meningkat jika rata-rata prosentase masing-masing kegiatan kurang dari 75%. 2. Meningkatkan hasil belajar siswa ditandai dengan indikator hasil belajar

(nilai ulangan harian) menjadi lebih baik daripada sebelum penelitian.

G. Indikator kinerja

Pada siswa kelas 1 SD Negeri 1 Selo pada mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan materi Mengungkapkan fikiran, perasaan, dan informasi secara lisan dengan perkenalan dan tegur sapa, pengenalan, benda dan fungsi anggota tubuh, dan deklamas dengan indickator Keterampilan Berbahasa Indonesia pada tingkat pencapaian hasil belajar siswa masih dalam kategori cukup.

Diharapkan setelah diadakan Meningkatkan Ketrampilan Berbahasa Indonesia Dengan Meningkatkan Minat Baca Siswa dapat meningkatkan menjadi berkategori baik atau sekaligus berkategori amat baik.

(22)

Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan ( Action Research) berdasarkan pendekatan Naturalistik Kualitatif. Pendekatan ini memandang kenyataan sebagai sesuatu yang berdimensi jamak, utuh dan merupakan kesatuan serta open minded. Karena itu tidak mungkin disusun rancangan penelitian yang terinci dan fixed sebelumnya. Rancangan penelitian berkembang selam proses penelitian berlangsung. Peneliti dan obyek yang diteliti saling berinteraksi, yang proses penelitiannya dilakukan dari “ luar” dan dari “dalam” dengan melibatkan banyak fudgement.

Dalam pelaksanaannya peneliti sekaligus seorang alat peneliti yang dengan sendirinya tidak dapat melepaskan sepenuhnya dari unsure subyektifitas. Dengan kata lain dalam penelitian ini tidak ada alat penelitian yang baku yang telah disiapkan sebelumya.

Penerapan penelitian didalam kelas diharapkan mampu memotivasi guru memiliki kesadaran diri, melakukan refleksi diri dan kritik diri terhadap aktivitas pembelajaran yang dilaksanakan ( MC. Niff, 1992, Hopkins, 1985,1993). Maka penelitian tindakan ini didasarkan pada prinsip situasional yang berkaitan dengan realitas lapangan yang dalam hal ini adalah suasana kelas. Membiarkan kelas dalam suasana kewajaran, sebagaimana keadaan sebenarnya , artinya tindakan dan penelitian yang akan dilakukan bertolak dari informasi-informasi yang actual yang diperoleh dari “realitas” yaitu guru, siswa dan proses-proses selama pembelajaran berlangsung. Kemudian dijadikan bahan dasar refleksi diri dalam menyusun rencana tindakan yang akan dilakukan. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) terdiri dari 3 siklus. Adapun Langkah-langkah tiap siklus terdiri dari

 Planning

 Acting

 Observing

 Reflecting

(23)

a. Perencanaan (Planning)

Dalam tahap perencanaan disiapkan hal-hal sebagai berikut : (a) menyiapkan bahan, inventarisasi kebutuhan, dan inventarisasi masalah/kesulitan guru kelas, (b) Berdiskusi dengan guru kelas dan guru mapel tentang hal-hal yang dapat dilakukan untuk peningkatan ketrampilan berbahasa Indonesia dengan meningkatkan motivasi membaca siswa, (c) menyiapkan jadwal pelaksanaan pendampingan, (d) menyiapkan bahan dan alat yang dibutuhkan dalam pendampingan.

b. Pelaksanaan Tindakan (action)

Pada siklus 1 ini dilaksanakan dua pertemuan pada hari kamis Minggu Ke 1 Tanggal 02 Maret Pukul 09.00 s/d 10.00 dan tanggal 08 maret tahun 2017 mengingat jadwal materi pada hari itu. Untuk kegiatan nya sebagai berikut :

(a) Pada tahap ini dilaksanakan pendampingan dari guru sejawat terhadap guru kelas I SD Negeri 1 Selo dalam mempersiapkan proses penelitian tindakan kelas yang sedang berlangsung.

(b) Pendampingan dilakukan guru terhadap siswa kelas I SD Negeri 1 Selo yang kesulitan dalam ketrampilan berbahasa Indonesia. (c) Guru selalu memberi petunjuk dalam meningkatkan ketrampilan

berbahasa Indonesia dengan meningkatkan minat baca siswa. (d) Guru berperan selaku korektor dalam proses pembelajaran di kelas. (e) Guru mendampingi dan menilai siswa sesuai dengan ketrampilan

berbahasa dan minat baca siswa yang telah tersusun.

c. Pengamatan (Observation)

Pengamatan dilakukan pada setiap tahap penelitian, mulai dari tahap perencanaan dan pelaksanaan tindakan, kejadian dan hal-hal yang terjadi direkam dalam bentuk catatan. Catatan hasil observasi, dan didokumentasikan sebagai data-data penelitian.

(24)

Pada akhir tiap siklus diadakan refleksi berdasarkan data observasi, data wawancara, dengan refleksi dimaksudkan agar peneliti dapat melihat apakah tindakan yang dilakukan dalam penelitian ini dapat meningkatkan ketrampilan berbahasa siswa kelas I SD Negeri 1 Selo, dengan meningkatkan minat baca siswa.

Dengan refleksi juga akan diketahui kendala-kendala apa yang ditemukan, serta faktor apa saja yang menjadi pendorong sebagai alternatif dan mencarikan solusi pada siklus berikutnya. Pada penelitian ini refleksi dilakukan dari hasil observasi pelaksanaan PBM, divalidasi dengan pedoman penilaian akademik.

2. Siklus 2

a. Perencanaan (Planning)

Dalam tahap siklus 2 ini perencanaan yang disiapkan hal-hal sebagai berikut : (a) menyiapkan bahan, inventarisasi kebutuhan, dan inventarisasi masalah/kesulitan guru kelas, (b) Berdiskusi dengan guru kelas dan guru mapel tentang hal-hal yang dapat dilakukan untuk peningkatan ketrampilan berbahasa Indonesia dengan meningkatkan motivasi membaca siswa, (c) menyiapkan jadwal pelaksanaan pendampingan, (d) menyiapkan bahan dan alat yang dibutuhkan dalam pendampingan.

b. Pelaksanaan Tindakan (action)

Pada siklus 2 ini dilaksanakan dua pertemuan pada hari jumat Minggu Ke 4 Tanggal 24 Maret pukul 07.00 s/d 08.45 dan Minggu ke 5 hari jumat Tanggal 31 Maret 2017 pukul 07.00 s/d 08.45 mengingat jadwal materi pada hari itu. Untuk kegiatan nya sebagai berikut : (a) Pada tahap ini dilaksanakan pendampingan dari guru sejawat

(25)

(b) Pendampingan dilakukan guru terhadap siswa kelas I berdasarkan hasil siklus 1 SD Negeri 1 Selo yang kesulitan dalam ketrampilan berbahasa Indonesia.

(c) Guru selalu memberi petunjuk dalam meningkatkan ketrampilan berbahasa Indonesia dengan meningkatkan minat baca siswa. (d) Guru berperan selaku korektor dalam proses pembelajaran di kelas. (e) Guru mendampingi dan menilai siswa sesuai dengan ketrampilan

berbahasa dan minat baca siswa yang telah tersusun.

c. Pengamatan (Observation)

Pengamatan dilakukan pada setiap tahap penelitian, mulai dari tahap perencanaan dan pelaksanaan tindakan, kejadian dan hal-hal yang terjadi di siklus 2 direkam dalam bentuk catatan. Catatan hasil observasi, dan didokumentasikan sebagai data-data penelitian.

d. Refleksi (Reflection)

Pada akhir siklus 2 diadakan refleksi berdasarkan data observasi, data wawancara, dengan refleksi dimaksudkan agar peneliti dapat melihat apakah tindakan yang dilakukan dalam siklus berikuntanya, agar penelitian ini dapat meningkatkan ketrampilan berbahasa siswa kelas I SD Negeri 1 Selo, dengan meningkatkan minat baca siswa.

3. Siklus 3

a. Perencanaan (Planning)

(26)

b. Pelaksanaan Tindakan (action)

Pada siklus 3 atau siklus yang terakhir ini dilaksanakan dua pertemuan pada hari kamis pukul 09.00 s/d 10.10 Minggu Ke 2 Bulan April Tanggal 06 dan Minggu ke 3 Tanggal 13 April 2017 pada hari kamis pukul 09.00 s/d 10.10 mengingat jadwal materi pada hari itu. Untuk kegiatan nya sebagai berikut :

(a) Pada tahap ini dilaksanakan pendampingan dari guru sejawat terhadap guru kelas I SD Negeri 1 Selo dalam mempersiapkan proses penelitian tindakan kelas yang sedang berlangsung.

(b) Pendampingan dilakukan guru terhadap siswa kelas I dari hasil siklus 1 dan siklus 2 SD Negeri 1 Selo yang kesulitan dalam ketrampilan berbahasa Indonesia.

(c) Guru memberi petunjuk dalam meningkatkan ketrampilan berbahasa Indonesia dengan meningkatkan minat baca siswa. (d) Guru berperan selaku korektor dalam proses pembelajaran di kelas. (e) Guru mendampingi dan menilai siswa sesuai dengan ketrampilan

berbahasa dan minat baca siswa yang telah tersusun.

c. Pengamatan (Observation)

Pengamatan pada siklus 3 dilakukan pada setiap tahap penelitian, mulai dari tahap perencanaan dan pelaksanaan tindakan, kejadian dan hal-hal yang terjadi direkam dalam bentuk catatan. Catatan hasil observasi, dan didokumentasikan sebagai data-data penelitian pada siklus 3.

d. Refleksi (Reflection)

Pada siklus 3 diadakan refleksi berdasarkan data observasi, data wawancara, dengan refleksi dimaksudkan agar peneliti dapat melihat siswa dalam meningkatkan ketrampilan berbahasa siswa kelas I SD Negeri 1 Selo, dengan meningkatkan minat baca siswa.

(27)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Kondisi Awal

(28)

Dari ulangan harian yang dilakukan oleh siswa kelas 1 semester dua SD Negeri 1 Selo , tahun pelajaran 2016/2017 pada materi standar kompetensi Mengungkapkan fikiran, perasaan, dan informasi secara lisan dengan gambar, percakapan sederhana dan dongeng diperoleh nilai rata-rata sebesar 63,88 dan persentasenya siswa yang mencapai standar ketuntasan belajar sebesar 42 % yang artinya dalam satu kelas dengan jumlah 24 siswa hanya 10 siswa yang mendapat nilai melebihi KKM dan 14 siswa yang belum melampuhi KKM.

TABEL HASIL PEMBELAJARAN KONDISI AWAL/PRA SIKLUS

KKM Bahasa Indonesia 62

1 2237 AHMAD RIZKI ADITIA 72 Tuntas

2 2238 ALUNG MAULANA NYSKA 50 Belum Tuntas

3 2239 CINTYIA NUR APANTI 70 Tuntas

4 2240 DEWI AMBAR SINTARA 74 Tuntas

5 2241 HABIB BURROHMAN 60 Belum Tuntas

6 2242 IKLIMA MIRATUL JANAH 60 Belum Tuntas

7 2243 ISMEELYA VIANLA KANZA 73 Tuntas

8 2244 KAFIA NUR AFIFA 60 Belum Tuntas

9 2245 KAMILATUR ROHMAH 80 Tuntas

10 2246 LAILA ZAHROTUL JANNHA 74 Tuntas

11 2247 MAULINAL HUSNA M 50 Belum Tuntas

12 2248 M. ILHAM FALAHUDDIN 75 Tuntas

13 2249 MUHAMAD FARID ANSORI 74 Tuntas

14 2250 NADIYA AZZAHIRA 75 Tuntas

15 2251 QAMARA NURAINI 50 Belum Tuntas

16 2252 RENDIANSAH AKBAR SUSANTO 58 Belum Tuntas

17 2253 RIZKI PUTRA RADITYA 58 Belum Tuntas

18 2254 SALIS FITRIA SUSAN 60 Belum Tuntas

19 2255 SANDI SETIAWAN 55 Belum Tuntas

20 2256 SELVI OKTA VIA SARI 60 Belum Tuntas

21 2257 TIA NILA WIJAYANTI 60 Belum Tuntas

22 2258 ULFA APRILIA 70 Tuntas

23 2259 ZAHRA PRINCASKA AULIA 55 Belum Tuntas

24 2260 AHMAD IKSAN YULIAN 60 Belum Tuntas

(29)

RATA-RATA 63.88

PROSENTASE KETUNTASAN 42%

JUMLAH SISWA LULUS KKM 10

JUMLAH SISWA YANG TIDAK LULUS KKM 14

Keterangan : BT : Belum Tuntas T : Tuntas

GRAFIK HASIL PEMBELAJARAN KONDISI AWAL/PRA SIKLUS

50; 12.50%

55; 8.33%

58; 8.33%

60; 29.17% 70; 8.33%

72; 4.17% 73; 4.17%

74; 12.50%

75; 8.33% 80; 4.17%

GRAFIK NILAI PRA SIKLUS

B. Deskripsi Siklus 1

1. Perencanaan

Penelitian ini peneliti mulai pada hari Minggu Ke 1 Tanggal 02 Maret s/d Minggu ke 2 Tanggal 10 Maret 2017 di SD Negeri 1 Selo Kecamatan Tawangharjo Kabupaten Grobogan. Peneliti mulai dengan mengidentifikasi kompetensi dasar yang sulit dicapai ketuntasannya. Kemudian peneliti menentukan kompetensi dasar “Menjumlahkan dan mengurangkan berbagai bentuk pecahan” sebagai bahan penelitian. 2. Tahap Pelaksanaan

(30)

merupakan rekan kerja yang bertugas sebagai pengamatn guru pada saat medilaksanakan proses pembelajaran.

3. Pengamatan

Menumbuhkan atau meningkatkan minat membaca dalam keterampilan berbahasa Indonesia dapat memberikan pengaruh yang positif sehingga siswa merasakan pada dirinya ada perubahan berupa kemajuan dalam belajarnya karena dirinya telah termotivasi sehingga minat membaca meningkat dan bergairah untuk belajar.

Guru memberikan kebebasan kepada siswa untuk menanyakan secara individual tentang apa saja yang belum dipahaminya. Pertanyaan siswa secara individual dijawab oleh guru juga secara indidual. Guru juga memberikan kesempatan kepada siswa untuk berlomba mendapatkan nilai yang terbaik. Beberapa hal yang dicatat pada pertemuan siklus I ini antara lain :

1) Waktu yang dipergunakan mengerjakan pertanyaan belum merata.

2) Kurang telitinya siswa dalam menulis jawaban pertanyaan yang tersedia.

Berikut ini data siswa yang menunjukkan meningkatnya minat siswa pada siklus I pada saat mengerjakan LKS

Tabel 4.1 Minat Siswa Pada Saat Pengerjaan LKS Siklus I

NO Indikator JumlahSiswa Prosentase %

1 Tidak suka membuang waktu 14 58%

2 Aktivitas yang sangat tinggi 13 54%

3 Mengerjakan tepat waktu 10 42%

4 Mengerjakan sebaik mungkin 14 58%

(31)

Rata-rata 12 51%

Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa pada siklus ini minat membaca siswa belum memenuhi harapan(masih dibawah 62%). Pada tahap selanjutnya guru mengajak siswa untuk membahas hasil pengerjaan LKS dengan cara memberi kebebasan siswa menulis jawaban di papan tulis.

Selanjutnya pembahasan tentang jawaban yang telah ditulis di papan tulis. Siswa yang jawabannya salah atau kurang sempurna harus menyempunakan jawabannya. Hal ini dimaksudkan agar pada kegiatan selanjutnya tidak mengalami kesalahan. Apabila tidak diperbaiki, kesalahan ini terbawa pada kegiatan-kegiatan selanjutnya.

Berikut daftar aktivitas yang menunjukkan menngkatnya minat berprestasi siswa pada siklus pertama pada saat pembahasan LKS.

Tabel 4.2. Minat Siswa pada pembahasan LKS Siklus I

NO Indikator Jumlah

Siswa

Prosentase %

1 Tidak suka membuang waktu 10 42%

2 Aktivitas yang sangat tinggi 10 42%

3 Mengerjakan tepat waktu 10 42%

4 Mengerjakan sebaik mungkin 14 58%

5 Bergairah belajar 11 46%

Rata-rata 11 46%

Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa pada siklus I pembahasan LKS minat siswa kategori kurang, rata-rata mencapai 42%.

(32)

Berikut data aktivitas siswa yang menunjukkan minat belajar siswa pada siklus I pada saat diskusi kelompok.

Tabel. 4.3. Minat siswa pada Saat Diskusi Siklus I

NO Indikator JumlahSiswa Prosentase %

1 Tidak suka membuang waktu 15 63%

2 Aktivitas yang sangat tinggi 16 67%

3 Mengerjakan tepat waktu 15 63%

4 Mengerjakan sebaik mungkin 12 50%

5 Bergairah belajar 15 63%

Rata-rata 15 61%

Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa minat dalam mengikuti diskusi Tanya jawab sudah cukup baik yaitu mencapai nilai rata-rata 61%. Pada saat pengerjaan evaluasi terlihat adanya minta untuk berpartisipasi dengan mengerjakan sebaik-baiknya.

Tabel 4.4. Minat Siswa Pada Saat Evaluasi Siklus I

NO Indikator Jumlah

Siswa

Prosentase %

1 Tidak suka membuang waktu 16 67%

2 Aktivitas yang sangat tinggi 17 71%

3 Mengerjakan tepat waktu 15 63%

4 Mengerjakan sebaik mungkin 17 71%

5 Bergairah belajar 17 71%

Rata-rata 16 68%

Dari data diatas tersebut menunjukkan bahwa motivasi (minat) siswa dalam evaluasi ini cukup baik, mencapai rata-rata 68%.

(33)

siswa telah menunjukkan hasil yang nilainya rendah kurang dari 62. Secara rinci dapat dilihat pada table 4.5

Tabel 4.5. Hasil Evaluasi Belajar Siklus I KKM Bahasa Indonesia 62

No

Nama MIN BC MB JML Rata-rata %

KET Urut Induk

1 2237 Ahmad Rizki Aditia 76 79 78 233 78 78% Tuntas

2 2238 Alung Maulana Nyska 60 60 60 180 60 60% Belum Tuntas 3 2239 Cintyia Nur Apanti 79 78 77 234 78 78% Tuntas

4 2240 Dewi Ambar Sintara 77 80 77 234 78 78% Tuntas

5 2241 Habib Burrohman 60 70 50 180 60 60% Belum Tuntas 6 2242 Iklima Miratul Janah 60 60 60 180 60 60% Belum Tuntas 7 2243 Ismeelya Vianla Kanza 80 80 80 240 80 80% Tuntas

8 2244 Kafia Nur Afifa 76 65 64 205 68 68% Tuntas 9 2245 Kamilatur Rohmah 90 90 90 270 90 90% Tuntas 10 2246 Laila Zahrotul Jannha 85 75 80 240 80 80% Tuntas

11 2247 Maulinal Husna M 60 60 60 180 60 60% Belum Tuntas 12 2248 M. Ilham Falahuddin 85 77 77 239 80 80% Tuntas

13 2249 Muhamad Farid Ansori 80 80 75 235 78 78% Tuntas 14 2250 Nadiya Azzahira 85 85 85 255 85 85% Tuntas

15 2251 Qamara Nuraini 65 54 55 174 58 58% Belum Tuntas 16 2252 Rendiansah Akbar Susanto 75 75 75 225 75 75% Tuntas

17 2253 Rizki Putra Raditya 60 60 60 180 60 60% Belum Tuntas 18 2254 Salis Fitria Susan 65 60 55 180 60 60% Belum Tuntas 19 2255 Sandi Setiawan 60 55 50 165 55 55% Belum Tuntas 20 2256 Selvi Okta Via Sari 75 70 65 210 70 70% Tuntas

21 2257 Tia Nila Wijayanti 70 70 70 210 70 70% Tuntas 22 2258 Ulfa Aprilia 85 75 75 235 78 78% Tuntas 23 2259 Zahra Princaska Aulia 70 70 65 205 68 68% Tuntas

24 2260 Ahmad Iksan Yulian 60 60 60 180 60 60% Belum Tuntas

Jumlah 1738 1688 1643 5069 1689 1690%

Rata-rata 72.42 70.33 68.46 70.40 70.39 70.40%

PROSENTASE SISWA LULUS KKM 63%

JUMLAH SISWA LULUS KKM 15

JUMLAH SISWA YANG TIDAK LULUS KKM 9

Keterangan :

(34)

BC : Berbicara MB : Membaca

Dari hasil evaluasi belajar tersebut nilai rata-rata 70.39 dengan prosentase 63% siswa yang melebihi KKM, maka dapat disimpulkan bahwa menumbuhkan minat membaca dapat meningkatkan keterampilan berbahasa Indonesia.

GRAFIK NILAI SIKLUS 1

55; 1; 4.17%58; 1; 4.17%

60; 7; 29.17%

68; 2; 8.33% 70; 2; 8.33%

75; 1; 4.17% 78; 5; 20.83%

80; 3; 12.50%

85; 1; 4.17%90; 1; 4.17%

GRAFIK NILAI SIKLUS 1

4. Refleksi Siklus I

Pada siklus I ini menunjukkan hasil yang baik tetapi beberapa catatan penyempurnaan masih perlu dilakukan sebagai berikut :

1) Tata tertib belajar perlu disempurnakan antara lain :

a) Perlu adanya pelaksanaan pembatasan waktu pengerjaan LKS b) Ketelitian siswa dalam penulisan jawaban

c) Kelengkapan jawaban

(35)

a) Guru sebaiknya menuliskan nomor soal yang akan diisi oleh siswa secara berurutan di papan tulis kemudian menunjukkan siswa untuk mengisi.

b) Penukaran buku LKS untuk dilakukan pemeriksaan ulang.

3) Pada saat diskusi, tempat duduk siswa sebaiknya berdekatan dengan anggota kelompoknya untuk mempercepat berkumpulnya kelompok.

C. Deskripsi Siklus 2 1. Tahap Perencanaan

Penelitian ini peneliti mulai pada hari Minggu Ke 1 Tanggal 02 Maret s/d Minggu ke 2 Tanggal 10 Maret 2017 di SD Negeri 1 Selo Kecamatan Tawangharjo Kabupaten Grobogan. Peneliti mulai dengan mengidentifikasi kompetensi dasar yang sulit dicapai ketuntasannya. Kemudian peneliti menentukan kompetensi dasar “Menjumlahkan dan mengurangkan berbagai bentuk pecahan” sebagai bahan penelitian.

2. Tahap Pelaksanaan

Pelaksanaan Rencana Pembelajaran (RPP) siklus I ini pada hari Kamis, Minggu Ke 1 Tanggal 02 Maret s/d Minggu ke 2 Tanggal 10 Maret 2017 pada pukul 09.15-11.15 diamati teman sejawat yang merupakan rekan kerja yang bertugas sebagai pengamatn guru pada saat medilaksanakan proses pembelajaran.

3. Tahap Pengamatan

Dengan melihat hasil rekomendasi pada siklus I, peneliti telah melakukan penyempurnaan pada siklus II. Pada saat pembukan pelajaran guru memberikan pengarahan ulang tentang tat cara belajar yang disempurnakan dari siklus I, meliputi :

(36)

NO Indikator

Jumla h Siswa

Prosentase %

1 Tidak suka membuang waktu 17 71%

2 Aktivitas yang sangat tinggi 16 67%

3 Mengerjakan tepat waktu 16 67%

4 Mengerjakan sebaik mungkin 18 75%

5 Bergairah belajar 18 75%

Rata-rata 17 71%

Dari data di atas dapat dilihat bahwa siklus II ini terjadi peningkatan minat siswa pada saat mengerjakan LKS, yaitu 51% pada siklus 1 meningkat menjadi 71% pada siklus 2 dengan rincian meningkat 20% bila dibandingkan dengan siklus I. Pada saat pembahasan LKS pada siklus II, guru tidak lagi memberikan kebebasan terhadap siswa untuk menjawab soal di papan tulis, tetapi guru membatasi dengan menuliskannomor-nomor yang akan dijawab untuk menunjukkan deret-deret siswa yang akan menjawab.

Dengan cara ini pelajaran di papan tulis lebih terorganisasi. Disamping itu guru membatasi jumlah siswa yang akan mengerjakan di papan tulis. Dengan cara ini dapat diperoleh efisiensi waktu dan ketentuan pengerjaan di papan tulis dan pembahasan cepat dilaksanakan.

Berikut data aktivitas siswa menunjukkan minat berprestasi siswa pada siklus II, pada saat pembahasan LKS di papan Tulis.

Tabel 4.7. Minat Berprestasi Pada Pembahasan LKS Siklus II

NO Indikator JumlahSiswa Prosentase%

1 Tidak suka membuang waktu 15 63%

2 Aktivitas yang sangat tinggi 17 71%

3 Mengerjakan tepat waktu 13 54%

4 Mengerjakan sebaik mungkin 17 71%

5 Bergairah belajar 18 75%

Rata-rata 16 67%

(37)

rincian meningkkat sebesar 21% bila dibandingkan Siklus I. Siklus II ini diberi waktu 10 menit untuk diskusi kelompok, semangat siswa dalam melakukan diskusi cukup tinggi. Berikut data aktivitas siswa yang menunjukkan minat belajar siswa pada siklus II pada saat siswa berdiskusi.

Tabel 4.8. Minat Berprestasi Berdiskusi Siklus II

NO Indikator JumlahSiswa Prosentase %

1 Tidak suka membuang waktu 18 75%

2 Aktivitas yang sangat tinggi 18 75%

3 Mengerjakan tepat waktu 17 71%

4 Mengerjakan sebaik mungkin 17 71%

5 Bergairah belajar 18 75%

Tabel 4.9. Minat Berprestasi Pada Evaluasi Siklus II

NO Indikator Jumlah

Siswa

Prosentase %

1 Tidak suka membuang waktu 19 79%

2 Aktivitas yang sangat tinggi 17 71%

3 Mengerjakan tepat waktu 21 88%

4 Mengerjakan sebaik mungkin 20 83%

5 Bergairah belajar 19 79%

Rata-rata 19 80%

(38)

membuahkan hasil positif berupa peningkatan hasilbelajar dari siklus I ke siklus II. Tabel 4.5. Hasil evaluasi Belajar Siklus II

KKM Bahasa Indonesia 62

1 2237 Ahmad Rizki Aditia 76 80 83 239 80 80% Tuntas 2 2238 Alung Maulana Nyska 60 60 60 180 60 60% Belum Tuntas 3 2239 Cintyia Nur Apanti 79 80 79 238 79 79% Tuntas 4 2240 Dewi Ambar Sintara 77 80 79 236 79 79% Tuntas 5 2241 Habib Burrohman 60 70 50 180 60 60% Belum Tuntas 6 2242 Iklima Miratul Janah 60 60 60 180 60 60% Belum Tuntas 7 2243 Ismeelya Vianla Kanza 80 80 80 240 80 80% Tuntas 8 2244 Kafia Nur Afifa 76 65 64 205 68 68% Tuntas 9 2245 Kamilatur Rohmah 95 95 95 285 95 95% Tuntas 10 2246 Laila Zahrotul Jannha 85 75 80 240 80 80% Tuntas 11 2247 Maulinal Husna M 60 60 60 180 60 60% Belum Tuntas 12 2248 M. Ilham Falahuddin 85 85 85 255 85 85% Tuntas 13 2249 Muhamad Farid Ansori 85 85 85 255 85 85% Tuntas 14 2250 Nadiya Azzahira 90 90 90 270 90 90% Tuntas 15 2251 Qamara Nuraini 65 60 55 180 60 60% Belum Tuntas 16 2252 Rendiansah Akbar Susanto 75 75 75 225 75 75% Tuntas 17 2253 Rizki Putra Raditya 60 60 60 180 60 60% Belum Tuntas 18 2254 Salis Fitria Susan 70 75 65 210 70 70% Tuntas 19 2255 Sandi Setiawan 75 75 75 225 75 75% Tuntas 20 2256 Selvi Okta Via Sari 75 75 75 225 75 75% Tuntas 21 2257 Tia Nila Wijayanti 77 77 80 234 78 78% Tuntas 22 2258 Ulfa Aprilia 85 75 80 240 80 80% Tuntas 23 2259 Zahra Princaska Aulia 77 77 70 224 75 75% Tuntas 24 2260 Ahmad Iksan Yulian 76 75 75 226 75 75% Tuntas Jumlah 1803 1789 1760 5352 1784 1784%

Rata-rata 75.13 74.54 73.33 74.33 74.33 74.33%

PROSENTASE SISWA LULUS KKM 75%

JUMLAH SISWA LULUS KKM 18

JUMLAH SISWA YANG TIDAK LULUS KKM 6

(39)

Peningkatan nilai menunjukkan bahwa perbaikan proses pembelajaran membawa dampak positif terhadap hasil belajar siswa.

60; 6; 25.00%

68; 1; 4.17%

70; 1; 4.17%

75; 5; 20.83% 78; 1; 4.17%

79; 2; 8.33% 80; 4; 16.67%

85; 2; 8.33%90; 1; 4.17%

95; 1; 4.17%

GRAFIK NILAI SIKLUS 2

4. Tahap Refleksi

Berdasarkan hasil belajar dan proses belajar yang telah dilaksanakan menunjukkan ada peningkatan baik proses pembelajaran maupun hasil belajar. Hasil belajar pada siklus 1 mencapai nilai rata-rata 63% setelah siklus II rata-rata nilai 75% berarti ada peningkatan 12%. Sesuai dengan catatan dilapangan dalam proses pembelajaran rekomendasi dan refleksi berupa perbaikan dan penyempurnaan proses belajar dan mengajar berdampak positif untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

D. Deskripsi Siklus 3 1) Tahap Perencanaan

(40)

mengidentifikasi kompetensi dasar yang sulit dicapai ketuntasannya. Kemudian peneliti menentukan kompetensi dasar “Menjumlahkan dan mengurangkan berbagai bentuk pecahan” sebagai bahan penelitian.

2) Tahap Pelaksanaan

Pelaksanaan Rencana Pembelajaran (RPP) siklus I ini pada hari Kamis, Minggu Ke 1 Tanggal 02 Maret s/d Minggu ke 2 Tanggal 10 Maret 2017 pada pukul 09.15-11.15 diamati teman sejawat yang merupakan rekan kerja yang bertugas sebagai pengamatn guru pada saat medilaksanakan proses pembelajaran.

3) Tahap Pengamatan

Dengan melihat hasil rekomendasi pada siklus I, peneliti telah melakukan penyempurnaan pada siklus II. Pada saat pembukan pelajaran guru memberikan pengarahan ulang tentang tat cara belajar yang disempurnakan dari siklus I, meliputi :

Tabel 4.6. Minat siswa Pada Pengerjaan LKS Siklus III

NO Indikator Jumlah

Siswa

Prosentase %

1 Tidak suka membuang waktu 20 83%

2 Aktivitas yang sangat tinggi 22 92%

3 Mengerjakan tepat waktu 21 88%

4 Mengerjakan sebaik mungkin 23 96%

5 Bergairah belajar 22 92%

Rata-rata 22 90%

(41)

papan tulis. Dengan cara ini dapat diperoleh efisiensi waktu dan ketentuan pengerjaan di papan tulis dan pembahasan cepat dilaksanakan.

Berikut data aktivitas siswa menunjukkan minat berprestasi siswa pada siklus III, pada saat pembahasan LKS di papan Tulis.

Tabel 4.7. Minat Berprestasi Pada Pembahasan LKS Siklus II

NO Indikator JumlahSiswa Prosentase%

1 Tidak suka membuang waktu 19 79%

2 Aktivitas yang sangat tinggi 21 88%

3 Mengerjakan tepat waktu 22 92%

4 Mengerjakan sebaik mungkin 22 92%

5 Bergairah belajar 21 88%

Rata-rata 21 88%

Dari data di atas diperoleh minat belajar siswa mengalami peningkatan dari 67% pada siklus II meningkat menjadi 88% pada siklus III dengan rincian meningkkat sebesar 21% bila dibandingkan Siklus II. Siklus III ini diberi waktu 10 menit untuk diskusi kelompok, semangat siswa dalam melakukan diskusi cukup tinggi. Berikut data aktivitas siswa yang menunjukkan minat belajar siswa pada siklus III pada saat siswa berdiskusi.

Tabel 4.8. Minat Berprestasi Berdiskusi Siklus III

NO Indikator JumlahSiswa Prosentase%

1 Tidak suka membuang waktu 22 92%

2 Aktivitas yang sangat tinggi 21 88%

3 Mengerjakan tepat waktu 22 92%

4 Mengerjakan sebaik mungkin 21 88%

5 Bergairah belajar 21 88%

Rata-rata 21 89%

(42)

siklus II sebesar 73% meningkat menjadi 89% pada siklus III, bila dibandingkan dengan siklus II.

Tabel 4.9. Minat Berprestasi Pada Evaluasi Siklus III

NO Indikator JumlahSiswa Prosentase %

1 Tidak suka membuang waktu 22 92%

2 Aktivitas yang sangat tinggi 20 83%

3 Mengerjakan tepat waktu 23 96%

4 Mengerjakan sebaik mungkin 22 92%

5 Bergairah belajar 22 92%

Rata-rata 22 91%

Dari data diatas menunjukkan rata-rata berprestasi siswa mengalami peningkatan sebesar 11% dengan rincian pada siklus II 80% meningkat menjadi 91% pada siklus III dibandingkan siklus II. Hasil yang diraih siswa pada siklus III ini mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Keteraturan yang diciptakan oleh guru dalam pembelajaran ini membuahkan hasil positif berupa peningkatan hasilbelajar dari siklus II ke siklus III.

Tabel 4.5. Hasil evaluasi Belajar Siklus III KKM Bahasa Indonesia 62

No Nama MIN BC MB JML Rata-rata % KET

(43)

t

1 2237 Ahmad Rizki Aditia 82 88 85 255 85 85% Tuntas 2 2238 Alung Maulana Nyska 75 68 67 210 70 70% Tuntas 3 2239 Cintyia Nur Apanti 79 80 81 240 80 80% Tuntas 4 2240 Dewi Ambar Sintara 77 80 79 236 79 79% Tuntas 5 2241 Habib Burrohman 70 77 77 224 75 75% Tuntas 6 2242 Iklima Miratul Janah 75 75 75 225 75 75% Tuntas 7 2243 Ismeelya Vianla Kanza 85 84 82 251 84 84% Tuntas 8 2244 Kafia Nur Afifa 76 72 77 225 75 75% Tuntas 9 2245 Kamilatur Rohmah 95 95 95 285 95 95% Tuntas 10 2246 Laila Zahrotul Jannha 85 85 85 255 85 85% Tuntas 11 2247 Maulinal Husna M 75 75 76 226 75 75% Tuntas 12 2248 M. Ilham Falahuddin 89 86 88 263 88 88% Tuntas 13 2249 Muhamad Farid Ansori 88 88 88 264 88 88% Tuntas 14 2250 Nadiya Azzahira 90 90 90 270 90 90% Tuntas 15 2251 Qamara Nuraini 65 70 75 210 70 70% Tuntas 16 2252 Rendiansah Akbar Susanto 75 75 75 225 75 75% Tuntas 17 2253 Rizki Putra Raditya 60 60 60 180 60 60% Belum Tuntas 18 2254 Salis Fitria Susan 72 75 77 224 75 75% Tuntas 19 2255 Sandi Setiawan 78 78 78 234 78 78% Tuntas 20 2256 Selvi Okta Via Sari 75 75 75 225 75 75% Tuntas 21 2257 Tia Nila Wijayanti 77 77 80 234 78 78% Tuntas 22 2258 Ulfa Aprilia 85 75 80 240 80 80% Tuntas 23 2259 Zahra Princaska Aulia 77 77 70 224 75 75% Tuntas 24 2260 Ahmad Iksan Yulian 76 75 75 226 75 75% Tuntas Jumlah 1881 1880 1890 5651 1885 1884%

Rata-rata 78.38 78.33 78.75 78.49 78.53 78.49%

PROSENTASE SISWA LULUS KKM 96%

JUMLAH SISWA LULUS KKM 23

JUMLAH SISWA YANG TIDAK LULUS KKM 1

(44)

60; 1; 3.45%70; 2; 6.90%

75; 9; 31.03%

68; 2; 6.90% 70; 2; 6.90%

75; 1; 3.45% 78; 2; 6.90% 79; 1; 3.45% 80; 2; 6.90%

84; 1; 3.45% 85; 2; 6.90%

88; 2; 6.90%90; 1; 3.45%95; 1; 3.45%

GRAFIK NILAI SIKLUS 3

4) Tahap Refleksi

Berdasarkan hasil belajar dan proses belajar yang telah dilaksanakan menunjukkan ada peningkatan baik proses pembelajaran maupun hasil belajar. Hasil belajar pada siklus II mencapai nilai rata-rata 74,33 dalam prosentase (75%) setelah siklus II rata-rata nilai 78,53 dalam prosentase (96%) berarti ada peningkatan 12% dai siklus II ke siklus III. Sesuai dengan catatan dilapangan atau observasi dalam proses pembelajaran dan refleksi berupa perbaikan dan penyempurnaan proses belajar dan mengajar berdampak positif untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

E. Pembahasan tiap siklus dan antar siklus

Berdasarkan penelitian yang dilakukan dari awal sampai siklus terakhir yang dilakukan peneliti tentang ketrampilan berbahasa Indonesia dengan meningkatkan Minat membaca siswa kelas 1 SD Negeri 1 Selo Tahun Pelajaran 2016/2017 secara garis besar berdampak positif atau ada peningkatan yang signifikan. Dengan rinci dapat dilihat tabel selama pengamatan berlangsung yang terdiri dari 4 jenis pengamatan berdasarkan minat siswa yaitu :

(45)

2. Minat Siswa pada pembahasan LKS 3. Minat siswa pada Saat Diskusi 4. Minat Siswa Pada Saat Evaluasi

Tabel Minat Siswa

No Uraian Kegiatan

Siklus I Siklus II Siklus III Jumlah

Siswa % JumlahSiswa % JumlahSiswa %

1

Minat Siswa Pada Saat Pengerjaan

LKS 12 51% 17 71% 22 90%

2 Minat Siswa pada pembahasan LKS 11 46% 16 67% 21 88%

3 Minat siswa pada Saat Diskusi 15 61% 18 73% 21 89%

4 Minat Siswa Pada Saat Evaluasi 16 68% 19 80% 22 91%

Berdasarkan tabel minat siswa diatas bisa diketahui dari siklus I, II dan III bahwa minat membaca siswa dapat meningkatkan ketrampilan berbahasa siswa kelas 1 SD Negeri 1 Selo Tahun Pelajaran 2016/2017.

Grafik Minat Siswa

Siklus I Siklus II Siklus III

0

Minat Siswa Pada Saat Pengerjaan LKS Minat Siswa pada pembahasan LKS

Dari 4 jenis pengamatan berdasarkan minat siswa, setiap satu jenis minat siswa terdiri atas 5 indikator yaitu :

(46)

3. Mengerjakan tepat waktu 4. Mengerjakan sebaik mungkin 5. Bergairah belajar

Sehingga dapat diketahui dari tabel dan grafik minat siswa diatas terdapat perubahan signifikan ketrampilan berbahasa Indonesia dengan meningkatkan minat membaca siswa.

Dibawah ini adalah tabel nilai siswa dari siklus I , Siklus II dan Siklus III Tabel Nilai Pembelajaran Siswa

No

Nama SIKLUS 1 SIKLUS II SIKLUS III

Urut Induk

1 2237 Ahmad Rizki Aditia 78 78% 80 80% 85 85%

2 2238 Alung Maulana Nyska 60 60% 60 60% 70 70%

3 2239 Cintyia Nur Apanti 78 78% 79 79% 80 80%

4 2240 Dewi Ambar Sintara 78 78% 79 79% 79 79%

5 2241 Habib Burrohman 60 60% 60 60% 75 75%

6 2242 Iklima Miratul Janah 60 60% 60 60% 75 75%

7 2243 Ismeelya Vianla Kanza 80 80% 80 80% 84 84%

8 2244 Kafia Nur Afifa 68 68% 68 68% 75 75%

9 2245 Kamilatur Rohmah 90 90% 95 95% 95 95%

10 2246 Laila Zahrotul Jannha 80 80% 80 80% 85 85%

11 2247 Maulinal Husna M 60 60% 60 60% 75 75%

12 2248 M. Ilham Falahuddin 80 80% 85 85% 88 88%

13 2249 Muhamad Farid Ansori 78 78% 85 85% 88 88%

14 2250 Nadiya Azzahira 85 85% 90 90% 90 90%

15 2251 Qamara Nuraini 58 58% 60 60% 70 70%

16 2252 Rendiansah Akbar Susanto 75 75% 75 75% 75 75%

17 2253 Rizki Putra Raditya 60 60% 60 60% 60 60%

18 2254 Salis Fitria Susan 60 60% 70 70% 75 75%

19 2255 Sandi Setiawan 55 55% 75 75% 78 78%

20 2256 Selvi Okta Via Sari 70 70% 75 75% 75 75%

21 2257 Tia Nila Wijayanti 70 70% 78 78% 78 78%

22 2258 Ulfa Aprilia 78 78% 80 80% 80 80%

23 2259 Zahra Princaska Aulia 68 68% 75 75% 75 75%

24 2260 Ahmad Iksan Yulian 60 60% 75 75% 75 75%

Jumlah 1689 1690% 1784 1784% 1885 1884%

Rata-rata 70.39 63% 74.33 75% 78.53 96%

(47)

Jumlah Siswa Yang Tidak Lulus Kkm

9 6 1

Grafik Nilai Siklus I , Siklus II dan Siklus III

Siklus I Siklus II Siklus III 0

Rata-rata Nilai dan Prosentasenya Siklus I, II dan III

Rata-Rata Prosentase menunjukkan ada peningkatan baik proses pembelajaran maupun hasil belajar. Hasil belajar pada siklus I mencapai nilai rata-rata 70,39 dalam prosentase (63%), pada siklus II rata-rata nilai 74,33 dalam prosentase (75%) , dan siklus III rata-rata nilai 78,33 dalam prosentase (96%). berdampak positif untuk meningkatkan minat membaca siswa dalam ketrampilan berbahasa siswa kelas 1 SD Negeri 1 Selo Tahun Pelajaran 22016/2017 Kecamatan Tawangharjo.

(48)

A. Kesimpulan

Membaca merupakan modal bagi seseorang untuk mempelajari buku dan mencari informasi tertulis. Bagi siswa, membaca juga menjadi modal agar dapat mengikuti kegiatan pembelajaran, Berdasarkan penulisan dan pembahasan pada bab sebelumnya maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

Hasil proses belajar sebelum tumbuh minat membaca mencapai nilai rata-rata 63,88 dalam prosentase (42%). Setelah termotivasi minat siklus I, refleksi dan rekomendasi nilai rata-rata mencapai 70,39 dalam prosentase (63%), berarti ada peningkatan 21%. Hasil belajar sebelum siklus siklus II mencapai nilai rata-rata 74,33 dalam prosentase (75%) berarti ada peningkatan 12%. Dan Hasil belajar sebelum siklus siklus III mencapai nilai rata-rata 78,53 dalam prosentase (96%) berarti ada peningkatan 21%.

Aspek minat terdiri dari aspek kognitif dan aspek afektif. Aspek kognitif berupa konsep positif terhadap suatu obyek dan berpusat pada manfaat dari obyek tersebut. Aspek afektif nampak dalam rasa suka atau tidak senang dan kepuasan pribadi terhadap obyek tersebut

Maka menumbuhkan minat membaca dapat meningkatkan keterampilan berbahasa Indonesia kelas I SD Negeri I Selo Kecamatan Tawangharjo Kabupaten Grobogan.

B. Saran

Berdasarkan hasil kesimpulan di atas dapat disarankan sebagai berikut : 1) Agar keterempilan berbahasa Indonesia meningkat, siswa harus memiliki

minat yang tinggi dalam prosses pembelajaran.

2) Agar hasil belajar siswa bias meningkat secara optimal hendaknya guru menumbuhkan minat siswa dengan perbaikan dan penyempurnaan proses pembelajaran

(49)

4) Perlunya partisipasi organisasi-organisasi non-pemerintah. Sebuah organisasi kemasyarakatan tersebut akan berupaya dalam membuka ruang partisipasi seluas-luasnya kepada masyarakat dalam penguatan budaya baca dan juga dapat meningkatkan kesadaran akan pentingnya buku di berbagai kalangan.

5) Orang tua dapat menjadi contoh di rumah dengan membiasakan membaca, menyediakan bahan-bahan bacaan yang menarik dan mendidik, mengajak anak berkunjung ke pameran buku sesering mungkin dan memasukkan anak menjadi anggota perpustakaan.

6) memperbanyak jumlah perpustakaan secara merata di setiap kota/kabupaten di Indonesia dengan koleksi bahan pustaka yang mencukupi untuk kebutuhan masyarakat umum, pelajar dan mahasiswa. 7) Perlu adanya partisipasi semua lapisan mamsyarakat, pemerintah,

masyarakat pecinta buku, Depdiknas serta asosiasi penerbit, pustakawan, toko buku dan para pemerhati masalah buku dan minat baca untuk menyelengga-rakan kegiatan yang dapat menggugah gairah minat baca masyarakat. Sehingga budaya membaca menjadi sebagian budaya masyarakat Indonesia. Lomba bercerita bagi anak-anak SD dinilai cukup efektif sebagai upaya meningkatkan minat baca, karena dilihat dari penampilan peserta cukup bagus dan lancar, karena disamping membaca peserta juga langsung bercerita.

DAFTAR PUSTAKA

(50)

Ausebel, D.P, 1963. The Psychology of meaning Verbal Learning. New York, grune & Srattim

Arikunto, S. 1983. Dasar-dasar evaluasi pendidikan, prosedur Penulisan Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta: Bina Aksara.

Baso, M. 1999.Kapita Selekta Teknologi Pembelajaran. Surabaya: Alkon Training. Bogdan dan Biken, 1990. Sumber data Penelitian

Depdikbud, 1994. Garis-garis Besar program Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas VI Sekolah Dasar. Jakarta : Dikdasmen.

De Porter,B.M.dkk.2000. Quantum Teaching. Bandung : Kaifa.

Elliot dkk (2000), Filsafat Bahasa Mengungkap Hakikat Bahasa, Makna dan Tanda. Bandung, PT Remaja Rosda Karya

Hopkins, David. 1985. Teaching’s Guide the Classroom Research. Philadelphia : Open University, Milton Keynes.

Muchlisoh, dkk. 1992. Materi Pokok pendidikan Bahasa Indonesia 3. Jakarta: Universitas Terbuka.

Munawir Yusuf .2005. Membaca. Yogjakarta

Mc, Niff, jean. 1992. Action Research, principle and Practice. New York, Rontledge Champman & Hall, Inc.

Nasution, S. 1992. Metodologi Penulisan Neturalistik Kualitatif. Bandung: Tarsito. Nurhadi , 1987. Aspek keterampilan membaca. Bandung. Pustaka Hidayah

Purves dan Beach di dalam Harris dan Sipay .1998. Minat Membaca. New York

Sinambela (1993) mengartikan minat membaca. Malang. YA3

Supriadi, dkk. 1995. Materi Pokok pendidikan Bahasa Indonesia. Jakarta: Depdikbud Bagian proyek peningkatan mutu guru SD, Setara D-II 1995.

Sudjana, N. 1997. Teknologi Pengajaran. Bandung: Sinar baru.

Gambar

TABEL HASIL PEMBELAJARAN KONDISI AWAL/PRA SIKLUS
GRAFIK HASIL PEMBELAJARAN KONDISI AWAL/PRA SIKLUS
Tabel 4.1 Minat Siswa Pada Saat Pengerjaan LKS Siklus I
Tabel 4.2. Minat Siswa pada pembahasan LKS Siklus I
+7

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Bahan baku dan modal kerja atau dana tidak dihitung karena sudah dalam keadaan efisien. Hal ini dikarenakan dalam sistem produksi, jika ada produk gagal,

Melalui game yang Penulis buat diharapkan user tidak merasa bosan berlama-lama di depan komputer dan juga bisa membantu gerak refleks anak atau merangsang kecepatan berfikir pada

[r]

Pada proses ini data dari kelas mayoritas akan dikurangi berdasarkan distribusi jarak mahalanobis sedemikian sehingga jumlah instance kelas mayoritas sama dengan

 Pembangunan bangsa & negara yg baik melalui proses manjemen dgn tertib, teratur & sek- sama thd bangsa/rakyat, pemerintah & wil.  Rangkaian kegiatan ini dikenal

Variabel kepercayaan merek mendapatkan nilai signifikansi sebesar 0,000 maka dapat disimpulkan variabel kesadaran merek secara parsial berpengaruh pengaruh signifikan

Seharian, rektor bersama para pembantu rektor, asisten rektor, kepala biro, direktur, mengunjungi Pesmaba dari fakultas ke fakultas, Sabtu (8/9).. Uniknya, di setiap fakultas

gayaberat yang telah dikurangi efek udara bebas sehingga dapat merepresentasikan topografi suatu area secara umum. Oleh karena itu, dalam penelitian ini dilakukan