BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Tatanan Penelitian
Penelitian di lakukan di Rumah Sakit Panti Wilasa (RSPW) Citarum Semarang. Rumah sakit ini berdiri di naungan YAKKUM (Yayasan Kristen untuk Kesehatan Umum) yang berada di Solo. RSPW Citarum memiliki beberapa ruang rawat inap yaitu: Ruang Anggrek (perawatan pasca operasi), Bougenvil (obgin), Cempaka (penyakit dalam), Dahlia (anak), Flamboyan (VIP), HCU, ICU, Peristi. RSPW Citarum juga memiliki kamar bersalin, poliklinik, UGD dan kamar bersalin. Penelitian dilakukan di Ruang Angrrek, Ruang Anggrek memiliki beberapa ruang rawat inap seperti: ruang utama terdapat 4 ruangan, kelas 1 terdapat 5 ruangan, kelas 2 terdapat 4 ruangan masing-masing berisi 2 tempat tidur, kelas 3 terdapat 3 ruangan masing-masing berisi 4 tempat tidur. Selain itu, Ruang Anggrek memiliki 1 nurse station, 1 ruang tindakan, 1 ruang obat, 1 ruang perawat, 1 dapur, 1 kamar mandi dan WC, 1 ruang alat bersih-bersih dan gudang.
Partisipan tiga orang suami yang masing-masing istri mereka dengan kanker payudara, pasca mastektomi kurang dari setahun. Alasan peneliti memilih partisipan dengan istri yang sudah melakukan operasi kurang dari 1 tahun adalah untuk mengetahui bagaimana partisipan dapat mengkondisikan kembali dirinya setelah operasi yang telah dilakukan terhadap orang istrinya.
Partisipan dalam penelitian ini disarankan oleh kepala ruangan. Wawancara dilakukan 2 kali untuk melengkapi data yang dibutuhkan. Sebelum melakukan wawancara, peneliti melakukan bhsp (bina hubungan saling percaya) dengan partisipan atau istri dan melakukan kontrak waktu. Jika partisipan dan istri bersedia, maka peneliti melakukan penelitian awal yaitu peneliti memberitahukan tujuan penelitian dan hal-hal apa yang akan ditanyakan selama wawancara. Setelah itu peneliti mengajukan pertanyaan wawancara, sesudah wawancara dilakukan peneliti meminta izin untuk bertemu lagi, jika masih ada data yang kurang.
4.2 Gambaran Umum Riset Partisipan 1.2.1 Gambaran Partisipan I
Partisipan pertama Bapak A, usia 49 tahun, suku Jawa, tinggal di Semarang. Pernikahan Bapak A dan Ibu T sudah berjalan selama 17 tahun. Mereka memiliki 3 orang anak, yang pertama berinisial D duduk dikelas 2 SMA, yang kedua berinisial G sekarang duduk dikelas 3 SD dan anak yang ketiga berinisial Y siswa TK.
Bapak A Bekerja sebagai marketing salah satu perusahaan obat dan Ibu T adalah ibu rumah tangga. Bapak A sering keluar kota karena tuntutan pekerjaan. Pada saat Ibu T dioperasi, Bapak A tidak mendampingi Ibu T, karena saat itu beliau bertugas diluar kota.
Ciri-ciri fisik Bapak A memiliki tinggi badan ± 165 cm, berkulit gelap, rambut sudah mulai beruban dan mengenakan celana panjang jeans berwarna biru dan kaos berkerah warna putih.
peneliti meminta izin merekam percakapan menggunakan handphone dan meminta menandatangani inform consent. Suasana wawancara sangat tenang dan Bapak A dapat menjawab semua pertanyaan yang diajukan walaupun ada beberapa jawaban yang menyimpang dari pertanyaan. Saat wawancara Bapak A sangat kooperatif dan sangat humoris sehingga membuat suasana wawancara sangat nyaman.
1.2.2 Gambaran partisipan II
Partisipan kedua Bapak R, usia 46 tahun, suku Jawa, berdomisili di Demak. Istri yang bernama Ibu S, usia pernikahan mereka telah menginjak 22 tahun. Mereka dikaruniai 2 orang anak laki-laki, yang pertama bernama B telah lulus SMA, sekarang bekerja ditempat kerja bapaknya sebagai karyawan di salah satu perusahaan kayu di Semarang. Dan anak kedua bernama P, duduk dibangku kelas 2 SMP. Ibu S sebagai ibu rumah tangga.
Bapak R selalu berada di samping ibu bahkan ketika Ibu S operasi 7 bulan lalu, Bapak R selalu mendampingi. Awalnya Ibu S tidak ingin dioperasi karena takut, namun Bapak R memberi pengertian dan penjelasan kepada Ibu S bahwa tindakan operasi sangat penting untuk kesehatan ibu.
R mengenakan jaket kulit berwarna coklat dan celana kain berwarna hitam.
Penelitian dilakukan dengan interval waktu 7 bulan setelah operasi. Wawancara dilakukan di ruang rawat yaitu Kamar pasien pada hari selasa 17 September 2013, pukul 13.00-14.30 WIB. Diruang rawat pasien tersebut berisi 4 tempat tidur pasien dan semua terisi sehingga suasana wawancara saat itu agak terganggu.
1.2.3 Gambaran Partisipan III
Partisipan ketiga Bapak S, usia 59 tahun, suku Jawa, berasal dari Grobogan. Bapak S telah menikah dengan Ibu S selama 22 tahun. Mereka mempunyai 3 orang anak, yang pertama adalah bernama T sudah bekerja sebagai karyawan di salah satu perusahaan swasta dan telah menikah, anak kedua bernama U sebagai wiraswasta dan anak ketiga bernama W bekerja sebagai karyawan. Bapak S adalah petani dan Ibu S bekerja sebagai wiraswasta. Ibu S telah menjalani operasi 1 bulan lalu dan selalu ditemani oleh Bapak S. Selama masa kemoterapi, Ibu S selalu mengikuti nasihat dokter dan selalu mendengar apa yang dikatakan Bapak S.
Ciri-ciri fisik Bapak S yaitu tinggi badan ± 155 cm, kulit putih berkeriput, hampir semua rambutnya beruban, saat wawancara Bapak S menggunakan kaos berwarna putih dan menggunakan celana panjang hitam berbahan kain.
disamping tempat tidur Ibu S. Pada saat wawancara, Bapak S dan menantunya duduk saling berhadapan. Bapak S tidak menguasai bahasa Indonesia sehingga dibantu menantunya yaitu istri dari anak pertama partisipan, sebagai penerjemah. Bapak S kurang memahami beberapa pertanyaan sehingga menantunya mengulangi pertanyaan agar mengerti dan menjawab pertanyaan. Namun peneliti berusaha membuat suasana akrab agar Bapak S merasa nyaman.
1.3 Analisa Data
Data yang telah dikumpulkan dalam rekaman, peneliti mendengarkan secara berulang-ulang kemudian hasil wawancara tersebut dibuat jadi satu percakapan yang tersusun sesuai dengan pertanyaan. Selanjutnya peneliti membuat transkrip dalam bentuk tulisan secara verbatim. Hasil transkrip dicari pernyataan yang signifikan dengan mempertebal pada kalimat yang bermakna sesuai dengan fenomena yang diteliti mengenai dukungan sosial suami terhadap istri dengan kanker payudara pasca mastektomi. Setelah itu peneliti melakukan analisis terhadap pernyataan yang signifikan tersebut dan mengelompokan data-data sesuai tema dan memotong pernyataan yang tidak dibutuhkan. Hasil dari tema tersebut dikelompokan lagi, dianalis untuk mendapatkan sub tema yang dari kelompok yang dikategorikan.
istri dengan sub tema : sumber dukungan yang berasal dari orang-orang yang selalu ada dalam sepanjang hidup istri, sumber dukungan yang berasal dari individu lain yang sedikit berperan dalam kehidupan istri, sumber dukungan yang berasal dari individu yang sangat jarang memberi dukungan dalam kehidupan istri, (3) Pengaruh dukungan sosial yang diberikan suami kepada istri.
Tema-tema yang dihasilkan dari penelitian ini dibahas secara terpisah untuk mengungkap makna atau arti dari berbagai pengalaman partisipan dalam menjalani hidupnya. Namun tema-tema tersebut saling berhubungan satu sama lainnya untuk menjelaskan suatu esensi pengalaman suami dalam memberikan dukungan sosial kepada istri dengan kanker payudara pasca mastektomi.
1.3.1 Analisa Kasus Partisipan I 1.3.1.1 Dukungan Emosional
1. Percaya dan pasrah pada Yang Di Atas dapat Menyembuhkan Penyakit Istri
“Saya kaget, karena selama ini ibu tidak pernah
merasa sakit. Apapun yang terjadi Saya hanya
pasrah kepada yang di Atas serta memberikan
semangat, obat yang paling manjur itu adalah dari diri kita”
Selain itu partisipan percaya bahwa Yang Diatas akan memberikan yang terbaik bagi keluarganya khususnya untuk istrinya.
“Saya percaya kalau kita meminta dengan
sungguh-sungguh kepasa Tuhan, pasti akan
diberikan yang terbaik bagi saya dan keluarga, Amin”
2. Memberikan perhatian penuh kepada istri Indikator ini menjelaskan bahwa partisipan memberikan perhatian bukan hanya materi saja tapi juga dukungan emosional. Walapun partisipan jarang dirumah karena tuntutan pekerjaan tetapi partisipan selalu memberikan perhatian lewat telepon.
“Jika saya bekerja di luar daerah saya selalu
menghubungi ibu serta memberi kekuatan. Ibu
pada ibu jangan pikirkan mengenai biaya, selama
kita masih bekerja Tuhan pasti akan memberikan yang terbaik”
Partisipan juga mengatakan bahwa rasa sayang harus ditunjukan melalui rasa tanggung jawab kepada istri dan anak-anak.
“Menurut saya rasa sayang tidak perlu ditunjukan,
yang penting kita harus mempunyai rasa tanggung
jawab”
Partisipan juga berusaha membuat istri tidak terlalu memikirkan penyakit yang dialami dengan mengajak jalan-jalan, jika ada waktu kosong. “Saya memotivasi ibu seperti memberi semangat,
memberi perhatian penuh, mengajak jalan-jalan, membuat suasana selalu riang dan apapun yang membuat ibu selalu senang”
3. Memberikan pemahaman kepada istri mengenai penyakit yang dialami
“Memberikan gambaran bahwa penyakit itu begini
penyakit ini begitu. Namun tidak usah takut karena semua itu kita kembalikan sama yang Diatas”
4. Meyakinkan istri pasti sembuh
Indikator ini menjelaskan partisipan meyakinkan istrinya agar selalu berpikir bahwa obat yang paling mujarab itu adalah diri kita sendiri, jika istri berpikir sembuh, pasti akan sembuh.
“Obat yang paling mujarab adalah dari keyakinan diri kita sendiri kita pasti sembuh”
5. Menyetujui operasi yang dilakukan istri Indikator ini menjelaskan bahwa partisipan memberikan dukungan informasi kepada istri. Partisipan percaya dokter dapat menyembuhkan penyakit istri dibandingkan penyembuhan alternatif. “Menurut saya lebih baik ke dokter karena dokter
lebih dapat percaya. Jika kita ke penyembuhan
1.3.1.2 Dukungan Informasi
Menyarankan periksa ke dokter
Indikator ini menjelaskan partisipan memberikan dukungan informasi kepada istri terbukti dengan partisipan menyatakan bahwa sangat setuju dengan operasi yang dilakukan karena diagnosa penyakit dapat dibuktikan dengan hasil laboratorium
“Saya sangat setuju dengan operasi yang
dilakukan, karena data dan diagnosanya dapat
dibuktikan dengan hasil laboratorium yang menyatakan bahwa penyakit ibu Stadium 1”
1.3.1.3 Dukungan Instrumen
Biaya Pengobatan Ditanggung Asuransi
Indikator ini menjelaskan bahwa partisipan menggunakan asuransi kesehatan dari pemerintah karena biaya kemoterapi sangat mahal, sehingga asuransi sangat membantu.
“Bukan hanya dukungan emosional, juga
dibutuhkan dukungan materil. Mengenai penyakit
ibu, jujur saja saya tidak mampu. Alhamdulillah,
Partisipan mengatakan bahwa obat kanker sangat mahal sehingga ada beberapa obat yang di beli sendiri karena kebetulan partisipan bekerja di salah satu perusahaan obat
“Obat kanker mahal dan kebetulan saya bekerja di
perusahaan obat. Obat kemoterapi saya beli sendiri, jadi dapat mengurangi biaya pengobatan”
1.3.1.4 Sumber Dukungan yang Berasal dari orang-orang yang selalu ada sepanjang hidup istri
Orang-orang terdekat
Indikator yang diberikan partisipan ini menjelaskan bahwa anak-anak dan keluarga dekat banyak memberi dukungan kepada istri. “Anak-anak, kakak dan adik-adik saya dan keluarga ibu juga sangat mendukung”
1.3.1.5 Sumber dukungan yang berasal dari individu yang sedikit berperan dalam kehidupan istri Teman kerja
menyangka mereka akan datang dan memberi dukungan moril kepada istrinya
“Atasan dan rekan kerja saya juga memberi
dukungan. Mereka datang menjenguk ibu sambil
memberikan dukungan moril. Saya tidak
bayangkan sebelumnya, atas perhatian mereka kepada keluarga saya”
1.3.1.6 Sumber dukungan yang berasal dari individu yang sangat jarang memberi dukungan dalam kehidupan istri
Tetangga, teman sekolah anak dan orang yang tidak dikenal
Indikator ini menjelaskan partisipan menyatakan bahwa banyak orang yang datang kerumah menjenguk istri seperti tetangga-tetangga, teman sekolah anak bahkan orang yang tidak dikenal sekalipun. Partisipan merasa sangat terbantu dengan dukungan mereka dan merasa tidak sendiri.
“Tetangga-tetangga, teman TK anak saya bahkan
orang yang tidak ada hubungan keluarga datang
suasana seperti ini kami keluarga merasa tidak sendiri”
1.3.1.7 Pengaruh Dukungan dengan Perubahan Kondisi Psikologis Istri
1. Istri menerima nasihat yang diberikan
Indikator ini menjelaskan bahwa istri dapat menerima dukungan yang diberikan. Terbukti saat partisipan pulang kerja malam, istri tidak marah-marah. Yang paling penting adalah saling mengerti satu sama lain.
“Ibu sangat menerima dukungan saya, menuruti
setiap nasihat yang saya berikan, saling
memahami keadaan masing-masing. Walaupun
saya kerja pulang malam kadang tidak pulang. Ibu menerima keadaan ini yang penting kami saling mengerti”
2. Istri tampak kuat dan seperti tidak sakit
“Saya lihat ibu kuat menghadapi hal ini. Ibu
kelihatan seperti tidak mengalami masalah.
Melihat keadaan ini saya merasa puas yang
penting bagi saya ibu bisa sembuh, bisa tehindar
dari penyakit yang menakutkan dan ibu merasa terayomi”
1.3.2 Analisa Kasus Partisapan II 1.3.2.1 Dukungan Emosional
1. Memberi kekuatan kepada istri
Indikator menjelaskan partisipan memberi dukungan emosional kepada istri. Partisipan memberi kekuatan kepada istri untuk dapat menerima keadaan dengan sabar, fokus pada kesehatan dan banyak berdoa. Dengan tujuan istri cepat sembuh dan dapat melakukan aktivitas sehari-hari.
“Saya mengatakan kepada ibu agar kita sabar
menghadapi keadaan ini dan berusaha agar
sembuh sambil berserah kepada Tuhan. Tuhan pasti menolong kita”
dialami dan terus berpikir positif bahwa istri pasti sembuh.
“Semaksimal mungkin saya memberi semangat
kepada ibu, agar ibu tidak sedih dan kepikiran penyakitnya”
2. Meyakinkan istri pasti sembuh
Indikator ini menjelaskan partisipan meyakinkan istrinya pasti sembuh walaupun banyak anggapan penyakit kanker itu adalah hal yang menjurus pada kematian. Tetapi partisipan percaya semua penyakit pasti ada obatnya. “Orang-orang awam beranggapan penyakit
seperti adalah penyakit yang istilahnya sudah
dekat dengan kematian. Tapi saya yakin semua penyakit yang ada didunia ini, Insyah Allah ada obatnya”
3. Menyetujui operasi yang dilakukan istri
berusaha memberi pemahaman bahwa operasi dilakukan demi kesehatan istri.
“Dokter menyarankan agar segera di operasi.
Saya sangat setuju, tetapi ibu tidak setuju karena
takut dioperasi. Saya memberi kekuatan kepada
ibu bahwa tidak ada pengobatan lain yang harus
ditempuh selain melalui operasi. Ini harus dilakukan demi kesehatan ibu”
1.3.2.2 Dukungan Informasi
Menyarankan periksa ke dokter
Indikator ini menjelaskan partisipan memberi dukungan informasi kepada istri. Dapat dibuktikan dengan pernyataan partisipan yaitu kurang paham dengan penyakit istri sehingga menyarankan istri periksa ke dokter.
“Bagaimana hasilnya, itu penyakit apa, saya kan
orang kurang paham tentang penyakit seperti itu
makanya saya langsung periksakan k dokter.
Ternyata setelah diperiksakan k dokter B
dinyatakan besok operasi. Sesudah operasi,
1.3.2.3 Dukungan Instrumen
1. Biaya pengobatan ditanggung asuransi
Indikator ini menjelaskan biaya pengobatan istri dari partisipan dibantu oleh asuransi dari kantor tempat kerja partispan. Walaupun tidak semua biaya pengobatan ditanggung asuransi, partisipan merasa sangat terbantu karena biaya pengobatan istri sangat mahal.
“Biaya Pengobatan ibu sangat mahal , untungnya
sebagian dari pengobatan ini ditanggung kantor saya”
2. Membantu Mengerjakan pekerjaan istri dirumah
Indikator ini menjelaskan partisipan membantu pekerjaan istri dirumah yaitu mengerjakan pekerjaan ibu rumah tangga. Partisipan mengaku kewalahan tapi partisipan ikhlas mengerjakan karena ibu harus istrahat total demi kesembuhan. “Awalnya saya kebingungan, semua pekerjaan
ibu saya yang mengerjakan karena ibu harus
1.3.2.4 Sumber Dukungan yang Berasal dari orang-orang yang selalu ada sepanjang hidup istri Orang-orang terdekat
Indikator ini menjelaskan istri dari partisipan mendapat dukungan dari partisipan sendiri, anak serta keluarga besarnya. Partisipan sangat bersyukur akan hal tersebut dan merasa keluarga tidak meninggalkan mereka.
“Dukungan suami sangat perlu, juga dukungan
anak-anak dan keluarga besar. Saya sangat
bersyukur karena semua keluarga juga memberi dukungan”
1.3.2.5 Sumber dukungan yang berasal dari individu yang sedikit berperan dalam kehidupan istri Teman kerja
Indikator ini menjelaskan partisipan dan istri mendapat dukungan dari teman kerja dan ibu-ibu ngaji datang menjenguk dirumah serta mendoakan agar istri cepat sembuh.
“Teman-teman kerja saya dan teman ibu-ibu ngaji
istri juga datang memberi dukungan. Mereka
1.3.2.6 Pengaruh Dukungan dengan Perubahan Kondisi Psikologis Istri
Istri pasrah dan dapat menerima keadaan Indikator ini menjelaskan istri dari partisipan menerima dukungan yang diberikan terbukti dengan dapat menerima keadaan. Partisipan mengatakan istrinya merasa jauh lebih baik, lebih sabar dan tidak berkecil hati.
“Ibu merasa jauh lebih baik, lebih sabar dan tidak berkecil hati”
1.3.3 Analisa Kasus Riset Partisipan III 4.3.3.1 Dukungan Emotional
Percaya Sepenuhnya pada Dokter
Indikator ini menjelaskan partisipan tidak mengetahui penyakit yang dialami istri. Partisipan menyerahkan semua dan percaya sepenuhnya pada dokter.
“Awalnya saya tidak mengetahui penyakit seperti
4.3.3.2 Dukungan Informasi
Menyarankan kepada istri memberiahu anak tentang penyakit istri
Indikator ini menjelaskan partisipan menyarankan kepada istri untuk memberitahu penyakit istri pada anak pertama. Pada hari dimana mengetahui penyakit istri, hari itu juga anaknya menjemput ibu dan ayahnya dari desa dan dibawa ke Semarang. Dengan tujuan memeriksakan ibunya kedokter.
“Saat mengetahui ada benjolan di payudara ibu,
saya menyarankan memberitahu anak pertama
yang berada di Semarang. Saat mengetahui
penyakit ibunya, hari itu juga anak saya menjemput ibunya di desa dan dibawa ke Semarang”
4.3.3.3 Dukungan Instrumen
Mendapat bantuan materi dari dokter
untuk melakukan kemoterapi di tempat prakteknya dengan biaya lebih terjangkau.
“Biaya kemoterapi sangat mahal kami tidak
mampu untuk membayar. Dokter yang
menangani ibu memberi kemudahan agar
dikemoterapi di tempat prakteknya dengan
bayaran lebih murah.Saya bersyukur bisa bertemu dr. B”
4.3.3.4 Sumber Dukungan yang Berasal dari orang-orang yang selalu ada sepanjang hidup istri Orang terdekat
Indikator ini menjelaskan istri mendapat dukungan dari orang terdekat seperti partisipan sebagai suami dan anak-anaknya.
“Menurut saya dukungan dari orang-orang
terdekat sangat perlu yaitu suami dan anak-anak”
4.3.3.5 Sumber Dukungan yang Berasal dari Individu yang Sangat Jarang Berperan dalam
Kehidupan Istri
Mendapat dukungaan dari dokter
membantu dan tidak mempersulit pengobatan istrinya. Selain itu, dokter juga membantu meringankan biaya pengobatan.
“saya beruntung ketemu dr. B, beliau sangat
membantu kami dan tidak mempersulit pengobatan ibu”
4.3.3.6 Pengaruh Dukungan dengan Perubahan Kondisi Psikologis Istri
1. Istri sangat membutuhkan perhatian
Indikator ini menjelaskan istri sangat membutuhkan perhatian dari suami yaitu partisipan. Jika partisipan keluar kamar harus beritahu istrinya, saat makan juga minta disuap. “Setelah operasi , ibu ingin perhatian penuh dari
bapak. Kalau keluar kamar akan ditanyakan mau
kemana, menanyakan keluar lama atau tidak bahkan makan minta untuk disuap”
“Ibu pasrah dengan keadaannya dan tidak
memaksakan kehendaknya apakah dituruti kemauannyya atau tidak”
4.4 Uji Keabsahan Data
Uji keabsahan data yang dipakai dalam penelitian ini adalah triangulasi. Triangulasi yang dilakukan pada istri partisipan.
4.4.1 Triangulasi Riset partisipan I
bersyukur karena mempunyai suami yang sangat perhatian dan dapat menerima dirinya apa adanya.
4.4.2 Triangulasi Riset Partisipan II
Partisipan II triangulasi yang dilakukan kepada istri partisipan sendiri. Informasi yang didapatkan dari istri partisipan adalah sebagai berikut; Menurut istri partisipan, partisipan adalah seorang yang sangat peduli keluarga. Saat partisipan mengetahui ada benjolan dipayudara istri, partisipan mengajak periksa kedokter. Ketika dokter mengatakan istri akan dioperasi, partisipan setuju dengan operasi yang akan dilakukan. Tetapi istri tidak mau dan takut dioperasi, partisipan memberi pemahaman kepada istri bahwa operasi sangat penting untuk kesehatan istri. Istri merasa partisipan sangat peduli dengan kesehatan istri. Hal itu yang membuat istri berpikir partisipan mendukung segala hal yang berhubungan dengan kesehatan istri.
4.4.3 Triangulasi Riset Partisipan III
memberitahukan anak pertamanya. Ketika mengetahui penyakit ibunya, anak sulung tersebut membawa istri dan partisipan ke Semarang untuk diperiksakan kedokter. Selama pengobatan dilakukan baik itu operasi sampai kemoterapi, partisipan selalu mendampingi istri. Mulai dari menyuapi istri sampai membantu ibu kekamar kecil partisipan selalu mendampingi dan membantu. Istri partisipan mengatakan, walaupun istri selalu mengeluh sakit partisipan selalu sabar mendampingi ibu dan memberi kekuatan.
4.5 Pembahasan
Pembahasan dilakukan berdasarkan tiga tema yang telah ditentukan yaitu; bentuk-bentuk dukungan sosial, sumber-sumber dukungan sosial dan pengaruh dukungan sosial. Ketiga tema tersebut dibagi lagi menjadi beberapa sub tema.
4.5.1 Tema I Bentuk-bentuk Dukungan Sosial
1. Dukungan Emosional
2. Dukungan informasi
Indikator ini menjelaskan bahwa dukungan informasi dibutuhkan oleh seseorang dalam menghadapi suatu masalah yang membuat dirinya stres. Menurut Sarafino (2006) dukungan informasi dapat berupa saran untuk memilih beberapa pilihan tindakan yang dapat dilakukan penerima dukungan dalam mengatasi masalah contohnya seperti nasehat, arahan, saran ataupun penilaian tentang bagaimana penerima dukungan melakukan sesuatu. Ketiga partisipan dalam penelitian menunjukan bahwa mereka sanggup memberi dukungan informasi berupa saran kepada istri mereka masing-masing. Partisipan I dan partispan II memberikan dukungan informasi, peneliti mengkategorikan dukungan informasi menjadi sub tema yaitu; menyarankan periksa kedokter. Sedangkan partisipan III memberi dukungan informasi berupa; menyarankan istri memberitahu anak tentang penyakit istri.
3. Dukungan instrumen
biaya dalam proses pengobatan seperti asuransi kesehatan (Sarafino, 2006). Partisipan I dan istri mendapat dukungan instrumen berupa asuransi dari pemerintah. Partisipan II dan istri mendapat dukungan instrumen berupa asuransi dari tempat partisipan II bekerja dan partisipan II juga memberi dukungan instrumen kepada istri dengan membantu mengerjakan pekerjaan dirumah seperti bersih-bersih rumah dan menyiapkan makanan. Partisipan III dan istri mendapat dukungan instrumen yaitu keringanan biaya pengobatan dari dokter.
Dukungan tersebut diberikan kepada istri dengan tujuan, agar istri merasa nyaman, tentram, percaya diri, merasa bernilai, dapat menghargai dirinya sendiri, merasa dimiliki dan dicintai ketika mengalami stres (Sarafino, 2006).
4.5.2 Tema II Sumber-sumber Dukungan Sosial
Sama halnya dengan ketiga partisipan, dari hasil wawancara yang dilakukan ketiga partisipan. Istri dari masing-masing partisipan menerima dukungan sosial dari berbagai sumber.
Indikator ini menjelaskan bahwa dukungan sosial dapat diperoleh dari berbagai sumber. Ketiga partisipan mengungkapkan bahwa istri mereka mendapat dukungan dari berbagai pihak. Partisipan I mengatakan bahwa istrinya mendapat dukungan orang terdekat yaitu dari partisipan sebagai suami, anak, keluarga, atasan kerja dan rekan kerja partisipan, tetangga, teman sekolah anak, bahkan orang tidak dikenal. Partisipan II mengungkapkan bahwa istrinya mendapat dukungan dari semua orang yaitu dari partisipan sebagai suami, anak-anak, keluarga besarnya, teman kerja partisipan dan ibu-ibu ngaji istri. Sama halnya dengan partisipan III mengatakan bahwa istri mendapat dukungan dari partisipan sebagai suami, anak-anak dan dokter yang membantu dalam proses pengobatan istri.
4.5.3 Tema III Pengaruh Dukungan Sosial
menerima keadaan dan istri perlu perhatian lebih. hal tersebut sangat didukung oleh Hawari (2004) yang mengemukakan bahwa secara teori dukungan sosial dapat menurunkan kecenderungan munculnya kejadian yang dapat mengakibatkan stress dan kecemasan. Apabila kejadian tersebut muncul, interaksi dengan orang lain dapat memodifikasi atau mengubah persepsi individu pada kejadian tersebut dan oleh karena itu akan mengurangi potensi munculnya stres. Dukungan sosial juga dapat mengubah hubungan antara respon individu pada kejadian yang dapat menimbulkan stres dan stres itu sendiri.