• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kesehatan Kerja - Pelaksanaan Program Upaya Kesehatan Kerja Pada Pos UKK Di Wilayah Kerja Puskesmas Kampung Bugis Kota Tanjungpinang Kepulauan Riau

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kesehatan Kerja - Pelaksanaan Program Upaya Kesehatan Kerja Pada Pos UKK Di Wilayah Kerja Puskesmas Kampung Bugis Kota Tanjungpinang Kepulauan Riau"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kesehatan Kerja

Menurut Suma’mur (1996), Kesehatan kerja adalah spesialisasi ilmu kesehatan/kedokteran beserta prakteknya yang bertujuan agar pekerja/masyarakat pekerja memperoleh derajat kesehatan setinggi-tingginya, baik fisik, atau mental maupun sosial, dengan usaha-usaha preventif, terhadap penyakit-penyakit/gangguan-gangguan kesehatan yang diakibatkan faktor pekerjaan dan lingkungan kerja, serta penyakit-penyakit umum.

Kesehatan kerja adalah suatu layanan untuk peningkatan dan pemeliharaan derajat kesehatan (fisik, mental, dan sosial) yang setinggi-tingginya bagi pekerja disemua jabatan, pencegahan penyimpangan kesehatan yang disebabkan oleh kondisi pekerjaan, perlindungan pekerja dari risiko akibat faktor yang merugikan kesehatan, penempatan dan pemeliharaan pekerja dalam suatu lingkungan kerja yang adaptasi antara pekerjaan dengan manusia dan manusia dengan jabatannya. (ILO/WHO, 1995)

2.1.1. Kebijakan Kesehatan Kerja

Untuk meningkatkan kesehatan kerja perlu adanya kebijakan sebagai penopang dalam menjalankan program-program yang berhubungan dengan kesehatan kerja. Kebijakan program kesehatan kerja yaitu :

(2)

b. Meningkatkan profesionalisme para pelaku dalam pembinaan dan pelayanan kesehatan kerja di pusat, propinsi, kabupaten/ kota.

c. Mengembangkan jaringan kerjasama pelayanan kesehatan kerja dan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan kerja bagi angkatan kerja.

d. Mengembangkan tenaga ahli kesehatan kerja bagi angkatan kerja dan dokter kesehatan kerja sebagai pemberi pelayanan kesehatan utama dengan pelayanan kesehatan paripurna

e. Mengembangkan kerjasama lintas sektor dan kemitraan dengan lembaga swadaya masyarakat dan organisasi profesi.

f. Mendorong agar setiap angkatan kerja menjadi peserta dana sehat/asuransi kesehatan sebagai perwujudan keikutsertaannya dalam upaya pemeliharaan kesehatan diri, keluarga, dan lingkungannya.

g. Mengembangkan iklim yang mendorong dunia usaha yang partisipatif dalam kelembagaan K3 di tempat kerja.

h. Mengembangkan peran serta masyarakat pekerja dengan meningkatkan pembentukan UKBM maupun mengaktifkan kegiatan pos UKK yang sudah ada. i. Mengembangkan sistem informasi manajemen K3 sebagai upaya pemantapan

survailans epidemiologi penyakit dan kecelakaan akibat kerja. 2.1.2. Strategi Kesehatan Kerja

Strategi kesehatan kerja, meliputi:

a. Mengembangkan kebijakan dan pemantapan manajemen program kesehatan Kerja.

(3)

c. Mengaktifkan jaringan komunikasi efektif lintas disiplin ilmu, lintas lembaga/ Lintas sektoral dan lintas program.

d. Intensifikasi penatalaksanaan PAK (Penyakit Akibat Kerja) dan PAHK (Penyakit Akibat Hubungan Kerja).

e. Survailan epidemiologi PAK (Penyakit Akibat Kerja) dan PAHK (Penyakit Akibat Hubungan Kerja).

f. Mengembangkan SIM-KK.

g. Pengembangan model lingkungan kerja sehat berbasis wilayah

h. Menggali, mengembangkan dan memanfaatkan potensi spesifik daerah

i. Menghimpun potensi yang dimiliki para pelaku K3 dalam asas kebersaman dan saling menguntungkan

j. Menerapkan dan membangun kemitran sebagai landasan kerja dan promosi kesehatan kerja.

k. Proaktif terhadap segala perubahan dalam mengantisipasi dampak globalisasi. 2.2. Pusat Kesehatan Masyarakat

2.2.1. Pengertian Puskesmas

Puskesmas adalah unit pelaksana pembangunan kesehatan diwilayah kerjanya (Depkes, 2003). Yang dimaksud dengan unit pelaksana adalah Unit Pelaksana Teknis Dinas yang selanjutnya disebut UPTD, yakni unit organisasi di lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota yang melaksanakan tugas teknis operasional.

(4)

masyarakat dan keluarga serta pelayanan kesehatan tingkat pertama yang bermutu (Depkes, 2004).

Sedangkan yang dimaksud dengan wilayah kerjanya adalah batasan wilayah kerja puskesmas dalam melaksanakan tugas dan fungsi pembangunan kesehatan, yang ditetapkan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota berdasarkan keadaan geografis, demografis, sarana transportasi, masalah kesehatan setempat, keadaan sumber daya, beban kerja puskesmas dan lain-lain, selain itu juga harus memperhatikan dalam upaya untuk meningkatkan koordinasi, memperjelas tanggung jawab pembangunan dalam wilayah kecamatan, meningkatkan sinergisme pembangunan dalam wilayah kecamatan, meningkatkan sinergisme kegiatan dan meningkatkan kinerja. Apabila dalam satu wilayah kecamatan terdapat lebih dan satu Puskesmas maka kepala Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota dapat menunjuk salah satu Puskesmas sebagai koordinator pembangunan kesehatan di kecamatan (Depkes, 2003).

2.2.2. Fungsi Puskesmas

Menurut buku Standar Pelayanan Kesehatan Kerja Dasar, Puskesmas mempunyai 3 ( tiga ) fungsi sebagai berikut :

a. Fungsi pembinaan terhadap Pos UKK dan pembinaan administrative terhadap poliklinik perusahaan.

b. Fungsi pelaksana pelayanan kesehatan dasar c. Fungsi peran serta masyarakat.

(5)

kesehatan secara bermutu, terjangkau adil dan merata. Upaya pelayanan yang diselenggarakan meliputi (Depkes, 2003) :

a. Pelayanan kesehatan masyarakat adalah pelayanan yang bersifat public goods dengan tujuan utama memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan. Dengan pendekatan kelompok masyarakat serta sebagian besar diselenggarakan bersama masyarakat melalui upaya pelayanan dalam dan luar gedung di wilayah kerja Puskesmas.

b. Pelayanan medik dasar yang lebih mengutamakan pelayanan kuratif dan rehabilitatif dengan pendekatan individu dan keluarga pada umumnya melalui upaya rawat jalan dan rujukan.

2.2.3. Program Kegiatan Puskesmas

Program Puskesmas merupakan wujud dari pelaksanaan ke tiga fungsi Puskesmas di atas, program tersebut dikelompokan menjadi (Depkes, 2004) :

1. Upaya Kesehatan Wajib

Upaya kesehatan wajib Puskesmas yang ditetapkan berdasarkan kebutuhan sebagian besar masyarakat serta mernpunyai daya ungkit yang tinggi dalam mengatasi permasalahan kesehatan nasional dan intemasional yang berkaitan dengan kesakitan, kecacatan dan kematian.

Upaya kesehatan wajib tersebut adalah : a). Upaya Promosi Kesehatan

(6)

d). Upaya Perbaikan Gizi

e). Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular f). Upaya Pengobatan.

2. Upaya Kesehatan Pengembangan

Upaya kesehatan pengembangan Puskesmas adalah upaya yang ditetapkan berdasarkan permasalahan yang ditemukan di masyarakat serta disesuaikan dengan kemampuan Puskesmas. Upaya kesehatan pengembangan di pilih dari daftar upaya kesehatan pokok di Puskesmas yang telah ada yang termasuk upaya kesehatan pengembangan yaitu :

a). Upaya Kesehatan Sekolah, b). Upaya Kesehatan Olah Raga, c). Upaya Kesehatan Kerja,

d). Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat, e). Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut,

f). Upaya Kesehatan Jiwa. 2.3. Upaya Kesehatan Kerja

(7)

2.3.1. Pengertian Upaya Kesehatan Kerja

Upaya kesehatan kerja adalah upaya penyerasian kapasitas kerja, beban kerja dan lingkungan kerja agar setiap pekerja baik formal maupun informal dapat bekerja secara sehat tanpa membahayakan dirinya sendiri maupun lingkungan agar diperoleh produktifitas kerja yang optimal.

2.3.2. Ruang Lingkup Upaya Kesehatan Kerja

Ruang lingkup upaya kesehatan kerja meliputi berbagai upaya penyerasian antara pekerja dengan pekerja dan lingkungan kerjanya baik secara fisik maupun psikis dalam cara / metode kerja, proses kerja dan kondisi kerja yang bertujuan untuk: a. Memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat pekerja di semua

lapangan pekerjaan yang setinggi tingginya baik secara fisik, mental maupun kesejahteraan sosialnya.

b. Mencegah gangguan kesehatan masyarakat pekerja yang diakibatkan oleh keadaan/ kondisi lingkungan kerja.

c. Memberikan perlindungan bagi pekerja dalam melakukan pekerjaanya dari kemungkinan bahaya yang disebabkan oleh faktor-faktor yang membahayakan kesehatan.

d. Menempatkan dan memelihara pekerja di suatu lingkungan pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan fisik dan psikis pekerjaan.

2.3.3. Tujuan Upaya Kesehatan Kerja a. Tujuan Umum

(8)

b. Tujuan Khusus

1. Peningkatan kemampuan masyarakat pekerja dalam upaya peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit akibat kerja, penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.

2. Peningkatan keselamatan kerja dengan mencegah pemajanan bahan-bahan yang dapat membahayakan lingkungan kerja dan masyarakat serta penerapan prinsip-prinsip ergonomik

3. Peningkatan pelayanan kesehatan bagi tenaga kerja informal dan keluarganya yang belum terjangkau pelayanan kesehatan kerja.

4. Meningkatkan kemitraan melalui kerjasama lintas program, lintas sektor dan LSM dalam upaya kesehatan kerja.

2.3.4. Sasaran Upaya Kesehatan Kerja a. Sasaran langsung

Sebagai sasaran langsung dari upaya kesehatan kerja di Puskesmas adalah masyarakat pekerja di sektor kesehatan, antara lain: Puskesmas, Balai Pengobatan, Laboratorium Kesehatan, Pos UKK dan Jaringan dokter perusahaan bidang kesehatan kerja.

b. Sasaran tidak langsung

Sasaran tidak langsung diberikan kepada masyarakat pekerja formal maupun pekerja informal.

2.3.5. Strategi Upaya Kesehatan Kerja

Strategi upaya kesehatan kerja, meliputi:

(9)

b. Upaya kesehatan kerja dilakukan melalui pelayanan kesehatan paripurna, yang meliputi upaya peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit akibat kerja, penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.

c. Peningkatan pelayanan kesehatan kerja dilaksanakan melalui peran serta aktif masyarakat dengan menggunakan pendekatan PKMD

2.4. Pos Upaya Kesehatan Kerja (Pos UKK)

Pos UKK merupakan wadah dari serangkaian upaya pemeliharaan kesehatan pekerja yang terencana, teratur dan berkesinambungan yang diselenggarakan dari, oleh dan untuk masyarakat pekerja. Pos UKK merupakan bentuk upaya kesehatan bersumber daya masyarakat (UKBM) yang memberikan pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat pekerja terutama pekerja formal. Pos UKK dibentuk untuk meningkatkan kesehatan pekerja sehingga dapat meningkatkan produktivitas kerja.

(10)

Pos UKK dapat dibentuk di lokasi kelompok pekerja dengan jumlah pekerja minimal 10 sampai paling banyak 50 pekerja dan diutamakan dari jenis pekerjaan yang sama. Contoh: di kelompok pertanian, nelayan, perkebunan, kaki lima, pasar tradisional, kawasan dan sentra industri, perajin, transportasi, industri rumah tangga dan sebagainya.

2.4.1. Tahap-Tahap Pembentukan Pos UKK

Pembentukan Pos UKK melalui tahap-tahap sebagai berikut:1) pertemuan tingkat desa bertujuan untuk meningkatkan kepedulian masyarakat pekerja terhadap pentingnya kesehatan bagi pekerja dengan melibatkan perangkat desa, pekerja, pengusaha, lintas sector terkait, LSM, dan lain-lain; 2) survey mawas diri bertujuan untuk melakukan identifikasi masalah kesehatan pekerja; 3) Musyawarah Masyarakat Desa bertujuan untuk menetapkan prioritas masalah dan menetapkan rencana pemecahan masalah; 4) pelatihan Kader Pos UKK bertujuan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kader dalam pelayanan kesehatan kerja; 5) pembentukan Pos UKK bila langkah 1-4 sudah dilakukan; dan 6) pembinaan Pos UKK.

2.4.2. Persyaratan Pembentukan Pos UKK Persyaratan pembentukan Pos UKK, yaitu:

1. Ada kelompok pekerja yang membutuhkan pelayanan kesehatan kerja. 2. Ada keinginan masyarakat pekerja membentuk Pos UKK

3. Ada kesediaan masyarakat pekerja menjadi kader Pos UKK.

(11)

5. Tersedianya pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K) dan pertolongan pertama pada penyakit (P3P).

6. Tersedianya contoh alat pelindung diri (APD) untuk pekerja sesuai dengan jenis pekerjaannya.

7. Timbangan badan dan alat pengukur tinggi badan. 8. Meja, kursi, tempat tidur, dan lemari obat.

9. Adanya buku pencatatan dan pelaporan. 10.Adanya buku panduan dan media penyuluhan 11.Alat tulis.

2.4.3. Dasar Hukum Pembentukan Pos UKK

a. Undang-Undang Dasar 1945, Pasal 28 ayat (1) tentang hak untuk memperoleh pelayanan kesehatan

b. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja c. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan

d. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang kesehatan BAB XII Kesehatan Kerja

e. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah

f. Keputusan Menteri Kesehatan 128 Tahun 2004 tentang Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat

g. Keputusan Menteri Kesehatan 1758 Tahun 2003 tentang Standar Pelayanan Kesehatan Dasar.

(12)

2.4.4. Tujuan Pembentukan Pos UKK a. Tujuan Umum

Mewujudkan masyarakat pekerja yang sehat dan produktif b. Tujuan Khusus

1. Meningkatnya pengetahuan masyarakat pekerja tentang kesehatan kerja

2. Meningkatnya kemampuan masyarakat pekerja, untuk menolong dirinya sendiri.

3. Meningkatnya pelayanan kesehatan kerja yang dilaksanakan oleh kader, masyarakat pekerja dan tenaga kesehatan yang terlatih kesehatan kerja.

4. Meningkatnya kewaspadaan dan kesiapsiagaan masyarakat pekerja terhadap risiko dan bahaya akibat kerja yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan. 5. Meningkatnya dukungan dari pengambil kebijakan terhadap Pos UKK

6. Meningkatnya peran aktif lintas program dan lintas sector terkait dalam penyelenggaraan Pos UKK.

2.5. Kader Pos Upaya Kesehatan Kerja (Pos UKK)

Kader Pos Upaya Kesehatan Kerja (UKK) adalah pekerja, sukarela, yang bertugas meningkatkan kesehatan diri dan kelompoknya. Persyaratan yang harus dipenuhi sebagai kader UKK adalah dipilih dari, oleh masyarakat pekerja, bisa baca tulis, tinggal di lingkungan tempat bekerja, mau, mampu bekerja sukarela, mempunyai waktu, sudah dilatih dan paham prinsip kesehatan kerja.

2.6. Peran dan fungsi kader pos UKK 2.6.1. Peran kader Pos UKK

(13)

1. Melakukan identifikasi masalah kesehatan di lingkungan kerja dan sumber daya pekerja

2. Menyusun rencana pemecahan masalah kesehatan di lingkungan kerja 3. Melaksanakan kegiatan kesehatan di lingkunagn kerja melalui promosi

tentang kesehatan kerja

4. Menjalin kemitraan dengan berbagai pihak dalam upaya kesehatan di lingkungan kerja

5. Melakukan pelayanan kesehatan kerja dasar, yakni upaya pelayanan yang diberikan pada masyarakat pekerja secara minimal dan paripurna (peningkatan kesehatan kerja, pencegahan dan penyembuhan penyakit akibat kerja dan penyakit akibat hubungan kerja serta pemulihan PAK dan PAHK).

6. Melaksanakan kewaspadaan dini terhadap berbagai risiko dan masalah kesehatan pekerja

7. Melaksanakan rujukan ke puskesmas 8. Pencatatan dan pelaporan.

Yang perlu di catat di pos UKK adalah sebagai berikut : a. Susunan kepengurusan

b. Identitas anggota

c. Jadwal dan kegiatan yang dilakukan d. Kesehatan setiap anggotanya

e. Keuangan

(14)

2.6.2. Fungsi kader pos UKK

Setelah terlatih sebagai kader UKK, ada 13 (tiga belas) tugas pokok dan fungsi (tupoksi) yang harus dijalankannya secara optimal, antara lain (Depkes, RI, 2006):

1. Pertemuan Tingkat Pekerja (PTP) : mengadakan sosialisasi upaya kesehatan kerja di tempat kerja, merencanakan pelaksanaan survey mawas diri dan musyawarah masyarakat pekerja

2. Survey Mawas Diri (SMD) : pengenalan, pengumpulan, pengkajian masalah kesehatan pekerja untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat pekerja mengenai kesehatan kerja

3. Musyawarah Masyarakat Pekerja (MMP) : mengenal masalah kesehatan dan keselamatan kerja, dengan pekerja, keluarga pekerja, petugas puskesmas, aparat pemerintah

4. Membentuk Pos UKK : menentukan pengurus Pos UKK, jadwal kegiatan, rencana kerja tahunan, target, pembiayaan, lokasi dekat tempat kerja 5. Perencanaan UKK : menentukan masalah kesehatan kerja berdasarkan hasil

SMD, menentukan prioritas masalah, perkiraan biaya, jadwal, rencana, dan target kegiatan

6. Penyuluhan UKK : materi tentang gizi, PHBS, kebersihan lingkungan, potensi, risiko bahaya, penggunaan APD (alat pelindung diri), pengolahan limbah, penyakit dan kecelakaan akibat kerja

(15)

kunjungan, formulir status kesehatan pekerja, membuat daftar penyakit akibat kerja, pemberian obat bebas pada penyakit ringan

8. Upaya Rujukan : merujuk segera pasien kecelakaan, dan penyakit berat yang tidak bisa tertangani.

9. Pencatatan Pelaporan : membuat laporan hasil pelaksanaan kegiatan pelayanan

10. Kerjasama Lintas Sektoral : pertemuan berkala dengan anggota pos UKK, pertemuan ruitn teratur dengan petugas, kunjungan rumah kepada pekerja, membantu kesulitan pekerja

11. Mengelola Sumber Keuangan UKK : mengatur sumber pemasukan dan pengeluaran Pos UKK

12. Membantu Pemberdayaan Ekonomi Pekerja : integrasi kegiatan ekonomi yang menguntungkan, pembentukan dan pengelolaan dana simpan pinjam (koperasi), pemberiaan kredit modal usaha, penyediaan alat kesehatan kerja.

13. Membina Kemampuan Diri : meningkatkan pengetahuan melalui pelatihan dan penataran, pertemuan rutin anggota UKK, kunjungan lapangan, melaksanakan kegiatan secara kontinyu.

2.7. Ukuran keberhasilan upaya kesehatan kerja di Pos UKK

Ukuran keberhasilan kegiatan upaya kesehatan kerja di Pos UKK adalah sebagai berikut :

a. Ukuran keberhasilan keterjangkauan

(16)

b. Ukuran keberhasilan pelayanan, yaitu jumlah dan jenis kegiatan kesehatan yang dilakukan

c. Ukuran tingkat perkembangan

Dibagi dalam empat tingkatan yaitu : pratama, madya, purna, dan mandiri. 2.8. Kegiatan kader Pos UKK

Setelah menjadi kader Pos Upaya Kesehatan Kerja, maka kader tersebut diharapkan melakukan kegiatan sebagai berikut :

a. Mempersiapkan dan melaksanakan pertemuan tingkat desa

b. Mempersiapkan dan melaksanakan serta membahas survey mawas diri bersama petugas puskesmas/kesehatan dan Lembaga Masyarakat Desa (LMD) c. Menyajikan hasil survey mawas diri dalam kelompok pekerja di desa dalam

musyawarah masyarakat desa

d. Menentukan masalah dan kebutuhan kesehatan kerja dan kegiatan dan kegiatan penanggulangan yang dipilih pekerja dalam musyawarah pekerja e. Menentukan lokasi Pos UKK

f. Melaksanakan kegiatan sehari-hari Pos UKK yaitu : 1. Membuat perencanaan upaya kesehatan kerja

2. Kegiatan penyuluhan peningkatan kesehatan kerja dan pencegahan penyakit akibat kerja dan kecelakaan kerja ;

a. Penyuluhan dapat dilakukan pada waktu jam kerja, waktu istirahat, maupun diluar jam kerja

b. Penyuluhan kesehatan kerja dapat dilakukan dengan cara antara lain : - Untuk perorangan sebaiknya dipakai metode tanya jawab, diskusi,

(17)

- Untuk massal sebaiknya dipakai metode ceramah dan demonstrasi - Untuk memudahkan penyuluhan, sebaiknya menggunakan

peralatan pendukung seperti media gambar, poster, brosur, dan lain-lain

c. Materi penyuluhan disesuaikan dengan pekerjaannya dapat berupa : - Gizi kerja, perilaku hidup bersih dan sehat, berhenti merokok, cuci

tangan, dan lain-lain

- Potensi dan risiko bahaya di tempat kerja - Alat Pelindung Diri (APD)

- Kebersihan dan kesehatan lingkungan - Pengolahan limbah

- Cara kerja yang baik dan benar

- Penyakit akibat kerja dan kecelakaan kerja

3. Memberikan pertolongan pertama pada penyakit dan kecelakaan akibat kerja;

a. Pertolongan pertama pada penyakit. Kader diperkenankan memberikan obat kepada pekerja yang mengalami sakit ringan (batuk, pilek, demam) dengan obat yang dijual bebas

b. Pertolongan pertama pada kecelakaan. Kader harus mengikuti pelatihan P3K (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan) dari petugas puskesmas/kesehatan, sebelum melakukan pertolongan P3K dan P3P 4. Merujuk penderita yang memerlukan perawatan lebih lanjut ke Puskesmas

a. Kriteria penyakit yang harus dirujuk :

(18)

- Penyakit yang timbul berulang

- Penyakit yang tidak mampu diatasi di Pos UKK b. Kriteria kecelakaan yang harus dirujuk :

- Kecelakaan yang berat langsung dirujuk

- Kecelakaan ringan sesudah diberi P3K tetapi tidak ada perubahan atau semakin memburuk dalam 2 hari

- Kecelakaan yang menimbulkan luka lebar, kotor dan dalam 5. Kegiatan pencatatan dan pelaporan

a. Setiap kegiatan yang dilakukan di Pos UKK sebaiknya dicatat dan dilaporkan ke instansi terkait agar dapat dilakukan pembinaan

b. Beberapa hal yang perlu dicatat di pos UKK adalah sebagai berikut : - Catatan susunan kepengurusan

- Catatan mengenai identitas/data dari anggotanya - Catatan tentang jadwal dan kegiatan yang dilakukan - Catatan tentang kesehatan setiap anggotanya

- Catatan tentang hasil pertemuan pekerja dan usulan pekerja - Catatan tentang keuangan

- Catatan tentang inventaris/daftar APD,peralatan kantor dan lainnya c. Catatan tersebut dilaporkan kepada petugas kesehatan/instansi

pemerintah lain yang terkait pada saat :

- Petugas puskesmas/kesehatan/instansi lain melakukan kunjungan rutin

(19)

6. Membina hubungan baik dengan pekerja binaannya, LMD, dan puskesmas 7. Mengelola keuangan Pos UKK dan Upaya Pemberdayaan Masyarakat

Pekerja

Agar Pos UKK dapat berjalan dengan baik maka diperlukan adanya pemasukan dan pengelolaan keuangan

a. Pemasukan keuangan Pos UKK dapat berasal dari : - Dana sehat pekerja

- Iuran pengguna jasa Pos UKK

- Sumbangan pihak swasta yang bersifat tidak mengikat - Bantuan pemerintah

- Dan lain-lain

b. Dana yang ada di Pos UKK dapat dipergunakan untuk :

- Pembelian peralatan kantor Pos UKK (ATK, meja, kursi, dll)

- Pembelian peralatan penyuluhan (papan tulis, poster, leaflet, brosur, dan lain-lain)

- Pembelian peralatan kesehatan (timbangan, tensi meter, stetoskop, dan lain-lain)

- Pembelian Alat Pelindung Diri (APD)

- Biaya operasional kegiatan Pos UKK (konsumsi rapat rutin, biaya transportasi kader, dan lain-lain)

8. Membina kemampuan diri

a. Mengikuti pelatihan dan penataran yang diadakan oleh petugas kesehatan/Puskesmas atau instansi lain

(20)

c. Mengadakan kunjungan lapangan ke daerah lain yang lebih maju di dalam pengembangan Pos UKK

(21)

2.9. Kerangka Pikir

Skema kerangka pikir diatas yaitu gambaran mengenai program upaya kesehatan kerja yang dijalankan kader Pos UKK di wilayah puskesmas Kp. Bugis.

Program Upaya Kesehatan Kerja - Promosi

- Preventif - Kuratif POS UKK

Puskesmas Kp. Bugis

Referensi

Dokumen terkait

Degradasi methanil yellow 6 mg/L secara fotolisis dengan penambahan 0,1000 g TiO 2 anatase optimum pada pH 5 dengan persentase degradasi mencapai 80,99% setelah 90 menit

Pada sisi lain besarnya laba ditahan akan semakin kecil yang berarti tambahan dana untuk pengembangan usaha dimasa yang akan datang akan rendah atau dengan

Dari hasil perhitungan yang diperoleh, dapat diartikan bahwa biaya total yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk melakukan satu trip perjalanan pulang pergi dengan

Meskipun sudah lama berusaha, kedua Mitra ini belum pernah mendapat binaan dari instansi terkait, belum pernah mendapat pinjaman modal lunak, belum mempunyai sertifikat

3.2 Pengaruh kondisi larutan umpan terhadap fluks dan pengurangan warna gula Berdasarkan hasil uji kinerja berbagai jenis membran terhadap fluks dan karakteristik permeat, membran

Sistem Informasi dan Manajemen Alumni (Simalum) Fakultas Teknik mampu menjadi alat/media tracer alumni guna memenuhi kebutuhan data kemahasiswaan Fakultas Teknik

Kaedah Ielaran merupakan antara kaedah penyelesaian yang telah banyak digunakan bagi menyelesaikan sistem tak linear di mana kaedah lelaran yang paling banyak digunakan dalam sistem

「グローバル化」が各地で叫ばれるようになって、日本社会も大きな変化を迎えてい