Sistem
Informasi
Manajemen
Etika dalam Sistem Informasi
• Etika : kepercayaan tentang hal yang
benar dan salah atau yang baik dan yang tidak
• Etika dalam SI dibahas pertama kali
oleh Richard Mason (1986:
Etika dalam Sistem Informasi
•PRIVASI menyangkut hak individu untuk mempertahankan informasi pribadi dari pengaksesan oleh orang lain yang
memang tidak diberi izin untuk melakukannya
•Kasus:
▫ Junk mail
▫ Manajer pemasaran mengamati e-mail bawahannya
Etika dalam Sistem Informasi
•AKURASI terhadap informasi merupakan faktor yang harus dipenuhi oleh sebuah sistem informasi
•Ketidakakurasian informasi dapat
menimbulkan hal yang menggangu, merugikan, dan bahkan membahayakan.
•Kasus:
▫ Terhapusnya nomor keamanan sosial yang
dialami oleh Edna Rismeller (Alter, 2002, hal. 292)
Etika dalam Sistem Informasi
•Perlindungan terhadap hak PROPERTI
yang sedang digalakkan saat ini yaitu
yang dikenal dengan sebutan HAKI (hak atas kekayaan intelektual).
•HAKI biasa diatur melalui hak cipta (copyright), paten, dan rahasia
Etika dalam Sistem Informasi
•Hak cipta adalah hak yang dijamin oleh kekuatan hukum yang melarang
penduplikasian kekayaan intelektual tanpa seizin pemegangnya
Etika dalam Sistem Informasi
•Paten merupakan bentuk perlindungan terhadap kekayaan intelektual yang
paling sulit didapatkan karena hanya akan diberikan pada
Etika dalam Sistem Informasi
•Hukum rahasia perdagangan
melindungi kekayaan intelektual
melalui lisensi atau kontrak.
•Pada lisensi perangkat lunak,
seseorang yang menandatangani
kontrak menyetujui untuk tidak
menyalin perangkat lunak tersebut untuk diserahkan pada orang lain atau dijual.
Etika dalam Sistem Informasi
• Berkaitan dengan dengan kekayaan
intelektual, banyak masalah yang belum terpecahkan (Zwass, 1998); Antara lain:
– Pada level bagaimana informasi dapat
dianggap sebagai properti?
– Apa yang harus membedakan antara satu
produk dengan produk lain?
– Akankah pekerjaan yang dihasilkan oleh
komputer memiliki manusia penciptanya? Jika tidak, lalu hak properti apa yang dilindunginya?
Etika dalam Sistem Informasi
• Fokus dari masalah AKSES adalah
pada penyediaan akses untuk semua kalangan
• Teknologi informasi diharapkan malah
tidak menjadi halangan dalam
melakukan pengaksesan terhadap
informasi bagi kelompok orang
tertentu, tetapi justru untuk
mendukung pengaksesan untuk
Hukum yang mengatur tentang
informasi
•UU Nomor 14 Tahun 2008 KIP
•UU RI no. 11 thn 2008 tentang Informasi
• Setiap Badan Publik wajib membuka akses bagi setiap Pemohon Informasi Publik untuk mendapatkan Informasi Publik, kecuali:
a.Informasi Publik yang apabila dibuka dan diberikan kepada Pemohon Informasi Publik dapat menghambat proses penegakan hukum,
b.Informasi Publik yang apabila dibuka dan diberikan kepada Pemohon Informasi Publik dapat mengganggu kepentingan perlindungan hak atas kekayaan intelektual dan perlindungan dari persaingan usaha tidak sehat
c.Informasi Publik yang apabila dibuka dan diberikan kepada Pemohon Informasi Publik dapat membahayakan pertahanan dan keamanan negara
Setiap Badan Publik wajib membuka akses bagi setiap Pemohon Informasi Publik untuk mendapatkan Informasi Publik, kecuali :
c.Informasi Publik yang apabila dibuka dan diberikan kepada Pemohon Informasi Publik dapat membahayakan pertahanan dan
keamanan negara, yaitu:
informasi tentang strategi, intelijen, operasi, taktik
dan teknik yang berkaitan dengan
penyelenggaraan sistem pertahanan dan keamanan negara, meliputi tahap perencanaan, pelaksanaan dan pengakhiran atau evaluasi dalam kaitan
dengan ancaman dari dalam dan luar negeri;
dokumen yang memuat tentang strategi, intelijen,
operasi, teknik dan taktik yang berkaitan dengan
penyelenggaraan sistem pertahanan dan keamanan negara yang meliputi tahap perencanaan,
pelaksanaan dan pengakhiran atau evaluasi;
jumlah, komposisi, disposisi, atau dislokasi
kekuatan dan kemampuan dalam penyelenggaraan sistem pertahanan dan keamanan negara serta
rencana pengembangannya;
gambar dan data tentang situasi dan keadaan
pangkalan dan/atau instalasi militer;
data perkiraan kemampuan militer dan pertahanan
negara lain terbatas pada segala tindakan dan/atau indikasi negara tersebut yang dapat
membahayakan kedaulatan Negara Kesatuan
Republik Indonesia dan/atau data terkait kerjasama militer dengan negara lain yang disepakati dalam perjanjian tersebut sebagai rahasia atau sangat rahasia;
•Yang dimaksud dengan “sistem persandian negara” adalah
segala sesuatu yang berkaitan dengan pengamanan Informasi rahasia negara yang meliputi data dan
Informasi tentang material sandi dan jaring yang digunakan , metode dan teknik aplikasi persandian, aktivitas penggunaannya, serta kegiatan pencarian dan pengupasan Informasi bersandi pihak lain yang meliputi data dan Informasi material sandi yang
digunakan, aktivitas, pencarian dan analisis, sumber Informasi bersandi, serta hasil analisis dan personil sandi yang melakukan.
Regulasi
•UU RI no. 11 thn 2008 tentang
•Pasal 1 ayat 5 :
“Sistem Elektronik adalah serangkaian perangkat dan prosedur elektronik yang berfungsi mempersiapkan, mengumpulkan, mengolah, menganalisis,
menyimpan, menampilkan, mengumumkan,
mengirimkan, dan/atau menyebarkan Informasi Elektronik”
UU Nomor 11 Tahun 2008
Defenisi Cyber Crime
Dalam dua dokumen Kongres PBB mengenai The Prevention of
Crime and the Treatment of Offenders di Havana, Cuba pada (in a broader sense) disebut ‘computer related crime’.
Cyber crime in a narrow sense (computer crime) : any illegal
behaviour directed by means of electronic operations that targets the security of computer system and the data processed by them.
Cyber crime in a broader sense (computer related crime) : any
Masih menurut dokumen tersebut, cyber crime
meliputi kejahatan yang dilakukan:
Dengan menggunakan sarana-sarana
dari sistem atau jaringan komputer (by means of a computer system or network)
Di dalam sistem atau jaringan komputer
(in a computer system or network) ; dan
Terhadap sistem atau jaringan komputer
Peran komputer dalam cyber crimes
1. sebagai sarana
Beberapa kata kunci yang dihasilkan oleh Council Of Europe dalam
Convention On Cyber Crime di Budapest, Hongaria pada tahun 2001.
Illegal access: sengaja memasuki atau mengakses sistem
komputer tanpa hak.
Illegal interception: sengaja dan tanpa hak mendengar
atau menangkap secara diam-diam pengiriman dan pemancaran data komputer yang tidak bersifat publik ke, dari atau di dalam sistem komputer dengan menggunakan alat bantu teknis.
Data interference: sengaja dan tanpa hak melakukan
perusakan, penghapusan atau perubahan data komputer.
System interference: sengaja melakukan gangguan atau
rintangan serius tanpa hak terhadap berfungsinya sistem komputer.
Misuse of devices: penyalahgunaan perlengkapan
Kegiatan Berpotensi Cyber Crimes
Layanan Online Shopping (toko
online), yang memberi fasilitas pembayaran melalui kartu
kredit
Kejahatan Kartu Kredit
(Credit Card Fraud)
Sebelum ada kejahatan kartu kredit melalui internet, sudah ada model kejahatan kartu
kredit konvensional (tanpa
internet)
Jenis kejahatan ini muncul
akibat adanya kemudahan
sistem pembayaran
menggunakan kartu kredit yang diberikan online shop
Pelaku menggunakan nomer
Tindak Pencegahan Kejahatan
Credit Card Fraud dapat
diantisipasi dengan
menerapkan sistem otorisasi bertingkat
Sistem online banking dapat
meningkatkan keamanan
dengan menggunakan sistem
penyandian transmisi data
(secure http), digital certificate
Asas UU ITE
1. Kepastian hukum
2. Kemanfaatan
3. Kehati-hatian
4. Itikat baik
Tujuan UU ITE
1. Mencerdaskan kehidupan bangsa sebagai bagian dari masyarakat informasi dunia
2. Mengembangkan perdagangan dan perekonomian nasional dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
3. Membuka kesempatan seluas-luasnya kepada setiap orang untuk memajukan pemikiran dan kemampuan di bidang penggunaan dan pemanfaatan teknologi informasi seoptimal mungkin dan bertanggung jawab
Tindakan Pengamanan
1. Modernisasi hukum pidana materiil dan hukum pidana formil.
2. Mengembangkan tindakan-tindakan pencegahan dan pengamanan komputer.
3. Melakukan langkah-langkah yang membuat peka masyarakat, aparat pengadilan dan penegak hukum, terhadap pentingnya pencegahan kejahatan yang berhubungan dengan komputer.
4. Melakukan pelatihan para hakim, pejabat dan aparat penegak hukum mengenai kejahatan ekonomi dan cyber crime.
5. Memperluas rule of ethics dalam penggunaan komputer dan mengajarkannya melalui kurikulum infomratika