Erni Supartini, 2016
Meningkatkan Pemahaman Kesejarahan Melalui Metode Membaca Intensif Teknik SQ3R dalam Pembelajaran Sejarah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Sekira bulan Juni sampai Agustus 2015 Menteri Pendidikan Anies Baswedan mengeluarkan beberapa pernyataan dan kebijakan. Di antaranya adalah yang dilansir dalam Metrotvnews.com, Jakarta: Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan secara simbolis meluncurkan gerakan literasi
sekolah „Bahasa Penumbuh Budi Pekerti‟. Gerakan Literasi Sekolah dikembangkan berdasarkan Permendikbud Nomor 21 Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti. Tujuan gerakan ini untuk membiasakan dan memotivasi siswa agar mau membaca dan menulis guna menumbuhkan budi pekerti. Oleh karena itu, Pentingnya membaca juga harus diterapkan dalam pembelajaran di sekolah. Adapun dari tujuan pembelajaran membaca di sekolah yaitu memungkinkan siswa agar mampu menikmati kegiatan membaca, mampu membaca dalam hati dengan kecepatan membaca yang fleksibel, serta memperoleh tingkat pemahaman yang cukup atas isi bacaan (Abidin, 2012, hlm.5).
Menurut Tarigan (2015, hlm.7), membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata/bahasa tulis. Sesuai dengan pengertian tersebut dapat diartikan bahwa membaca adalah suatu kegiatan untuk memperoleh informasi. Dengan membaca seseorang dapat memperoleh wawasan yang lebih luas dan dapat memahami hal-hal baru yang belum pernah dia ketahui sebelumnya. Banyak sekali informasi yang dapat digali dari kegiatan membaca. Orang yang banyak membaca akan mendapatkan suatu pengetahuan yang lebih dibandingkan dengan orang yang jarang atau bahkan tidak pernah membaca.
Erni Supartini, 2016
Meningkatkan Pemahaman Kesejarahan Melalui Metode Membaca Intensif Teknik SQ3R dalam Pembelajaran Sejarah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
menjadikan siswa dapat lebih memahami lagi isi atau materi dari hasil bacaannya. Membaca Intensif atau intensif reading adalah studi saksama, telaah teliti, dan penanganan terperinci yang dilaksanakan di dalam kelas terhadap suatu tugas yang pendek kira-kira dua sampai empat halaman setiap hari (Tarigan, 2015, hlm.36). Membaca intensif lebih mengutamakan kepada pemahaman terhadap bacaan, bukan pada keterampilan-keterampilan membaca yang indah dan terlihat. Selain itu menurut Ghazali (2010, hlm.297) berpendapat bahwa membaca intensif adalah membaca teks-teks pendek untuk mencari informasi dan mengembangkan akurasi di dalam memahami teks secara terinci. Dari kedua pengertian tersebut dapat dipahami bahwa membaca intensif adalah membaca secara seksama dan teliti untuk menemukan informasi yang terdapat dalam bacaan dan membaca ini juga bersifat untuk lebih memahami terhadap suatu isi bacaan.
Erni Supartini, 2016
Meningkatkan Pemahaman Kesejarahan Melalui Metode Membaca Intensif Teknik SQ3R dalam Pembelajaran Sejarah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Melalui kegiatan membaca intensif tentu siswa akan memiliki suatu pemahaman tentang materi sejarah yang lebih baik, karena dengan membaca intensif siswa akan mengalami proses berpikir untuk mendapatkan pemahaman. Dalam pembelajaran sejarah, siswa dituntut untuk mendapatkan pemahaman tentang materi sejarah agar dapat memiliki keterampilan berpikir kesejarahan. Hal tersebut tercantum dalam tujuan pembelajaran sejarah menurut Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (2013, hlm.4) dalam kurikulum 2013, yaitu:
1. Membangun kesadaran peserta didik tentang pentingnya konsep waktu dan tempat/ruang dalam rangka memahami perubahan dan berkelanjutan dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa di Indonesia.
2. Mengembangkan kemampuan berpikir historis (historical thinking) yang menjadi dasar untuk kemampuan berpikir logis, kreatif, inspiratif, dan inovatif.
3. Menumbuhkan apresiasi dan penghargaan peserta didik terhadap peninggalan sejarah sebagai bukti peradaban bangsa Indonesia di masa lampau.
4. Menumbuhkan pemahaman peserta didik terhadap diri sendiri, masyarakat, dan proses terbentuknya bangsa Indonesia melalui sejarah yang panjang dan masih berproses hingga masa kini dan masa yang akan datang.
5. Menumbuhkan kesadaran dalam diri peserta didik sebagai bagian dari bangsa Indonesia yang memiliki rasa bangga dan cinta tanah air, melahirkan empati dan perilaku toleran yang dapat diimplementasikan dalam berbagai bidang kehidupan masayarakat dan bangsa.
6. Mengembangkan perilaku yang didasarkan pada nilai dan moral yang mencerminkan karakter diri, masyarakat dan bangsa.
7. Menanamkan sikap berorientasi kepada masa kini dan masa depan.
Erni Supartini, 2016
Meningkatkan Pemahaman Kesejarahan Melalui Metode Membaca Intensif Teknik SQ3R dalam Pembelajaran Sejarah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
itu, apa yang terjadi, di mana hal itu terjadi, dan apa peristiwa menyebabkan tindakan, dan apa konsekuensi atau hasil diikuti tindakan. Dengan cara tersebut siswa akan mampu mengembangkan kemampuan berpikir historisnya. Berpikir historis menurut Frederick D. Drake (Supardan, 2014, hlm.8) adalah lima keterampilan berpikir yang harus dikuasai siswa saat mempelajari sejarah yaitu mencakup: (1) chronological thinking, atau “berpikir kronologis”, (2) historical comprehension atau “pemahaman kesejarahan”, (3) historical analysis and
interpretationatau “analisis dan interpretasi kesejarahan”, (4) historical research
skills atau “keterampilan penelitian kesejarahan”, (5) historical issues; analysis
and decision-making atau “isu-isu kesejarahan; analisis dan pemgambilan
keputusan”. Dari ke lima keterampilan berpikir sejarah tersebut, salah satu keterampilan yang harus dimiliki siswa sesuai dengan tujuan pembelajaran sejarah yaitu menumbuhkan pemahaman. Dalam hal ini yang dimaksud adalah keterampilan pemahaman kesejarahan (historical comprehension). Menurut
Ma‟mur (2008, hlm.8) menyatakan bahwa historical comprehension adalah kemampuan untuk mendengar dan membaca cerita dan narasi sejarah dengan penuh pengertian, untuk mengidentifikasi elemen dasar dari suatu narasi atau struktur kisah, dan untuk mengembangkan kemampuan menggambarkan masa lalu berdasarkan pengalaman pelaku sejarah, literatur sejarah, seni, artefak, dan catatan-catatan sejarah dari masanya.
Erni Supartini, 2016
Meningkatkan Pemahaman Kesejarahan Melalui Metode Membaca Intensif Teknik SQ3R dalam Pembelajaran Sejarah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Permasalahan tersebut dapat tergambar saat guru menugaskan siswa untuk membaca buku teks. Ada beberapa siswa yang terlihat tidak membawa buku teks dan akhirnya guru menyuruh siswa tersebut untuk meminjam buku teks ke kelas lain. Selain itu, pada saat membaca buku teks ada beberapa siswa yang terlihat tidak sedang membaca, melainkan melakukan aktivitas lain seperti ngobrol dengan temannya, izin ke toilet, memainkan gadget, dan membuat kegaduhan lainnya.
Masalah lainnya adalah ketika selesai membaca buku teks tersebut, guru menanyakan beberapa pertanyaan mengenai materi sejarah yang terdapat dalam buku teks tersebut. Namun, ada siswa yang terlihat belum memahami betul mengenai materi dalam buku teks karena setelah dia ditanya oleh guru dia masih belum bisa menjawabnya. Kemudian guru menyuruh dia untuk membaca kembali jawabanya dalam buku teks dan dia tetap belum bisa menjawab. Sampai akhirnya dia dibantu oleh temannya untuk menjawab pertanyaan tersebut. Dalam kasus ini dapat diketahui bahwa pemahaman kesejarahan siswa juga belum terlihat.
Berdasarkan kondisi pembelajaran tersebut, dapat dikatakan bahwa pemahaman kesejarahan maupun membaca intensif siswa kelas X IIS 2 pada pembelajaran sejarah itu rendah. Siswa yang memiliki pemahaman kesejarahan maupun keterampilan membaca intensif dapat diketahui setelah siswa membaca bahan bacaan dengan baik dan dapat memahami materi atau isi bacaan tersebut. Hal tersebut dapat dilihat sesuai dengan indikatornya, yaitu siswa membaca judul dan ide utama materi ajar, siswa membuat pertanyaan berdasarkan bahan bacaan, siswa membaca bahan bacaan dengan baik untuk menemukan jawaban dari pertanyaan sebelumnya, dan siswa menyusun ringkasan isi bacaan dengan menggunakan bahasa sendiri. Keempat indikator tersebut harus dilakukan siswa agar dapat memiliki pemahaman kesejarahan melalui membaca intensif dengan baik.
Erni Supartini, 2016
Meningkatkan Pemahaman Kesejarahan Melalui Metode Membaca Intensif Teknik SQ3R dalam Pembelajaran Sejarah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pembelajaran sejarah adalah dengan cara pemilihan teknik yang dirasa tepat, yakni menggunakan teknik SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, Review). Tujuan utama penerapan teknik ini adalah untuk meningkatkan pemahaman atas isi bacaan, dan mempertahankan pemahaman tersebut dalam jangka waktu yang lebih panjang. Kita ketahui bahwa dalam pelajaran sejarah banyaknya bahan bacaan yang harus dibaca dan dipahami oleh siswa. Kebanyakan siswa menjadi malas untuk membaca materi tersebut, oleh karena itu dengan teknik ini menjadi salah satu upaya untuk mempermudah siswa dalam membaca materi dalam bahan bacaan.
Teknik ini mengacu pada pengertian langkah-langkah dalam mengolah kegiatan belajar mengajar bahasa yang dimulai dari merencanakan, melaksanakan, sampai dengan mengevaluasi pembelajaran. Menurut Syah (dalam Purnamasari dkk, 2013, hlm.3) mengemukakan langkah-langkah pembelajaran membaca dengan menggunakan teknik SQ3R, yaitu: (1) Survey, maksudnya memeriksa atau meneliti atau mengidentifikasi seluruh teks; (2) Question, maksudnya menyusun daftar pertanyaan yang relevan dengan teks; (3) Read, maksudnya membaca teks secara aktif untuk mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang telah tersusun; (4) Recite, maksudnya menghafal setiap jawaban yang telah ditemukan, dan (5)
Review, maksudnya meninjau ulang seluruh jawaban atas pertanyaan yang tersusun pada langkah kedua dan ketiga.
Erni Supartini, 2016
Meningkatkan Pemahaman Kesejarahan Melalui Metode Membaca Intensif Teknik SQ3R dalam Pembelajaran Sejarah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Berdasarkan uraian di atas serta hasil observasi prapenelitian di kelas X IIS 2 SMA Negeri 23 Bandung, maka penerapan teknik pembelajaran SQ3R
(Survey, Qusetion, Read, Recite, Review) diharapkan dapat meningkatkan pemahaman kesejarahan sisawa melalui membaca intensif di kelas tersebut. Sehingga dalam penelitian ini, peneliti mengambil judul “Meningkatkan Pemahaman Kesejarahan melalui Metode Membaca Intensif Teknik SQ3R
dalam Pembelajaran Sejarah (Penelitian Tindakan Kelas X IIS 2 SMAN 23
Bandung)”.
B. Rumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi permasalahan utama adalah
mengenai “Bagaimana Menerapkan Metode Membaca Intensif Teknik
SQ3Runtuk Meningkatkan Pemahaman Kesejarahan Siswa ?”. Berdasarkan
latar belakang masalah yang telah dikemukakan, peneliti membatasi permasalahan ke dalam beberapa pertanyaan penelitian berikut ini:
1. Bagaimana merencanakan pembelajaran sejarah dengan menerapkan metode membaca intensif teknik SQ3R untuk meningkatkan pemahaman kesejarahan siswa di kelas X IIS 2 SMA Negeri 23 Bandung ?
2. Bagaimana melaksanakan metode membaca intesif teknik SQ3R untuk meningkatkan pemahaman kesejarahan siswa di kelas X IIS 2 SMA Negeri 23 Bandung ?
3. Bagaimana upaya mengatasi kendala-kendala yang muncul dalam penerapan metode membaca intensif teknik SQ3R untuk meningkatkan pemahaman kesejarahan siswa di kelas X IIS 2 SMA Negeri 23 Bandung ?
C. Tujuan Penelitian
Erni Supartini, 2016
Meningkatkan Pemahaman Kesejarahan Melalui Metode Membaca Intensif Teknik SQ3R dalam Pembelajaran Sejarah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kesejarahan siswa. Namun, secara khusus tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Memahami penerapan metode membaca intensif teknik SQ3R untuk meningkatkan pemahaman kesejarahan siswa dalam pembelajaran sejarah. 2. Memperoleh keterampilan pelaksanaan penerapan metode membaca intensif
teknik SQ3R untuk meningkatkan pemahaman kesejarahan siswa dalam pembelajaran sejarah.
3. Mengkaji dan mengatasi kendala-kendala yang muncul dalam penerapan metode membaca intensif teknik SQ3R untuk meningkatkan pemahaman kesejarahan siswa dalam pembelajaran sejarah.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian yang dilakukan diharapkan dapat memberi manfaat kepada dunia pendidikan maupun semua pihak yang terlibat. Kegunaan yang ingin dicapai oleh peneliti mencakup manfaat teoritis dan manfaat praktis, adapun manfaatnya ialah :
A. Secara Teoritis
Secara teoritis penelitian ini dapat memberikan manfaat pada teori belajar yang digunakan oleh peneliti yaitu dari Vygotsky. Mengenai hubungan antara bahasa dan berpikir ini dapat kita simpulkan dari pendapat Vygotsky bahwa bahasa atau ujaranlah yang mengatur perilaku kognitif serta membimbing tindakan-tindakan seseorang (Papalia & Odds dalam Tarigan, 2011, hlm.13). Dari pendapat tersebut dapat diketahui bahwa semakin terampil seseorang berpikir, maka semakin terampil pula dia berbahasa, dan sebaliknya, semakin terampil seseorang berbahasa, semakin pula dia berpikir. Berkaitan dengan teori tersebut maka penelitian ini memberikan manfaat pada dunia pendidikan dan peneliti menggunakan judul meningkatkan pemahaman kesejarahan siswa melalui metode membaca intensif teknik SQ3R dalam pembelajaran sejarah.
Erni Supartini, 2016
Meningkatkan Pemahaman Kesejarahan Melalui Metode Membaca Intensif Teknik SQ3R dalam Pembelajaran Sejarah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Penelitian yang dilakukan diharapkan dapat memberikan manfaat bagi seluruh pihak yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung. Khususnya untuk mata pelajaran sejarah manfaat praktis yang diharapkan yaitu:
1. Bagi Siswa, dapat meningkatkan pemahaman kesejarahan siswa dalam setiap proses pembelajaran khususnya dalam pembelajaran sejarah. 2. Bagi Guru, dapat memberikan gambaran mengenai metode pembelajaran
yang efektif untuk mencapai tujuan pembelajaran sejarah.
3. Bagi Sekolah, memberikan referensi bagi sekolah dalam mengembangkan berbagai macam metode yang digunakan untuk meningkatkan mutu dan kualitas pembelajaran di sekolah tersebut khususnya dalam pembelajaran sejarah.
E. Struktur Organisasi
Untuk mempermudah penulisan skripsi akan dijabarkan dalam struktur organisasi skripsi sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan. Bab ini berisi tentang latar belakang yang menjadi
alasan peneliti sehingga merasa perlu untuk mengkaji dan melakukan penelitian tindakan kelas tersebut, rumusan masalah dan pertanyaan penelitian, tujuan dari penelitian, manfaat penelitian dan struktur organisasi skripsi.
Bab II Kajian Teori. Di dalam bab ini akan dijabarkan secara
Erni Supartini, 2016
Meningkatkan Pemahaman Kesejarahan Melalui Metode Membaca Intensif Teknik SQ3R dalam Pembelajaran Sejarah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Bab III Metode Penelitian. Dalam bab ini akan diuraikan mengenai
metode yang akan digunakan dalam penelitian yang terdiri atas metode penelitian, prosedur penelitian, subjek, dan lokasi penelitian, definisi operasional, teknik pengumpulan data, instrument penelitian, teknik pengolahan dan analisis, serta validasi data.
Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan. Bab ini berisi mengenai
hasil dari penelitian yang telah dilakukan serta mengenai seluruh informasi dan data-data yang diperoleh peneliti selama melakukan penelitian di lapangan. Bab ini meliputi tentang gambaran umum sekolah dan deskripsi hasil dan pembahasan mengenai penerapan metode SQ3R untuk meningkatkan pemahaman kesejarahan melalui membaca intensif dalam pembelajaran sejarah.
Bab V Simpulan dan rekomendasi. Dalam bab ini akan disimpulkan
bagaimana hasil dari penelitian yang dilakukan serta berisi pula rekomendasi untuk pengembangan penelitian selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA. Berisi daftar literatur yang digunakan dalam penulisan
baik buku maupun sumber lain yang relevan.
LAMPIRAN. Berisi berbagai dokumen yang digunakan dalam penelitian