• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengenaan Pph Final Dan Bphtb Terhadap Permohonan Hak Baru Atas Tanah Dan Atau Bangunan Yang Belum Bersertipikat Yang Dialihkan Setelah Bersertipikat Di Kota Binjai

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengenaan Pph Final Dan Bphtb Terhadap Permohonan Hak Baru Atas Tanah Dan Atau Bangunan Yang Belum Bersertipikat Yang Dialihkan Setelah Bersertipikat Di Kota Binjai"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

i

ABSTRAK

Permohonan hak baru atas tanah dan/atau bangunan yang belum bersertipikat (Pendaftaran Tanah untuk Pertama kali), pada saat melakukan pendaftaran pada Kantor Pertanahan Kota Binjai, sebelum sertipikat diterbitkan kepada pemohon dikenakan/diwajibkan membayar terlebih dahulu PPh Final PHTB dan juga BPHTB. PPh Final PHTB dikenakan berdasarkan UU PPh No. 36 Tahun 2008 jo. PP No. 71 Tahun 2008 Tentang Pembayaran Pajak Penghasilan atas Penghasilan dari Pengalihan Hak atas tanah dan/atau Bangunan. BPHTB dikenakan berdasarkan UU PDRD No. 28 Tahun 2009 jo. Perda Kota Binjai Nomor 2 Tahun 2011 Tentang BPHTB. Setelah tanah yang dimohon tersebut bersertipikat dialihkan, dalam transaksi (jual-beli) dikenakan/diwajibkan membayar PPh Final PHTB kepada penjual dan BPHTB kepada pembeli, sehingga pemilik tanah membayar PPh Final PHTB dua kali dan membayar BPHTB sekali. “logikanya, karena tidak mungkin pemilik tanah menjual tanahnya dua kali atau lebih sehingga baginya dibebankan/dikenakan PPh Final PHTB dua kali atau lebih”. Hal inilah yang mendasari penelitian dengan judul“Pengenaan PPh Final dan BPHTB Terhadap Permohonan Hak Baru atas Tanah dan/atau Bangunan yang Belum Bersertipikat yang Dialihkan Setelah Bersertipikat di Kota Binjai”.

Teori utama yang digunakan sebagai pisau analitis dalam penelitian ini adalah Teori Keadilan, yaitu Teori Keadilan menurut Hukum maupun teori keadilan menurut Hukum Pajak. Jenis penelitian ini menggunakan metode pendekatan yuridis empiris/hukum sosiologis, yang bersifat deskriptif analitis, yakni yang berupaya menggambarkan, menjelaskan serta menganalisis peraturan-peraturan yang berhubungan dengan PPh Final PHTB dan BPHTB, pelaksanaan pemungutan terhadap objek dan pengenaan terhadap permohonan hak baru (pendaftaran tanah untuk pertama kali) pada Kantor Pertanahan Kota Binjai. Dari hasil penelitian yang dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 4 ayat (2) huruf d, UU PPh jo PP No. 71 Tahun 2008 Tentang Pembayaran Pajak Pengasilan atas Penghasilan dari Pengalihan Hak atas Tanah dan/atau Bangunan, permohonan hak baru atas tanah dan/atau bangunan yang belum bersertipikat adalah bukan objek pajak, karena pemohon tidak mendapat keuntungan secara ekonomis (penghasilan). Pengenaan PPh Final PHTB tersebut tidak memenuhi syarat subjektif maupun syarat objektif, sehingga bertentangan dengan azas kepastian hukum (certainty), azas kenyamanan (convinience of payment) dan azas keadilan (equity) dalam perpajakan.

(2)

ii

Untuk memenuhi aspek keadilan, maka seharusnya Permohonan hak baru (pendaftaran tanah untuk pertama kali) PPh Final PHTB tidak dikenakan, karena bukan objek pajak. pengenaan BPHTB telah memenuhi aspek keadilan karena merupakan objek pajak. Setelah memperoleh sertipikat, tanah dan bangunan tersebut dialihkan, penjual dikenakan PPh Final PHTB dan pembeli dikenakan BPHTB, sehingga tidak terjadi pembebanan PPh Final PHTB dua kali bayar kepada pemohon (pemilik tanah).

Karena pengenaan PPh F PHTB terhadap permohonan hak baru (pendaftaran tanah untuk pertama kali) bukan objek pajak, dan pengenaan tersebut tidak memenuhi aspek keadilan, hendaknya Badan Pertanahan / Kantor Pertanahan Kota Binjai sebagai instansi pemerintah yang mengatur mengenai pendaftaran tanah, tidak lagi menjadikan pembayaran PPh F PHTB sebagai syarat permohonan hak baru atas tanah dan/atau bangunan yang belum bersertipikat (pendaftaran tanah untuk pertama kali).

(3)

iii

ABSTRACT

An applicant who requests for a new right of uncertified land and/or building (the first land registration) to the Land Office, Binjai, is required to pay PPh Final PHTB and BPHTB. The levying on PPh Final PHTB is based on UU PPh No. 36/2008 in conjunction with PP No. 71/2008 on the Levying on Income Tax of the Income from the Transfer of Title on Land and/or Building. The levying on BPHTB is based on UU PDRB No. 28/2009 in conjunction with the Regional Regulation of Binjai No. 2/2011 on BPHTB. After the land is certified and transferred, the seller is required to pay for PPh Final PHTB and the buyer is required to pay for BPHTB so the land owner pays for PPh Final PHTB twice and pays for BPHTB once. Logically, it is impossible for the land owner to sell his land twice or more, and thus he has to pay for PPH twice or more. This is the reason why the title of the research is“The Levying on PPh Final PHTB and BPHTB of the applicant who Requests for a New Right on Uncertified Land and/or Building Transferred and after it is certified at Binjai.”

The theory used in the research was the theory of justice according to law and to tax law. The type of the research was judicial empirical/sociological law and descriptive analytic approaches which was aimed to describe, explain, and analyze regulations concerning PPh Final PHTB and BPHTB, the implementation of levying on object and requirement for paying by the applicant who requested for a new right (the first land registration) in the Land Office, Binjai. The result of the research shows that, based on Article 2, paragraph 2, letter d of UU PPH, in conjunction with PP No. 71/2008 on the Levying on Income Tax of the Income from the Transfer of Title on Land and/or Building, a request for a new right on uncertified land and/or building is not a taxable item since the applicant does not get profit economically (income). The levying on PPh Final PHTB does not meet subjective and objective requirements so that it is contrary to the principles of legal certainty, convenience of payment, and equity in tax.

Meanwhile, the levying on BPHTB of the request for a new right on uncertified land and/or building (the first land registration), based on Article 85, paragraph 2, letter b of UU PDRB in conjunction with Article 2, paragraph 3, letter b of Regional Regulation of Binjai No. 2/2011 on BPHTB, is a taxable item.

In order to fulfill the aspect of justice, PPh Final PHTB should not be levied in the request for a new right (the first land registration) because it is not a taxable item since levying on BPHTB has fulfilled the aspect of justice, for it is a taxable item. After the land is certified and transferred, PPh Final PHTB is imposed on the seller and PHTB is imposed on the buyer so that the applicant (land owner) does not pay for PPh Final PHTB twice.

(4)

iv

that regulates land registration should not use levying on PPh Final PHTB as the requirement for requesting a new right on uncertified land and/or building (the first land registration).

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan metode peramalan yang tepat melalui metode fungsi transfer (ARIMAX) dan Neural Network (NN) yang dapat digunakan untuk

Penurunan jumlah kuman yang lebih besar juga terjadi pada kelompok perlakuan mencit yang diterapi kombinasi ekstrak timi, dan vankomisin (P2) bila

Hasil analisis Friedman pada uji rangking hedonik juga menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang nyata di antara ketiga sampel yogurt yang diuji terhadap parameter

Murabahah dalam konteks lembaga keuangan syariah adalah akad jual beli antara lembaga keuangan dengan nasabah atas suatu jenis barang tertentu dengan harga yang

Ketidakmampuan pihak reasuradur untuk memenuhi kewajiban pembayaran klaim ( schedule f) 0 4 Jumlah dana yang diperlukan untuk mengantisipasi risiko kerugian yang mungkin

Dari hasil penelitian penulis menunjukan pengaruh Biaya Distribusi yang dikeluarkan perusahaan terhadap besarnya penjualan perusahaan,adalah sebesar a = 0,4892916382 yang

Ketidakmampuan pihak reasuradur untuk memenuhi kewajiban pembayaran klaim ( schedule f) 0 4 Jumlah dana yang diperlukan untuk mengantisipasi risiko kerugian yang mungkin

Based on the results of data analysis and discussion that has been done, it can be concluded that the financial performance at the Stone City Government from the year 2006-2009