• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perbandingan Waktu Onset Stroke Iskemik dengan Hemoragik di IGD dan Rawat Inap RSUP H. Adam Malik Tahun 2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perbandingan Waktu Onset Stroke Iskemik dengan Hemoragik di IGD dan Rawat Inap RSUP H. Adam Malik Tahun 2014"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Stroke menurut World Health Organization (WHO) didefinisikan

sebagai suatu gangguan fungsional otak yang terjadi secara mendadak

dengan tanda dan gejala klinik baik fokal maupun global yang

berlangsung lebih dari 24 jam, atau dapat menimbulkan kematian,

disebabkan oleh gangguan peredaran darah otak (The National

Collaborating Centre for Chronic Conditions, 2008). Literatur lain

menyebutkan bahwa stroke adalah sindrom klinis yang awal timbulnya

mendadak, progresif, cepat berupa neurologis vokal atau global yang

berlangsung 24 jam atau lebih atau langsung menimbulkan kematian,

semata-mata disebabkan oleh peredaran darah otak non traumatik

(Mansjoer, 2000). Stroke juga didefinisikan sebagai suatu episode

disfungsi neurologi akut yang disebabkan oleh iskemik atau perdarahan

yang berlangsung 24 jam atau meninggal, tetapi tidak memiliki bukti

yang cukup untuk diklasifikasikan (Sacco et al, 2003).

Berdasarkan data terbaru dan hasil Riset Kesehatan Dasar 2013,

stroke merupakan penyebab kematian utama di Indonesia. Prevalensi

stroke di Indonesia berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan sebesar 7,0

per 1000 dan yang terdiagnosis tenaga kesehatan atau gejala sebesar 12,1

per 1000. Jadi, sebanyak 57,9 persen penyakit stroke telah terdiagnosis

oleh tenaga kesehatan (Riskesdas, 2013).

Prevalensi Stroke berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan

tertinggi di Sulawesi Utara (10,8‰), diikuti DI Yogyakarta (10,3‰),

Bangka Belitung dan DKI Jakarta masing-masing 9,7 per1000.

(2)

2

Prevalensi Stroke berdasarkan gejala tertinggi terdapat di Sulawesi

Selatan (17,9‰), DI Yogyakarta (16,9‰), Sulawesi Tengah (16,6‰),

diikuti Jawa Timur sebesar 16 per1000. Terjadi peningkatan prevalensi

stroke berdasarkan wawancara (berdasarkan jawaban responden yang

pernah didiagnosis tenaga kesehatan dan gejala) di mana meningkat dari

8,3 per1000 tahun 2007 menjadi 12,1 per1000 pada tahun 2013

(Riskesdas, 2013).

Prevalensi penyakit stroke pada kelompok yang didiagnosis

tenaga kesehatan meningkat seiring dengan bertambahnya umur.Kasus

stroke tertinggi yang terdiagnosis tenaga kesehatan adalah usia 75 tahun

keatas (43,1%) dan terendah pada kelompok usia 15-24 tahun yaitu

sebesar 0,2%. Prevalensi stroke yang terdiagnosis tenaga kesehatan

maupun berdasarkan diagnosis atau gejala sama tinggi pada laki-laki dan

perempuan (Riskesdas 2013).

Organisasi Stroke Dunia mencatat hampir 85% orang yang

mempunyai faktor resiko dapat terhindar dari stroke bila menyadari dan

mengatasi faktor resiko tersebut sejak dini. Badan kesehatan dunia

memprediksi bahwa kematian akibat stroke akan meningkat seiring

dengan kematian akibat penyakit jantung dan kanker kurang lebih dari 6

juta pada tahun 2010 menjadi 8 juta di tahun 2030 (Yastroki, 2012).

Setiap tahun, hampir 700.000 orang Amerika mengalami stroke,

dan stroke mengakibatkan hampir 150.000 kematian. Di Amerika Serikat

tercatat hampir setiap 45 detik terjadi kasus stroke, dan setiap 4 detik

terjadi kematian akibat stroke. Pada suatu saat sekitar 5,8 juta orang di

Amerika Serikat akan mengalami stroke, yang mengakibatkan biaya

kesehatan berkenaan dengan stroke mendekati 70 miliar dolar per tahun.

Pada tahun 2010, Amerika telah menghabiskan $ 73,7 juta untuk

menbiayai tanggungan medis dan rehabilitasi akibat stroke. Selain itu,

11% orang Amerika berusia 55-64 tahun mengalami infark serebral

(3)

3

silent; prevalensinya meningkat sampai 40% pada usia 80 tahun dan 43%

pada usia 85 tahun (Medicastore, 2011).

Stroke secara luas diklasifikasikan ke dalam stroke iskemik dan

hemoragik (Goldszmith, 2013). Dimana onset kedatangan pasien ke

rumah sakit pada stroke hemoragik dapat terjadi dalam hitungan menit

atau jam, sedangkan pada stroke iskemik terjadi lebih lama yaitu dalam

hitungan jam atau hari (Sidharta, 2000).

Faktor risiko stroke di antaranya adalah merokok, hipertensi,

hiperlipidemia, fibrilasi atrium, penyakit jantung iskemik, penyakit katup

jantung, dan diabetes (Goldszmidt, 2013).

1.2. Rumusan Masalah

Bagaimana perbandingan selisih waktu onset kejadian dengan

kedatangan pasien antara stroke iskemik dengan hemoragik ke IGD dan rawat

inapRSUP H. Adam Malik tahun 2014?

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui perbandingan selisih waktu onset kejadian dengan

kedatangan pasien antara stroke iskemik dengan hemoragik ke IGD dan rawat

inap RSUP H. Adam Malik tahun 2014.

(4)

4

1.3.2. Tujuan Khusus

Yang menjadi tujuan khusus dalam penelitian ini adalah :

1. Mengetahuiangka kejadian pasien stroke diIGD dan rawat inap

RSUP H. Adam Malik tahun 2014.

2. Mengetahui demografi penyakit strokedi IGD dan rawat inap

RSUP H. Adam Malik tahun 2014.

3. Mengetahuiperbedaan klasifikasi dan diagnosis penyakit stroke

iskemik dengan hemoragik diIGD dan rawat inap RSUP H. Adam

Malik tahun 2014.

4. Mengetahui perbedaan onset penyakit stroke iskemik dengan

hemoragik diIGD dan rawat inap RSUP H. Adam Malik tahun

2014.

5. Mengetahuiperbedaan gejala klinis penyakit stroke iskemik

dengan hemoragik diIGD dan rawat inap RSUP H. Adam Malik

tahun 2014.

6. Mengetahui perbedaan faktor resiko penyakit stroke iskemik

dengan hemoragik di IGD dan rawat inap RSUP H. Adam Malik

tahun 2014.

1.4. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat yaitu untuk :

1. Diharapkan melalui penelitian ini, peneliti dapat mengetahui

lebih jauh tentang penyakit stroke serta upaya dalam

pencegahannya.

2. Dapat bermanfaat bagi dunia pendidikan untuk mengembangkan

ilmu pengetahuan serta diharapkan dapat menyebarluaskan

mengenai penyakit stroke.

3. Memberikan pengetahuan dan informasi bagi masyarakat tentang

bagaimana penyakit stroke sehingga dapat dibawa berobatlebih

cepat untuk hasil yang lebih baik dan optimal.

Referensi

Dokumen terkait

BANK PEMBANGUNAN DAERAH KALIMANTAN TIMUR Periode 01 Januari s/d 30 Juni 2015 dan 2014. (Dalam

Cadangan kerugian penurunan nilai dari aset non keuangan

Keuntungan (kerugian) aktuarial program imbalan pasti g. Pajak penghasilan terkait dengan penghasilan komprehensif lain h. Selisih kuasi reorganisasi 4).. 21. Selisih

Setelah mengumpulkan bukti-bukti yang relevan, melakukan sintesis, mengindentifikasi hal-hal yang sudah baik, hal-hal yang perlu diperbaiki/dilakukan, serta tindak

Meski pembentukan Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) telah menjadi prioritas kebijakan dalam pe- mantapan kawasan hutan, di tingkat tapak pem- bentukan wilayah KPH masih

Teknik pembangunan WarNet pada penulisan ilmiah ini, menggunakan teknologi LAN (jaringan area lokal) yang berbasis jaringan secara Workgroups di Microsoft Networks, dengan PC

Secara garis besar menurut Healy (1985) menyatakan bahwa penggunaan transaksi discretionary accruals, manajemen dapat mempengaruhi laba dengan mengendalikan jumlah

Oleh sebab itu di samping model pembelajaran yang cocok dan proses pembelajaran yang benar perlu ada sistem penilaian yang baik dan terencana (Surapranata, 2005: 1)...