1 BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang farmasi, mendorong farmasis untuk membuat berbagai formulasi dari bahan alam yang acceptable atau mudah diterima di masyarakat selain kualitas lain yang tetap harus terpenuhi. Tujuan utama dari formulasi obat ialah mengembangkan obat-obat baru, dengan mendesain bentuk sediaan obat-obat, dan mengadakan pengaturan serta perencanaan formula dari suatu sediaan obat. Obat sangat jarang diberikan dalam keadaan murni, umumnya merupakan kombinasi dalam formulasi dengan zat-zat yang bukan obat atau zat tambahan yang memiliki fungsi khusus. Salah satu bentuk sediaan farmasi yang sering dijumpai saat ini yaitu bentuk sediaan effervescent (Palobo, dkk., 2012).
Sediaan effervescent merupakan campuran senyawa asam dan basa bila ditambahkan dengan air akan bereaksi membebaskan karbondioksida sehingga menghasilkan buih. Larutan dengan karbonat yang dihasilkan dapat menutupi rasa garam atau rasa lain yang tidak diinginkan dari zat obat, serta memberikan efek sparkle atau rasa seperti minuman bersoda (Soft-drink) (Ansel, 1989).
2
Pengolahan granul effervescent dapat diolah dengan metode granulasi basah dan metode granulasi kering, serta pencampuran dengan cairan nonreaktif. Granulasi sendiri diartikan sebagai pembentukan partikel-partikel granul dengan mekanisme pengikatan tertentu (Palobo, dkk., 2012).
Granul effervescent adalah salah satu bentuk sediaan farmasi yang diolah dari zat aktif, campuran asam-asam organik dan natrium bikarbonat. Apabila granul ini dimasukkan dalam air akan membentuk reaksi asam basa yang akan langsung membebaskan karbondioksida yang ditandai dengan timbulnya buih, keuntungannya akan menghasilkan sensasi menyegarkan oleh reaksi karbondioksida, serta mampu menutupi rasa pahit dari bahan obat. CO2 yang dihasilkan dapat mempercepat penyerapan bahan obat didalam lambung (Palobo, dkk., 2012).
Buah jeruk nipis memiliki rasa pahit, asam, dan bersifat sedikit dingin. Beberapa bahan kimia yang terkandung dalam jeruk nipis di antaranya adalah asam sitrat sebanyak 7-7,6%, damar lemak, mineral, vitamin B1, sitral limonene, fellandren, lemon kamfer, geranil asetat, cadinen, linalin asetat. Selain itu, jeruk
nipis juga mengandung vitamin C sebanyak 27mg/100 g jeruk, kalsium (Ca) sebanyak 40mg/100 g jeruk, dan phospor (P) sebanyak 22 mg (Hariana, 2013).
3
pembuatan granul effervescent. Oleh sebab itu penelitian ini perlu dilakukan agar diperoleh perbandingan konsentrasi sari buah jeruk nipis dengan natrium bikarbonat yang tepat sehingga didapatkan granul effervescent yang menghasilkan gelembung gas CO2 yang baik dan disukai oleh konsumen. Tujuan penelitian ini adalah merancang formula dan melihat minat konsumen terhadap granul effervescent dengan bahan tambahan sari buah jeruk nipis sebagai bagian asam
dari granul effervescent.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas maka perumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Apakah sari buah jeruk nipis dapat digunakan sebagai bagian asam dalam sediaan granul effervescent ?
b. Apakah granul effervescent yang mengandung bahan tambahan sari buah jeruk nipis sebagai bagian asam dapat diterima konsumen ?
1.3 Hipotesis
Berdasarkan perumusan masalah diatas maka hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Sari buah jeruk nipis dapat digunakan sebagai bagian asam dalam sediaan granul effervescent
4 1.4 Tujuan Penelitian
Berdasarkan hipotesis diatas maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Untuk merancang formula granul effervescent dari sari buah jeruk nipis b. Untuk mengetahui tingkat penerimaan konsumen terhadap granul
effervescent sari buah jeruk nipis.
1.5 Manfaat Penelitian