BAB II
GAMBARAN UMUM PENELITIAN
Bab ini merupakan penjelasan mengenai gambaran umum dari lokasi
penelitian yang dilakukan. Gambaran umum penelitian mempermudah penulis untuk
mempersempit dan membatasi lokasi penelitian. Penulis mencoba memaparkan
gambaran dari gereja HKBP Sudirman dan keberadaan gereja HKBP Sudirman dapat
berdiri di pusat kota yaitu Jl. Jenderal Sudirman Medan.
2.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Gereja HKBP Sudirman Medan terletak pada wilayah kotamadya Medan.
Kotamadya Medan merupakan wilayah yang subur di wilayah dataran rendah timur
dari propinsi Sumatera Utara dengan ketinggian berada di 22,5 meter di atas
permukaan laut. Kota ini dilalui oleh dua sungai yaitu sungai Deli dan sungai Babura yang bermuara di elat Malaka. ecara geografis Medan terletak pada - L dan - B dengan topografi cenderung miring ke utara. Sebelah barat dan
timur kota Medan berbatasan dengan kabupaten Deli dan Serdang. Di sebelah utara
berbatasan dengan Selat Malaka. Letak yang strategis ini menyebabkan Medan
berkembang menjadi pintu gerbang kegiatan perdagangan barang dan jasa baik itu
domestik maupun internasional. Kota Medan beriklim tropis basah dengan curah
maksimum C dan minimum C. Kotamadya Medan memiliki kecamatan
dan 158 kelurahan. Luas kota Medan secara keseluruhan adalah sebesar 26.510 Ha.10
Perkembangan terakhir berdasarkan surat Keputusan Gubernur KDH tingkat I
Sumatera Utara No.140./22/2772.K/1996 tanggal 30 September 1996 tentang
pembentukan beberapa kecamatan di Kotamadya Daerah Tingkat II Medan secara
administrasi Kota Medan di bagi menjadi 21 Kecamatan dan 121 kelurahan. Daftar
kecamatan yang ada di Medan11 adalah sebagai berikut:
1. Medan Belawan 12. Medan Marelan
2. Medan Labuhan 13. Medan Perjuangan
3. Medan Deli 14 Medan Tembung
4. Medan Sunggal 15. Medan Helvetia
5. Medan Denai 16. Medan Petisah
6. Medan Tuntungan 17. Medan Area
7. Medan Johor 18. Medan Polonia
8. Medan Baru 19. Medan Maimun
9. Medan barat 20. Medan Selayang
10.Medan Kota 21. Medan Amplas
11.Medan Timur
10
Pemko Medan, 2004, Profil Kota Medan, Medan: Pemerintahan Kotamadya Medan, hlm.36
11
Letak Gereja HKBP Sudirman berada di kecamatan Medan Polonia terletak di
wilayah selatan kota Medan yang luas wilayahnya adalah 9,01 km². Kecamatan
Medan Polonia ini dijadikan Wilayah Pengembangan Pembangunan (WPP) dengan
pusat pengembangan di inti kota. Wilayah ini dibangun untuk kawasan perdagangan,
perkantoran, rekreasi indoor dan pemukiman dengan program kegiatan pembangunan
perumahan permanen, penanganan sampah dan sarana pendidikan. Kecamatan Medan
Polonia ini berbatasan dengan kecamatan-kecamatan12 lain yaitu:
- Sebelah barat kecamatan Medan Polonia berbatasan dengan kecamatan
Medan Baru
- Sebelah timur kecamatan Medan Polonia berbatasan dengan kecamatan
Medan Maimun
- Sebelah selatan kecamatan Medan Polonia berbatasan dengan kecamatan
Medan Johor dan,
- Sebelah utara kecamatan Medan Polonia berbatasan dengan kecamatan
Medan Petisah.
Dikecamatan Medan Polonia terdapat Bandara Polonia yang dahulu menjadi
bandara internasional di Medan. Walaupun bukan sebagai daerah pusat industri di
Kecamatan Medan Polonia ini juga terdapat beberapa jenis usaha industri seperti:
industri perabot rumah tangga dari kayu, houlding dan kamponen bahan bangunan,
12
sepatu, konveksi, pengelolahan kopi, kerupuk ubi/ kue-kue. Selain itu
fasilitas-fasilitas pelayanan lain yang dimiliki oleh kecamatan ini adalah sebagai berikut13:
Pelayanan Umum
NO Jenis Pelayanan Keterangan
1 Air Bersih 5684
Pelanggan
2 Listrik 11592
Pelanggan
3 Telepon -
4 Gas 1274
Pelanggan
5 Lapangan
Olahraga
6 Buah
6 Rumah Sakit 3 Buah
7 Rumah Ibadah 59 Buah
8 Puskesmas 1 Buah
13
Pemerintahan Kota Medan, Kecamatan Medan Polonia, diakses dari
Pendidikan
NO Jenis Pendidikan Keterangan
1 SD/Sederajat 19 Buah
2 SLTP/Sederajat 8 Buah
3 SMA/Sederajat 9 Buah
4 Akademi -
5 Universitas 1 Buah
Perdagangan
NO Jenis Perdagangan Keterangan
1 Pasar Tradisional 3 Buah
2 Plaza/Mall 1 Buah
3 Pasar Grosir 7 Buah
Kelurahan yang terdapat di Medan Polonia
NO Kelurahan Alamat
1 Sari Rejo Jl. Sejati No. 1
2 Suka Damai Jl. DC Barito No. 1
3 Polonia Jl. Balai Desa No. 83
4 Anggrung Jl.Dr. Cipto 1 Gg. Sudiman
2.2 Lokasi Gereja HKBP Sudirman Medan Berada di Tengah Kota
Sebelum kita berbicara lebih lanjut mengenai keunikan dari lokasi gereja HKBP
Sudirman, ada baiknya didefinisikan dulu apa yang dimaksud dengan lokasi.
Landasan dari lokasi adalah ruang. Tanpa ruang maka tidak mungkin ada lokasi.
Dalam studi tentang wilayah, yang dimaksud dengan ruang adalah permukaan bumi
baik yang ada di atasnya maupun yang ada di bawahnya sepanjang manusia masih
bisa menjangkaunya. Lokasi menggambarkan posisi pada ruang tersebut (dapat
ditentukan bujur dan lintangnya). Dalam studi ruang, yang menjadi perhatian
bukanlah kemampuan kita untuk membuat daftar tentang posisi berbagai
benda/keterkaitan yang ada dalam suatu ruangan wilayah melainkan analisis atas
dampak/keterkaitan antara kegiatan di suatu lokasi dengan berbagai kegiatan lain
pada lokasi lain. Studi tentang lokasi adalah melihat kedekatan atau jauhnya satu
kegiatan dengan kegiatan lain serta apa dampaknya terhadap kegiatan masing-masing
karena lokasi yang berdekatan (berjauhan) tersebut.14
Pertimbangan-pertimbangan yang cermat dalam menentukan lokasi gereja
antara lain:
a. Kemudahan (Akses) atau kemudahan untuk dijangkau dengan
saranatransportasi umum.
b. Visibilitas yang baik yaitu keberadaan lokasi yang dapat dilihat denganjelas
dari tepi jalan.
14
c. Lokasi berada pada lalu lintas (Traffic). Di mana ada dua hal yang perludi
pertimbangkan15 yaitu:
1. Banyaknya orang lalu lalang bisa memberikan peluang terjadinya
impulse buying ( hasrat/ dorongan untuk mengunjungi).
2. Kepadatan dan kemacetan lalu lintas bisa pula menjadi
hambatan,misalnya pelayanan polisi, pemadam kebakaran atau
ambulan.
d. Tempat parkir yang luas dan aman.
e. Ekspansi, tersedia tempat yang cukup luas untuk perluasan usaha dikemudian
hari.
f. Lingkugan, yaitu daerah sekitar yang mendukung barang dan jasa
yangditawarkan.
g. Persaingan, yaitu lokasi pesaing.
h. Peraturan pemerintah.
Aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam pemilihan lokasi
untukpembangunan gedung Gereja atau Rumah Ibadah, yaitu :
a. Lokasi strategis
b. Mudah diakses oleh masyarakat baik dengan kendaraan pribadi
maupundengan kendaraan umum
15
c. Memberikan kenyamanan dan ketenangan bagi jemaat dan pengunjung yang
datang ke gereja ini.
d. Dapat mendukung program pelayanan bagi jemaat.
Rumah ibadah atau Gereja dapat berfungsi sesuai dengan yangdiamanatkan UUD
1945 dan Undang-undang Agama pasal 29 tahun 196916 maka ada beberapa aspek
yang perlu diperhatikan dalam pembangunan Rumah Ibadah, yaitu :
a. Gedung
Ada beberapa pertimbangan dalam pembangunan gedung-gedung gereja,
diantaranya yaitu :
1. Lokasi gedung strategis, mudah diakses oleh masyarakat umum,nyaman dan
tidak gaduh atau bising, serta dapat mendukung proses ibadah bagi jemaat
yang akan beribadah. Jika kita hubungkan dengan lokasi gereja HKBP
Sudirman Medan lokasinya sudah memenuhi syarat untuk menjadi tempat
beribadah yang nyaman, tidak bising, fasilitas yang baik. Tetapi untuk menuju
HKBP Sudirman akses menuju kesini agak sulit, karena tidak ada angkutan
umum yang dapat melewati tepat di depan gereja ini, tetapi harus turun di
persimpangan pintu masuk Bandara Polonia, dan kita harus berjalan lagi
menuju gereja tersebut sekitar 20 menit dari simpang ke gereja tersebut.
2. Gedung didesain sedemikian rupa sehingga dapat mendukung menarik minat
kegiatan Ibadah dan pelayanan kepada jemaat secara umum. Desain dari
16
gereja HKBP Sudirman sangat cantik bergaya minimalis dan bercampur
dengan bangunan-bangunan di Eropa.
3. Gedung juga dilengkapi sarana penunjang kegiatan jemaat(Ruang rapat,
kantor dan perpustakaan, dll). Gereja HKBP Sudirman dilengkapi juga
dengan ruang rapat, kantor pelayanan bagi pendeta dan management gereja,
klinik, dan rumah-rumah Pendeta yang melayani di HKBP Sudirman.
b. Sarana dan Prasarana
Gereja agar dapat menjalankan fungsinya dan memberikan pelayanankepada
jemaat pengguna dengan baik dan berkualitas perlu didukungadanya sarana prasarana
yang memadai pula, seperti perkantoran, perpustakaan, rumah pendeta, sopo godang
dan klinik.
Teori lokasi adalah ilmu yang menyelidiki tata ruang (spatial order) kegiatan
ekonomi, atau ilmu yang menyelidiki alokasi geografis dari sumber-sumber yang
langka, serta hubungannya dengan atau pengaruhnya terhadap lokasi berbagai macam
usaha/kegiatan lain baik ekonomi maupun sosial. Lokasi berbagai kegiatan seperti
rumah tangga, pertokoan, pabrik, pertanian, pertambangan, sekolah dan tempat
ibadah tidak asal acak berada di lokasi tersebut, melainkan menunjukkan pola dan
susunan (mekanisme) yang dapat diselidiki dan dapat dimengerti. Dalam mempelajari
lokasi kegiatan, biasanya parah ahli terlebih dahulu membuat asumsi bahwa ruang
yang di analisis adalah datar dan kondisinya di semua arah sama. Dalam kondisi
asumsi dilonggarkan secara bertahap sehingga di temukan kondisi dalam dunia nyata.
Salah satu unsur ruang adalah jarak. Jarak menciptakan gangguan karena dibutuhkan
waktu dan tenaga (biaya) untuk mencapai lokasi yang satu dari lokasi lainnya. Selain
itu, jarak juga menciptakan gangguan informasi sehingga makin jauh dari suatu lokasi
makin kurang diketahui potensi/karakter yang terdapat pada lokasi tersebut. Makin
jauh jarak yang ditempuh makin menurun minat orang yang berpergian dengan
asumsi faktor lain semuanya sama. Salah satu hal yang banyak dibahas dalam teori
lokasi adalah pengaruh jarak terhadap intesitas orang yang berpergian dari satu lokasi
ke lokasi lainnya. Analisis dapat dikembangkan untuk melihat bagaimana suatu
lokasi yang memiliki potensi/daya tarik terhadap batas wilayah pengaruhnya di mana
orang yang masih ingin mendatangi pusat yang memiliki potensi tersebut. Hal ini
terkait dengan besarnya daya tarik pada pusat tersebut dan jarak antara lokasi dengan
pusat tersebut.17
Dari konsep teori lokasi bahwa suatu lokasi dapat dipengaruhi oleh banyak
faktor, sama hal dengan keberadaan HKBP Sudirman yang lokasi gereja ini tergolong
unik dimana terletak di pusat kota Medan yaitu di jalan Jendral Sudirman Medan.
Jika kita melihat sejarah bagaimana HKBP Sudirman ini dapat di bangun di lokasi
yang penting bahkan lokasi yang elite. Dikatakan lokasi yang elite karena dahulunya
sejak Belanda masih berkuasa di Medan jalan Jendral Sudirman ini dijadikan sebagai
pemukiman untuk petinggi-petinggi dari Belanda yang ada di Medan. Saat itu untuk
17
memasuki daerah ini tidak diperbolehkan orang-orang diluar orang Belanda atau yang
tidak berkepentingan.18 Bahkan setelah Belanda tidak lagi berkuasa di Medan wilayah
ini masih di jadikan sebagai wilayah yang elite, karena orang-orang yang tinggal di
kawasan ini adalah orang-orang yang memiliki latar belakang ekonomi yang baik hal
ini terbukti melihat kondisi bangunan rumah-rumah yang berada disekitaran jalan
Jenderal Sudirman Medan yang tergolong sangat mewah.
Gereja HKBP Sudirman dapat di bangun di jalan Jenderal Sudirman tidak
terlepas dari peranan Mr. Jaidin Purba yang pada saat itu menjadi Walikota Medan.
Beliau membantu dan memberikan lahan di jalan Jenderal Sudirman Medan suatu
tempat yang sungguh baik dan strategis, karena di tengah kota dan di jalan besar, tapi
bukan daerah perdagangan dan bisnis. Pertapakan yang sekarang tempat berdirinya
HKBP Sudirman dahulunya adalah lahan milik BPM (Bataaf Petrolum
Maatschappij) sama seperti lokasi Pengkolwilhan atau CPM sekarang. Dengan
bantuan Mr. Jaidin inilah pihak dari Pengkolwilhan pada saat itu menghibahkan atau
memberikan lahan tersebut kepada Mr. Jaidin Purba dan selanjutnya Mr. Jaidin Purba
yang memberikan kepada panitia pembangunan gereja untuk membangun gereja
HKBP Sudirman.19 Sempat terjadi ketidak setujuan dari sebagian jemaat HKBP
Medan saat itu karena pertapakan tersebut dianggap sulit untuk dijangkau dan jauh
dari lokasi tempat tinggal para jemaat. Setelah dilakukannya rapat jemaat akhirnya
18
T.M Napitupulu, Ketua Penulisan Sejarah HKBP Sudirman Medan, Wa wanca ra, Medan, 8 April 2015.Kantor PLN wilayah 1 Sumatera Utara Brigjen Katamso Medan.
19
jemaat yang tidak setuju tersebut menyetujui pembangunan gereja baru di lokasi yang
di berikan oleh Mr. Jaidin Purba.20
Dampak dari lokasi HKBP Sudirman yang berada di tengah kota dan di jalan
besar membuat gereja ini menjadi salah satu wajah kota Medan atau landmark kota
dimana dengan melihat bangunan ini kita langsung dapat mengetahui keberadaan kita
berada di Pusat Kota Medan. Ini jugalah yang menjadi alasan dari Mr. Jaidin Purba
dan Jemaat HKBP Sudirman membangun gereja berada di pintu gerbang kota Medan.
Luas lahan gereja HKBP Sudirman Medan adalah 5.425 m. Lahan itu tadinya adalah
miliki Pengkowilhan/ CPM sekarang. Lahan ini dihibahkan kepada pihak HKBP
Sudirman pada tahun 1953.21 Dengan usaha bersama seluruh warga jemaat HKBP
Medan bersama parhalado.22 Gereja dibangun dan selesai serta diresmikan pada
tanggal 17 April 1954. Hingga sampai saat ini lokasi gereja HKBP Sudirman Medan
masih tetap berada di jalan Jenderal Sudirman.
Bila mengamati di sekitaran lokasi gereja HKBP Sudirman Medan, kita tidak
melihat adanya rumah-rumah dari warga jemaat HKBP Sudirman ini. Hal ini terjadi
karena pengaruh letak gereja tersebut yang berada di pusat kota yang merupakan
pusat dari administrasi kota Medan. Beda halnya dengan gereja-gereja HKBP lainnya
20
Wawancara dengan Bapak Wilson Manurung salah satu jemaat gereja HKBP Sudirman Medan, tanggal 18 Mei 2015 di gereja HKBP Sudirman Medan, mengenai sejarah berdirinyanyagereja HKBP Sudirman Medan.
21
P. Manullang, Sekretaris Gereja HKBP Sudirman Medan, Wa wanca ra, Medan, 16 Maret 2015, Kompleks gereja HKBP Sudirman Medan.
22Dalam pengertiannya parhalado itu berasal dari kata “halado” yang berarti melayani
yang berada di Medan, apabila terdapat gereja pasti terdapat juga rumah-rumah
jemaatnya di sekitar gereja tersebut. Hal lain yang menjadikan HKBP Sudirman
Medan menjadi semakin unik yaitu jarak untuk menempuh gereja ini tergolong jauh
dan susah, karena relatif tidak ada angkutan umum, yang melintasi lokasi gereja oleh
karena itu para jemaat membutuhkan usaha yang cukup untuk menjangkau gereja
HKBP Sudirman Medan, dengan menggunakan kendaraan pribadi. Hal ini terjadi
sejak tahun 1954 tepatnya berdirinya HKBP Sudirman Medan. Pada Tahun 1954-an
untuk menuju ke gereja HKBP Sudirman Medan Jemaatnya menggunakan sepeda,
dan kendaraan pribadi lain pada masa itu. Sampai periode akhir penelitian ini masih
tidak terdapat angkutan umum seperti angkot dan becak dapat menuju langsung ke
lokasi HKBP Sudirman ini. Walaupun lokasi HKBP Sudirman bagi sebagian jemaat
susah untuk di jangkau karena tidak tersedianya transportasi umum yang
mempermudah menuju gereja ini tetapi tidak mengurangi minat atau atensi jemaat
untuk bergereja di HKBP Sudirman.
2.3 Kondisi Sosial Ekonomi Anggota HKBP Sudirman Medan
Berdasarkan data statistik gereja HKBP Sudirman tahun 1954 hingga tahun
NO Tahun Jumlah
Dari tabel dapat kita lihat perkembangan jemaat mulai dari 1954 hingga tahun
2000 mengalami peningkatan dan penurunan. Pada periode 1987-1997 pertambahan
jemaat sangat tinggi, hal ini karenakan karena semakin banyaknya masyarakat batak
yang merantau ke Medan. Periode tahun 1998-2000 jemaat pengalami penurunan hal
ini dikarenakan adanya konflik di tubuh HKBP Sudirman sendiri yang menyebabkan
jemaat terpecah, selain itu sudah banyak gereja-gereja HKBP yang di buka yang
dekat dengan rumah jemaat sehingga jemaat memutuskan untuk pindah gereja.
Adapun komposisi Anggota Jemaat HKBP Sudirman berdasarkan usia dapat
dilihat pada tabel di bawah ini :
No Jarak Usia Jumlah
Sumber : Laporan Tahunan (BERICH) HKBP Sudirman Medan, tahun 2000.
Anngota Jemaat HKBP Sudirman berdasarkan mata pencaharian bersifat
heterogen.Ada sebagai karyawan, wiraswasta, pertukangan, pensiunan. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat tabel di bawah ini :
No Mata Pencaharian Jumlah
Sumber : Database HKBP Sudirman Medan dengan angka tahun 2000.
Kondisi sosial-ekonomi anggota jemaat HKBP Sudirman Medan dapat dilihat
adalah hal yang sangat penting bagi kelangsungan hidup dan kemajuan suatu bangsa,
Negara bahkan organisasi keagamaan seperti HKBP Sudirman. Di bidang
pendidikan, anggota Jemaat HKBP Sudirman Medan dari tahun 1954 hingga Tahun
2000 telah memiliki tingkat pendidikan yang tinggi. Berikut data Anggota Jemaat
berdasarkan tingkat pendidikan.
No Tingkat Pendidikan Jumlah
1 Sekolah Dasar 100
2 SMP/SLTP 129
3 SMA/SLTA 520
4 Akademi/D1-D3 210
5 Sarjana (S1-S2) 949
Jumlah 1904
Sumber : Database HKBP Sudirman Medan dengan angka Tahun 2000.
2.4 Strutur Organisasi Gereja HKBP Sudirman Medan
Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) adalah wadah perkumpulan orang dari
segala kelompok, kalangan dan suku bangsa yang berada di seluruh Indonesia, serta
seluruh dunia ini.Gereja adalah perwujudan nyata dari kepercayaan dan iman kristen
kepada Tuhan. Atas dasar itu gereja HKBP Sudirman mempunyai visi, misi dan
prinsip untuk mengembangkan kehidupan yang bermutu melalui fungsinya sebagai
gereja mengadakan pelayanan disini dimaksudkan memberikan pembinaan rohani
Adapun Visi, Misi, dan Prinsip HKBP Sudirman23 tersebut adalah :
a. Visi, HKBP Sudirman berkembang menjadi gereja yang inklusif, dialogis dan
terbuka, serta mampu dan bertenaga mengembangkan kehidupan yang
bermutu di dalam kasih Tuhan Yesus Kristus, bersama-sama dengan semua
orang di dalam masyarakat global, terutama masyarakat Kristen.
b. Misi, HKBP Sudirman Medan berusaha meningkatkan mutu segenap warga
masyarakat terutama warga HKBP, melalui pelayanan-pelayanan gereja yang
bermutu, agar mampu melaksanakan amanat Tuhan Yesus dalam segenap
prilaku kehidupan pribadi, kehidupan keluarga, maupun kehidupan bersama
segenap masyarakat manusia di tingkat lokal dan nasional, di tingkat regional
dan global dalam menghadapi tantangan segala abad.
c. Prinsip, untuk melaksanakan misi menuju visi tersebut di atas, HKBP
berpegang teguh pada prinsip di bawah ini.
1. Melayani, bukan dilayani
2. Menjadi garam dan terang
3. Menegakkan keadilan, perdamaian dan keutuhan ciptaan.
23
Maksud dan Tujuan HKBP Sudirman Medan24 Yaitu:
1. Memberitakan dan menghayati Firman Tuhan
2. Memelihara kemurnian dan pengajaran firman Tuhan.
3. Menyediakan dirinya agar menjadi kemuliaan Allah Bapa, Anak, dan
Roh Kudus.
4. Memantapkan dan menguatkan keberadaan HKBP.
Di dalam menjalani pelayanan gereja HKBP terbagi atas HKBP umum (pusat),
distrik, resort, huria dan jemaat. Di tingkatan HKBP umum adalah kesatuan segenap
HKBP yang meliputi jemaat, resort, distrik, lembaga-lembaga maupun
yayasan-yayasan yang dipimpin oleh ephorus. Pelayanan umum dilakukan oleh ephorus,
sekretaris jendral, kepala departemen koinonia, kepala departemen marturia, kepala
departemen diakonia, yayasan, ketua rapat pendeta, majelis pekerja sinode, badan
audit HKBP, badan usaha HKBP, badan penyelenggara pendidikan HKBP, badan
penelitian pengembangan HKBP, bendahara umum, dan komisi.
Distrik adalah kesatuan dari beberapa resort untuk memantapkan dan
mengembangkan persekutuan, kesaksian, dan pelayanan di distrik itu.Pelayanan
distrik dipimpin oleh praeses, sekretaris distrik, bendahara distrik, kepala bidang
diakonia. Resort adalah persekutuan jemaat-jemaat setempat untuk menetapkan dan
mengembangkan persekutuan, kesaksian dan pelayanan di tengah-tengan jemaat.
Pelayanan resort dipimpin oleh pendeta resort, majelis resort, sekretaris resort,
24
pendeta yang dibantu oleh bibelvrow, diakones, dewan pengurus kegiatan tingkat
resort.Jemaat setempat adalah persekutuan beberapa beberapa warga HKBP di suatu
tempat tertentu, yang dipimpin oleh guru huria, parhalado huria, seksi-seksi pengurus
kegiatan di huria, panitia pembangunan.
HKBP Sudirman Medan merupakan HKBP Resort yang memiliki struktur
organisasi (dapat dilihat di lampiran strutur organisasi) dan masing-masing memiliki
tugas25 sebagai berikut:
1. Pendeta Resort
Pendeta resort adalah pimpinan jemaat induk, dan pimpinan jemaatlah yang
memimpin jemaat cabang. Tugas pimpinan pendeta resort atau pimpinan jemaat
adalah:
a. Memimpin jemaat setempat, merencanakan dan melaksanakan
pekerjaan-pekerjaan pelayanan sesuai dengan tritugas panggilan gereja.
b. Memimpin pelayanan tahbisan sesuai dengan bidang tugasnya
masing-masing.
c. Memimpin rapat jemaat, rapat pelayanan, rapa pelayanan tahbisan, dan rapat
pemilihan pengrus-pengurus dewan, seksi, dan panitia pembangunan.
d. Melaksanakan keputusan sinode agung, majelis pekerja sinode, sinode distrik,
rapat resort, rapat majelis resort, rapat jemaat, dan rapat pelayanan tahbisan.
25
e. Mengawasi, membimbing dan meningkatkan mutu pelayanan di
penatalayanan dan administrasi jemaat.
d. Menerima laporan pertanggung jawaban setiap dewan.
e. Menyampaikan laporan pelayanan statistik, dan keuangan jemaatke pendeta
resort dan rapat jemaat.
2. Guru Jemaat
Tugas dari guru jemaat adalah:
a. Memimpin jemaat setempat, merencanakan dan melaksanakan
pekerjaan-pekerjaan pelayanan sesuai dengan tritugas panggilan gereja.
b. Mempimpin pelayan tahbisan sesuai dengan bidang tugasnya masing-masing.
c. Memimpin rapat jemaat, rapat pelayan, rapat pelayan tahbisan, dan rapat
pemilihan pengurus-pengurus dewan, seksi, dan panitia pembangunan.
d. Melaksanakan keputusan sinode agung, majelis pekerja sinode, sinode distrik,
majelis pekerja sinode distrik, rapat resort, rapat majelis resort, spat jemaat,
dan rapat pelayan tahbisan.
e. Mengawasi, membimbing, dan meningkatkan mutu pelayanan di bidang
penatalayanan dan administrasi jemaat.
f. Menerima laporan pertanggung jawaban setiap dewan.
g. Menyampaikan laporan pelayanan, statistik, dan keuangan jemaat ke pendeta
3. Bibelvrouw
Adalah seorang pelayan perempuan yang menerima jabatan Bibelvrouw dari
Ephorus sesuai dengan agenda HKBP. Adapun tugas dari seorang Bibelvrouw:
a. Sebagaimana tertera dalam agenda pemberian jabatan bibelvrouw.
b. Menyampaikan berkat tanpa menumpangkan tangan.
c. Membantu tugas dari pelayanan guru huria dan pendeta.
d. Menghadiri rapat bibelvrouw.
4. Penatua Gereja (Sintua)
Penatua adalah yang menerima jabatan penatuah dari HKBP melalu pendeta
resort sesuai dengan agenda HKBP. Adapun yang menjadi tugas dari seorang penatua
adalah:
a. Sebagai tertera dalam agenda penerimaan penatua HKBP.
b. Melaksanakan baptisan darurat.
c. Menyusun statistik warga jemaat di lingkungannya masing-masing.
d. Mengikuti sermon dan rapat penatua.
e. Menyampaikan berkat tanpa menumpangkan tangan.
5. Dewan Koinonia
Dewan koinonia adalah organ yang merencanakan dan melaksanakan
seperasaan di jemaat yang mencakup seksi sekolah minggu, seksi remaja, pemuda,
perempuan, dan bapak.
6. Dewan Marturia
Dewan Marturia adalah organ yang memikirkan dan melaksanakan kegiatan
pemberitaan injil di tengah-tengah jemaat dan masyarakat yang mencakup seksi
pekabral injil dan seksi musik.
7. Dewan Diakonia
Dewan diakonia adalah organ yang memikirkan dan melaksanakan pelayanan
diakonia, meningkatkan pengetahuan dan kesatuan, demikian juga melaksanakan
percakapan dan komunikasi dengan masyarakat sekitar maupun pemerintah, yang
mencakup seksi diakoni sosial, seksi pendidikan, seksi kesehatan dan seksi
kemasyarakatan.
8. Majelis Perbendaharaan
Majelis perbendaharaan ialah beberapa orang pelayan tahbisan untuk membantu
pimpinan jemaat untuk mengelola harta dan administrasi jemaat ada pun tugas dari
majelis perbendaharaan26adalah ;
a. Membantu pimpinan jemaat menyusun rencana kerja, anggaran belanja, dan
harta kekayaan jemaat untuk dibawakan ke rapat pelayan tahbisan.
26
b. Mengelola administrasi jemaat yang mencakup adminitrasi umum, maupun
sarana dan prasarana.
c. Mengadakan sarana dan prasarana sesuai dengan program kerja dan anggaran
jemaat
d. Mengatur semua harta kekayaan jemaat demi keteraturan penggunaan,
penempatan dan pengawasannya.
e. Menentukan harta benda yang tidak dapat dipergunakan lagi sesuai dengan
ketentuan untuk dibawakan ke rapat pelayan tahbisan supaya dibahas dan
ditetapkan.
f. Membuat laporan berkala tentang pengelolaan harta administrasi jemaat untuk