• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hkbp Sudirman Di Kota Medan 1954-2000

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Hkbp Sudirman Di Kota Medan 1954-2000"

Copied!
109
0
0

Teks penuh

(1)

HKBP SUDIRMANDI KOTA MEDAN 1954-2000

SKRIPSI SARJANA

DIKERJAKAN

O

L

E

H

NELLI OCTAVIA T 110706052

DEPARTEMENSEJARAH FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(2)

HKBP SUDIRMAN DI KOTA MEDAN 1954-2000 SKRIPSI SARJANA

DIKERJAKAN O

L E H

NAMA : NELLI OCTAVIA T NIM : 110706052

DEPARTEMEN SEJARAH FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(3)

Lembar Pengesahan Pembimbing Skripsi HKBP SUDIRMAN DI KOTA MEDAN 1954-2000 SKRIPSI SARJANA

DIKERJAKAN O

L E H

NELLI OCTAVIA TAMBUNAN 110706052

Pembimbing,

Dra.Peninna Simanjuntak MS

NIP : 196102261986012001

Skripsi ini diajukan kepada panitia ujian Fakultas Ilmu Budaya USU Medan, untuk melengkapi salah satu syarat ujian Sarjana Fakultas Ilmu Budaya dalam bidang Ilmu Sejarah.

DEPARTEMEN SEJARAH FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(4)

HKBP SUDIRMAN DI KOTA MEDAN 1954-2000

Yang diajukanoleh:

Nama : Nelli Octavia Tambunan

Nim : 110706052

Telah disetujui untuk diujikan dalam ujian skripsi oleh: Pembimbing,

Dra.Peninna Simanjuntak MS

NIP : 196102261986012001 tanggal ………

Ketua Departemen Sejarah

Drs.Edi Sumarno,M.Hum tanggal ………

NIP : 196409221989031001

DEPARTEMEN SEJARAH

FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(5)

LEMBAR PERSETUJUAN KETUA DEPARTEMEN

DISETUJUI OLEH :

FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2015

DEPARTEMEN SEJARAH

Ketua Departemen,

(6)
(7)

KATA PENGANTAR

Segenap hati penulis mengucapkan terimakasih kepada Tuhan Yang Maha Esa atas alam dan segala isinya, berkat penyertaan dan segala anugerah-Nya yang dikaruniakan sehingga penulisan skripsi ini dapat dilakukan. Penulisan skripsi ini ditujukan untuk sebuah tanggung jawab seorang Sejarahwan merekontruksi masa lalu yang diharapkan menjadi sebuah pelajaran di masa depan dan yang akan datang. Dilain pihak skripsi ini ditujukan sebagai pemenuhan salah satu persyaratan untuk menyelesaikan aktivitas perkuliahan dan sebagai modal utama untuk memperoleh gelar Sarjana bidang sejarah di Universitas Sumatera Utara.

Studi ini membahas tentang keberadaan gereja HKBP Sudirman di Medan. Gereja ini merupakan gereja yang memiliki peran penting untuk keberadaan gereja HKBP-HKBP lain di Medan, sebagai pelopor adanya gereja-gereja kesukuan lain di Medan. Dalam proses perkembangannya HKBP Sudirman Medan banyak melalui permasalahan dalam tubuh organisasi ini, masalah-masalah tersebut dapat diselesaikan bahkan memberi dampak baik bagi HKBP seluruh Indonesia. Lokasi yang unik juga menjadi daya tarik gereja ini untuk memiliki jemaat terbanyak yang dimiliki gereja HKBP di Medan. Semua pembahasan tersebut akan di paparkan dalam skripsi ini.

Penulis mengakui banyak hal tentang gereja HKBP Sudirman Medan yang luput dari jangkauan penulis. Atas kesadaran ini penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang tentunya bersifat untuk membangun agar karya ini dapat lebih baik. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih.

Medan, Agustus 2015

Penulis,

(8)

ABSTRAK

Huria Kristen Batak Protestan merupakan gereja kesukuan yakni suku Batak. Gereja HKBP tersebar diseluruh Indonesia dan manca Negara. Salah satu gereja HKBP Sudirman yang berada di Medan dan sudah berdiri sejak 17 April 1954 dan tetap eksis hingga sekarang. Bahkan dari segi lokasi gereja melihat akses angkutan umum yang cukup sulit namun tetap dapat menarik minat dan atensi oleh masyarakat Batak di Medan untuk tetap mengunjungi. Selain itu juga fungsi sebagai wadah beribadah dan wadah melakukan kegiatan adat istiadat masyarakat Batak Toba di kota Medan dapat dijalankan oleh HKBP Sudirman ini. Gereja HKBP Sudirman telah mengalami beberapa perubahan yang signifikan tidak hanya dari segi kuantitas tetapi juga kualitas. Hal tersebut yang menjadi salah satu faktor ketertarikan penulis untuk meneliti lembaga gereja HKBP Sudirman yang berada di tengah hiruk-pikuk keragaman masyarakat majemuk Medan, baik segi Budaya dan Agama.

Ketertarikan tersebut peneliti kembangkan dengan melakukan penelitian pustaka dan penelitian lapangan. Metode pengumpulan data lainnya yaitu wawancara kepada pengurus, anggota jemaat, lingkungan sekitar, bahkan yang bukan anggota jemaat, dimaksudkan untuk menggali informasi kepada para informan untuk mendapatkan data yang valid.

(9)

UCAPAN TERIMAKASIH

Apapun yang penulis alami sampai saat ini adalah atas berkat dan kasih Tuhan Yesus Kristus, begitu juga hingga terselesaikannya penulisan skripsi ini tidak terlepas dari pertolongan yang tulus dari-Nya. Banyak pihak yang telah turut serta membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, baik bantuan materi, moral maupun spiritual. Skripsi tidak akan terselesaikan tanpa bantuan mereka. Untuk itu penulis layak mengucapkan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya kepada mereka :

1. Bapak Dr. Syahron Lubis, M.A selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya

Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan kesempatn untuk mengikuti perkuliahan dari awal hingga sekarang.

2. Bapak Dr. M. Husnan Lubis, M.A., Drs. Samsul Tarigan, Drs. Yuddi Adrian

M.,M.A. selaku Pembantu Dekan I, II, III yang telah banyak membantu selama penulis mengikuti perkuliahan.

3. Bapak Drs. Edi Sumarno, M.Hum , selaku Ketua jurusan Departemen ilmu

Sejarah Fakultas Ilmu Budaya USU, yang telah banyak memberi motivasi, dorongan dan semangat dalam mengikuti perkuliahan.

4. Ibu Dra. Nurhabsyah M.Si, selaku Sekretaris jurusan Departemen ilmu

Sejarah Fakultas Ilmu Budaya USU, yang telah banyak memberikan semangat dan motivasi dalam setiap kesempatan.

5. Ibu Dra. Penina Simanjuntak M.S, selaku dosen pembimbing dalam penulisan

skripsi ini yang telah memberikan inspirasi, semangat, dorongan, ide, dan telah banyak meluangkan waktu dan tenaga untuk membimbing penulis. Biarlah kebaikan ibu senantiasa penulis ingat, dan semoga Tuhan Yesus yang memberikan berkatNya kepada ibu dan sekeluarga.

6. Dra. Farida Hanum Ritonga, selaku pembimbing akademik selama mengikuti

perkuliahan. Terimakasih atas dukungan dan semangatnya bu.

7. Bapak ibu dosen yang telah mengajari dan bersedia membagikan ilmunya

(10)

diberikan kepada penulis untuk mengikuti setiap mata kuliah yang diajarkan, yang akan menjadi bekal untuk melanjutkan kehidupan kedepannya.

8. Bang “Ampera” sebagai staf pendidikan yang membantu dalam kepentingan administrasi mulai awal perkuliahan hingga akhir skripsi ini. Terimakasih bang untuk setiap bantuannya biarlah Tuhan yang membalas kebaikan abang.

9. Ayahanda tercinta, S.Tambunan yang telah lelah dan selalu setia menghidupi

kami. Tidak ada kata-kata lelah untuk menyekolahkan kami hingga jenjang setinggi-tingginya. Terimakasih atas semuanya pak, engkau bapak terhebat yang pernah ada, pria yang selalu melindungi, dan pria terhebat yang pertama di dalam hidupku. Biarlah Tuhan tetap setia memberkati dan memberikan berkat, kesehatan dan rezeki kepada bapak.

10.Mama tercinta, S.Panjaitan yang telah setia mulai dari kecil hingga saat ini

merawat kami seluruh anak-anaknya tanpa lelah. Dan menjadi tiang doa untuk anak-anak dan keluarga, menjadi penopang ketika masalah dan kehidupan sedang memburuk. Terimakasih telah ada dan akan terus ada untuk kami. Tetap sehat, tetap semangat, tetap teguh di dalam Yesus sebagai tiang doa dan penopang kami. Mama jika suatu saat setelah saya mati, saya di kasih kesempatan dilahirkan kembali, saya akan tetap memilih dilahirkan dari Ibu yang sama. Sebegitu besarnya cintaku kepadamu mama. Kau begitu berarti untukku.

11.Abang, kakak, adik tersayang. Lambok Marisi Tua Tambunan, terimakasih

(11)

diberikan rezeki. Julianti Mendrova terimakasih kakak telah berada dan menjadi pendamping abang kami. Terimakasih untuk dukungan dan doanya kepadaku selama penulisan skripsi ini. Dina Wati Tambunan dan keluarga, terimakasih sudah menjadi pendukung dalam segala hal mulai dari awal penulisan hingga akhir, terimakasih atas doa dan dukungannya, terimakasih atas semangatnya ketika sudah mulai lelah dan buntu mengerjakan skripsi ini, terimakasih atas canda tawa yang pernah ada dan akan terus ada. Jimmi Ricardo Ginting terimakasi sudah menjagai dan mencintai kakak kami. Dan terimakasih telah mendukung penulis selama penulisan skripsi ini. Yulisna Tetty Tambunan terimakasih untuk tukaran pikirannya selama pemilihan judul hingga penyelesaian skripsi ini. Terimakasih untuk setiap canda, tawa, kesal, marah yang kita hadapi di tempat tidur dan di kamar. Terimakasih atas semangat dan doanya. Eva sari Tambunan adik satu-satunya yang paling pintar dan menjadi lawan banding, terimakasih untuk dukungan doa dan semangatnya walaupun selama penulisan kita berjauhan. Cepat nyusul untuk nyusun skripsi. Tetap setia dalam pelayanan dan studinya.

12.Teman-teman Stambuk 2011, mulai dari NIM 110706001 hingga NIM

110706059 yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terimakasih untuk waktu yang pernah kita jalani bersama-sama, canda, tawa, dan tangis, yang pernah kita lewati semoga kita menjadi kisah klasik untuk masa depan.

13.Untuk sahabat-sahabat yang paling mendukung, Dedek Murni Rezeki

(12)

terimakasih banyak hal yang boleh kita lalui bersama kepala sekolah kami, hahahah. Syandicro Silalahi Terimakasih banyak, saya belajar banyak darimu mengenai kesabaran dan ketulusan terimaksih selalu setia menemani kerumah informan dengan jadwal yang menumpuk. Rini Amanda, Rindi iswara terimakasih kalian telah memberi semangat dan motivasi dan menghabiskan banyak waktu dan hari-hari kebersamaan. Jamin Siahaan terimakasih selalu mendoakan dan menyemangati sahabat paling cantikmu.

14.Amang T.M Napitupuluh dan keluarga yang sangat membantu dalam

pengumpulan data. Jemaat HKBP Sudirman yang bersedia menjadi Informan. Dan seluruh pihak gereja yang ada di HKBP Sudirman Medan yang membantu dalam mengumpulkan data.

15.Senior dan Junior yang selalu menyemangati, kak Evitamala, kak Helma,

bang Diaz, bang Moses, bang Fahri, bang Ardia, bang Suhek, Bang yana, bang Alpa Immanuel. Dan Junior-junior Hilwa dkk.

16.Kelompok Kecil “Ekklesia” dengan PKK kak Meisah Manurung dan bang Hery Silalahi. Serta UKM KMK USU yang menjadi tempat bertumbuh, belajar firman dan melayani. Terimakasih banyak tetap bertumbuh akan pengenalan kepada Tuhan.

17.Keluarga Besar Tambunan (bou, amangboru, udag, inanguda). Keluarga

Besar Panjaitan (mamatua, bapaktua, inanguda, tulang, dan tante)

18.Keponakan Theresia Christabel Tambunan, Terimakasih sudah mengisi

hari-hari bou selama menyusun skripsi dengan tingkah laku abel yang lucu. Kau seperti pelangi di keluarga ini dan tetaplah membuat semua orang tersenyum.

19.Dan yang terakhir, Julfrison Sinaga, Terimakasih telah mau berbagi suka dan

duka, saling menguatkan di dalam doa dan kasih dari Tuhan. Tetap menjadi kekasih yang selalu mendukung dan mengingatkan dalam segala hal.

(13)

DAFTAR ISI

1.3. Tujuan Dan Manfaat Penelitian ... 7

1.4. Tinjauan Pustaka ... 9

1.5. Metode Penelitian ... 11

BAB II GAMBARAN UMUM PENELITIAN 2.1Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 13

2.2Lokasi HKBP Sudirman Berada Di Tengah Kota... 18

2.3Kondisi Sosial Ekonomi Anggota HKBP Sudirman Medan... 25

2.4Struktur Organisasi Gereja HKBP Sudirman Medan... 28

BAB III MINAT ATAU ATENSI TERHADAP HKBP SUDIRMAN MEDAN 3.1Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Minat atau Atensi ... 36

3.1.1 Kondisi Fisik ... 39

3.1.2 Kondisi Psikis... 40

3.1.3 Kondisi Lingkungan Sosial ... 40

3.2Gereja HKBP Sudirman Medan Sebagai Pusat Peribadahan (1954-1976) ... 41

3.3Gereja HKBP Sudirman Sebagai Tempat Kegiatan Kebudayaan (1976-2000) ... 46

3.4Konflik Di antara HKBP Sudirman dan Penyelesaiannya ... 49

(14)

4.1Proses Terjadinya Respon ... 55

4.2Respon Terhadap Gereja HKBP Sudirman Sebagai Wadah Beribadah

4.2.1Respon dari Anggota Jemaat HKBP Sudirman Medan ... 58

4.2.2Respon dari Bukan Anggota Jemaat HKBP Sudirman ... 62

4.3Respon Lingkungan Sekitar Terhadap Sopo Godang HKBP Sudirman

Medan

4.3.1Respon Yayasan Pendidikan Harapan ... 65

4.3.2Respon Yayasan Pendidikan Immanuel ... 69

4.3.3Respon R.S St. Elisabet ... 71 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ... 74

5.2Saran ... 76

DAFTAR PUSTAKA ... 77 DAFTAR INFORMAN

LAMPIRAN

Lampiran 1 : Daftar Pendeta HKBP Sudirman Medan Tahun 1954-2000

Lampiran 2 : Kegiatan Rutin Mingguan HKBP Sudirman Medan

Lampiran 3 : Foto Gereja dan Sopo Godang

Lampiran 4 : Peta Lokasi

(15)

ABSTRAK

Huria Kristen Batak Protestan merupakan gereja kesukuan yakni suku Batak. Gereja HKBP tersebar diseluruh Indonesia dan manca Negara. Salah satu gereja HKBP Sudirman yang berada di Medan dan sudah berdiri sejak 17 April 1954 dan tetap eksis hingga sekarang. Bahkan dari segi lokasi gereja melihat akses angkutan umum yang cukup sulit namun tetap dapat menarik minat dan atensi oleh masyarakat Batak di Medan untuk tetap mengunjungi. Selain itu juga fungsi sebagai wadah beribadah dan wadah melakukan kegiatan adat istiadat masyarakat Batak Toba di kota Medan dapat dijalankan oleh HKBP Sudirman ini. Gereja HKBP Sudirman telah mengalami beberapa perubahan yang signifikan tidak hanya dari segi kuantitas tetapi juga kualitas. Hal tersebut yang menjadi salah satu faktor ketertarikan penulis untuk meneliti lembaga gereja HKBP Sudirman yang berada di tengah hiruk-pikuk keragaman masyarakat majemuk Medan, baik segi Budaya dan Agama.

Ketertarikan tersebut peneliti kembangkan dengan melakukan penelitian pustaka dan penelitian lapangan. Metode pengumpulan data lainnya yaitu wawancara kepada pengurus, anggota jemaat, lingkungan sekitar, bahkan yang bukan anggota jemaat, dimaksudkan untuk menggali informasi kepada para informan untuk mendapatkan data yang valid.

(16)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Berdirinya gereja HKBP di Medan dimulai dari masuknya agama Kristen di

pulau Sumatera. Pada tahun 1820, Gereja Baptis Inggris mengirimkan tiga orang

pemberita Injil yaitu, Burton, Ward, dan Evan ke Bengkulu untuk menjumpai Raffles.

Raffles menganjurkan supaya mereka pergi ke utara, ke bangsa Batak yang masih

kafir. Burton dan Ward menuruti pentunjuk Raffles. Mereka berhasil mencapai negeri

Batak yang paling sentral yaitu Silindung. Namun kedua perintis itu pulang dengan

tidak memperoleh hasil apapun dari pemberitaan injil yang pertama dilakukan

dikalangan suku Batak.1

Pada tahun 1834 dua orang Misionaris Amerika, Munson dan Lyman yang

diutus oleh Zending di Boston. Tetapi kedua misionaris tersebut dibunuh oleh

masyarakat Silindung. Penginjil berikutnya G.Van Asselt dia adalah seorang pendeta

utusan dari RMG datang ke Sipirok pada tahun 1856. Mulai saat inilah pengkristenan

di tanak Batak mulai tumbuh, dan disebarkan hingga ke Medan.

Pada tahun 1910 Ephorus Dr.I.L Nommensen dalam pelayanannya pergi ke

Medan untuk melakukan pertemuan dengan Ds.J.Brink (pendeta gereja

Protentantsche Kerk) tujuannya untuk membicarakan orang-orang Kristen Batak

1

(17)

yang ada di kota Medan. Perkembangan tersebut dibawakan pada rapat Pendeta di

Sipoholon guna dapat menghimpun dan melayani Kristen Batak Protestan yang ada

di Kota Medan. Pada tahun 1912, Dr.I.L Nommensen mengirimkan guru Josia

Hutabarat ke Medan untuk melayani dan mengkordinasi 30 orang kristen Batak di

Medan. Kedatangan guru Josia Hutabarat dianggap sebagai mula berdirinya HKBP

Medan.2Tetapi jemaat belum memiliki tempat sendiri untuk mengadakan ibadah,

sehingga mereka mengambil tempat di ruangan konsistori gereja Protestantsche

Kerk.

Jumlah jemaat semakin bertambah seiring dengan banyaknya orang Batak yang

datang merantau ke kota Medan. Pada tahun 1919 ibadah yang semula dilakukan di

ruangan konsistori gereja Protestantsche Kerk sudah tidak dapat menampung Jemaat

yang semakin banyak sehingga dilaksanakan di gereja Gereformeerde Kerk.

Pindahnya Ibadah ini dalam suasana baik kepada Protestantsche Kerk setelah selama

7 tahun kebaktian disana. Namun, Jemaat HKBP Medan menyadari mereka tidak

akan bisa bertahan disana melihat ruangan gereja yang tidak dapat menampung

jemaat keselurahan karena semakin hari jumlah jemaat HKBP Medan yang

bertambah banyak. Selain itu, para jemaat HKBP Medan hanya diperbolehkan

melaksanakan ibadah pada hari Minggu pukul 16.00 WIB. Hal ini dikarenakan

gedung gereja digunakan oleh para jemaat gereja Gereformeerde Kerk untuk

beribadah pada pagi hari. Melihat kondisi ini timbullah pemikiran jemaat HKBP

2

(18)

Medan untuk membangun gedung gereja sendiri. Tahun 1927 mulai dibangun HKBP

Medan dan selesai pada tanggal 20 Mei 1928 yang sekarang dikenal dengan nama

HKBP Uskup Agung yang sekarang terletak di jalan Uskup Agung Sugiopranoto no

8, merupakan cikal bakal berdirinya HKBP Sudirman Medan.

Awalnya HKBP Medan dapat menampung para jemaatnya namun, hal ini tidak

bertahan lama karena semakin banyaknya orang Batak yang merantau ke Medan

sehingga tidak dapat lagi menampung jemaat yang akan beribadah pada saat itu,

walaupun ibadah yang dilaksanakan sudah tiga kali tetap saja tidak mencukupi untuk

menampung jemaat. Timbul pemikiran para jemaat HKBP Medan untuk membangun

gedung gereja yang baru yang lebih besar, Sehingga pada tahun 1952 di bentuklah

Panitia Pembangunan.3

Lokasi HKBP Sudirman terletak di Jalan Jendral Sudirman No.17A Medan.

Lokasi HKBP Sudirman, memiliki keunikan tersendiri karena letaknya yang berada

di pusat kota Medan yang merupakan wilayah administrasi kota. Lokasi HKBP

Sudirman yang berada di pusat kota dahulu dijadikan sebagai tempat tinggal bagi

petinggi-petinggi Belanda, yang pada masa itu dijadikan sebagai daerah elite. Ada

larangan khusus untuk memasuki daerah pusat kota ini pada masa Belanda hanya

orang-orang yang bertempat tinggal disitu yang boleh memasuki daerah ini. Setelah

3

(19)

Belanda tidak berkuasa lagi daerah ini masih memiliki keunikan dan yang akhirnya

dijadikan sebagai daerah sentral kota yang berpengaruh di bidang ekonomi, sosial,

dan budaya.

Menurut Rabinson Tarigan, lokasi selalu dikaitkan dengan alokasi geografis

dari sumber-sumber yang potensial, serta hubungannya dengan pengaruhnya terhadap

keberadaan berbagai macam usaha/kegiatan lain baik ekonomi maupun sosial. Lokasi

berbagai kegiatan seperti rumah tangga, pertokoan, pabrik, pertanian, sekolah, dan

tempat ibadah tidaklah asal acak berada di lokasi tersebut, melainkan menunjukkan

pola dan susunan (mekanisme) yang dapat diselidiki dan dimengerti.4

Lokasi HKBP Sudirman saat itu tidak terlepas dari dukungan, Mr.Jaidin Purba

yang merupakan Walikota Medan yang mendukung pembangunan gedung gereja

HKBP Sudirman di pusat kota tepatnya Jl. Jenderal Sudirman. Hal ini dapat dikaitkan

dari sifat orang Batak yang ingin selalu menjadi yang terdepan, sehingga dalam

peletakan tempat ibadah saja mereka menginginkan tempat yang dapat dilihat oleh

semua masyarakat seperti pidato Mr. Jaidin Purba.5 Perlu diketahui bahwa Mr. Jaidin

Purba yang merupakan salah satu jemaat HKBP Medan. Peran Mr. Jaidin membantu

memperoleh tempat atau lokasi dari gereja HKBP Sudirman yang letaknya di Pusat

Kota Medan saat ini.

4

Robinson Tarigan, 2005, Ekonomi Regional: Teori dan Aplikasi, Medan: Bumi Aksara, hlm. 122.

5

(20)

Letaknya yang berada di pusat kota Medan, Gereja HKBP Sudirman ini

menjadi salah satu Landmark6 kota Medan. Hal lain yang membuat HKBP Sudirman

menjadi berbeda dengan HKBP kebanyakan di Medan karena rumah-rumah

jemaatnya tidak berada di sekitar gereja HKBP Sudirman, melainkan yang terdapat

disekeliling HKBP Sudirman tersebut adalah instansi pemerintahan seperti Yayasan

Pendidikan Harapan, Yayasan Pendidikan Immanuel dan rumah sakit St. Elisabet.

Selain keberadaan dari gereja HKBP Sudirman yang tergolong unik, ada daya

tarik lain yang dimiliki yaitu keberadaan dari gedung Sopo Godang.7 Keberadaan

gedung ini masih berada satu lokasi dengan HKBP Sudirman.Dengan terdapatnya

gedung Sopo Godong ini membutikkan bahwa kegiatan keagamaan dan adat istiadat

dapat berjalan secara bersamaan di gereja HKBP Sudirman. Keberadaan gedung Sopo

Godong ini sangat diperlukan oleh masyarakat Batak di Medan. Jika kita melihat

kondisi dari pesta-pesta yang sering dilakukan oleh masyarakat Batak yang

menggunakan alat musik dan pengeras suara yang sangat kuat. Ini sangat

bertentangan dengan lingkungan sekitar yaitu Yayasan Pendidikan Harapan, Yayasan

Pendidikan, rumah sakit St. Elisabet, karena kedua instansi swasta ini sangat

membutuhkan suasana yang tenang dan nyaman untuk melakukan proses kegiatan

mereka.

6

Landmark adalah titik pedoman obyek fisik. Berupa fisik natural yaitu gunung, bukit dan fisik buatan seperti menara, gedung, sculpture, kubah dan lain-lain sehingga orang bisa dengan mudah mengorientasikan diri di dalam suatu kota atau kawasan.

7

(21)

Melihat kondisi kegiatan yang dilakukan di Gedung Sopo Godong ini, jauh dari

kata ketidaknyamanan untuk kedua instansi swasta ini, tetapi HKBP Sudirman tetap

dapat menjalin hubungan yang baik untuk kedua instansi ini. Ini terlihat dari

hubungan mereka masih saling menghormati walaupun kedua instansi ini berbeda

dengan HKBP Sudirman.

Lokasi dan kondisi dari HKBP Sudirman yang sulit dijangkau oleh sebahagian

orang, tidak membuat HKBP Sudirman kehilangan jemaat atau orang-orang yang

akan beribadah tetapi hal tersebut yang digunakan HKBP Sudirman untuk menarik

dan menjadikan gereja tersebut untuk tetap di kunjungi oleh jemaat.

Penelitian ini dimulai pada tahun 1954 karena pada tahun ini HKBP Sudirman

berdiri, dan pada tahun 2000 sebagai akhir penelitian ini karena selama 46 tahun

berdiri HKBP Sudirman telah memiliki banyak perubahan dan memberikan banyak

pengaruh seperti berkembangnya gereja-gereja kesukuan di Medan, kehidupan

anggota semakin baik, dapat mempertahan secara bersamaan antara adat istiadat dan

agama, menciptakan kegiatan sosial yang membantu banyak orang. Bahkan HKBP

Sudirman mampu menjadi wajah gereja-gereja kesukuan, mampu menciptakan

kondisi dan situasi yang serasi terhadap lingkungan sekitar walaupun adanya

perbedaan terhadap instansi atau orang-orang yang berada disekitaran HKBP

Sudirman Medan.

Kajian ini memberikan inspirasi bagi penulis bahwa organisasi keagamaan di

samping bertujuan dogmatis juga bertujuan di bidang lain khususnya sosial dan

(22)

berpengaruh besar bagi kegiatan yang terjadi baik itu sosial dan budaya dan kondisi

anggotanya. Penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul HKBP

Sudirman di Kota Medan 1954-2000.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya, untuk

mempermudah penulis dalam melakukan penelitian ini, maka penulis perlu

membatasi masalah yang dibahas, maka pokok permasalahan yang dibahas sebagai

berikut :

1. Mengapa lokasi gereja HKBP Sudirman teletak di pusat kota?

2. Bagaimana minat atau atensi dari jemaat terhadap HKBP Sudirman 1954-2000 ?

3. Bagaimana respon dari lingkungan sekitar terhadap keberadaan Sopo Godang

HKBP Sudirman Medan 1954-2000 ?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian a. TujuanPenelitian

Setiap penelitian yang dilakukan pasti memiliki tujuan dan manfaat yang

dicapai. Pada dasarnya penelitian ini bertujuan untuk menjawab permasalahan yang

telah dirumuskan. Adapun tujuan penelitian ini adalah:

(23)

2. Menjelaskan minat atau atensi dari jemaat terhadap HKBP Sudirman

Medan tahun 1954-2000.

3. Menjelaskan respon dari lingkungan sekitar terhadap keberadaan HKBP

Sudirman Medan 1954-2000.

b. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian secara teoritis adalah:

1. Dapat mengetahui kondisi keberadaan HKBP Sudirman Medan tahun

1954-2000.

2. Hasil penelitian ini nantinya dapat dijadikan sebagai referensi bagi

pengembangan penelitian yang terkait dengan perkembangan HKBP di

Kota Medan khususnya HKBP Sudirman.

Di sisi lain, penelitian ini juga berguna untuk memecahkan permasalahan

praktis. Semua lembaga yang bisa kita jumpai di masyarakat seperti lembaga

pemerintahan atau pun lembaga swasta, sadar akan manfaat tersebut dengan

menepatkan suatu penelitian dan juga pengembangan sebagai bagian dari integral

organisasi mereka. Ada pun manfaat Praktis dari penelitian ini adalah:

1. Dapat menambah wawasan dan pengetahuan peneliti dalam hal-hal yang

berkaitan dengan Sejarah Gereja HKBP di Medan.

2. Memberikan pengalaman bagi peneliti cara melaksanakan sebuah

(24)

3. Sebagai syarat untuk menyelesaikan pendidikan Sarjana oleh peneliti.

4. Bisa mengatasi maupun menjawab persoalan yang sedang dihadapi oleh

gereja-gereja HKBP di Medan.

1.4 Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka dibuat untuk mendekatkan peneliti dengan informasi tertentu

yang tentunya relevan dengan topik atau objek yang diteliti. Pendapat yang

berbeda-beda yang menyangkut sejauh mana tinjauan pustaka perlu dilaksanakan. Adapun

realisasi tindakan ini yaitu dengan memberikan prioritas kepada sejumlah buku atau

artikel yang memberikan gagasan yang reprensentatif dengan objek yang

diteliti.8Seorang penulis sejarah harus dilengkapi dengan perlengkapan pendekatan

multidimensional yaitu konsep dan teori ilmu sosial seperti sosiologi, antropologi,

politik, ekonomi dan psikologi. Berguna untuk mengungkapkan peristiwa sejarah

yang lebih mendalam. Adapun buku yang di kemukakan dalam mendukung

penelitian ini yang relevan dengan tema penelitian ini adalah:

T.M Napitupulu, dkk dalam 100 Tahun HKBP Medan (2012) membahas sejarah

catatan objektif tentang peristiwa yang dialami oleh seseorang, keluarga, masyarakat,

bangsa, organisasi atau gereja. Buku ini juga memberi gambaran awal mengenai

masuknya HKBP di Medan, perkembangannya hingga saat ini. Buku ini juga

8

(25)

menjelaskan bagaimana proses pembangunan HKBP Sudirman dan

perkembangannya hingga tahun 2012. Panitia Jubelium 100 tahun HKBP Medan

Sudirman menerbitkan buku sejarah HKBP Medan sejak berdirinya sampai dengan

saat ini. Sebagai seksi sejarah yang mempunyai tugas untuk hal tersebut dan berusaha

untuk menggali data-data tertulis dari beberapa sumber yaitu: pesta parolop-olopon

25 tahun HKBP Medan, sejarah singkat pembangunan gereja HKBP jalan Jendral

Sudirman Medan oleh Tyarannus Manurung.

G.P.H Locher dalam Tata Gereja-Gereja Protestan Di Indonesia (1995), G.P.H

Locher membahas mengenai bagaimana proses berdirinya gereja-gereja protestan di

Indonesia yang awalnya sangat susah untuk berkembang karena di kuasai oleh

Belanda. Selain itu buku ini juga membahas fungsi tata gereja, hubungan gereja

dengan gereja protestan lain dan hubungan gereja dan bangsa. G.P.H Locher juga

membahas bagaimana dulunya gereja melayani sebagai pemberi pendidikan. Gereja

dan adat istiadat jemaat gereja-gereja protestan.

Robinson Tarigan dalam Ekonomi Regional: Teori dan Aplikasi Edisi Revisi

(2005), membahas mengenai ekonomi regional adalah cabang dari ilmu ekonomi yang memasukkan unsur lokasi di dalam pembahasannya. Robinson Tarigan juga

menerapkan prinsip-prinsip ekonomi yang terkait dengan wilayah, sehingga lebih

serasi dan tepat untuk di aplikasikan. Buku ini membantu penulis untuk menemukan

konsep sebuah lokasi, dan pendekatan lokasi yang merupakan salah satu pokok

(26)

1.5 Metode Penelitian

Dalam menuliskan sebuah peristiwa bersejarah yang dituangkan ke dalan

historiografi, maka harus menggunakan metode sejarah. Metode sejarah dimaksudkan

untuk merekontruksi kejadian masa lampau guna mendapatkan sebuah karya yang

mempunyai nilai. Metode sejarah adalah proses menguji dan menganalisa secara kitis

rekaman peninggalan masa lampau. Tahap-tahap yang dilakukan dalam penelitian

sejarah9 antara lain:

1. Heuristik merupakan tahap awal yang dilalukan untuk mencari sumber

yang relevan dengan penelitian yang dilakukan. Dalam tahap heuristik

sumber dapat diperoleh melalui dua cara, yaitu studi lapangan (field

research) dan studi kepustakaan (library research). Data dari hasil studi lapangan dapat diperoleh melalui wawancara dengan berbagai informan

yang terkait dengan penelitian. Dalam penelitian lapangan, penulis

menggunakan metode wawancara yang terbuka. Studi kepustakaan dapat

diperoleh dari berbagai buku, dokumen, arsip, dan lain sebagainya.

2. Kritik, merupakan proses yang dilakukan peneliti untuk mencari nilai

kebenaran sumber sehingga dapat menjadi penelitian yang objektif. Dalam

tahap ini sumber-sumber yang telah terkumpul dilakukan kritik, baik itu

kritik internal maupun kritik eksternal. Kritik internal merupakan kritik

yang dilakukan untuk mencari kesesuaian data dengan permasalahan yang

9

(27)

diteliti, sedangkan kritik eksternal merupakan kritik yang mencari

kebenaran sumber pustaka yang diambil oleh peneliti maupun fakta yang

diperoleh dari wawancara yang dilakukan dengan informan.

3. Interpretasi, merupakan tahap untuk menafsirkan fakta lalu

membandingkannya untuk diceritakan kembali. Pada tahap ini

subjektivitas penulis harus dihilangkan paling tidak dikurangi agar analisis

menjadi lebih akurat,sehingga fakta sejarah yang didapat bersifat objektif.

4. Historiografi, yaitu tahap akhir dalam metode sejarah. Dalam tahap ini

(28)

BAB II

GAMBARAN UMUM PENELITIAN

Bab ini merupakan penjelasan mengenai gambaran umum dari lokasi

penelitian yang dilakukan. Gambaran umum penelitian mempermudah penulis untuk

mempersempit dan membatasi lokasi penelitian. Penulis mencoba memaparkan

gambaran dari gereja HKBP Sudirman dan keberadaan gereja HKBP Sudirman dapat

berdiri di pusat kota yaitu Jl. Jenderal Sudirman Medan.

2.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Gereja HKBP Sudirman Medan terletak pada wilayah kotamadya Medan.

Kotamadya Medan merupakan wilayah yang subur di wilayah dataran rendah timur

dari propinsi Sumatera Utara dengan ketinggian berada di 22,5 meter di atas permukaan laut. Kota ini dilalui oleh dua sungai yaitu sungai Deli dan sungai Babura yang bermuara di elat Malaka. ecara geografis Medan terletak pada - L dan - B dengan topografi cenderung miring ke utara. Sebelah barat dan

timur kota Medan berbatasan dengan kabupaten Deli dan Serdang. Di sebelah utara

berbatasan dengan Selat Malaka. Letak yang strategis ini menyebabkan Medan

berkembang menjadi pintu gerbang kegiatan perdagangan barang dan jasa baik itu

domestik maupun internasional. Kota Medan beriklim tropis basah dengan curah

(29)

maksimum C dan minimum C. Kotamadya Medan memiliki kecamatan

dan 158 kelurahan. Luas kota Medan secara keseluruhan adalah sebesar 26.510 Ha.10

Perkembangan terakhir berdasarkan surat Keputusan Gubernur KDH tingkat I

Sumatera Utara No.140./22/2772.K/1996 tanggal 30 September 1996 tentang

pembentukan beberapa kecamatan di Kotamadya Daerah Tingkat II Medan secara

administrasi Kota Medan di bagi menjadi 21 Kecamatan dan 121 kelurahan. Daftar

kecamatan yang ada di Medan11 adalah sebagai berikut:

1. Medan Belawan 12. Medan Marelan

2. Medan Labuhan 13. Medan Perjuangan

3. Medan Deli 14 Medan Tembung

4. Medan Sunggal 15. Medan Helvetia

5. Medan Denai 16. Medan Petisah

6. Medan Tuntungan 17. Medan Area

7. Medan Johor 18. Medan Polonia

(30)

Letak Gereja HKBP Sudirman berada di kecamatan Medan Polonia terletak di

wilayah selatan kota Medan yang luas wilayahnya adalah 9,01 km². Kecamatan

Medan Polonia ini dijadikan Wilayah Pengembangan Pembangunan (WPP) dengan

pusat pengembangan di inti kota. Wilayah ini dibangun untuk kawasan perdagangan,

perkantoran, rekreasi indoor dan pemukiman dengan program kegiatan pembangunan

perumahan permanen, penanganan sampah dan sarana pendidikan. Kecamatan Medan

Polonia ini berbatasan dengan kecamatan-kecamatan12 lain yaitu:

- Sebelah barat kecamatan Medan Polonia berbatasan dengan kecamatan

Medan Baru

- Sebelah timur kecamatan Medan Polonia berbatasan dengan kecamatan

Medan Maimun

- Sebelah selatan kecamatan Medan Polonia berbatasan dengan kecamatan

Medan Johor dan,

- Sebelah utara kecamatan Medan Polonia berbatasan dengan kecamatan

Medan Petisah.

Dikecamatan Medan Polonia terdapat Bandara Polonia yang dahulu menjadi

bandara internasional di Medan. Walaupun bukan sebagai daerah pusat industri di

Kecamatan Medan Polonia ini juga terdapat beberapa jenis usaha industri seperti:

industri perabot rumah tangga dari kayu, houlding dan kamponen bahan bangunan,

12

(31)

sepatu, konveksi, pengelolahan kopi, kerupuk ubi/ kue-kue. Selain itu

fasilitas-fasilitas pelayanan lain yang dimiliki oleh kecamatan ini adalah sebagai berikut13:

Pelayanan Umum

NO Jenis Pelayanan Keterangan

1 Air Bersih 5684

Pelanggan

2 Listrik 11592

Pelanggan

3 Telepon -

4 Gas 1274

Pelanggan

5 Lapangan

Olahraga

6 Buah

6 Rumah Sakit 3 Buah

7 Rumah Ibadah 59 Buah

8 Puskesmas 1 Buah

13

Pemerintahan Kota Medan, Kecamatan Medan Polonia, diakses dari

(32)

Pendidikan

NO Jenis Pendidikan Keterangan

1 SD/Sederajat 19 Buah

2 SLTP/Sederajat 8 Buah

3 SMA/Sederajat 9 Buah

4 Akademi -

5 Universitas 1 Buah

Perdagangan

NO Jenis Perdagangan Keterangan

1 Pasar Tradisional 3 Buah

2 Plaza/Mall 1 Buah

3 Pasar Grosir 7 Buah

Kelurahan yang terdapat di Medan Polonia

NO Kelurahan Alamat

1 Sari Rejo Jl. Sejati No. 1

2 Suka Damai Jl. DC Barito No. 1

3 Polonia Jl. Balai Desa No. 83

4 Anggrung Jl.Dr. Cipto 1 Gg. Sudiman

(33)

2.2 Lokasi Gereja HKBP Sudirman Medan Berada di Tengah Kota

Sebelum kita berbicara lebih lanjut mengenai keunikan dari lokasi gereja HKBP

Sudirman, ada baiknya didefinisikan dulu apa yang dimaksud dengan lokasi.

Landasan dari lokasi adalah ruang. Tanpa ruang maka tidak mungkin ada lokasi.

Dalam studi tentang wilayah, yang dimaksud dengan ruang adalah permukaan bumi

baik yang ada di atasnya maupun yang ada di bawahnya sepanjang manusia masih

bisa menjangkaunya. Lokasi menggambarkan posisi pada ruang tersebut (dapat

ditentukan bujur dan lintangnya). Dalam studi ruang, yang menjadi perhatian

bukanlah kemampuan kita untuk membuat daftar tentang posisi berbagai

benda/keterkaitan yang ada dalam suatu ruangan wilayah melainkan analisis atas

dampak/keterkaitan antara kegiatan di suatu lokasi dengan berbagai kegiatan lain

pada lokasi lain. Studi tentang lokasi adalah melihat kedekatan atau jauhnya satu

kegiatan dengan kegiatan lain serta apa dampaknya terhadap kegiatan masing-masing

karena lokasi yang berdekatan (berjauhan) tersebut.14

Pertimbangan-pertimbangan yang cermat dalam menentukan lokasi gereja

antara lain:

a. Kemudahan (Akses) atau kemudahan untuk dijangkau dengan

saranatransportasi umum.

b. Visibilitas yang baik yaitu keberadaan lokasi yang dapat dilihat denganjelas dari tepi jalan.

14

(34)

c. Lokasi berada pada lalu lintas (Traffic). Di mana ada dua hal yang perludi

pertimbangkan15 yaitu:

1. Banyaknya orang lalu lalang bisa memberikan peluang terjadinya

impulse buying ( hasrat/ dorongan untuk mengunjungi).

2. Kepadatan dan kemacetan lalu lintas bisa pula menjadi

hambatan,misalnya pelayanan polisi, pemadam kebakaran atau

ambulan.

d. Tempat parkir yang luas dan aman.

e. Ekspansi, tersedia tempat yang cukup luas untuk perluasan usaha dikemudian

hari.

f. Lingkugan, yaitu daerah sekitar yang mendukung barang dan jasa

yangditawarkan.

g. Persaingan, yaitu lokasi pesaing.

h. Peraturan pemerintah.

Aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam pemilihan lokasi

untukpembangunan gedung Gereja atau Rumah Ibadah, yaitu :

a. Lokasi strategis

b. Mudah diakses oleh masyarakat baik dengan kendaraan pribadi

maupundengan kendaraan umum

15

(35)

c. Memberikan kenyamanan dan ketenangan bagi jemaat dan pengunjung yang

datang ke gereja ini.

d. Dapat mendukung program pelayanan bagi jemaat.

Rumah ibadah atau Gereja dapat berfungsi sesuai dengan yangdiamanatkan UUD

1945 dan Undang-undang Agama pasal 29 tahun 196916 maka ada beberapa aspek

yang perlu diperhatikan dalam pembangunan Rumah Ibadah, yaitu :

a. Gedung

Ada beberapa pertimbangan dalam pembangunan gedung-gedung gereja,

diantaranya yaitu :

1. Lokasi gedung strategis, mudah diakses oleh masyarakat umum,nyaman dan

tidak gaduh atau bising, serta dapat mendukung proses ibadah bagi jemaat

yang akan beribadah. Jika kita hubungkan dengan lokasi gereja HKBP

Sudirman Medan lokasinya sudah memenuhi syarat untuk menjadi tempat

beribadah yang nyaman, tidak bising, fasilitas yang baik. Tetapi untuk menuju

HKBP Sudirman akses menuju kesini agak sulit, karena tidak ada angkutan

umum yang dapat melewati tepat di depan gereja ini, tetapi harus turun di

persimpangan pintu masuk Bandara Polonia, dan kita harus berjalan lagi

menuju gereja tersebut sekitar 20 menit dari simpang ke gereja tersebut.

2. Gedung didesain sedemikian rupa sehingga dapat mendukung menarik minat

kegiatan Ibadah dan pelayanan kepada jemaat secara umum. Desain dari

16

(36)

gereja HKBP Sudirman sangat cantik bergaya minimalis dan bercampur

dengan bangunan-bangunan di Eropa.

3. Gedung juga dilengkapi sarana penunjang kegiatan jemaat(Ruang rapat,

kantor dan perpustakaan, dll). Gereja HKBP Sudirman dilengkapi juga

dengan ruang rapat, kantor pelayanan bagi pendeta dan management gereja,

klinik, dan rumah-rumah Pendeta yang melayani di HKBP Sudirman.

b. Sarana dan Prasarana

Gereja agar dapat menjalankan fungsinya dan memberikan pelayanankepada

jemaat pengguna dengan baik dan berkualitas perlu didukungadanya sarana prasarana

yang memadai pula, seperti perkantoran, perpustakaan, rumah pendeta, sopo godang

dan klinik.

Teori lokasi adalah ilmu yang menyelidiki tata ruang (spatial order) kegiatan

ekonomi, atau ilmu yang menyelidiki alokasi geografis dari sumber-sumber yang

langka, serta hubungannya dengan atau pengaruhnya terhadap lokasi berbagai macam

usaha/kegiatan lain baik ekonomi maupun sosial. Lokasi berbagai kegiatan seperti

rumah tangga, pertokoan, pabrik, pertanian, pertambangan, sekolah dan tempat

ibadah tidak asal acak berada di lokasi tersebut, melainkan menunjukkan pola dan

susunan (mekanisme) yang dapat diselidiki dan dapat dimengerti. Dalam mempelajari

lokasi kegiatan, biasanya parah ahli terlebih dahulu membuat asumsi bahwa ruang

yang di analisis adalah datar dan kondisinya di semua arah sama. Dalam kondisi

(37)

asumsi dilonggarkan secara bertahap sehingga di temukan kondisi dalam dunia nyata.

Salah satu unsur ruang adalah jarak. Jarak menciptakan gangguan karena dibutuhkan

waktu dan tenaga (biaya) untuk mencapai lokasi yang satu dari lokasi lainnya. Selain

itu, jarak juga menciptakan gangguan informasi sehingga makin jauh dari suatu lokasi

makin kurang diketahui potensi/karakter yang terdapat pada lokasi tersebut. Makin

jauh jarak yang ditempuh makin menurun minat orang yang berpergian dengan

asumsi faktor lain semuanya sama. Salah satu hal yang banyak dibahas dalam teori

lokasi adalah pengaruh jarak terhadap intesitas orang yang berpergian dari satu lokasi

ke lokasi lainnya. Analisis dapat dikembangkan untuk melihat bagaimana suatu

lokasi yang memiliki potensi/daya tarik terhadap batas wilayah pengaruhnya di mana

orang yang masih ingin mendatangi pusat yang memiliki potensi tersebut. Hal ini

terkait dengan besarnya daya tarik pada pusat tersebut dan jarak antara lokasi dengan

pusat tersebut.17

Dari konsep teori lokasi bahwa suatu lokasi dapat dipengaruhi oleh banyak

faktor, sama hal dengan keberadaan HKBP Sudirman yang lokasi gereja ini tergolong

unik dimana terletak di pusat kota Medan yaitu di jalan Jendral Sudirman Medan.

Jika kita melihat sejarah bagaimana HKBP Sudirman ini dapat di bangun di lokasi

yang penting bahkan lokasi yang elite. Dikatakan lokasi yang elite karena dahulunya

sejak Belanda masih berkuasa di Medan jalan Jendral Sudirman ini dijadikan sebagai

pemukiman untuk petinggi-petinggi dari Belanda yang ada di Medan. Saat itu untuk

17

(38)

memasuki daerah ini tidak diperbolehkan orang-orang diluar orang Belanda atau yang

tidak berkepentingan.18 Bahkan setelah Belanda tidak lagi berkuasa di Medan wilayah

ini masih di jadikan sebagai wilayah yang elite, karena orang-orang yang tinggal di

kawasan ini adalah orang-orang yang memiliki latar belakang ekonomi yang baik hal

ini terbukti melihat kondisi bangunan rumah-rumah yang berada disekitaran jalan

Jenderal Sudirman Medan yang tergolong sangat mewah.

Gereja HKBP Sudirman dapat di bangun di jalan Jenderal Sudirman tidak

terlepas dari peranan Mr. Jaidin Purba yang pada saat itu menjadi Walikota Medan.

Beliau membantu dan memberikan lahan di jalan Jenderal Sudirman Medan suatu

tempat yang sungguh baik dan strategis, karena di tengah kota dan di jalan besar, tapi

bukan daerah perdagangan dan bisnis. Pertapakan yang sekarang tempat berdirinya

HKBP Sudirman dahulunya adalah lahan milik BPM (Bataaf Petrolum

Maatschappij) sama seperti lokasi Pengkolwilhan atau CPM sekarang. Dengan bantuan Mr. Jaidin inilah pihak dari Pengkolwilhan pada saat itu menghibahkan atau

memberikan lahan tersebut kepada Mr. Jaidin Purba dan selanjutnya Mr. Jaidin Purba

yang memberikan kepada panitia pembangunan gereja untuk membangun gereja

HKBP Sudirman.19 Sempat terjadi ketidak setujuan dari sebagian jemaat HKBP

Medan saat itu karena pertapakan tersebut dianggap sulit untuk dijangkau dan jauh

dari lokasi tempat tinggal para jemaat. Setelah dilakukannya rapat jemaat akhirnya

18

T.M Napitupulu, Ketua Penulisan Sejarah HKBP Sudirman Medan, Wa wanca ra, Medan, 8 April 2015.Kantor PLN wilayah 1 Sumatera Utara Brigjen Katamso Medan.

19

(39)

jemaat yang tidak setuju tersebut menyetujui pembangunan gereja baru di lokasi yang

di berikan oleh Mr. Jaidin Purba.20

Dampak dari lokasi HKBP Sudirman yang berada di tengah kota dan di jalan

besar membuat gereja ini menjadi salah satu wajah kota Medan atau landmark kota

dimana dengan melihat bangunan ini kita langsung dapat mengetahui keberadaan kita

berada di Pusat Kota Medan. Ini jugalah yang menjadi alasan dari Mr. Jaidin Purba

dan Jemaat HKBP Sudirman membangun gereja berada di pintu gerbang kota Medan.

Luas lahan gereja HKBP Sudirman Medan adalah 5.425 m. Lahan itu tadinya adalah

miliki Pengkowilhan/ CPM sekarang. Lahan ini dihibahkan kepada pihak HKBP

Sudirman pada tahun 1953.21 Dengan usaha bersama seluruh warga jemaat HKBP

Medan bersama parhalado.22 Gereja dibangun dan selesai serta diresmikan pada

tanggal 17 April 1954. Hingga sampai saat ini lokasi gereja HKBP Sudirman Medan

masih tetap berada di jalan Jenderal Sudirman.

Bila mengamati di sekitaran lokasi gereja HKBP Sudirman Medan, kita tidak

melihat adanya rumah-rumah dari warga jemaat HKBP Sudirman ini. Hal ini terjadi

karena pengaruh letak gereja tersebut yang berada di pusat kota yang merupakan

pusat dari administrasi kota Medan. Beda halnya dengan gereja-gereja HKBP lainnya

20

Wawancara dengan Bapak Wilson Manurung salah satu jemaat gereja HKBP Sudirman Medan, tanggal 18 Mei 2015 di gereja HKBP Sudirman Medan, mengenai sejarah berdirinyanyagereja HKBP Sudirman Medan.

21

P. Manullang, Sekretaris Gereja HKBP Sudirman Medan, Wa wanca ra, Medan, 16 Maret 2015, Kompleks gereja HKBP Sudirman Medan.

(40)

yang berada di Medan, apabila terdapat gereja pasti terdapat juga rumah-rumah

jemaatnya di sekitar gereja tersebut. Hal lain yang menjadikan HKBP Sudirman

Medan menjadi semakin unik yaitu jarak untuk menempuh gereja ini tergolong jauh

dan susah, karena relatif tidak ada angkutan umum, yang melintasi lokasi gereja oleh

karena itu para jemaat membutuhkan usaha yang cukup untuk menjangkau gereja

HKBP Sudirman Medan, dengan menggunakan kendaraan pribadi. Hal ini terjadi

sejak tahun 1954 tepatnya berdirinya HKBP Sudirman Medan. Pada Tahun 1954-an

untuk menuju ke gereja HKBP Sudirman Medan Jemaatnya menggunakan sepeda,

dan kendaraan pribadi lain pada masa itu. Sampai periode akhir penelitian ini masih

tidak terdapat angkutan umum seperti angkot dan becak dapat menuju langsung ke

lokasi HKBP Sudirman ini. Walaupun lokasi HKBP Sudirman bagi sebagian jemaat

susah untuk di jangkau karena tidak tersedianya transportasi umum yang

mempermudah menuju gereja ini tetapi tidak mengurangi minat atau atensi jemaat

untuk bergereja di HKBP Sudirman.

2.3 Kondisi Sosial Ekonomi Anggota HKBP Sudirman Medan

Berdasarkan data statistik gereja HKBP Sudirman tahun 1954 hingga tahun

(41)

NO Tahun Jumlah

Dari tabel dapat kita lihat perkembangan jemaat mulai dari 1954 hingga tahun

2000 mengalami peningkatan dan penurunan. Pada periode 1987-1997 pertambahan

jemaat sangat tinggi, hal ini karenakan karena semakin banyaknya masyarakat batak

yang merantau ke Medan. Periode tahun 1998-2000 jemaat pengalami penurunan hal

ini dikarenakan adanya konflik di tubuh HKBP Sudirman sendiri yang menyebabkan

jemaat terpecah, selain itu sudah banyak gereja-gereja HKBP yang di buka yang

dekat dengan rumah jemaat sehingga jemaat memutuskan untuk pindah gereja.

Adapun komposisi Anggota Jemaat HKBP Sudirman berdasarkan usia dapat

dilihat pada tabel di bawah ini :

(42)

No Jarak Usia Jumlah

Sumber : Laporan Tahunan (BERICH) HKBP Sudirman Medan, tahun 2000.

Anngota Jemaat HKBP Sudirman berdasarkan mata pencaharian bersifat

heterogen.Ada sebagai karyawan, wiraswasta, pertukangan, pensiunan. Untuk lebih

jelasnya dapat dilihat tabel di bawah ini :

No Mata Pencaharian Jumlah

Sumber : Database HKBP Sudirman Medan dengan angka tahun 2000.

Kondisi sosial-ekonomi anggota jemaat HKBP Sudirman Medan dapat dilihat

(43)

adalah hal yang sangat penting bagi kelangsungan hidup dan kemajuan suatu bangsa,

Negara bahkan organisasi keagamaan seperti HKBP Sudirman. Di bidang

pendidikan, anggota Jemaat HKBP Sudirman Medan dari tahun 1954 hingga Tahun

2000 telah memiliki tingkat pendidikan yang tinggi. Berikut data Anggota Jemaat

berdasarkan tingkat pendidikan.

No Tingkat Pendidikan Jumlah

1 Sekolah Dasar 100

2 SMP/SLTP 129

3 SMA/SLTA 520

4 Akademi/D1-D3 210

5 Sarjana (S1-S2) 949

Jumlah 1904

Sumber : Database HKBP Sudirman Medan dengan angka Tahun 2000.

2.4 Strutur Organisasi Gereja HKBP Sudirman Medan

Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) adalah wadah perkumpulan orang dari

segala kelompok, kalangan dan suku bangsa yang berada di seluruh Indonesia, serta

seluruh dunia ini.Gereja adalah perwujudan nyata dari kepercayaan dan iman kristen

kepada Tuhan. Atas dasar itu gereja HKBP Sudirman mempunyai visi, misi dan

prinsip untuk mengembangkan kehidupan yang bermutu melalui fungsinya sebagai

gereja mengadakan pelayanan disini dimaksudkan memberikan pembinaan rohani

(44)

Adapun Visi, Misi, dan Prinsip HKBP Sudirman23 tersebut adalah :

a. Visi, HKBP Sudirman berkembang menjadi gereja yang inklusif, dialogis dan terbuka, serta mampu dan bertenaga mengembangkan kehidupan yang

bermutu di dalam kasih Tuhan Yesus Kristus, bersama-sama dengan semua

orang di dalam masyarakat global, terutama masyarakat Kristen.

b. Misi, HKBP Sudirman Medan berusaha meningkatkan mutu segenap warga masyarakat terutama warga HKBP, melalui pelayanan-pelayanan gereja yang

bermutu, agar mampu melaksanakan amanat Tuhan Yesus dalam segenap

prilaku kehidupan pribadi, kehidupan keluarga, maupun kehidupan bersama

segenap masyarakat manusia di tingkat lokal dan nasional, di tingkat regional

dan global dalam menghadapi tantangan segala abad.

c. Prinsip, untuk melaksanakan misi menuju visi tersebut di atas, HKBP berpegang teguh pada prinsip di bawah ini.

1. Melayani, bukan dilayani

2. Menjadi garam dan terang

3. Menegakkan keadilan, perdamaian dan keutuhan ciptaan.

23

(45)

Maksud dan Tujuan HKBP Sudirman Medan24 Yaitu:

1. Memberitakan dan menghayati Firman Tuhan

2. Memelihara kemurnian dan pengajaran firman Tuhan.

3. Menyediakan dirinya agar menjadi kemuliaan Allah Bapa, Anak, dan

Roh Kudus.

4. Memantapkan dan menguatkan keberadaan HKBP.

Di dalam menjalani pelayanan gereja HKBP terbagi atas HKBP umum (pusat),

distrik, resort, huria dan jemaat. Di tingkatan HKBP umum adalah kesatuan segenap

HKBP yang meliputi jemaat, resort, distrik, lembaga-lembaga maupun

yayasan-yayasan yang dipimpin oleh ephorus. Pelayanan umum dilakukan oleh ephorus,

sekretaris jendral, kepala departemen koinonia, kepala departemen marturia, kepala

departemen diakonia, yayasan, ketua rapat pendeta, majelis pekerja sinode, badan

audit HKBP, badan usaha HKBP, badan penyelenggara pendidikan HKBP, badan

penelitian pengembangan HKBP, bendahara umum, dan komisi.

Distrik adalah kesatuan dari beberapa resort untuk memantapkan dan

mengembangkan persekutuan, kesaksian, dan pelayanan di distrik itu.Pelayanan

distrik dipimpin oleh praeses, sekretaris distrik, bendahara distrik, kepala bidang

diakonia. Resort adalah persekutuan jemaat-jemaat setempat untuk menetapkan dan

mengembangkan persekutuan, kesaksian dan pelayanan di tengah-tengan jemaat.

Pelayanan resort dipimpin oleh pendeta resort, majelis resort, sekretaris resort,

24

(46)

pendeta yang dibantu oleh bibelvrow, diakones, dewan pengurus kegiatan tingkat

resort.Jemaat setempat adalah persekutuan beberapa beberapa warga HKBP di suatu

tempat tertentu, yang dipimpin oleh guru huria, parhalado huria, seksi-seksi pengurus

kegiatan di huria, panitia pembangunan.

HKBP Sudirman Medan merupakan HKBP Resort yang memiliki struktur

organisasi (dapat dilihat di lampiran strutur organisasi) dan masing-masing memiliki

tugas25 sebagai berikut:

1. Pendeta Resort

Pendeta resort adalah pimpinan jemaat induk, dan pimpinan jemaatlah yang

memimpin jemaat cabang. Tugas pimpinan pendeta resort atau pimpinan jemaat

adalah:

a. Memimpin jemaat setempat, merencanakan dan melaksanakan

pekerjaan-pekerjaan pelayanan sesuai dengan tritugas panggilan gereja.

b. Memimpin pelayanan tahbisan sesuai dengan bidang tugasnya

masing-masing.

c. Memimpin rapat jemaat, rapat pelayanan, rapa pelayanan tahbisan, dan rapat

pemilihan pengrus-pengurus dewan, seksi, dan panitia pembangunan.

d. Melaksanakan keputusan sinode agung, majelis pekerja sinode, sinode distrik,

rapat resort, rapat majelis resort, rapat jemaat, dan rapat pelayanan tahbisan.

25

(47)

e. Mengawasi, membimbing dan meningkatkan mutu pelayanan di

penatalayanan dan administrasi jemaat.

d. Menerima laporan pertanggung jawaban setiap dewan.

e. Menyampaikan laporan pelayanan statistik, dan keuangan jemaatke pendeta

resort dan rapat jemaat.

2. Guru Jemaat

Tugas dari guru jemaat adalah:

a. Memimpin jemaat setempat, merencanakan dan melaksanakan

pekerjaan-pekerjaan pelayanan sesuai dengan tritugas panggilan gereja.

b. Mempimpin pelayan tahbisan sesuai dengan bidang tugasnya masing-masing.

c. Memimpin rapat jemaat, rapat pelayan, rapat pelayan tahbisan, dan rapat

pemilihan pengurus-pengurus dewan, seksi, dan panitia pembangunan.

d. Melaksanakan keputusan sinode agung, majelis pekerja sinode, sinode distrik,

majelis pekerja sinode distrik, rapat resort, rapat majelis resort, spat jemaat,

dan rapat pelayan tahbisan.

e. Mengawasi, membimbing, dan meningkatkan mutu pelayanan di bidang

penatalayanan dan administrasi jemaat.

f. Menerima laporan pertanggung jawaban setiap dewan.

g. Menyampaikan laporan pelayanan, statistik, dan keuangan jemaat ke pendeta

(48)

3. Bibelvrouw

Adalah seorang pelayan perempuan yang menerima jabatan Bibelvrouw dari

Ephorus sesuai dengan agenda HKBP. Adapun tugas dari seorang Bibelvrouw:

a. Sebagaimana tertera dalam agenda pemberian jabatan bibelvrouw.

b. Menyampaikan berkat tanpa menumpangkan tangan.

c. Membantu tugas dari pelayanan guru huria dan pendeta.

d. Menghadiri rapat bibelvrouw.

4. Penatua Gereja (Sintua)

Penatua adalah yang menerima jabatan penatuah dari HKBP melalu pendeta

resort sesuai dengan agenda HKBP. Adapun yang menjadi tugas dari seorang penatua

adalah:

a. Sebagai tertera dalam agenda penerimaan penatua HKBP.

b. Melaksanakan baptisan darurat.

c. Menyusun statistik warga jemaat di lingkungannya masing-masing.

d. Mengikuti sermon dan rapat penatua.

e. Menyampaikan berkat tanpa menumpangkan tangan.

5. Dewan Koinonia

Dewan koinonia adalah organ yang merencanakan dan melaksanakan

(49)

seperasaan di jemaat yang mencakup seksi sekolah minggu, seksi remaja, pemuda,

perempuan, dan bapak.

6. Dewan Marturia

Dewan Marturia adalah organ yang memikirkan dan melaksanakan kegiatan

pemberitaan injil di tengah-tengah jemaat dan masyarakat yang mencakup seksi

pekabral injil dan seksi musik.

7. Dewan Diakonia

Dewan diakonia adalah organ yang memikirkan dan melaksanakan pelayanan

diakonia, meningkatkan pengetahuan dan kesatuan, demikian juga melaksanakan

percakapan dan komunikasi dengan masyarakat sekitar maupun pemerintah, yang

mencakup seksi diakoni sosial, seksi pendidikan, seksi kesehatan dan seksi

kemasyarakatan.

8. Majelis Perbendaharaan

Majelis perbendaharaan ialah beberapa orang pelayan tahbisan untuk membantu

pimpinan jemaat untuk mengelola harta dan administrasi jemaat ada pun tugas dari

majelis perbendaharaan26adalah ;

a. Membantu pimpinan jemaat menyusun rencana kerja, anggaran belanja, dan

harta kekayaan jemaat untuk dibawakan ke rapat pelayan tahbisan.

26

(50)

b. Mengelola administrasi jemaat yang mencakup adminitrasi umum, maupun

sarana dan prasarana.

c. Mengadakan sarana dan prasarana sesuai dengan program kerja dan anggaran

jemaat

d. Mengatur semua harta kekayaan jemaat demi keteraturan penggunaan,

penempatan dan pengawasannya.

e. Menentukan harta benda yang tidak dapat dipergunakan lagi sesuai dengan

ketentuan untuk dibawakan ke rapat pelayan tahbisan supaya dibahas dan

ditetapkan.

f. Membuat laporan berkala tentang pengelolaan harta administrasi jemaat untuk

(51)

BAB III

MINAT ATAU ATENSI TERHADAP HKBP SUDIRMAN MEDAN

Bab ini merupakan penjelasan mengenai bagaimana minat atau atensi dari

jemaat dan yang bukan jemaat HKBP Sudirman. Faktor-foktor yang mempengaruhi

minat orang banyak untuk datang beribadah dan melakukan pesta adat istiadat. Selain

itu Bab ini juga membahas bagaimana HKBP Sudirman pada awal-awal berdirinya

yaitu tahun 1956 menjadi pusat peribadahan bagi masyarakat batak di Medan. Selain

itu Bab ini juga menjelaskan perkembangan HKBP Sudirman tahun 1954-2000.

3.1 Faktor-faktor yang mempengaruhi minat

Minat atau Atensi seringkali diartikan sama dengan perhatian ataupun

kesenangan. Namun tidak berarti kedua kata ini memiliki pengertian yang sama.

Hanya saja ketiganya memiliki kaitan yang erat. Selain itu minat atau atensi juga

berkaitan dengan kebutuhan motivasi. Untuk mengetahui lebih jelas yang dimaksud

dengan minat atau atensi kita dapat melihat dari yang didefinisikan beberapa ahli

seperti:

1. Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, minat adalah kecenderungan dan

kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu.27

27

(52)

2. Abdul Rahman Shaleh mendefinisikan secara sederhana, minat dapat diartikan

sebagai suatu kecenderungan untuk memberikan perhatian dan bertindak

terhadap orang, aktivitas atau situasi yang menjadi objek dari minat tersebut

dengan disertai perasaan senang.

3. Menurut dr. Zakiah Dradjat, dkk minat adalah kecenderungan jiwa yang tetap

kejurusan suatu hal yang berharga bagi orang. Sesuatu yang berharga bagi

seseorang adalah sesuai dengan kebutuhan.

4. Menurut Decroly, minat itu adalah pernyataan suatu kebetulan yang tidak

terpenuhi. Kebutuhan itu timbul dari dorongan hendak memberi kepuasan

kepada suatu instink. Minat terhadap benda-benda tertentu dapat timbul dari

berbagai sumber antara lain perkembangan instink dan hasrat, fungsi-fungsi

intelektual, pengaruh lingkungan, pengalaman, kebiasaan, pendidikan dan

sebagainya.

5. Minat merupakan salah satu dimensi dari aspek afektif yang banyak berperan

juga dalam kehidupan seseorang, khususnya dalam kehidupan belajar

seseorang. Aspek afektif adalah aspek yang mengidentifikasi dimensiperasaan

dari kesadaran emosi, disposisi dan kehendak yangmempengaruhi pikiran dan

tindakan seseorang.28

Dari definisi yang sudah diuraikan dapat dilihat bahwa minat merupakan suatu

dorongan yang menyebabkan terikatnya perhatian individu pada obyek tertentu.

28

(53)

Obyek yang dimaksud yaitu pekerjaan,pelajaran, benda, orang, dll. Minat mempunyai

karakteristik pokok yaitu melakukan kegiatan yang dipilih sendiri dan menyenangkan

sehingga dapat membentuk suatu kebiasaan dalam diri seseorang. Minat merupakan

sesuatu yang dipelajari, bukan bawaan sejak lahir dan dapat berubah-ubah tergantung

pada : kebutuhan, pengalaman, mode. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi

timbulnya minat, diantaranya yaitu : kebutuhan fisik, sosial dan egoistik serta

pengalaman. Setiap manusia mempunyai kebutuhan dan pengalaman yang

berbeda-beda, tergantung tingkat pendidikan, usia, pekerjaan dan keinginan masing-masing,

seperti halnya minat untuk beribadah dan melakukan kegiatan sosial budaya pada

Gereja HKBP Sudirman Medan.

Ciri – ciri minat29 adalah:

a. Adanya objek yang bersangkut paut dengan dirinya

b. Adanya sambutan yang sadar

c. Adanya tujuan tertentu.

Adapun minat seseorang dipengaruhi oleh beberapa hal seperti kondisi fisik,

psikis dan lingkungan sosial30, sebagaimana yang akan di jelaskan dibawah ini:

29

Sutarno,1995,Pemahaman Individu II, Surakarta : UNS, hlm. 4.

30

(54)

3.1.1 Kondisi Fisik

Keadaan jasmani dan kondisi yang baik akan mempengaruhi minat terhadap

sesuatu yang lebih tinggi. Namun setelah adanya suatu peristiwa, sehingga

mengakibatkan seseorang mengalami cacat jasmani, makaorang tersebut akan

berubahlah minat terhadap apa yang menajadi perhatiannya, sehingga lebih suka

kepada hal-hal yang lebih sesuai dengan keadaan dirinya. Sama halnya dengan jemaat

HKBP Sudirman yang jemaatnya memiliki kondisi fisik yang bagus dan mendukung

untuk beribadah di HKBP Sudriman Medan, dengan memperhatikan lokasi

keberadaan gereja ini yang sulit untuk dijangkau dengan angkutan umum. Yang

tampak dari pembagian wilayah tempat tinggal jemaat HKBP Sudirman Medan, yaitu

Wijk31 Jati Ulu Mangkubumi, Wijk Kampung Hamdan, Wijk Kampung Anggrung I,

Wijk Kampung Anggrung II, Wijk Kampung Baru, Wijk Medan Baru, Wijk Medan

Baru I, Wijk Medan Baru II, Wijk Medan Baru III, Wijk Medan IV, Wijk Medan

Baru V, Wijk Medan Baru VI, Wijk Medan Baru VII, Wijk Medan Kota/PJKA, Wijk

Medan Timur, Wijk Padang Bulan, Wijk Pasar Merah, Wijk Petisah Darat, Wijk

Polonia/Sudirman, Wijk Putri Hijau, Wijk Sai Agul, Wijk Sei Belutu, Wijk Sekip

Silalas Wijk Setia Budi, Wijk Sukaraja.32 Dari kondisi tempat tinggal jemaat yang

cukup jauh dari gereja HKBP Sudirman sehingga jemaat harus memiliki kondisi fisik

yang bagus.

31

Wijk berasal dari bahasa Belanda yang berarti membagi masyarakat dalam pemukima-pemukiman setingkat desa dan di pimpin kepala desa. Tetapi wijk yang dimaksud disni pembagian anggota jemaat berdasarkan lingkungan tempat tinggal mereka. Pembagian ini mempermudah untuk memantau jemaat.

32

(55)

3.1.2 Kondisi Psikis

Perubahan psikis seseorang akan mempengaruhi minat terhadap suatubidang

tertentu. Misalnya dengan gangguan jasmani danrohaninya, seseorang akan

mempunyai keinginan yang berbeda. Serta adanya konflik yang membuat

terganggunya psikis seseorang terhadap hal atau sesuatu tersebut. HKBP Sudirman

Medan yang merupakan organisasi keagamaan tidak terlepas dari konflik ini terbukti

pada tahun 1996 jemaat dari HKBP Sudirman Medan mengalami perpecahan akibat

pemilihan kepemimpinan (ephorus), sehingga konflik ini sempat mempengaruhi

minat jemaat untuk bergereja di HKBP Sudirman Medan.

3.1.3 Kondisi Lingkungan Sosial

Lingkungan atau alam sekitar akan mempengaruhi minat meskipundalam waktu

yang relatif lama. Lingkungan gereja HKBP Sudirman Medan yang kondusif dan

memberikan rasa nyaman dan aman kepada setiap jemaat yang beribadah di tempat

ini semakin menumbuhkan minat dari jemaat yang bergereja disini, karena

kenyamanan adalah modal yang besar dalam proses berlangsungnya ibadah yang

hikmat.

Jadi dapat disimpulkan bahwa minat berkunjung dapat diartikan sebagaisuatu

keinginan seseorang untuk mendatangi suatu tempat atau acara tertentu.Minat

berkunjung merupakan cerminan dari keinginan dan keinginan ini jugasebagai bentuk

ketertarikan karena adanya stimulus (rangsangan) tertentu darieksternal atau luar

(56)

Minat atau atensi ini dapat digambarkan dari ketertarikan masyarakat Batak di

kota Medan yang beragama Kristen Protestan memandang gereja HKBP Sudirman

sebagai objek yang dapat menarik minat atau perhatian mereka untuk tempat

melakukan ibadah, kegiatan budaya dan sosial. Kegiatan ini terus meningkat mulai

dari berdirinya gereja HKBP Sudirman hingga tahun 2000.

3.2 Gereja HKBP Sudirman Medan Sebagai Pusat Peribadatan (1954-1976) Awalnya gereja HKBP Sudirman sudah memiliki 18 gereja pagaran yang

berada di luar kota Medan, sehingga gereja HKBP Sudirman menjadi pusat

peribadatan bagi masyarakat Batak di kota Medan yang beragama Kristen Protestan

dan satu-satunya Ressort33 di kota Medan. Hal ini terjadi karena tahun-tahun ini

belum banyak terdapat gereja kesukuan lain di kota Medan sehingga masyarakat

Batak yang beragama Kristen Protestan beramai-ramai beribadah di gereja HKBP

Sudirman. Walaupun HKBP Sudirman sebenarnya merupakan gereja Batak Toba

tetapi jemaatnya pada tahun 1954-1976 bukan hanya terdiri dari suku batak toba saja

tetapi juga suku-suku batak yang lain seperti, Simalungun, Pak-pak dan Angkola

yang pada tahun-tahun tersebut sudah berada di Medan. Pada tahun 1955 gereja

HKBP di kota Medan dimekarkan menjadi 3 Ressort yaitu Resort Medan, Ressort

Medan Timur dan Ressort Langkat. Ressort Medan yang dimaksud disini merupakan

HKBP Sudirman.

33

Gambar

Gambar Bagian Dalam Sopo Godang Saat kegiatan Adat Istiadat

Referensi

Dokumen terkait

Gereja Methodist berbahasa Batak adalah gereja Methodist pertama di kota Medan yang jemaatnya berlatarbelakang etnis Batak. Gereja ini lahir dari perbedaan sikap antara dua

Lokasi penelitian terletak di simpang jalan Dotulolong Lasut – jalan Sudirman – jalan Sarapung – jalan Sudirman. Terletak di Pusat Kota dan merupakan jalan penghubung ke

Lokasi penelitian yang terletak di Kecamatan Medan Tembung yang merupakan salah satu daerah kecamatan yang terdapat didalam pemerintahan Kota Medan (Pemko Medan), adapun

Bibelvrouw adalah perempuan yang menerima jabatan bibelvouw dari HKBP melalui Ephorus sesuai dengan Agenda HKBP. Lulusan Sekolah Tinggi

Bangunan Rumah dinas walikota medan terletak di Jalan Sudirman medan, bangunan ini masuk Ke dalam salah satu cagar budaya yang sudah ter registrasi secara nasional.. Pada saat

4.1 Pemanfaatan Bangunan/lahan di Tepi Jalan Sepanjang Poros Medan Merdeka-Thamrin-Sudirman Jakarta

Lokasi Kegiatan : Dinas Kesehatan Kota Medan Keluaran : Tersedianya jasa komunikasi, sumber daya air dan listrik di Dinas Kesehatan Kota Medan..

SIMPULAN Kesimpulan dari penyuluhan patologi klinik dan musik terapi di Gereja HKBP Agape Medan Amplas dapat diuraikan sebagai berikut: Penyuluhan ini memberikan pemahaman mendalam