BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Arus globalisasi yang semakin meningkat mendorong setiap organisasi untuk semakin berkembang, dan membawa tantangan baru bagi organisasi untuk tetap mempertahankan eksistensinya ditengah persaingan yang semakin kompetitif. Dalam persaingan ini, organisasi memerlukan sebuah kekuatan dan sistem dalam dunia usaha yaitu memiliki sumber daya manusia. Sumber daya manusia merupakan aset terpenting dalam sebuah organisasi, karena manusia merupakan aset yang unik dan satu - satunya aset yang bernyawa yang memiliki kompetensi dalam menjalankan dan menyelesaikan tugas serta kewajibannya secara lebih baik (Riza, 2014).
Menurut Schaufeli dan Bakker (2003) work engagement merupakan suatu keadaan emosional yang persisten, yang karakteristiknya terdapat ada tingkatan yang lebih tinggi pada kesenangan, aktivitasi pekerjaan dan mampu menangani tuntutan pekerjaan mereka. Work engagement kemungkinan besar ada dalam sebuah tim. Didalam tim, individu dapat memahami dan mengamati perilaku rekan kerja mereka. Ketika orang-orang berinteraksi secara teratur, perilaku mereka dapat diamati dan dipahami oleh individu (Costa, Passos & Bakker, 2014).
Tim yang memiliki persepsi sama dalam situasi atau kondisi yang sama ini disebut level of team engagement. Contohnya, Sutton (1991) mengatakan bahwa ketika anggota tim mengekspresikan emosi mereka dengan jelas, maka akan mempermudahkan mereka (tim) untuk menilai keadaaan afektif anggota yang lain. Hal ini akan membentuk persepsi tim yang sama karena didasarkan pada informasi yang jelas. Pada waktu bersamaan, ketika team work
engagement menampilkan emosi positif, ini akan membantu/memperkuat
Team work engagement adalah suatu kondisi positif, pemenuhan, dan motivasi yang muncul secara bersamaan dari pekerjaan yang berhubungan dengan kesejahteraan. Team work engagement sendiri memiliki komponen yang dikarakteristikan melalui team vigour, team dedication, team absorption dan komponen ini merupakan multidimensi yang ditandai dengan dimensi afektif dan kognitif (Schaufeli & Bakker, 2010). Individu yang memiliki keterikatan kerja akan memiliki semangat yang tinggi, antusiasme dalam bekerja dan mereka seringkali terhanyut dengan pekerjaannya, sehingga pekerja memiliki kinerja dan produktivitas yang tinggi (Xanthoupoulou, Bakker & Fishbach, 2013) dan individu yang tidak memiliki keterikatan kerja akan menunjukkan kinerja yang rendah, kurangnya usaha dan kaku (May, Gilson & Harter, 2004).
Sebuah studi menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara
work engangement diukur pada tingkat kolektif dan organisasi dan
lebih produktif dan memiliki keinginan untuk tetap bertahan pada tim (Schaufeli & Bakker, 2010).
Hayase (2002) menyatakan kunci utama dalam meningkatkan
engagement pada perusahaan adalah komunikasi. Komunikasi pada tim
merupakan usaha-usaha untuk melakukan interaksi dan pertukaran informasi yang terjadi antar anggota tim dalam mencapai tujuan bersama (Goldhaber, 1993). Hal ini sejalan dengan pendapat dari Marks, Mathieu, & Zaccaro (2001) yang menyatakan suatu keberhasilan tim dalam mencapai tujuan, tergantung bagaimana cara anggota tim berinteraksi satu sama lain dalam menyelesaikan pekerjaannya dan tim yang dapat mengurangi, konflik, mencari solusi yang baru dan mau menerima pendapat yang berbeda maka hal ini sangat baik dalam mengembangkan team work engagement (Naumann & Bennett, 2000).
langsung terjadi hal ini tergantung pada peristiwa perubahan interaksi pada anggota tim (Costa, Passos & Bakker, 2014). Oleh karena itu untuk membangun engagement diperlukan sebuah komunikasi internal (Ariani, 2015).
Komunikasi yang terjadi dua arah secara timbal balik merupakan komunikasi efektif dalam mencapai kesuksesan suatu organisasi yang dapat dipengaruhi oleh kapabilitas dan kompetensi dari kerja sama antar tim dalam organisasi (Nurrohim & Anatan, 2009). Dalam hal ini, komunikasi yang efektif merupakan komunikasi internal. Di mana komunikasi internal dapat mencapai suatu efektivitas dalam proses komunikasi kerja dan membawa harmoni di organisasi, serta dapat menerima informasi penting yang benar untuk pekerjaan mereka pada waktu yang tepat (Rahajeng, 2012). Effendy (2004) menyatakan bahwa komunikasi internal adalah pertukaran informasi timbal balik secara horizontal dan vertikal antara atasan dan bawahan di dalam perusahaan yang menyebabkan pekerjaan berlangsung (operasi dan manajemen). Komunikasi internal memiliki tiga kategori yaitu komunikasi horizontal, komunikasi vertikal dan komunikasi diagonal.
pekerjaannya. Sebaliknya tim yang bekerja sama tetapi tidak dapat berkomunikasi dengan baik akan menghambat pekerjaan mereka (Bobek, Daugherty, & Radtke, 2012). Menurut Saks (2006) komunikasi yang jelas dan intensif akan meningkatkan engagement.
Papalexandris dan Galanaki (2009) menyatakan bahwa engagement dipengaruhi oleh komunikasi internal. Berdasarkan penelitian Bobek, Daugherty & Radtke (2012) di mana hasil penelitian menunjukkan bahwa lebih dari 70% tim dalam penelitiannya dapat menyelesaikan tantangan yang diberikan. Dalam penelitian ini faktor utama penyelesaian masalah yang dihadapi oleh tim adalah karena adanya kerja sama tim dan komunikasi yang berjalan baik pada saat tantangan berlangsung. Menurut Beaubien & Baker (2006) adanya pengaruh kerja sama yang baik dalam cara kerja tim dapat meningkatkan team work engagement dalam organisasi. Tim yang berkerjasama untuk menyelesaikan tugas, dan kerjasama ini akan terwujud dengan maksimal, jika ada komunikasi yang baik dalam tim.
Dari uraian diatas, komunikasi merupakan hal yang penting dalam membangun hubungan antar atasan-bawahan, sesama anggota tim. Team work
engagement sendiri bukan merupakan hal yang mudah untuk dipertahankan.
mengingat loyalitas dan komitmen begitu sulit untuk didapatkan atau dimiliki. Komunikasi merupakan hal yang penting dalam menciptakan suatu hubungan yang baik, terutama dalam usaha menciptakan work engagement pada tim.
engagement, oleh karena itulah penulis tertarik mengambil judul “Peran Komunikasi Internal Dalam Meningkatkan Team Work Engagement ”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah ada peran komunikasi internal dalam meningkatkan team work
engagement ?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada peran komunikasi internal dalam meningkatkan team work engagement.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diaharapkan dapat memberikan manfaat baik dari segi teoritis maupun praktis, adalah :
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran atau informasi mengenai tingkat komunikasi internal dan tingakat team work engagement.
E. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bab I : Pendahuluan
Berisikan mengenai latar belakang masalah yang hendak dibahas, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.
2. Bab II : Landasan Teori
Berisikan mengenai tinjauan kritis yang menjadi acuan dalam pembahasan permasalahan. Teori-teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah komunikasi internal dan team work engagement.
3. Bab III : Metode Penelitian
4. Bab IV : Analisa Data dan Pembahasan
Berisikan mengenai tentang gambaran umum subjek penelitian, uji asumsi, hasil utama penelitian, hasil tambahan penelitian dan pembahasan mengenai hasil penlitian.
5. Bab V : Kesimpulan dan Saran