• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Derajat Fibrosis Hati Dengan Skor Apri Dibandingkan Dengan Fibroscan Pada Pasien Hepatitis B Dan C Kronik

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan Derajat Fibrosis Hati Dengan Skor Apri Dibandingkan Dengan Fibroscan Pada Pasien Hepatitis B Dan C Kronik"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

20 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penyakit hati kronik merupakan masalah global pada saat ini karena sering berlanjut pada sirosis hati dan hepatoselular karsinoma yang diawali dengan proses fibrosis di hati. Fibrosis hati terjadi akibat kerusakan kronik pada hati yang dihubungkan dengan akumulasi yang berlebihan dari ECM protein. Ini dapat dijumpai pada banyak tipe dari penyakit hati kronik.Beberapa penyebab utama fibrosis hati antara lain adalah infeksi kronis dari virus B dan C, peminum alkohol, dan non alcoholic steatohepatitis (NASH). Akumulasi dari ECM protein mengakibatkan terbentuknya jaringan ikat fibrous sehingga berkembangnya nodul yanag akan merusak arsitektur hati. Bila sudah terbentuk nodul maka keadaan ini disebut sirosis. Fibrosis hati digambarkan sebagai suatu respon penyembuhan luka terhadap jejas hati kronik (Bataller, 2005), (Friedman, 2003), (Gressner, 2006), (Pinzani, 2005),

Sejak diketahui bahwa fibrosis sebagai problem utama yang menyebabkan morbiditas dan mortalitas pada penyakit hati kronis, penentuan derajat fibrosis sangat diperlukan untuk memberikan pengobatan dini dan benar. Biopsi hati sebagai metode invasif masih sebagai baku emas dalam menegakkan diagnosis derajat fibrosis. Karena begitu banyak hambatan-hambatan yang dialami dengan metode invasif ini, banyak penelitian yang mencoba mendiagnosis derajat fibrosis dengan metode noninvasif. Kesulitan yang dihadapi adalah gambaran klinis tidak selalu sesuai dengan gambaran derajat fibrosis dan tidak semua penderita bersedia untuk dibiopsi. Karena itu, sulit mendapatkan jumlah sampel yang sama untuk tiap – tiap kelompok derajat fibrosis (Poynard, 2008), ( Wu, 2010 )

(2)

21 secara secara signifikan yang dapat disetarakan dengan derajat biopsi hati (Kwang, 2010), (Wu, 2010).

Ketelitian diagnostik FibroScan lebih tinggi dibandingkan dengan penanda biokimia untuk menilai derajat fibrosis hati. Keuntungan FibroScan ialah cepat, tidak ada rasa sakit dan kesalahan interpretasi lebih sedikit dibandingkan dengan biopsi hati ( Wu, 2010)

Pengetahuan mengenai fibrosis hati melalui pemeriksaan non invasive juga dapat ditentukan dengan menggunakan skor APRI. Dimana dengan membandingkan AST dengan trombosit, model ini konsisten dan objektif pada laboratorium rutin pasien pasien dengan penyakit hati kronis ( Wu,2010).

Takemoto dkk tahun 2009 meneliti bahwa semakin tinggi derajat fibrosis semakin rendah juga kadar trombosit pada pasien dengan hepatitis C kronik. Wai dkk tahun 2009 meneliti tingkat keparahan fibrosis hati dengan menggunakan skor APRI. Wu dkk tahun 2010 meneliti derajat fibrosis pada pasien hepatitis B dengan menggunakan skor APRI.

Pada penelitian ini peneliti bermaksud untuk menilai hubungan derajat fibrosis hati berdasarkan petanda biokimia noninvasif yaitu skor APRI yang relatif murah dan pemeriksaannya dapat dilakukan hampir di seluruh laboratorium di daerah dalam memprediksi fibrosis hati pada pasien hepatitis B dan C kronik, dengan FibroScan yang masih relatif mahal dan hanya tersedia pada sentra pelayanan tertentu untuk penyediaan referensi dalam hal pengenalan model prediktif noninvasif sebagai alternatif diagnostik untuk menentukan derajat fibrosis hati dalam manajemen klinikal pada pasien dengan infeksi hepatitis B dan C kronik. Belum ada penelitian mengenai hubungan derajat fibrosis hati yang ditentukan dengan skor APRI dibandingkan dengan FibroScan pada pasien hepatitis B dan C kronik di Indonesia (sepengetahuan penulis ). Oleh karena itu penulis ingin meneliti hubungan tersebut.

1.2 Perumusan masalah

(3)

22 1.3 Hipotesis

Ada hubungan derajat fibrosis hati dengan skor APRI dibandingkan dengan FibroScan pada pasien hepatitis B dan C kronik.

1.4 Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui hubungan derajat fibrosis hati dengan skor APRI dibandingkan dengan FibroScan pada pasien hepatitis B dan C kronik.

1.5 Manfaat Penelitian

a.Untuk mengetahui hubungan derajat fibrosis hati dengan skor APRI dibandingkan dengan FibroScan pada pasien hepatitis B dan C konik.

b.Skor APRI dapat digunakan sebagai alternatif dalam menentukan fibrosis hati.

1.6 Kerangka konseptual

Skor APRI FibroScan

Bukan fibrosis ( <0,5 ) F0-1

Fibrosis ( 0,5-1,5 ) F2

Sirosis (>1,5) F3

F4

Referensi

Dokumen terkait

Pejabat Pengadaan Barang / Jasa Bidang Sumber Daya Air Dinas Pekerjaan Umum dan ESDM Kabupaten

Paket pengadaan ini terbuka untuk penyedia barang/jasa yang memenuhi persyaratan yaitu memiliki Surat Ijin Penyalur Alat Kesehatan (PAK)/ Sub Penyalur Alat

Pejabat Pengadaan Barang / Jasa Bidang Sumber Daya Air Dinas Pekerjaan Umum dan ESDM Kabupaten

Proses pelelangan Pengadaan Buku Perpustakaan Fakultas Tarbiyah Kampus II IAIN Walisongo Semarang Tahun 2011 telah kami laksanakan, hasilnya sebagaimana tertuang dalam Berita

Bagi rekanan yang merasa keberatan atas pengumuman ini diberikan kesempatan untuk menyampaikan sanggahan kepada Panitia Pengadaan Buku Perpustakaan Fakultas Tarbiyah

Penulisan ilmiah ini membahas sebuah program aplikasi yang dapat digunakan sebagai model matematika yang berguna untuk mendapatkan solusi yang optimal dengan memanfaatkan sumber

Bidang Penjaminan Mutu Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, dan Informal mempunyai tugas melaksanakan penyusunan bahan kebijakan teknis dan program, penjaminan mutu pendidikan,

Pembuatan sistem penilaian ini didasarkan pada pengalaman seorang ibu salah satu guru di SDN 03 Pagi Papanggo Jakarta Utara, yang melihat adanya kendala dalam mengolah nilai.