• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA KONTEKS WAC (2)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA KONTEKS WAC (2)"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

1 ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA KONTEKS WACANA PADA

TAJUK RENCANA DALAM SURAT KABAR

JAWA POS EDISI 24-27 MEI 2016

MAKALAH

Diajukan guna melengkapi tugas mata kuliah Analisis Kesalahan Berbahasa A

disusun oleh:

Sofiatul Annisa (130210402005)

Yuni Kartika (130210402006)

Ivan Aditya Dharmawan (130210402015)

Mukhammad Hafid (130210402037)

Titis Ayu Agustin (130210402049)

Nur Lailatul Fajariani (130210402053)

Via Alfionita (130210402076)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JEMBER

(2)

2 BAB I

PENDAHULUAN

Sebagian masyarakat Indonesia merasa bahwa mereka telah memiliki kemampuan berbahasa Indonesia yang baik. Keadaan ini disebabkan karena bahasa Indonesia telah digunakan sejak mereka mampu berbicara. Hal ini

membuat masyarakat merasa tidak perlu untuk mempelajari bahasa Indonesia secara lebih mendalam lagi. Hal inilah yang menyebabkan banyak terjadi kesalahan berbahasa dalam masyarakat.

Kesalahan berbahasa dapat terjadi di mana saja karena bahasa pada hakikatnya beraneka ragam. Penggunaan bahasa atau peristiwa berbahasa dikatakan benar atau salah dapat dilihat pada paragraf suatu karangan atau tuturan bahasa lisan. Sebuah wacana yang baik terdiri dari rangkaian kalimat yang memiliki saling keterkaitan arti, antara satu kalimat bertaut makna dengan kalimat lainnya dari awal hingga akhir. Dengan kata lain wacana adalah suatu kesatuan bahasa yang lengkap yang mengandung suatu gagasan yang memiliki unsur kohesi dan koherensi. Suatu wacana benar-benar kohesi bila terdapat kesesuaian bentuk bahasa terhadap konteks.

Wacana dapat disampaikan secara lisan maupun tertulis. Tajuk rencana termasuk salah satu karangan tertulis yang merupakan tanggung jawab redaksi dan pendapat dari media massa itu dari suatu masalah. Tajuk rencana biasanya berisi pendapat dan sikap resmi suatu media sebagai institusi penerbitan terhadap persoalan aktual, fenomenal, dan kontroversial yang berkembang dalam masyarakat. Dalam tajuk rencana terdiri dari beberapa paragraf, dan tidak

disebutkan siapa pengarangnya. Dengan demikian, tajuk rencana dapat digolongkan sebuah wacana. Sebagai sebuah wacana, tajuk rencana disampaikan

secara kohesi dan koherensi sehingga mudah dipahami oleh pembaca.

(3)

3 tajuk rencana umumnya disesuaikan dengan kondisi lingkungan dan masyarakat pada saat diterbitkan.

(4)

4 BAB II

PEMBAHASAN

2.1Paragraf

Pengertian paragraf dapat dikemukakan dari dua segi: isi dan struktur. Jika dilihat dari segi isi, paragraf adalah suatu pernyataan tentang suatu pokok pikiran

yang dikemukakan secara lengkap dan merupakan satu kesatuan. Jika dilihat dari segi struktur, paragraf adalah sekelompok pernyataan kalimat yang saling berhubungan, dirangkaikan dalam urutan yang teratur dan jelas kaitan-kaitannya.

Dalam pengembangan paragraf harus terpenuhi syarat-syarat tertentu yaitu. a. Kesatuan

Sebuah paragraf dikatakan memenuhi syarat kesatuan jika seluruh kalimat dalam paragraf itu hanya membicarakan satu gagasan utama. Semua kalimat dalam paragraf itu harus merujuk ke gagasan utama tersebut. Jika dalam sebuah paragraf terdapat kalimat yang tidak selaras dengan kalimat utama/masalah yang dibicarakan, paragraf itu tidaklah memiliki sifat kesatuan ini karena sudah mengandung beberapa tema.

b. Kepaduan

Sebuah paragraf dikatakan memiliki kepaduan jika kalimat-kalimat yang mendukung paragraf itu terjalin apik dan harmonis. Perpindahan dari kalimat satu ke kalimat berikutnya mengalir secara wajar dan lancar. Kehadiran kalimat yang tidak mendukung secara langsung gagasan utama dalam paragraf akan mengurangi bahkan merusak kepaduan. Kalimat demikian

disebut kalimat sumbang. Dengan demikian dalam paragraf harus dihindarkan kalimat sumbang. Kepaduan paragraf ialah keterjalinan hubungan antar

kalimat dalam paragraf baik secara eksplisit maupun secara implisit. Hubungan antar kalimat secara eksplisit disebut kekohesifan paragraf, sedangkan hubungan antar kalimat yang bersifat implisit disebut kekoherensian paragraf.

(5)

5 1) Rakyat seharusnya merasa tenteram dan aman ketika berada di dekat TNI. Tetapi, yang terjadi di Stadion Tri Dharma Gresik pada Minggu, 22 Mei, lalu justru sebaliknya.

2) Senjata tersebut tertuang dalam Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) Nomor 1 Tahun 2016 yang ditandatangani presiden kemarin. Itu menyempurnakan Undang-Undang Nomor 23

Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak.

3) Yang ditunggu-tunggu masyarakat itu akhirnya dating juga. Kemarin (25/5) Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) memberikan “senjata” kepada para penegak hokum. Senjata untuk menghukum seberat-beratnya pelaku pemerkosaan dan pencabulan. Termasuk hukuman kebiri sampai hukuman mati.

Pada data (1) dan (2) terdapat paragraf yang tidak padu karena ada kata yang sumbang, dan tidak harmonis dapat dirangkaikan dengan kata yang lain. Hal itu dapat dilihat pada data (1) lalu dan justru yang berdampingan dalam satu kalimat. Pada data (2) terdapat kehadiran kata yang tidak mendukung secara langsung gagasan utama dalam paragraf yang akan mengurangi bahkan merusak kepaduan, sehingga kata tersebut dapat diganti dengan kata yang dapat mendukung paragraf. Sedangkan data (3) terdapat kalimat yang membuat paragraf tersebut tidak padu. Perbaikan data (1), (2) dan (3) paragraf tersebut agar terjalin apik, harmonis dan tidak sumbang sebagai berikut.

(1a) Rakyat seharusnya merasa tenteram dan aman ketika berada di dekat TNI. Tetapi, yang terjadi di Stadion Tri Dharma Gresik pada Minggu, 22 Mei, justru sebaliknya.

(2a) Senjata tersebut tertuang dalam Peraturan Pemerintah Pengganti

(6)

6 (3a) Kemarin (25/5) Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) memberikan “senjata” kepada para penegak hokum. Senjata untuk menghukum seberat-beratnya pelaku pemerkosaan dan pencabulan. Termasuk hukuman kebiri sampai hukuman mati.

c. Kelengkapan

Sebuah paragraf dinyatakan lengkap apabila gagasan utama paragraf dijelaskan secara memadai oleh sejumlah detail informasi penjelas. Dengan kata lain, paragraf dikatakan lengkap jika berisi gagasan-gagasan penjelas yang cukup untuk menunjang kejelasan gagasan utama. Sebaliknya, sebuah paragraf dikatakan tidak lengkap jika gagasan utama dalam paragraf itu tidak dikembangkan dengan gagasan-gagasan penjelas. Paragraf yang tidak lengkap cenderung menjadi paragraf mini yang hanya terdiri atas satu atau dua kalimat. Karena itu paragraf yang cukup lengkap sedikitnya terdiri atas lima kalimat. Satu kalimat utama yang memuat gagasan utama dan empat kalimat penjelas yang memuat detail-detail penjelas (Suwignyo dan santoso, 2008:46).

2.2Kesalahan Peranti Kohesi

Kohesi merupakan hubungan perkaitan antarproposisi yang dinyatakan secara eksplisit oleh unsur-unsur gramatikal dan semantik dalam kalimat-kalimat yang membentuk wacana. Unsur-unsur kohesi wacana dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu kohesi gramatikal dan kohesi leksikal. Unsur kohesi gramatikal terdiri atas referensi, subtitusi, elipsis, dan konjungsi, sedangkan kohesi leksikal terdiri atas repitisi dan kolokasi.

1. Kesalahan Konjungsi

a. Konjungsi Dan

(7)

7 kemenakan bersama-sama merayakan 50 tahun perkawinan nenek

mereka. Akan tetapi, penggunaannya masih banyak yang salah.

Kesalahan-kesalahan tersebut dapat dilihat pada data berikut.

4) Artinya, kita warga masyarakat mempunyai tugas dan berperan aktif untuk melindungi dan menjaga keamanan keluarga, khususnya anak-anak.

5) Kita harus mau dan mampu introspeksi, dan menjaga keamanan dan kenyamanan keluarga sendiri, sebagaimana keamanan keluarga sendiri, sebagaimana yang dianjurkan agama.

6) Memang, dengan diresmikannya Hari Santri Nasional oleh Presiden Jokowi beberapa waktu lalu, seakan membangkitkan peran pesantren dalam kancah pergaulan nasional maupun internasional. Dan itu wajar, karena pesantren juga punya andil sejarah dalam perjuangan kemerdekaan negeri ini.

7) Sebagian korban adalah anak-anak. Mereka mengalami luka akibat pukulan, pentungan, dan bat. Dan yang membuat publik pantas marah adalah pelakunya adalah anggota TNI.

Dengan demikian, pada data (4) dan (5) tersebut dapat diubah menjadi kalimat yang benar dengan mengganti konjungsi dan pada kalimat, sedangkan pada data (6) dan (7) konjungsi dan pada awal kalimat dapat menjadi kalimat yang benar dengan melesapkan konjungsi dan di awal kalimat. Sehingga terdapatlah data berikut.

(4a) Artinya, kita warga masyarakat mempunyai tugas dan berperan aktif untuk melindungi serta menjaga keamanan keluarga,

khususnya anak-anak.

(5a) Kita harus mau dan mampu introspeksi, untuk menjaga keamanan

serta kenyamanan keluarga sendiri, sebagaimana keamanan

keluarga yang dianjurkan agama.

(8)

8 internasional, karena pesantren juga punya andil sejarah dalam perjuangan kemerdekaan negeri ini.

(7a) Sebagian korban adalah anak-anak. Mereka mengalami luka akibat pukulan, pentungan, dan bat. Publik pantas marah karena pelakunya adalah anggota TNI.

b. Dua konjungsi yang Semakna

Menurut syamsul (2015:176) pemakai bahasa sering menggunakan dua konjungsi yang semakna dalam satu kalimat. Dua konjungsi itu sebenarnya memiliki fungsi yang berbeda, tetapi maknanya sama yag terdapat pada data berikut.

8) Pihak DPRD pun juga siap mem-backup aspirasi mahasiswa tersebut.

Kalimat pada data (8) menggunakan dua konjungsi yaitu pun dan juga. Dua konjungsi ini pada kalimat data (8) memiliki makna yang sama. Konjungsi pun dan juga pada kalimat (8) menyatakan makna kesertaan. Konjungsi pun dan juga pada kalimat berfungsi sebagai penghubung dalam kalimat sehingga konjungsi pun dan juga dapat dilesapkan salah satu, sehinggan dalam kalimat tersebut tidak mengalami pemborosan kata. Pembetulan pada data (1) sebagai berikut.

(8a) Pihak DPRD pun siap mem-backup aspirasi mahasiswa tersebut.

c. Konjungsi dari Kata Penuh

Dalam semantik, kata dibedakan atas dua macam: kata penuh (full

word) dan kata tugas (function word). Kata penuh memiliki makna jelas (penuh) meskipun berdiri sendiri sehingga tergolong kata yang

(9)

9 Kedua macam kata tersebut memiliki karakteristik yang berbeda. Pada tajuk rencana jawa pos tidak ditemukan konjungsi dari kata penuh.

2. Kesalahan Elipsis

Elipsis adalah pelesapan unsur bahasa yang dapat dimunculkan kembali dalam pemahamannya. Dalam berbahasa Indonesia, ada elipsis yang benar dan

ada elipsis yang salah. Elipsis yang salah adalah elipsis yang melesapkam unsur inti kalimat misalnya subjek, predikat, objek dan pelengkap. Elipsis yang salah juga bisa berupa pelesapan konjungsi sebagai penanda klausa subordinatif

9) Pihak investor, termasuk PT Aneka Tambang-yang notabene perusahaan plat merah-hendaknya juga paham dan tak memaksakan diri untuk mewujudkan keinginannya. Bahwa mereka beralasan sudah mengantongi izin penambangan dari pemerinatah (provinsi maupun pusat), itu merupakan konsekuensi perusahaan.

Adakalanya beruntung, juga sebaliknya bisa bunting.

10) Memang, secara ekonomis terkesan eman (sayang). ada potensi kekayaan alam yang bisa dikelola dengan baik demi kesejahteraan warga Jember. Namun, ketika elemen warga lain (terutama di sekitar tambang pasir besi di Paseban dan emas di Silo),

menolaknya, sebaliknya pemerintah mendengarkan dengan bijak. Dan, itu risiko hidup di Negara demokrasi yang penuh warna-warni.

Pada data (9) menunjukkan adanya penggunaan elipsis yang salah.

Kata-kata yang ditulis dalam kurung dengan huruf tebal merupakan Kata-kata-Kata-kata yang dilesapkan (dielipsis), padahal kata-kata tersebut merupakan unsur inti kalimat

(10)

10 unsur inti kalimat atau konjungsi penanda klausa subordinatif. Agar tercipta kalimat yang benar, kata-kata tersebut harus ditulis secara eksplisit dan tidak dilesapkan. Oleh karena itu pembetulannya yaitu sebagai berikut.

(9a) Pihak investor, termasuk PT Aneka Tambang-yang notabene perusahaan plat merah-hendaknya juga paham dan tak memaksakan diri untuk mewujudkan keinginannya. Bahwa mereka beralasan

sudah mengantongi izin penambangan dari pemerintah provinsi maupun pusat, itu merupakan konsekuensi perusahaan. Adakalanya beruntung, juga sebaliknya bisa bunting.

(10a) Memang, secara ekonomis terkesan eman (sayang). ada potensi kekayaan alam yang bisa dikelola dengan baik demi kesejahteraan warga Jember. Namun, ketika elemen warga lain terutama di sekitar tambang pasir besi di Paseban dan emas di Silo, menolaknya, sebaliknya pemerintah mendengarkan dengan bijak. Dan, itu risiko hidup di Negara demokrasi yang penuh warna-warni.

3. Kesalahan Substitusi

Substitusi adalah penggantian suatu unsur bahasa dengan unsur bahasa lain. Substitusi ini bisa berupa penggunaan kata ganti. Salah satu fungsi adanya substitusi ini adalah menghindari adanya repetisi (pengulangan) unsur yang dapat menimbulkan kebosanan pada diri pembaca. Kesalahan penggunaan substitusi dapat berupa kesalahan pemilihan pronominal.

11) Memang, dengan diresmikannya Hari Santri Nasional oleh Presiden Jokowi beberapa waktu lalu, seakan membangkitkan

peran pesantren dalam kancah pergaulan nasional maupun internasional. Dan itu wajar, karena warga pesantren juga punya

andil sejarah dalam perjuangan kemerdekaan negeri ini. Termasuk kesertaannya dalam mempertahankan NKRI, sekaligus mengisinya dalam berbagai kegiatan sosial keagamaan.

(11)

11 yang sesuai dengan antisedennya. Pada data diatas antisedennya warga pesantren bermakna jamak, pronomina persona yang dipilih haruslah yang

bermakna jamak. Yang termasuk pronomina persona ketiga jamak adalah mereka. Jadi, pronomina persona ketiga tunggal nya harus diganti dengan mereka seperti berikut.

(11a) Memang, dengan diresmikannya Hari Santri Nasional oleh Presiden

Jokowi beberapa waktu lalu, seakan membangkitkan peran pesantren dalam kancah pergaulan nasional maupun internasional. Dan itu wajar, karena warga pesantren juga punya andil sejarah dalam perjuangan kemerdekaan negeri ini. Termasuk kesertaan mereka dalam mempertahankan NKRI, sekaligus mengisinya dalam berbagai kegiatan sosial keagamaan

4. Kesalahan Referensi

Referensi (penunjukan) diartikan sebagai suatu bentuk yang merujuk ke bentuk lainnya. Referensi berkaitan dengan penggunaan kata atau kelompok kata untuk menunjuk kata atau kelompok kata atau satuan gramatikal lainnya. Pada tajuk rencana jawa pos tidak ditemukan kesalahan referensi.

5. Kesalahan Repitisi

Repetisi terjadi jika terdapat unsur bahasa yang diulang penyebutannya pada klausa/kalimat. Bagian klausa/kalimat yang diulang bisa berupa kata atau frasa yang berfungsi sebagai subjek, objek atau keterangan. Akan tetapi, repetisi tidak boleh digunakan secara terus menerus karena penggunanya akan

menimbulkan kebosanan pada diri pembaca. Untuk itu, perlu adanya subtitusi. 12) Kemudian, anggota TNI juga tidak sekali-kali merugikan rakyat,

tidak sekali-kali menakuti dan menyakiti hati rakyat, serta menjadi contoh dan memelopori usaha-usaha untuk mengatasi kesulitan sekelilingnya.

(12)

12 14) Kita juga harus mendidik keluarga kita agar bertanggungjawab pada individu masing-masing, termasuk berani melapor kepada pihak berwenang jika terjadi kekerasan pada anak dan perempuan di lingkungan kita.

Pada data (12), (13) dan (14) terdapat pengulangan (repetisi) unsur bahasa yang menimbulkan kebosanan pada diri pembaca. Hal tersebut ditandai oleh

adanya kata sekali-kali, kata adalah dan kata kita yang diulang sebanyak dua kali. Seharusnya kata tersebut dimunculkan satu kali saja sehingga pembetulannya sebagai berikut:

(12a)Kemudian, anggota TNI juga tidak sekali-kali merugikan rakyat, menakuti dan menyakiti hati rakyat, serta menjadi contoh dan memelopori usaha-usaha untuk mengatasi kesulitan sekelilingnya (13a) Dan yang membuat publik pantas marah, pelakunya adalah anggota

TNI.

(14a) Keluarga kita juga harus dididik agar bertanggung jawab pada individu masing-masing, termasuk berani melapor kepada pihak berwenang jika terjadi kekerasan pada anak dan perempuan di lingkungan kita.

2.3Kesalahan Pengembangan Topik

Dalam pengembangan paragraf masih sering ditemukan adanya kesalahan pengembangan topik. kesalahan tersebut sebagai berikut. Kesalahan-kesalahn yang dimaksud meliputi kesalahan tidak adanya pengembangan topik, adanya beberapa topik dalam satu paragraf, dan terpisahnya kalimat penjelas pada

dua paragraf. Namun dalam Tajuk Rencana Jawa Pos Edisi 2016 tidak ditemukan kesalahan, tidak adanya pengembangan topik dan terpisahnya kalimat penjelas

pada dua penjelas.

1. Adanya Beberapa Topik dalam Satu Paragraf

(13)

13 adanya kesatuan. Hal ini berarti bahwa setiap paragraf hanya mengandung satu topik. Jika ada topik-topik lain, topik-topik itu harus dipisahkan menjadi paragraf yang lain.

15) Ketika perppu itu masih dibahas, muncul segelintir orang yang menentang. Terima kasih kepada Bapak Presiden. Bapak tetap teguh untuk memberikan efek jera kepada para penjahat kelamin.

Tidak mendengarkan teriakan segelintir orang itu. Merehabilitasi korban pemerkosaan memang harus, kewajiban. Namun, menghukum seberat-beratnya para pelaku adalah bentuk pencegahan.

Paragraf-paragraf tersebut bukanlah paragraf yang baik karena tidak memiliki syarat kesatuan. Selain itu, topik-topik yang terdapat dalam paragraf tersebut juga tidak dikembangkan dengan kalimat-kalimat penjelas. Karena itu, paragraf-paragraf tersebut tidak memiliki satu pun dari tiga syarat paragraf yang baik: kesatuan, kepaduan dan kelengkapan. Agar menjadi paragraf yang baik, sebaiknya disusun seperti berikut.

(14)

14 BAB III

PENUTUP

Dari 5 data Tajuk Rencana Jawa Pos Edisi 24-27Mei 2016 ditemukan beberapa kesalahan sebagai berikut berikut:

1. Kesalahan pada paragraf kalimat tidak padu ditemukan pada kutipan sebanyak 3.

2. Kesalahan-kesalahan yang ditemukan peranti kohesi

a) Kesalahan konjungsi dan ditemukan pada 4 kutipan data yang meliputi konjungsi dan diawal kalimat, dan konjungsi dan yang tidak menyatakan penambahan.

b) Kesalahan (Dua Konjungsi Semakna) ditemukan pada 1 kutipan data yaitu penggunaan konjungsi (pun-juga)

c) Kesalahan Elipsi, ditemukan pada 2 kutipan data yaitu pelesapan pada kalimat.

d) Kesalahan Subtitusi, ditemukan pada 1 kutipan data yaitu peletakan persona-nya.

e) Kesalahan Repetisi ditemukan pada 3 kutipan data, yaitu pengulangan kata yang berulang-ulang sehingga menimbulkan kebosanan.

3. Kesalahan pengembangan topik meliputi sebagai berikut.

(15)

15 DAFTAR PUSTAKA

Ghufron, Syamsul. 2015. Kesalahan Berbahasa: Teori dan Aplikasinya. Yogjakarta: Penerbit Ombak

Hanafiah, Wardah. 2014. Analisis Kohesi Dan Koherensi Pada Wacana Buletin Jumat. Epigram Vol.11 No.2 Hal. 135-152

(16)

16 Pemerkosa Memang Layak Dihukum Mati

Yang ditunggu-tunggu masyarakat itu akhirnya dating juga. Kemarin (25/5) Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) memberikan “senjata” kepada para penegak hokum. Senjata untuk menghukum seberat-beratnya pelaku pemerkosaan dan pencabulan. Termasuk hukuman kebiri sampai hukuman mati.

Senjata tersebut tertuang dalam Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) Nomor 1 Tahun 2016 yang ditandatangani presiden kemarin. Itu menyempurnakan Undnag-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak.

Perppu tersebut pasti membuat para penjahat kelamin bergidik. Dulu hukuman untuk mereka sangat ringan. Paling berat dihukum 15tahun penjara. Minimal 5 tahun bui. Karena pemerkosaan tidak termasuk kejahatan luar biasa seperti kasus korupsi atau narkoba, para pemerkosa bisa mendapatkan remisi.

Membandingkan dengan korban pemerkosaan, hukuman itu tentu saja ringan sekali. Korban akan merana sepanjang hidupnya. Yang belum bersuami, bisa saja mereka merasa atau dicap kotor sepanjang hidupnya. Takut berkeluarga. Bagi korban yang sudah bersuami, bisa hancur rumah tangganya. Semua korban pemerkosaan akan merasakan penderitaan sepanjang hidupnya.

Dalam kasus Yuyun, akibatnya lebih parah lagi. Bocah belasan tahun asal Bengkulu itu tewas di hutan karena diperkosa 14 orang. Bahwa beberapa pelaku pemerkosaan tersebut adalah anak-anak, publik tetap sulit menerima saat mereka hanya dihukum kurang dari 10 tahun. Terlalu ringan.

Nah, perppu yang ditandatangani Presiden Jokowi kemarin memberikan

jawaban atas harapan publik. Dengan perppu itu, hukuman untuk pemerkosa dilipatgandakan. Pemerkosa kini bisa dihukum penjara seumur hidup atau bahkan

dihukum mati.

(17)

17 Ketika perppu itu masih dibahas, muncul segelintir orang yang menentang. Terima kasih kepada Bapak Presiden. Bapak tetap teguh untuk memberikan

efek jera kepada para penjahat kelamin. Tidak mendengarkan teriakan segelintir orang itu. Merehabilitasi korban pemerkosaan memang harus, kewajiban. Namun, menghukum seberat-beratnya para pelaku adalah bentuk pencegahan.

Kini, setelah perppu disahkan. Pemerintah harus getol menyosialisasikan.

(18)

18 Mewaspadai Kekerasan terhadap Anak

Kekerasan terhadap anak masih selalu terjadi di masyarakat. Bahkan jumlah kekerasan terus meningkat setiap tahunnya. Berdasarkan data dari Pusat Pelayanan Terpadu (PPT), sampai kemarin (23/5) jumlah kekerasan anak mencapai 40 kasus. (Radar Jember, 24/5).

Secara nasional, kekerasan pada anak, khususnya terkait kekerasan seks, nyaris tak dapat dihentikan. Hampir setiap hari kita disuguhi berita tentang kekerasan seks pada anak dengan segala bentuk sadismenya. Itu baru yang terungkap di permukaan (diberitakan di media massa). Sedangkan yang belum terungkap pasti jauh lebih banyak.

Mengapa itu bias terjadi? Tak mudah menjawabnya. Namun banyak faktor yang mempengartuhi, mulai soal moralitas, rendahnya tingkat pendidikan, korban keluarga, hingga pengaruh pornografi. Semua itu menjadi tantangan dan “PR” besar bagi kita semua, tanpa menjagakan para aparat hokum.

Artinya, kita warga masyarakat mempunyai tugas dan berperan aktif untuk melindungi dan menjaga dan keamanan keluarga, khususnya anak-anak. Sebab, tugas utana menjaga keamanan dan kenyamanan anak sebenarnya di dalam rumah tangga sendiri. Sedangkan lembaga lain, termasuk sekolah, hanya terbatas pada jam-jam sekolah saja.

Banyak pihak “menyalahkan” teknologi komuniasi yang menyebabkan kekerasan seksual, termasuk kenakalan pada anak-anak kita. Padahal, teknonolgi sebenarnya banyak membantu memudahkan kita dalam berbagai urusan. Jika kemudian dampak teknologi berakibat buruk pada perilaku kita, sebenarnya

tergantung dapa penggunaannya.

Kita tidak boleh (hanya) menyalahkan kemajuan teknologi, menyalahkan

lingkungan, menyalahkan pendidikan, termasuk menyalahkan aparat. Kita harus mau dan mampu interospekasi, dan wajib menjaga keamanan dan kenyamanan keluarga sendiri, sebagaimana yang dianjurkan agama.

Kita juga harus mendidik keluarga kita agar bertanggungjawab pada

(19)
(20)

20 Menanti Sikap Kesatria TNI

Miris melihat puluhan korban bentrokan suporter pada pertandingan Indonesia Soccer Championship (ISC) A antara Persegres Gresik United dan PS TNI. Sebagian korban adalah anak-anak. Mereka mengalami luka akibat pukulan, pentungan, dan bat. Dan yang membuat publik pantas marah adalah pelakunya

adalah anggota TNI.

Rakyat seharusnya merasa tenteram dan aman ketika berada di dekat TNI. Tetapi, yang terjadi di Stadion Tri Dharma Gresik pada Minggu, 22 Mei, lalu justru sebaliknya. Rakyat justru ketakutan oleh TNI. Setelah pencabutan

dwifungsi, TNI seharusnya sudah berubah. Ternyata belum. Setiap kita melintas di depan kompleks militer disambut tulisan “Hati-Hati Anda Memasuki Kompleks Militer”. Seakan-akan militer itu sesuatu yang menakutkan sehingga kita harus waspada.

Kembali ke insiden Gresik, mana Saptamarga, Sumpah Prajurit, dan Delapan Wajib TNI yang dijunjung anggota TNI selama ini?

Delapan Wajib TNI itu sudah sangat gamblang mengatur bahwa anggota TNI harus bersikap ramah tamah terhadap rakyat, bersikap sopan terhadap rakyat, menjunjung tinggi kehormatan wanita, menjaga kehormatan diri di muka umum, serta senantiasa menjadi contoh dalam sikap dan kesedrhanaannya. Kemudian, anggota TNI juga tidak sekali-kali merugikan rakyat, tidak sekali-kali menakuti dan menyakiti hati rakyat, serta menjadi contoh dan mempelopori usaha-usaha untuk mengatasi kesulitan rakyat sekelilingnya.

Hampir semua poin di atas dilanggar. Sore itu ratusan anggota TNI tidak

ramah, tidak sopan, tidak menjaga kehormatan diri, menakuti, dan menyakiti hati rakyat. Celakanya, pernyataan Kapuspen TNI Mayjen TNI Tatang Sulaiman

(21)

21 Beruntung Pangkostrad Letjen TNI Edy Rahmayadi berinisiatif mengeluarkan pernyataan permintaan maaf kepada para korban dan menjamin inseden serupa tidak akan terulang. Sayangnya, Pangkostrad yang juga presiden direktur PS TNI masih mengaitkan insiden Gresik sebagai ulah pihak ketiga yang tidak menghendaki diadakannya kongres luar biasa (KLB) PSSI.

Sebaiknya insiden Gresik tidak dibawa terlalu jauh ke urusan politik di PSSI.

(22)

22 Mendengar Suara Mahasiswa

Potensi tambang di Kecamatan Silo Jember mendapat perhatian penuh dari beberapa kalangan. Salah satunya para mahasiswa yang bergabung dalam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Jember. Pihak DPRD pun juga siap mem-backup aspirasi mahasiswa tersebut.

Penolakan warga Jember, khususnya kalangan mahasiswa, sebenarnya bukan kali ini saja terjadi. Bahkan Bupat MZA. Djalal sempat dibuat pusing gara-gara kasus tambang tersebut, lantaran harus bersikap bijak antara memenuhi keinginan rakyat dengan kepentingan investor.

Dengan suara bulat berbagai elemen masyarakat menolak tambang emas dan pasir besi Selalu lalu, berarti sudah final soal kedua tambang tersebut. Artinya, para elite tak perlu lagi repot-repot membahas soal potensi sumberdaya alam di kedua kecamatan itu. Sebab, ujung-ujungnya juga akan ditolak warga.

Pihak investor, termasuk PT Aneka Tambang-yang notabene perusahaan plat merah-hendaknya juga paham dan tak memaksakan diri untuk mewujudkan keinginannya. Bahwa mereka beralasan sudah mengantongi izin penambangan dari pemerinatah (provinsi maupun pusat), itu merupakan konsekuensi perusahaan. Adakalanya beruntung, juga sebaliknya bisa bunting.

Semua pihak, termasuk pemkab maupun pemprov hendaknya bisa memahami keinginan rakyatnya. Jangan memaksakan diri karena merasa sebagai penguasa dengan segala kemampuannya., sehingga mengusik kepentingan rakyat. Negara sebaiknya melihat rakyat tenang dan senang, daripada gelisah dan menangis disuruh menyaksikan ambisi pemerintahnya.

Memang, secara ekonomis terkesan eman (saying). ada potensi kekayaan alam yang bisa dikelola dengan baik demi kesejahteraan warga Jember. Namun,

ketika elemen warga lain (terutama di sekitar tambang pasir besi di Paseban dan emas di Silo), menolaknya, sebaliknya pemerintah mendengarkan dengan

(23)

23 Dengan diambilalihnya ijin penambangan oleh pemerinatah provinsi, berarti pemerintah daerah harus pandai-pandai menempatkan diri, menjaga kondusivitas warga masyarakatnya. Sebab, tidak menutup kemungkinan banyak pemodal “main tembak” atas, tanpa mempedulikan kondisi daerah. Jika itu yang terjadi, maka konflik sosial akan kerap terjadi, terutama jika menyangkut kepentingan masyarakat itu sendiri.

Jember memang bukan Lumajang, yang memilik potensi tambang pasir sangat besar. Di lumajang “konflik pasir” diprediksi akan kerap terjadi, sepanjang Gunung Semeru masih aktif. Sebab, kebutuhan pasir bangunan akan terus dimainkan oleh para “mafia” karena dibutuhkan banyak pihak.

(24)

24 Selamat Tim PP Nuris

PRESTASI mas kembali ditunjukkan oleh tim sepak bola PP Nurul Islam (Nuris) Antirogo Jember. Tampil perdana di event internasional bertajuk “Malindo Cup 2016” di malaysia, tim yang dilatih dan dimenejeri Sutikno itu berhasil menggondol juara pertama. Mereka menang tipis atas tuan rumah, tim sepak bola Sutan Tungku Mahkota Ismail, 2-1 (0-1). (Radar jember, 23/5)

Sebagai warga Jember, kita patut berbangga atas prestasi yang ditorehkan kesebelasan PP Nuris tersebut. Betapa tidak, selama ini tim sepak bola Jember nyaris tak pernah mampu berbicara di tingkat nasional, apalagi tingkat internasional.

Keberhasilan tim PP Nuris seakan membangkitkan kesadaran warga Jember, bahwa putra daerah pun mampu “unjuk gigi” dikancah internasional. Paling tidak, kita, warga Jember semakin percaya diri bahwqa peluang untuk bermain bola di tingkat internasional masih ada sekalipun itu kejuaraan antar pesantren atau klub sesama muslim.

Kita juga patut berterima kasih kepada Menpora Imam Nachrowi yang berani membuat “terobosan” menggelar kejuaraan sepak bola antar pesantren. Selama ini dunia pesantren terkesan hanya dikenal sebagai kumpulan orang-orang “sarungan” yang kerap dipandang sebelah mata.

Memang, dengan diresmikannya Hari Santri Nasional oleh Presiden Jokowi beberapa waktu lalu, seakan membangkitkan peran pesantren dalam kancah pergaulan nasional maupun internasional. Dan itu wajar, karena pesantren juga punya andil sejarah dalam perjuangan kemerdekaan negeri ini. Termasuk kesertaannya dalam mempertahankan NKRI, sekaligus mengisinya

dalam berbagai kegiatan sosial keagamaan.

Ponpes Nuris, asuhan KH. Muhyidin Abdusomad sendiri, sebenarnya

termasuk pesantren muda di Jember. Namun dalam kurun waktu yang relatif muda itu, justru mampu mengembangkan diri menjadi pesantren modern. Salah satunya, ditunjukkan dalam kegiatan tim sepak bola yang cukup membanggakan.

(25)

Referensi

Dokumen terkait

Seperti SAS (The Society for the Adherence of the Sunnah) di Amerika Serikat CRLO (Central for Scientific Research and Legal Opinions/) sebuah lembaga fatwa resmi di

Fatis yang berbentuk kata ditemukan dalam kaba Si Gadih Ranti sebanyak 7 kata fatis diantaranya, bana, garan, nangko, malah, nantun, iko, iyo, yang memiliki

Penggunaan ekstrak minyak atsiri jeruk ( Citrus sp) juga telah terbukti dapat menekan penghambatan pertumbuhan jamur Colletotrichum sp pada buah pisang ( Musa

Pendidikan Anak Usia Dini kini tidak hanya sebagai tempat “penitipan anak” saja tetapi dengan perkembangan zaman dan tuntutan pendidikan, kini PAUD menjadi salah satu wadah atau

pada 27 responden yang mengalami nyeri, skala nyeri sebelum dilakukan tehnik Effleurage dan Abdominal Lifting ada 24 responden mengalami nyeri berat, setelah dilakukan

Produksi bunga krisan ( Chrysanthemum morifolium ) terhambat oleh ketersediaan bibit, sehingga perlu diupayakan penelitian melalui kultur jaringan.. Penelitian ini

Harga diri tinggi, yaitu individu yang mampu bertindak mandiri, kreatif, yakin akan gagasan- gagasannya, merasa bangga dengan prestasinya, menunjukkan sederet

Jenis serangga hama yang harus di waspadai dalam membudidayakan tanaman cabai adalah kutu daun Aphis karena serangga ini dari jumlah populasi dan