• Tidak ada hasil yang ditemukan

Variasi Dosis Anestesi Lokal Lidokain 2% Dengan Adrenalin 1:100.000 Yang Diberikan Pada Pasien Odontektomi Gigi Molar 3 Bawah Di Rumah Sakit USU Periode Februari - April 2017

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Variasi Dosis Anestesi Lokal Lidokain 2% Dengan Adrenalin 1:100.000 Yang Diberikan Pada Pasien Odontektomi Gigi Molar 3 Bawah Di Rumah Sakit USU Periode Februari - April 2017"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pencabutan gigi merupakan suatu proses pengeluaran gigi dari alveolus, dimana gigi tersebut sudah tidak dapat dilakukan perawatan lagi.1 Pada pencabutan molar tiga bawah, biasanya dilakukan karena gigi tersebut impaksi. Gigi impaksi adalah gigi yang tidak dapat erupsi seluruhnya atau sebagian karena tertutup oleh tulang atau jaringan lunak atau keduanya.2 Gigi molar ketiga rahang bawah impaksi dapat mengganggu fungsi pengunyahan yang sering menyebabkan berbagai komplikasi, seperti resorpsi patologis gigi yang berdekatan, terbentuknya kista folikular, perikoronitis, bahaya fraktur rahang akibat lemahnya rahang dan gigi anterior yang berdesakan akibat tekanan gigi impaksi ke anterior. Adanya komplikasi tersebut yang diakibatkan gigi impaksi maka perlu dilakukan tindakan pencabutan. Upaya mengeluarkan gigi impaksi terutama pada molar ketiga rahang bawah dilakukan dengan tindakan pembedahan yang disebut odontektomi.3

Sebelum melakukan odontektomi, terlebih dahulu melakukan anestesi lokal saraf yang mempersarafi gigi tersebut.4 Anestesi lokal biasa digunakan pada praktik kedokteran gigi. Ini biasa digunakan pada prosedur perawatan gigi untuk menghilangkan nyeri pada pencabutan gigi.5 Rasa sakit dapat diredakan melalui terputusnya perjalanan neural pada berbagai tingkatan dan melalui cara-cara yang dapat memberikan hasil permanen atau sementara. Anestesi lokal adalah tindakan untuk melumpuhkan saraf sensibel setempat, dimana kesadaran pasien masih ada.6 Odontektomi gigi molar 3 bawah merupakan termasuk kasus pengambilan gigi yang tingkat kesulitannya sedang sehingga dapat memicu komplikasi lokal maupun sistemik dan berhubungan dengan pemberian anestesi lokal. Komplikasi lokal merupakan komplikasi yang terjadi pada sekitar area injeksi. Komplikasi lokal menurut Malamed termasuk parestesia, paralisis wajah, trismus, rasa sakit, infeksi dan edema. Komplikasi sistemik merupakan komplikasi yang melibatkan respon sistemik tubuh terhadap

(2)

2

pemberian anestesi lokal. Komplikasi sistemik pada penggunaan anestesi lokal termasuk overdosis (reaksi toksik) dan alergi, maka perlunya pertimbangan dalam pemberian anestesi lokal, yaitu dalam pemberian dosis dan pemilihan bahan anestesi lokal, serta tingkat kehati-hatian operator sehingga dapat meminimalkan komplikasi yang mungkin terjadi.7,8

Dalam pemberian dosis, ada kemungkinan besar dosis setiap pasien dapat bervariasi dikarenakan respon tubuh setiap pasien yang dapat berbeda-beda. Variasi dosis juga dapat dilihat dari berdasarkan Maximum Recommended Dosages (MRDs) bahan anestesi lokal, dosis pada setiap bahan anestesi lokal berbeda-beda, dimana tergantung pada persentase konsentrasi setiap bahan anestesi lokal tersebut.9 Malamed juga mengatakan bahwa dosis maksimum anestesi lokal dihitung berdasarkan miligram per unit berat badan, yaitu miligram per kilogram (mg/kg) atau miligram per pon (mg/lb), dimana batas dosis yang maksimum anestesi lokal pada setiap berat badan berbeda maka ada kemungkinan dosis anestesi yang diberikan berbeda pula. Dosis yang direkomendasikan adalah dosis maksimum untuk orang yang sehat, dosis harus dikurangi untuk pasien yang lemah atau orang tua.9

Dalam pemberian dosis anestesi lokal juga dapat berbeda karena dipengaruhi oleh pengonsumsian alkohol. Berdasarkan penelitian Utomo, Wowor dan Hutagalung mengenai gambaran pemberian anestesi lokal blok mandibula dengan teknik Gow Gates pada peminum alkohol di RSGM Manado tahun 2014, dimana hasil pada penelitian tersebut mengatakan bahwa pada pasien peminum alkohol rata-rata dosis anestesi lokal yang diperlukan lebih tinggi dan onset of action semakin lambat sesuai dengan besarnya jumlah alkohol yang dikonsumsi.10

Dalam pertimbangan pemilihan bahan anestesi lokal, lidokain merupakan salah satu bahan anestesi lokal yang paling banyak digunakan.1 Pada penelitian yang dilakukan oleh Ikhsan dkk, pada dokter gigi di kota Manado mengenai bahan anestesi lokal yang digunakan pada tahun 2013, menemukan bahwa lidokain 2% merupakan bahan anestesi yang paling banyak digunakan oleh dokter gigi dalam pencabutan gigi tetap di kota Manado dengan persentasi 74,19% atau sebanyak 23 orang dokter gigi dari 31 orang responden.11 Lidokain menyebabkan pati rasa lokal lebih cepat, lebih kuat,

(3)

3

lebih lama masa kerjanya dan lebih luas daerah anestesinya daripada prokain dengan konsentrasi yang sama.5

Lidokain 2% juga dapat diberikan dengan penambahan bahan vasokonstriktor untuk mengurangi efek samping pada sirkulasi lokal di tempat bahan anestesi diberikan. Adrenalin (epinefrin) adalah salah satu vasokonstriktor yang biasa diberikan bersama lidokain, dengan konsentrasi 1:80.000 (0,0125 mg/ml), 1:100.000 (0,01 mg/ml), 1:200.000 (0,005 mg/ml). Pada hasil penelitian yang dilakukan oleh Hans dan Gaffen di Ontario pada tahun 2007, yaitu penggunaan lidokain dengan epinefrin 1:100.000 merupakan bahan paling umum yang digunakan dengan persentase 37,31%.11

Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk mengetahui variasi dosis anestesi lokal lidokain 2% dengan adrenalin 1:100.000 yang diberikan pada pasien odontektomi gigi molar 3 bawah di Rumah Sakit USU sehingga dapat mengurangi kemungkinan terjadinya komplikasi.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dijelaskan di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana variasi dosis anestesi lokal lidokain 2% dengan adrenalin 1:100.000 yang diberikan pada pasien odontektomi gigi molar 3 bawah di Rumah Sakit USU? 2. Apa saja faktor yang mempengaruhi variasi dosis?

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1Tujuan Umum

Tujuan umum pada penelitian ini adalah untuk mengetahui variasi dosis anestesi lokal lidokain 2% dengan adrenalin 1:100.000 yang diberikan pada pasien odontektomi gigi molar 3 bawah di Rumah Sakit USU.

(4)

4

1.3.2Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui jumlah dosis anestesi lokal yang diberikan pada pasien odontektomi gigi molar 3 bawah.

2. Untuk mengetahui nilai variasi jumlah dosis anestesi lokal yang diberikan pada pasien odontektomi gigi molar 3 bawah.

3. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi variasi dosis.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini, antara lain:

1. Memberikan informasi dan evaluasi mengenai aplikasi anestesi lokal di Rumah Sakit USU dari segi dosis yang diberikan pada odontektomi molar 3 bawah.

2. Dapat mencegah terjadinya komplikasi karena pemberian anestesi lokal.

3. Sebagai sarana proses pendidikan bagi peneliti, untuk melatih cara berpikir, menambah pengetahuan dan pengalaman serta penerapan metode penelitian ilmiah di bidang kedokteran gigi.

Referensi

Dokumen terkait

Penambahan NaOCl meningkatkan nilai bilangan Kappa dimana merupakan suatu bilangan yang menunjukkan tingkat keputihan kertas.Kertas daur ulang yang dihasilkan memiliki sifat

denture cleansers on color stability and tensile bond strength of two different.. heat polymerized

Untuk memudahkan proses pengolahan limbah, perlu dipikirkan agar material berkemampuan fotokatalis tersebut dapat dilapiskan (coating) pada keramik, yang untuk

Pada penelitian tahun ke-III, telah dilakukan pengkajian efektifitas beberapa metode pelapisan material fotokatalis pada keramik, dan uji kinetika reaksi

dap anak yang lahir dari hasil perkawinan ijab qabul oleh putusan hakim melalui teori penaf- siran dan penemuan hukum.. Dimana dalam penelitian ini

Dalam Kolb (1992), konflik dapat saja terjadi karena timbulnya perbedaan dalam minat, pola pikir, dan tujuan. Lebih jauh dinyatakan bahwa konflik dapat terjadi karena

Berdasarkan hasil penelitian diharapkan PT Inalum Kuala Tanjung meningkatkan komunikasi mengenai keselamatan dan kesehatan kerja khususnya mengenai program behavior based

Hasil pengamatan menunjukkan tingginya tingkat kontaminasi karkas/ daging di RPH kota Pekanbaru disebabkan oleh beberapa hal antara lain: (1) tidak tersedianya