• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambaran Pengetahuan, Sikap Siswa SMA Negeri 3 Rantau Utara Tentang Perilaku Seksual Tahun 2017 Chapter III VI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Gambaran Pengetahuan, Sikap Siswa SMA Negeri 3 Rantau Utara Tentang Perilaku Seksual Tahun 2017 Chapter III VI"

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif-kuantitatif, yakni menggambarkan pengetahuan dan sikap siswa tentang seksual remaja. Metode penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran tentang suatu keadaan secara objektif., yang bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan dan sikap siswa SMA Negeri 3 Rantau Utara tentang perilaku seksual.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1 Lokasi Penelitian

Penelitian di laksanakan di SMA Negeri 3 Rantau Utara. Adapun alasan pemilihan lokasi ini adalah karena masih rendahnya pengetahuan siswa-siswi tentang perilaku seksual serta resikonya terhadap kesehatan reproduksi.

3.2.2 Waktu Penelitian

(2)

3.3. Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang berjumlah 208 siswa dan kelas XI yang berjumlah 194 siswa, jadi total populasi nya adalah 403 siswa.

3.3.2 Sampel

Sampel adalah sebagian yang diambil diseluruh objek yang di teliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 2005). Cara pengambilan sampel yaitu dengan cara simple random sampling yaitu teknik pengambilan sampel dengan cara acak tanpa memperhatikan strata yang ada didalam anggota populasi. Seluruh anggota populasi menjadi anggota dari kerangka sampel. Cara ini dilakukan bila anggota populasi dianggap homogeny (sejenis), cara pengambilan sampel bisa di lakukan dengan pengembalian atau tanpa pengembalian. Pengambilan nya dilakukan dengan menggunakan aplikasi Random Number Generator(RNG), yang mana RNG ini adalah sebuah program atau alat untuk menghasilkan urutan angka atau simbol secara tidak teratur dan tanpa pengembalian angka yang sudah keluar.

Besar sampel didapatkan dengan menggunakan rumus besar sampel menggunakan rumus Taro Yamane (1967) sebagai berikut :

(3)

Dengan menggunakan rumus diatas, maka di peroleh besar sampel sebagai berikut :

Dari Perhitungan di atas, diperoleh sampel minimal yaitu 44 orang 3.4 Metode Pengumpulan Data

3.4.1 Data Primer

Data primer diperoleh langsung dari responden dengan menggunakan kuisoner yang berisi daftar pertanyaan yang telah di persiapkan sebelumnya.

3.4.2 Data Sekunder

Data sekunder diperoleh dari sekolah berupa jumlah siswa/siswi kelas X, XI dan XII di SMA Negeri 3 Rantau Utara

3.5 Definisi Operasional

Pedoman awal untuk pengumpulan informasi sesuai dengan fokus penelitian digunakan defenisi operasional yang di kembangkan dalam uraian di bawah ini

(4)

- Umur yaitu lama hidup responden yang dihitung berdasarkan tahun sejak lahir sampai saat penelitian dilaksanakan.

- Jenis kelamin yaitu perbedaan ciri fisiologis responden, yang dibagi dalam dua kategori, yaitu : laki-laki dan perempuan.

- Tempat tinggal yaitu tempat tinggal asli responden pada saat penelitian dilaksanakan.

2. Sumber Informasi

1. Media informasi adalah media seperti televisi, Koran, majalah ataupun berbagai media yang bisa di akses melalui internet yang mempengaruhi secara langsung maupun tidak langsung pengetahuan dan sikap objek penilitian terhadap perilaku seksual.

2. Keluarga adalah lingkungan sosial terdekat objek penelitian yang mempengaruhi pengetahuan dan sikap objek penelitian tentang perilaku seksual.

3. Teman sebaya adalah lingkungan sosial objek penelitian yang terdiri dari teman yang umur nya tidak berbeda jauh dari objek penelitian dan aktif berkomunikasi dengan nya.

3.6 Aspek Pengukuran 3.6.1. Sumber Informasi 1. Media Informasi

(5)

yang menggunakan skala ini mempunyai gradasi dari sangat positif sampai negatif, yang dapat berupa kata-kata antara lain : Ya dan Tidak. Dengan jumlah pertanyaan 7 dimana setiap jawaban memiliki nilai tertinggi 1 dan terendah 0. Total skor nilai tertinggi adalah 7.

Berdasarkan Arikunto (1998), aspek pengukuran dengan kategori dari jumlah nilai yang ada diklasifikasikan dalam 3 kategori yaitu :

a. Nilai baik, apabila responden mendapat nilai >75% dari nilai tertinggi seluruh pertanyaan dengan total nilai 7 yaitu <5,25

b. Nilai sedang, apabila responden mendapat nilai 45%-75% dari nilai tertinggi seluruh pertanyaan dengan total nilai 7 yaitu 3,15-5,25

c. Nilai kurang, apabila responden mendapat nilai <45% dari nilai tertinggi seluruh pertanyaan dengan total nilai 7 yaitu <3,15

2. Keluarga

Keluarga adalah orangtua, kakak, adik, anak, atau saudara yang tinggal satu rumah dengan remaja responden dapat diukur dengan skoring terhadap kuesioner dengan menggunakan skala thrustone, dimana jawaban setiap item yang menggunakan skala ini mempunyai gradasi dari sangat positif sampai negatif, yang dapat berupa kata-kata antara lain : Ya, Tidak. Dengan jumlah pertanyaan 4 dimana setiap jawaban memiliki nilai tertinggi= 1 dan terendah 0. Total skor nilai tertinggi adalah 4.

(6)

1. Nilai baik, apabila responden mendapat nilai >75% dari nilai tertinggi seluruh pertanyaan dengan total nilai 5 yaitu <3,75

2. Nilai sedang, apabila responden mendapat nilai 45%-75% dari nilai tertinggi seluruh pertanyaan dengan total nilai 5 yaitu 2,25-3,75

3. Nilai kurang, apabila responden mendapat nilai <45% dari nilai tertinggi seluruh pertanyaan dengan total nilai 5 yaitu <2,25

3. Teman Sebaya

Sumber informasi teman sebaya diukur melalui 5 pertanyaan dengan menggunakan skala thrustone.Skala pengukuran tindakan berdasarkan jawaban yang diperoleh dari responden terhadap seluruh pertanyaan yang diberikan.Masing-masing alternatif jawaban “Ya” dan “Tidak”, dengan ketentuan jika responden menjawab “Ya” dikatakan benar diberi nilai 1 (satu), dan jika responden menjawab “Tidak” maka dikatakan salah diberi nilai 0 (nol). Nilai tertinggi dari seluruh pertanyaan adalah 1 (satu) sehingga total nilai tertinggi adalah 4 (empat).

Berdasarkan Arikunto (1998), aspek pengukuran dengan kategori dari jumlah nilai yang ada diklasifikasikan dalam 3 kategori yaitu :

a. Nilai baik, apabila responden mendapat nilai >75% dari nilai tertinggi seluruh pertanyaan dengan total nilai 4 yaitu <3

(7)

c. Nilai kurang, apabila responden mendapat nilai <45% dari nilai tertinggi seluruh pertanyaan dengan total nilai 5 yaitu <1,8

Aspek pengukuran dalam penelitian ini didasrkan pada jawaban responden terhadap pertanyaan dari kuesioner yang disesuaikan dengan skor.

3.6.2 Pengetahuan Siswa

Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui oleh siswa tentang perilaku seksual diukur melalui 14 pertanyaan dari nomor 1-14 dengan skor tertinggi adalah 28

• Jika responden menjawab 3-5 item, skornya 2 • Jika responden menjawab 1-2 item, skornya 1

Cara menentukan kategori tingkat pengetahuan responden mengacu pada presentase berikut (Arikunto,2007) :

1. Pengetahuan baik, apabila skor jawaban >75% nilai keseluruhan >21

2. Pengetahuan sedang, apabila skor jawaban 45-75% nilai keseluruhan (12,6-21)

3. Pengetahuan kurang apabila skor jawaban <45% nilai keseluruhan <12,6

3.6.3 Sikap Siswa

(8)

Setuju) (Riduan,2003). Sikap di ukur melalui 15 pertanyaan dengan skor maksimal 50 yaitu sebagai berikut :

a. Untuk pernyataan positif (favourable) (pertanyaan no 1,2,3,4,5,6,7) diberi skor :

Nilai 4 : Jawaban sangat setuju (SS) Nilai 3 : Jawaban setuju (S)

Nilai 2 : Jawaban tidak setuju (TS)

Nilai 1 : Jawaban sangat tidak setuju (STS)

b. Untuk pernyataan negatif (unfavourable) (pertanyaan no 8,9,10,11,12,13,14,15) diberi skor :

Nilai 1 : Jawaban sangat setuju (SS) Nilai 2 : Jawaban setuju (S)

Nilai 3 : Jawaban tidak setuju (TS)

Nilai 4 : Jawaban sangat tidak setuju (STS)

Adapun skor tertinggi yang dapat tercapai responden adalah berjumlah 60. Cara menentukan kategori tingkap sikap responden mengacu pada presentase berikut (Arikunto,2017) :

1. Sikap baik, apabila skor jawaban >75% nilai keseluruhan >45

(9)

3.7 Metode Pengolahan Data

Data yang telah terkumpul kemudian diolah (editing, coding, entry , dan cleaning data).

1. Editing, yaitu memeriksa kelengkapan, kejelasan makna jawaban, konsistensi maupun kesalahan antar jawaban pada kuesioner. Apabila terdapat data yang kurang lengkap dapat langsung diperbaiki di tempat pengumpulan data.

2. Coding, yaitu memberikan kode-kode (khususnya yang berbentuk angka/bilangan) untuk memudahkan proses pengolahan data.

3. Entry, yaitu memasukkan data untuk diolah menggunakan computer apabila data sudah benar dan telah melewati editing dan coding.

4. Cleaning, yaitu membersihkan data dari kesalahan apabila ada dengan melihat missing data, variasi data dan konsistensi data.

3.8 Analisis Data

(10)

BAB IV

HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

SMA Negeri 3 Rantau Utara terletak di Jl. WR. Supratman Rantauprapat No. 01 Rantauprapat. SMA Negeri 3 Rantau Utara memiliki beberapa fasilitas yang berguna untuk mendukung kegiatan belajar mengajar. Yaitu, ruangan laboratorium fisika, laboratorium kimia,laboratorium Bahasa, ruang komputer, perpustakaan, lapangan basket, lapangan bola dan ruangan kelas yang dipakai untuk belajar mengajar. Adapun jumlah siswa yang terdaftar sebagai peserta didik pada tahun ajaran 2016/2017 sebanayak 611 siswa, yang terdiri dari

• Kelas 12 sebanyak 207 siswa yang tediri dari 4 kelas jurusan IPA dan 2 kelas jurusan IPS

• Kelas 11 sebanyak 196 siswa yang terdiri dari 4 kelas jurusan IPA dan 2 kelas jurusan IPS

• Kelas 10 sebanyak 208 siswa yang terdiri dari 5 kelas IPA dan 2 kelas IPS

4.2 Gambaran Karakteristik Siswa

(11)

No Jenis Kelamin Jumlah (n) %

1 Laki-laki 23 52

2 Perempuan 21 48

Jumlah 44 100

Berdasarkan table 4.1 di atas diketahui bahwa jenis kelamin responden paling banyak adalah laki-laki sebanyak 23 siswa (52%), sendangkan responden perempuan berjumlah 21 siswi (48%).

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Karakteristik Umur Siswa SMA Negeri 3 Rantau Utara

No Umur (Tahun) Jumlah (n) %

1 14 6 14

2 15 17 39

3 16 12 27

4 17 9 20

Jumlah 44 100

(12)

Tabel 4.3 Distribusi Responden Berdasarkan Media Informasi

No Media Informasi Jumlah (n) %

1 Televisi 9 20

2 Koran 2 5

3 Buku 9 20

4 Internet 24 55

Jumlah 44 100

Berdasarkan Tabel 4.3 diketahui bahwa media informasi yang paling banyak memberikan informasi tentang kesehatan paling banyak yaitu dari Internet sebanyak 24 orang (55%), televisi dan buku masing masing sebanyak 9 orang (20%) dan Koran sebanyak 2 orang (5%).

4.3 Analisis Univariat

Analisis univariat dilakukan untuk mengetahui distibusi frekuensi media informasi, keluarga dan teman sebaya sebagai sumber informasi tentang perilaku seksual pada siswa SMA Negeri 3 Rantau Utara, maka variable Univariat yang di analisis adalah sebagai berikut :

4.3.1 Media Informasi

(13)

No Item Jawaban Ya f %

Tidak f % 1 Pernahkah anda mendengar informasi

mengenai perilaku seksual dari media cetak ?

41 93,2 3 6,8

2 Pernahkah anda mendengar informasi mengenai perilaku seksual dari media elektronik ?

43 97,7 1 2,3

3 Pernahkah anda mendapatkan

penyuluhan yang berhubungan dengan perilaku seksual pada remaja ?

28 63,6 16 36,4

4 Pernahkah anda mengikuti seminar yang berhubungan dengan perilaku seksual pada remaja ?

32 72,7 12 27,3

5 Pernahkah anda melihat berita mengenai bahaya dari perilaku seksual yang menyimpang pada remaja ?

41 93,2 3 6,8

6 Apakah anda pernah mengakses konten-konten pornografi baik pada media elektronik maupun media cetak ?

28 63,6 16 36,4

7 Informasi tentang perilaku seksual dari media informasi yang tersedia sudah cukup untuk menghindarkan anda dari perilaku seksual yang salah

25 56,8 19 43,2

(14)

menyimpang pada remaja sebanyak 41 orang (93,2%), yang pernah mengakses konten pornografi baik media cetak maupun elektronik sebanyak 28 orang (63,6%), dan siswa yang merasa informasi tentang perilaku seksual yang tersedia di media-media informasi sudah cukup untuk menghindarkan mereka dari perilaku seksual yang salah berjumlah 25 orang (56,8%) dan yang merasa informasi yang tersedia belum cukup berjumlah 19 orang (43,2%).

Tabel 4.5 Distribusi Siswa Berdasarkan Pertanyaan Tentang Media Informasi di SMA Negeri 3 Rantau Utara Tahun 2017

Media Informasi f %

Baik 35 79,5

Sedang 8 18,2

Kurang 1 2,3

Jumlah 44 100

Berdasarkan tabel 4.5 di atas dilihat bahwa mayoritas siswa mendapatkan pengetahuan yang baik dari media informasi tentang perilaku seksual remaja, yaitu sebesar 79,5% , sedang sebesar 18,2% dan kurang sebesar 3,2%.

4.3.2 Keluarga

(15)

No Item Jawaban Ya f %

Tidak f % 1 Apakah keluarga anda pernah

menjelaskan / memberikan informasi tentang perilaku seksual ?

33 75 11 25

2 Apa anda bertanya kepada orang tua/ keluarga anda tentang perilaku seksual ?

11 25 33 75 3 Apakah keluarga anda memberi

pengawasan agar anda terhindar dari perilaku seksual pranikah ?

41 93,2 3 6,8

4 Informasi dan pengawasan yang didapatkan dari keluarga sudah cukup untuk menghindarkan remaja dari perilaku seksual pranikah

17 38,6 27 61,4

5 Apakah anda selalu berkomunikasi atau berkonsultasi kepada keluarga anda saat menghadapi masalah ?

34 77,3 10 22,3

Hasil penelitian pada jawaban siswa mengenai peran keluarga sebagai sumber informasi yang disajikan pada tabel 4.6 dapat dilihat bahwa 33 siswa (75%) menyatakan bahwa pernah mendapkan informasi tentang perilaku seksual dari keluarga nya, sementara 33 orang (75%) menyatakan tidak pernah bertanya pada keluarga atau orang tua tentang perilaku seksual, sebanyak 41 orang (93,2%) menyatakan bahwa keluarga mereka memberikan pengawasan kepada mereka agar terhindar dari perilaku seksual pranikah, menurut 27 siswa (61,4%) yang menjadi responden bahwasanya informasi dari keluarga mengenai perilaku seksual pranikah belum cukup, dan sebanyak 34 siswa (77,3%) menyatakan berkomunikasi atau berkonsultasi kepada keluarga saat menghadapi masalah.

(16)

Keluarga f %

Baik 17 38,6

Sedang 21 47,7

Kurang 6 13,6

Jumlah 44 100

Berdasarkan tabel 4.7 di atas dilihat bahwa mayoritas siswa mendapatkan pengetahuan yang sedang dari keluarga tentang perilaku seksual remaja, yaitu sebesar 47,7% , baik sebesar 38,6% dan kurang sebesar 13,6%.

4.3.3 Teman Sebaya

Tabel 4.8 Distribusi Jawaban Terhadap Pertanyaan Tentang Teman Sebatya Sebagai Sumber Informasi di SMA Negeri 3 Rantau Utara Tahun 2017

No Item Jawaban Ya

f %

Tidak f % 1 Apakah teman-teman anda sering

membicarakan masalah-masalah seksual pada saat berkumpul ?

38 86,4 6 13,6

2 Apakah teman-teman anda pernah menawarkan anda untuk meng copy atau mengakses konten-konten yang bersifat seksual/pornografi ?

19 43,2 25 56,8

3 Apakah teman anda pernah memberitahu anda informasi tentang perilaku seksual ?

36 81,8 8 18,2

4 Apakah teman-teman anda menyarankan anda untuk pacaran ?

(17)

menyatakan pernah membicarakan masalah-masalah yang berkaitan tentang perilaku seksual pada saat berkumpul bersama teman sebayanya, dan sebanyak 25 siswa (56,8%) menyatakan bahwa teman sebaya nya tidak pernah menawarkan untuk meng copy atau mengakses konten-konten pornografi, sementara 19 siswa (43,2%) menyatakan bahwa pernah di tawarkan, sebanyak 36 siswa (81,8%) menyatakan bahwa teman sebaya nya pernah memberikan informasi tentang perilaku seksual dan sebanyak 30 siswa (68,2%) menyatakan bahwa teman sebaya mereka pernah menyarankan untuk pacaran.

Tabel 4.9 Distribusi Siswa Berdasarkan Pertanyaan Tentang Keluarga di SMA Negeri 3 Rantau Utara Tahun 2017

Teman Sebaya f %

Baik 30 68,2

Sedang 14 31,8

Jumlah 44 100

Berdasarkan tabel 4.9 di atas dilihat bahwa mayoritas siswa mendapatkan pengetahuan yang baik dari teman sebaya tentang perilaku seksual remaja, yaitu sebesar 68,2% dan sedang sebesar 31,8%.

4.3.4 Pengetahuan

(18)

No Pertanyaan Jumlah % 1 Apakah yang dimaksud dengan perilaku seksual ?

Responden yang menjawab 3-5 28 63,6

Responden yang menjawab 1-2 16 36,4

Jumlah 44 100

No Pertanyaan Jumlah %

2 Faktor Apakah Yang Mempengaruhi Perilaku Seksual

Responden yang menjawab 3-5 28 63,6

Responden yang menjawab 1-2 16 36,4

Jumlah 44 100

No Pertanyaan Jumlah %

3 Dari perilaku di bawah ini, mana yang termasuk perilaku seksual

Responden yang menjawab 3-5 25 56,8

Responden yang menjawab 1-2 19 43,2

Jumlah 44 100

No Pertanyaan Jumlah %

(19)

Jumlah 44 100

No Pertanyaan Jumlah %

5 Permasalahan yang di hadapi remaja dari segi perilaku seksualnya sebagian besar diakibatkan oleh ?

Responden yang menjawab 3-5 36 81,8

Responden yang menjawab 1-2 8 18,2

Jumlah 44 100

No Pertanyaan Jumlah %

6 Apa saja alasan remaja melakukan perilaku seksual pranikah ?

Responden yang menjawab 3-5 15 34,1

Responden yang menjawab 1-2 29 65,9

Jumlah 44 100

No Pertanyaan Jumlah %

7 Apa saja hal yang bisa mempengaruhi remaja untuk melakukan hubungan seks untuk pertama kalinya ?

Responden yang menjawab 3-5 26 59,1

Responden yang menjawab 1-2 18 40,9

Jumlah 44 100

No Pertanyaan Jumlah %

(20)

Responden yang menjawab 3-5 36 81,8

Responden yang menjawab 1-2 8 18,2

Jumlah 44 100

No Pertanyaan Jumlah %

9 Apa yang menjadi dampak psikologis dari perilaku seks pranikah pada remaja ?

Responden yang menjawab 3-5 27 61,4

Responden yang menjawab 1-2 17 38,6

Jumlah 44 100

No Pertanyaan Jumlah %

10 Apa yang akan menjadi dampak sosial dari perilaku seks pranikah pada remaja perempuan ?

Responden yang menjawab 3-5 31 70,5

Responden yang menjawab 1-2 13 39,5

Jumlah 44 100

No Pertanyaan Jumlah %

11 Apa saja cara-cara menghindari perilaku seksual pranikah pada remaja ?

Responden yang menjawab 3-5 42 95,5

(21)

No Pertanyaan Jumlah %

12 Sebutkan faktor-faktor yang menyebabkan remaja melakukan hubungan seksual ?

Responden yang menjawab 3-5 38 86,4

Responden yang menjawab 1-2 6 13,6

Jumlah 44 100

No Pertanyaan Jumlah %

13 Menurut anda apa yang menjadi alasan remaja melakukan hubungan seks pranikah ?

Responden yang menjawab 3-5 24 54,5

Responden yang menjawab 1-2 20 45,5

Jumlah 44 100

No Pertanyaan Jumlah %

14 Menurut anda apa yang tergolong aktifitas seksual ?

Responden yang menjawab 3-5 35 79,5

Responden yang menjawab 1-2 9 20,5

Jumlah 44 100

(22)

pertanyaan faktor penyebab remaja jatuh ke berbagai permasalahan seksual paling banyak menjawab 3-5 pilihan sebanyak 40 siswa (90,9%), pada pertanyaan permasalahan remaja dari segi perilaku seksual paling banyak mejawab 3-5 pilihan yaitu sebanyak 36 siswa (81,8%), untuk pertanyaan asalan remaja melakukan perilaku seksual pranikah paling banyak menjawab 1-2 pilihan yaitu sebanyak 29 siswa (65,9%), untuk pertanyaan hal yang mempengaruhi remaja untuk melakukan seks pertama kali paling banyak mejawab 3-5 pilihan yaitu 26 siswa (59,1%).

(23)

Tabel 4.11 Distribusi Frekuensi Mahasiswa Berdasarkan Tingkatan Pengetahuan Tentang Perilaku Seksual Pada Siswa SMA Negeri 3 Rantau Utara Tahun 2017

Teman Sebaya f %

Baik 15 34,1

Sedang 29 65,9

Jumlah 44 100

Berdasarkan tabel 4.11 di atas dilihat bahwa mayoritas siswa mempunyai tingkat pengetahuan yang sedang yaitu sebanyak 65,9% dan tingkat pengetahuan baik sebanyak 34,1%

4.3.5 Sikap

Tabel 4.12 Distribusi Frekuensi Jawaban Berdasarkan Sikap Siswa Tentang Perilaku Seksual Di SMA Negeri 3 Rantau Utara Tahun 2017

No Pernyataan Jumlah %

1 Perilaku seksual adalah perilaku yang muncul karena adanya dorongan seksual

Sangat Setuju 20 45,5

Setuju 24 54,5

Jumlah 44 100

No Pernyataan Jumlah %

(24)

Sangat Setuju 28 63,6

Setuju 16 36,4

Jumlah 44 100

No Pernyataan Jumlah %

3 Semakin banyak pengalaman maka semakin kuat rangsangan yang mendorong munculnya perilaku seksual..

Sangat Setuju 20 45,5

Setuju 12 27,3

Tidak Setuju 12 27,3

Jumlah 44 100

No Pernyataan Jumlah %

4 Pergaulan bebas merupakan salah satu perilaku seksual yang menyimpang.

Sangat Setuju 38 84,6

Setuju 6 13,4

Jumlah 44 100

No Pernyataan Jumlah %

5 Menonton film porno, membaca buku seks dan bercerita tentang hubungan seksual dapat meningkatkan perilaku seksual yang kurang baik.

(25)

Jumlah 44 100

No Pernyataan Jumlah %

6 Berpegangan tangan, berpelukan antar lawan jenis adalah perilaku seksual

Sangat Setuju 22 50

Setuju 12 27,3

Tidak Setuju 10 22,7

Jumlah 44 100

No Pernyataan Jumlah %

7 Onani pada remaja pria termasuk perilaku seksual.

Sangat Setuju 18 40,9

Setuju 26 59,1

Jumlah 44 100

No Pernyataan Jumlah %

8 Perilaku seksual itu adalah seperti keluar bersama, berpegangan tangan, berpelukan

Sangat Setuju 24 54,5

Setuju 10 22,7

Tidak Setuju 10 22,7

(26)

No Pernyataan Jumlah %

9 Untuk menunjukan identitas diri seorang remaja, maka ia harus berani melakukan perilaku seksual.

Sangat Tidak Setuju 26 59,1

Tidak Setuju 14 31,8

Setuju 4 9,1

Jumlah 44 100

No Pernyataan Jumlah %

10 Remaja yang tidak melakukan hubungan seksual dianggap tidak modern oleh teman sebayanya

Sangat Tidak Setuju 28 63,6

Tidak Setuju 16 36,4

Jumlah 44 100

No Pernyataan Jumlah %

11 Perilaku seksual yang dilakukan oleh remaja tidak berdampak negatif pada kehidupanya kelak.

Sangat Tidak Setuju 22 50

Tidak Setuju 13 29,5

Setuju 1 2,3

(27)

No Pernyataan Jumlah %

12 Kebebasan untuk bereksplorasi dengan perilaku seksual pada remaja tidak perlu dipermasalahkan.

Sangat Tidak Setuju 30 68,2

Tidak Setuju 14 31,8

Jumlah 44 100

No Pernyataan Jumlah %

13 Perilaku seksual pada remaja adalah hal yang wajar untuk menyalurkan hasrat seksualnya.

Sangat Tidak Setuju 17 38,6

Tidak Setuju 20 45,5

Setuju 7 15,9

Jumlah 44 100

No Pernyataan Jumlah %

14 Melakukan hubungan seksual adalah hal yang wajar dilakukan dalam berpacaran.

Sangat Tidak Setuju 22 50

Tidak Setuju 22 50

Jumlah 44 100

No Pernyataan Jumlah %

(28)

Sangat Tidak Setuju 30 68,2

Tidak Setuju 14 31,8

Jumlah 44 100

Pada Tabel 4.12 dapat diketahui bahwa sikap responden tentang prilaku seksual sebagian besar responden setuju dengan pernyataan perilaku seksual adalah perilaku yang muncul karena adanya dorongan seksual sebanyak 24 orang (54,5%) dan sebagian besar sangat setuju dengan pernyataan bahwa rasa penasaran dan keingintahuan yang besar bisa mendorong remaja untuk melakukan perilaku seksual sebanyak 28 orang (53,6%). Diketahui bahwa sebagian besar responden sangat setuju dengan pernyataan bahwa semakin banyak pengalaman maka semakin kuat rangsangan yang mendorong munculnya perilaku seksual sebanyak 20 orang (45,5%) dan sebagian besar responden sangat setuju dengan pernyataan bahwa pergaulan bebas merupakan salah satu dari perilaku seksual yang menyimpang sebanyak 38 orang (84,6%).

(29)

26 orang (59,1%) dan sebagian besar responden sangat setuju dengan pernyataan bahwa Perilaku seksual itu adalah seperti keluar bersama, berpegangan tangan, berpelukan sebanyak 24orang (54,5%).

Sikap responden tentang prilaku seksual sebagian besar responden sangat tidak setuju dengan pernyataan untuk menunjukan identitas diri seorang remaja, maka ia harus berani melakukan perilaku seksual. sebanyak 26 orang (59,1%) dan sebagian besar sangat tidak setuju dengan pernyataan bahwa remaja yang tidak melakukan hubungan seksual dianggap tidak modern oleh teman sebayanya sebanyak 28 orang (63,6%). Diketahui bahwa sebagian besar responden sangat tidak setuju dengan pernyataan bahwa perilaku seksual yang dilakukan oleh remaja tidak berdampak negatif pada kehidupanya kelak.sebanyak 22 orang (50%) dan sebagian besar responden sangat tidak setuju dengan pernyataan bahwa kebebasan untuk bereksplorasi dengan perilaku seksual pada remaja tidak perlu dipermasalahkan.sebanyak 30 orang (68,2%).

(30)

orang (50%) dan sebagian besar responden sangat tidak setuju dengan pernyataan Perilaku seksual seperti necking (bercium sampai daerah dada ) adalah hal yang wajar sebanyak 30 orang (68,2%).

Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Mahasiswa Berdasarkan Tingkatan Sikap Tentang Perilaku Seksual Pada Siswa SMA Negeri 3 Rantau Utara Tahun 2017

Teman Sebaya f %

Baik 43 97,7

Sedang 1 2,3

Jumlah 44 100

(31)

BAB V PEMBAHASAN 5.1 Sumber Informasi

5.1.1 Media Informasi

Kata media berasal dari bahasa Latin yaitu medius yang artinya tengah, perantara atau pengantar. Kata media, merupakan bentuk jamak dari kata “medium”, yang secara etimologi berarti perantara atau pengantar. Kamus Besar Ilmu Pengetahuan (dalam Dagun, 2006: 634) media merupakan perantara/ penghubung yang terletak antara dua pihak, atau sarana komunikasi seperti koran, majalah, radio, televisi, film, poster, dan spanduk.

Peran media informasi sebagai sumber informasi tentang perilaku seksual pada siswa SMA Negeri 3 Rantau Utara berdasarkan penelitian yang dituangkan pada tabel 4.5 di atas di ketahui bahwa pengaruh media informasi sebagai sumber informasi tentang perilaku seksual di nyatakan baik oleh 35 siswa (79,5%), 8 siswa (18,2%) menyatakan sedang dan 1 orang siswa (2,3%) menyatakan bahwa media informasi sebagai sumber informasi perilaku seksual kurang.

(32)

5.1.2 Keluarga

Keluarga adalah dua atau lebih individu yang tergabung karena ikatan tertentu untuk saling membagi pengalaman dan melakukan pendekatan emosional, serta mengidentifikasikan diri mereka sebagai bagian dari keluarga (Friedman, 1998)

Keluarga merupakan unit sosial terkecil dan pertama kali di hadapi oleh seorang individu, maka secara natural keluarga menjadi sumber informasi pertama setiap individu atas sebagian besar informasi yang dibutuhkan setiap individu di tingkatan awal kehidupan nya, tidak terlepas masalah pengetahuan tentang perilaku seksual remaja, sebagaimana hasil penelitian yang sudah di tuangkan pada tabel 4.7 di atas, bahwa sebagian besar siswa yaitu sebanyak 21 orang menyatakan bahwa keluarga sebagai kategori sedang sebagai sumber pengetahuan perilaku seksual, sebanyak 17 orang menyatakan baik dan 6 orang menyatakan kurang.

(33)

5.1.3 Teman Sebaya

Menurut Santrock (2007) mengatakan bahwa kawan-kawan sebaya adalah anak-anak atau remaja yang memiliki usia atau tingkat kematangan yang kurang lebih sama. Dari pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa teman sebaya adalah hubungan individu pada anak-anak atau remaja dengan tingkat usia yang sama serta melibatkan keakraban yang relatif besar dalam kelompoknya.

Pada tabel 4.9 dinyatakan bahwa 30 siswa (68,2%) menyatakan bahwa teman sebaya menjadi sumber informasi tentang perilaku seksual yang baik, dan 14 siswa (31,8%) menyatakan bahwa teman sebaya sebagai sumber informasi pada kategori sedang. Dinyatakan juga dalam hasil penelitian bahwa 38 responden (86,4%) menyatakan mereka membicarakan tentang perilaku seksual dengan teman sebaya nya dan 36 responden (81,8%) juga menyatakan bahwa mereka mendapatkan informasi tentang perilaku seksual dari teman sebayanya.

5.2 Pengetahuan

(34)

dalam penelitiannya terhadap 70 siswa SMU Hang Tuah Belawan, pengetahuan siswa mengenai seks pra-nikah sebagian besar ada pada kategori sedang yaitu berjumlah 51 orang (72,9%), sedangkan sebagian kecil ada pada kategori kurang yaitu sebanyak 4 orang (5,7%).

Membahas persoalan seks pranikah tidak dapat dilepaskan dari permasalahan pendidikan seks ataupun pengetahuan kesehatan reproduksi karena antara satu dengan yang lain saling berkaitan. Adanya penyimpangan perilaku seksual suatu gambaran minimnya pengetahuan mereka mengenai informasi dasar kesehatan reproduksi atau pendidikan seks yang tidak diberikan sejak dini sehingga mendorong mereka melakukan hubungan seks tanpa memikirkan akibatnya. Hal ini juga dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain kebiasaan atau kemauan mencari informasi tentang kesehatan seksual, media informasi dipergunakan anak remaja dalam mencari informasi tentang perilaku seksual dan kesehatan reproduksi.

(35)

remaja tentang seksual menjadi kurang baik, hal ini terjadi karena di usia remaja yang masih muda ini, mereka ingin mencoba tentang apa yang mereka ketahui seperti halnya seks pra-nikah. Menurut Sarwono (2011) ketidaktahuan orang tua maupun sikap yang masih mentabukan pembicaraan seks dengan anak tidak terbuka terhadap anak, bahkan cenderung membuat jarak dengan anak tentang masalah ini akibatnya pengetahuan remaja tentang seksualitas sangat kurang. Peran orang tua dalam pendidikan anak sangatlah penting, terutama pemberian pengetahuan tentang seksualitas.

Menurut (Hurlock, 2004; Lianna, 2007) kurangnya mendapatkan informasi mengakibatkan kecendrungan pelanggaran makin meningkat oleh karena adanya penyebab informasi dan rangsangan seks melalui media massa menjadi tidak terbendung lagi. Remaja yang sedang berada dalam periode ini ingin tahu dan ingin mencoba segala sesuatu akan meniru apa yang dilihatnya dan didengarnya, khususnya karena remaja belum pernah mengetahui masalah seksual secara lengkap.

5.3 Sikap

(36)

sikap siswa tentang seksual remaja mayoritas baik sebanyak 43 orang (97,7%) dan hanya ada 1 orang (2,3%) bersikap sedang (cukup). Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Irawati Gultom (2014) tentang pengetahuan dan sikap tentang seksual remaja di SMK Pencawan Medan serta faktor-faktor yang mempengaruhinya, menunjukkan bahwa dari 52 responden ada 62,9% responden memiliki sikap yang baik.

Notoatmodjo (2003) menyatakan bahwa sikap merupakan respon yang masih tertutup terhadap stimulus atau objek. Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam perilaku karena dipengaruhi oleh faktor-faktor yang mendukung seperti pengalaman, motivasi, pendidikan dan lainnya. Begitupun yang diungkapkan oleh Paat (2007) bahwa pengalaman yang banyak mengenai informasi pendidikan seks akan mendorong seseorang untuk dapat lebih mudah merubah sikap dan berperilaku yang lebih baik.

Siswa memberikan penilaian mengenai pernyataan yang berkaitan dengan perilaku seksual. Penilaian siswa tersebut terlepas benar atau salah, merupakan suatu respon bahwasanya mereka menerima atau menolak perilaku seks. Hal ini tentu dibekali dengan adanya faktor pengetahuan ataupun pengalaman dari siswa tersebut.

(37)
(38)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat diambil kesimpulan bahwa di SMA Negeri 3 Rantau Utara pengetahuan siswa tentang seksual remaja di golongkan sedang, hal ini diakibatkan, kebanyakan siswa menerima atau mencari informasi tentang perilaku seksual bukan dari orang tua sendiri, hal ini disebabkan oleh masih di anggap tabu nya pembahasan tentang perilaku seksual kepada orang tua . Siswa cenderung mencari informasi melalui teman sebaya dan media informasi lain terutama dengan menggunakan media elektronik seperti internet. Sumber informasi yang diterima siswa sangat berpengaruh terhadap pengetahuan dan tingginya seksual remaja pada siswa.

Dan berdasarkan penelitian ini juga dapat ditarik kesimpulan bahwa sikap siswa di SMA Negeri 3 Rantau Utara tentang seksual remaja digolongkan baik, hal ini dikarenakan kebanyakan siswa masih menganggap tabu tentang perilaku seks. Sehingga siswa cenderung langsung menolak melakukan seksual dalam kesehariannya.

6.2 Saran

(39)

yang baik pada siswa mengenai perilaku seksual pada remaja, serta penyuluhan penggunaan internet sehat tanpa mengakses konten-konten pornografi yang ada di internet.

2. Diharapkan kepada pihak sekolah untuk bekerjasama dengan orang tua siswa dalam memantau dan mengawasi tahap perkembangan siswa terutama dalam hal perilaku seksual dengan memberikan pengetahuan seksual dan pemahaman agama yang baik serta memberikan informasi yang benar agar remaja tidak salah dalam mendapatkan informasi yang dapat mempengaruhi perilaku seksualnya, serta mengawasi akses internet yang dilakukan oleh remaja agar tidak mengakses konten pornografi di internet.

Gambar

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Karakteristik Umur
Tabel 4.3 Distribusi Responden Berdasarkan  Media Informasi
Tabel 4.5 Distribusi Siswa Berdasarkan Pertanyaan Tentang Media Informasi di
Tabel 4.7 Distribusi Siswa Berdasarkan Pertanyaan Tentang Keluarga di SMA
+5

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini diharapkan dapat membantu guru dalam mengetahui tingkat berpikir kritis siswa dalam menyelesaikan soal matematika khususnya pada materi pertidaksamaan

Pronoyudo Areng-areng Dadaprejo Junrejo Batu M 0341-531400 Bahasa Inggris 48 MUHAMMAD MASALAKIN - MTs Persiapan Negeri batu Jl. Pronoyudo Areng-areng Dadaprejo Junrejo Batu

Dalam langkah ini, Mitra TRIC harus mengupload dokumen pendukung ekspor berupa packing list , invoice , maupun foto produk dilakukan dengan Klik “ Pilih File ” pada kolom

1) Perencanaan ( planning ) : Kegiatan perencanaan pada usaha pembuatan pupuk organik Gapoktan Suka hasil meliputi perencanaan anggaran biaya, perencanaan pengadaan

The value is negative due to a negative average covariance among

Skor jawaban peternak baik yang tergabung di kelompok maupun petenak masyarakat yang tidak tergabung di kelompok pada SPR Kecamatan Puring dan Kecamatan

Berdasarkan hasil evaluasi kualifikasi yang telah dilakukan terhadap Calon Penyedia Paket Pekerjaan Peningkatan Jalan Labuhan Jaya (Mesuji Makmur) Dinas Pekerjaan Umum

Dapatan kajian menunjukkan bahawa faktor penyumbang kepada wujudnya masalah membaca dalam kalangan murid sekolah rendah kerajaan di Brunei Darussalam disebabkan