• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODOLOGI PENELITIAN"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

27 A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dari bulan september 2012 sampai dengan Januari 2013 sedangkan tempat yang dijadikan objek penelitian ini adalah di Jakarta.

B. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan survey langsung kepada auditor. Penelitian ini membutuhkan data yang diperoleh dari jawaban responden dari serangkaian pertanyaan yang diajukan dalam kuisioner. Adapun responden yang menjawab pertanyaan tersebut adalah auditor yang bekerja di kantor akuntan publik.

C. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah dan metode penelitian yang telah diuraikan sebelumnya, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

H1 = Ikatan kepentingan keuangan dan hubungan usaha dengan klien berpengaruh terhadap independensi penampilan akuntan publik.

H2 = Lamanya hubungan audit antara akuntan publik dengan klien berpengaruh terhadap independensi penampilan akuntan publik.

H3 = Persaingan antar kantor akuntan publik berpengaruh terhadap independensi penampilan akuntan publik.

(2)

H5 = Ikatan kepentingan keuangan dan hubungan usaha dengan klien, lamanya hubungan audit antara akuntan publik dengan klien, persaingan antar kantor akuntan publik, dan audit fee berpengaruh terhadap independensi penampilan akuntan publik.

D. Variabel dan Skala Pengukuran

Operasional variabel atau pengukuran variabel merupakan penjelasan dari pengertian teoritis variabel yang dapat diamati dan diukur dalam menganalisa data-data yang telah dikumpulkan oleh penulis.

Variabel dalam penelitian ini dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu: 1. Variabel Bebas atau Variable Independen (X)

Variabel bebas dalam penelitian ini dengan dimensi dan indikator yang terdiri dari: (1) Ikatan Kepentingan Keuangan dan Hubungan Usaha dengan Klien (X1), berdasarkan William C.Boynton dkk (2000:109-110) menyatakan bahwa adanya anggota keluarga seorang akuntan CPA yang bekerja pada perusahaan klien selama periode waktu yang berkaitan dengan hubungan bisnis hanya akan melemahkan independensi. Ada dua dimensi yang dapat mempengaruhi ikatan kepentingan keuangan dan hubungan usaha dengan klien, yaitu: (1) Posisi peka audit (audit-sensitive position) dimana posisi yang dimaksud adalah posisi untuk pasangan, keluarga, atau keluarga dekat yang mandiri yang memiliki posisi dalam kegiatan klien yang berkaitan dengan, atau elemen dari pengendalian intern yang signifikan, seperti posisi kasir, auditor internal, kepala akuntansi, atau kepala gudang persediaan; dan (2) Pengaruh signifikan (significant influence) dimana pasangan, keluarga, atau keluarga dekat mandiri yang

(3)

memiliki posisi yang memungkinkan untuk memberikan pengaruh signifikan atas kebijakan operasional, keuangan, atau akuntansi klien, seperti posisi direktur, chief executive, atau pejabat keuangan atau akuntansi; (2) Lamanya Hubungan Audit Antara Akuntan Publik dengan Klien (X2), pemberian jasa pemberian jasa keyakinan, (c). Dimensi Advocacy risk dengan indikator akuntan publik menjadi terlalu erat kaitannya dengan kepentingan klien, (d). Dimensi Client influence risk dengan indikator1) akuntan publik mempunyai hubungan erat dan kontinyu dengan klien termasuk hubungan pribadi yang dapat menyebabkan intimidasi; 2) keramahtamahan (familiaritas) yang berlebihan dengan klien; (3) Persaingan Antar Kantor Akuntan Publik (X3), dengan dimensi dan indikator Menurut Abhiemanyu Perdhana Putra (2011), yaitu (a). Dimensi ukuran akuntan publik dengan indikator ukuran Kantor Akuntan Publik yang mempunyai kemampuan yang lebih baik dan mampu menghasilkan kualitas audit yang lebih baik; (b). Dimensi ukuran klien dengan indikator besarnya jumlah aktiva, penjualan dan kapitalisasi pasar; (c). Dimensi tingkat pertumbuhan perusahaan dengan indikator jumlah saham yang diterbitkan, kebutuhan akan dana, ekuitas atau utang; (d). Dimensi pergantian manajemen dengan indikator pergantian direksi; (e). Dimensi kesulitan keuangan dengan indikator Perusahaan yang mengalami kesulitan keuangan akan mendapatkan bantuan keringanan atau tidak; (f). Dimensi opini audit tahun sebelumnya dengan indikator pendapat tentang kewajaran mengenai semua hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha, perubahan

(4)

ekuitas, dan arus kas (g). Dimensi Return On Equity (ROE) dengan indikator perubahan ROE; dan (4) Audit Fee (X4), Menurut Soejono Karni besarnya audit fee ditentukan oleh banyak faktor, namun pada dasarnya ada 4 faktor yang dominan yang menentukan bersarnya audit fee, yaitu: 1) Dimensi karakteristik keuangan dengan indikator seperti tingkat penghasilan, laba, aktiva, modal dan lain-lain, 2) Dimensi lingkungan dengan indikator seperti persaingan pasar, tenaga profesional dan lain lain, 3) Dimensi karakteristik operasi, dengan indikator seperti jenis industri, jumlah lokasi perusahaan, jumlah lini induk dan lain-lain, dan 4) Dimensi kegiatan eksternal auditor dengan indikator seperti pengalaman, tingkat koordinasi dengan internal auditor dan lain-lain.

Dimensi dan indikator tersebut digunakan untuk mengukur faktor-faktor yang mempengaruhi independensi penampilan akuntan publik dengan menggunakan skala likert lima poin, karena skala tersebut digunakan untuk mengukur tingkat tinggi rendahnya faktor-faktor yangn mempengaruhi independensi penampilan akuntan publik. Penulis memberikan (?) item pertanyaan tentang independensi penampilan yang mewakili berbagai jawaban, yaitu : 1=”Sangat Tidak Setuju”, 2=”Tidak Setuju”, 3=”Netral”, 4=”Setuju”, 5=”Sangat Setuju.

2. Variabel Dependen

Variabel dependen adalah Independensi penampilan akuntan publik. Menurut Mautz dan Sharaf (1993) dalam Ripantyo (2002:225), terdapat tiga dimensi yang masing-masing yaitu: (1). Programming Independence, bebas

(5)

dari pengendalian atau pengaruh-pengaruh yang wajar dalam menyeleksi teknik dan prosedur audit serta penerapannya. (2). Investigate Independence, bebas dari pengendalian atau pengaruh-pengaruh yang wajar dalam menyeleksi bidang, aktivitas, hubungan pribadi, dan kebijakan manajemen yang akan diuji. Tidak ada sumber informasi yang ditutup bagi auditor. (3). Reporting Independence, bebas dari pengendalian atau pengaruh-pengaruh yang wajar dalam pernyataan yang diungkap sebagai dari pengujian atau ekspresi rekomendasi atau opini sebagai hasil pengujian. Dengan menggunakan skala likert lima poin, penulis memberikan (?) item pertanyaan tentang kinerja perusahaan karena skala tersebut digunakan untuk mengukur tingkat tinggi rendahnya kinerja perusahaan yang mewakili berbagai jawaban, yaitu : 1=”Sangat Tidak Setuju”, 2=”Tidak Setuju”, 3=”Netral”, 4=”Setuju”, 5=”Sangat Setuju.

Tabel 3.1

Tabel Operasionalisasi Variabel

Variabel Dimensi Indikator Ukuran Skala

Variabel Independen: Ikatan Kepentingan Keuangan dan Hubungan Usaha dengan Klien (X1) 1. Posisi peka audit ( audit-sensitive position 2. Pengaruh signifikan (significant influence)  Bebas dari keluarga CPA yang berpartisipasi dalam perikatan

 Bebas dari setiap pemilik, partner atau pemegang saham yang berlokasi dalam kantor yang berpartisipasi secara signifikan dalam perikatan Ordinal Likert

(6)

Lamanya Hubungan Audit Antara Akuntan Publik Dengan Klien (X2)

1. Self interest risk  Akuntan publik menerima manfaat dari keterlibatan keuangan dengan klien Ordinal Likert

2. Self review risk  Akuntan publik melaksanakan pemberian jasa keyakinan yang menyangkut keputusan yang dibuat untuk kepentingan klien  Akuntan melaksanakan jasa lain yang mengarah pada produk/pertimba ngan yang mempengaruhi informasi yang menjadi pokok bahasan dalam penugasan pemberian jasa keyakinan 3. Advocacy risk  Akuntan publik

menjadi terlalu erat kaitannya dengan kepentingan klien 4. Client influence risk  Akuntan publik mempunyai hubungan erat dan kontinyu dengan klien termasuk hubungan pribadi yang dapat menyebabkan intimidasi

(7)

 Keramahtamahan (familiaritas) yang berlebihan dengan klien Persaingan Antar Kantor Akuntan Publik (X3) 1. Ukuran kantor akuntan publik  Ukuran Kantor Akuntan Publik yang mempunyai kemampuan yang lebih baik dan mampu menghasilkan kualitas audit yang lebih baik

Ordinal Likert

2. Ukuran klien  Besarnya jumlah aktiva, penjualan dan kapitalisasi pasar 3. Tingkat pertumbuhan perusahaan  Jumlah saham yang diterbitkan, kebutuhan akan dana, ekuitas atau utang 4. Pergantian manajemen  Pergantian direksi 5. Kesulitan keuangan  Perusahaan yang mengalami kesulitan keuangan akan mendapatkan bantuan keringanan atau tidak 6. Opini audit tahun sebelumnya  Pendapat tentang kewajaran mengenai semua hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas, dan arus kas

(8)

7. Return On Equity (ROE)

 Perubahan ROE

Audit Fee (x4) 1. Besarnya Fee  Risiko penugasan Ordinal Likert  Kompleksitas jasa yang diberikan  Tingkat keahlian yang diperlukan  Struktur biaya KAP yang diperlukan Variabel Dependen: Independensi Penampilan Akuntan Publik (Y) 1. Programming Independence  Bebas dalam menyeleksi teknik Ordinal Likert  Bebas dari prosedur audit 2. Investigate Independence  Bebas dalam hubungan pribadi  Bebas dari kebijakan manajemen yang akan diuji 3. Reporting Independence  Bebas dalam pernyataan yang diungkapkan dari hasil pengujian  Bebas dalam ekspresi rekomendasi  Bebas memberikan opini sebagai hasil pengujian

(9)

E. Metode Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan kuesioner yang dikirimkan kepada responden penelitian, yaitu auditor internal pada KAP yang berdomisili di Jakarta. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah dengan menyebarkan kuesioner langsung kepada responden, disertai surat permohonan kepada responden dalam perusahaan tersebut.

Penelitian ini menggunakan hasil perhitungan program SPSS 19, yang bertujuan mengetahui tingkat signifikansi dan hubungan antara variabel independent dengan variabel dependent.

Dalam penelitian ini skala pengukuran yang digunakan adalah skala ordinal. Metode pengukuran sikap yang digunakan adalah skala likert, kemudian nilai response responden dijumlahkan dan jumlah ini merupakan jumlah nilai, dan jumlah nilai inilah ditafsirkan sebagai posisi responden dalam skala likert.

F. Jenis Data

Penelitian ini menggunakan data primer. Data primer digunakan untuk mengukur variabel independen (Ikatan Kepentingan Keuangan dan Hubungan Usaha Dengan Klien, Lamanya hubungan audit antara akuntan publik dengan klien, Persaingan antar kantor akuntan publik, dan Audit Fee) dan variabel dependen (Independensi Penampilan). Data primer diperoleh melalui survei dengan mengisi kuesioner yang diberikan secara langsung (personal administered quetionarries) kepada responden yang bersangkutan.

(10)

G. Populasi dan Sampel 1. Populasi Penelitian

Dan M. Guy dkk, (2002:349) mendefinisikan populasi adalah: “seluruh bidang dengan beberapa informasi tertentu yang ingin diketahui auditor”.

Populasi pada penelitian ini adalah auditor pada KAP yang berdomisili di Jakarta. Tidak semua populasi obyek yang diteliti, mengingat kesibukan para auditor tersebut dan singkatnya waktu penelitian.

2. Sampel Penelitian

Pengertian sampel yaitu: “Sampel adalah bagian dari populasi (sebagian atau wakil populasi yang diteliti)” (Arikunto 2009:11 dalam http://rinakusniawati.blogspot.com).

Sampel dalam penelitian ini adalah auditor yang bekerja di kantor akuntan publik yang berdomisili di daerah Jakarta. Hal ini disebabkan karena adanya keterbatasan biaya, waktu yang tersedia, fasilitas jarak, populasi yang ada atau tersedia untuk dijadikan sampel dan tujuan penelitian serta masih banyak faktor yang mempengaruhi.

3. Pengambilan Sampel

Penentuan populasi dilakukan dengan metode area probability sampling yaitu cluster sampling dalam suatu daerah atau lokasi tertentu. Prosedur untuk melakukan one-stage cluster sampling yaitu: (1). Bagi populasi ke dalam sub-kelompok yang bersifat mutually exclusive dan

(11)

exhaustive; (2). Pilih sampel secara acak dan gunakan semua elemen dalam cluster tersebut sebagai sampel penelitian.

Dengan mempertimbangkan kemungkinan tingkat respon yang akan diperoleh, sehingga beberapa kantor akuntan publik yang di pilih sebagian besar berlokasi di Jakarta. Hal ini disebabkan karena adanya keterbatasan biaya, waktu yang tersedia, fasilitas jarak, populasi yang ada atau tersedia untuk dijadikan sampel dan tujuan penelitian serta masih banyak faktor yang mempengaruhi.

H. Metode Analisis Data

1. Uji Distibusi frekuensi dan Distibusi Statistik Deskriptif

Distibusi frekuensi digunakan untuk mengetahui frekuensi setiap variabel data dan mengetahui distribusi respons dari setiap responden (Setuju, tidak setuju dan lain-lain).

Sedangkan statistik desktiptif digunakan untuk mengetahui ukuran pemusatan (mean), ukuran penyebaran data (Standar deviasi, minimum, maksimum, dan range).

2. Uji Validitas dan Reliabilitas a. Uji Validitas

Sebuah item atau pernyataan dikatakan valid jika mempunyai dukungan kuat terhadap skor total. Dengan kata lain item pernyataan dikatakan mempunyai validitas tinggi jika terdapat skor kesejajaran (korelasi tinggi) terhadap skor total item.

(12)

Istilah valid atau validitas berasal dari kata Validity yang mempunyai arti sejauh mana ketpatan dan kecermatan alat ukut dalam melakukan fungsi ukurnya. (Sofyan Yamin & Heri Kurniawan, 2009:282)

b. Uji Reliabilitas

Untuk mengetahui koefisien korelasinya signifikan atau tidak digunakan distribusi (Tabel r) u

derajat kebebasan (degree of freedom) dk = n-k. Indikator yang valid adalah indikator yang memiliki tingkat measurement error atau tingkat kesalahan yang mungkin terjadi dalam proses pengujian yang kecil. Reabilitas bisa diartikan sebagai keterpercayaan, keterandalan dan konsistensi. (Sofyan Yamin & Heri Kurniawan, 2009:282)

Menurut Sekaran (1992) dikutip dalam Duwi Priyatno (2009:172), reabilitas kurang dari 0,6 adalah kurang baik, sedangkan 0,7 dapat diterima, dan diatas 0,8 adalah baik.

3. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah populasi data berdistribusi normal atau tidak. Uji ini biasanya digunakan untuk mengukur data berskala ordinal, interval ataupun rasio.

4. Uji Penyimpangan Asumsi Klasik a. Uji Multikolinearitas

Uji multikolineritas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan asumsi klasik multikolinearitas yaitu adanya

(13)

hubungan linear antar variabel independen dalam model regresi (Duwi Priyatno, 2008:39).

Menurut Santoso (2001) dikutip dalam Duwi Priyatno (2008:39), pada umumnya jika VIF (Nilai faktor inflasi) lebih besar dari 5, maka variabel tersebut mempunyai persoalan multikolinearitas dengan variabel bebas lainnya.

b. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan asumsi klasik heteroskedastisitas, yaitu adanya ketidaksamaan varian dari residual untuk semua pengamatan pada model regresi. Prasyarat yang harus terpenuhi dalam model regresi adalah tidak adanya gejala heteroskedastisitas.

Pada uji Heteroskedastisitas terdapat beberapa metode pengujian yang bisa digunakan diantaranya yaitu Uji Park dan Uji Glesjer. Pada penelitian ini, Peneliti menggunakan Uji Glesjer.

Uji Glejser dilakukan dengan cara meregresikan antara variabel independen dengan nilai absolut residualnya. Jika nilai signifikansi antara variabel independen dengan absolut residual lebih dari 0,05 maka tidak terjadi masalah heteroskedastisitas.

Kriteria pengujian adalah sebagai berikut: 1. Ho : tidak ada gejala heteroskedastisitas 2. Ha : ada gejala heteroskedastisitas

(14)

Ho diterima bila -t tabel < t hitung < t tabel berarti tidak terdapat heteroskedastisitas dan ho ditolak bila t hitung > t tabel atau -t hitung < -t tabel yang berarti terdapat heteroskedastisitas. (Duwi Priyatno, 2008:41).

c. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan asumsi klasik autokorelasi yaitu korelasi yang terjadi antara residual pada satu pengamatan dengan pengamatan lain pada model regresi. Prasyarat yang harus terpenuhi adalah tidak adanya autokorelasi dalam model regresi. Metode pengujian yang sering digunakan adalah dengan uji Durbin-Watson (uji DW) dengan ketentuan sebagai berikut:

1) Jika d lebih kecil dari dL atau lebih besar dari (4-dL) maka hipotesis nol ditolak, yang berarti terdapat autokorelasi.

2) Jika d terletak antara dU dan (4-dU), maka hipotesis nol diterima, yang berarti tidak ada autokorelasi.

3) Jika d terletak antara dL dan dU atau diantara (4-dU) dan (4-dL), maka tidak menghasilkan kesimpulan yang pasti.

Rumus Uji Durbin Watson sebagai berikut:

Keterangan:

d = nilai Durbin Watson e = Residual

∑ (e

n -

e

n-1)2

d =

∑e

x 2

(15)

5. Uji Koefisien Regresi Secara Bersama-sama (Uji F)

Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen (X1,X2….Xn) secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen (Y). Atau untuk mengetahui apakah model regresi dapat digunakan untuk memprediksi variabel dependen atau tidak.

Untuk kriteria pengujian Uji F yaitu: a. Ho diterima bila F hitung £ F tabel b. Ho ditolak bila F hitung > F tabel

F hitung dapat dicari dengan rumus sebagai berikut:

F hitung =

1

)

1

(

2 2

k

n

R

k

R

F

Keterangan: R2 = Koefisien determinasi n = Jumlah data atau kasus k = Jumlah variabel independen

6. Uji Koefisien Regresi Secara Parsial (Uji t)

Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah dalam model regresi variabel independen (X1, X2,…..Xn) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen (Y).

Untuk kriteria pengujian Uji T yaitu:

a. Ho diterima bila -T tabel £ T hitung £ T tabel

(16)

F hitung dapat dicari dengan rumus sebagai berikut:

T hitung =

Keterangan:

bi = Koefisien regresi variabel i Sbi = Standar error variabel i

bi

Referensi

Dokumen terkait

Begitu pula dengan fungsi kognitif, apabila daerah yang menjadi pusat kognitif mengalami infark akibat adanya sumbatan pada pembuluh darah maka akan timbul gangguan

Dalam metode heijunka , volume produksi yang telah direncanakan besarnya masing-masing periode bulanan diturunkan ke periode harian dengan cara merata- ratakannya (untuk

Pasien dengan HNPCC mempunyai kecenderungan untuk menderita kanker kolorektal pada umur yang sangat muda, dan screening harus dimulai pada umur 20 tahun atau

Dari enam butir pokok mengenai konsep pemberdayaan masyarakat ini, dapat disimpulkan, bahwa: (1) pemberdayaan masyarakat tidak dapat dilakukan hanya melalui

bahwa besarnya retribusi pelayanan kesehatan pada Pusat Kesehatan Masyarakat sebagaimana diatur dan ditetapkan dalam Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Palembang Nomor

Hal ini dimungkinkan tidak menyalahi aturan syariah Islam karena dalam fatwa Nomor 04/ DSN-MUI/ IV/ 2000 Tanggal 1 April 2000 tentang murabahah, sebagai landasan

Dari 6 jenis grafik dan kontur ini, akan dilakukan perbandingan terhadap variasi PT dan PL sehingga dapat disajikan data untuk staggered elliptical tube dengan 5

Aktivitas guru dalam menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa untuk belajar mengambil keputusan melalui materi pesawat sederhana memperoleh skor 3,5 dengan kategori