• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH BEBERAPA FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP HARGA SAHAM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH BEBERAPA FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP HARGA SAHAM"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH BEBERAPA FAKTOR FUNDAMENTAL

TERHADAP HARGA SAHAM

Vita Sabrina Dwi Putri. P

vitasabrina@rocketmail.com

Siti Rokhmi Fuadati

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya

ABSTRACT

This research is meant to find out the influence of current ratio, debt to equity ratio, return on equity, earning per share variables to the price. The population in this research is the food and beverages companies which are listed in the Indonesia Stock Exchange. The methodology which is applied in this research is quantitative descriptive by applying the multiple linear regressions analysis. The result of Analysis Of Variance (ANOVA) obtain the F value as much as 9.707 with the significant value as much as 0.014 so the model which is generated is good and can be used for the following analysis. The partial result of t test which is current ratio is as much as 0.053, debt to equity ratio as much as 0.443, return on equity as much as 0.774, earning per share is as much as 0.011. This indicates that CR, DER, ROE variables are bigger than α = 5%, this also indicates that those variables partially has no significant influence to the share price, while the EPS is smaller than α = 5% which means that is has a significant influence to the share price.

Keywords : current ratio, debt to equity ratio, return on equity, earning per share, share price.

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh variabel current ratio, debt to equity

ratio, return on equity, earning per share terhadap harga saham. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan food and beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Metoda yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif dengan teknik analisis regresi linier berganda. Hasil pengujian Analysis Of Variance (ANOVA) didapat nilai F sebesar 9,709 dengan tingkat signifikan 0,014, dengan demikian model yang dihasilkan baik dan dapat digunakan untuk analisis selanjutnya. Hasil uji t secara parsial yaitu untuk current ratio sebesar 0,053, debt to

equiy ratio sebesar 0,443, return on equity sebesar 0,774, earning per share sebesar 0,011. Hal ini menunjukkan variabel CR, DER, ROE lebih besar dari α=5%, hal ini menunjukkan variabel tersebut secara parsial tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap harga saham, sedangkan EPS lebih kecil dari α= 5% yang artinya berpengaruh signifikan terhadap harga saham.

Kata kunci : current ratio, debt to equity ratio, return on equity, earning per share, harga saham

PENDAHULUAN

Jatuhnya perekonomian di Indonesia akibat krisis moneter yang sempat melanda pada akhir tahun 2000, dimana banyak perusahaan dari berbagai industri mengalami keterpurukan, namun dapat dirasakan dalam beberapa tahun belakangan ini nampaknya industri di Indonesia perlahan mulai berkembang. Seiring dengan perkembangan industri yang pesat membawa implikasi pada persaingan antar perusahaan dalam industri. Perusahaan dituntut untuk mempertahankan atau meningkatkan kinerjanya agar tetap bertahan dalam masa krisis maupun persaingan yang semakin ketat. Untuk memicu

(2)

perkembangan, perusahaan melakukan penambahan modal, yaitu salah satunya dengan menjual surat berharga baik saham atau obligasi perusahaan kepada pihak luar perusahaan atau investor.

Saham memiliki resiko paling tinggi diantara semua jenis instrumen investasi. Penentuan harga saham tidak mudah diukur secara tepat. Tinggi rendahnya harga saham merupakan penilaian sesaat yang dipengaruhi oleh banyak faktor yaitu faktor eksternal dan faktor internal. Faktor eksternal merupakan kondisi di luar perusahaan antara lain situasi politik, dan keamanan, perubahan nilai tukar mata uang, naik turunnya suku bunga bank, serta rumor-rumor hasil rekayasa para spekulan atau orang-orang yang ingin mengeruk keuntungan dari situasi tersebut. Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam perusahaan dan dapat dikendalikan oleh manajemen perusahaan tersebut. Faktor internal ini berkaitan dengan pendapatan yang akan diperoleh oleh para pemodal baik berupa

deviden atau capital gain.

Untuk melakukan analisis dan memilih saham pada umumnya menggunakan analisis fundamental, secara tradisional analisis fundamental telah memperoleh perhatian yang cukup besar dari para analisis sekuritas, dan perkembangan penelitian tentang konsep pasar secara efisien telah mempengaruhi analisis saham (Husnan, 2002:315).

Dalam penelitian ini, peneliti memilih faktor fundamental yang mempengaruhi harga saham yaitu variabel Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), Return on Equity (ROE) dan Earning per Share (EPS).

Variabel Current Ratio (CR) merupakan elemen-elemen yang digunakan dalam perhitungan modal kerja dapat dinyatakan dalam ratio, yang membandingkan antara total aktiva lancar dan hutang lancar. Ratio ini disebut dengan current ratio. Variabel Debt to Equity

Rasio (DER), keseimbangan proporsi antara aktiva yang didanai oleh kreditur dan yang didanai oleh pemilik perusahaan. Variabel Return on Equity (ROE), salah satu alasan utama mengapa mengoperasikan perusahaan adalah untuk menghasilkan laba yang akan bermanfaat bagi para pemegang saham. Ukuran keberhasilan dari pencapaian alasan ini adalah ROE (Prastowo, 2005:84).

Variabel earning per share (EPS) merupakan jumlah laba yang menjadi hak untuk setiap pemegang satu lembar saham (Prastowo,2005:99). Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah Current Ratio (CR) berpengaruh secara parsial terhadap harga saham pada perusahaan Food and Beverage di Bursa Efek Indonesia ?

2. Apakah Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh secara parsial terhadap harga saham pada perusahaan Food and Beverage di Bursa Efek Indonesia ?

3. Apakah Return on Equity (ROE) berpengaruh secara parsial terhadap harga saham pada perusahaan Food and Beverage di Bursa Efek Indonesia ?

4. Apakah Earning per Share (EPS) berpengaruh secara parsial terhadap harga saham pada perusahaan Food and Beverage di Bursa Efek Indonesia ?

5. Apakah Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), Return on Equity (ROE), Earning per

Share (EPS) berpengaruh secara simultan terhadap harga saham pada perusahaan Food

and Beverage di Bursa Efek Indonesia ? Tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui Current Ratio (CR) berpengaruh secara parsial terhadap harga saham pada perusahaan Food and Beverage di Bursa Efek Indonesia.

2. Untuk mengetahui Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh secara parsial terhadap harga saham pada perusahaan Food and Beverage di Bursa Efek Indonesia.

3. Untuk mengetahui Return on Equity (ROE) berpengaruh secara parsial terhadap harga saham pada perusahaan Food and Beverage di Bursa Efek Indonesia.

(3)

4. Untuk mengetahui Earning per Share (EPS) berpengaruh secara parsial terhadap harga saham pada perusahaan Food and Beverage di Bursa Efek Indonesia.

5. Untuk mengetahui Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), Return on Equity (ROE),

Earning per Share (EPS) berpengaruh secara simultan terhadap harga saham pada perusahaan Food and Beverage di Bursa Efek Indonesia.

TINJAUAN TEORETIS DAN HIPOTESIS Pasar Modal

Pada dasarnya pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrument keuangan jangka panjang yang bisa diperjual belikan, baik dalam bentuk hutang ataupun modal sendiri (Fakhrudin dan Hardianto, 2001:1). Penjualan saham kepada masyarakat dapat dilakukan dengan beberapa cara sesuai dengan jenis ataupun bentuk pasar modal dimana sekuritas tersebut diperjual belikan. Jenis-jenis pasar modal tersebut ada beberapa macam, yaitu: (1) Pasar perdana, (2) Pasar sekunder, (3) Pasar ketiga, (4) Pasar keempat (Sunariyah, 2004:13).

Beberapa manfaat keberadaan pasar modal antara lain : (a) Menyediakan sumber pembiayaan (jangka panjang) bagi dunia usaha sekaligus memungkinkan alokasi sumber dana secara optimal, (b) Memberikan wahana investasi bagi investor sekaligus memungkinkan upaya diversifikasi, (c) Menyediakan leading indicator bagi trend ekonomi negara, (d) Penyebaran kepemilikan perusahaan sampai lapisan masyarakat menengah, (e) Penyebaran kepemilikan, keterbukaan, dan profesionalisme, menciptakan iklim berusaha yang sehat, (f) Menciptakan lapangan kerja/profesi yang menarik (Fakhrudin dan Hadianto, 2001:2).

Investasi

Investasi merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang. Pada umumnya investasi dibedakan menjadi dua, yaitu investasi pada financial assets dan investasi pada real assets. Investasi pada

financial assets dilakukan di pasar uang misalnya berupa sertifikat deposito, commercial paper, surat berharga pasar uang, dan lainnya, atau dilakukan di pasar modal misalnya berupa saham, obligasi, waran, opsi dan lainnya, sedangkan investasi pada real assets diwujudkan dalam bentuk pembelian aset produktif, pendirian pabrik, pembukaan pertambangan dan lainnya (Halim, 2003:2).

Ada beberapa alasan mengapa seseorang melakukan investasi : (1) Untuk meningkatkan kesejahteraan investor, (2) Untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak di masa datang dan pada saat ini, (3) Mengurangi tingkat inflasi, (4) Dorongan untuk menghemat pajak (Tandelilin, 2001:4).

Saham

Saham dapat didefinisikan sebagai surat berharga sebagai bukti penyertaan pemilikan individu maupun instansi dalam suatu perusahaan. Apabila seseorang investor membeli saham, maka ia akan menjadi pemilik atau disebut sebagai pemegang saham perusahaan tersebut (Anoraga dan Panji, 2001:6).

Saham dapat dibagi menjadi 2 yaitu : (1) Saham preferen, (2) Saham biasa. Saham

preferen adalah saham yang mempunyai kombinasi karakteristik gabungan dari obligasi maupun saham biasa, karena saham preferen memberikan pendapatan yang tetap seperti halnya obligasi, dan juga mendapatkan hak kepemilikan seperti pada saham biasa. Perbedaan dengan saham biasa adalah bahwa saham preferen tidak memberikan hak suara

(4)

kepada pemegangnya untuk memilih direksi ataupun manajemen perusahaan, seperti layaknya saham biasa.

Saham biasa adalah sekuritas yang menunjukkan bahwa pemegang saham biasa tersebut mempunyai hak kepemilikan atas aset-aset perusahaan. Investor yang membeli saham biasa belum tentu akan mendapatkan pendapatan secara tetap dari perusahaan, karena saham biasa tidak mewajibkan perusahaan untuk membayar sejumlah kas terhadap pemegang saham. Hal ini sangat berbeda dengan obligasi yang memberikan pendapatan tetap dan waktu jatuh tempo yang sudah ditentukan, sehingga saham memiliki resiko yang relatif lebih besar dibandingkan obligasi (Tandelilin, 2001:18).

Laporan Keuangan

Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan tersebut (Munawir 2002 :2).

Menurut Fraser dan Aileen (2004 : 7), laporan keuangan meliputi 4 laporan keuangan dasar yaitu : (1) Neraca, (2) Laporan perhitungan laba rugi, (3) Laporan ekuitas pemegang saham, (4) Laporan arus kas. Segera setelah laporan keuangan disusul dengan bahasan catatan atas laporan keuangan, yang merupakan bagian tak terpisahkan dari laporan keuangan.

Pengaruh Current Ratio (CR) terhadap Harga Saham.

Rasio yang paling umum digunakan untuk mengetahui kesanggupan suatu perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka panjang pendeknya adalah rasio lancar. Menurut munawir (2002:72), mengatakan bahwa rasio ini menunjukkan nilai kekayaan lancar (yang segera dapat dijadikan uang) ada sekian kalinya hutang jangka pendek. Jika suatu perusahaan tidak memenuhi kewajiban dalam jangka pendek maka perusahaan tidak akan memperoleh kesempatan untuk menghasilkan laba.

Pengaruh Debt to Equity Ratio (DER) terhadap Harga Saham.

Debt to Equity Ratio (DER) merupakan rasio utang yang diukur dari perbandingan utang dan ekuitas (modal sendiri). Tingkat Debt to Equity Ratio (DER) yang aman adalah kurang dari 50 persen. Semakin kecil DER semakin baik bagi perusahaan, maka berarti sebagian struktur modal terdiri dari equity sehingga resiko financial rendah, ini dapat menaikkan harga saham dipasar modal (Fakhruddin dan Hadianto, 2001:61).

Pengaruh Return On Equity (ROE) terhadap Harga Saham.

Return on Equity (ROE) ini sering disebut dengan Rate of Return on Net Worth yaitu kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan modal sendiri yang dimilikinya, sehingga ROE ini ada yang menyebutnya sebagai rentabilitas modal sendiri. Semakin tinggi ROE maka keuntungan yang diperoleh bagi pemegang saham tinggi dan saham perusahaan tersebut akan diminati oleh para investor sehingga harga saham akan naik, begitu sebaliknya apabila ROE rendah maka keuntungan yang diperoleh semakin rendah, sehingga harga saham turun (Sutrisno, 2001:255) .

Pengaruh Earning Per Share (EPS) terhadap Harga Saham.

Menurut Tandelilin (2001:241), informasi laba per lembar saham atau lebih dikenal dengan Earning per Share (EPS) suatu perusahaan menunjukkan besarnya laba bersih perusahaan yang siap dibagikan bagi semua pemegang saham perusahaan. Besarnya EPS suatu perusahaan bisa diketahui dari informasi laporan keuangan perusahaan meskipun

(5)

beberapa perusahaan tidak mencantumkan besarnya EPS suatu perusahaan bisa kita hitung berdasarkan informasi laporan neraca dan laporan rugi laba perusahaan.

Penelitian Terdahulu

Penelitian mengenai berbagai faktor yang mempengaruhi harga saham telah banyak dilakukan oleh banyak peneliti dari berbagai pihak, antara lain dilakukan oleh: (1) Nirawati, 2003 “Pengaruh Debt to Equity Ratio, Current Ratio, Earning Per Share dan Return on Asset terhadap Harga Saham pada perusahaan Property yang Go Public di Bursa Efek Jakarta”. Tujuan yang ingin dicapai adalah untuk meneliti pengaruh DER, CR, EPS, dan ROA terhadap harga saham pada perusahaan Property yang go public di BEJ tahun pengamatan 1997-2001. Hasil yang diperoleh adalah secara simultan, Debt to Equity Ratio, Current Ratio,

Earning per Share dan Return on Asset berpengaruh nyata terhadap harga saham. Secara parsial variabel DER dan CR berpengaruh nyata terhadap harga saham, sedangkan variabel EPS dan ROA tidak mempunyai pengaruh secara nyata terhadap harga saham. Variabel ROA mempunyai pengaruh paling dominan terhadap harga saham tidak terbukti, namun demikian variabel ROA mempunyai koefisien regresi kearah positif. (2) Fuji Astuti, 2011 “Pengaruh Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Return on Equity, dan Earning per Share terhadap Harga Saham pada perusahaan Real Estate dan Property yang Go Public di BEI ”. Tujuan yang ingin dicapai adalah untuk meneliti pengaruh CR, DER, ROE, dan EPS terhadap harga saham pada perusahaan Real Estate dan Property yang go public di BEI. Hasil yang diperoleh adalah secara signifikan variabel EPS memberi pengaruh terhadap harga saham, sedangkan variabel CR, DER, dan ROE tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham.

Rerangka Pemikiran

Untuk melakukan analisis dan memilih saham pada umumnya menggunakan analisis fundamental, yang telah memperoleh perhatian cukup besar dari para analisis sekuritas tentang konsep pasar secara efisien telah mempengaruhi analisis saham. Berdasarkan uraian diatas, peneliti memilih faktor fundamental yang mempengaruhi harga saham yaitu variabel

Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), Return on Equity (ROE) dan Earning per Share (EPS).

Adapun rerangka pemikiran ini dapat dilihat pada Gambar 1 berikut :

Sumber : Astuti, 2011. Gambar 1 Rerangka Pemikiran CR DER ROE EPS HARGA SAHAM

(6)

Keterangan :

: Pengaruh secara simultan terhadap harga saham : Pengaruh secara parsial terhadap harga saham Perumusan Hipotesis

Adapun hipotesis yang diajukan dalam penelitian pada perusahaan Food and Beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia adalah sebagai berikut:

H1: Current Ratio (CR) berpengaruh secara parsial terhadap harga saham pada perusahaan Food and Beverage di Bursa Efek Indonesia.

H2: Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh secara parsial terhadap harga saham pada perusahaan Food and Beverage di Bursa Efek Indonesia.

H3: Return on Equity (ROE) berpengaruh secara parsial terhadap harga saham pada perusahaan Food and Beverage di Bursa Efek Indonesia.

H4: Earning per Share (EPS) berpengaruh secara parsial terhadap harga saham pada perusahaan Food and Beverage di Bursa Efek Indonesia.

H5: Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), Return on Equity (ROE), Earning per Share (EPS) berpengaruh secara simultan terhadap harga saham pada perusahaan Food and

Beverage di Bursa Efek Indonesia.

METODE PENELITIAN

Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan Food and Beverage yang terdaftar di BEI sebanyak 15 perusahaan. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive

sampling. Kriteria yang digunakan untuk memilih sampel adalah sebagai berikut : (1) Perusahaan Food and Beverage yang terdaftar sebagai LQ45 di Bursa Efek Indonesia, (2) Perusahaan yang memiliki data laporan keuangan dan harga saham pada tahun 2008-2012, (3) Perusahaan yang sahamnya aktif diperdagangkan periode 2008-2012.

Berdasarkan kriteria-kriteria tersebut, maka perusahaan Food and Beverage yang diambil sebagai sampel adalah : (1) PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk, (2) PT. Indofood Sukses Makmur Tbk.

Teknik Pengumpulan data

Jenis data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh orang yang melakukan penelitian dari sumber-sumber yang telah ada. Data ini diperoleh dari perpustakaan, dokumentasi data dalam bentuk yang berupa dokumentasi angka dan dapat secara langung digunakan untuk analisis (Hasan, 2002:82). Sumber data yang digunakan adalah data dari BEI berupa data laporan keuangan, harga saham, CR, DER, ROE, EPS.

Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Variabel Bebas (X)

a. Current Ratio (X1)

Elemen-elemen yang digunakan dalam perhitungan modal kerja dapat dinyatakan dalam rasio, yang membandingkan antara total aktiva lancar dan hutang lancar (Prastowo, 2005:84).

(7)

x100%

Lancar

Kewajiban

Lancar

Aset

Ratio

Current

b. Debt to Equity Ratio (X2)

Rasio ini memperlihatkan perbandingan utang dan ekuitas dalam pendanaan perusahaan dan menunjukkan kemampuan modal sendiri perusahaan tersebut untuk memenuhi seluruh kewajibannya (Sawir, 2005:13).

% 100 Ekuitas Liabilitas Total ratio equity Debt to  x c. Return on Equity (X3)

Rasio ini berguna mengetahui besarnya kembalian yang diberikan oleh perusahaan untuk setiap rupiah modal dari pemilik. Rasio ini menunjukkan kesuksesan manajemen dalam memaksimalkan tingkat kembalian pada pemegang saham (Darsono dan Ashari, 2005:57).

Return on Equity = 100% Ekuitas Pajak Setelah Bersih Laba x

d. Earning Per Share (X4)

Perbandingan antar laba bersih setelah bunga dan pajak dengan jumlah saham yang beredar. Skala pengukuran rasio dengan satuan pengukuran yang digunakan adalah rupiah. (Darsono dan Ashari, 2005:57).

Earning Per Share =

Beredar Saham Jumlah Pajak Setelah Bersih Laba Variabel Terikat Harga Saham (Y)

Harga saham yang dimaksud dalam penelitian ini adalah harga saham penutupan (closing price) per tahun pada perusahaan Food and Beverage yang terdaftar di BEI dengan periode waktu penelitian dari tahun 2008 hingga tahun 2012. Harga saham merupakan indikator nilai perusahaan yang memasyarakatkan sahamnya di BEI. Indikator pengukuran menggunakan satuan Rupiah per lembar saham.

Teknik Analisis Data

Langkah-langkah yang diambil untuk menganalisis data dalam penelitian ini adalah : 1. Menghitung nilai CR, DER, ROE, dan EPS per tahun

2. Harga saham yang digunakan adalah harga saham penutupan (closing price) pada akhir tahun

3. Persamaan linier regresi dengan persamaan Y=ß0 + ß1CR+ ß2DER+ ß3ROE+ ß4EPS + e. Persamaan regresi ini diharapkan bisa bersifat BLUE (Best Liner Unbiased Estimation) artinya pengambilan keputusan uji F dan uji t tidak boleh bias atau tidak terjadi penyimpangan-penyimpangan persamaan.

a. Best : Pentingnya sifat ini bila diterapkan uji signifikan baku terhadap α dan β.

(8)

b. Linier : Sifat ini dibutuhkan untuk memudahkan dalam penaksiran.

c. Unbiased : Nilai jumlah sampel sangat besar penaksir parameter diperoleh dari sampel besar kira-kira lebih mendeakti parameter sebenarnya.

d. Estimate : e diharapkan sekecil mungkin.

Untuk menghasilkan keputusan yang BLUE maka harus dipenuhi diantaranya tiga asumsi dasar yang tidak boleh dilanggar oleh regresi linier berganda, yaitu : (1) Tidak boleh adanya Autokorelasi, (2) Tidak boleh adanya Multikoleniaritas, (3) Tidak boleh adanya Heteroskedastisitas. Apabila dari salah satu ketiga asumsi dasar tersebut dilanggar maka persamaan regresi yang diperoleh tidak lagi bersifat BLUE, sehingga pengambilan keputusan menjadi bias.

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Current Ratio

Dengan menggunakan rumus current ratio, maka tingkat current ratio PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk dan PT. Indofood Sukses Makmur Tbk yang dijadikan sampel penelitian selama tahun 2008-2012 tersaji pada Tabel 1 berikut ini :

Tabel 1

Hasil Perhitungan Current Ratio Perusahaan Sampel

(Dalam %)

Emiten Tahun

2008 2009 2010 2011 2012

PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk 56.32 51.51 259.80 287.11 276.25 PT. Indofood Sukses Makmur Tbk 89.77 116.31 203.65 190.95 200.32

Sumber: Pojok Bursa Efek Indonesia STIESIA Surabaya

Dari Tabel 1 diketahui bahwa nilai current ratio (CR) tertinggi selama periode penelitian adalah current ratio (CR) PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk yaitu sebesar 287,11% tahun 2010. Current ratio (CR) PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk dan PT. Indofood Sukses Makmur Tbk selama tahun 2008-2012 dikatakan berfluktuatif.

Secara rata-rata current ratio (CR) perusahaan Food and Beverage selama tahun 2008-2012 menunjukkan peningkatan dan current ratio (CR) perusahaan Food and Beverage dapat dikatakan likuid karena current ratio tersebut di atas 200% (Munawir, 2002:74). Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban lancarnya dengan aset lancar yang dimiliki oleh perusahaan dikatakan likuid. Current ratio (CR) yang tinggi memberikan indikasi jaminan yang baik bagi kreditur jangka pendek dalam arti setiap saat perusahaan mampu memiliki kemampuan untuk melunasi kewajiban–kewajiban finansial jangka pendek.

Debt to Equity Ratio

Dengan menggunakan rumus debt to equity ratio, maka tingkat debt to equity ratio PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk dan PT. Indofood Sukses Makmur Tbk yang dijadikan sampel penelitian selama tahun 2008-2012 tersaji pada Tabel 2 berikut ini :

(9)

Hasil Perhitungan Debt to Equity Ratio Perusahaan Sampel

(Dalam %)

Emiten Tahun

2008 2009 2010 2011 2012

PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk 354.66 699.24 49.80 42.14 48.11 PT. Indofood Sukses Makmur Tbk 365.88 297.65 181.66 69.52 73.75 Sumber: Pojok Bursa Efek Indonesia STIESIA Surabaya

Dengan memperhatikan Tabel 2, dapat diketahui debt to equity ratio PT.Indofood CBP Sukses Makmur Tbk dan PT. Indofood Sukses Makmur Tbk tahun 2008-2012 cenderung mengalami penurunan. Semakin kecil utang perusahaan maka semakin kecil pula risiko yang dihadapi investor sehingga investor akan meminta tingkat keuntungan yang tidak terlalu tinggi.

Return on Equity

Dengan menggunakan rumus return on equity, maka tingkat return on equity PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk dan PT. Indofood Sukses Makmur Tbk yang dijadikan sampel penelitian selama tahun 2008-2012 tersaji pada Tabel 3 berikut ini :

Tabel 3

Hasil Perhitungan Return on Equity Perusahaan Sampel

(Dalam %)

Emiten Tahun

2008 2009 2010 2011 2012

PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk 15.11 84.29 19.11 19.27 19.08 PT. Indofood Sukses Makmur Tbk 12.17 20.44 17.59 15.82 14.27 Sumber: Pojok Bursa Efek Indonesia STIESIA Surabaya

Dari Tabel 3 diketahui bahwa nilai return on equity (ROE) tertinggi selama periode penelitian adalah return on equity (ROE) PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk yaitu sebesar 84,29% tahun 2009. Return on equity (ROE) PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk dan PT. Indofood Sukses Makmur Tbk tahun 2008-2012 cenderung mengalami penurunan. Dengan adanya return on equity yang cenderung menunjukkan penurunan setiap tahun ini membuktikan bahwa dalam melakukan operasi usaha PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk dan PT. Indofood Sukses Makmur Tbk tidak efisien dan optimal menggunakan modal untuk menghasilkan laba yang berdampak pada penurunan keuntungan yang berarti akan mengurangi keuntungan bagi pemegang saham dalam tahun berjalan.

Earning Per Share

Dengan menggunakan rumus earning per share, maka tingkat earning per share PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk dan PT. Indofood Sukses Makmur Tbk yang dijadikan sampel penelitian selama tahun 2008-2012 tersaji pada Tabel 4 berikut ini :

(10)

Hasil Perhitungan Earning per Share Perusahaan Sampel

(Dalam Rp)

Emiten Tahun

2008 2009 2010 2011 2012

PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk 727 2,311 292 354 392

PT. Indofood Sukses Makmur Tbk 110 236 336 571 555

Sumber: Pojok Bursa Efek Indonesia STIESIA Surabaya

Dengan memperhatikan Tabel 4, dapat diketahui earning per share PT.Indofood CBP Sukses Makmur Tbk dan PT. Indofood Sukses Makmur Tbk tahun 2008-2012 berfluktuatif.

Earning per share PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk tertinggi sebesar Rp 2.311,- pada tahun 2009. Earning per share PT. Indofood Sukses Makmur tertinggi Rp 571,- pada tahun 2011.

Harga Saham

Data harga saham perusahaan PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk dan PT. Indofood Sukses Makmur Tbk yang dijadikan sampel selama 5 tahun (2008-2012) tersaji pada Tabel 5 berikut:

Tabel 5

Harga SahamPerusahaan Sampel (Dalam Rp)

Emiten Tahun

2008 2009 2010 2011 2012

PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk 2.480 3.690 4.675 5.200 7.800 PT. Indofood Sukses Makmur Tbk 930 3.550 4.875 4.600 5.850 Sumber: Pojok Bursa Efek Indonesia STIESIA Surabaya

Dengan memperhatikan Tabel 5, dapat diketahui harga saham PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk tahun 2008-2012 mengalami peningkatan, demikian juga dengan harga saham PT. Indofood Sukses Makmur Tbk juga mengalami peningkatan. Harga saham tertinggi milik PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk yang mencapai harga Rp 7.800. Dengan demikian menunjukkan bahwa kedua perusahaan tersebut setiap tahun harga saham mengalami peningkatan.

Uji Asumsi Klasik

Pada uji autokorelasi, diperoleh nilai Durbin Watson (DW) sebesar 1,874. Dengan demikian model regresi yang akan digunakan tidak terdapat masalah autokorelasi karena angka D-W diantara –2 sampai +2.

Pada uji multikoleniaritas, didapat nilai tolerance semua variabel bebas lebih besar dari 0,10, demikian pula nilai VIF semuanya kurang dari 10. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak mengindikasikan adanya multikoleniaritas.

(11)

Pada uji heteroskedastisitas, pada variabel current ratio diperoleh nilai sig 0,604, debt

to equity ratio nilai sig 0,524, return on equity nilai sig 0,465, dan earning per share nilai sig 0,535, tidak mempunyai korelasi yang signifikan antara residual dengan variabel bebasnya (nilai sig lebih besar dari 0,05) maka hasil analisis ini dapat disimpulkan seluruh variabel penelitian tidak terjadi Heteroskedastisitas.

Uji Regresi Linier Berganda

Fungsi dari persamaan regresi linier berganda adalah untuk melakukan pendugaan terhadap variabel terikat, apabila terjadi perubahan pada current ratio, debt to equity ratio,

return on equity, earning per share yang mempengaruhi harga saham.

Hasil perhitungan dengan menggunakan SPSS 17 tersebut disajikan dalam Tabel 6 berikut ini :

Tabel 6

Hasil Uji Regresi Linier Berganda Coefficients a Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients Model B Std.

Error Beta t Sig.

1 (Constant) 3.742 1.887 1.983 .104

CR 1.232 .487 1.354 2.529 .053

DER .254 .306 .446 .832 .443

ROE -.091 .298 -.083 -.304 .774

EPS .630 .213 .855 2.962 .011

Sumber: Hasil Output SPSS

Dari Tabel 6, maka prediksi harga saham dapat dimasukkan ke dalam persamaan regresi berganda sebagai berikut:

HS = 3,742 + 1,232CR + 0,254DER – 0,091ROE + 0,630EPS

Dari persamaan regresi pada Tabel 6 dapat diintepretasikan bahwa: 1. Konstanta (a)

Dalam persamaan regresi linear berganda diketahui nilai konstanta (a) sebesar 3,742, artinya jika variabel current ratio, debt to equity ratio, return on equity, earning per share tetap atau sama dengan 0, maka harga saham akan sebesar 3,742 satuan.

2. Koefisien regresi CR (b1) sebesar 1,232.

Besarnya koefisien b1 adalah 1,232 yang berarti menunjukkan arah hubungan positif (searah) antara harga saham dengan current ratio (CR). Tanda positif menunjukkan pengaruh

current ratio (CR) searah terhadap harga saham yaitu jika variabel current ratio (CR) naik sebesar satu satuan maka harga saham akan naik sebesar b1 yaitu 1,232 dengan asumsi variabel yang lainnya konstan.

3. Koefisien regresi DER (b2) sebesar 0,254

Besarnya koefisien b2 adalah 0,254 yang berarti menunjukkan arah hubungan positif (searah) antara harga saham dengan dengan debt to equity ratio (DER). Tanda positif menunjukkan pengaruh debt to equity ratio (DER) searah terhadap harga saham yaitu jika variabel debt to equity ratio (DER) naik sebesar satu satuan maka harga saham akan naik sebesar b2 yaitu 0,254 dengan asumsi variabel yang lainnya konstan.

(12)

Besarnya koefisien b3 adalah -0,091 yang berarti menunjukkan arah hubungan negatif (berbalik arah) antara harga saham dengan return on equity (ROE). Tanda negatif menunjukkan pengaruh return on equity (ROE) berlawanan arah terhadap harga saham yaitu jika variabel return on equity (ROE) turun sebesar satu satuan maka harga saham akan turun sebesar b3 yaitu 0,091 satuan dengan asumsi variabel yang lainnya konstan.

5. Koefisien regresi EPS (b4) sebesar 0,630.

Besarnya koefisien b4 adalah 0,630 yang berarti menunjukkan arah hubungan positif (searah) antara harga saham dengan dengan earning per share (EPS). Tanda positif menunjukkan pengaruh earning per share (EPS) searah terhadap harga saham yaitu jika variabel earning per share (EPS) naik sebesar satu satuan maka harga saham akan naik sebesar b4 yaitu 0,630 satuan dengan asumsi variabel yang lainnya konstan.

Analisis Koefisien Determinasi

Hasil perhitungan SPSS dari koefisien determinasi disajikan pada Tabel 7. Tabel 7

Hasil Analisis Koefisien Determinasi Model Summary

Model R R Square Adjusted R Square

Std Error of the Estimate

1 .941a .886 .795 .26630

Sumber: Hasil Output SPSS

Berdasarkan Tabel 7 dapat diketahui nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0,886 atau 88,6% artinya variabilitas variabel harga saham dapat dijelaskan oleh variabilitas variabel current ratio, debt to equity ratio, return on equity, dan earning per share sebesar 88,6%, sedangkan sisanya sebesar 11,4%, dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model regresi ini.

Uji Hipotesis 1. Uji F (Simultan)

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis secara simultan (uji F) dengan SPSS 17 diperoleh hasil sebagaimana yang tersaji pada Tabel 8.

Tabel 8

Hasil Pengujian Secara Simultan

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 2.754 4 .689 9.709 .014a Resdidual .355 5 .071 Total 3.109 9

Sumber: Hasil Output SPSS

Berdasarkan pada Tabel 8 dapat diketahui nilai Fhitung sebesar 9,709 dengan sig 0,014 < (α) 0,05 maka H0 berhasil ditolak. Sehingga kesimpulannya current ratio, debt to equity ratio, return on equity, dan earning per sharesecara simultan berpengaruh signifikan terhadapharga saham pada perusahaan Food and Beverage di Bursa Efek Indonesia.

Dengan demikian hipotesis pertama penelitian yang menduga bahwa current ratio,

(13)

pada perusahaan Food and Beverage di Bursa Efek Indonesia terdukung. Hal ini menunjukkan bahwa model regresi dapat digunakan untuk memprediksi harga saham.

Berpengaruhnya current ratio, debt to equity ratio, return on equity, dan earning per share secara simultan menunjukkan bahwa kinerja perusahaan yang tercermin di dalam faktor fundamental mikro (laporan keuangan) menunjukkan kinerja perusahaan dikatakan baik sehingga selalu dipertimbangkan oleh investor untuk berinvestasi dalam bentuk saham pada perusahaan Food and Beverage di Bursa Efek Indonesia.

2. Uji t (Parsial)

Uji t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen. Hasil uji t (parsial) tersaji pada Tabel 9 berikut ini.

Tabel 9

Hasil Uji Parsial (Uji t)

Variabel Sign Simpulan

Current ratio Debt to equity ratio

0,053 0,443

Tidak berpengaruh signifikan Tidak berpengaruh signifikan

Return on equity Earning per share

0,774 0,011

Tidak Berpengaruh signifikan Berpengaruh signifikan Sumber: Data Diolah SPSS

Dari hasil uji t sebagaimana yang tersaji pada Tabel 9 dapat disimpulkan sebagai berikut:

a. Uji parsial pengaruh current ratio terhadap harga saham

Dengan menggunakan tingkat signifikansi  = 5% dapat dilihat hasil perhitungan program SPSS 17 diperoleh tingkat signifikansi variabel current ratio sebesar 0,053 (lebih besar dari  = 0,05). Dengan demikian pengaruh variabel current ratio terhadap harga saham pada perusahaan Food and Beverage di Bursa Efek Indonesia secara parsial adalah tidak signifikan berpengaruh.

Moljadi (2006:60) menyatakan likuiditas (Current Ratio) ditekankan pada kemampuan membayar, bukan kekuatan membayar. Perusahaan yang likuid adalah perusahaan yang mempunyai kekuatan besar untuk membayar, sehingga mampu memenuhi kewajiban finansialnya yang segera jatuh tempo. Meskipun perusahaan mempunyai kekuatan membayar yang besar, namun jika pada saat harus memenuhi kewajiban yang segera jatuh tempo ternyata tidak mampu memenuhinya, maka perusahaan tersebut dikatakan tidak likuid (illikuid). Likuiditas (Curent Ratio) bisa dihubungkan dengan kemampuan membayar kepada pihak luar (kreditor) atau disebut likuiditas badan usaha. Likuiditas badan usaha ditunjukkan oleh besar kecilnya kas, surat berharga, piutang, dan persediaan.

Dalam hal ini current ratio yang melemah menunjukkan perusahaan yang tidak likuid yang artinya nilai aktiva lancar lebih kecil daripada hutang lancarnya dan perusahaan cenderung menggunakan hutang lancar sebagai sumber dananya. Semakin kecil kemampuan perusahaan membayar current ratio maka tingkat pengembalian yang akan diperoleh investor juga semakin kecil, padahal investor mengharapkan tingkat pengembalian yang tinggi sehingga investor takut berinvestasi. Dengan demikian semakin kecil current ratio semakin besar resiko yang ditanggung oleh para investor, bila tingkat resiko besar maka harga saham akan menurun.

(14)

b. Uji parsial pengaruh debt to equity ratio terhadap harga saham

Dengan menggunakan tingkat signifikansi  = 5% dapat dilihat hasil perhitungan program SPSS 17 diperoleh tingkat signifikansi variabel debt to equity ratio sebesar 0,443 (lebih besar dari  = 0,05). Dengan demikian pengaruh variabel debt to equity ratio terhadap harga saham pada perusahaan Food and Beverage di Bursa Efek Indonesia secara parsial adalah tidak signifikan berpengaruh. Hal ini dapat diartikan rasio tersebut, tidak digunakan sebagai dasar untuk menentukan atas pertimbangan dalam pembelian saham sehingga debt

to equity ratio tidak mempengaruhi harga saham. Hal ini sesuai dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Astuti (2011) bahwa debt to equity ratio tidak mempunyai pengaruh secara parsial terhadap harga saham pada perusahaan Real Estate dan Property di Bursa Efek Indonesia.

Debt to equity ratio yang merupakan gambaran mengenai struktur modal yang dimiliki oleh perusahaan mampu memberikan pengaruh yang signifikan terhadap harga saham yang merupakan harga perlembar saham perusahaan Food and Beverage yang tercatat di Bursa Efek Indonesia. Penggunaan hutang yang tinggi akan meningkatkan profitabilitas, di lain pihak, hutang yang tinggi juga meningkatkan risiko. Jika penjualan tinggi maka perusahaan bisa memperoleh keuntungan yang tinggi namun sebaliknya jika penjualan turun perusahaan terpaksa bisa mengalami kerugian karena adanya beban bunga yang harus dibayarkan (Hanafi, 2008:41). Dalam kenyataannya gambaran mengenai struktur modal yang dimiliki oleh perusahaan mampu memberikan pengaruh negatif terhadap harga saham di perusahaan Food and Beverage yang tercatat di bursa efek Indonesia, tetapi pengaruh tersebut cukup kecil, sehingga secara statistik dianggap tidak mampu memberikan pengaruh.

c. Uji parsial pengaruh return on equity terhadap harga saham

Dengan menggunakan tingkat signifikansi  = 5% dapat dilihat hasil perhitungan program SPSS 17 diperoleh tingkat signifikansi variabel return on equity sebesar 0,774 (lebih besar dari  = 0,05). Dengan demikian pengaruh variabel return on equity terhadap harga saham pada perusahaan Food and Beverage di Bursa Efek Indonesia secara parsial adalah tidak signifikan berpengaruh. Hal ini dapat artinya rasio tersebut tidak mampu digunakan untuk mempertimbangkan para investor untuk membeli saham pada perusahaan, karena rasio ini menggambarkan tingkat pengembalian atas hasil sekuritas yang memberitahukan kepada pemegang saham seberapa efektif dan efisien modal yang digunakan untuk menghasilkan laba bersih (Mois, 2010:138). Penelitian ini sesuai dengan dengan penelitian Nirawati (2003) dan Astuti (2011), yang menunjukkan bahwa harga saham tidak dipengaruhi oleh return on equity.

Hal ini berarti dari total modal yang ada tidak dapat mempengaruhi perubahan harga saham. Dengan jumlah equity yang tinggi maka mengakibatkan banyak dana yang kurang produktif sehingga perlu adanya pengalokasian dana yang dapat menghasilkan keuntungan, seperti memperluas lahan usaha dan menambah peralatan pabrik. Sebagian investor akan melakukan pembelian saham dan menanamkan saham dalam suatu perusahaan dikarenakan investor tersebut telah mengetahui dan mempelajari kondisi perusahaan itu dalam arti perusahaan dalam kondisi stabil dan kemungkinan kecil akan bangkrut, perilaku investor inilah yang dapat menyebabkan dan mempengaruhi kenaikan dan penurunan harga saham dalam perusahaan tersebut, sehingga bagaimana tingginya nilai ROE yang merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan bagi pemegang saham, tetapi tidak akan memberikan pengaruh yang signifikan pada naik turunnya harga saham pada suatu perusahaan.

(15)

d. Uji parsial pengaruh earning per share terhadap harga saham

Dengan menggunakan tingkat signifikansi  = 5% dapat dilihat hasil perhitungan program SPSS 17 diperoleh tingkat signifikansi variabel earning per share sebesar 0,011 (lebih kecil dari  = 0,05). Dengan demikian pengaruh variabel earning per share terhadap harga saham pada perusahaan Food and Beverage di Bursa Efek Indonesia secara parsial adalah signifikan berpengaruh. Hal ini dapat diartikan apabila earning per share mengalami peningkatan maka harga saham akan naik, dan begitu pula sebaliknya. Kondisi tersebut dapat menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba sehingga dapat menarik investor untuk membeli saham. Penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian terdahulu oleh Astuti (2011) bahwa earning per share berpengaruh terhadap harga saham.

Berpengaruhnya earning per share terhadap harga saham, karena earning per share menunjukkan laba bersih perusahaan yang siap dibagikan ke semua pemegang saham perusahaan cenderung mengalami kenaikan, dimana earning per share tersebut dapat diketahui dari laporan keuangan yang disajikan oleh perusahaan. Hasil ini menunjukkan bahwa earning per share merupakan indikator yang penting dipertimbangkan oleh para pemegang saham. Bagi para calon investor, earning per share dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk investasi di pasar modal terutama hasil yang diharapkan dari dividen yang akan dibayar oleh perusahaan publik. Hasil ini mengindikasi bahwa earning per share merupakan satu-satunya variabel yang digunakan sebagai bahan pertimbangan oleh manajemen dalam pembayaran dividen kas. Dengan hasil ini maka para pemegang saham sangat penting mempertimbangkan besarnya earning per share dalam rangka memprediksi besarnya dividen yang akan diterima.

SIMPULAN DAN SARAN

Dari hasil penelitian dan pembahasan yang digunakan sesuai dengan tujuan hipotesis, maka dapat ditarik simpulan dan saran sebagai berikut :

Simpulan

Simpulan hasil penelitian ini dapat dikemukakan sebagai berikut : (1) Current Ratio,

Debt to Equity Ratio, Return on Equity, dan Earning Per Share secara bersama-sama berpengaruh terhadap harga saham pada perusahaan Food and Beverage di Bursa Efek Indonesia, (2) Current Ratio tidak berpengaruh terhadap harga saham pada perusahaan Food

and Beverage di Bursa Efek Indonesia, (3) Debt to Equity Ratio tidak berpengaruh terhadap harga saham pada perusahaan Food and Beverage di Bursa Efek Indonesia, (4) Return on Equity tidak berpengaruh terhadap harga saham pada perusahaan Food and Beverage di Bursa Efek Indonesia, (5) Earning Per Share berpengaruh signifikan positif terhadap harga saham pada perusahaan Food and Beverage di Bursa Efek Indonesia

.

Saran

Bagi perusahaan agar meningkatkan harga saham di pasar modal, maka bisa menempuh langkah memperbaiki kinerja perusahaan khususnya tingkat laba earning per

share, sehingga investor tertarik untuk menginvestasikan dananya pada perusahaan dengan cara mengurangi hutang dan menambah penjualan untuk menghasilkan laba.

Bagi investor maupun calon investor yang akan melakukan investasi agar mempertimbangkan earning per share, karena variabel tersebut berpengaruh terhadap harga saham perusahaan Food and Beverage di Bursa Efek Indonesia, sedangkan current ratio, debt to

equity ratio, dan return on equity tidak berpengaruh dan hanya digunakan sebagai bahan pertimbangan saja.

(16)

Bagi penelitian selanjutnya yang akan melakukan penelitian dengan tema sejenis atau meneliti mengenai faktor-faktor yang dapat mempengaruhi harga saham perusahaan, simpulan di atas memberikan bukti empiris yang bisa digunakan sebagai pijakan gagasan kearah penelitian yang lebih mendalam. Akan lebih menarik bila dipertimbangkan variabel bersifat teknis seperti volume perdagangan, indeks harga saham, keadaan pasar modal dan sebagainya. Mengingat sarana empiris harga saham dipengaruhi oleh berbagai macam variabel dengan menggunakan lebih banyak lagi perusahaan-perusahaan sebagai sampelnya.

DAFTAR PUSTAKA

Anoraga. Pandji dan N, Widiyanti. 2001. Pasar Modal Keberadaan Manfaatnya Bagi

Pembangunan. Penerbit Rineka Cipta. Jakarta.

Astuti, F, P. 2011. Pengaruh Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Return on Equity, dan Earning per Share terhadap Harga Saham pada Perusahaan Real Estate dan Property yang Go Public di BEI. Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”. Surabaya.

Darmadji dan Fakhruddin. 2006. Pasar Modal di Indonesia (Pendekatan Tanya Jawab). Penerbit Salemba Empat. Jakarta.

Darsono dan Ashari. 2005. Pedoman Praktis Memahami Laporan Keuangan. Penerbit ANDI. Yogyakarta.

Fakhruddin. Hardianto. dan Sophian. 2001. Perangkat dan Model Analisis Investasi di Pasar

Modal. Buku Satu. Penerbit PT. Gramedia. Jakarta.

Halim, A. 2003. Analisis Investasi. Edisi Pertama. Penerbit Salemba Empat. Jakarta. Hanafi, M.M. 2008. Manajemen Keuangan. Edisi 1. Penerbit BPFE. Yogyakarta.

Hasan, M. Iqbal. 2002. Pokok-Pokok Materi Statistik 2. Edisi Kedua. Penerbit Bumi Aksara. Jakarta.

Husnan, S. dan E, Pudjiastuti. 2002. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Edisi Ketiga. Penerbit YKPN. Yogyakarta.

M Fraser, Lyn. dan Aileen. 2004. Memahami Laporan Keuangan. Edisi Keenam. PT. Indeks. Jakarta.

Moeljadi. 2006. Manajemen Keuangan. Edisi Pertama. Penerbit Bayumedia. Malang.

Mois, A. 2010. Merger, Akuisisi & Divestasi. Edisi Kedua. Cetakan Ketiga. Penerbit Ekonisia. Yogyakarta.

Munawir, S. 2002. Analisa Laporan Keuangan. Penerbit Liberty. Yogyakarta.

Nirawati, L. 2003. Pengaruh Debt to Equity Ratio, Current Ratio, Earning per Share dan Return on Asset terhadap Harga Saham pada Perusahaan Real Estate dan Property yang Go Public di Bursa Efek Jakarta. Jurnal ilmu ekonomi. 27(3): 116-132.

Prastowo, D. 2005. Analisis Laporan Keuangan. Edisi Kedua. Penerbit UPP-STIM YKPN. Yogyakarta.

Sawir, A. 2005. Analisa Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan.Penerbit Erlangga. Jakarta.

Sunariyah. 2004. Pengantar Pengetahuan Pasar Modal. Edisi Keempat. Penerbit UPP AMP YKPN. Yogyakarta.

Sutrisno. 2001. Manajemen Keuangan. Edisi Pertama. Penerbit Ekonisia. Yogyakarta.

Tandelilin, E. 2001. Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio. Edisi Pertama. Penerbit BPFE. Yogyakarta.

Referensi

Dokumen terkait

&#34;Stasiun Kyoto baru menandai awal dari era baru perkembangan bertingkat tinggi di kota.&#34; Tangga grand stasiun ini memiliki 171 langkah dan sering digunakan

Dalam proses pengujian video call dilakukan pengukuran untuk melihat perbaikan QoS (Quality of Service) untuk nilai Delay, Packet Loss dan Throughput dilakukan

hukum perpajakan dengan tegas, dapat memberikan diklat khusus tentang perpajakan dalam meningkatkan Sumber daya Manusia/aparatur pajak yang profesional, dan

Secondly, multivariate analysis of comorbidity reporting in this subset of patients’ hospitalizations identifies characteristics associated with accurate and complete reporting

Penelitian ini bertujuan menganalisis konsis- tensi pemecahan saham dengan trading range theory , yaitu menyebabkan harga saham me- ngalami perubahan yang signifikan

Dalam rangka menstimulan dan menjaring ide-ide kreasi dan inovasi masyarakat serta menunjang pengembangan wilayah melalui penemuan Teknologi Tepat Guna (TTG) berbasis kearifan

 Panen dilakukan setelah berumur + 25 hari setelah tanam, dengan cara mencabut tanaman sampai akarnya atau memotong pada bagian pangkal tanaman sekitar 2 cm di

meningkatkan nilai FK sehingga lereng menjadi lebih stabil (FK&gt;1,25). Analisis prediksi run-out pada penelitian ini berfokus pada pusat massa tanah bahan longsor.