PENGEMBANGAN SILABUS DAN RPP
MATA PELAJARAN EKONOMI
BERDASARKAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN
PENDIDIKAN UNTUK KELAS X SEMESTER 1
SMA SANTA MARIA YOGYAKARTA
SKRIPSIDiajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Akuntansi
Oleh: Heny Novita Sari
NIM: 071334012
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA 2011
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PENGEMBANGAN SILABUS DAN RPP
MATA PELAJARAN EKONOMI
BERDASARKAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN
PENDIDIKAN UNTUK KELAS X SEMESTER 1
SMA SANTA MARIA YOGYAKARTA
SKRIPSIDiajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Akuntansi
Oleh: Heny Novita Sari
NIM: 071334012
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SKRIPSI INI KUPERSEMBAHKAN SEBAGAI TANDA CINTAKU KEPADA:
1. Allah SWT yang telah memberikan segala rahmat dan hidayah-Nya, yang
selalu memberikan dorongan, semangat, dan kekuatan di kala suka dan duka.
2. Bapak dan Ibu tercinta, yang telah mendoakan, memberikan cinta dan kasih
sayangmu, yang selalu menyertai dalam setiap langkah hidupku.
3. Kakak dan keponakanku yang selalu memberikan semangat.
4. Terkasih, Andi Oktavianto yang selalu memberi semangat dan menjadi teman
saat bergembira di kala suka dan berbagi rasa di kala duka.
5. Sahabat-sahabatku yang tergabung dalam komunitas “Journey to the West”
6. Almamaterku
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
MOTTO
Belajarlah dari masa lalu untuk memperoleh pelajaran pada hari ini, dan dari
pelajaran yang didapatkan pada hari ini akan menjadi bekal untuk hidup yang
lebih baik di masa depan.
dan,
Berusahalah untuk tidak menjadi manusia yang berhasil tapi berusahalah
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
merupakan karya asli saya yang tidak memuat karya atau bagian karya orang lain,
kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana
layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 30 September 2011
Penulis
Heny Novita Sari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Heny Novita Sari Nomor Mahasiswa : 071334012
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :
Pengembangan Silabus Dan RPP Mata Pelajaran Ekonomi Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Untuk Kelas X Semester 1 SMA Santa Maria Yogyakarta beserta perangkat yang diperlukan berupa satu buah CD.
Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal : 30 September 2011
Yang menyatakan
ABSTRAK
PENGEMBANGAN SILABUS DAN RPP MATA PELAJARAN EKONOMI BERDASARKAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN UNTUK KELAS X SEMESTER 1 SMA SANTA MARIA YOGYAKARTA
Heny Novita Sari Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2011
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan silabus dan RPP untuk mata pelajaran ekonomi berdasarkan kurikulum tingkat satuan pendidikan untuk kelas X semester 1 SMA Santa Maria Yogyakarta. Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah bagaimanakah pengembangan silabus dan RPP mata pelajaran ekonomi berdasarkan kurikulum tingkat satuan pendidikan untuk kelas X semester 1 SMA Santa Maria Yogyakarta?
Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan (research and development). Pengembangan ini dilakukan dengan beberapa tahapan, yaitu analisis kebutuhan, desain, produksi, evaluasi, dan revisi. Setelah melalui tahap produksi dihasilkan produk awal yang kemudian divalidasi oleh ahli silabus dan ahli RPP. Data dikumpulkan melalui kuesioner dan dokumentasi. Data berupa hasil penilaian mengenai kualitas produk berupa skor dengan skala 1-5. Saran-saran yang diperoleh digunakan sebagai dasar untuk merevisi produk. Langkah-langkah pengembangan silabus meliputi perencanaan, pelaksanaan, perbaikan, dan pemantapan. Sedangkan pengembangan RPP meliputi kompetensi yang dirumuskan dalam RPP harus jelas makin konkret kompetensi makin mudah diamati dan makin tepat kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan untuk membentuk kompetensi tersebut, rencana pembelajaran harus sederhana dan fleksibel serta dapat dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran dan pembentukan kompetensi peserta didik, kegiatan-kegiatan yang disusun dan dikembangkan dalam RPP harus menunjangkan sesuai dengan kompetensi dasar yang telah ditetapkan, RPP yang dikembangkan harus utuh dan menyeluruh serta jelas pencapaiannya, perbaikan, dan pemantapan.
Produk pengembangan ini baru diuji cobakan pada tahap penelitian pakar ahli pengembangan silabus dan RPP (Dosen) dan guru mata pelajaran ekonomi, dan belum diuji cobakan secara menyeluruh dalam kegiatan pembelajaran di kelas selama satu semester. Hasil validasi ahli silabus menunjukkan bahwa kualitas silabus sangat baik, dengan skor 4,51. Sedangkan ahli RPP menilai kualitas RPP sangat baik, dengan skor 4,50. Jadi, dapat disimpulkan bahwa produk silabus dan RPP yang dikembangkan efektif jika digunakan dalam kegiatan pembelajaran di kelas selama satu semester.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
THE DEVELOPMENT OF SYLLABUS AND LESSON PLAN IN ECONOMICS BASED ON CURRICULUM OF EDUCATION UNIT LEVEL
FOR SEMESTER OF THE TENTH OF GRADE SANTA MARIA SENIOR HIGH SCHOOL YOGYAKARTA
Heny Novita Sari Sanata Dharma University
2011
This research aims to develop syllabus and lesson plan in economics for the first semester of the tenth grade Santa Maria Senior High School. The problem discussed in this research is how the development of syllabus and lesson plan in economics for the first semester of the tenth grade based on Curriculum of Education Unit Level?
This research is a research of development. The development is conducted in some steps, they are analysis, design, production, evaluation, and revision. After conducting the production, the first product is validated by the experts of syllabus and lesson plan. The data is gained by using questionnaire and documentation. Then, the assessment of the quality of the product is given in the form of score scale: 1-5. The given feedbacks are used to revise the product. The steps in developing the syllabus are planning, implementation, revision, and consolidation. The development of lesson plan includes the competencies that are formulated in lesson plan. The compentencies should be clear, concrete, and easily observed. Appropriate activities are chosen to achieve the competencies. The lesson plan should be simple and flexible.
The development product is only tried out to the lecturers and the economics teacher. It has not been applied in all learning activities for one semester. The result of validation by exsperts syllabus shows that the quality of syllabus is very god with the score: 4,51. In addition, the experts in lesson plan decide that the quality of lesson plan is very good with score of 4,50. So that, it can be concluded that the developed syllabus and lesson plan are effective for teaching in class for one semester.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
segala rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis memiliki kemampuan untuk
menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul “Pengembangan Silabus dan RPP Mata
Pelajaran Ekonomi Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Untuk Kelas
X Semester 1 SMA Santa Maria Yogyakarta”. Skripsi ini ditulis sebagai salah satu
syarat untuk memperoleh gelar sarjana Pendidikan Akuntansi pada Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik berkat
bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini
penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Rohandi, Ph. D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma yang telah memberi kesempatan kepada peneliti
untuk melakukan penelitian.
2. Bapak Indra Darmawan, SE., M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Akuntansi,
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang memberikan ijin untuk melakukan
penelitian sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan baik.
3. Bapak Agustinus Heri Nugroho, S.Pd., M.Pd. selaku Dosen Pembimbing yang
telah banyak meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, memberikan
kritik, dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4. Sr. Yohanna Maria, OSF, S.Ag. selaku Kepala Sekolah SMA Santa Maria
Yogyakarta, yang telah memberikan ijin kepada peneliti untuk melakukan
penelitian.
5. Bapak YB. Subagyo, S.Pd., selaku Guru Ekonomi di SMA Santa Maria
Yogyakarta, yang telah membantu peneliti dalam melakukan penelitian untuk
menyusun skripsi.
6. Ibu B. Indah Nugraheni, S.Pd., S.I.P., M.Pd. selaku Dosen Pendidikan
Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, yang telah membantu peneliti
dalam melakukan penelitian untuk menyusun skripsi.
7. Ibu Rita Eny Purwanti, S.Pd., selaku Dosen Pendidikan Akuntansi Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta, yang telah membantu peneliti dalam melakukan
penelitian untuk menyusun skripsi.
8. Bapak dan Ibu tercinta, yang telah mendoakan, memberikan cinta dan kasih
sayangmu, yang selalu menyertai dalam setiap langkah hidupku.
9. Terkasih, Andi Oktavianto yang selalu memberi semangat dan menjadi teman
saat bergembira di kala suka dan berbagi rasa di kala duka.
10. Sahabat-sahabatku yang tergabung dalam komunitas “Journey to the West”.
11. Staf pengajar PS Pendidikan Akuntansi yang telah memberikan tambahan
pengetahuan dalam proses perkuliahan.
12. Tenaga administrasi PS Pendidikan Akuntansi yang telah membantu kelancaran
Semoga segala bantuan dan kebaikan tersebut, mendapat imbalan dari Allah
SWT. Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna dan masih banyak
kekurangan, karena ini semua disebabkan keterbatasan waktu, tenaga, biaya dan
kemampuan penulis. Oleh karena itu segala kritik dan saran yang bersifat
membangun senantiasa penulis harapkan demi kesempurnaan skripsi ini.
Penulis berharap semoga skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat bagi
pembaca. Amin.
Yogyakarta, 30 September 2011
Penulis
Heny Novita Sari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
MOTTO ... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN ... vii
ABSTRAK ... viii
ABSTRACT ... ix
KATA PENGANTAR ... x
DAFTAR ISI ... xiii
DAFTAR TABEL ... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ... xvii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 3
C. Tujuan Penelitian ... 3
D. Manfaat Penelitian ... 3
BAB II LANDASAN TEORI PENELITIAN ... 5
A. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) ... 5
B. Silabus ... 6
1. Pengertian Silabus ... 6
2. Manfaat Silabus ... 11
3. Prinsip Pengembangan Silabus ... 11
4. Prosedur Pengembangan Silabus ... 13
6. Langkah-langkah Penyusunan Silabus ... 17
7. Penyusunan dan Analisis Instrumen ... 24
8. Langkah Penyusunan Instrumen ... 24
9. Format Silabus ... 27
C. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 28
1. Pengertian RPP ... 28
2. Pentingnya RPP... 30
3. Unsur-unsur dalam RPP ... 32
4. Prinsip Pengembangan RPP ... 33
5. Langkah-langkah Penyusunan RPP ... 37
6. Karakteristik Pembelajaran Ekonomi ... 38
D. Kerangka Berfikir ... 40
E. Pertanyaan Penelitian ... 42
BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ... 43
A. Model Pengembangan ... 43
B. Subjek dan Objek Penelitian ... 44
C. Prosedur Pengembangan ... 44
D. Ujicoba Produk ... 46
E. Jenis Data ... 47
F. Instrumen Pengumpulan Data ... 51
G. Teknik Analisis Data ... 52
H. Teknik Penyimpulan Data sebagai Dasar Revisi ... 52
BAB IV GAMBARAN UMUM ... 54
A. Sejarah Sekolah ... 54
B. Visi SMA Santa Maria Yogyakarta ... 55
C. Misi SMA Santa Maria Yogyakarta ... 55
D. Sistem Pendidikan SMA Santa Maria Yogyakarta ... 56
E. Kurikulum SMA Santa Maria Yogyakarta ... 56
F. Organisasi Sekolah SMA Santa Maria Yogyakarta ... 57
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ... 59
A. Pengembangan Silabus dan RPP ... 59
B. Pengembangan Silabus dan RPPMata Pelajaran Ekonomi untuk SMA ... 59
C. Data Ujicoba dan Revisi Produk ... 62
1. Data Ujicoba Ahli Pengembang Silabus ... 67
2. Data Ujicoba Ahli Pengembang RPP ... 71
D. Revisi Produk setelah Ujicoba Ahli Pengembang Silabus dan Ahli Pengembang RPP Tahap I ... 79
E. Deskripsi Data Ujicoba Ahli Pengembang Silabus Tahap II ... 80
F. Deskripsi Data Ujicoba Ahli Pengembang RPP Tahap II ... 84
G. Pembahasan ... 90
BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN ... 97
A. Kesimpulan ... 97
B. Keterbatasan ... 99
C. Saran-saran ... 100
DAFTAR PUSTAKA ... 102
LAMPIRAN ... 104
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1. Komponen dan Indikator penilaian aspek pengembangan silabus …. 48
Tabel 1.2. Komponen dan Indikator Penilaian Aspek Pengembangan Untuk
Ahli Pengembang RPP ... 49
Tabel 1.3. Konversi Nilai Skala Lima Berdasarkan Penilaian Acuan Patokan atau PAP ... 52
Tabel 1.4. Data Hasil Ujicoba Silabus Tahap I oleh Guru ... 64
Tabel 1.5. Data Hasil Ujicoba Silabus Tahap I oleh Dosen I ... 65
Tabel 1.6. Data Hasil Ujicoba Silabus Tahap I oleh Dosen II ... 66
Tabel 1.7. Konversi Nilai Skala Lima Berdasarkan Penilaian Acuan ... 68
Tabel 1.8. Konversi Data Kuantitatif ke Data Kualitatif ... 69
Tabel 1.9. Data Hasil Ujicoba RPP Tahap I oleh Guru ... 72
Tabel 1.10. Data Hasil Ujicoba RPP Tahap I oleh Dosen I ... 74
Tabel 1.11. Data Hasil Ujicoba RPP Tahap I oleh Dosen II ... 75
Tabel 1.12. Data Hasil Ujicoba Silabus Tahap II oleh Guru ... 80
Tabel 1.13. Data Hasil Ujicoba Silabus Tahap II oleh Dosen I ... 82
Tabel 1.14. Data Hasil Ujicoba Silabus Tahap II oleh Dosen II ... 83
Tabel 1.15. Data Hasil Ujicoba RPP Tahap II oleh Guru ... 85
Tabel 1.16. Data Hasil Ujicoba RPP Tahap II oleh Dosen I ... 86
Tabel 1.17. Data Hasil Ujicoba RPP Tahap II oleh Dosen II ... 87
Tabel 1.18. Kualitas Produk Silabus Hasil Ujicoba Tahap I ... 90
Tabel 1.19. Kualitas Produk RPP Hasil Ujicoba Tahap I ... 92
Tabel 1.20. Peningkatan Kualitas Silabus Pada Tahap II ... 94
Tabel 1.21. Peningkatan Kualitas RPP Pada Tahap II ... 95
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Lembar Penilaian untuk Ahli Pengembang Silabus ... 105
Lampiran 2 Lembar Penilaian untuk Ahli Pengembang RPP ... 108
Lampiran 3 Silabus Semester 1 ... 110
a. Silabus Semester 1, KD 1.1 sampai KD 1.5 ... 111
b. Silabus Semester 1, KD 2.1 sampai KD 2.3 ... 114
c. Silabus Semester 1, KD 3.1 sampai KD 3.5 ... 117
Lampiran 4 RPP Semester 1 ... 120
a. RPP Semester 1, KD 1.1 sampai KD 1.5 ... 121
b. RPP Semester 1, KD 2.1 sampai KD 2.3 ... 155
c. RPP Semester 1, KD 3.1 sampai KD 3.5 ... 177
Lampiran 5 Surat-surat Ijin Penelitian ... 208
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembelajaran Ekonomi merupakan pembelajaran yang mempunyai
cakupan yang cukup luas, sehingga dalam proses pembelajarannya harus
dilakukan bertahap dan berkesinambungan sesuai dengan perkembangan
kemampuan peserta didik. Dengan demikian bagi guru ekonomi, selain harus
menguasai materi atau bahan yang akan diajarkan baik berupa konsep, prinsip,
teori maupun fakta, guru juga harus mampu mengajarkannya kepada anak
didiknya. Agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara optimal, maka seorang
guru sebelum mengajar harus membuat silabus dan RPP. Tujuan dibuatnya
silabus dan RPP adalah agar kegiatan belajar mengajar dapat berjalan dengan
lancar. Seorang guru juga harus memiliki keterampilan dalam menciptakan
suasana belajar yang dapat merangsang keterlibatan anak didik dalam proses
belajar mengajar. Dalam hal ini dimaksudkan untuk menciptakan dan
mempertahankan suasana belajar yang menarik, sehingga para peserta didik atau
siswa tidak merasakan kebosanan atau kejenuhan. Didalam silabus dan RPP juga
terdapat berbagai metode pembelajaran yang digunakan oleh guru. Metode
pembelajaran yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran harus disesuaikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dengan materi yang akan diajarkan, agar dalam kegiatan belajar mengajar siswa
tidak merasa bosan.
Agar guru ekonomi dapat memahami model pembelajaran ekonomi,
maka perlu diketahui dahulu pengertian-pengertian dan konsep dasar ekonomi
juga pengertian pembelajaran dan memahami cara-cara atau langkah-langkah
dalam setiap model pembelajaran yang dapat diterapkan pada pembelajaran
ekonomi. Hal ini perlu, mengingat mengajar merupakan tugas utama seorang
guru. Oleh karena itu keefektifan mengajar akan banyak ditentukan pada
bagaimana guru mampu melaksanakan aktivitas mengajar dan mendidiknya
dengan baik. Agar pembelajaran tersebut efektif maka guru harus membuat
silabus dan RPP. Silabus tersebut sebaiknya disusun sebagai program yang harus
dicapai selama satu semester atau satu tahun ajaran. Untuk pegangan dalam
jangka waktu yang lebih pendek, guru harus membuat program pembelajaran
yang disebut rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). RPP ini merupakan
satuan atau unit program pembelajaran terkecil untuk jangka waktu mingguan
atau harian yang berisi rencana penyampaian suatu pokok atau satuan bahasan
tertentu atau satu tema yang akan dibahas.
Penyusunan silabus dan RPP tidaklah mudah, ini dibuktikan dengan
sering terjadi kesalahan yang dilakukan oleh guru dalam menyusun silabus dan
RPP. Penyusunan silabus dan RPP ini juga dipengaruhi oleh kurikulum yang
diterapkan oleh suatu sekolah dimana guru tersebut mengajar. Dengan melihat
3
RPP, maka saya tertarik untuk meneliti pengembangan silabus dan RPP di suatu
sekolah.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, permasalahan yang
akan di teliti dalam penelitian ini adalah
1. Bagaimanakah mengembangkan silabus dan RPP mata pelajaran ekonomi
untuk kelas X Semester 1 SMA Santa Maria Yogyakarta?
2. Bagaimana kualitas silabus dan RPP mata pelajaran ekonomi untuk kelas X
Semester 1 SMA Santa Maria Yogyakarta?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan pokok yang ingin dicapai dalam penelitian pengembangan ini adalah
1. Mengetahui perkembangan silabus dan RPP mata pelajaran ekonomi untuk
kelas X semester 1 SMA Santa Maria Yogyakarta.
2. Menghasilkan silabus dan RPP mata pelajaran ekonomi yang berkualitas
untuk kelas X Semester 1 SMA Santa Maria Yogyakarta.
D. Manfaat Penelitian
1. Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan bagi guru dalam
penyusunan silabus dan RPP sebelum mengajar.
2. Bagi peneliti, di dapatkan praktek bidang penelitian sehingga banyak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
informasi yang peneliti dapatkan untuk menambah pengetahuan dalam
menyusun silabus dan RPP yang benar serta menerapkannya ketika peneliti
menjadi seorang guru kelak.
3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dan
koleksi karya ilmiah bagi Perpustakaan Universitas Sanata Dharma.
BAB II
LANDASAN TEORI PENELITIAN
A. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. KTSP terdiri atas tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan, dan silabus.
Pengembangan KTSP yang beragam mengacu pada standar nasional pendidikan untuk menjamin pencapaian tujuan pendidikan nasional. Standar nasional pendidikan terdiri atas standar isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan, dan penilaian pendidikan. Dua dari kedelapan standar nasional pendidikan tersebut, yaitu Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) merupakan acuan utama bagi satuan pendidikan dalam mengembangkan kurikulum. Prinsip-prinsip pengembangan KTSP, adalah:
1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, serta kepentingan peserta didik dan lingkungannya.
2. Beragam dan terpadu.
3. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, tekhnologi, dan seni. 4. Relevan dengan kebutuhan kehidupan.
5. Menyeluruh dan berkesinambungan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6. Belajar sepanjang hayat.
7. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah.
B. Silabus
1. Pengertian Silabus
Silabus merupakan produk utama dari pengembangan kurikulum
sebagai suatu rencana tertulis pada suatu satuan pendidikan yang harus
memiliki keterkaitan dengan produk pengembangan kurikulum lainnya,
yaitu proses pembelajaran. Silabus dapat dikatakan sebagai kurikulum ideal
(ideal atau potential curriculum), sedangkan proses pembelajaran merupakan kurikulum aktual (actual atau real curriculum). Silabus juga merupakan hasil atau produk pengembangan desain pembelajaran, seperti
Pola Dasar Kegiatan Belajar Mengajar (PDKBM) dan Garis-garis Besar
Program Pembelajaran (GBPP). Dalam Silabus tersebut memuat
komponen-komponen minimal dari kurikulum satuan pendidikan. Untuk mengadakan
pengkajian terhadap kurikulum yang sedang dilaksanakan pada suatu satuan
pendidikan, bisa dilakukan melalui penelaahan silabus yang telah
dikembangkan dan diberlakukan.
Dari pengkajian terhadap silabus bisa memberikan berbagai informasi,
di antaranya dapat dilihat apakah kurikulum sebagai suatu teori telah
diterjemahkan dengan baik. Melalui silabus dapat ditelaah standar
7
dikembangkan, proses yang diharapkan terjadi, serta bagaimana cara
mengukur keberhasilan belajar. Dari silabus juga akan tampak apakah
hubungan antara satu komponen dengan komponen lainnya harmonis atau
tidak. Karena itu kedudukan silabus dalam telaah kurikulum tingkat satuan
pendidikan sangatlah penting. Silabus merupakan salah satu tahapan dalam
pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan, khususnya untuk
menjawab “apa yang harus dipelajari?”, juga merupakan penjabaran lebih
lanjut tentang pokok-pokok program dalam satu mata pelajaran yang
diturunkan dari standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah
ditetapkan ke dalam rincian kegiatan dan strategi pembelajaran, kegiatan dan
strategi penilaian, dan pengalokasian waktu.
Silabus pada dasarnya merupakan program yang bersifat makro yang
harus dijabarkan lagi ke dalam program-program pembelajaran yang lebih
rinci, yaitu rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Silabus merupakan
program yang dilaksanakan untuk jangka waktu yang cukup panjang (satu
semester), menjadi acuan dalam mengembangkan RPP yang merupakan
program untuk jangka waktu yang lebih singkat. Silabus adalah rencana
pembelajaran pada suatu kelompok mata pelajaran atau tema tertentu yang
mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok atau
pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu,
dan sumber atau bahan atau alat belajar. Silabus merupakan penjabaran
standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam materi pokok atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi
untuk penilaian.
Silabus yang dimaksud adalah suatu penjabaran operasional dari suatu
kurikulum atau dengan kata lain Silabus berisi uraian yang secara teknis
lebih rinci daripada kurikulum. Secara terperinci, silabus berisi uraian
mengenai isi suatu bahan pembelajaran, urutan penyajian pengalokasian
waktu, sumber-sumber, evaluasi, dan kegiatan pembelajaran (Richards
melalui Werdiningsih, 1998: 27). Silabus komunikatif mensyaratkan tiga
unsur utama, yaitu perluasan isi bahasa, perluasan wilayah proses belajar,
dan perluasan wilayah hasil belajar. Yalden (1987: 109) mengelompokan
tipe-tipe silabus yang berorientasi pada penciptaan situasi pembelajaran yang
sedekat mungkin dengan lingkungan penggunaan bahasa sesungguhnya
dalam silabus komunikatif. Berikut ini tiga contoh silabus yang memberikan
penekanan pada upaya peningkatan kemampuan berkomunikasi, yaitu:
a. Silabus struktur dan fungsi
Dalam silabus struktur dan fungsi terdapat pemisahan antara
komponen bentuk dan fungsi komunikatif. Hal ini berarti bentuk
linguistik diansumsikan telah disajikan secara memadai sebelum
penyajian fungsi diberikan. Selanjutnya, fungsi dianggap sebagai
dimensi baru dari komponen silabus gramatikal. Silabus tipe ini
bermanfaat untuk melakukan reorientasi bagi pembelajaran struktural.
9
pembelajaran komponen struktur. Aspek nosi dan fungsi atau
kompetensi komunikasi dikembangkan mengikuti pertumbuhan struktur
sebagai konsekuensi penguasaannya untuk berkomunikasi.
b. Silabus nosional-fungsional
Mills (melalui Werdiningsih, 1998: 31) menyatakan bahwa
dalam Silabus tipe ini mempunyai tujuan untuk mendukung fungsi
komunikasi yang perlu ditonjolkan. Tujuan ditentukan untuk
mendukung fungsi-fungsi komunikatif secara terpisah dari butir-butir
linguistik. Selain itu, penerapan silabus tipe ini berkaitan dengan bahasa
lisan yang dipergunakan sehari-hari dan juga melibatkan keterampilan
bahasa lisan pada situasi bahasa yang lain. Dibawah ini adalah bagan
silabus nosional-fungsional, yaitu:
Fungsi Nosi
Komunikasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
c. Silabus komunikatif.
Dalam silabus tipe ini ada tiga hal penting yang perlu
dipertimbangkan dalam mengembangkan materi pembelajaran, yaitu
ketidakmungkinan menyusun bahan yang hanya bertolak dari fungsi
atau nosi, keseimbangan faktor-faktor komplementer bahasa, misalnya
ketepatan dengan kelancaran atau keterampilan produktif dengan
reseptif dan kebutuhan untuk melibatkan partisipasi pembelajaran dalam
proses belajar-mengajar (Mailey melalui Werdininsih, 1998: 32).
Dibawah ini adalah bagan silabus tipe komunikatif, yaitu:
Functions Structures
Aptitudes Themes
Duration
Dari bagan diatas tampak jelas bahwa pengembangan materi untuk
pembelajaran tertentu hendaknya mempertimbangkan bakat-bakat (aptitudes), fungsi-fungsi (functions), struktur-struktur (structures), dan tema-tema
11
tema sangat penting untuk mencapai tujuan pembelajaran yang berorientasi
pada kemampuan berkomunikasi.
2. Manfaat Silabus
Dengan memperhatikan beberapa pengertian di atas, pada dasarnya
silabus merupakan acuan utama dalam suatu kegiatan pembelajaran. Beberapa
manfaat dari silabus ini, di antaranya:
a. Sebagai pedoman atau acuan bagi pengembangan pembelajaran lebih
lanjut, yaitu dalam penyusunan RPP, pengelolaan kegiatan pembelajaran,
penyediaan sumber belajar, dan pengembangan sistem penilaian.
b. Memberikan gambaran mengenai pokok-pokok program yang akan
dicapai dalam suatu mata pelajaran.
c. Sebagai ukuran dalam melakukan penilaian keberhasilan suatu program
pembelajaran.
d. Dokumentasi tertulis sebagai akuntabilitas suatu program pembelajaran.
3. Prinsip Pengembangan Silabus
Dalam pengembangan silabus perlu dipertimbangkan beberapa
prinsip. Prinsip tersebut merupakan kaidah yang akan menjiwai pelaksanaan
kurikulum tingkat satuan pendidikan. Terdapat beberapa prinsip yang harus
dijadikan dasar dalam pengembangan silabus ini, yaitu: ilmiah, relevan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
sistematis, konsisten, memadai (adequate), aktual atau kontekstual, fleksibel, dan menyeluruh.
Berikut ini penjelasan dari prinsip-prinsip tersebut yaitu:
a. Ilmiah, maksudnya bahwa keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi
muatan dalam silabus harus benar dan dapat dipertanggungjawabkan
secara keilmuan. Mengingat silabus berisikan garis-garis besar isi atau
materi pembelajaran yang akan dipelajari siswa, maka materi atau isi
pembelajaran tersebut harus memenuhi kebenaran ilmiah. Untuk itu,
dalam penyusunan silabus disarankan melibatkan ahli bidang keilmuan
masing-masing mata pelajaran agar materi pembelajaran tersebut memiliki
validitas yang tinggi.
b. Relevan, maksudnya bahwa cakupan, kedalaman, tingkat kesukaran dan
urutan penyajian materi dalam silabus harus sesuai dengan tingkat
perkembangan fisik, intelektual, sosial, emosional, dan spritual peserta
didik.
c. Sistematis, maksudnya bahwa komponen-komponen dalam silabus harus
saling berhubungan secara fungsional dalam mencapai kompetensi.
Silabus pada dasarnya merupakan suatu sistem, oleh karena itu dalam
penyusunannya harus dilakukan secara sistematis.
d. Konsisten, maksudnya bahwa dalam silabus harus nampak hubungan yang
konsisten antara kompetensi dasar, indikator, materi pokok, pengalaman
13
e. Memadai, maksudnya bahwa cakupan indikator, materi pokok,
pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian cukup memadai
untuk menunjang pencapaian kompetensi dasar yang pada akhirnya
mencapai standar kompetensi.
f. Aktual dan Kontekstual, maksudnya bahwa cakupan indikator, materi
pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian
memperhatikan perkembangan ilmu, teknologi, dan seni mutakhir dalam
kehidupan nyata, dan peristiwa yang terjadi.
g. Fleksibel, maksudnya bahwa keseluruhan komponen silabus dapat
mengakomodasi keragaman peserta didik, pendidik, serta dinamika
perubahan yang terjadi di sekolah dan tuntutan masyarakat.
h. Menyeluruh, maksudnya bahwa komponen silabus mencakup keseluruhan
ranah kompetensi (kognitif, afektif, psikomotor).
4. Prosedur Pengembangan Silabus
Untuk memperoleh silabus yang berkualitas dan sesuai dengan
prinsip-prinsip sebagaimana telah diuraikan di atas, diperlukan prosedur
pengembangan silabus yang tepat. Prosedur pengembangan silabus yang
disarankan yaitu melalui perancangan, validasi, pengesahan, sosialisasi,
pelaksanaan, dan evaluasi. Secara singkat, prosedur pengembangan tersebut
dapat dijelaskan sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
a. Perancangan (design).
Tahap ini diawali dengan kegiatan mengidentifikasi standar
kompetensi dan kompetensi dasar yang terdapat dalam standar isi,
dilanjutkan dengan menetapkan materi pokok pembelajaran, kegiatan
pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, jenis penilaian, alokasi
waktu, dan sumber belajar yang diperlukan. Produk dari tahap ini yaitu
berupa draf awal silabus untuk setiap mata pelajaran (disarankan dalam
bentuk matriks agar memudahkan dalam melihat hubungan antar
komponen).
b. Validasi.
Tahap ini dilakukan untuk mengetahui apakah draf awal silabus
yang telah disusun itu sudah tepat atau masih memerlukan perbaikan dan
penyempurnaan lebih lanjut, baik berkenaan dengan ruang lingkup, urutan
penyajian, substansi materi pokok, maupun cakupan isi dalam
komponen-komponen silabus yang lainnya. Tahap validasi bisa dilakukan dengan
cara meminta tanggapan dari pihak-pihak yang dianggap memiliki
keahlian untuk itu, seperti ahli disiplin keilmuan mata pelajaran. Apabila
setelah dilakukan validasi ternyata masih banyak hal yang perlu
diperbaiki, maka sebaiknya secepatnya dilakukan penyempurnaan atau
perancangan ulang sampai diperoleh silabus yang siap diimplementasikan.
Hal ini terutama sekali apabila silabus itu dikembangkan oleh suatu tim
15
dijadikan acuan oleh guru dalam menyusun Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran.
c. Pengesahan.
Tahap ini dilakukan sebelum silabus final dimplementasikan
dengan tujuan agar memperoleh pengesahan dari pihak yang dianggap
kompeten. Tahap pengesahan ini merupakan pertanda bahwa silabus
tersebut secara resmi sudah bisa dijadikan pedoman oleh guru dalam
menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, melaksanakan proses
pembelajaran, dan penilaian.
d. Sosialisasi.
Tahap ini dilakukan terutama apabila silabus dikembangkan pada
level yang lebih luas dan dilakukan oleh tim yang secara khusus dibentuk
dan dipercaya untuk mengembangkannya. Silabus final yang dihasilkan
dan telah disahkan perlu disosialisasikan secara benar dan tepat kepada
guru sebagai pelaksana kurikulum.
e. Pelaksanaan.
Tahap ini merupakan kulminasi dari tahap-tahap sebelumnya yang
diawali dengan kegiatan penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran
sampai dengan pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran.
f. Evaluasi.
Tahap ini dilakukan untuk mengetahui apakah silabus yang telah
dikembangkan itu mencapai sasarannya atau sebaliknya. Dari hasil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
evaluasi ini dapat diketahui sampai dimana tingkat ketercapaian standar
kompetensi dan kompetensi dasar yang telah ditetapkan. Dengan
demikian, silabus dapat segera diperbaiki dan disempurnakan.
Bagan Prosedur Pengembangan Silabus
5. Cara Pengembangan Silabus
Pengembangan silabus sebaiknya dilakukan dengan melibatkan para
ahli atau instansi yang relevan didaerah setempat, seperti tokoh masyarakat,
instansi pemerintah, instansi swasta termasuk perusahaan dan industri, serta
perguruan tinggi. Jika sekolah atau satuan pendidikan memerlukan bantuan ANALISIS
KEBUTUHAN
PENGEMBANGAN SILABUS
Perencanaan
Pelaksanaan
Perbaikan
Pemantapan
PENGEMBANGA
RPP
DRAFT SILABUS DAN PENGEMBANGAN
UJI COBA
ANALISIS
REVISI
17
dan bimbingan teknis untuk penyusunan silabus, dapat mengajukan
permohonan kepada Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP), Pusat
Pengembangan Kurikulum (Puskur), atau ke Badan Penelitian dan
Pengembangan (Balitbang) Departemen Pendidikan Nasional di Jakarta.
Dalam prosesnya, pengembangan silabus harus melibatkan berbagai
pihak, seperti dinas pendidikan provinsi, dinas pendidikan kota dan
kabupaten, departemen agama serta sekolah yang akan
mengimplementasikan kurikulum, sesuai dengan kapasitas dan proporsinya
masing-masing. Namun demikian, bagi sekolah yang belum mampu atau
belum memenuhi kriteria sebagaimana dikemukakan di atas, diperbolehkan
untuk menggunakan model silabus yang dikembangkan oleh BSNP, atau
bisa juga memfotokopi silabus dari sekolah lain yang telah mampu
mengembangkannya, dengan ijin tentunya. Dengan demikian,
pengembangan silabus KTSP dapat dilakukan melalui tiga cara berikut:
a. Mengembangkan silabus sendiri, bagi sekolah yang sudah mampu
mengembangkannya, dan didukung oleh sumber daya, sumber dana,
serta fasilitas dan lingkungan yang memadai.
b. Menggunakan model silabus yang dikembangkan oleh BSNP, bagi
sekolah yang belum mampu mengembangkannya secara mandiri.
c. Menggunakan atau memfotokopi silabus dari sekolah lain, bagi sekolah
yang belum mampu mengembangkannya secara mandiri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6. Langkah-langkah Penyusunan Silabus dan Sistem Penilaian
Langkah-langkah dalam penyusunan silabus dan sistem penilaian
meliputi tahap-tahap yaitu, identifikasi mata pelajaran, perumusan standar
kompetensi dan kompetensi dasar, penentuan materi pokok, pemilihan
pengalaman belajar, penentuan indikator, penilaian yang meliputi jenis
tagihan, bentuk instrumen, dan contoh instrumen, perkiraan waktu yang
dibutuhkan, dan pemilihan sumber atau bahan atau alat. Untuk lebih jelasnya
dapat dibaca uraian berikut:
a. Identifikasi. Pada setiap silabus perlu identifikasi yang meliputi identitas
sekolah, identitas mata pelajaran, kelas atau program, dan semester.
b. Penguruan. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Standar
kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran Ekonomi atau
Akuntansi dirumuskan berdasarkan struktur keilmuan Ekonomi atau
Akuntansi dsn tuntutan kompetensi lulusan. Selanjutnya standar
kompetensi dan kompetensi dasar diurutkan dan disebarkan secara
sistematis.
c. Penentuan Materi Pokok dan Uraian Materi Pokok. Materi pokok dan
uraian materi pokok adalah butir-butir pelajaran yang dibutuhkan siswa
untuk mencapai suatu kompetensi dasar. Pengurutan materi pokok dapat
menggunakan pendekatan procedural, hirarkis, konkret ke abstrak, dan
pendekatan tematik. Prinsip yang perlu diperhatikan dalam menentukan
19
1) Prinsip relevansi, yaitu adanya kesesuaian anatara materi pokok
dengan kompetensi dasar yang ingin dicapai.
2) Prinsip konsistensi, yaitu adanya keajegan antara materi pokok
dengan kompetensi dasar dan standar kompetensi.
3) Prinsip adekuasi, yaitu adanya kecukupan materi pelajaran yang
diberikan untuk mencapai kompetensi dasar yang telah ditentukan.
Materi pokok inipun telah ditentukan oleh Depdiknas.
d. Pemilihan Pengalaman Belajar. Proses pencapaian kompetensi dasar
dikembangkan melalui pemilihan strategi pembelajaran yang meliputi
pembelajaran tatap muka dan pengalaman belajar. Pengalaman belajar
merupakan kegiatan fisik maupun mental yang dilakukan siswa dalam
berinteraksi dengan bahan ajar. Pengalaman belajar dilakukan oleh
siswa untuk menguasai kompetensi dasar yang telah ditentukan. Baik
pembelajaran tatap muka maupun pengalaman belajar, dapat dilakukan
di dalam maupun diluar kelas. Untuk itu, pembelajarannya dilakukan
dengan metode yang bervariasi.
e. Penjabaran Kompetensi Dasar menjadi Indikator. Indikator merupakan
kompetensi dasar secara spesifik yang dapat dijadikan ukuran untuk
mengetahui ketercapaian hasil pembelajaran. Indikator dirumuskan
dengan kata kerja operasional yang bisa diukur dan dibuat instrument
penilaiannya. Seperti halnya standar kompetensi dan kompetensi dasar,
sebagian dari indikator telah pula ditentukan oleh Depdiknas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
f. Penjabaran Indikator ke dalam Instrumen Penilaian. Indikator
dijabarkan lebih lanjut ke dalam instrument penilaian yang meliputi
jenis tagihan, bentuk instrumen, dan contoh instrumen. Setiap indikator
dapat dikembangkan menjadi 3 instrumen atau lebih penilaian yang
meliputi ranah kognitif, psikomotor, dan afektif.
Jenis tagihan yang dapat digunakan antara lain sebagai berikut:
1) Kuis. Bentuknya berupa isian singkat dan menanyakan hal-hal yang
prinsip. Biasanya dilakukan sebelum pelajaran dimulai, kurang
lebih 5-10 menit. Kuis dilakukan untuk mengetahui penguasaan
pelajaran oleh siswa. Tingkat berfikiryang terlibat adalah
pengetahuan dan pemahaman.
2) Pertanyaan Lisan. Materi yang ditanyakan berupa pemahaman
terhadap konsep, prinsip, atau teorema. Tingkat berfikir yang
terlibat adalah pengetahuan dan pemahaman.
3) Ulangan Harian. Ulangan harian dilakukan secara periodik di akhir
pembelajaran satu atau dua kompetensi dasar. Tingkat berfikir yang
terlibat sebaiknya mencakup pemahaman, aplikasi, dan analisis.
4) Ulangan Blok. Ulangan Blok adalah ujian yang dilakukan dengan
cara menggabungkan beberapa kompetensi dasar dalam satu waktu.
Tingkat berfikir yang terlibat mulai dari pemahaman sampai dengan
21
5) Tugas Individu. Tugas individu dapat diberikan pada waktu-waktu
tertentu dalam bentuk pembuatan klipping, makalah, dan yang
sejenisnya. Tingkat berfikir yang terlibat sebaiknya aplikasi,
analisis, sampai sintesis dan evaluasi.
6) Tugas Kelompok. Tugas kelompok digunakan untuk menilai
kompetensi kerja kelompok. Bentuk instrumen yang digunakan
salah satunya adalah uraian bebas dengan tingkat berfikir tinggi
yaitu aplikasi sampai evaluasi.
7) Responsi atau Ujian Praktik. Bentuk ini dipakai untuk mata
pelajaran yang ada kegiatan praktikumnya. Ujian responsi bisa
dilakukan di awal praktik atau setelah melakukan praktik. Ujian
yang dilakukan sebelum praktik bertujuan untuk mengetahui
kesiapan peserta didik melakukan praktik di laboratorium atau
tempat lain, sedangkan ujian yang dilakukan setelah praktik,
tujuannya untuk mengetahui kompetensi dasar praktik yang telah
dicapai peserta didik dan yang belum.
8) Laporan Kerja Praktik. Bentuk ini dipakai untuk mata pelajaran
yang ada kegiatan prajtikumnya. Peserta didik bisa diminta untuk
mengamati suatu gejala dan melaporkannya.
Bentuk Instrumen dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu tes dan nontes.
Bentuk instrumen tes meliputi, pilihan ganda, uraian objektif, uraian non
objektif, jawaban singkat, menjodohkan, benar salah, unjuk kerja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(performans) dan portofolio, sedangkan bentuk instrumen nontes meliputi,
wawancara, inventori, dan pengamatan. Para guru diharapkan menggunakan
instrumen yang bervariasi agar diperoleh data tentang pencapaian belajar
siswa yang akurat dalam semua ranah. Beberapa bentuk instrumen tes yang
dapat digunakan, antara lain sebgagai berikut:
1) Pilihan Ganda. Bentuk ini bisa mencakup banyak materi pelajaran,
penskorannya objektif, dan bisa dikoreksi dengan mudah.
2) Uraian Objektif. Jawaban uraian objektif sudah pasti. Uraian
objektif lebih tepat digunakan untuk bidang matematika dan sain,
namun dalam ekonomi bentuk ini juga dapat digunakan. Agar hasil
penskorannya objektif, diperlukan pedoman penskoran. Hasil
penilaian terhadap suatu lembar jawaban akan sama walaupun
diperiksa oleh orang yang berbeda.
3) Uraian Non objektif atau Uraian Bebas. Uraian bebas dicirikan
dengan adanya jawaban yang bebas. Namun demikian, sebaiknya
dibuatkan kriteria penskoran yang jelas agar penilaiannya objektif.
4) Jawaban Singkat atau Isian Singkat. Bentuk ini digunakan untuk
mengetahui tingkat pengetahuan dan pemahaman siswa. Materi
yang diuji bisa banyak.
5) Menjodohkan. Bentuk ini cocok untuk mengetahui pemahaman atas
23
6) Performans. Bentuk ini cocok untuk mengukur kompetensi siswa
dalam melakukan tugas tertentu, seperti praktik ibadah atau perilaku
yang lain.
7) Portofolio. Bentuk ini cocok untuk mengetahui perkembangan
unjuk kerja siswa, dengan menilai kumpulan karya-karya dan
tugas-tugas yang dikerjakan oleh siswa. Karya-karya ini dipilih dan
kemudian dinilai, sehingga dapat dilihat perkembangan kemampuan
siswa.
g. Menentukan Alokasi Waktu. Alokasi waktu adalah perkiraan berapa
lama siswa mempelajari suatu materi pelajaran. Untuk menentukan
alokasi waktu, prinsip yang perlu diperhatikan adalah tingkat kesukaran
materi, cakupan materi, frekuensi penggunaan materi baik di dalam
maupun di luar kelas, serta tingkat pentingnya materi yang dipelajari.
h. Sumber atau Bahan atau Alat. Istilah sumber yang digunakan di sini
berarti buku-buku rujukan, referensi atau literature, baik untuk
menyusun silabus maupun mengajar. Sedangkan yang dimaksud dengan
bahan dan alat adalah bahan-bahan dan alat-alat yang diperlukan dalam
praktikum atau proses pembelajaran lainnya. Bahan dan alat di sini
dapat bervariasi sesuai dengan karakteristik mata pelajarannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7. Penyusunan dan Analisis Instrumen
Tujuan penilaian adalah untuk mengetahui apakah siswa telah atau
belum menguasai suatu kompetensi dasar tertentu. Penilaian juga bertujuan
untuk:
a. Mengetahui tingkat pencapaian kompetensi siswa.
b. Mengukur pertumbuhan dan perkembangan siswa.
c. Mendiagnosis kesulitan belajar siswa.
d. Mengetahui hasil pembelajaran.
e. Mengetahui pencapaian kurikulum.
f. Mendorong siswa belajar.
g. Mendorong guru agar mengajar dengan lebih baik.
8. Langkah Penyusunan Instrumen
Langkah awal dalam mengembangkan instrumen adalah menetapkan
spesifikasi, yaitu berisi uraian yang menunjukkan keseluruhan karakteristik
yang harus dimiliki suatu instrumen. Penyususnan spesifikasi instrumen
mencakup kegiatan sebagai berikut:
a. Menentukan tujuan
b. Menyusun kisi-kisi
c. Memilih bentuk instrumen
25
Kisi-kisi berupa matriks yang berisi spesifikasi instrument yang akan
dibuat. Kisi-kisi ini merupakan acuan bagi penyusun instrumen, sehingga
siapapun yang menyusunnya akan menghasilkan isi dan tingkat kesulitan
yang relatif sama. Matriks kisi-kisi tes terdiri dari dua jalur, yaitu kolom dan
baris. Pemilihan bentuk instrumen akan ditentukan oleh tujuan, jumlah
peserta, waktu yang tersedia untuk memeriksa, cakupan materi, dan
karakteristik mata pelajaran yang diujikan. Bentuk pilihan ganda misalnya,
sangat tepat digunakan apabila jumlah peserta banyak, waktu koreksi
singkat, dan cakupan materi yang diujikan banyak.
Bentuk instrumen yang digunakan sebaiknya bervariasi seperti
pilihan ganda, uraian objektif, uraian bebas, menjodohkan, jawaban singkat,
benar salah, untuk kerja (performans), dan portofolio. Dengan cara ini
diharapkan agar diperoleh data yang akurat tentang pencapaian belajar
siswa. Panjang instrumen ditentukan oleh waktu yang tersedia dengan
memperhatikan bahan dan tingkat kelelahan peserta tes. Pada umumnya
ulangan dalam bentuk tes membutuhkan waktu 60 sampai 90 menit.
Sedangkan ulangan dalam bentuk nontes dan praktik bisa disesuaikan
dengan kebutuhan. Penentuan panjang tes dan nontes dapat ditentukan
berdasatkan pengalaman guru. Pada umumnya, setiap butir tes pilihan ganda
memerlukan waktu pengerjaan sekitar 1 sampai 3 menit, tergantung pada
tingkat kesulitan soal. Untuk tes bentuk uraian, lama tes ditentukan
berdasarkan pada kompleksitas jawaban yang dituntut. Untuk mengatasi agar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
jawaban soal tidak terlalu panjang, sebaiknya jawaban dibatasi dengan
beberapa kalimat atau beberapa baris.
Analisis Instrumen
Suatu instrumen hendaknya dianalisis dulu sebelum digunakan. Ada
dua model analisis yang dapat dilakukan, yaitu analisis kualitatif dan
kuantitatif. Analisis kualitatif adalah analisis yang dilakukan oleh teman
sejawat dalam rumpun keahlian yang sama. Tujuannya adalah untuk menilai
materi, konstruksi, dan apakah bahasa yang digunakan sudah memenuhi
pedoman dan bisa dipahami siswa. Analisis kuantitatif dilakukan dengan
cara mengujicobakan instrumen yang telah dianalisis secara kualitatif kepada
sejumlah siswa yang memiliki karakteristik sama dengan siswa yang akan
diuji dengan instrumen tersebut. Jawaban hasil uji coba itu lalu dianalisis
secara kuantitatif dengan menggunakan teknik yang ada. Hasil ujicoba
bertujuan untuk melihat karakteristik instrumen seperti indeks kepekaan atau
kesensitipan instrumen, yaitu dengan cara membagi jumlah siswa yang
menjawab benar dengan jumlah peserta tes.
Untuk mengetahui efektivitas proses pembelajaran dapat dilakukan
dengan cara melihat karakteristik nutir instrumen dengan mengikuti acuan
kriteria yang tercermin dari besarnya harga indeks sensitivitas. Hal ini dapat
diketahui ketika dilakukan tes awal atau pretest dan tes setelah pembelajaran
27
dengan 1. Indeks sensitivitas suatu butir soal (Is) ujian formatif adalah
sebagai berikut:
Is =
RA = Banyaknya siswa yang berhasil mengerjakan suatu butir instrumen
sesudah proses pembelajaran.
RB = Banyaknya siswa yang telah berhasil mengerjakan suatu burtir
instrument sebelum proses pembelajaran.
T = Banyaknya siswa yang mengikuti ujian.
Jika tingkat ada tes awal, maka indeks sensitivitas dapat dilihat dari besarnya
tingkat pencapaiannya berdasarkan hasil tes akhir. Jika tingkat pencapaian
suatu butir instrumen kecil (banyak siswa yang gagal) maka proses
pembelajaran tidak efektif. Namun demikian, seperti telah dikemukakan
diatas, harus diperhatikan pula bagaiamana kualitas butir tersebut secara
kualitatif. Jika hasil analisis secara kualitatif sudah memenuhi syarat, dapat
diartikan bahwa rendahnya indeks kesukaran menunjukkan tidak efektifnya
proses pembelajaran.
9. Format Silabus
Silabus sebagai bagian dalam proses pembelajaran terdiri dari
komponenkomponen yang saling berkaitan satu sama lain. Komponen silabus
yang disarankan terdiri dari identitas mata pelajaran, standar kompetensi dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kompetensi dasar, materi pokok pembelajaran, kegiatan pembelajaran,
indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar. Komponen-komponen
tersebut sebaiknya disusun dalam format dan sistematika yang jelas. Format
berkaitan dengan bentuk penyajian isi silabus, sedangkan sistematika
berkaitan dengan urutan penyajian komponen silabus. Format silabus ini
sebaiknya disusun dalam bentuk matriks (bukan naratif) untuk mempermudah
dalam melihat keterhubungan antar komponen.
C. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran atau RPP
1. Pengertian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran atau RPP.
Pembelajaran pada dasarnya merupakan proses yang ditata dan diatur
sedemikian rupa, menurut langkah-langkah tertentu agar dalam
pelaksanaannya dapat mencapai hasil yang diharapkan. Pengaturan tersebut
dituangkan dalam bentuk perencanaan pembelajaran. Setiap perencanaan
selalu berkenaan dengan perkiraan atau proyeksi mengenai apa yang
diperlukan dan apa yang akan dilakukan. Demikian halnya, perencanaan
pembelajaran memperkirakan atau memproyeksikan mengenai tindakan apa
yang akan dilakukan pada saat melaksanakan kegiatan pembelajaran.
Mungkin saja dalam pelaksanaannya tidak begitu persis seperti apa yang
telah direncanakan, karena proses pembelajaran itu sendiri bersifat
situasional. Namun, apabila perencanaan sudah disusun secara matang, maka
29
direncanakan. Istilah perencanaan pembelajaran yang saat ini digunakan
berkaitan dengan penerapan KTSP di sekolah-sekolah di Indonesia yaitu
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), pada waktu yang lalu dikenal
istilah Satuan Pelajaran (Satpel), Rencana Pelajaran (Renpel), dan
istilah-istilah sejenis lainnya.
Terdapat beberapa pendapat berkenaan dengan perencanaan
pembelajaran ini, di antaranya:
a. Secara garis besar perencanaan pengajaran mencakup kegiatan
merumuskan tujuan apa yang akan dicapai oleh suatu kegiatan
pengajaran, cara apa yang dipakai untuk menilai pencapaian tujuan
tersebut, materi atau bahan apa yang akan disampaikan, bagaimana cara
menyampaikannya, serta alat atau media apa yang diperlukan (Ibrahim,
1993:2).
b. Untuk mempermudah proses belajar-mengajar diperlukan perencanaan
pengajaran. Perencanaan pengajaran dapat dikatakan sebagai
pengembangan instruksional sebagai sistem yang terintegrasi dan terdiri
dari beberapa unsur yang saling berinteraksi (Toeti Soekamto, 1993:9).
c. Perencanaan pengajaran dapat dikatakan sebagai pedoman mengajar bai
guru dan pedoman belajar bagi siswa. Melalui perencanaan pengajaran
dapat diidentifikasi apakah pembelajaran yang dikembangkan atau
dilaksanakan sudah menerapkan konsep belajar siswa aktif atau
mengembangkan pendekatan keterampilan proses.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
d. Gambaran aktivitas siswa akan terlihat pada rencana kegiatan atau
dalam rumusan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) yang terdapat dalam
perencanaan pengajaran. Kegiatan belajar dan mengajar yang
dirumuskan oleh guru harus mengacu pada tujuan pembelajaran.
Sehingga perencanaan pengajaran merupakan acuan yang jelas,
operasional, sistematis sebagai acuan guru dan siswa berdasarkan
kurikulum yang berlaku.
Istilah pengajaran yang digunakan dalam pengertian di atas sebaiknya
diubah dengan pembelajaran, untuk memberi tekanan pada aktivitas belajar
yang dilakukan siswa. Berkaitan dengan hal-hal tersebut di atas maka
rencana pelaksanaan pembelajaran adalah rencana yang menggambarkan
prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu
kompetensi dasar yang ditetapkan dalam standar isi dan dijabarkan dalam
silabus. Lingkup Rencana Pembelajaran paling luas mencakup 1 (satu)
kompetensi dasar yang terdiri atas 1 (satu) indikator atau beberapa indikator
untuk 1 (satu) kali pertemuan atau lebih.
2. Pentingnya Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Perencanaan merupakan bagian penting yang harus diperhatikan
dalam implementasi KTSP, yang akan menentukan kualitas pembelajaran
secara keseluruhan dan menentukan kualitas pendidikan serta kualitas
31
Oleh karena itu, dalam kondisi dan situasi bagaimanapun, guru tetap harus
membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), karena perencanaan
merupakan pedoman pembelajaran. Mengingat pentingnya RPP dalam
implementasi KTSP, yang akan menentukan berhasil tidaknya pembelajaran
adalah idealnya peserta didik dilibatkan dalam pengembangannya, untuk
mengidentifikasi kompetensi, menetapkan materi standar, mengembangkan
indikator hasil belajar, dan melakukan penilaian.
Kemampuan membuat RPP merupakan langkah awal yang harus
dimiliki gura, dan sebagai muara dari segala pengetahuan teori, keterampilan
dasar, dan pemahamanyang mendalam tentang objek belajar dan situasi
pembelajaran. RPP merupakan suatu perkiraan atau proyeksi guru mengenai
seluruh kegiatan yang akan dilakukan baik oleh guru maupun peserta didik,
terutama dalam kaitannya dengan pembentukan kompetensi dan pencapaian
tujuan pembelajaran. Dalam RPP harus jelas kompetensi dasar yang akan
dimiliki oleh peserta didik, apa yang harus dilakukan, apa yang harus
dipelajari, bagaimana mempelajarinya, serta bagaimana guru mengetahui
bahwa peserta didik telah menguasai kompetensi tertentu. Aspek-aspek
tersebut merupakan unsur utama yang secara minimal harus ada dalam setiap
RPP, sebagai pedoman guru dalam melaksanakan pembelajaran, dan
membentuk kompetensi peserta didik. Terdapat dua fungsi RPP dalam
implementasi KTSP, yaitu:
a. Fungsi Perencanaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
RPP hendaknya dapat mendorong guru lebih siap melakukan kegiatan
pembelajaran dengan perencanaan yang matang. Oleh karena itu, setiap
akan melakukan pembelajaran guru wajib memiliki persiapan, baik
persiapan tertulis maupun tidak tertulis.
b. Fungsi Pelaksanaan.
RPP harus disusun secara sistematik dan sistematis, utuh dan
menyeluruh, dengan beberapa kemungkinan penyesuaian dalam situasi
pembelajaran yang actual. Dengan demikian, RPP berfungsi untuk
mengefektifkan proses pembelajaran sesuai dengan apa yang
direncanakan. Dalam hal ini, materi standar yang dikembangkan dan
dijadikan bahan kajian oleh peserta didik harus disesuaikan dengan
kebutuhandan kemampuannya, mengandung nilai fungsional, praktis,
serta disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan lingkungan, sekolah,
dan daerah. Oleh karena itu, kegiatan pembelajaran harus terorganisir
melalui serangkaian kegiatan tertentu, dengan strategi yang tepat.
3. Unsur-unsur dalam RPP
Unsur-unsur pokok yang terkandung dalam RPP meliputi:
a. Identitas mata pelajaran (nama mata pelajaran, kelas, semester, dan
waktu atau banyaknya jam pertemuan yang dialokasikan).
33
c. Materi pokok beserta uraiannya yang perlu dipelajari siswa dalam
rangka mencapai kompetensi dasar dan indikator.
d. Kegiatan pembelajaran (kegiatan pembelajaran secara konkret yang
harus dilakukan siswa dalam berinteraksi dengan materi pembelajaran
dan sumber belajar untuk menguasai kompetensi dasar dan indikator).
e. Alat dan media yang digunakan untuk memperlancar pencapaian
kompetensi dasar, serta sumber bahan yang digunakan dalam kegiatan
pembelajaran sesuai dengan kompetensi dasar yang harus dikuasai.
f. Penilaian dan tindak lanjut (prosedur dan instrumen yang akan
digunakan untuk menilai pencapaian belajar siswa serta tindak lanjut
hasil penilaian).
4. Prinsip Pengembangan RPP
Pengembangan RPP harus memperhatikan minat dan perhatian peserta
didik terhadap materi standard dan kompetensi dasar yang dijadikan bahan
kajian. Dalam hal ini, harus diperhatikan agar guru jangan hanya berperan
sebagai transformator, tetapi juga harus berperan sebagai motivator yang
dapat membangkitkan gairah dan nafsu belajar, mendorong peserta didik
untuk belajar, dengan menggunakan berbagai variasi media dan sumber
belajar yang sesuai, serta menunjang pembentukan kompetensi dasar. Untuk
kepentingan tersebut, berikut ini terdapat beberapa prinsip yang harus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
diperhatikan dalam pengembangan RPP dalam menyukseskan implementasi
KTSP.
a. Kompetensi yang dirumuskan dalam RPP harus jelas, makin konkret
kompetensi makin mudah diamati, dan makin tepat kegiatan-kegiatan
yang harus dilakukan untuk membentuk kompetensi tersebut.
b. Rencana pembelajaran harus sederhana dan fleksibel, serta dapat
dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran dan pembentukan
kompetensi peserta didik.
c. Kegiatan-kegiatan yang disusun dan dikembangkan dalam RPP harus
menunjangkan dan sesuai dengan kompetensi dasar yang telah
ditetapkan.
d. RPP yang dikembangkan harus utuh dan menyeluruh, serta jelas
pencapaiannya.
e. Harus ada koordinasi antarkomponen pelaksana program dilaksana
program di sekolah, terutama apabila pembelajaran dilaksanakan secara
tim (team teaching) atau moving class.
Dalam hal ini, perlu dilakukan pembagian tugas guru seperti
penyusunan kalender pendidikan dan jadwal pembelajaran, pembagian
waktu yang digunakan secara proporsional, seperti penetapan penilaian,
penetapan norma kenaikan kelas dan kelulusan, pencatatan kemajuan belajar
35
pembelajaran, dan pengisian waktu jam kosong. Hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam RPP yaitu:
1) Persiapan dipandang sebagai suatu proses yang secara kuat diarahkan
pada tindakan mendatang, misalnya untuk pembentukan kompetensi,
dan mungkin akan melibatkan orang lain, seperti pengawas dan komite
sekolah.
2) Persiapan diarahkan pada tindakan di masa mendatang, yang
dihadapkan kepada berbagai masalah, tantangan, serta hambatan yang
tidak jelas dan tidak pasti.
3) Rencana pembelajaran erta hubungannya dengan bagaimana sesuatu
dapat dikerjakan, karena itu RPP yang baik adalah yang dapat
dilaksanakan secara optimal dalam pembelajaran dan pembentukan
kompetensi peserta didik. Guru professional harus mampu
mengembangkan rencana pembelajaran yang baik, logis, dan sistematis.
Menurut Cyntia (1993: 113) proses pembelajaran yang dimulai dengan
fase pengembangan rencana pembelajaran, ketika kompetensi dan
metodologi telah diidentifikasi, akan membantu guru dalam
mengorganisasikan materi standar, serta mengantisipasi peserta didik dan
masalah-masalah yang mungkin timbul dalam pembelajaran. Sebaliknya,
tanpa rencana pembelajaran, seorang guru akan mengalami hambatan dalam
proses pembelajaran yang dilakukannya. Dengan rencana pembelajaran,
guru dapat mengorganisasikan kompetensi standar yang akan dicapai dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pembelajaran secara lebih terarah. Hal tersebut diperkuat oleh Sumantri
(1998:108) bahwa perencanaan yang baik sangat membantu pelaksanaan
pembelajaran, karena baik guru maupun peserta didik mengetahui dengan
pasti tujuan yang ingin dicapai dan cara mencapainya. Dengan demikian,
guru dapat mempertahankan situasi agar peserta didik dapat memusatkan
perhatiannya pada pembelajaran yang telah diprogramkan.
Anderson (1989: 47) membedakan perencanaan dalam dua kategori,
yaitu perencanaan jangka panjang dan perencanaan jangka pendek.
Perencanaan jangka panjang yang disebut unit plans, merupakan perencanaan bersifat komprehensif di mana dapat dilihat aktivitas yang
direncanakan guru selama satu semester. Gagne dan Briggs (1998)
mengisyaratkan bahwa dalam mengembangkan rencana pembelajaran untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran perlu memperhatikan empat asumsi
sebagai berikut:
Rencana pembelajaran perlu dikembangkan dengan baik dan
menggunakan pendekatan sistem.
1. Rencana pembelajaran harus dikembangkan berdasarkan pengetahuan
tentang peserta didik.
2. Rencana pembelajaran harus dikembangkan untuk memudahkan peserta
didik belajar dan membentuk kompetensi dirinya. Beberapa hal yang
perlu diperhatikan untuk memberikan kemudahan belajar kepada peserta
37
a. Informasi harus disiapkan dengan baik.
b. Diberikan contoh-contoh dan ilustrasi yang dekat dengan
kehidupanpeserta didik.
c. Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk berpartisipasi
dalam proses pembelajaran.
d. Menggunakan sarana dan alat pendukung yang bervariasi.
3. Rencana pembelajaran hendaknya tidak dibuat asal-asalan, apalagi
hanya untuk memenuhi syarat administrasi.
5. Langkah-langkah Penyusunan RPP
Dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dapat ditempuh
langkah-langkah sebagai berikut:
a. Mengisi kolom identitas.
b. Menentukan alokasi waktu yang dibutuhkan untuk pertemuan yang telah
ditetapkan.
c. Menentukan SK, KD, dan Indikator yang akan digunakan yang terdapat
pada Silabus yang telah disusun.
d. Merumuskan tujuan pembelajaran berdasarkan SK, KD, dan Indikator
yang telah ditentukan (lebih rinci dari KD dan Indikator, pada saat-saat
tertentu rumusan indikator sama dengan tujuan pembelajaran, karena
indikator sudah sangat rinci sehingga tidak dapat dijabarkan lagi).
Rumusan tujuan pembelajaran tidak menimbulan penafsiran ganda.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
e. Mengidentifikasi materi ajar berdasarkan materi pokok atau
pembelajaran yang terdapat dalam silabus. Materi ajar merupakan uraian
dari materi pokok pembelajaran.
f. Menentukan metode pembelajaran yang akan digunakan.
g. Merumuskan langkah-langkah pembelajaran yang terdiri dari kegiatan
awal, inti, dan akhir. Langkah-langkah pembelajaran berupa rincian
skenario pembelajaran yang mencerminkan penerapan strategi
pembelajaran termasuk alokasi waktu setiap tahap. Dalam merumuskan
langkah-langkah pembelajaran juga harus mencerminkan proses
eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi.
h. Menentukan alat atau bahan atau sumber belajar yang digunakan.
i. Menyusun kriteria penilaian, lembar pengamatan, contoh soal, teknik
penskoran, dll. Tuliskan prosedur, jenis, bentuk, dan alat atau instrumen
yang digunakan untuk menilai pencapaian proses dan hasil belajar
siswa, serta tindak lanjut hasil penilaian, seperti: remedial, pengayaan,
atau percepatan. Sesuaikan dengan teknik penilaian berbasis kelas,
seperti: penilaian hasil karya (product), penugasan (project), kinerja
(performance), dan tes tertulis (paper & pen).
6. Karakteristik Pembelajaran Ekonomi
Ekonomi merupakan mata pelajaran yang mengkaji tentang perilaku
39
bervariasi, dan berkembang dengan sumber daya yang ada melalui
pilihan-pilihan kegiatan produksi, konsumsi, dan distribusi. Setiap mata pelajaran
mempunyai karakteristik yang khas. Demikian juga halnya dengan mata
pelajaran Ekonomi. Karakteristik mata pelajaran Ekonomi adalah sebagai
berikut:
a. Mata pelajaran ekonomi muncul dari fakta atau gejala ekonomi yang
nyata.
Kenyataan menunjukkan bahwa kebutuhan manusia tidak terbatas,
sedangkan sumber-sumber ekonomi sebagai alat memenuhi kebutuhan
yang jumlahnya terbatas. Ilmu ekonomi mampu menjelaskan gejala
tersebut, sebab ilmu ekonomi dibangun dari dunia nyata.
b. Mata pelajaran Ekonomi mengembangkan teori-teori untuk menjelaskan
fakta secara rasional. Agar manusia mampu membaca dan menjelaskan
gejala-gejala ekonomi secara sistematis, maka disusunlah konsep dan
teori ekonomi yang menjadi bangunan ilmu ekonomi. Selain itu, ilmu
ekonomi adalah objektif dan mempunyai tujuan yang jelas.
c. Pada umumnya, analisis yang digunakan dalam ilmu ekonomi adalah
pemecahan masalah. Metode pemecahan masalah ini cocok digunakan
dalam analisis ekonomi sebab obyek dalam ilmu ekonomi adalah
permasalahan dasar ekonomi, yaitu barang apa yang diproduksi ,
bagaimana cara memproduksi, dan untuk siapa barang diproduksi.