Hasil Penelitian 2011 1 STUDI KELAYAKAN AGROINDUSTRI SAPI POTONG
DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2011
Fakultas Peternakan Nusa Tenggara Barat Sukardono, M. Ali, Lalu Wirapribadi, M. Taqiuddin
ABSTRAK
Selain dukungan faktor alam, prospek pengembangan sapi di NTB juga ditunjang oleh hal-hal sebagai berikut : populasi yang banyak, ketersediaan lahan sumber pakan masih banyak, sosial budaya masyarakat sangat mendukung, dan terbukanya peluang pasar baik lokal maupun luar daerah. Populasi ternak sapi di NTB tahun 2009 mencapai 592.875 ekor, terdapat di Pulau Lombok sebesar 275.791 ekor (46,52%) dan di Pulau Sumbawa 317.04 (53,48%). Tingkat rata-rata mencapai 7.53 persen pertahun. Populasi tersebut, sebagian besar (81,46%) merupakan produksi usaha peternakan rakyat, sedangkan usaha industri (perusahaan) masih sangat kecil kontribusinya, yaitu baru sekitar 18,54%.
Tujuan dan Manfaat. Secara umum, tujuan studi ini adalah menyediakan data dan informasi tentang kelayakan agroindustri sapi potong di NTB ditinjau dari beberapa aspek, terutama aspek teknis, komersial, finansial, dan faktor ekternal. Aspek teknis meliputi komponen-komponen yang terkait dengan ketersediaan input dan produksi. Aspek komersial meliputi kondisi pasar input dan produk. Aspek finansial meliputi tinjauan investasi
Hasil Penelitian 2011 2 bagi pengusaha. Aspek faktor ekternal meliputi kondisi sosial budaya, kebijakan pemerintah, dan partisipasi masyarakat.
Manfaat studi kelayakan agroindustri sapi potong di NTB diharapkan dapat mengembangkan usaha agroindustri sapi potong dengan mengoptimalkan fasilitas terrrkait (seperti RPH Banyumulek) yang dimiliki NTB saat ini serta memobilasasi sumberdaya dan mengembangkan kapasitas/volume produksi guna meraih peluang yang ada, Memperbaiki kinerja usaha peternakan rakyat yang ada saat ini melalui perencanaan sistematis dan profesional sehingga pada gilirannya akan dapat meningkatkan kesejahteraan peternak. Mendorong munculnya wiraswasta baru sehingga dapat membuka lapangan kerja baru dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah. Dan menjadi pedoman bagi pihak-pihak terkait dalam program pengembangan agroindustri sapi potong di NTB.
Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis kualitatif dan kuantitatif, terutama mengenai potensi produksi dan permintaan daging sapi. Hasil yang diperoleh adalah NTB mmiliki potensi yang cukup besar untuk pengembangan usaha ternak sapi. Daya dukung lahan sumber pakan untuk ternak pemakan hijauan (sapi, kerbau, kuda, kambing dan domba) mencapai 1.380.749 UT. Pada tahun 2010, populasi ternak pemakan hijauan tercatat 708.688 UT sehingga NTB masih memiliki potensi pengembangan populasi sebesar 675.061 UT, terdapat di Pulau Sumbawa sekitar 542.330 UT dan di Pulau Lombok 132.731 UT. Apabila
Hasil Penelitian 2011 3 70% dari potensi tersebut digunakan untuk pengembangan ternak sapi, maka NTB masih dapat dikembangkan ternak sapi sebanyak 472.542 UT atau setara dengan 673.051 ekor sapi dari berbagai umur. Dengan produksi sapi potong 92.530 ekor per tahun, dengan asumsi persentase karkas 65% dari berat hidup dan berat sapi potong rata-rata 400 kg per ekor, maka akan dapat dihasilkan daging sapi sekitar 45 ton perhari. Dengan demikian dari sisi supply (produksi) sapi potong, industri pemotongan hewan modern yang disertai dengan pabrik pengolahan daging sapi, cukup layak di bangun di NTB.
Hasil Penelitian 2011 4 STUDI KELAYAKAN AGROINDUSTRI RUMPUT
LAUT DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2011
Tim Peneliti Fakultas Perikanan Universitas 45 Mataram
Muhammad Amin, Raismin Kotta, Aryani Rahmawati
ABSTRAK
Nusa Tenggara Barat (NTB) merupakan provinsi kepulauan yang 59.13% wilayahnya berupa erairan. Dari luasan tersebut, teridentifikasi potensi wilayah sebagai areal pengembangan budidaya rumput laut mencapai 22.768 hektar. Saat ini, areal yang sudah dimanfaatkan baru mencapai sekitar 6.649 hektar atau sekitar 275. Kendati tingkat pemanfaatan masih kurang dari 30%, provinsi ntb sudah mampu menjadi salah satu dari 7 (tujuh) provinsi pemasok rumput laut terbesar nasional saat ini. oleh karenanya tidak berlebihan, jika pada tahun 2013, pemerintah provinsi mempunyai target untuk menjadi provinsi pengekspor rumput laut terbesar ke-2 di Indonesia setelah maluku.
Tujuan penelitian dilaksanakan untuk : (1) Mengidentifikasi potensi produksi rumput laut, serta karakterisasi mutu bahan baku rumput laut kering dan (2) Rekomendasi produk olah rumput laut yang disertai kelayakan pendirian agroindustri.
Hasil Penelitian 2011 5 Manfaat dari penelitian ini adalah adanya kajian khusus yang adapat dijadikan acuan terhadap pengembangan agroindustri pengolahan rumput laut di NTB ke depan. Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan memperhatiakan beberapa aspek pasar dan pemasaran, aspek teknis, aspek manajemen dan organisasi, aspek finansial, aspek ekonomi serta ekonomi. Hasil yang diperoleh adalah dengan beberapa aspek yang digunakan sebagai studi kelayakan diperlukan pendirian perindustrian rumput laut segera dilaksanakan mengingat besarnya manfaat dan dampak positif terhadap kehidupan masyarakat budidaya rumput laut di lokasi. Peningkatan peranan masing-masing pihak terkait dalam mendukung dan membantu terrealisasinya usaha rumput laut terutama pihak Pemerintah, Bank dan perumahan ekspor.
Hasil Penelitian 2011 6 STUDI KELAYAKAN AGROINDUSTRI JAGUNG
DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2011
Tim Peneliti Lemlit Universitas Muhammadiyah Mataram
Abdurrahman, Ibrahim Abdullah, Mustamin, M. Junaidi, Rahmat Yuliawan, Junaidi AM
ABSTRAK
Perkembangan komoditas jagung dari aspek produksi, produktivitas dan luas lahan panen selama 5 (lima) tahun terakhir di Indonesia tidak secara langsung mengembangkan taraf kesejahteraan petani jagung, penyebab salah satunya adalah kualitas jagung yang dihasilkan oleh petani
Tujuan dan Manfaat penelitian adalah : (1) Mengetahui faktor potensial dalam agroindustri jagung (2) mengetahui petani sudah bekerja secara produktif dalam membudidayakan komoditas jagung (3) Mengetahui budidaya jagung dapat memberikan dampak menciptakan lapangan pekerjaan baru (4) Mengetahui budidaya jagung dapat memberikan dampak menciptakan wirausaha baru (5) Mengetahu manajemen pengelolaan pasca panen jagung dilakukan secara efektif, dan (6) Mengetahui industri olahan yang potensial untuk dikembangkan. Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode kualitatif dan kuantitatif menggabungkan
Hasil Penelitian 2011 7 angka-angka dengan data primer unuk disimpulkan sebagai hasil penelitian.
Hasil yang diperoleh adalah (1) Pada aspek teknik dan teknologi penanaman atau budidaya jagung dilakukan rata-rata dalam satu tahun satu kali. Tingkat produktivitas jagung setiap tahun mengalami peningkatan secara signifikan disebabkan petani menggunakan bibit unggul, pupuk, obat-obatan dan bahan pembantu lainnya dengan kesediaan dan harga yang cukup terjangkau serta pengolahan budidaya jagung menggunakan teknologi terpadu. Produktivitas jagung dalam luas lahan 1 ha dapat menghasilkan 7-8 ton jagung dalam sekali panen atau sekitar 7 ton jagung pipilan. (2) Pada aspek pasar dan pemasaran petani jagung menjual kepada pengepul atau perantara dengan harga jagung pipil Rp. 2400,- per kg, dalam 1 ha tanaman jagung dapat menyerap tenaga kerja antara 5-7 orang yang diperoleh dari tenaga kerja lokal sekitar. (3) Pada aspek financial petani jagung memperoleh modal usaha di samping modal sendiri juga mmperoleh pinjaman baik dari bank maupun pihak lain dengan besar pinjaman antara 3-5 juta rupiah dengan tingkat suku bunga sekitar 15%. Dari modal usaha tersebut rata-rata diperoleh keuntungan per hektar pada lahan kering antara Rp. 3.500.000,- s/d Rp. 6000.000,-. Jika dibandingkan dengan budidaya lain misalnya dengan padi keuntungan yang diperoleh dari budidaya jagung lebih tinggi. (4) Dari aspek finansial melalui analisis NTV, IRR, BC dan ROI menunjukkan bahwa budidaya jagung lebih menguntungkan dan efisien serta layak untuk dikembangkan secara kontinyu. (5) Budidaya jagung yang
Hasil Penelitian 2011 8 merupakan program unggulan PIJAR Provinsi NTB dapat menciptakan dan menyerap lapangan pekerjaan dan meningkatkan kesejahteraan sebanyak 461.130 orang dengan upah perorangan sebesar Rp. 900.000,- perbulan.
Hasil Penelitian 2011 9 KAJIAN SDA, EKONOMI, DAN SOSIAL BUDAYA PEMBANGUNAN PELABUHAN INTERNASIONAL
KAYANGAN DI KABUPATEN LOMBOK UTARA PROVINSI NTB TAHUN 2011
Tim Peneliti Universitas 45 Mataram Muh. Sabidin Rufaini, Lalu Ahmad Rahmat
ABSTRAK
Untuk mendukung sarana angkuta laut, diperlukan prasarana yang berupa pelabuhan. Pelabuhan merupakan tempat pemberhentian (terminal) kapal setelah melakukan pelayaran. Di pelabuhan ini kapal melakukan berbagai kegiatan seperti menaik- turunkan penumpang, bongkar muat barang, pengisian bahan bakar dan air tawar, melakukan reparasi, mengadakan perbekalan. Dalam rangka menghadapi perdagangan bebas (globalisasi dunia) dan peningkatan perekonomian daerah khususnya Kabupaten Lombok Utara (KLU), maka pembangunan Pelabuhan Internasional Kayangan di KLU merupakan upaya perencanaan dari sistem kepelabuhan nasional yang diharapkan nantinya dapat berperan sesuai fungsi pelabuhan itu sendiri bersama dengan pelabuhan-pelabuhan lainnya.
Tujuan dan Manfaat penelitian adalah : (a) Menganalisis kelayakan lokasi pelabuhan dengan mengkaji lebih dalam SDA, Ekonomi, dan sosial budaya masyarakat sebagai sumber pendukung utama dalam pelaksanaan transaksi sosial masyarakat (b) Menganalisis
Hasil Penelitian 2011 10 manfaat ekonomi dan sosial budaya setelah adanya pembangunan pelabuhan (c) Menganalisis prospek perluasan pelabuhan NTB
Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah meliputi analisis kelayakan lokasi pelabuhan, analisi sosial budaya dan ekonomi dan analisis prospek pembangunan pelabuhan internasional kayangan di KLU NTB melalui analisis SWOT. Menganalisis kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman aspek-aspek embangunan pelabuhan.
Hasil yang diperoleh adalah (1) Kabupaten Lombok Utara (KLU) memiliki SDA yang sangat mendukung bidang pariwisata, hal ini akan memberikan peluang pada para wisatawan baik lokal maupun mancanegara untuk meluangkan waktu menikmati alam yang indah dan alami. (2) Pembangunan perekonomian di KLU lebih diusahakan lagi dengan optimal dan sinergis. (3) Pembangunan Balai Latihan Kerja (BLK) sangat diperlukan untuk persiapan tenaga kerja yang kompeten dalam pengelolaan pembangunan daerah dan peningkatan SDM. (4) Sosial budaya masyarakat KLU menerima dan menyetujui terbangunnya pelabuhan internasional sebagai salah satu asset daerah menuju daerah yang sumber PAD terbesar. (5) Penerbitan Perda pada setap elemen terutama bidang sosial budaya telah dipersiapkan dan diperlukan uji material..
Hasil Penelitian 2011 11 PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN UNTUK
MENUMBUHKAN KESADARAN LINGKUNGAN
(ECOLOGICAL AWARNESS) MENUJU SEKOLAH
HIJAU (GREEN SCHOOL) DI SEKOLAH DASAR PROVINSI NTB TAHUN 2011
Tim Peneliti Fakultas Keguruan dan Ilmu Pengetahuan (FKIP) Universitas Mataram
Mahsun, Muhazzar Habibi
ABSTRAK
Kesadaran dan kepekaan terhadap lingkungan (ecological awarness) dapat mengarahkan individu untuk memiliki sistem pengetahuan komprehensif terhadap lingkungan. Fenomena yang terjadi di lingkungan dapat mempengaruhi pengalaman dan perilaku manusia dalam mengelola dan melestarikan lingkungan tempat tinggalnya. Karena itu dalam mengatasi persoalan yang terkait dengan lingkungan tidak mungkin dapat diatasi hanya melalui pendekatan yang bersifat konseptual semata. Interdependensi yang terkait dengan individu dan setting perilaku yang berhubungan dengan hal tersebut merupakan faktor yang tidak bisa diabaikan begitu saja. Tujuan penelitian adalah : (a) Melakukan kajian terhadap permasalahan lingkungan hidup pada tingkat pelaksana (sekolah) yang terkait dengan kurikulum (materi, model pembelajaran, dan sistem evaluasi), ketersediaan fasilitas pembelajaran (buku ajar, media, dan lainnya), dan sarana pendukung yang lain (b) menghasilkan model
Hasil Penelitian 2011 12 pembelajaran yang dapat menumbuhkan kesadaran terhadap lingkungan (ecological awarness) menuju sekolah hijau (green school) di Sekolah Dasar (c) Mengembangkan modul pembelajaran yang dapat menumbuhkembangkan kesadaran terhadap lingkungan (ecological awarness) menuju sekolah hijau (green school) di Sekolah Dasar
Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis secara kualitatif dan kuantitatif dengan melakukan penskoran secara statistik untuk kuantitatif. Untuk analisis kualitatif dipaparkan secara apa adanya sebagai masukan yang dipertimbangkan melalui komentar dan saran responden yang telah ditetukan.
Hasil yang diperoleh adalah (1) Hasil uji terhadap capaian hasil belajar dengan bahan ajar yang dikembangkan melalui eksperimen dengan menggunakan pendekatan STES menunjukkan bahwa daya serap peserta didik terhadap materi bahan ajar pendidikan lingkungan yang diintegrasikan dengan pembelajaran sains yang dikembangkan cukup baik dibandingkan dengan yang tidak diajar dengan bahan ajar pendidikan lingkungan yang diintegarasikan dengan pembelajaran sain sebagaimana diajukan dalam pengembangan materi pembelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup di SD/MI lainnya.