• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

1. Waktu Penelitian

Waktu kegiatan penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2014 sampai dengan bulan Desember 2014. Dengan waktu penelitian tersebut diharapkan dapat mewujudkan hasil yang optimal dan sesuai dengan tujuan penelitian.

2. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada auditor pemerintah yaitu Auditor Eksternal Badan Pemeriksa Keuangan Perwakilan Provinsi DKI Jakarta, pengguna laporan audit, yaitu para anggota DPRD DKI Jakarta dari Komisi C, serta Pemerintah Daerah yang ada di Badan Pengelola Keuangan Daerah DKI Jakarta untuk mendapatkan data primer yang dibutuhkan oleh peneliti.

Tabel 3.1

Daftar Kantor Pemerintah yang Menjadi Tempat Objek Penelitian

No Nama Kantor Pemerintah Alamat

1 Badan Pemeriksa Keuangan Perwakilan Provinsi DKI Jakarta

Jl. MT.Haryono Kav.34 Jakarta Selatan

2 Dewan Perwakilan Rakyat Daerah DKI Jakarta Jl. Kebon Sirih No.18 Jakarta

3 Badan Pengelola Keuangan Daerah DKI Jakarta Gedung Balaikota Blok G Lantai 14-15 Jl. Medan Merdeka Selatan No. 8-9 Jakarta Pusat

(2)

B. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian kausal dengan menggunakan survey. Penelitian secara kausal ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara satu atau lebih variable bebas (independent variable) terhadap variable terikat (dependent variable). Penelitian secara survey ini merupakan penelitian yang mengambil sample dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang dilakukan untuk mengetahui status gejala, dan menentukan adanya kesamaan status gejala tersebut dengan membandingkannya dengan suatu standar yang telah dipilih, serta untuk membuktikan kebenaran dari suatu hipotesis (Singarimbun & Effendi, 2006) didalam Ramadhani (2011).

Untuk membuktikan adanya expectation gap, dilakukan survey terhadap sampel, di mana hasil pengukuran sampel akan digeneralisasikan untuk populasi. Populasi yang menjadi unit analisis dibagi ke dalam kelompok. Hasil analisis dari masing-masing kelompok akan digunakan untuk mengetahui perbedaan persepsi antar kelompok yang dibandingkan. Penelitian ini menggunakan pendekatan cross-sectional model, dimana pengumpulan data dilakukan satu kali pada waktu yang telah ditentukan, sehingga data dapat diperoleh dengan cepat, sekaligus menggambarkan adanya perubahan atau perkembangan (sikap, pandangan, opini) individu pada saat dilakuknnya penelitian, karena subjek diambil dari berbagai tingkat usia. Menurut Arikunto (2002) didalam Ramadhani (2011).

(3)

Selanjutnya, desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan deskriptif yaitu suatu penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data angka yang diolah dengan metode statistika tertentu menurut Azwar (2008) didalam Ramadhani (2011).

C. Variabel Penelitian dan Definisi Operational

1. Variabel Penelitian

Variable yang digunakan dalam mengukur variable penelitian ini, baik variable dependen maupun independen. Dalam penelitian ini variable dependen (Y) yang digunakan adalah Expectation Gap. Dimana Expectation gap adalah perbedaan antara apa yang masyarakat dan pengguna laporan keuangan percaya sebagai tanggung jawab akuntan dan auditor dan apa yang akuntan dan auditor percaya sebagai tanggung jawabnya. Sedangkan variable independen pada penelitian ini di ukur melalui beberapa hal yang terdiri dari: 1. Expectation gap dilihat dari sisi peran auditor (X1) yaitu,

Variable peran auditor dalam penelitian ini diwakili dengan pernyataan bahwa auditor eksternal (BPK) bertanggung jawab untuk memberikan jaminan atas baik buruknya kinerja pemerintah daerah (pernyataan no.1), auditor eksternal (BPK) bertanggung jawab untuk mencegah kecurangan dan kesalahan pengujian (pernyataan no.2), auditor eksternal (BPK) bertanggung jawab untuk mendeteksi seluruh kecurangan dan kesalahan pengujian/baik yang material maupun tidak (pernyataan no.3), auditor eksternal (BPK) harus melaporkan seluruh salah saji/baik yang material maupun tidak yang ditemukan dalam laporan audit

(4)

(pernyataan no.4), auditor eksternal (BPK) bertanggung jawab terhadap kelemahan dalam struktur pengendalian pemerintah daerah (pernyataan no.5), dan auditor eksternal (BPK) bertanggung jawab untuk menjaga/mengawasi catatan-catatan akuntansi pemerintah daerah (pernyataan no.6).

2. Expectation gap mengenai isu independensi (X2)

Variable independensi auditor daleksternal (BPK) independen terhadap pemerintah daerah/eksekutif (pernyataan no.7), auditor eksternal (BPK) independen terhadap pegawai negeri sipil (pernyataan no.8), auditor eksternal (BPK) independen terhadap para politisi/legislative (pernyataan no.9), auditor eksternal (BPK) mempunyai standar etika yang tinggi (pernyataan no.10).

Expectation gap mengenai isu independensi. Independensi adalah persepsi antara pemakai laporan keuangan, auditor, akuntan pendidik dengan auditor mengenai keyakinan akan adanya pengetahuan dan keterampilan khusus yang dimiliki oleh auditor yang mendukung tugas-tugas atau jasa-jasanya, serta suatu cara pandang yang tidak memihak didalam pelaksanaan pengujian, evaluasi hasil pemeriksaan dan penyusunan laporan audit. Seorang auditor BPK seharusnya memiliki sifat independensi terhadap pemerintah daerah (eksekutif), pegawai negri sipil, para politisi dan juga memiliki standar etika yang tinggi.

(5)

3. Expectation gap mengenai isu pengetahuan audit (X3),

Variable pengetahuan audit dalam penelitian ini diwakili dengan pernyataan bahwa auditor eksterternal (BPK) mempunyai tanggung jawab untuk membuat laporan keuangan pemerintah daerah (pernyataan no.11), auditor eksternal (BPK) harus memperhatikan setiap transaksi di pemerintah daerah. Mereka tidak boleh menggunakan sampel dalam melaksanakan suatu audit (pernyataan no.12), laporan keuangan pemerintah daerah yang telah diaudit harus dapat diterbitkan setiap tiga bulan sekali (pernyataan no.13), nilai aktiva yang terdapat dalam neraca pemerintah daerah merupakan nilai sebenarnya/nilai pasar aktiva tersebut (pernyataan no.14), laporan kinerja non keuangan pemerintah pemerintah daerah yang telah diaudit harus termasuk dalam laporan tahunan pemerintah daerah (pernyataan no.15), auditor eksternal (BPK) harus menyelesaikan hasil kerja auditor lain dan para ahli (pernyataan no.16), dan pengguna laporan keungan auditan pemerintah daerah dapat memiliki keyakinan absolut bahwa laporan tidak mengandung salah saji (pernyataan no.17).

Kelompok terminology umum dalam pengauditan dimaksudkan untuk menambah pemahaman expectation gap berkaitan dengan karakteristik responden. Item yang digunakan untuk mengetahui terminologi responden mengenai pengauditan yaitu terminology mengenai salah saji material (nomor 18)

(6)

Penelitian ini menguji persepsi antara auditor BPK dan pengguna laporan keuangan pemerintah. Persepsi yang diteliti pada kedua kelompok responden meliputi persepsi terhadap peran dan tanggung jawab auditor, yang meliputi isu auditor dan proses audit, peran auditor, kompetensi dan independensi, serta kinerja auditor. Adanya perbedaan persepsi antara kedua kelompok responden tersebut menunjukkan terdapatnya “expectation gap” diantara kedua kelompok responden tersebut. Seluruh instrument yang digunakan adalah instrument yang telah dipakai Chowdhury et al., (2005) dan Gramling et al., (1996) dalam Vinna (2011) yang telah dimodifikasi dengan skala Likert empat poin.

Tabel 3.2

Menunjukkan Variabel yang Diukur dan Besarnya Skala Pengukurannya

Variabel Indikator Skala

Pengukuran

Peran Auditor (Bebas)

1. Auditor BPK bertanggung jawab untuk memberikan jaminan atas baik buruknya kinerja pemerintah daerah

Ordinal 2. Auditor BPK bertanggung jawab untuk

mencegah kecurangan dan kesalahan pengujian

3. Auditor BPK bertanggung jawab untuk mendeteksi seluruh kecurangan dan kesalahan pengujian/baik yang material maupun tidak 4. Auditor BPK harus melaporkan seluruh salah saji/baik yang material maupun tidak yang ditemukan dalam laporan audit

5. Auditor BPK bertanggung jawab terhadap kelemahan dalam struktur pengendalian pemerintah daerah

6. Auditor BPK bertanggung jawab untuk menjaga/mengawasi catatan-catatan akuntansi pemerintah daerah.

(7)

Independensi Auditor (Bebas)

7. Auditor BPK independen terhadap pemerintah daerah (eksekutif)

Ordinal 8. Auditor BPK independen terhadap pegawai

negeri sipil

9. Auditor BPK independen terhadap para politisi (legislatif)

10. Auditor BPK bertanggung jawab untuk membuat laporan keuangan pemerintah daerah

Pengetahuan Audit

(Bebas)

11. Auditor BPK harus memperhatikan setiap transaksi di pemerintah daerah

Ordinal 12. Laporan keuangan pemerintah daerah

yang telah diaudit diterbitkan setiap tiga bulan sekali

13. Nilai aktiva yang terdapat dalam neraca pemerintah daerah merupakan nilai sebenarnya/nilai pasar aktiva tersebut

14. Laporan kinerja non keuangan pemerintah daerah yang telah diaudit harus termasuk dalam laporan tahunan pemerintah daerah 15. Auditor BPK harus menyelesaikan

penugasan audit tanpa menggunakan/melihat hasil kerja auditor lain dan para ahli

16. Pengguna laporan keuangan auditan pemerintah daerah dapat memiliki keyakinan absolut bahwa laporan tidak mengandung salah saji

17. Menyajikan laporan secara wajar dalam semua hal yang material

18. Auditor BPK seharusnya mempunyai batas periode maksimum mengaudit

Dalam penelitian ini responden diminta untuk menjawab setiap pertanyaan, dan setiap instrumen akan diukur dengan skala likert dimana untuk setiap jawaban diberi ukuran sebagai berikut:

(8)

Tabel 3.3

Alternative Jawaban Responden Alternative Jawaban Skor Sangat Tidak Setuju (STS) 1

Tidak Setuju 2

Kurang Setuju

Setuju 3 4

Sangat Setuju 5

Sumber : Eunika (2007)

D. Metode Pengumpulan Data

1. Jenis Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari berbagai sumber, adapun jenis data yang digunakan adalah:

a. Riset Lapangan (Field Research)

Yaitu data yang diperoleh dari hasil penyebaran kuesioner dan wawancara yang harus diolah kembali agar data tersebut dapat digunakan dalam penulisan penelitian ini dan dapat dimengerti oleh pembaca.

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah survey method. Dalam survey, data dikumpulkan dari para responden dengan menggunakan kuesioner, yaitu suatu pengumpulan data dengan menggunakan menyebarkan daftar pertanyaan kepada responden dengan harapan memberikan respon atas daftar pertanyaan tersebut. Dengan menggunakan kuesioner diharapkan pertanyaan yang diberikan terstruktur dan jawabannya dapat sesuai dengan yang diharapkan.

(9)

2. Sumber Data

Data yang digunakan diperoleh melalui kuesioner yang langsung disebarkan kepada auditor BPK, anggota DPRD, dan pegawai BPKD dan pengguna laporan keuangan sector public yang diwakili oleh masyarakat yang membayar pajak daerah berupa pajak restoran. Kuesioner ini disebarkan dalam waktu dua bulan, dengan cara sekali penyebaran serta Penelitian kepustakaan dengan cara membaca dan mempelajari buku-buku dan sumber-sumber tertulis lainnya yang berhubungan dengan masalah penelitian.

E. Populasi dan Sample

1. Populasi Penelitian

Populasi mengacu pada keseluruhan kelompok orang, kejadian, atau hal minat yang ingin peneliti investigasi, dan merupakan batasan suatu obyek penelitian.

Populasi penelitian ini adalah pegawai pemerintahan yang berada di wilayah DKI Jakarta. Populasi penelitian ini dikelompokkan sebagai berikut:

1. Auditor Pemerintah, yaitu auditor eksternal BPK perwakilan Propinsi DKI Jakarta

2. Pemakai laporan keuangan sector public yaitu anggota DPRD

3. Pengguna laporan keuangan sector public yaitu pemerintah daerah yang ada di BPKD (Badan Pengelola Keuangan Daerah) DKI Jakarta

(10)

4. Pengguna laporan keuangan sector public yaitu masyarakat pembayar pajak daerah yang diwakili masyarakat pembayar pajak restoran. Alasan dipilihnya masyarakat pembayar pajak daerah yang di wakili masyarakat pembayar pajak restoran karena masyarakat pembayar daerah yang merupakan salah satu pemangku kepentingan (stakeholder) yang membutuhkan laporan keuangan pemerintah daerah.

Populasi menurut Sugiyono (2007) dalam Ramadhani (2011), yaitu wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

2. Sampel Penelitian

Sampel adalah sebagian dari populasi yang memenuhi syarat untuk dijadikan sebagai obyek penelitian. Sampel terdiri atas sejumlah anggota yang dipilih dari populasi. Jumlah sampel yang akan digunakan pada penelitian ini berjumlah 90 buah dari 120 buah kuesioner yang disebar. Peneliatian ini menggunakan Random Sampling karena informasi yang akan diambil berasal dari sumber dipilih secara acak berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan peneliti. Sekaran (2006) menambahkan bahwa ukuran sampel dipengaruhi oleh tingkat ketelitian dan keyakinan yang diinginkan. Pedoman untuk menentukan ukuran sampel mengacu pada pendapat Roscoe dan Sekaran dalam Setyorini (2010) sebagai berikut: 1. Ukuran sampel lebih dari 30 dan kurang dari 500 adalah tepat untuk

(11)

2. Di mana sampel dipecah ke dalam sub sampel, ukuran sampel minimum 30 untuk tiap kategori.

Jumlah sampel yang diambil dari masing-masing populasi adalah sebagai berikut:

1. Auditor Pemerintah (BPK), yaitu auditor yang ada pada kantor perwakilan BPK-RI di DKI Jakarta sebanyak 30 sampel.

2. Pengguna laporan keuangan sector public yaitu anggota DPRD sebanyak 30 sampel.

3. Pengguna laporan keuangan sector public yaitu pemerintah daerah audit yang dijadikan sampel yaitu pegawai BPKD (Badan Pengelola Keuangan Daerah) DKI Jakarta di bidang akuntansi serta pengelolaan keuangan dan kekayaan daerah.

4. Pengguna laporan keuangan sector public yaitu masyarakat pembayar pajak daerah yang diwakili masyarakat pembayar pajak restoran.

F. Metode Analisis Data

Data yang terkumpul selanjutnya diuji dan dianalisis dengan statistical package for the social siences (SPSS) versi 20. Adapun analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Statistik Deskriptif

Metode statistik deskriptif merupakan pencatatan data yang disertai dengan kalimat, kata maupun gambar untuk memberikan gambaran mengenai variabel yang diteliti, namun tidak digunakan untuk membuat kesimpulan. Uji statistik deskriptif mencakup nilai rata-rata (mean), nilai minimum, nilai maksimum, dan nilai standar deviasi dari data penelitian.

(12)

2. Pengujian Kualitas Data a. Uji Validitas

Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya menurut pendapat Azwar (2007) dalam Ramdhani (2011). Uji validitas dalam penelitian ini dilakukan dengan analisis factor. Asumsi yang mendasari dapat tidaknya digunakan analisis factor adalah data matriks harus memiliki korelasi yang cukup (sufficient correlation). Alat uji ini digunakan untuk mengukur tingkat interkorelasi antar variable dan dapat tidaknya dilakukan analisis factor adalah Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy (KMO MSA). Nilai KMO bervariasi dari nol sampai dengan satu. Nilai yang dikehendaki harus > 0.50 untuk dapat dianalisis factor (Ghozali, 2005) dalam Setyorini, 2010.

b. Uji Reliabilitas

Selanjutnya dilakukan uji reliabilitas, suatu kuesioner dikatakan reliable atau handal jika jawaban responden terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Penelitian menggunakan metode internal consistency dengan menggunakan cronbach’s alpha (α).

Rumus reliabilitas dengan metode Alpha adalah: (Arikunto, 2002)

(13)

r1 1 = k 1 ∑σ β k - 1 σ f

Keterangan:

r

1 1 = Realibilitas instrumen

k = Banyaknya butir pertanyaan ∑σ β = Jumlah varian butir

σ f = Varian total

Uji signifikan dilakukan pada taraf signifikan 0,05, artinya instrument dapat dikatakan reliable bila nilai alpha lebih besar dari r kritis product moment. Atau kita bisa menggunakan batasan tertentu seperti 0,6. Menurut Sekaran (1992) dalam Vinna (2011), realibilitas kurang dari 0,6 adalah kurang baik, sedangkan 0,7 dapat diterima dan di atas 0,8 baik. Sedangkan jika butir pertanyaan yang dianalisa > 20 maka nilai Mean Inter-Items harus berada diantara 0.2 – 0.4 (Briggs & Cheeck, 1986) dan atau nilai “Corrected Item-Total Correlation” untuk masing-masing item > 0.3 (Pallant, 2005).

c. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah populasi data berdistribusi normal atau tidak. Asumsi yang mendasari dalam analisis varian (ANOVA) adalah bahwa populasi data berdistribusi normal.

Dalam pembahasan ini akan digunakan uji One Sample Kolmogrov-Smirnov Test, dengan membandingkan Asymptotic Significance dengan α = 5%. Dasar penarikan kesimpulan adalah data

(14)

dikatakan berdistribusi normal apabila nilai Asymptotic Significance > 0,05.

d. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dengan menggunakan Levene’s Test of Homogeneity of Variance. Digunakan untuk mengetahui apakah beberapa varian populasi adalah sama atau tidak. Uji ini dilakukan sebagai prasyarat dalam analisis ANOVA. Asumsi yang mendasari dalam analisis varian (ANOVA) adalah bahwa varian dari populasi adalah sama. Sebagai kriteria pengujian, jika nilai signifikan lebih dari 0.05 maka dapat dikatakan bahwa varian dari dua atau lebih kelompok data adalah sama.

Langkah-langkah uji homogenitas adalah sebagai berikut: 1. Menentukan Hipotesis,

Ho: Seluruh varian adalah sama

Ha: Seluruh varian adalah berbeda

Data yang memenuhi syarat adalah jika varian sama atau subjek berasal dari kelompok yang homogen

2. Kriteria Pengujian (berdasarkan probilitas/signifikansi), Ho diterima jika P value > 0.05

Ho ditolak jika P value < 0.05 3. Membandingkan Probilitas,

Nilai P value (hasil perhitungan) > 0.05, maka Ho diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa seluruh varian sama.

(15)

3. Uji Hipotesis

Uji hipotesis pada hasil verifikasi data yang diperoleh, maka dilakukan pengujian hipotesis. Apabila data setiap variable yang akan dianalisis membentuk distribusi normal, maka semua hipotesis tersebut diuji dengan menggunakan alat analisa one-way ANOVA. Pengujian terhadap hipotesis penelitian dilakukan dengan menggunakan taraf signifikan sebesar 5%. Masing-masing hipotesis diuji dengan menggunakan uji-F (F-test). Lind (2008) menyatakan didalam Rhosyana (2011) bahwa penggunaan uji-F (F-test) dapat digunakan untuk membandingkan tiga rata-rata populasi atau lebih untuk menentukan apakah semua nilainya sama. Kaidah pengambilan keputusan adalah: a. Apabila nilai probabilitas (p) > α = 5% maka hipotesis yang diajukan

(Ha) ditolak.

b. Apabila nilai probabilitas (p) < α = 5% maka hipotesis yang diajukan (Ha) diterima.

Apabila data setiap variable yang akan dianalisis tidak berdistribusi normal, maka statistic non parametric akan digunakan untuk menguji hipotesis. Uji yang digunakan adalah Kruskal-Wallis test adalah one-way analysis of variance by rank. Kruskal-Wallis test merupakan alat uji non parametric yang sangat berguna untuk menentukan apakah k sampel independen berasal dari populasi yang berbeda. Kruskal-Wallis test menguji hipotesis nol bahwa k sampel berasal dari populasi yang sama. Kaidah pengambilan keputusan adalah:

(16)

a. Apabila nilai probabilitas (p) > α = 5% maka hipotesis yang diajukan (Ha) ditolak.

b. Apabila nilai probabilitas (p) < α = 5% maka hipotesis yang diajukan (Ha) diterima.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan hasil belajar siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran teams games tournaments

Perbedaannya adalah bahwa penelitian yang dilakukan oleh penulis ini selain terfokus pada perlindungan para tenaga kerja Indonesia sektor perikanan yang bekerja di kapal

mulai teramati cukup banyak pada sampel uji yang dihidrogenasi pada temperatur.. sekitar 500 °C seperti yang ditunjukkan pada Gambar 3. Pada saat hidrogen terserap oleh

Tata rias pengantin Bali memiliki nilai budaya dan makna yang tinggi yang menarik untuk diteliti lebih mendalam. Penelitian ini difokuskan pada bentuk, fungsi,

Subyek pembanding tidak memiliki ketakutan atau ketidak percayaan untuk menjalin interaksi secara heteroseksual dengan laki – laki meskipun pada dasarnya subyek pembanding juga

Membantu kita mengembangkan citra diri yang lebih baik dari sebelumnya dengan cara seperti yang kita inginkan.. Karena itulah saat ini dikembangkan banyak metode pengembangan

Keberadaan Prabu Siliwangi bisa ditelusuri pada sejumlah naskah kuna, di antaranya: Naskah Carita Parahiyangan episode XVI (di Perpustakaan Nasional RI Jakarta),

Begitu pula dengan wacana (16) yang turut menggunakan klitik –nya pada kata bergaris bawah dalam kutipan, Obed de su haus deng lapar. Tanpa permisi deng mamanya yang baru