PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP PERISTALTIK USUS PASCA
OPERASI SESAR DENGAN ANESTESI SPINAL
DI RSUD TUGUREJO SEMARANG
Ayu Renggonowati*) Machmudah**)
*) Alumni Program Studi S1 Ilmu Keperawatan STIKES Telogorejo Semarang **) Dosen Jurusan Keperawatan Universitas Muhammadiyah Semarang
ABSTRAK
Peristaltik usus merupakan pertanda berakhirnya efek anestesi, banyak faktor yang mempengaruhi lamanya efek anestesi termasuk mobilisasi dini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh mobilisasi dini terhadap peristaltik usus pasca operasi sesar dengan anestesi spinal di RSUD Tugurejo Semarang. Jenis penelitian ini adalah Quasi Eksperimen dengan desain penelitian Posttest Only Control Group, sampel dalam penelitian ini berjumlah 32 responden yang dibagi masing-masing kelompok 16 responden. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling, pengambilan data menggunakan lembar observasi. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat pengaruh mobilisasi dini terhadap peristaltik usus pasca sesar. Dari hasil observasi menunjukkan nilai rata-rata waktu peristaltik usus kelompok perlakuan 250,94 menit dan kelompok kontrol 304,06 menit. Hasil uji Mann Whitney diperoleh nilai ρ 0,001<0,05. Sehingga dapat disimpulkan ada pengaruh mobilisasi dini terhadap peristaltik usus. Penelitian ini di tujukan kepada petugas kesehatan agar mengajarkan mobilisasi ibu setelah keluar dari ruang oprasi.
Kata kunci : mobilisasi dini, peristaltik usus, operasi sesar
ABSTRACT
Iliacal peristaltic is an indication of anesthesia effect. There are many factors which influence the duration of anesthesia effect, included early mobilization. This research is aimed to know the influence of early mobilization toward iliacal peristaltic post section caesarea in RSUD Tugurejo Semarang. The type of research is Quasi Experiment with Posttest Only Control Group research design, sample of this research is 32 respondents which divided into 16 respondents in each group. Sample collecting method used is purposive sampling, data is taken by observation sheet. The result of this research shows that there is influence of early mobilization toward iliacal peristaltic post section caesarea with spinal anesthesia in RSUD Tugurejo Semarang. From the observation’s result shows average time value of iliacal peristaltic for experimental group is 250, 94 minutes and controlled group is 304, 06 minutes. Mann Whitney result of testing acquired ρ value 0,001<0, 05. So it can be concluded that there is influence of early mobilization toward iliacal peristaltic. This research is tended to health official in order to teach mobilization to mother after come out from operation room.
Keywords : early mobilization, iliacal peristaltic, sectio caesarea
PENDAHULUAN
Operasi sesar adalah jalan alternatif menyambut kelahiran seorang bayi melalui operasi praktis (Indiarti,2007,hlm.43). Menurut Jitowiyono dan Kristiyanasari (2010,hlm.42), operasi sesar adalah suatu pembedahan guna melahirkan janin melalui insisi pada dinding abdomen dan uterus persalinan buatan sehingga janin lahir melalui dinding perut dan dinding rahim.
World Health Organization (WHO) mengatakan bahwa sesar dapat digunakan untuk menyelamatkan 15-30% persalinan normal yang berbahaya. Presentase sesar dibanding persalinan normal di Inggris kurang lebih sekitar 15%. WHO memperkirakan bahwa angka persalinan dengan seksio sesarea sekitar 10% sampai 15% dari semua proses persalinan. Di Indonesia sendiri seksio sesarea cukup besar, di rumah sakit pemerintah rata-rata 11% persalinan dengan seksio sesarea. Di Rumah Sakit Nasional Cipto Mangun Kusumo Jakarta, menurut laporan tahunan bagian instalasi gawat darurat, sepanjang 2005-2006, diantara 100 orang ibu melahirkan terdapat 25-32 ibu yang sesar (Indiarti,2007,hlm.51). Di Rumah Sakit Daerah Tugurejo Semarang pada tahun 2011 terdapat 103 pasien yang melakukan sesar, 366 pada tahun 2012 dan 570 pada tahun 2013, hal ini menunjukkan ada peningkatan jumlah pasien yang melakukan operasi sesar setiap tahunnya (Diklat RSUD Tugurejo Semarang).
Anestesi diperlukan dalam proses operasi yang bertujuan untuk menghilangkan nyeri pembedahan. Operasi sesar memiliki dua tipe anestesi, yaitu anestesi umum dan spinal (Kasdu,2003,hlm.56). Efek dari anestesi yang sering dialami pasien pasca sesar adalah termanipulasinya organ abdomen sehingga terjadi distensi abdomen dan menurunnya peristaltik usus. Hal ini mengakibatkan belum munculnya peristaltik usus. Anestesi selama operasi membuat gerak pencernaan belum sempurna kembali (Indiarti,2007,hlm.46). Setelah operasi selesai dilakukan dan pasien sudah sadar, maka akan timbul peristaltik usus, jika peristaltik usus sudah muncul maka ini menandakan bahwa sistem pencernaan sudah dapat bekerja kembali dan peristaltik usus
sudah bekerja normal. Apabila belum muncul peristaltik usus tapi pasien sudah memaksakan untuk makan atau minum, dikhawatirkan usus belum mampu bekerja normal sehingga memungkinkan terjadinya penyumbatan saat makanan tersebut melewati usus (Bararah,2010). Peristaltik usus dipengaruhi oleh usia, asupan cairan, faktor psikologis, anestesi dan pembedahan, dan aktivitas fisik atau mobilisasi (Potter&Perry,2010.hlm.405). Mobilisasi dini merupakan tindakan keperawatan yang dapat memulihkan peristaltik usus (Indiarti,2007,hlm.46). Mobilisasi adalah kemampuan untuk bergerak dengan bebas berirama dan terarah dilingkungan (Kozier,et al.,2011,hlm.587). Mobilisasi dini merupakan suatu aspek yang terpenting pada fungsi fisiologis karena esensial untuk mempertahankan kemandirian (Fitriyahsari, 2009).
Manfaat dari mobilisasi dini adalah peningkatan sirkulasi darah yang dapat menyebabkan pengurangan rasa nyeri, memberi nutrisi pada daerah penyembuhan luka dan meningkatkan status pencernaan kembali normal (Mundy,2005). Dampak apabila tidak dilakukan mobilisasi dini dapat sulit buang air besar dan buang air kecil, distensi lambung, gangguan pernafasan, gangguan kardiovaskuler (Mochtar,2005). Penelitian yang dilakukan oleh Wahyudi tahun 2008 menjelaskan bahwa ada pengaruh pemberian kompres hangat terhadap waktu flatus pada pasien post operasi sesar. Di Rumah Sakit Umum Daerah Ambarawa peneliti menemukan fenomena ibu post seksio sesarea belum diberikan minum dan makan sebelum gerakan peristaltik usus kembali normal atau sebelum flatus keluar.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui pengaruh mobilisasi dini
terhadap peristaltik usus pasca operasi
sesar.
METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang dugunakan adalah penelitian Quasi Eksperimen dengan desain penelitian Posttest Only Control Group. Rancangan penelitian ini terdapat kelompok pembanding (kontrol).
Populasi dalam penelitian ini adalah 47 ibu postpartum di Rumah Sakit Tugurejo Semarang. Sampel dari penelitian ini adalah ibu post partum dengan operasi sesar di Rumah Sakit Tugurejo Semarang. Teknik sampling yang digunakan peneliti adalah purposive sampling, yaitu teknik pengambilan sampel dengan cara memilih sampel diantara populasi sesuai yang dikehendaki peneliti, sehingga sampel tersebut dapat mewakili karakteristik populasi yang telah dikenal sebelumnya (Nursalam, 2008, hlm.94) .
Besar sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah 32 responden dengan menggunakan rumus slovin. Penelitian ini akan dilakukan di ruang nifas Rumah Sakit Tugurejo Semarang yang merupakan rumah sakit yang menyediakan pelayanan operasi sesar.
Penelitian ini telah diawali survei pada minggu pertama bulan januari 2014 dan akan dilaksanakan penelitian pada bulan Maret sampai dengan April 2014. Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi. Observasi merupakan suatu prosedur pengumpulan data yang meliputi melihat dan mencatat jumlah dan aktifitas tertentu tentang masalah penelitian yang diteliti (Swarjana,2012,hlm.104).
Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui observasi kepada responden menggunakan lembar observasi untuk mengetahui data demografi dan karakteristik responden. Observasi ini akan dilakukan kepada seluruh ibu pasca operasi sesar dengan anestesi spinal di Rumah Sakit Tugurejo Semarang.
Analisis univariat dalam penelitian ini penyajian mengenai pengukuran dengan mencari mean, nilai minimum, nilai maximum, dan standart deviation terhadap setiap variabel yaitu variabel independen mobilisasi dini dan variabel dependen peristaltik usus.
Analisis bivariat dalam penelitian ini digunakan untuk menguji perbedaan peristaltik usus pada ibu yang dilakukan mobilisasi dini dan yang tidak dilakukan mobilisasi dini. Uji normalitas pada penelitian ini menggunakan uji Shapiro-Wilk karena responden kurang dari 50 (Dahlan,2013,hlm.48).
Uji statistik yang digunakan adalah uji Mann whitney, karena hasil uji normalitas 0,035 (ρ<0,05) berarti data tidak berdistribusi normal (Sugiyono,2013,hlm.121). Uji ini digunakan untuk mengetahui adakah pengaruh mobilisasi terhadap peristaltik usus.
HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Umur dan Paritas
Tabel 5.1
Distribusi Frekuensi Umur dan Paritas Pada Ibu Pasca Operasi Sesar Di RSUD
Tugurejo Semarang Tanggal 27 Maret – 15 April 2014
(n=32)
Berdasarkan hasil penelitian tentang gambaran karakteristik responden pada ibu pasca bedah sesar menunjukkan hasil bahwa responden yang paling banyak adalah usia 25-31 yaitu 19 orang (59,3%), dikarenakan usia tersebut merupakan usia produktif, yaitu wanita yang organ reproduksinya berfungsi dengan baik, pada masa ini wanita memiliki kesempatan baik untuk hamil (BKKBN,2011).
Pada penelitian ini terdapat responden dengan usia 18 tahun, responden ini berpendidikan SMP dan bekerja sebagai pegawai swasta, suami responden berusia 25 tahun, responden yang melahirkan anak pertama tersebut melahirkan dengan sesar karena serotinus , yaitu kehamilan yang berlangsung lebih dari perkiraan hari persalinan yang dihitung dari
Karakteristik Responden Nilai Minimal Nilai Maksimal Rata – rata Standar Deviasi Umur Paritas 18 1 41 3 29,09 1,78 5,152 0,706
hari pertama haid terakhir, dimana usia kehamilannya telah melebihi 42 minggu (Manuaba,2006,hlm.125), sehingga oleh dokter dianjurkan dilakukan bedah sesar. Responden menikah muda karena memang keinginannya, saat dilakukan mobilisasi responden mengikuti gerakan yang diajarkan peneliti responden kurang maksimal melakukannya karena takut luka bekas jahitannya bergerak.
Terdapat juga responden dengan usia 41
tahun, usia ini termasuk usia yang rentan
akan resiko untuk kehamilan, seperti hipertensi, kehamilan diluar rahim danmengalami keguguran
(Manuaba,2006,hlm.130). Responden berpendidikan SMP dan bekerja sebagai pegawai swasta. Responden tersebut melahirkan anak ketiga dengan sesar karena ketuban pecah dini, juga dua kelahiran anak sebelumnya dilakukan dengan sesar. Sesuai dengan teori yang dikemukakan Santoso (2010,hlm.103), bahwa salah satu indikasi kelahiran sesar adalah operasi sesar sebelumnya. Saat dilakukan mobilisasi, responden tampak kooperatif mengikuti gerakan yang diajarkan peneliti.
Kemampuan mobilisasi seseorang dipengaruhi beberapa faktor, usia salah satunya. Semakin bertambah usia seseorang tonus otot akan menurun sehingga kemampuan mobilisasi menurun ( Kozier,et.al.,2010,hlm.605).
Hasil penelitian berdasarkan paritas responden primipara sebanyak 12 orang (37,5%) dan responden multipara sebanyak 20 orang (62,5%), paling sedikit adalah anak ketiga 5 orang (15,6%), dan paling banyak adalah anak pertama 12 orang (37,5%).
Wanita primipara adalah seorang wanita yang pernah melahirkan satu kali satu janin atau lebih yang telah mencapai viabilitas, oleh karena itu berakhirnya setiap kehamilan melewati tahap abortus memberikan paritas pada ibu. Wanita multipara adalah seorang wanita yang telah menyelesaikan dua atau lebih kehamilan hingga viabilitas. Hal yang menentukan paritas adalah jumlah kehamilan yang mencapai viabilitas bukan jumlah janin yang dilahirkan. Paritas tidak lebih besar jika wanita yang bersangkutan melahirkan satu janin, janin kembar, atau janin kembar lima,
juga tidak lebih rendah jika janin lahir mati (Kenneth, et. al. 2004,hlm.40)
Dalam penelitian ini memiliki arti bahwa faktor paritas bukan merupakan pengganggu karena semua responden berada dalam kategori paritas primipara dan multipara.
2.
Pendidikan
Tabel 5.2
Distribusi Frekuensi Pendidikan Pada Ibu PAsca Operasi Sesar Di
RSUD Tugurejo Semarang Tanggal 27 Maret – 15 April 2014
(n=32)
Pendidikan Jumlah Prosentase % SMP SMA Perguruan Tinggi 6 23 3 18,8% 71,9% 9,4% Total 32 100%
Dari tabel 5.2 didapatkan hasil responden yang berpendidikan SMP sebanyak 6 orang (18,8%), SMA sebanyak 23 orang (71,9%), dan Perguruan Tinggi sebanyak 3 orang ( 9,4%). Hasil penelitian ini menunjukkan paling banyak responden berpendidikan SMA yaitu 23 orang (71,9%).
3.
Pekerjaan.
Tabel 5.3
Distribusi Frekuensi Pekerjaan Pada Ibu Pasca Operasi Sesar Di
RSUD Tugurejo Semarang Tanggal 27 Maret – 15 April 2014
(n=32)
Pekerjaan Jumlah Prosentase % Tidak Bekerja Swasta PNS 9 22 1 28,1% 68,8% 3,1% Total 32 100%
Dari tabel diatas dapat didapatkan hasil responden yang tidak bekerja sebanyak 9 orang(28,1%), responden yang bekerja sebagai pegawai swasta sebanyak 22 orang (68,8%), dan responden yang bekerja sebagai PNS sebanyak 1 orang (3,1%). Dapat disimpulkan bahwa paling banyak responden bekerja sebagai pegawai swasta.
4. Waktu Peristaltik Usus Kelompok yang Dilakukan Mobilisasi Dini Dan Kelompok Kontrol.
Dari tabel 5.4 hasil menunjukkan bahwa waktu peristaltik usus kelompok yang dilakukan mobilisasi dini nilai minimum adalah 210 menit sebanyak 2 orang (12,5%) dan nilai maximum adalah 375 menit sebanyak 1 orang (6,2%). Pada kelompok kontrol nilai minimum adalah 160 menit sebanyak 1 orang (6,2%) dan nilai maximum adalah 390 menit sebanyak 3 orang (18,8%). Jadi rata – rata waktu peristaltik usus pada kelompok mobilisasi dini adalah 250,94 menit dan rata – rata waktu peristaltik usus pada kelompok kontrol adalah 304,06.
Terdapat selisih rata-rata antara kelompok mobilisasi dini dan kelompok kontrol, hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Manuaba (2009) bahwa timbulnya peristaltik usus menandakan pulihnya sistem pencernaan dan metabolisme tubuh kembali normal seperti semula.
Dalam perawatan pasca partum, konsep umum yang digunakan adalah mobilisasi dini, dengan dilakukan mobilisasi dini dapat melancarkan sirkulasi darah yang bisa mempercepat pulihnya sistem pencernaan (Manuaba,2006,hlm.105).
Penelitian terkait yang dilakukan oleh Novianti tahun 2010, tentang pengaruh akupresur terhadap waktu penurunan skala nyeri persalinan kala I fase aktif di Rumah Sakit Cimahi diperoleh hasil terdapat perbedaan waktu penurunan skala nyeri pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol.
Berdasarkan hasil uji Mann Whitney diperoleh nilai ρ 0,001 (ρ < 0,05), sehingga Ho ditolak dan Ha diterima, maka dapat disimpulkan ada pengaruh mobilisasi dini terhadap waktu peristaltik usus pasca operasi sesar di RSUD Tugurejo Semarang.
Waktu peristaltik usus pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol lebih cepat pada kelompok perlakuan, sehingga mobilisasi dini efektif untuk mengontrol sistem metabolisme tubuh pasca anestesi spinal pada
Kelompok Waktu Peristaltik Usus ρ
Nilai Minimal Nilai Maksimal Rata- rata Standar Deviasi Perlakuan 210 375 250,94 47,266 0.001 Kontrol 160 390 304,06 71,676 Tabel 5.4
Perbedaan Waktu Peristaltik Usus Kelompok Perlakuan dan Kelompok Kontrol Pada Ibu Pasca Operasi Sesar Di RSUD Tugurejo Semarang
Tanggal 27 Maret – 15 April 2014 (n=32)
pasca operasi sesar di RSUD Tugurejo Semarang.
Imobilisasi akan menekan motilitas usus seperti otot pelvis dan otot abdomen yang lemah, sedangkan mobilisasi dapat meningkatkan peristaltik usus (Saryono & Widianti,2010,hlm.37). Menurut WHO (2012,hlm.128) mobilisasi dapat meningkatkan peredaran darah dan mempercepat sistem tubuh kembali normal.
5. Jumlah Peristaltik Usus.
Dari tabel 5.5 hasil menunjukkan bahwa frekuensi peristaltik usus kelompok perlakuan yang paling sedikit adalah 10 kali dan jumlah peristaltik usus yang paling banyak adalah 15 kali. Rata – rata jumlah peristaltik usus pada kelompok perlakuan adalah 12.0625 dan standar deviasi adalah 1.48183
Jumlah peristaltik usus kelompok kontrol yang paling sedikit adalah 10 kali dan jumlah peristaltik usus yang paling banyak adalah 15 kali. Rata – rata jumlah peristaltik usus pada kelompok kontrol adalah 11.6875 dan standar deviasi adalah 1.70171.
KESIMPULAN
Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh mobilisasi dini terhadap waktu peristaltik usus pasca operasi sesar di RSUD Tugurejo Semarang.
SARAN
1. Untuk Penelitian
Diharapkan para peneliti mengkaji kembali faktor-faktor yang mempengaruhi peristaltik usus seperti asupan cairan dan faktor psikologis, hal ini untuk mengetahui pengaruh asupan cairan dan faktor psikologis terhadap peristaltik usus pasca operasi sesar, juga memperhatikan faktor paritas dan indikasi operasi sesar yang belum di teliti pengaruhnya terhadap peristaltik usus.
2. Untuk Instansi Kesehatan
Diharapkan petugas kesehatan memfasilitasi ibu post operasi sesar agar sedini mungkin melakukan mobilisasi dini, hal ini dilakukan untuk Kelompok Frekuensi Peristaltik Usus
Nilai Minimal Nilai Maksimal Rata- rata Standar Deviasi Perlakuan 10 15 12.0625 1.48183 Kontrol 10 15 11.6875 1.70171 Tabel 5.5
Deskripsi Frekuensi Peristaltik Usus Kelompok Mobilisasi Dini dan Kelompok Kontrol Pada Ibu Pasca Operasi Sesar Di RSUD Tugurejo Semarang Tanggal 27 Maret – 15 April
2014 (n=32)
mempercepat pulihnya keadaan tubuh karena masih banyak ibu takut bergerak setelah melahirkan.
3. Untuk Masyarakat
Perlu diketahui bahwa mobilisasi yang dilakukan tidak membahayakan, hal ini sudah sesuai dengan prosedur yang dianjurkan, oleh karena itu ibu post operasi sesar dianjurkan segera mungkin melakukan mobilisasi setelah keluar dari ruang operasi.
DAFTAR PUSTAKA
Akhrita,Z. (2011). Pengaruh Mobilisasi Terhadap Pemulihan Kandung Kemih Pasca Pembedahan Dengan Anestesi Spinal di RSUP Padang. Padang : Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Alin,P. (2010). Flatus. http://www.bascommetro.com /flatus-kentut.html diperoleh tanggal 30 Desember 2013 Anggarani, D., & Subakti, Y. (2013). Kupas
Tuntas Seputar Kehamilan. Jakarta : Agromedia
Asmadi. (2009). Teknik Prosedural Keperawatan : Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta : Salemba Medika
Bararah, V.F. (2010). Pentingnya Kentut Setelah Operasi. http://health.detik.com/penting nya-kentut-setelah-operasi/ diperoleh tanggal 11 Desember 2010
Gruendemann, B. J. (2006). Buku Ajar Keperawatan Perioperatif Prinsip Volume 1. Jakarta : EGC
Berman, A., Snyder, S., Kozier, B., & Erb, G. (2009). Buku Ajar Praktik
Keperawatan Klinis. Jakarta : EGC
Bkkbn. (2011). Batasan dan Pengertian MDK. Jakarta, Indonesia
Diunduh pada tanggal 11 Mei 2014 dari
http://aplikasi.bkkbn.go.id/md k/BatasanMDK.aspx
Bobak, Lowdermilk, Jensen. (2004). Buku Ajar Keperawatan Maternitas Edisi 8. Jakarta : EGC
Charisti, Stevani. (2013). Pengaruh Mobilisasi Terhadap Pengeluaran Lokhia Rubra. Semarang : Stikes Telogorejo
Dahlan, M. S. (2013). Statistik Untuk Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta : Salemba Medika Fitriyahsari.(2009). Kebutuhan Dasar
Manusia. Jakarta : EGC Gallagher,C.M. (2004). Pemulihan Pasca
Operasi Caesar. Jakarta : Erlangga
Hegner,B.R & Caldwell,E. (2003). Asisten Keperawatan Pendekatan Keperawatan Edisi 6. Jakarta : EGC
Hidayat, A.A. (2011). Metode Penelitian & Teknik Analisa Data Edisi 1. Jakarta: Salemba Medika
Indarto & Trihendardi,C. (2010). Wonderpa-Indahnya Pendampingan. Yogyakarta : Andi
Indiarti, M.T. (2007). Cesar Kenapa Tidak. Yogyakarta : Elmatera
_______. (2007) . Kehamilan,Persalinan dan Perawatan Bayi. Jogjakarta : Diglossia Media
Jitowiyono, S., & Kristiyanasari,W. (2010). Asuhan Keperawatan Operasi. Yogyakarta : Nuha Medika Kasdu, D. (2003). Operasi Caesar Masalah
Dan Solusinya. Jakarta : Puspa Swara
Kenneth, J Leveno et,al. (2004) . Obstetri William. Jakarta : EGC
Kozier, B., Berman, A., Snyder, S., & Erb, G. (2010). Buku Ajar Fundamental keperawatan Konsep Proses Dan Praktik volume 2. Jakarta : EGC
Manuaba, I, A, C. (2006). Patologi Obstetri. Jakarta : EGC
Manuaba, I.G.B. (2012). Teknik Operasi Obstetri dan Keluarga Berencana. Jakarta : Trans Info Media
Moctar, R. (2005). Sinopsis Obstetric. Jakarta : EGC
Mubarak,W.I., & Chayatin, N. (2008). Kebutuhan Dasar Manusia Teori dan Aplikasi dalam Praktik. Jakarta : EGC
Mundy. (2005). Pemulihan Pasca Operasi Caesar. Erlangga : PT Gelora Aksara Pratama
Nadesul, Hendrawan. (2008) . Cara Sehat Menjadi Perempuan. Jakarta : Kompas
Noorastuti, P & Nugraheni, M. (2010) . Kesuburan Wanita Menurun. Viva News. Diunduh pada tanggal 11 Mei 2014 dari http://life.viva.co.id/news/read/ke suburan_wanita_menurun
Novita, R.VT. (2011). Keperawatan Maternitas . Bogor : Ghalia Indonesia
Nugroho, T. (2011). Asuhan Keperawatan Maternitas Anak Bedah dan Penyakit Dalam. Yogyakarta : Nuha Medika
Nursalam. (2008). Konsep dan Penerapan Metode Penelitian Ilmu Keperawatan Edisi 2. Jakarta : Salemba Medika
Potter&Perry. (2010). Fundamental Keperawatan Buku 3 Edisi 7. Jakarta : Salemba Medika Priyono, Y. (2012). Merawat Bayi Tanpa Baby
Sitter. Yogyakarta : Media Pressindo
Rasyad, R. (2011). Metode Statistik Deskriptif Untuk Umum. Jakarta : Grasindo
Rasjidi, I. (2009). Manual Sectio Sesarea dan Laparotomi Kelainan Adneksa. Jakarta: Sagung Seto
Riyanto, A. (2011). Aplikasi Metodologi Penelitian Kesehatan. Bantul : Medical Book
Sabri, L & Hastono, S.P. (2006). Statistik Kesehatan. Jakarta : Raja Grafindo Persada
Sandjaja, et al. (2009). Kamus Gizi : Pelengkap Kesehatan Keluarga. Jakarta: Kompas Santoso, Trusty T. (2010). Senangnya Jadi Ibu
. Jakarta : Penebar Plus
Saryono & Widianti, A. (2010) . Kebutuhan Dasar Manusia. Yogyakarta : Nuha Medika
Schwartz, S.I. (2000). Intisari Prinsip-Prinsip Ilmu Bedah Edisi 6. Jakarta : EGC
Simkin, P., Whalley, J & Keppler, A. (2008). Panduan Lengkap Kehamilan & Melahirkan Bayi. Jakarta : Arcan
Sinsin,Iis. (2008). Skia : Masa Kehamilan dan Persalinan. Jakarta : Elex Media Komputindo
Solikhah,U. (2011). Asuhan Keperawatan Gangguan kehamilan, Persalinan dan Nifas. Yogyakarta : Nuha Medika Sugiyono. (2013). Statistik Untuk Penelitian.
Bandung : Alfabeta
Sujiyatini, Nurjanah, & Kurniati. (2010). Catatan Kuliah Asuhan Ibu
Nifas. Yogyakarta : Cyrilus Publisher.
Swarjana, I Ketut. (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta : Andi
WHO. (2012) . Pedoman Perawatan Pasien. Jakarta : EGC
Wijayanto, K & Hakim, L. (2013) . Pengaruh Ambulasi Dini Terhadap Waktu Flatus Pada Pasca Operasi di RSUD Kraton. Pekalongan : Stikes Muhamadyah Pekajangan