• Tidak ada hasil yang ditemukan

PETUNJUK TEKNIS PENGANGKATAN DAN PENGANGKATAN KEMBALI PENYULUH AGAMA ISLAM NON PNS DI LINGKUNGAN KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI JAWA BARAT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PETUNJUK TEKNIS PENGANGKATAN DAN PENGANGKATAN KEMBALI PENYULUH AGAMA ISLAM NON PNS DI LINGKUNGAN KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI JAWA BARAT"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

0

PETUNJUK TEKNIS

PENGANGKATAN DAN PENGANGKATAN KEMBALI

PENYULUH AGAMA ISLAM NON PNS

DI LINGKUNGAN KANTOR WILAYAH

KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI JAWA BARAT

KEMENTERIAN AGAMA

KANTOR WILAYAH PROVINSI JAWA BARAT

BIDANG PENAMAS

Alamat : Jl. Jend. Sudirman No. 644 Bandung

B A N D U N G

(2)

1 KEPUTUSAN

KEPALA KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI JAWA BARAT

NOMOR : Kw.10. 6/2/BA.00/0034A/2011 TENTANG

PETUNJUK TEKNIS PENGANGKATAN DAN PENGANGKATAN KEMBALI PENYULUH AGAMA ISLAM NON PNS

DI LINGKUNGAN KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI JAWA BARAT

KEPALA KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI JAWA BARAT Menimbang : a. bahwa dalam rangka ketertiban dan kepastian dalam rekruitment Penyuluh Agama Islam Non PNS di Lingkungan Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat perlu diterbitkan Petunjuk Teknis Pengangkatan dan Pengangkatan Kembali Penyuluh Agama Islam Non PNS dimaksud;

b. bahwa prosedur dan standar yang digunakan dalam pengangkatan Penyuluh Agama Islam Non PNS pada Kementerian Agama Kabupaten/Kota di Jawa Barat memiliki standar dan prosedur yang beragam, maka perlu diterbitkan standar baku dalam rekruitment Penyuluh Agama Non PNS;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan pada huruf a dan huruf b di atas, perlu ditetapkan Keputusan Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat tentang Petunjuk Teknis Pengangkatan dan Pengangkatan Kembali Penyuluh Agama Islam Non PNS Lingkungan Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat;

Mengingat : 1) Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2007 tentang Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan;

2) Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Departemen Agama;

3) Keputusan Menteri Agama Nomor 52 Tahun 1978 tentang Pendelegasian Wewenang Mengangkat, Memperbaharui dan Memberhentikan Tenaga Penyuluh Agama;

4) Keputusan Menteri Agama Nomor 164 Tahun 1996 tentang Honorarium Penyuluh Agama sebagaimana diubah dengan Keputusan Menteri Agama Nomor 123 Tahun 2008 tentang Perubahan Atas Keputusan Menteri Agama Nomor 164 Tahun 1996 tentang Honorarium Penyuluh Agama;

5) Keputusan Menteri Agama Nomor 373 Tahun 2002 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Wilayah Departemen Agama Provinsi dan Kantor Departemen Agama Kabupaten/Kota;

6) Keputusan Menteri Agama Nomor 123 Tahun 2008 tentang Perubahan Atas Keputusan Menteri Agama Nomor 164 Tahun 1996 tentang Tunjangan Bagi Penyuluh Agama;

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI JAWA BARAT TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGANGKATAN DAN PENGANGKATAN KEMBALI PENYULUH AGAMA ISLAM NON PNS DI LINGKUNGAN KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI JAWA BARAT.

(3)

2

BAB I

KETENTUAN UMUM Pasal 1

Definisi dan Masa Berlaku

(1) Dalam petunjuk teknis ini yang dimaksud dengan Penyuluh Agama Islam adalah seorang yang diberi tugas, tanggung jawab dan wewenang oleh pejabat yang berwenang untuk melaksanakan bimbingan keagamaan dan penyuluhan pembangunan melalui bahasa agama Islam.

(2) Penyuluh Agama Islam Non Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya dalam petunjuk teknis ini disingkat PAI Non PNS adalah seorang yang berstatus N on Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas, tanggung jawab dan wewenang oleh pejabat yang berwenang untuk melaksanakan bimbingan keagamaan dan penyuluhan pembangunan melalui bahasa agama Islam pada kelompok sasaran.

(3) Kelompok sasaran adalah komunitas dalam masyarakat yang te lah dibentuk atau yang terbentuk oleh masyarakat baik yang lahir karena inisiatif masyarakat yang bersangkutan dan/atau penyuluh agama sendiri sebagai sasaran bimbingan keagamaan dan penyuluhan pembangunan dengan bahasa agama Islam.

(4) Pengangkatan PAI Non PNS adalah pemberian keputusan pengangkatan kepada seseorang yang memiliki kualifikasi tertentu untuk diangkat menjadi Penyuluh Agama Non PNS dalam kriteria tertentu oleh pejabat yang berwenang, setelah melalui proses dan prosedur tertentu.

(5) Pemberian keputusan pengangkatan PAI Non PNS sebagaimana dimaksud dalam ayat (4) Pasal ini berlaku selama 1 (satu) tahun dan dapat diangkat kembali sesuai dengan prosedur dan syarat tertentu.

(6) Syarat, kriteria dan prosesur dalam pengangkatan dan pengangkatan kembali sebagaimana dimaksud dalam ayat (4) dan (5) Pasal ini diatur dalam Pasal tersendiri dalam Petunjuk Teknis ini.

BAB II T U J U A N

Pasal 2

Tujuan Petunjuk Teknis Pengangkatan PAI Non PNS ini adalah untuk:

(1) Menetapkan kualifikasi dan kriteria yang digunakan dalam proses rekruitment dan/atau pengangkatan kembali PAI Non PNS di Lingkungan Kementerian Agama Kantor Wilayah Provinsi Jawa Barat.

(2) Merumuskan prosedur, tahapan-tahapan dan mekanisme pengangkatan dan pengangkatan kembali PAI Non PNS di Lingkungan Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat.

(3) Menjadi acuan dasar bagi Kementerian Agama Provinsi dan Kementerian Agama Kabupaten/Kota di Jawa Barat dalam rekruitmen dan/atau pengangkatan kembali PAI Non PNSsesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.

(4)

3

BAB III

SUMBER DAN TINGKATAN Pasal 3

Sumber

PAI Non PNS dapat berasal dari t okoh masyarakat/perorangan yang diakui oleh masyarakat mempunyai kemampuan di bidang penyuluhan agama sesuai dengan klasifikasi sebagaimana tersebut dalam Pasal 4 Petunjuk Teknis ini, seperti Ulama, Da’i, Mubaligh, Guru Agama, Guru Mengaji, Ustadz, Kyai dan tokoh agama lainnya.

Pasal 4 Tingkatan

(1) Tingkatan PAI Non PNS adalah : a. PAI Non PNS Muda.

b. PAI Non PNS Madya. c. PAI Non PNS Utama.

(2) PAI Non PNS Muda adalah Penyuluh Agama yang bertugas pada masyarakat di lingkungan pedesaan yang meliputi masyarakat transmigrasi, masyarakat terasing, kelompok pemuda/remaja serta kelompok masyarakat lainnya di wilayah Kabupaten. (3) PAI Non PNS Madya adalah Penyuluh Agama yang bertugas pada masyarakat di

lingkungan perkoataan yang meliputi kelompok pemuda/remaja, kelompok masyarakat industry, kelompok profesi, daerah rawan, lembaga pemasyarakatan, rehabilitasi social dan instansi pemerintah/swasta serta kelompok masyarakat lainnya di lingkungan Kabupaten/Kota dan Ibu Kota Provinsi.

(4) PAI Non PNS Utama adalah Penyuluh Agama yang bertugas di lingkungan para pejabat instansi pemerintah/swasta, kelompok profesi serta kelompok ahli dalam berbagai bidang.

BAB IV

SYARAT PENGANGKATAN Pasal 5

Syarat

(1) Syarat pengangkatan PAI Non PNS harus memenuhi syarat umum dan syarat khusus. (2) Syarat-syarat umum PAI Non PNS:

a. Berakhlakul karimah. b. Sehat jasmani dan rohani.

c. Memiliki wawasan dan ilmu agama Islam yang cukup. d. Mempunyai pengalaman sebagai penyuluh agama.

e. Memiliki surat keterangan sebagai bukti atas kemampuannya. f. Tidak terlibat dalam organisasi terlarang.

g. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan bimbingan dan penyuluhan.

h. Memiliki kelompok binaan yang tetap dan berdomisili di Kabupaten/Kota setempat.

i. Bukan sebagai Guru Honorer yang dibiayai APBN atau APBD. j. Tidak akan menuntut untuk diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil.

(5)

4 (3) Syarat khusus PAI Non PNS:

a. PAI Non PNS Muda :

1. Pendidikan minimal SMA/sederajat.

2. Berusia minimal 20 tahun dan maksimal 45 tahun. b. PAI Non PNS Madya:

1. Menguasai kitab Jurumiyah atau Sorof Kaelani. 2. Pendidikan minimal Sarjana (Strata 1)/sederajat. 3. Berusia minimal 30 tahun dan maksimal 60 tahun. c. PAI Non PNS Utama:

1. Minimal menguasai kitab Imriti atau Yaqulu.

2. Pendidikan minimal Strata 2 /sederajat dan mempunyai keahlian khusus di bidang ilmu agama.

3. Berusia minimal 40 tahun dan maksimal 65 tahun.

(4) Di samping syarat sebagaimana disebutkan dalam ayat (2) dan (3) Pasal ini, Kementerian Agama Kabupaten/Kota melaksanakan uji kompetensi bagi PAI Non PNS pengangkatan baru dan uji kinerja bagi PAI Non PNS pengangkatan kembali.

BAB IV

TATA CARA PENGANGKATAN Pasal 6

Untuk menjadi PAI Non PNS, dilakukan tahapan dan tata cara sebagai berikut :

(1) Calon PAI Non PNS mengajukan permohonan tertulis kepada Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota cq. Kepala Seksi Penamas dan mendaftar ulang bagi yang pengangkatan kembali.

(2) Permohonan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) P asal ini dengan melampirkan atau memperhatikan persyaratan sebagaimana tercantum dalam Pasal 5 Petunjuk Teknis ini;

(3) Permohonan dikaji dan dinilai secara komprehensif oleh Kepala Seksi Penamas atau Tim yang khusus dibentuk untuk itu oleh Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota.

(4) Hasil kajian dibuat secara tertulis untuk selanjutnya menjadi bagian dari nota usul pengangkatan PAI Non PNS;

(5) Usulan Pengangkatan dan Pengangkatan Kembali PAI Non PNS oleh Kepala Kementerian Agama Kabupaten/Kota sesuai de ngan kuota yang ada pada tahun yang bersangkutan disampaikan kepada Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat melalui Bidang Penamas , dilaksanakan pada awal tahun anggaran.

(6) Bidang Penamas mengkaji dari berbagai as pek baik kompetensi yang bersangkutan maupun kuota dari Kabupaten/Kota masing-masing dan memproses atau mempersiapkan keputusan pengangkatannya.

(7) Bidang Penamas mengusulkan kepada Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat untuk mendapatkan Keputusan Pengangkatan PAI Non PNS tahun yang bersangkutan.

(8) Bidang Penamas menyampaikan keputusan pengangkatan PAI Non PNS kepada Kementerian Agama Kabupaten/Kota masing-masing.

(9) Kementerian Agama Kabupaten/Kota melalui Seksi Penamas masing -masing menyampaikan keputusan pengangkatan kepada yang bersangkutan dan memproses pencairan anggaran tunjangannya.

(6)

5

BAB V

TUGAS KEWAJIBAN, PROPORSI DAN DAERAH SASARAN Pasal 7

Tugas dan Kewajiban

(1) PAI Non PNS berkewajiban melaksanakan tugas sesuai dengan sasaran yang ditetapkan minimal 2 (dua) kali dalam 1 (satu) minggu.

(2) Pembinaan terhadap PAI Non PNS dilakukan oleh Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota cq. Seksi Penamas, Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi cq. Bidang Penamas, dan Dirjen Bimas Islam, baik pembinaan administratif maupun teknis.

Pasal 8 Propo rsi

(1) Porsi atau jatah PAI Non PNS setiap tahun didasarkan pada alokasi DIPA Kementerian Agama Kabupaten/Kota masing-masing.

(2) Proporsi Kabupaten/Kota disebarkan sesuai dengan kebutuhan secara proporsional melalui kajian secara komprehensif pada kebutuhan masing-masing Kecamatan dan Kelompok Binaan.

Pasal 9 Daerah Sasaran

(1) Sasaran Bimbingan dan Penyuluhan masing-masing personil PAI Non PNS ditetapkan oleh Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota dengan memperhatian azas profesionalitas, proporsionalitas dan aspek terkait lainnya.

(2) Sasaran Bimbingan dan Penyuluhan masing-masing PAI Non PNS sesuai dengan wilayah sebagaimana tersebut dalam keputusan pengangkatannya.

BAB VI PELAPORAN

Pasal 10

(1) PAI Non PNS yang telah ditetapkan dalam Keputusan Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat wajib memberikan laporan kepada Kepada Kepala Kementerian Agama Kabupaten/Kota cq. Kepala Seksi Penamas.

(2) Laporan masing-masing PAI Non PNS dilaksanakan sebulan sekali dalam bentuk laporan mingguan.

(3) Format dan/atau sistimatika laporan mengacu dan/atau sesuai dengan format pelaporan.

(4) Kementerian Agama Kabupaten/Kota menyampaikan rekap dan analisis terhadap laporan masing-masing penyuluh kepada Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat setiap semester.

(7)

6

BAB VII P E N U T U P

Pasal 11

(1) Hal-hal yang belum diatur dalam petunjuk teknis ini akan diatur dalam ketentuan teknis operasional tersendiri.

(2) Keputusan ini diberlakukan mulai pada pengangkatan dan/atau pengangkatan kembali PAI Non PNS tahun 2012.

(3) Apabila dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam keputusan ini, akan diubah dan diperbaiki sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di Bandung pada tanggal 05 Januari 2011

K E P A L A ,

Drs. H. SAEROJI, MM

NIP. 195908101987031006

Salinan keputusan ini disampaikan kepada :

1. Sekjen Kementerian Agama RI, Jakarta;

2. Irjen Kementerian Agama RI, Jakarta;

3. Dirjen Bimas Islam Kementerian Agama RI, Jakarta;

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan pengamatan penulis menunjukkan fenomena yang terjadi atau terlihat di Kantor Kanwil Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Tengah bahwa pengangkatan pejabat

Yang menjadi fokus penelitian ini adalah bagaimana rekrutmen kepala madrasah di kantor wilayah kementerian agama provinsi lampung dalam hal pelaksanaan

Menetapkan Petunjuk Teknis Pelaksanaan Penetapan Tim Zona Integritas di Lingkungan Kantor Kementerian Agama Kota Denpasar yang merupakan tim mewujudkan Zona

1) Pertimbangan utama dalam penilaian proposal pendirian TKQ/TPQ/TQA adalah proyeksi positif terhadap manfaat bagi pengembangan syi’ar Islam dan

berikut “ Implementasi Penilaian Prestasi Kerja Berbasis Sasaran Kerja Pegawai (SKP) dan Disiplin Kerja bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Kantor Wilayah Kementerian Agama

KEPUTUSAN KEPALA KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 401 TAHUN 2023 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN KALENDER PENDIDIKAN BAGI RAUDHATUL ATHFAL, MADRASAH