• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH VARIASI JENIS SAMBUNGAN KOMPOSIT SERAT GELAS TERHADAP SIFAT MEKANIK BENDING ABSTRACT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH VARIASI JENIS SAMBUNGAN KOMPOSIT SERAT GELAS TERHADAP SIFAT MEKANIK BENDING ABSTRACT"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Pengaruh Variasi Jenis Sambungan… 17 PENGARUH VARIASI JENIS SAMBUNGAN

KOMPOSIT SERAT GELAS TERHADAP SIFAT MEKANIK BENDING

Sugiyanto1, Kuncoro Diharjo 2, Wijang WR 3, Triyono 4

1

Mahasiswa Magister Teknik Mesin UNS 2,3,4

Staf Pengajar S2 Teknik Mesin UNS

ABSTRACT

Currently, the use of composite materials instead of metal is very broad, such as for sports equipment, transportation, construction and aerospace world. In particular construction requires connecting the composite material. Grafting methods that can be applied to composite materials is the mechanical method, and adhesive bonding, as well as a combination of both. This study aims to determine the influence of the connection model of bending mechanical properties of glass fiber composites.

The variation of the connection model consists of two types namely, butt joint and lap joint. The research methodology based on ASTM D 5868-95. The composites were made by hand lay-up method and performed suppression. The materials used are 157 BQTN unsaturated polyester resin, fiber glass. The volume fraction used was 30% with composite skin structure composed of 2 layers of fiber glass fiber and resin with a ratio of 30: 70. Tests carried out using a bending test with a three-point bending in accordance with ASTM D 790.

The results showed bending strength of glass fiber composite connection specimens obtained at the highest (1) Straight line model (butt joint) of 39.30 MPa, the connection overlap (lap joint), amounting to 96.39 MPa. (2) Bending strength of the straight line model (butt joint) of 6.80 mm, line overlap (lap joint), which is 16 mm. (3) Strain bending the straight line model (butt joint) of 0.88, overlapping connections (lap joint), that is equal to 2.06. Failures that occur in glass fiber composite specimens connection begins with the occurrence of cracks due to shear stress area connection, then followed by the lower specimen cracks caused by tensile stresses due to bending loading.

(2)

Pengaruh Variasi Jenis Sambungan… 18 Pendahuluan

Dewasa ini perkembangan material komposit di bidang rekayasa sangat pesat. Pemanfaatannya sebagai bahan pengganti logam sudah semakin luas, seperti untuk peralatan olah raga, sarana transportasi (darat, laut dan udara), konstruksi dan dunia antariksa. Keuntungan penggunaan material komposit antara lain; tahan korosi, rasio antara kekuatan dan densitasnya cukup tinggi (ringan), murah dan proses pembuatannya mudah.

Penggunaan material komposit pada suatu struktur harus memenuhi kriteria kemampuan dan keamanan. Termasuk dalam hal ini adalah

sambungan. Metode

penyambungan yang dapat diterapkan pada material komposit adalah mechanical

method, dan adhesive bonding,

serta gabungan keduanya.

Mechanical method menggunakan

baut/pin dan sejenisnya sebagai media penyambung, sedangkan

adhesive bonding menggunakan

adhesive/perekat sebagai media

penyambungan. Dari ketiga metode penyambungan tersebut,

adhesive bonding merupakan

metode yang paling tepat untuk menyambung elemen-elemen tersebut. Metode ini tidak akan merusak serat dan distribusi

beban akan merata, mampu menahan berat beban yang lebih besar daripada mechanical

method, dan penggunaan metode

penyambungan ini tidak menambah berat material.

Efisiensi suatu struktur yang terbuat dari elemen-elemen fiber

reinforced plastic (FRP), sangat

dipengaruhi oleh

kekuatan/ketangguhan

sambungannya, sehingga diperlukan suatu pemilihan model sambungan yang tepat. Pengujian bending terhadap sambungan kayu tipe end grained joint, yang meliputi tiga model sambungan, yaitu model half lap joint, mortise

and tenon, serta double mortise

and tenon. Dari ketiga model

sambungan tersebut, half lap joint

merupakan model sambungan yang paling kuat.

Penelitian-penelitian yang sudah dilakukan, menunjukkan bahwa kekuatan yang diperoleh dari suatu material berbanding lurus dengan biaya yang dikeluarkan. Hal ini tidak menguntungkan, karena dapat mengurangi nilai jual terhadap produk tersebut. Mengkaitkan dengan rancangan sambungan, perlu dilakukan suatu rancangan yang efektif dan aman.

(3)

Pengaruh Variasi Jenis Sambungan… 19 Tujuan Penelitian

Tujuan Penelitian adalah mengetahui pengaruh variasi model sambungan pada komposit serat gelas terhadap pengujian

bending serta mengetahui jenis

sambungan yang cocok untuk serat gelas. Pengamatan foto makro penampang patahan yang dilakukan terhadap adanya kegagalan.

Tinjauan Pustaka

Teknologi material komposit dengan menggunakan serat alam sebagai penguat (composite reinforced fiber) telah banyak dikembangan untuk dapat menggantikan serat sintetis. Hal ini disebabkan karena serat alam yang digunakan sebagai penguat komposit tersebut mempunyai berbagai keunggulan, diantaranya; harga murah, mampu meredam suara, ramah lingkungan, mempunyai densitas rendah, dan kemampuan mekanik yang tinggi. Komposit serat alam banyak digunakan sebagai interior mobil, peredam akustik, dan panel pintu hal ini disebabkan karena penggunaan serat alam sebagai penguat komposit dapat mengurangi berat sampai 80 % (Schuh, 1999).

Broughton,dkk (2001), melakukan penelitian tentang pengaruh panjang ikatan terhadap

kekuatan sambungan adhesive dengan uji tarik. Pada penelitiannya, mereka menggunakan spesimen sambungan tipe single-lap joint

dengan variasi panjang ikatan 12,5 mm; 25,0 mm; dan 50,0 mm, dengan dimensi spesimen mengacu pada ASTM D3164-97. Hasilnya menunjukkan bahwa semakin panjang panjang ikatan, maka semakin kuat sambungan tersebut.

Serizawa, dkk (2004) menyatakan bahwa metode pengujian yang dapat diterapkan pada sambungan, dan salah satu pengujian yang sering diterapkan pada sambungan adalah uji bending. Mereka melakukan penelitian tentang pengembangan media penyambung baru untukmengevaluasi kekuatan sambungan komposit SiC/SiC dengan melakukan pengujian bending. Kekuatan dan kekakuan material komposit akan sangat berbeda apabila dibandingkan dengan kekuatan dan kekakuan

sambungan komposit.

Karakteristik kekuatan dan kekakuan material komposit tidak akan diperoleh pada sambungannya apabila tidak diperhitungkan secara matang, padahal sambungan komposit sangat berpengaruh pada kekuatan

(4)

Pengaruh Variasi Jenis Sambungan… 20 dan kemampuan suatu struktur

komposit.

Steeves & Fleck, (2004) mengatakan bahwa komposit serat gelas merupakan gabungan dua lembar skin yang disusun pada dua sisi material ringan (core) serta adhesive. Fungsi utama skin pada struktur serat gelas adalah menahan beban aksial dan bending, sedangkan

core berfungsi untuk mendistribusikan beban aksial menjadi beban geser pada seluruh luasan yang terjadi akibat pembebanan gaya dari luar.

Metodologi Penelitian

Bahan utama penelitian adalah serat gelas acak, pembuatan spesimen skin

komposit menggunakan fraksi volume 30% yaitu perbandingan volume antara serat dan matrik sebesar 30% serat dan 70% matrik. Katalis yang digunakan sebesar 1 % dari berat resin. Dilakukan secara hand lay up,

dimana serat gelas, kemudian ditaruh pada dasar cetakan, yang sebelumnya telah dituang campuran resin termosetting

BQTN-EX dan katalis MEKPO. Kemudian di atas serat gelas tadi dituang campuran resin

termosetting BQTN-EX dan

katalis MEKPO sampai semua serat gelas terendam. Cetakan

penutup dipasang di atas spesimen dan dibiarkan mengeras pada temperatur ruang. Proses selanjutnya spesimen dibekukan pada temperatur ruang selama 2 jam. Pengujian dilakukan dengan uji bending three point bending

ASTM D790.

Hasil dan Pembahasan

Hasil pengujian kekuatan

bending untuk variasi sambungan

didapatkan :

Grafik Kekuatan Bending Terhadap 2 Variasi Sambungan

33.11 33.11 34.63 36.18 39.3 38.09 41.05 58.45 67.94 96.39 0 20 40 60 80 100 120 1 2 3 4 5 Spesimen K e k u a ta n B e n d in g M P a Sambungan Lurus Sambungan Tumpang

Gambar 1. Grafik kekuatan

bending dua jenis sambungan

Gambar 1. menunjukan bahwa kekuatan bending pada sambungan lurus (butt joint) terjadi pada kekuatan bending

minimum 33,11 MPa dan kekuatan bending maksimum 39,30 MPa. Sedangkan kekuatan

bending pada sambungan

tumpang (lap joint) terjadi pada kekuatan bending minimum 38,09 MPa dan kekuatan bending

maksimum 96,39 MPa. Sambungan lurus dan tumpang mengalami patah pada saat pengujian bending. Kedua jenis

(5)

Pengaruh Variasi Jenis Sambungan… 21 sambungan tersebut yang

mempunyai kekuatan bending

yang tertinggi terjadi pada sambungan tumpang.

Hasil pengujian defleksi bending

untuk variasi sambungan didapatkan;

Grafik Defleksi Bending Terhadap 2 Variasi Sambungan

4.2 5.6 6.8 5.4 4.2 10.3 6.4 8.7 11.5 16 0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 1 2 3 4 5 Spesimen D e fl e k s i B e n d in g m m Sambungan Lurus Sambungan Tumpang

Gambar 2. Grafik defleksi

bending dua

jenis sambungan

Gambar 2. menunjukan bahwa defleksi bending minimum pada sambungan lurus 4,2 mm dan defleksi bending maksimum 6.80 mm. Sedangkan sambungan tumpang (lap joint) mempunyai defleksi bending minimum 6,40 mm dan defleksi bending

maksimum 16 mm. Hal ini menunjukkan bahwa sambungan mempunyai defleksi paling tinggi dengan 16 mm terjadi pada sambungan tumpang.

Hasil pengujian regangan bending

untuk variasi sambungan didapatkan :

Grafik Regangan Bending Terhadap 2 Variasi Sambungan

0.54 0.72 0.88 0.69 0.54 1.33 0.82 1.13 1.48 2.06 0 0.5 1 1.5 2 2.5 1 2 3 4 5 Spesimen R e g a n g a n B e n d in g Sambungan Lurus Sambungan Tumpang

Gambar 3. Grafik regangan

bending dua jenis sambungan

Gambar 3. menunjukan bahwa regangan bending

minimum pada sambungan lurus (butt joint ) sebesar 0,54 dan regangan bending maksimum 0,88. Sedangkan sambungan tumpang (lap joint ) mempunyai regangan menunjukkan bahwa sambungan tumpang mempunyai regangan paling tinggi dengan 2,0 mm.

Dari hasil pengujian dan hasil kekuatan bending, defleksi, regangan menunjukkan bahwa sambungan tumpang lebih kuat bila dibandingkan dengan sambungan lurus. Sehingga untuk material skin komposit dengan serat gelas sambungan tumpang sangat dominan untuk diaplikasikan.

Foto Makro Kegagalan Uji Makro Tujuan dilakukan foto makro untuk mengetahui kegagalan yang terjadi pada komposit. Selain itu, foto makro juga dilakukan untuk melihat

(6)

Pengaruh Variasi Jenis Sambungan… 22 patahan spesimen hasil pengujian

bending. Foto–foto makro

tersebut dapat dilihat pada gambar dibawah.

Sambungan Lurus

Gambar 4. Penampang patahan

butt joint

Gambar 4. menunjukan bahwa pada sambungan lurus patahan yang terjadi tidak lurus atau bergelombang. Hal ini kekuatan zat perekat yang menyambung pada material komposit sangat kuat. Walaupun kekuatan material komposit masih kuat dibandingkan dengan sambungannya.

Sambungan Tumpang

Gambar 5. Penampang patahan sambungan tumpang

Gambar 5. menunjukan bahwa pada sambungan tumpang patahan yang terjadi tidak lurus atau bergelombang. Hal ini kekuatan zat perekat yang menyambung pada material komposit sangat kuat. Walaupun kekuatan material komposit masih kuat dibandingkan dengan sambungannya.

Kesimpulan

Berdasarkan penelitian dan analisis dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut: 1. Dari data pengujian yang telah

dilakukan didapatkan bahwa - Kekuatan bending

sambungan komposit maksimum yaitu sebesar 96,39 Mpa terjadi pada sambungan tumpang - Defleksi bending

sambungan komposit maksimum yaitu sebesar 16 mm terjadi pada sambungan tumpang dan minimum sebesar 4,2 mm terjadi pada sambungan lurus

- Regangan bending

sambungan komposit maksimum yaitu sebesar 2,06 terjadi pada sambungan tumpang dan minimum sebesar 0,54 Komposit

Komposit

Patahan

(7)

Pengaruh Variasi Jenis Sambungan… 23 terjadi pada sambungan

lurus

2. Jenis kekuatan sambungan tumpang lebih kuat dibandingkan dengan sambungan lurus dengan jenis

adhesive yang sama.

3. Kegagalan yang terjadi pada spesimen sambungan kom- posit serat gelas diawali dengan terjadinya retakan area sambungan akibat tegangan geser, kemudian diikuti retakan sebelah bawah spesimen yang disebabkan oleh tegangan tarik akibat pembebanan bending.

Daftar Pustaka

..., Annual Book of

Standards, Section 15,

ASTM D 5868-95,

Standard Test Methods

forFlexural Properties of Serat gelas Constructions”,

ASTM, 1994 ..., Annual Book of Standards, Section 8, D 790-02, “Standard Test Methods forFlexural Properties of Unreinforced and Reinforced Plastics and Electrical

InsulatingMaterials1”,

ASTM, 2002

Broughton, W.R., dkk., 2001,

Effects of Specimen

Geometry on the Strength of

Flexible Adhesive Joints,

National Physical Laboratory, Mesir.

Fassio, F., dkk., 2005, Tensile Test on Bonded

double-Strap Joints Between

Pultruded GFRP

Profiles, Department of

Structural Engineering, Universita Degli Studi “Roma Tre”, ITA.

Gay, Daniel, dkk., 2003,

Composite Material,

Desaign and Applications,

Boca Raton: CRC Press. Schuh G.T., 1999, Renewable

Materials for Automotive

Applications, UNESP-Sao

Paulo State University. Schwartz, M.M., 1984, Composite

Materials Handbook, New

York: McGraw Hill Inc. Serizawa, dkk., 2004,

Development of New

Interface Potential for

Evaluating Strength of

Sic/Sic Composite Joint,

Osaka University, Japan. Steeves C.A. dan Fleck N.A.,

2004, Collaps Mechanism of Serat gelas Beam with Composite Face and Foam Core Loaded in Three Point

Bending, Available Online

Gambar

Grafik Defleksi Bending  Terhadap 2 Variasi Sambungan

Referensi

Dokumen terkait

Skripsi: Studi Keandalan Sistem Tenaga Lsitrik Terhadap Gangguan Kontingensi (N-1) Pada Saluran 150 kV Subsistem Cirata; Diki Nugraha; DPTE FPTK UPI; 2015.. Diki Nugraha,

Berdasarkan hasil tersebut dapat diperoleh gambaran bahwa semakin tinggi tingkat kepatuhan pasien hipertensi dalam mengkonsumsi obat antihipertensi maka semakin

Permasalahan perlilindungan bagi mantan buruh migrant khususnya buruh migrant asal Kabupaten Flores Timur baik yang bekerja secara prposedural maupun yang non procedural atau

Basically, it covers simplicial homology theory, the fundamental group, covering spaces, the higher homotopy groups and introductory singular homology theory.. The text follows

Return On Asset (ROA) dan Return On Equity (ROE) terhadap Capital Adequacy Ratio (CAR) Pada Sektor Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode

Keuntungan PAIKEM bagi siswa, yaitu: (1) Bisa lebih memfokuskan diri pada proses belajar, daripada hasil belajar; (2) Menghilangkan batas semu antar bagian-bagian

22 Menurut penelitian yang dilakukan di Inggris tahun 2011, rasio jenis kelamin pada pasien anak dengan autisme adalah 7 : 1, akan tetapi dalam penelitian tersebut disebutkan

[r]