PENGARUH RETRIBUSI DAERAH TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KOTA JAYAPURA
Safrita
Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Yapis Papua Abstrak
Penerimaan daerah yang menjadi sumber daya sepenuhnya dan dapat dikelola oleh daerah adalah dari Pendapatan Asli Daerah (PAD). Oleh karena itu, upaya peningkatan penerimaan dari Pendapatan Asli Daerah (PAD) perlu mendapat perhatian yang serius dari Pemerintah Daerah. Retribusi daerah menjadi salah satu komponen dari penerimaan Pemerintah Daerah Kota Jayapura, karena memberikan kontribusi yang besar dan merupakan sub sektor penerimaan daerah yang potensial untuk dikembangkan. Retribusi daerah terdiri dari 3 (tiga) golongan, yaitu: retribusi jasa umum, retribusi jasa usaha, dan retribusi perizinan tertentu.
Tujuan penelitian ini untuk menguji kontribusi masing-masing jenis retribusi daerah yaitu retribusi jasa umum, retribusi jasa usaha, dan retribusi perizinan tertentu terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Jayapura untuk lima tahun yaitu dari tahun 2007 sampai dengan 2011.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa retribusi jasa umum memberikan kontribusi terbesar terhadap Pendapatan Asli Daerah. Pengujian secara parsial menunjukkan bahwa retribusi jasa umum, retribusi jasa usaha, dan retribusi perizinan tertentu tidak berpengaruh signifikan terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Jayapura. Sementara, secara simultan menunjukkan bahwa retribusi jasa umum, retribusi jasa usaha, dan retribusi perizinan tertentu juga tidak mempunyai pengaruh tidak signifikan terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Jayapura.
PENDAHULUAN
Dengan adanya Undang- Undang Nomor 32 Tahun 2004 dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 adalah lebih memberikan kewenangan pada daerah kota/ kabupaten untuk menyelenggarakan pemerintahan, pembangunan, pelayanan kepada masyarakat dan
mengelola sumber-sumber
penerimaan keuangan bagi daerah. Untuk mendukung keberhasilan pembangunan daerah maka sangat diperlukan kemampuan daerah dalam membiayai aktivitasnya yang
merupakan suatu tuntutan yang tidak dapat dielakkan lagi, karena pada masa mendatang sebagai dampak dari tuntutan globalisasi dan persaingan antar daerah akan semakin meningkat dalam menarik sumber-sumber dana dari berbagai pihak.
Di antara berbagai jenis penerimaan daerah tersebut yang menjadi sumber daya sepenuhnya dapat dikelola oleh daerah adalah dari Pendapatan Asli Daerah (PAD), oleh karena itu upaya peningkatan penerimaan dari Pendapatan Asli
Daerah (PAD) perlu mendapat perhatian yang serius dari Pemerintah Daerah baik dengan cara intensifikasi maupun dengan cara ekstensifikasi dengan maksud agar daerah tidak terlalu mengandalkan harapan pada Pemerintah Pusat, tetapi harus mampu mandiri sesuai cita-cita otonomi daerah.
Dari berbagai penerimaan sumber Pendapatan Asli Daerah tersebut, maka salah satu komponen dari penerimaan Pemerintah Daerah Kota Jayapura yaitu retribusi daerah yang memberikan kontribusi yang besar dan merupakan sub sektor penerimaan daerah yang potensial untuk dikembangkan. Menurut Pasal 1 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah, pengertian retribusi daerah, yang selanjutnya disebut retribusi adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan/atau diberikan oleh pemerintah daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan.
Menurut Suparmoko (1987:94) menjelaskan bahwa retribusi daerah adalah suatu pembayaran dari rakyat kepada pemerintah dimana kita melihat adanya hubungan antara balas jasa langsung diterima dengan adanya pembayaran retribusi tersebut. Penerimaan Retribusi Daerah Kota Jayapura dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2011 sebagai berikut :
Tabel 1. Penerimaan Retribusi Daerah Kota Jayapura
Tahun Pe ne rimaan
Re tribus i Dae rah
% Pe rtumbuhan 2007 Rp 12.510.952.915,00 - 2008 Rp 15.834.102.251,00 26,56 2009 Rp 18.062.710.647,00 14,07 2010 Rp 20.712.137.476,00 14,67 2011 Rp 23.070.684.681,00 11,39
Sumber : Dispenda Kota Jayapura 2012 ( Data Diolah ) Dari tabel 1. Di atas dapat dilihat
bahwa pada tahun 2008 mengalami peningkatan prosentasi pertumbuhan penerimaan Retribusi Daerah sebesar 26,56 % dari tahun
2007, pada tahun 2009 mengalami penurunan prosentasi pertumbuhan penerimaan Retribusi Daerah sebesar 14,07 % dari tahun 2008, pada tahun 2010 mengalami peningkatan prosentasi pertumbuhan penerimaan Retribusi Daerah sebesar 14,67 % dari tahun 2009, kemudian pada tahun 2011 mengalami penurunan
prosentasi pertumbuhan Retribusi Daerah menjadi 11,39 % dari tahun 2010. Rata-rata pertumbukan pertahun selama 5 tahun dari tahun 2007 sampai dengan 2011 sebesar 16,67 %. Sementara itu realisasi Pendapatan Asli Daerah untuk lima tahun terakhir yaitu dari tahun 2007 sampai dengan 2011 adalah sebagai berikut :
Tabel 2. Penerimaan Pendapatan Asli Daerah Kota Jayapura TAHUN PAD % PERTUMB UHAN 2007 Rp 28.393.670.063,00 - 2008 Rp 37.067.009.117,00 30,55 2009 Rp 42.991.033.113,00 15,98 2010 Rp 50.575.675.159,00 17,64 2011 Rp 61.854.199.232,00 22,30
Sumber : Dispenda Kota Jayapura 2012 ( Data Diolah ) Dari tabel 2. diatas dapat
dilihat bahwa pada tahun anggaran 2008 mengalami peningkatan prosentase pertumbuhan penerimaan PAD sebesar 30,55 % dari tahun 2007, pada tahun 2009 mengalami penurunan prosentasi pertumbuhan penerimaan PAD sebesar 15,98 % dari tahun 2008, pada tahun 2010 mengalami peningkatan prosentasi pertumbuhan penerimaan PAD sebesar 17,64 % dari tahun 2009, kemudian pada tahun 2011 mengalami peningkatan prosentasi pertumbuhan PAD menjadi 22,30 % dari tahun 2010. Dari tabel 2 kita dapat mengetahui rata-rata pertumbukan pertahun selama 5 tahun dari tahun 2007 sampai dengan 2011 sebesar 21,62 %.
TINJAUAN PUSTAKA Retribusi Daerah
Retribusi menurut Seragih (2003:65) adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan atau diberikan oleh
Pemerintah Daerah untuk
kepentingan orang peribadi atau badan. Retribusi daerah sebagai sumber pendapatan daerah berkaitan dengan konsep kebijakan memungut bayaran untuk barang dan layanan yang disediakan oleh pemerintah, dimana hal tersebut berpangkal pada
adanya efisiensi. Retribusi daerah merupakan imbalan atas pemakaian atau manfaat yang diperoleh secara langsung oleh seseorang atau badan hukum atas jasa nyata dari pemerintah daerah.
Pengertian Retribusi Daerah menurut Muqodim dalam bukunya Ahmad Yani dalam Hamid Hamdan (2007 : 26) adalah pungutan yang dilakukan sehubungan dengan sesuatu jasa atau fasilitas yang diberikan oleh pemerintah secara langsung dan nyata kepada pembayar. Menurut Halim (2004 :67) mengatakan bahwa Retrubusi daerah merupakan pendapatan daerah yang berasal dari retribusi adalah untuk kabupaten dan kota ditetapkan sesuai dengan kewenangan masing-masing daerah terdiri 10 jenis retribusi jasa umum dan 4 jenis retribusi perizinan tertentu.
Selanjutnya Suparmoko (1987:94) menjelaskan bahwa Retribusi daerah adalah suatu pembayaran dari rakyat kepada pemerintah dimana kita melihat adanya hubungan antara balas jasa langsung diterima dengan adanya pembayaran retribusi tersebut. Nick Devas, dkk (1989:23) menyatakan bahwa “ Pemerintah daerah mengutip bayaran untuk layanan yang disediakannya. Juga dikutipnya
bayaran untuk berbagai surat izin, berbagai formulir dan sebagainya, sebagian besar pendapatan digolongkan kedalam pungutan (retribusi)”.
Sedangkan menurut Widjaya (1992 : 80 ) retribusi merupakan harga dari suatu pelayanan langsung dari pemerintah daerah dengan
memperhatikan kualitas
pelayanannya harus baik dan perlu ditingkatkan sesuai besarnya retribusi yang ditarik. Menurut Kunarjo (1996:30 ) dinyatakan bahwa retribusi adalah pungutan uang sebagai pembayaran pemakaian atau karena mendapat jasa pekerjaan, usaha atau milik pemerintah dan berdasarkan peraturan umum yang dibuat oleh pemerintah.
Jenis-Jenis Retribusi Daerah
Jenis retribusi daerah dibagi menjadi tiga golongan, yaitu:
a. Retribusi Jasa Umum b. Retribusi Jasa Usaha c. Retribusi perizinan tertentu Pendapatan Asli Daerah
Pendapatan asli daerah meliputi semua penerimaan uang masuk melalui rekening kas umum daerah yang menambah ekuitas dana lancer yang merupakan hak pemerintah daerah dalam 1 (satu) tahun anggaran yang tidak perlu dibayar kembali oleh daerah. Menurut Mardiasmo (2008:132) mengatakan bahwa pendapatan asli daerah adalah penerimaan yang diperoleh dari sektor pajak daerah, retribusi daerah, hasil perusahaan milik daerah, hasil pengelolaan kekayaaan daerah yang dipisahkan dan lain-lain pendapatan asli daerah.
Pendapatan asli daerah (PAD) adalah penerimaan yang diperoleh daerah dari sumber-sumber dalam wilayahnya sendiri yang dipungut berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan peraturan perundang- undangan yang berlaku. Pendapatan asli daerah diharapkan menjadi salah
satu sumber pembiayaan
penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan daerah, dengan memanfaatkan semua potensi dan sumberdaya yang dimiliki daerah yang bersangkutan secara intensif melalui peningkatan mutu SDM
pengelola sumber-sumber
pembiayaan, perbaikan kelembagaan (struktur, mekanisme, kerja dan koordinasi), evaluasi sumber-sumber dan pengendalian , perbaikan dasar hukumnya dan peningkatan pengawasan. Secara ekstensif melalui pencarian sumber penerimaan yang baru, meminta kewenangan mengelola sumber pembiayaan dari pusat (sebagai wujud otonomi yang luas) dan penerbitan perda-perda baru, pendapatan asli daerah itu dimanfaatkan untuk meningkatkan dan memeratakan kesejahteraan masyarakat dengan demikian, daerah mampu mengaur dan mengurus rumah tangganya sendiri dari sumber-sumber yang berasal dari wilayahnya.
Pengetian Pendapatan Asli Daerah menurut Undang-Undang No. 28 Tahun 2009 yaitu sumber keuangan daerah yang digali dari wilayah daerah yang bersangkutan yang terdiri dari hasil pajak daerah, hasil retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah. Menurut
Nurcholis (2007:182), pendapatan asli daerah adalah pendapatan yang diperopleh daerah dari penerimaan pajak daerah, retribusi daerah, laba perusahaan daerah, dan lain-lain yang sah.
Dari beberapa pendapat di atas maka penulis dapat menyimpulkan bahwa pendapatan asli daerah adalah semua penerimaan keuangan suatu daerah, dimana penerimaan keuangan itu bersumber dari potensi- potensi yang ada di daerah tersebut misalnya pajak daerah, retribusi daerah dan lain-lain, serta penerimaan keuangan tersebut diatur oleh peraturan daerah.
Pendapatan asli daerah dikategorikan dalam pendapatan rutin Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Pendapatan Asli Daerah merupakan suatu pendapatan yang menunjukkan suatu kemampuan daerah menghimpun sumber-sumber dana untuk membiayai kegiatan rutin maupun pembangunan. Jadi pengertian dari pendapatan asli daerah dapat dikatakan sebagai pendapatan rutin dari usaha-usaha pemerintah daerah dalam memanfaatkan potensi-potensi sumber keuangan daerahnya untuk
membiayai tugas dan
tanggungjawabnya.
Pendapatan Asli Daerah (PAD) menurut Undang-Undang No.33 Tahun 2004 adalah terdiri dari
penerimaan daerah dari sektor pajak daerah, retribusi daerah, hasil perusahaan milik derah, hasil pengolahan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan lain-lain pendapatan yang sah. Undang-Undang tersebut juga menyebutkan bahwa tujuan pendapatan asli daerah adalah memberikan keleluasaan kepada daerah dalam menggali pendanaan pelaksanaan otonomi daerah sebagai perwujudan desentralisasi.
Salah satu upaya untuk melihat kemampuan daerah dalam rangka
self suporting dari segi keuangan daerah dalam rangka mengurangi ketergantungan terhadap pemerintah pusat, adalah dengan melihat komposisi dari penerimaan daerah yang ada. Semakin besar komposisi pendapatan asli daerah, maka semakin besar pula kemampuan kemampuan pemerintah daerah untuk memikul tanggungjawab yang lebih besar. Tetapi semakin kecil komposisi pendapatan asli daerah terhadap
penerimaan daerah maka
ketergantungan terhadap pusat semakin besar. Sedangkan dampak yang dirasakan masyarakat dengan adanya peningkatan penerimaan pendapatan asli daaerah adalah
kelancaran pembangunan.
Pembangunan meliputi berbagai sektor diantaranya adalah pembangunan jalan, pembangunan fasilitas umum dan fasilitas lain.
Kerangka Konseptual
APBD Kota Jayapura
Retribusi Daerah
Retribusi Jasa Umum Retribusi Jasa Usaha Retribusi Perizinan Tertentu
Pendapatan Asli Daerah Hipotesis Penelitian
1. Retribusi Jasa Umum mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Jayapura 2. Retribusi Jasa Usaha
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Jayapura 3. Retribusi Perizinan Tertentu
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Jayapura 4. Retribusi Jasa Umum, Jasa
Usaha dan Perizinan Tertentu secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Jayapura
METODE PENELITIAN Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah Laporan Realisasi Pendapatan Daerah Kota Jayapura, dimana dalam realisasi Pendapatan Daerah terdapat Retribusi Daerah sebagai salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah Kota Jayapura. Metode pemilihan sampel menggunakan metode nonprobabilitas dalam Yamin dan Rasyid (2012:115) yaitu berkaitan dengan biaya dan waktu. Sampel Nonprobabilitas menggunakan teknik purposive sampling, maka yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah Laporan Realisasi Pendapatan Daerah Kota Jayapura selama 5 tahun yaitu dari tahun 2007 sampai dengan tahun
2011.
1. Kontribusi Retribusi Daerah Terhadap Pendapatan Asli Daerah
Untuk mengetahui berapa besar kontribusi retribusi daerah terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Jayapura digunakan rumus sebagai berikut (Halim, 2001: 155) : X Kontribusi = X 100 % Y Keterangan : X : Realisasi Penerimaan Retribusi Daerah Y : Realisasi Penerimaan Pendapatan Asli Daerah 2. Model Analisis Statistik
Adapun formula dari Regresi Linier Berganda tersebut adalah sebagai berikut :
Y = a + b1X1 + b2X2+
b3X3 + ei ( Sugiyono, 2007 :
277 )
dimana:
Y = variabel terikat (Pendapatan Asli Daerah)
a = bilangan konstanta b1,b2,b3 = Koefesien
Regresi
X1 = variabel bebas
(Retribusi Jasa Umum)
X2 = variabel bebas
(Retribusi Jasa Usaha)
X3 = variabel bebas
(Retribusi Perizinan tertentu ) ei = faktor galat.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Variabel Penelitian 1. Pendapatan Asli Daerah
Kota Jayapura
Pendapatan asli daerah (PAD) adalah penerimaan yang diperoleh daerah dari sumber- sumber dalam wilayahnya sendiri yang dipungut berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pendapatan asli daerah Kota Jayapura selama lima tahun terakhir dari tahun 2007 – 2011 dapat dilihat dalam tabel berikut :
Tabel 5. Pendapatan Asli Daerah Kota Jayapura Tahun 2007 – 2011 (dalam Rupiah) TAHUN PAD % PERTUM B UHAN 2007 Rp 28.393.670.063 - 2008 Rp 37.067.009.117 30,55 2009 Rp 42.991.033.113 15,98 2010 Rp 50.575.675.159 17,64 2011 Rp 61.854.199.232 22,30 Sumber Data : Dispenda Kota Jayapura 2012 (Data diolah) 2. Retribusi Jasa Umum Kota
Jayapura
Pendapatan Retribusi Jasa Umum Kota Jayapura
sumber Pendapatan Asli Jayapura selama lima tahun Daerah yang kelolah oleh dari tahun 2007 sampai
merupakan salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah yang kelolah oleh Pemerintah Kota Jayapura dalam membantu pengembangan Kota Jayapura di era otonomi ini. Penerimaan
Retribusi Jasa Umum Kota Jayapura selama lima tahun dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2011 sebagai berikut :
Tabel 6. Penerimaan Retribusi Jasa Umum Kota Jayapura Tahun 2007 – 2011 (dalam Rupiah)
TAHUN RETRIB USI JASA
UM UM % PERTUM B UHAN 2007 Rp 6.667.146.000 - 2008 Rp 8.856.794.451 32,84 2009 Rp 9.963.153.737 12,49 2010 Rp 10.135.155.600 1,73 2011 Rp 11.259.040.050 11,09 Sumber Data : Dispenda Kota Jayapura 2012 (Data Diolah) 3. Retribusi Jasa Usaha Kota
Jayapura
Pendapatan Retribusi Jasa Usaha Kota Jayapura merupakan salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah yang kelolah oleh Pemerintah Kota
Jayapura dalam membantu pengembangan Kota Jayapura di era otonomi ini. Penerimaan Retribusi Jasa Usaha Kota Jayapura selama lima tahun dari tahun 2007 sampai dengan 2011 sebagai berikut :
Tabel 7. Penerimaan Retribusi Jasa Usaha Kota Jayapura Tahun 2007 – 2011 (dalam Rupiah)
TAHUN RETRIB USI JASA
USAHA % PERTUM B UHAN 2007 Rp 517.385.300 - 2008 Rp 715.183.800 38,23 2009 Rp 586.430.050 -18,00 2010 Rp 583.182.480 -0,55 2011 Rp 564.634.000 -3,18 Sumber Data : Dispenda Kota Jayapura 2012 (Data Diolah) 4. Retribusi Perizinan Tertentu
Kota Jayapura
Pendapatan Retribusi Jasa Perizinan Tertentu Kota Jayapura merupakan salah satu
Pemerintah Kota Jayapura
dalam membantu
pengembangan Kota Jayapura di era otonomi ini. Penerimaan Retribusi Jasa Usaha Kota
dengan tahun 2011 sebagai berikut :
Tabel 8. Penerimaan Retribusi Perizinan Tertentu Kota Jayapura Tahun 2007 – 2011 (dalam Rupiah)
TAHUN RETRIB USI JASA
USAHA % PERTUM B UHAN 2007 Rp 5.326.421.615 - 2008 Rp 6.262.124.000 17,57 2009 Rp 7.513.126.860 19,98 2010 Rp 9.993.799.396 33,02 2011 Rp 11.247.010.631 12,54 Sumber Data : Dispenda Kota Jayapura 2012 (Data Diolah) 5. Perhitungan Analisis
Kontribusi Retribusi Daerah Dalam penelitian ini akan di hitung berapa kontribusi untuk masing-masing jenis retribusi daerah yaitu Retribusi Jasa Umum (X1), Retribusi
Jasa Usaha (X2) dan Retribusi
Perizinan Tertentu (X3)
terhadap Pendapatan Asli Daerah (Y) Kota Jayapura
untuk lima tahun yaitu dari tahun 2007 sampai dengan 2011 dengan alat analisis Kontribusi masing-masing jenis retribusi. Hasil perhitungan kontribusi retribusi daerah selama lima tahun yaitu dari tahun 2007 sampai dengan 2011 digambarkan dalam tabel sebagai berikut :
Tabel 9. Kontribusi Penerimaan Retribusi Jasa Umum terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Jayapura Tahun 2007 – 2011 (dalam Rupiah)
TAHUN RETRIB USI
JASA UM UM PAD % KONTRIB USI 2007 6.667.146.000 28.393.670.063 23,48 2008 8.856.794.451 37.067.009.117 23,89 2009 9.963.153.737 42.991.033.113 23,17 2010 10.135.155.600 50.575.675.159 20,04 2011 11.259.040.050 61.854.199.232 18,20 Sumber Data : Data Sekunder Diolah, 2012
Rata-rata kotribusi Retribusi Jasa Umum selama tahun 2007 sampai dengan
2011 sebesar 21,76 % per tahun.
Tabel 10. Kontribusi Penerimaan Retribusi Jasa Usaha terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Jayapura Tahun 2007 – 2011 (dalam Rupiah)
TAHUN RETRIB USI
JASA USAHA PAD KONTRIB USI
2007 517.385.300 28.393.670.063 1,82 2008 715.183.800 37.067.009.117 1,93 2009 586.430.050 42.991.033.113 1,36 2010 583.182.480 50.575.675.159 1,15 2011 564.634.000 61.854.199.232 0,91 Sumber Data : Data Sekunder Diolah, 2012
Rata-rata kotribusi Retribusi Jasa Usaha selama
tahun 2007 sampai dengan 2011 sebesar 1,44 % per tahun.
Tabel 11. Kontribusi Penerimaan Retribusi Perizinan Tertentu terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Jayapura Tahun 2007 – 2011 (dalam
Rupiah)
TAHUN
RETRIB USI PERIZINAN
TERTENTU
PAD KONTRIB USI
2007 5.326.421.615 28.393.670.063 18,76 2008 6.262.124.000 37.067.009.117 16,89 2009 7.513.126.860 42.991.033.113 17,48 2010 9.993.799.396 50.575.675.159 19,76 2011 11.247.010.631 61.854.199.232 18,18 Sumber Data : Data Sekunder Diolah, 2012
Rata-rata kotribusi Retribusi Perizinan Tertentu selama tahun 2007 sampai dengan 2011 sebesar 18,21 % per tahun. Dari ketiga variabel dependen yaitu Retribusi Jasa Umum (X1), Retribusi Jasa
Usaha (X2) dan Retribusi
Perizinan Tertentu (X3) yang
memberikan kontribusi terbesar terhadap Pendapatan Asli Daerah (Y) Kota Jayapura antara tahun 2007 sampai dengan 2011 yaitu Retribusi Jasa Umum (X1) dengan rata-
rata pertahun sebesar 21,76 %, lalu urutan ke dua adalah variabel Retribusi Perizinan Tertentu (X3) dengan
kontribusi rata-rata pertahun sebesar 18,21 %,
Hasil Analisis Data
Pengujian Regresi Linier Berganda
Hasil Perhitungan regresi linier berganda dengan menggunakan Program Statistic Produc Service Solution (SPSS) di sajikan pada tabel berikut :
Tabel 12. Ringkasan Hasil Analisis Statistik Variabel A rah K orelasi Parsial Ko efisien Regresi Ni lai t P (Sig) Keter angan Pendapat an Asli Daerah (Y) Retribusi Jasa Umum (X1) ( +) 0, 772 0,5 60 1, 213 0 ,439 Tida k Signifikan Retribusi Jasa Usaha (X2) ( +) 0, 051 0,0 17 0, 051 0 ,967 Tida k Signifikan Retribusi Perizinan Tertentu (X3) ( +) 0, 904 0,6 08 2, 114 0 ,281 Tida k Signifikan Konstanta = -1,122 R² = 0,992
Fhitung = 40,243 Sig = 0,115 Tidak
Signifikan Sumber Data : Hasil analisis SPSS
Tabel diatas menunjukkan bahwa model persamaan regresinya sebagai berikut :
Y= -1,122 + 0,560 X1 + 0,017
X2 + 0,608 X3 + e
Pembahasan
Hasil analisis parsial menunjukkan bahwa variabel Retribusi Jasa Umum (X1)
mempunyai pengaruh yang tidak signifikan terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Jayapura, variabel Retribusi Jasa Usaha (X2)
mempunyai pengaruh yang tidak signifikan terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Jayapura dan variabel Retribusi Perizinan Tertentu (X3)
mempunyai pengaruh yang tidak signifikan terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Jayapura. Dari hasil analisis semua variabel dependen mempunyai pengaruh tidak
signifikan karena meskipun retribusi jasa umum yang paling besar memberikan kontribusi kepada pendapatan asli daerah Kota Jayapura sebesar 21,76% pertahun
selama tahun 2007-2011
dibandingkan dengan retribusi jasa usaha dan retribusi perizinan tertentu tetapi masih ada sumber pendapatan asli daerah yaitu pendapatan pajak daerah. Pendapatan pajak daerah
lebih besar memberikan
kontribusinya kepada pendapatan asli daerah dibandingkan dengan pendapatan retribusi daerah yaitu rata-rata pertahun selama 2007 – 2011 sebesar 47,66 % sementara retribusi daerah hanya memberikan kontribusinya sebesar 41,41 % dan sisanya pendapatan hasil pengelolaan kekayaan daerah yang sah dan lain- lain PAD yang sah.
Hasil analisis secara simultan menunjukkan bahwa secara
bersama-sama variabel Retribusi Jasa Umum (X1), Retribusi Jasa Usaha (X2) dan
Retribusi Perizinan Tertentu (X3)
mempunyai pengaruh yang tidak signifikan terhadap Pendapatan Asli Daerah (Y) Kota Jayapura. Hal ini di sebabkan karena pendapatan pajak daerah lebih besar memberikan kontribusi terhadap PAD dengan rata-rata pertahun 47,66 % dan di tahun 2011 perbedaan yang paling jauh antara kontribusi pendapatan pajak daerah sebesar 53,85 % sementara retribusi daerah hanya sebesar 37,30 %. Pendapatan pajak daerah pada tahun 2011 yang paling besar adalah jenis penerimaan Pajak Restoran dan Pajak penerangan jalan umum.
PENUTUP Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis pengaruh Retribusi Daerah terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Jayapura dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Hasil analisis variabel Retribusi Jasa Umum (X1)
memberikan kontribusi terbesar terhadap Pendapatan Asli Daerah yaitu rata-rata pertahun sebesar 21,76 % (Tahun 2007 – 2011).
2. Variabel Retribusi Jasa Umum (X1) mempunyai
pengaruh yang tidak
signifikan terhadap
Pendapatan Asli Daerah Kota Jayapura.
3. Variabel Retribusi Jasa Usaha (X2) mempunyai pengaruh
yang tidak signifikan terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota.
4. Variabel Retribusi Perizinan Tertentu (X3) mempunyai
pengaruh yang tidak
signifikan terhadap
Pendapatan Asli Daerah Kota Jayapura.
5. Secara simultan menunjukkan bahwa variabel Retribusi Jasa Umum (X1),
Retribusi Jasa Usaha (X2) dan
Retribusi Perizinan Tertentu (X3) mempunyai pengaruh
yang tidak signifikan terhadap Pendapatan Asli Daerah (Y) Kota Jayapura. Saran
1. Pemerintah Kota Jayapura perlu lebih meningkatkan pengelolaan Retribusi Daerah baik jenis Retribusi Jasa Umum , Retribusi Jasa Usaha maupun Retribusi Perizinan Tertentu agar
dapat meningkatkan
kontribusi terhadap
Pendapatan Asli Daerah Kota Jayapura sebagai salah satu sumber Anggaran Pendapatan Belanja Daerah.
2. Retribusi Jasa Umum lebih
ditingkatkan lagi
pengelolaannya, karena retribusi ini paling banyak memberikan kontribusi pada PAD, ini berarti bahwa penggunaan retribusi jasa
umum lebih banyak
dibanding dengan retribusi jasa usaha dan retribusi perizinan tertentu.
3. Retribusi Jasa Usaha lebih membutuhkan perhatian khusus agar penerimaan retribusi ini lebih ditingkatkan karena yang
paling kecil memberikan kontribusi kepada PAD adalah retribusi jasa usaha. 4. Retribusi Perizinan Tertentu
juga membutuhkan perhatian peningkatan dalam hal pengelolaannya, agar dapat memberikan kontribusi yang lebih besar lagi terhadap PAD.
5. Selain itu diharapkan agar Pemerintah Kota Jayapura
dalam menetapkan
kebijakan-kebijakan yang tepat sasaran dalam kaitannya dengan retribusi daerah agar pengelolaan retribusi lebih baik lagi di masa yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Halim dan Bambang Supomo, 1990, Akuntansi Manajemen, BPFE, Yogyakarta.
Abdul Halim, 2001, Manajemen Keuangan Daerah, Unit Penerbit dan Percetakan
(UPP) AMP YKPN,
Yogyakarta.
Adrian Sutedi, 2008, Hukum Pajak dan Retribusi Daerah, Bogor Selatan: Ghalia, Indonesia . Amarullah, 1988, Pembiayaan Pemerintah Daerah, UI-Pres, Jakarta.
Augusty Ferdinand, 2011, Metode Penelitian Manajemen, BPUNDIP : Fak. Ekonomi dan Bisnis Universitas Diponegoro.
Devas Nick dkk, 1989, Keuangan Pemerintahan Daerah di Indonesia, Universitas Indonesia Press, Jakarta. Davey K.J, 1988, Pembiayaan
Pemerintah Daerah,
Universitas Indonesia, Jakarta.
G.Gentur Esti Pranowo, 2004,
Pengarug Efektifitas Dan Efisiensi Terhadap Kontribusi Retribusi Pasa Pada Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Merauke. Hamid Hamdan, 2009, Analisis
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penerimaan Retribusi Parkir di Kota Jayapura.
Handoko, Hani T, 1990 , Pengantar Manajemen, BPFE, Jakarta. H. Mat Juri, 2012, Analisis
Kontribusi Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah Terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Samarinda.
Kunarjo, 1996, Perencanaan Dan Pembiayaan Pembangunan, Universitas Indonesia, Press, Jakarta.
Mahmudi, 2009, Manajemen Keuangan Daerah, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Mardiasmo, 2008, Otonomi & Manajemen Keuangan Daerah , Andi, Jakarta.
Muhammad Yamin Noch dan Abdul Rasyid, 2012, Metodologi Penelitian, Perdana Publishing, Medan.
Mulyadi, 1984, Akuntansi Biaya, BPFE, Yogyakarta.
Munawir, 1997, Perpajakan,: Liberti, Yogyakarta.
Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2001 tentang Retribusi Daerah.
Septian Dwi Kurniawan, 2010,
Pengaruh Penerimaan Paja dan Retribusi Daerah Terhadap Peningkatan
Pendapatan Asli Daerah Di Kabupaten Ponorogo.
Siddik ,Machful, 1994, Keuangan Daerah, Universitas Terbuka, Jakarta
Sihombing, 1999, Akuntansi Manajemen, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Sugiyono, 2007, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D, Alfabeta, Bandung. Suparmoko, 1987, Keuangan Negara
Dalam Teori dan Praktek, BPFE, Yogyakarta.
Tim Perumus Penyusunan Proposal dan Tesis, , 2010, Pedoman Penyusunan Tesis, Program Pascasarjana Universitas Yapis Papua , Jayapura.
Tono Wijaya, 2011, Cepat Menguasai SPSS 19, Cahaya Atma, Yogyakarta .
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004, Tentang Pemerintah Daerah.
Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004, Tentang Perimbangan
Keuangan Antara
Pemerintah Pusat Dan Daerah.
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 , Nomor 34 Tahun 2000 ,tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997, Tentang Pajak dan Retribusi Daerah.
Widjaya.A.W, 1992, Titik Berat Otonomi Daerah Tingkat II, Rajawali Press, Jakarta. Zulqarnain Sastra Negara, 2006,
Peranan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Terhadap Tingkat Penerimaan Pendapatan Asli Daerah Kab. Jombang Sebelum dan
Sesudah Diberlakukan Otonomi Daerah.