• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KECERDASAN MORAL ANAK DI SEKOLAH MINGGU IMANUEL KECIL KOTA GORONTALO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KECERDASAN MORAL ANAK DI SEKOLAH MINGGU IMANUEL KECIL KOTA GORONTALO"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

1

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KECERDASAN MORAL ANAK DI SEKOLAH MINGGU IMANUEL KECIL KOTA GORONTALO

Nofriani Makahaube Haris Mahmud, Rapi Us Djuko

Jurusan Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Negeri Gorontalo

ABSTRAK

. 2013. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kecerdasan Moral Anak di Sekolah Minggu Imanuel Kecil Kota Gorontalo. Skripsi, Jurusan Pendidikan Anak Usia Dini, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing I Drs. Haris Mahmud, M.Pd, M.Si dan Pembimbing II Dra. Rapi Us. Djuko, M.Pd. Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini yakni, faktor-faktor apakah yang mempengaruhi kecerdasan moral anak di Sekolah Minggu Imanuel Kecil Kota Gorontalo. Pendekatan penelitian yang dianggap sesuai untuk digunakan adalah pendekatan kualitatif. Dengan metode ini peneliti melakukan penelitian untuk mencari data yang bersifat deskriptif kualitatif. Berdasarkan hasil analisis data yang dituangkan dalam pembahasan maka peneliti menemukan kesimpulan yakni, i) kurangnya rasa empati anak di Sekolah Minggu Imanuel Kecil Kota Gorontalo dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal, ii) kurangnya rasa nurani anak di Sekolah Minggu Imanuel Kecil Kota Gorontalo dipengaruhi oleh faktor eksternal yakni lingkungan bermain anak, teman bermain anak, dan media televisi, iii) kurangnya kontrol diri anak di Sekolah Minggu Imanuel Kecil Kota Gorontalo dipengaruhi oleh faktor eksternal yakni lingkungan bermain anak, dan teman bermain anak, iv) kurangnya sikap respek anak di Sekolah Minggu Imanuel Kecil Kota Gorontalo dipengaruhi oleh faktor eksternal yakni lingkungan keluarga dan lingkungan bermain anak, v) kurangnya sikap budi pekerti anak di Sekolah Minggu Imanuel Kecil Kota Gorontalo dipengaruhi oleh faktor eksternal yakni lingkungan bermain anak, teman bermain anak, dan media televisi, vi) kurangnya sikap toleran anak di Sekolah Minggu Imanuel Kecil Kota Gorontalo dipengaruhi oleh faktor eksternal yakni lingkungan bermain anak, teman bermain anak, dan media televisi, dan vii) kurangnya sikap adil anak di Sekolah Minggu Imanuel Kecil Kota Gorontalo dipengaruhi oleh faktor eksternal yakni lingkungan bermain anak, teman bermain anak, dan media televisi. Secara umum dapat ditarik kesimpulan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kecerdasan moral anak di Sekolah Minggu Imanuel Kecil Kota Gorontalo dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yang dimaksud adalah faktor gen yang merupakan bawaan dari orang tua. Sedangkan faktor eksternal meliputi lingkungan, teman-teman bermain anak, dan media televisi.

Kata Kunci: Kecerdasan Moral, Sekolah Minggu.

(2)

2

Kecerdasan merupakan aspek yang sangat penting mendapatkan perhatian dalam proses pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini.Kecerdasan berkenaan dengan kemampuan anak dalam memahami berbagai ilmu pengetahuan, sikap dan keterampilan yang didapat dari lingkungan pendidikan, baik lingkungan keluarga (informal), lingkungan sekolah (formal) maupun lingkungan masyarakat(nonfomal). Oleh karena itu, seluruh stakeholder pendidikan baik orang tua, guru dan masyarakat serta pemerintah diharapkan dapat memperhatikan kecerdasan bagi pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini.

Salah satu kecerdasan yang perlu mendapat perhatian dalam proses pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini adalah kecerdasan moral. Karena kecerdasan moral merupakan kecerdasan anak dalam mengembangkan kemampuan bersikap dan berperilaku dalam berinteraksi yang diharapkan dapat berkembang secara wajar dan normal sesuai dengan perkembangan anak usia dini. Kecerdasan moral pada anak berorientasi pada kemampuan dalam tata cara kebiasaan sesuai dengan nilai dan norma kehidupan masyarakat.

Perkembangan kecerdasan moral memerlukan keterlibatan langsung bagi seluruh stake holder pendidikan, karena kecerdasan moral merupakan modal berinteraksi dalam masyarakat. Interaksi sangat erat kaitannya dengan pola hidup dan tata cara serta kebiasaan dalam masyarakat yang sesuai dengan nilai-nilai agama dan merupakan salah satu bidang pengembangan pada kurikulum anak usia dini.

Sekolah Minggu Imanuel Kecil merupakan salah satu sekolah berjenjang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) yang terletak di Kota Gorontalo. Pembelajaran di sekolah ini dilaksanakan pada hari Minggu, dengan jumlah siswa 23 orang, yang diajar oleh 2 orang guru. Sekolah ini didukung pula oleh beberapa fasilitas pembelajaran yakni, taman bermain, buku-buku bacaan, buku komik, dan gambar-gambar yang menunjang pembelajaran untuk anak usia dini. Dalam pelaksanaan pembelajaran pada anak usia dini di sekolah ini berdasarkan observasi awal peneliti ditemukan kenyataan bahwa kecerdasan moral anak pada jenjang sekolah ini masih sangat kurang. Hal ini dapat dilihat dari tingkah laku

(3)

3

beberapa anak di sekolah ini, sering menunjukkan sifat arogansi pada teman-temannya, mengucapkan kata-kata yang tidak baik pada temannya saat bermain, cenderung berkata yang tidak jujur.Kemudian, sikap tidak menghargai baik kepada teman maupun guru masih sering ditemukan pada anak di sekolah ini.

Hal ini diduga dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal pada anak. Faktor internal yakni faktor yang berasal dari dalam diri anak berupa, gen bawaan dari ke dua orang tua dan cakupan kebutuhan gisi anak di masa pertumbuhan. Sedangkan faktor eksternal yakni faktor dari luar diri anak berupa keluarga, lingkungan bermain anak, dan lingkungan sekolah. Selain itu, dugaan lain menunjukkan pula bahwa dalam merencanakan program pembelajaran yang dapat mengembangkan kecerdasan moral anak gurubelum sepenuhnya memperhatikan karakteristik materi dan strategi pembelajaran sesuai dengan kompetensi yang diharapkan oleh kurikulum sekolah minggu.

Berdasarkan fenomena di atas tentang pentingnya pengembangan kecerdasan moral pada anak usia dini, maka dipandang perlu tindak lanjut dalam bentuk penelitian yang membahas tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kecerdasan moral pada anak usia dini. Oleh karena itu, peneliti merasa tertarik untuk mengkaji secara spesifik tentangfaktor-faktor yang mempengaruhi kecerdasan anak diSekolah Minggu Gereja Imanuel Kecil Kota Gorontalo, yang diformulasikan dengan judul: Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kecerdasan Moral Anak diSekolah Minggu Imanuel Kecil Kota Gorontalo.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan faktor-faktor yang mempengaruhi kecerdasan moral anak di Sekolah Minggu Imanuel Kecil Kota Gorontalo. Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini yaitu Secara teoritis penelitian ini bermanfaat bagi pengelola Sekolah Minggu Imanuel Kecil Kota Gorontalo dalam meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam mengembangkan kecerdasan moral anak sedangkan secara praktis Penelitian bermanfaat Bagi guru di Sekolah Minggu Imanuel Kecil Kota Gorontalo dalam mengembangkan kecerdasan moral bagi anak sesuai dengan kompetensi yang diharapkan pada anak Sekolah Minggu.

(4)

4

Sumaatmadja (2002:2) mengemukakan bahwa “kecerdasan merupakan kemampuan akal dan pikiran yang sangat bermakna dalam kehidupan manusia”. Sedangkan,Gunarsa (dalam Sumaatmadja, 2002:3) mengemukanan bahwa istilah moral berasal dari bahasa latin mores yang berarti adatkebiasaanataucarahidup. Moral pada dasarnya merupakan rangkaian nilai tentang berbagai macam perilaku yang harusdipatuhi. Selanjutnya Sjarkawi, (2009:34) mengemukakan bahwa moral berkaitan dengan moralitas.

Kecerdasan moral adalah kemampuan memahami hal yang benar dan yang salah, artinya memiliki keyakinan etika yang kuat dan bertindak berdasarkan keyakinan tersebut, sehingga orang bersikap benar dan terhormat Borba (dalam Azhar dan Putri, 2009:98). Sedangkan kecerdasan moral anak meliputi tujuh aspek, ketujuh aspek tersebut yakni: (a). Empati (Empathy), (b). Nurani (Conscience), (c). Kontrol Diri (Self Control), (d). Respek (Respect), (e). Baik Budi (Kindness), (f). Toleran (Tolerance), (g). Adil (Fairness).

Kecerdasan moral seseorang sangat mempengaruhi kepribadiannya. Jika seseorang memiliki kecerdasan moral yang baik, maka orang tersebut cenderung akan memiliki pribadi yang baik. Karena pembentukan kepribadiandiawali dengan pengembangan kecerdasan moral. Menurut Sjarkawi (2005:19) bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kepribadian seseorang dapat dikelompokan dalam dua faktor, yakni: faktor internal dan eksternal. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri orang itu sendiri, maksudnya faktor yang berupa bawaan sejak lahir dan merupakan pengaruh keturunan dari salah satu sifat yang dimiliki salah satu dari kedua orang tuanya atau bisa jadi gabungan atau kombinasi dari sifat kedua orang tuanya. Sedangkan Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar orang tersebut. Maksudnya pengaruh yang berasal dari lingkungan seseorang mulai dari lingkungan terkecilnya, yakni keluarga, teman, tetangga, samapai dengan pengaruh dari berbagai media audiovisual seperti TV dan VCD, atau media cetak seperti koran, majalah, dan lain sebagainya. Selanjutnya, Menurut Berns (dalam Pranoto, 2008:78) bahwa ada tiga keadaan (contexts) yang berpengaruh terhadap perkembangan moral seseorang, yaitu: situasi, individu, dan sosial.

(5)

5

Menurut Piaget (dalam Hidayat, 2008:2.4) bahwa anak berpikir tentang moralitas dalam dua tahap moralitas, tergantung pada tingkat perkembangannya. Yakni Tahap yang pertama adalah tahap moralitas heteronomus (heteronomous morlty) yang terjadi pada anak usia 4-7 tahun. Pada tahap perkembangan moral ini, anak menganggap keadilan dan aturan sebagai sifat-sifat dunia (lingkungan) yang tidk berubah dan lepas dari kendali manusia. Sedangkan Tahap yang kedua adalah sekitar usia 10 tahun keatas, pada tahap ini anak sudah menyadari bahwa aturan-aturan dan hukum itu diciptakan oleh manusia. Anak yang berpikir moral pada tahap ini juga akan menyadari bahwa dalam menilai suatu tindakan seseorang, harus dipertimbangkan si pelaku, juga akibat-akibatnya. Pola pemikiran moral pada tahap ini oleh piaget diistilakan denganmoralitas otonomous.

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian Ini dilaksanakan di Gereja Imanuel Kecil Kota Gorontalo, dengan jumlah siswa 23 orang, yang diajar oleh 4 orang guru. dengan pertimbangan bahwa secara teoritis gereja tersebut memiliki program Sekolah Minggu Imanuel Kecil yang berkembang dengan baik di Kota Gorontalo.

Pendekatan penelitian yang dianggap sesuai untuk digunakan adalah pendekatan kualitatif. Sugiyono (2005:65) mengemukakan bahwa pendekatan kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.

Pada penelitian ini data dikumpulkan dengan menggunakan observasi, dokumentasi, dan wawancara untuk memperoleh keterangan atau pendapat dari guru dan orang tua anak didik.

Observasi

Observasi dalam penelitian ini dilakukan untuk mengamati permasalahan yang diteliti yaitu Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kecerdasan Moral Anak di Sekolah Minggu Imanuel Kecil Kota Gorontalo yang meliputi tujuh indikator yang menjadi masalah pada anak yakni Empati, Nurani, Kontrol Diri, Respek, Baik Budi, Toleran dan Adil.

(6)

6 Wawancara

Menurut Maleong (2002:135) wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu, Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai yakni yang memberikan jawaban pertanyaan itu. Yang diwawancara dalam penelitian ini adalah guru dan orang tua sebagai data pendukung guna untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi kecerdasan moral pada anak.

Pemeriksaan Keabsahan Data

Pengecekan keabsahan data didasarkan pada kriteria derajat kepercayaan (crebility), denganTriangulasi (Triangulation), Pengecekan dengan teman sejawat (Peer debrieng), Analisis terhadap kasus-kasus negatif (Negative case analysis), Refrensi yang memadai (Refential adaguency), Pengecekan anggota (Member check) dan Perpanjangan keikutsertaan.

Analisa data Menurut Moleong (2002:280) adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, ketegori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat ditemukan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data. Oleh karena itu, proses analisis data dalam penelitian ini dibagi menjadi tiga tahapan yakni reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Reduksi data merupakan suatu bentuk proses analisis yang berusaha menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang data yang tidak diperlukan dan mengorganisasikan data. Penyajian data adalah penyajian yang memberikan kemungkinan untuk penarikan kesimpulan, pengambilan tindakan verifikasi, dan atau melengkapi data yang dirasa masih kurang. Sedangkan penarikan kesimpulan adalah Untuk memperoleh data yang dijamin keabsahan dan keobjektivitasnya, maka perlu diverifikasi terus-menerus terhadap data yang sudah disimpulkan.

Penelitian ini dilaksanakan dengan melalui 3 tahapan yaitu Tahap Persiapan, Tahap Pelaksanaan Penelitian, dan Tahap Akhir Penelitian. Yakni tahap persiapan dengan melapor dan meminta izin kepada kepala sekolah minggu imnauel kecil, mengadakan observasi awal, mengidentifikasi masalah dan merumuskan masalah, Konsultasi dengan dosen pembimbing, dan Menyusun

(7)

7

usulan penelitian untuk diseminarkan. Sedangkan tahap pelaksaan penelitian dengan merumuskan strategi, metode penelitian mengumpul dan menganalisis data. Dan yang terakhir yaitu tahap akhir penelitian dengan Penyusunan draft skripsi, Konsultasi dengan dosen pembimbing dan menyusun skripsi.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan teknik pengumpulan data, maka data hasil penelitian ini dapat dideskripsikan sebagai berikut:

1. Empati

Empati adalah kemampuan meletakkan diri sendiri dalam posisi orang lain dan menghayati pengalaman tersebut serta untuk melihat situasi dari sudut pandang orang lain. Berdasarkan data wawancara tersebut, maka dapat diperoleh gambaran yakniuntuk faktor internal, kedua informan yang berasal dari orang tua siswa mengemukakan bahwa untuk asupan gizi anak tidak memberikan pengaruh terhadap kurangnya rasa empati anak di Sekolah Minggu Imanuel Kecil Kota Gorontalo, namun yang lebih berpengaruhi yakni gen dari kedua orang tua. Sedangkan faktor eksternal, ke empat informan yang berasal dari kepala sekolah, guru dan orang tua siswa di Sekolah Minggu Imanuel Kecil Kota Gorontalo mengemukakan bahwa untuk cara mengajar guru telah menunjukkan cara mengajar dengan baik dan tidak memberikan pengaruhi terhadap sifat anak yang cenderung tidak memiliki rasa empati, namun yang lebih berpengaruh pada faktor eksternal ini yakni teman bermain anak yang selalu menunjukkan kurang memiliki rasa empati sehingga berimbas pada anak saat berada di lingkungan sekolah dan media televisi yang cenderung menampilkan tayangan-tayangan yang tidak mengandung nilai didik.

2. Nurani

Nurani merupakan kesadaran moral yang tumbuh dan berkembang dalam hati manusia. Berdasarkan data wawancara tersebut, maka dapat diperoleh gambaran yakni untuk faktor internal, kedua informan yang berasal dari orang tua siswa mengemukakan bahwa untuk asupan gizi anak dan gen dari orang tua tidak memberikan pengaruh terhadap kurangnya nurani anak di Sekolah Minggu Imanuel Kecil. Sedangkan faktor eksternal, ke empat informan yang berasal dari

(8)

8

kepala sekolah, guru dan orang tua siswa di Sekolah Minggu Imanuel Kecil mengemukakan bahwa untuk cara mengajar guru telah menunjukkan cara mengajar dengan baik dan tidak memberikan pengaruhi terhadap sifat anak yang cenderung tidak memiliki rasa nurani, namun yang lebih berpengaruh pada faktor eksternal ini yakni teman bermain yang cenderung diikuti oleh anak sehingga terbawa sampai di lingkungan sekolahdan yang paling memberikan pengaruh yakni media televisi yang selalu menayangkan tayangan yang tidak memiliki nilai didik terutama dalam memberikan contoh bagi anak tentang nurani yang baik. 3. Kontrol diri

Kemampuan kontrol diri individu ditentukan oleh berapa besar dan sejauh mana individu tersebut berusaha mempertinggi kontrol diri. Berdasarkan data wawancara tersebut, maka dapat diperoleh gambaran yakni untuk faktor internal, kedua informan yang berasal dari orang tua siswa mengemukakan bahwa untuk asupan gizi anak tidak memberikan pengaruh terhadap kurangnya kemampuan kontrol diri anak, namun kalau melihat dari segi gen memang kemampuan kontrol diri anak lebih dipengaruhi oleh faktor bawaan dari ke dua orang tua. Sedangkan faktor eksternal, ke empat informan yang berasal dari kepala sekolah, guru dan orang tua siswa di Sekolah Minggu Imanuel Kecil Kota Gorontalo mengemukakan bahwa untuk cara mengajar guru telah menunjukkan cara mengajar dengan baik dan tidak memberikan pengaruhi terhadap sifat anak yang cenderung kurang mampu untuk mengontrol diri, namun yang lebih berpengaruh pada faktor eksternal ini yakni teman-teman bermain anak yang cenderung kurang mampu juga untuk mengontrol diri, sehingga berpengaruh pada anak saat di lingkungan sekolah.

4. Respek

Respek merupakan sikap menghormati orang lain dan menerima orang lain itu apa adanya dengan keyakinan bahwa setiap orang memiliki ciri khas masing-masing. Berdasarkan data wawancara tersebut, maka dapat diperoleh gambaran yakni untuk faktor internal, kedua informan yang berasal dari orang tua siswa mengemukakan bahwa untuk asupan gizi anak dan gen yang merupakan bawaan dari kedua orang tua, pada dasarnya tidak memberikan pengaruh terhadap

(9)

9

kurangnya respek anak saat di sekolah. Sedangkan faktor eksternal, ke empat informan yang berasal dari kepala sekolah, guru dan orang tua siswa di Sekolah Minggu Imanuel Kecil Kota Gorontalo mengemukakan bahwa untuk cara mengajar guru telah menunjukkan cara mengajar dengan baik dan tidak memberikan pengaruhi terhadap sifat anak yang cenderung kurang respek, namun yang lebih berpengaruh pada faktor eksternal ini yakni teman-teman bermain anak yang cenderung kurang respek sehingga terbawa pada anak saat di sekolah yang cenderung menunjukkan anak kurang respek. Selain itu, tayangan di televisi juga sangat mempengaruhi tingkat respek anak saat di sekolah, karena televisi cenderung menayangkan tokoh-tokoh yang tidak memberikan contoh yang baik. 5. Budi Pekerti

Budi pekerti merupakan moral dan kelakuan yang baik dalam menjalani kehidupan ini. Berdasarkan data wawancara tersebut, maka dapat diperoleh gambaran yakniuntuk faktor internal, kedua informan yang berasal dari orang tua siswa mengemukakan bahwa untuk asupan gizi anak dan gen yang merupakan bawaan dari kedua orang tua, pada dasarnya tidak memberikan pengaruh terhadap kurangnya budi pekerti anak saat di sekolah. Sedangkan faktor eksternal, ke empat informan yang berasal dari kepala sekolah, guru dan orang tua siswa di Sekolah Minggu Imanuel Kecil mengemukakan bahwa untuk cara mengajar guru telah menunjukkan cara mengajar dengan baik dan tidak memberikan pengaruhi terhadap sifat anak yang cenderung memiliki budi pekerti yang tidak baik, namun yang lebih berpengaruh pada faktor eksternal ini yakni teman-teman bermain anak yang cenderung kurang memiliki budi pekerti yang baik, sehingga terbawa saat anak berada di lingkungan sekolah cenderung kurang memiliki budi pekerti yang baik. Selain itu, tayangan di televisi yang kurang memberikan contoh yang baik dalam membentuk budi pekerti anak.

6. Toleran

Sikap toleran tidak berarti membenarkan pandangan yang dibiarkan itu, tetapi mengakui kebebasan serta hak-hak asasi para penganutnya. Berdasarkan data wawancara tersebut, maka dapat diperoleh gambaran yakni untuk faktor internal, kedua informan yang berasal dari orang tua siswa mengemukakan bahwa

(10)

10

untuk asupan gizi anak dan gen yang merupakan bawaan dari kedua orang tua, pada dasarnya tidak memberikan pengaruh terhadap kurangnya sikap toleran anak di sekolah ini. Sedangkan faktor eksternal, ke empat informan yang berasal dari kepala sekolah, guru dan orang tua siswa di Sekolah Minggu Imanuel Kecil Kota Gorontalo mengemukakan bahwa untuk cara mengajar guru telah menunjukkan cara mengajar dengan baik dan tidak memberikan pengaruhi terhadap sifat anak yang cenderung memiliki budi pekerti yang baik, namun yang lebih berpengaruh pada faktor eksternal ini yakni teman-teman bermain anak yang cenderung kurang memiliki budi pekerti yang baik, sehingga berimbas pada anak saat di sekolah cenderung menunjukkan sikp kurang toleran pada orang lain. Selain itu, tayangan di televisi yang kurang memberikan contoh yang baik dalam membentuk sikap toleran anak.

7. Adil

Adil merupakan suatu perbuatan yang mengindahkan ketentuan-ketentuan atau aturan-aturan yang berlaku didalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan data wawancara tersebut, maka dapat diperoleh gambaran yakniuntuk faktor internal, kedua informan yang berasal dari orang tua siswa mengemukakan bahwa untuk asupan gizi anak dan gen yang merupakan bawaan dari kedua orang tua pada dasarnya tidak memberikan pengaruh terhadap perilaku tidak yang adil terhadap teman-temannya. Sedangkan faktor eksternal, keempat informan yang berasal dari kepala sekolah, guru dan orang tua siswa di Sekolah Minggu Imanuel Kecil Kota Gorontalo mengemukakan bahwa untuk cara mengajar guru telah menunjukkan cara mengajar dengan baik dan tidak memberikan pengaruhi terhadap sifat anak yang cenderung berperilaku tidak adil, namun yang lebih berpengaruh pada faktor eksternal ini yakni teman-teman bermain anak yang cenderung berperilaku tidak adil, sehingga berimbas pada anak saat anak di sekolah cenderung menunjukkan perilaku tidak adil pada temannya. Selain itu, tayangan di televisi yang kurang memberikan contoh yang baik dalam membentuk sikap perilaku adil bagi anak.

(11)

11

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas, maka peneliti dapat menarik simpulan yakni: (1). Kurangnya rasa empati anak di Sekolah Minggu Imanuel Kecil Kota Gorontalo dipengaruhioleh faktor internal dan faktor eksternal. (2). Kurangnya rasa nurani anak di Sekolah Minggu Imanuel Kecil Kota Gorontalodipengaruhi oleh faktor eksternal yakni lingkungan bermain anak, teman bermain anak, dan media televisi. (3). Kurangnya kontrol diri anak di Sekolah Minggu Imanuel Kecil Kota Gorontalodipengaruhioleh faktor eksternal yaknilingkungan bermain anak, dan teman bermain anak. (4). Kurangnya sikaprespek anak di Sekolah Minggu Imanuel Kecil Kota Gorontalodipengaruhioleh faktor eksternal yakni lingkungan keluarga dan lingkungan bermain anak. (5). Kurangnya sikap budi pekerti anak di Sekolah Minggu Imanuel Kecil Kota Gorontalodipengaruhioleh faktor eksternal lingkungan bermain anak, teman bermain anak, dan media televisi. (6). Kurangnya sikap toleran anak di Sekolah Minggu Imanuel Kecil Kota Gorontalodipengaruhioleh faktor eksternal yakni lingkungan bermain anak, teman bermain anak, dan media televisi. Dan (7). Kurangnya sikap adil anak di Sekolah Minggu Imanuel Kecil Kota Gorontalodipengaruhioleh faktor eksternal yakni lingkungan bermain anak, teman bermain anak, dan media televisi.

Berdasarkan kesimpulan penelitian, penulis memberikan saran yaitu: (1). Bagi pihak sekolah perlu adanya peningkatan kualitas pembinaan moral bagi anak. (2). Bagi pihak orang tua perlu adanya pengawasan lebih intensif lagi kepada anak, baik saat berada dengan teman bermainnya maupun saat anak sedang menyaksikan tayangan televisi. Dan (3). Perlu adanya upaya secara terus menerus untuk meningkatkan kualitas moral anak bangsa, baik melalui pendidikan formal maupun pendidikan non formal.

DAFTAR PUSTAKA

Ani, Marie dan Fitri. 2008. Kamus Bahasa Indonesia. Makassar: Galeri Lontara Arikunto, Suharsimi. 1993. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis.

(12)

12

Azhar, Muhammad Hasyim dan Dona Eka Putri. 2009. Kecerdasan Moral pada Remaja Yang Mengalami Deviasi Mothering. Jurnal Psikologi (Online), Volume 2 No. 2. (http://ejournal.gunadarma.ac.id, diakses 5 Mei 2013) Hidayat, Otib Satibi. 2008. Metode Pengembangan Moral dan Nilai-nilai Agama.

Jakarta : UT

Kasese, Anita Paulina. 2012. Mengembangkan Kecerdasan Moral Anak Di Sekolah Minggu Maranatha Limboto Melalui Metode Bercerita dengan Gambar. Skripsi. Gorontalo : FIP - UNG

Maleong, J. Lexy. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Sjarkawi. 2009. Pembentukan Kepribadian Anak. Jakarta: Bumi Aksara

Sumaatmadja, Nursyid. 2002. Pendidikan Pemanusiaan Manusia. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2005. Metode Penelitian Pendekatan Kualitatif. Bandung:Alfabeta. Pranoto, Yuli Kurniawati Sugiyo. 2008. Kecerdasan Moral Anak Usia

Prasekolah. Artikel (Online). (http://journal.unnes.ac.id, diakses 5 Mei 2013).

Kurnia. 2013. Pengertian Gizi. http://www.drzpost.com/reading-515-Pengertian-Gizi.html

Referensi

Dokumen terkait

HONORARIUM PANITIA PELAKSANA KEGIATAN; HONORARIUM PEGAWAI HONORER / TIDAK TETAP; BANTUAN TRANSPORT NARASUMBER DAN BANTUAN TRANSPORT PESERTA; HONORARIUM NARASUMBER; BELANJA

Pada pembelajaran berbasis simulasi komputer pada topik radiasi termal, mahasiswa mengembangkan keterampilan berpikir kreatif dengan memandang suatu objek dengan cara

Rahyono (2003) menyatakan intonasi sebuah bahasa memiliki keteraturan yang telah dihayati bersama oleh para penuturnya.Penutur sebuah bahasa tidak memiliki kebebasan yang

(3) Anggota kehormatan adalah seseorang yang berjasa terhadap Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK), Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI), Fakultas Syari’ah

[r]

Hal tersebut berarti bahwa sebagian besar digital native di Surabaya memiliki keinginan berpartisipasi dengan menggunakan sosial media instagram yang sama dalam

[r]

Dengan telah diberlakukannya Permendikbud Nomor 11 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, maka dirasa perlu untuk menyusun serta