• Tidak ada hasil yang ditemukan

SISTEM PENDETEKSI GANGGUAN HAMA DANPENYAKIT TANAMAN PADI BESERTA PENANGGULANGANNYA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SISTEM PENDETEKSI GANGGUAN HAMA DANPENYAKIT TANAMAN PADI BESERTA PENANGGULANGANNYA"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

1

SISTEM PENDETEKSI GANGGUAN HAMA DANPENYAKIT

TANAMAN PADI BESERTA PENANGGULANGANNYA

Santi Purwaningrum1, KhafiizhHastuti, M.Kom2

MahasiswaUniversitas Dian Nuswantoro Semarang1, DosenUniversitas Dian Nuswantoro Semarang2

1, 2Teknik Informatika, FakultasIlmuKomputer, Universitas Dian Nuswantoro Semarang Jl. Nakula 1, No. 5-11 Semarang, KodePos 50131, Telp. (024) 3515261, 3520165 Fax: 3569684

Email : 111201206564@mhs.dinus.ac.id1

ABSTRAK

Kendala petani dalam mengetahui jenis hama dan penyakit tanaman padi tidaklah asing lagi, maka diperlukansebuah sistem untuk membantu masalah tersebut. Sistem pendeteksi ini merupakan sistem yang dapat membantu para petani untuk mendiagnosa hama dan penyakit tanaman padi beserta penanggulangannya berdasarkan gejala-gejala yang terjadi pada tanaman padi. Metode sistem pendeteksi yang digunakan adalah Metode certainty factor yang akan diaplikasi kan kedalam bentuk WEB. Dalam aplikasi sistem pendeteksi ini terdapat fasilitas untuk user dimana user dapat mendiagnosa hama dan penyakit tanaman padi dengan cara menginputkan gejala-gejala tanaman padi yang kasat mata.Pada menu sistem pendeteksi ini user dapat menginputkan gejala-gejala tanaman padi yang telah dialami petani. Dan akan mendapatkan informasi tentang jenis hama dan tanaman padi beserta penanggulangnnya.User juga dapat melihat hasil dan perhitungan certainty factor, dapat mengetahui informasi artikel yang berkaitan dengan padi, hama dan penyakit tanaman padi. Sistem pendeteksi hama dan penyakit tanaman padi beserta penanggulangannya ini, diharapkan dapat mempermudah para petani untuk mengetahui jenis hama dan penyakit tanaman padi.

Kata kunci : Tanaman padi, hama dan penyakit tanaman padi, sistem pendeteksi, certainty factor

ABSTRACT

Constraints farmers in knowing the type of pests and diseases of rice plants is not foreign anymore, so we need a system to help the problem. This detection system is a system that can help farmers to diagnose pests and diseases of rice plants and their countermeasures based on the symptom sthat occur in rice plants. Methods of an expert system is a certainty factor Methods to be applied into the form of the WEB. Methods of detection system used is the certainty factor method that will beapplied into the form of theWEB.In the application of this detection system there is a facility for the user where the user can diagnose pests and diseases of rice plants by means of input symptoms rice plants are visible. In this detection system menu the user can input the symptoms rice plants that have been experienced by farmers.Users can also see the results and calculation certainty factor, can

(2)

2 1. PENDAHULUAN

Padi merupakan tanaman yang

menghasilkan beras sebagai

makanan pokok bagi masyarakat Indonesia. Kebutuhan tanaman padi

sebagai penghasil makanan

pengolah makanan pokok

meningkat seiring dengan semakin bertambahanya populasi manusia.

Salah satu factor kegagagalan panen kerena gangguan hama dan penyakit tanaman. Kegagalan panen yang disebabkan oleh kekeringan,

serangan hama penyakit dan

bencana umumnya terjadi secara tidak merata di berbagai wilayah (lee(1990), 2010).

Keterbatasan yang di miliki oleh seorang pakar terkadang menjadi

kendala bagi petani untuk

melakukan konsultasi secara

langsung untuk mendapatkan solusi yang terbaik tentang peyakit atau gangguan hama yang sedang di alami dan penanggulanggannya.

Dengan adanya perkembangan

teknologi yang semakin pesat diera modern ini, dikembangkan suatu

teknologi yang mampu memproses dan cara berpikir manusia dengan teknologi Kecerdasan Buatan, yaitu dengan sistem pakar.

Sistem pendeteksi gangguan hama dan penyakit tanaman padi ini menggunakan pendekatan sistem pakar. Agar sistem pendeteksi dapat melakukan penalaran sepertihalnya

seorangpakar meskipun berada

dalam kondisi data yang tidak pasti dan untuk mendapat nilai kepastian maka di perlukan suatu metode yang di sebut certainty factor.

Sistem pendeteksi ini akan dibangun dan dirancang kedalam bentuk web yang dapat memberikan informasi gejala-gejala serangan

gangguan hama dan penyakit

tanaman padi dan dapat memberikan sebuah solusi dalam gangguan hama dan penyakit tanaman padi dan agar semua orang dapat mengakses di internet tanpa harus bertatap muka dengan seorang pakar, karena dengan sistem ini semua orang bisa mengakses dimana dan kapan saja.

(3)

3

2. METODE

Certainty factor diperkenalkan oleh Shortliffedan Buchanan pada tahun 1975 untuk mengakomodasi ketidakpastian pemikiran (inexact reasoning) seorang pakar. Seorang

pakar biasanya melakukan

penalaran yang sudah ada

berdasarkan data dengan dugaan-dugaan yang tidak pasti atau

meragukan seperti :mungkin,

kemungkinan besar, hampir pasti dan masih banyak lainnya. Untuk mengakomondasi hal tersebut kita menggunakan Certainty Factor agar member tingkat keyakinan pada masalah yang tengah dihadapi.

Terdapat 2 cara untuk

mendapatkan CF dari sebuah rule, yaitu:

1. Metode‘Net Belief’

CF(Rule)=MB(H,E)-MD(H,E) Dimana : CF(Rule) : Factor kepastian MB(H,E) : Ukuran kepercayaan terhadap Hipotesis H, jikadiberikan evidence E (antara 0 dan 1) MD(H,E) : Ukuran ketidak percayaan terhadap Hipotesis H, jika diberikan evidence E (antara 0 dan 1) P(H) : Hipotesis H P(H|E) : Fakta E

2. Dengan cara mewawancarai seorang pakar

Nilai CF (Rule) diperoleh dari interpretasi “term” dari pakar, yang diganti dari nilai CF tertentu sesuai tabe dibawahini.

Tabel 2. 1Nilai Certainty Factor dan interpretasis Uncertain Term CF Tidakpasti -1.0 Hampir tidak pasti -0.8 Kemungkinan besar tidak -0.6 Mungkin tidak -0.4 Tidak yakin - 0.2 to 0.2 Kurang yakin 0.4 Cukup yakin 06 Yakin 0..8 Sangat yakin 1.0

Terdapat 3 hal yang mungkin terjadi pada Certainty Factor. a) Rule dengan evidence E tunggal

dengan hipotesis tunggal IF E THEN H (CF Rule) CF(H,E)=CF(E) * CF(rule)

(4)

Dengan catatan nilai CF rule ditentukan oleh pakar, sedangkan nilai CF (E) ditentukan oleh pengguna saat berkonsultasi dengan sistem pakar.

b) Rule dengan evidence E ganda dan Hipotesis H Tunggal

IF E1 AND E2 … AND E2THEN H

(CF rule)

CF(H,E)=min[CF(E1),CF(E2),…,CF(

En)]*CF(rule)

IF E1OR E2 … AND E2THEN H (CF

rule)

CF(H,E)=max[CF(E1),CF(E2),…,CF(

En)] * CF(rule)

c) Gabungan dua buah rule denga evidence berbeda (E1dan E2), tetapi

hipotesis sama

IF E1 THEN H Rule 1

CF(H,E1)=CF1=C(E1)*CF(Rule1)

IF E2 THEN H Rule 2

CF(H,E2)=CF2=C(E2)*CF(Rule1)

CF(CF1,CF2) = CF1 + CF2 * (1 - CF1)

;jika CF1 > 0 dan CF2> 0 (jika CF1 dan

CF2 positif)

CF(CF1,CF2) = CF1 + CF2 * (1 + CF1) ;

jika CF1 < 0 dan CF2< 0 (jika CF1

dan CF2 negatif)

CF(CF1,CF2) = CF1 + CF2 / 1 – min [ |

CF1 | , | CF2 | ] ;jika CF1 < 0 dan CF2<

0 (jika CF1 positif dan CF2 negatif).

Kelebihan Motode Certainty Factor (Sutojo, 2011):

 Metode ini sangat susuai dengan sistem pakar yang datanya mengandung ketidak pastian.

 Dalam sekali kerja dapat

memproses 2 data sehingga keakuratan data masih terjaga.

Kekurangan Motode Certaity

Factor (Sutojo, 2011):

 Pemodelan ketidak pastian

menggunakan perhtungan

metode certainty Factor

biasanya masih

dipermasalahkan.

 Untuk data lebih dari 2 buah, harus dilakukan berulang kali pengolahan data.

3. PEMBAHASAN DAN HASIL 1. PEMBAHASAN

Pada tahap ini dilakukan pembuatan rancangan aplikasi. Mulai dari perancangan fungsi, logika, dan desain aplikasi agar dapat digunakan sesuai dengan awal topik pembahasan.Basis

pengetahunan merupakan

beberapa kumpulan

pengetahuan dari seorang pakar yang dihubungkan dengan suatu permasalahan yang di gunakan

(5)

5

dalam sistem aplikasi sistem kecerdasan buatan.

Pada pembuatan sistem

pendeteksi ini penulis

menggunakan penalaran

berbasis aturan IF-THEN. Bentuk penalaran ini digunakan

apabila mempunyai banyak

pengetahuan seorang pakar pada suatu permasalahan dalam suatu bidang dan seorang pakar dapat menyelesaikan permasalahan dengan berurutan.

Berikut ini rule dari sistempakar mendiagnosa hama dan penyakit tanaman padi dengan menggunakan metode certainty factor : RULE 1 : IF G01 AND G02 AND G03 AND G04 AND G05 AND G06 THEN P1 RULE 2 : IF G07 AND G08 AND G09 THEN P2 RULE 3 : IF G10 AND G11 AND G12 AND G13 AND G14 THEN P3 RULE 4 : IF G15 AND G16 AND G17 AND G18 THEN P4 RULE 5 : IF G05 AND G19 AND G20 AND G21 THEN P5 RULE 6 : IF G04 AND G18 AND G22 THEN P6 RULE 7 : IF G03 AND G18 AND G23 AND G24 AND G27 THEN P7 RULE 8 : IF G03 AND G18 AND G27 AND G28 AND G29 THEN P8 RULE 9 : IF G18 AND G25 AND G26 AND G27 THEN P9

Tabel3.1 Contoh perhitungan Certainty Factor

No Gejala Penyakit Nilai

(6)

1 Helaian daun memendek Tungro 0,6 2 Tanaman menjadi kerdil Tungro, 0,8 3 Daun berwarna kuning sampai kuning-oranye. Tungro 0,6 Rumus = CF(1.2) = CF(1) + [CF(2) * (1 – CF(1)] CF(A) = CF(1) + [CF(2) * (1 – CF(1))] = 0,6 + [0.8 * (1 – 0.6 )] = 0.92 CF(B) = CF(3) + [CF(A) * (1 - CF(3))] =0.6 + [0.92 * (1 – 0.6)] = 0,968

Sehingga dari gejala-gejala yang di input oleh user pada tanaman padi adalah penyakit tunggo dengan nilai maximal yaitu 0,968 dibulatkan menjadi 0,96 atau 97% .

4.

IMPLEMENTASI SISTEM

Pada tampilan menu utama

adalah gambaran perancangan

halaman depan yang terdapat bebera patampilan menu antara lain:

pengantar, Knowledge Base,

history, pembuat, sistem Pendeteksi, kontak.

Gambar 4. 1 Menu Pengantar Sebelum memasuki sistem pendeteksi user akan di sajikan menu login. Seperti gambar dibawah ini:

Gambar 4. 2 Login User

Pada menu sistem

pendekatan ini user dapat menginputkan gejala-gejala tanaman padi yang telah dialami petani. Dan akan mendapatkan informasi tentang jenis - jenis hama dan penyakit tanaman padi beserta penanggulangnnya.

(7)

7

Gambar 4. 3 menu Sistem pendekatan

Pada tampilan hasil

diagnosa user dapat mengetahui hasil diagnosa jenis hama dan

penyakit tanaman padi

berdasarkan gejala yang user input.

Gambar 4. 4 Tampilan Hasil Diagnosa

5.

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan

dapat disimpulkan :

1. Dari penelitian yang telah dilakukan diperoleh hasil perangkat lunak tentang sistem pendeteksi yang

mampu mengambil

keputusan dengan

memberikan solusi untuk

mendeteksi hama dan

penyakit tanaman padi

dengan jumlah hama

sebanyak 3 dan jumlah penyakit sebanyak 6 yang sudah diverifikasi oleh sorang pakar.

2. Perangkat lunak yang

hasilkan dapat mendeteksi hama dan penyakit tanaman padi dengan mengadopsi pengetahuan dari sorang pakar. Selain itu sistem dapat digunaan sebagai media untuk berkonsultasi tentang hama dan penyakit tanaman padi yang meliputi gejala, jenis hama dan penyakit, serta solusi penanggulangannya. 3. Sistem dapat digunakan

sebagai media belajar bagi mahasiswa pertanian dan

dapat digunakan untuh

media penyuluhan di

daerah. 5.2 Saran

Saran-saran untuk

pengembangan aplikasi ini adalah:

1. Sistem aplikasi ini hanya terdapat 3 jenis hama dan 6

(8)

jenis penyakit tanman

padi.Untuk penelitian

selanjutnaya dapat

menambahkan lebih banyak hama dan penyakit tanaman padi lagi.

2. Aplikasi yang dibuatini dapat dikembangkan lagi dengan menambah

fasilitas-fasilitas lagi dan

mengembangkan aplikasi

kebasis yang lain contohnya android.

(9)

9

DAFTAR PUSTAKA

1. Aak. (1992). Budidaya Tanaman Padi. Kanisius, Yogyakarta, 12-39.

2. Bunafit Nugroho . (2008 : 2). Panduan lengkap manguasai perintah SQL. Jakarta: Mediakita.

3. Departemen Pertanian. (1983). 4. dkk, L. (1990). Pasaribu (2010).

5. Fowler, M. (2005). UML Distilled Edisi 3. Yogyakarta: Andi. 6. lee(1990). (2010). pasaribu. (2010): dalam pasaribu.

7. Marunung, S. d. (1988). Morfologi dan Fisiologi Padi. badan penelitian dan pengembangan Pertanian( Bogor).

8. Nataliana, b. D. (Agustus 2013 ). sistem pakar untuk mendiagnosa penyakit alopesia pada manusia dengan metode certainty factor. Pelita Informatika Budi Darma, IV, 3.

9. Stubblefield, L. (1993). Artificial Intellligence – Structures and Strategies for Complex Problem Solving. Cummings Publishing Company Inc.

10. Sutojo, M. S. ( 2011). Kecerdasan Buatan. Yogyakarta: Andi.

11. Tangaguling, G. (skripsi 2013). pembangunan sistempakar untuk mendiagnosa hama dan penyakit padi pada tanaman padi berbasis web. Universitas admajaya Yogyakarta.

Gambar

Tabel 2. 1Nilai Certainty Factor dan  interpretasis  Uncertain Term  CF  Tidakpasti  -1.0  Hampir tidak  pasti  -0.8  Kemungkinan  besar tidak  -0.6  Mungkin tidak  -0.4  Tidak yakin  - 0.2 to  0.2  Kurang yakin  0.4  Cukup yakin  06  Yakin  0..8  Sangat y
Gambar 4. 1 Menu Pengantar  Sebelum  memasuki  sistem  pendeteksi user akan di sajikan  menu  login

Referensi

Dokumen terkait

Dalam bukunya yang berjudul Manajemen Strategi, Amirullah (2015:94) berpendapat bahwa istilah keunggulan bersaing, secara tradisional telah digambarkan sebagai faktor atau

Dimana mahasiswa yang mempelajari bahasa kedua (Bahasa Arab) mungkin wajar melakukan kesalahan, ditambah lagi bahwa mereka harus menerjemahkan dari bahasa indonesia kedalam

Penelitian ini telah berhasil apabila dalam proses pembelajaran motorik halus anak melalui kegiatan mewarnai, menggunting, dan menempel (3M) dengan metode demonstrasi dapat

Garis atau benang itulah arah kiblat untuk tempat yang bersangkutan Berbagai metode-metode di atas adalah menunjukan dalam penentuan arah kiblat dengan langkah yang berbeda-beda

Hasil penelitian pengaruh periode pemuasaan terhadap nilai tingkat konsumsi pakan (TKP), efisiensi pemanfaatan pakan (EPP), rasio konversi pakan (FCR), laju pertumbuhan

Faktor-faktor yang memengaruhi IG pada pangan antara lain adalah kadar serat, perbandingan amilosa dan amilopektin (Rimbawan dan Siagian 2004), daya cerna pati, kadar lemak

3 Artinya, data tersebut diperoleh dari sumber asli seperti guru mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) dan peserta didik melalui wawancara langsung untuk

Manfaat yang diharapkan setelah dilakukannya penelitian tentang strategi guru dalam pembelajaran tadabur alam pada mata pelajaran Aqidah Akhlak untuk