BAB III
METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di lapangan sepakbola Desa Mangkubumi Kecamatan Sadananya Kabupaten Ciamis
2. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan selama 2 bulan yaitu pada bulan September sampai dengan bulan Nopember 2015, dengan frekuensi latihan tiga kali dalam satu minggu. Hal ini sesuai pendapat M. Sajoto (1995: 35) bahwa, “Para pelatih dewasa ini pada umumnya setuju untuk menjalankan program latihan 3 kali setiap minggu, agar tidak terjadi kelelahan yang kronis. Adapun lama latihan yang diperlukan adalah selama 8 minggu atau lebih”.
B. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi
Populasi penelitian ini adalah siswa SSB Digjayamawana tahun 2015 berjumlah 80 orang.
2. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Suharsimi Arikunto (1998: 128) menyatakan, “Teknik sampel purposive sampling
adalah pengambilan sampel harus didasarkan atas ciri-ciri, sifat-sifat atau karakteristik tertentu, yang merupakan ciri pokok populasi”. Dari jumlah populasi 80 siswa dilakukan tes awal kemampuan awal kekuatan otot tungkai dengan menggunakan leg dynamometer. Dalam penelitaian ini yang menjadi sampel penelitian adalah siswa SSB Digjayamawana sebanyak 40 orang. Dari hasil tes kemampuan awal kekuatan otot tungkai diklasifikasi menjadi dua yaitu yang memiliki kemampuan awal kekuatan otot tungkai tinggi dan kemampuan awal kekuatan otot tungkai rendah sedangkan kemampuan awal kekuatan otot tungkai sedang dihilangkan, selanjutnya
dikelompokkan menjadi 4 kelompok sesuai rancangan faktorial 2 X 2 dengan masing-masing kelmpok 10 orang.
C. Metode Penelitian 1. Metode Eksperimen
Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode eksperimen. Dasar penggunaan metode ini adalah kegiatan percobaan yang diawali dengan memberikan perlakuan kepada subjek yang diakhiri dengan suatu bentuk tes guna mengetahui pengaruh perlakuan yang telah diberikan.
2. Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian yang digunakan adalah faktorial 2 X 2. Untuk lebih jelasnya berikut ini disajikan gambar rancangan penelitian ini sebagai berikut :
Latihan Plyometric Hurdhel Hop Double leg bound
Kemampuan awal Kekuatan otot tungkai
(A1) (A2)
Tinggi (B1) A1B1 A2B1
Rendah (B2) A1B2 A2B2
Keterangan :
A1B1:Kelompok latihan plyometric dengan hurdle hops kriteria sampel kemampuan awal kekuatan otot tungkai tinggi.
A1B2:Kelompok latihan plyometric dengan hurdle hops kriteria sampel kemampuan awal kekuatan otot tungkai rendah.
A2B1:Kelompok latihan plyometric dengan Double leg bound kriteria sampel kemampuan awal kekuatan otot tungkai tinggi.
.A2B2:Kelompok latihan plyometric dengan double leg bound kriteria sampel kemampuan awal kekuatan otot tungkai rendah.
D. Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini terdiri dari dua variable bebas dan satu variable terikat yaitu:
1) Variabel bebas yaitu variabel yang mempengaruhi variable lain, terdiri dari: a) Variabel manipulative terdiri atas:
(1) Latihan plyometric hurdle hops
(2) Latihan plyometric double leg bound
a) Variabel atributif adalah variabel yang melekat pada diri sampel yang dibedakan atas:
(1) Kemampuan awal kekuatan otot tungkai tinggi (2) Kemampuan awal kekuatan otot tungkai rendah
2) Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kemampuan menyundul bola.
E. Definisi Operasional
Untuk memberikan penafsiran yang sama terhadap variabel-variabel dalam penelitian ini, maka perlu dijelaskan definisi dari variabel-variabel penelitian yaitu sebagai berikut:
1. Latihan plyometric hurdhle hops
Latihan yang menekankan loncatan untuk mencapai ketinggian maksimum kearah vertikal dan kecepatan gerak kaki, yakni mencapai jarak harizontal dengan tubuh. Dengan latihan yang dilakukan pada gawang-gawang atau rintangan-rintangan yang tingginya antara (30-40 cm) diletakan suatu garis dengan jarak yang ditentukan dengan kemampuan.
2. Latihan plyometric double leg bound
Latihan double leg bound merupakan gerakan meloncat dengan menggunakan tumpuan kaki, yang diawali dengan posisi half-squat. Lengan di samping badan, bahu condong ke depan melebihi posisi lutut, punggung lurus serta pandangan ke depan. Selanjutnya melakukan gerakan loncatan kedepan dan keatas, menggunakan ekstensi pinggul depan dibantu ayunan lengan untuk mendorong ke depan. Usahakan mencapai ketinggian maksimum dan jarak maksimum dengan posisi tubuh tegak.
3. Kemampuan awal kekuatan otot tungkai
Kemampuan awal seseorang dalam melaksanakan tarikan dengan meluruskan tungkai memperoleh skor kekuatan rendah dan tinggi yang tertera pada alat leg dynamometer yang dicatat pada 0,5 kg terdekat
4. Kemampuan Menyundul Bola( heading )
Kemampuan menyundul bola pada penelitian ini adalah kemampuan menyundul bola yang digunakan pemain bertahan saat menghalau bola dan menjauhkannya dari area gawang untuk melantunkan bola dengan kuat dan jauh menggunakan kepala. Dalam penelitian ini siswa diberi kesempatan dua kali menyundul bola kemudian diambil jarak terbaik dengan menggunakan satuan cm, selanjutnya hasil di ubah ke dalam T-skore. Dengan skala data Rasio
F. Teknik Pengumpulan Data
Data dalam penelitian ini diperoleh melalui tes dan pengukuran. Bentuk tes yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Kekuatan otot tungkai yaitu daya/tenaga terbesar yang dihasilkan oleh otot tungkai pada mahasiswa dengan menggunakan leg dynamometer yang dicatat pada 0,5 kg terdekat (KONI, 1999)
2. Tes dan pengukuran kemampuan menyundul bola dengan (Arsil, 2009 : 134) (lampiran hal 106)
G. Teknik Analisis Data 2. Uji Prasyarat Analisis
Uji prasyarat analisis dalam penelitian ini meliputi uji normalitas dan uji homogenitas. Adapun langkah masing-masing uji prasyarat tersebut sebagai berikut: a. Uji Normalitas (Metode Lilliefors)
Uji normalitas ini digunakan untuk mengetahui apakah sampel penelitian ini berasal dari populasi yang normal atau tidak.
Langkah-langkah :
1) Pengamatan X1,X2,X3,………….Xn dijadikan bilangan baku Z1, Z2, Z3,……….. Zn, dengan menggunakan rumus :
Zi = { Xi – X }/ SD, dengan X dan SD berturut-turut merupakan rata-rata dan simpangan baku.
2) Data dari sampel tersebut kemudian diurutkan dari skor terendah sampai skor tertinggi.
3) Untuk tiap bilangan baku ini dan dengan menggunakan daftar distribusi normal baku kemudian dihitung peluang F(Zi) = P(Z <Zi).
4) Menghitung perbandingan antara nomor subyek I dengan subyek n yaitu : S(Zi) = i/n.
5) Mencari selisih antara F(Zi) – S(Zi), dan ditentukan harga mutlaknya.
6) Menentukan harga terbesar dari harga mutlak diambil sebagai Lo. Rumusnya : Lo = | F(Zi) – S(Zi) | maksimum.
Kreteria :
Lo <Ltab : Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Lo >Ltab : Sampel berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal.
b. Uji Homogenitas ( Metode Bartlet )
Uji Homogenitas dilakukan dengan Uji Bartlet. Langkah-langkah pengujiannya sebagai berikut :
1) Membuat tabel perhitungan yang terdiri dari kolom – kolom kelompok sample : dk (n-1), 1/dk, Sdi2, dan (dk) log Sdi2.
2) Menghitung varians gabungan dari semua sample.
Rumusnya : SD2 =
(
(
n-1)Sdi 2 ...1)
(
n-1)
B =Log Sdi2(
n -1)
3) Menghitung X2Rumusnya : X2 = (Ln) B-(n-1) Log Sdi 1………(2) Dengan (Ln 10) = 2,3026
Hasilnya ( X2hitung ) kemudian dibandingkan dengan ( X2tabel ), pada taraf signifikansi a = 0,05 dan dk (n-1).
4) Apabila X2hitung < X2tabel, maka Ho diterima.
Artinya varians sampel bersifat homogen. Sebaliknya apabila X2hitung> X2tabel, maka Ho ditolak. Artinya varians sampel bersifat tidak homogen.
2. Analisis Data a. ANAVA Rancangan Faktorial 2 x 2
Metode AB untuk perhitungan ANAVA dua Faktor Tabel Ringkasan ANAVA untuk Eksperimen factorial 2 x 2
Sumber Dk JK RJK Fo Variasi Rata – rata 1 Ry R Perlakuan A a-1 Ay A A/E B b-1 By B B/E AB (a-1) (b-1) ABy AB AB/E Kekeliruan ab(n-1) Ey E Keterangan :
A = Taraf factorial A N = Jumlah sampel B = Taraf factorial B
Langkah- langkah perhitungan :
A b a)
å
U 2 =å å
Uij 2 i-1 j-1 A BÅ
Å
b) R y= i -1 j -1 abn A b(
Jij2)
-Ry c) Jab =å å
i -1 j -1 d) A y =å
a(
Ai2 / bn)
- Ry i-1e) B y =
å
b(
Bi2 / an)
- Ry j-1f) Aby = Jab - A y - B y
g) Ey = U2 - Ry - Ay - (By + ABy ) 2) Kreteria Pengujian Hipotesis
Jika F³F
(
1-a) (
V1-V2), maka hipotesis nol ditolak.
Jika F<F (1-a) (V1-V2), maka hipotesis nol di terima dengan : dk pembilang Vi (K -1)
dan dk penyebut V2 = (n1+...nk- k ) a = taraf signifikan untuk pengujian hipotesis.
Keterangan :
åY2 :Jumlah kuadrat data
Ry : Rata-rata peningkatan karena perlakuan
Ay : Jumlah peningkatan pada kelompok berdasarkan metode pembelajaran menyundul bola dengan latihan hurdhel hop dan doubel leg bound.
By : Jumlah peningkatan berdasarkan latihan plyometric.
Aby: Selisih antara jumlah peningkatan data keseluruhan dan jumlah peningkatan kelompok perlakuan dan kemampuan awal kekuatan otot tungkai.
Jab : Selisih jumlah kuadrat data dan rata-rata peningkatan perlakuan.
b. UjiRentang Newman – Keulssetelah ANAVA
Menurut Sudjana (1994: 36) langkah-langkah untuk melakukan uji Newman –Keuls adalah sebagai berikut:
1) Susun buah rata-rata perlakuan menurut urutan nilai nya dari yang terkecil sampai kepada yang terbesar.
2) Dari rangkaian ANAVA, diambil harga RJK disertai dk-nya.
3) Hitung kekeliruan buku rata-rata untuk setiap perlakuan dengan rumus:
S y=
RJK E (Kekeliruan) RJK (Kekeliruan) juga didapat dari hasil rangkuman ANAVA.
N
4) Tentukan taraf siknifikan a, lalu gunakan daftar rentang student. Untuk uji Newman – Keuls, diambil V = dk dari RJK ( Kekeliruan ) dan P = 2,3…,k. Harga
– harga yang didapat dari bagian daftar sebanyak (k-1) untuk V dan P supaya dicatat.
5) Kalikan harga–harga yang didapat di titik…….. diatas masing– masing Sy dengan
jalan demikian diperoleh apa yang dinamakan rentang signifikan terkecil (RST). 6) Bandingkan selisih rata – rata terkeci l dengan RST untuk mencari P-k selisih rata
– rata terbesar dan rata – rata terkecil kedua dengan RST untuk P = (k-1), dan seterusnya. Demikian halnya perbandingan selisih rata – rata terbesar kedua rata – rata terkecil dengan RTS untuk P = (k-1), selisih rata-rata terbesar kedua dan selisih rata-rata terkecil kedua dengan RST untuk P = (k-2), dan seterusnya. Dengan jalan begitu semua akan ada1 / 2K (k-1) pasangan yang harus dibandingkan. Jika selisih – selisih yang didapat lebih besar daripada RST-nya masing – masing maka disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara rata – rata perlakuan. c. HipotesaStatistik Hipotesa 1 H0 = m A1 ³ m A2 H A= m A1 <m A2 Hipotesa 2 H0 =m B1 ³ m B2 H A=m B1< m B2 Hipotesa 3 H0 =Interaksi A ´ B = 0 H A=Interaksi A ´ B ¹0 Keterangan
m = Nilai rata – rata A1 = latihan hurdle hops A2 = latihan double leg bound
B1 = kemampuan awal kekuatan otot tungkai tinggi