• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia termasuk negara berkembang yang berinvestasi jutaan dollar untuk

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. Indonesia termasuk negara berkembang yang berinvestasi jutaan dollar untuk"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Indonesia termasuk negara berkembang yang berinvestasi jutaan dollar untuk menarik pasar pariwisata internasional. Investasi tersebut bertujuan mendorong wisatawan mancanegara melakukan perjalanan wisata dengan harapan mendapatkan manfaat ekonomi bagi negara, berupa lapangan kerja, pengembangan industri kecil, dan devisa. Sebaliknya, hanya sedikit investasi untuk mendorong wisatawan domestik untuk melakukan perjalanan dan menikmati destinasi wisata di dalam negeri (Sheyvens, 2007).

Padahal kontribusi wisatawan domestik pada pertumbuhan ekonomi lokal sangat signifikan. Hal ini, dikarenakan wisatawan domestik membeli dan menggunakan lebih banyak produk serta layanan lokal dibandingkan wisatawan mancanegara. Aktivitas belanja tersebut mendukung berkembangnya industri skala kecil dan sektor informal (Goodwin et al., 1998). Selain itu, mereka melakukan perjalanan sesuai dengan anggaran terbatas yang dimiliki dan tidak mengharapkan layanan mewah. Pengusaha lokal tidak memerlukan sarana dan prasarana wisata yang mutakhir untuk memenuhi kebutuhan pasar wisatawan domestik (Polit, 1991). Sehingga tidak dibutuhkan modal besar dalam pengembangan pasar wisata domestik. Keadaan ini didukung dengan kondisi pasar yang lebih aman karena tidak terpengaruh fluktuasi yang disebabkan sistem pemesanan perjalanan, jadwal

(2)

penerbangan internasional, perubahan trend internasional, masalah keamanan atau resesi ekonomi dunia (David et al., 2005 dalam Scheyvens, 2007).

Jumlah perjalanan wisatawan domestik Indonesia mencapai lebih dari 234 juta pada tahun 2010. Jumlah penduduk yang menempati urutan pertama terbesar (sekitar 40% dari total penduduk ASEAN) di Asia Tenggara, menjadikan Indonesia pasar besar sektor pariwisata serta penyumbang jumlah wisatawan bagi destinasi – destinasi pariwisata yang ada di dalam dan luar negeri (Suska dan Yuventus, 2009). Perjalanan domestik potensial di Indonesia melampaui skala negara - negara tetangga yang seharusnya mampu membuat Indonesia tidak tergantung pada wisatawan mancanegara.

Tabel 1.1. Perjalanan Wisatawan Domestik Negara-Negara ASEAN

No Negara

Kontribusi perjalanan Wisatawan Domestik di Negara-negara ASEAN terhadap Produk Domestik Bruto dari Perjalanan dan Pariwisata

tahun 2013)* 1. Indonesia 78,2% 2. Malaysia 45,0% 3. Thailand 28,1% 4. Filipina 76,5% 5. Singapura 29,7% 6. Vietnam 46,7% 7. Myanmar 68,8%

Sumber: * World Travel & Tourism Council. The Authority On The World Travel & Tourism. Travel & Tourism Impact 2014 (Indonesia, Malaysia, Thailand, Philippine, Singapore, Vietnam & Myanmar).

Apabila wisatawan domestik ini diperhitungkan, Indonesia berada di peringkat sepuluh terbesar destinasi pariwisata dunia. Oleh karena itu, pengembangan wisata

(3)

domestik perlu mendapat perhatian serius serta ditunjang oleh kebijakan yang menguntungkan wisatawan domestik (ILO, 2012).

Jumlah wisatawan domestik yang besar di Indonesia harus mampu dimanfaatkan para pelaku usaha pariwisata. Menurut Damanik (2013) perkembangan pasar wisatawan global mengalami pergeseran preferensi aktivitas dan destinasi pariwisata yang dipengaruhi faktor psikografik berupa selera, minat, ekspektasi dan pola konsumsi. Pergeseran ini juga mempengaruhi wisatawan domestik yang mulai memiliki kecenderungan memilih keaslian dan orisinalitas atraksi wisata. Motif utama berwisata kental dengan hal-hal yang bersifat pribadi, seperti ekspresi diri, menambah pengetahuan, aktualisasi diri dan sebagainya. Inilah yang disebut dengan minat khusus (special interst tourism), wisatawan domestik mulai beralih pada produk-produk unik yang beragam dan bermutu tinggi.

Industri pariwisata telah merespon terhadap pariwisata minat khusus dengan mengembangkan banyak tipe paket pariwisata yang memiliki kekhasan. Kawasan taman nasional merupakan destinasi menarik untuk memenuhi permintaan wisatawan domestik yang mulai memiliki kecendrungan memilih keaslian dan orisinalitas atraksi wisata. Menurut data dari Kementerian Kehutanan RI di Indonesia terdapat 50 taman nasional tersebar di seluruh kepulauan. Merupakan kawasan pelestarian alam yang mempunyai fungsi perlindungan sistem penyangga kehidupan, pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa, serta pemanfaatan secara lestari, sumber daya alam hayati dan ekosistemnya (UU No. 5 Tahun 1990).

(4)

Tiap taman nasional memiliki potensi pariwisata yang unik serta karakteristik pengelolaan yang berbeda. Untuk mengoptimalkan pengelolaan beberapa taman nasional maka sistem destination management organization, yang selanjutnya disingkat menjadi DMO, dipilih sebagai sistem tata kelola destinasi yang tepat bagi pengelolaan destinasi pariwisata Indonesia. Salah satu taman nasional termasuk dalam DMO adalah taman nasional Tanjung Puting di Kalimantan Tengah.

Taman nasional Tanjung Puting terletak di kabupaten Kotawaringin Barat dan kabupaten Seruyan, Kalimantan Tengah. Tanjung Puting merupakan “icon” dunia bagi wisatawan yang ingin melakukan perjalanan wisata alam dan melihat Orangutan (Kemenparekraf Laporan Monev, 2012). Tanjung Puting merupakan cagar biosfer dan taman nasional yang meliputi bidang-bidang aluvial rawa antara teluk Kumai dan sungai Seruyan. Memiliki luas total 415.040 hektar, Tanjung Puting dikenal memiliki keragaman besar ekosistem hutan, termasuk hutan dataran rendah, hutan rawa air tawar, hutan tropis panas yang disebut "kerangas", hutan rawa gambut, hutan mangrove, dan hutan pantai (UNESCO, 2011). Menurut Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) rata-rata transaksi yang dilakukan wisatawan mancanegara dan nusantara di Tanjung Puting mencapai 40 miliar rupiah per tahun. Diasumsikan sebanyak 12.000 orang lebih berkunjung ke lokasi pelepas-liaran Orangutan yang berarti setiap dua orang wisatawan menghabiskan 3,5 Juta Rupiah dalam jangka waktu tiga hari (Ashiana, 2014).

Peningkatan jumlah kunjungan wisatawan ke taman nasional Tanjung Puting enam tahun terakhir (2009 s.d. 2014) merupakan bukti bahwa wisatawan domestik

(5)

memiliki kecenderungan memilih wisata minat khusus. Walaupun peningkatan jumlah kunjungan wisatwan domestik tidak signifikan apabila dibanding jumlah kunjungan wisatawan mancanegara. Kecenderungan ini harus mampu dimanfaatkan pelaku usaha dan pengelola taman nasional Tanjung Puting untuk menarik minat wisatawan domestik potensial. Menarik minat wisatawan domestik tidak hanya untuk kepentingan ekonomi, tapi untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman wisatawan domestik akan arti penting Tanjung Puting. Kesadaran dan pemahaman mengenai konservasi di Tanjung Puting secara tidak langsung turut menjaga keberlangsungan dan keberlanjutan program konservasi Orangutan dan keanekaragaman hayati di taman nasional ini

Tabel 1.2. Jumlah Kunjungan Wisatawan di Taman nasional Tanjung Puting Tahun 2009 s.d. 2013 No Tahun Wisatawan Mancanegara Wisatawan Domestik Jumlah 1. 2009 2.274 1.512 3.786 2. 2010 3.542 2.278 5.820 3. 2011 5.444 3.102 8.546 4. 2012 4.559 7.727 12.286 5. 2013 8.439 4.916 12.355 6. 2014 10.986 5.703 16.689

Sumber : Kalimantan Tengah in Figure 2013 & Kecamatan Kumai dalam Angka 2014 (BPS Provinsi Kalimantan Tengah & BPS Kabupaten Kotawaringin Barat 2014) Statistik Balai TN. Tanjung Puting, 2015

Diharapkan dengan meningkatnya jumlah wisatawan domestik diikuti dengan meningkatnya kesadaran akan pentingnya kawasan taman nasional. Sebagai kawasan pelestarian alam yang mempunyai ekosistem asli dimanfaatkan untuk tujuan

(6)

penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, pariwisata dan rekreasi. (UU No. 5 Tahun 1990).

Komponen penting dari pasar wisata adalah menerapkan strategi pemasaran yang efektif. Setiap wisatawan memiliki karakteristik, harapan, partisipasi, aktivitas dan pola pengeluaran berbeda. Melalui strategi pemasaran dan pemahaman motivasi, perilaku dan karakteristik wisatawan dapat membantu pengelola destinasi mengetahui target wisatawan potensial. Motivasi yang diperhatikan para peneliti adalah pada dua demensi yaitu faktor pendorong dan penarik, yang secara umum diketahui dalam literatur pariwisata (Hudson dan Ritchie, 2002). Tujuan dari pendekatan dua dimensi ini adalah mengetahui bahwa seseorang melakukan perjalanan karena mereka didorong oleh motivasi yang berasal dari diri mereka sendiri dan karena ditarik motivasi dari luar yang berasal dari daerah tujuan. Dengan mengatahui target wisatawan potensial pengelola mampu membuat promosi, inovasi produk dan lainnya sesuai dengan kebutuhan dan keinginan segmen wisatawan dengan efektif di taman nasional Tanjung Puting.

1.2 Permasalahan Penelitian

Kunjungan wisatawan domestik ke taman nasional Tanjung Puting tiap tahunnya selalu dibawah jumlah kunjungan wisatawan mancanegara. Padahal Tanjung Puting merupakan pusat rehabilitasi Orangutan terbesar di Asia Tenggara bahkan di dunia. Tanjung Puting terkenal di kalangan wisatawan mancanegara dan membuat mereka datang dan berkunjung dalam jumlah yang meningkat tiap

(7)

tahunnya. Peneliti ingin mengetahui penyebab dari rendahnya tingkat kunjungan wisatawan domestiik dibanding wisatawan mancanegara.

Peneliti hendak mengetahui penyebabnya dengan mengetahui motivasi (faktor-faktor penarik dan pendorong) yang mempengaruhi wisatawan domestik berkunjung ke taman nasional Tanjung Puting. Motivasi wisatawan tersebut akan mengelompokan wisatawan domestik ke dalam segmen-segmen. Pengelompokan ini mempermudah pengelola taman nasional Tanjung Puting memenuhi keinginan serta kebutuhan wisatawan. Penelitian ini bertujuan untuk membangun pemahaman yang lebih baik terhadap wisatawan domestik yang berkunjung ke Taman nasional Tanjung Puting dengan melakukan segmentasi wisatawan berdasarkan motivasi kunjungannya. Serta mengetahui apa saja dari motivasi tersebut yang menyebabkan tingkat kunjungan wisatawan domestik lebih rendah dibanding wisatawan mancanegara. Segmentasi pasar digunakan sebagai dasar untuk pengembangan kampanye pemasaran, melakukan inovasi produk wisata serta membangun image destinasi oleh pemerintah daerah dan pengelola daerah tujuan wisata khususnya taman nasional Tanjung Puting. Berdasarkan uraian di atas, bisa dirumuskan beberapa permasalahan dalam penelitian ini :

1. Mengapa wisatawan domestik tidak ingin melakukan kunjungan kembali ke taman nasional Tanjung Puting?

2. Apa saja faktor yang mempengaruhi wisatawan domestik untuk mengunjungi taman nasional Tanjung Puting?

(8)

3. Bagaimana segmentasi dan aktivitas wisatawan domestik yang mengunjungi taman nasional Tanjung Puting?

1.3 Keaslian Penelitian

Di bawah ini adalah beberapa penelitian yang pernah dilakukan dan memiliki kaitan dengan tema yang diambil oleh peneliti :

Tabel 1.3. Keaslian Penelitian

No Nama / Judul Metode Hasil

1. Elisa Maranata Muray, (2010) Analisis Segmentasi Pasar Konsumen untuk Produk Pariwisata ber-dasarkan Pendekatan gaya Hidup A.I.O (Activities, Interests, Opinion), Studi Kasus:Wisatawan Domestik di Jakarta untuk Produk Pariwisata Kalimantan Tengah (Skripsi). Jakarta: Universitas Indonesia.

Metode analisis statistik frekuensi, crosstab, cluster dan diskriminan.

Penelitian mengguna-kan riset eksploratif dan riset deskriftif dengan jenis single cross-sectional.

Hasil penelitian terdapat lima tipe segmen pasar wisatawan domestik Jakarta untuk pasar pariwisata Kalimantan Tengah yaitu Modern Snob, Outdoor Adventure Cost Conscious, Leisure Classic Traveler,

Urban Hedonistic, dan Family

Experiental Traveler. Dengan

karakteristik segmen yang paling menonjol adalah Modern Snob. Serta segmen yang menjadi target pasar produk wisata Kalimantan Tengah adalah segmen Family Experiental Traveler.

2. Anita Widyaningrum. 2010 Nature Interest Tourism Visitor Preference and Segmentation Analysis at Gede Pangrango National Park (Tesis). Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Menggunakan analisis conjoint, k-means cluster, serta analisis kepentingan dan tampilan.

Hasil penelitian menunjukan bahwa pengunjung TNGGP terdapat tiga segmen pengunjung yaitu pengunjung yang sedang berlibur, petualang dan pencinta alam. Sebagian besar pengunjung menikmati udara pengunungan karena biaya tiket yang murah.

3. Johan Setiawan 2011.

Kepariwisataan Alam

Merespon Tantangan

Perubahan Iklim Studi Kasus Di Taman nasional Tanjung Puting (Tesis). Yogyakarta Universitas Gadjah Mada.

Mempergunakan analisis table silang dan uji korelasi dalam mengambarkan angka -angka serta mem-pergunakan analisis deskriftif kualitatif untuk mendapatkan gambaran yang detail pilihan respond dan stimulus.

Hasil penelitian pasar wisata taman nasional Tanjung Puting memiliki karakteristik „eco-tourist‟ yang mempunyai kepekaan tinggi terhadap isu - isu lingkungan. Wisatawan taman nasional Tanjung Puting menyadari perubahan iklim merupakan tantangan serius dan perlu dilakukan langkah - langkah responsive yang konkret. Wisatawan cendrung tidak mau melakukan perjalanan gabungan dengan kelompok lain menggunakan kelotok umum dalam rangka efisiensi bahan bakar dan mitigasi gas buang.

(9)

Penelitian diatas, membahas tema yang hampir sama dengan penelitian yang akan dilaksanakan oleh peneliti, tetapi belum ada yang akan meneliti “Segmentasi Motivasi

Wisatawan Domestik di Taman nasional Tanjung Puting, Kalimantan Tengah”. Dengan demikian, penelitian ini relevan untuk dilaksanakan mengingat permasalahan dan kasus yang ditinjau disetiap daerah berbeda-beda, sehingga keaslian penelitian dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah.

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah yang telah diuraikan, maka tujuan yang ingin dicapai lewat penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui penyebab wisatawan domestik tidak melakukan kunjungan kembali ke taman nasional Tanjung Puting .

2. Mengidentifikasi motivasi (faktor-faktor penarik dan pendorong) berkunjung wisatawan domestik ke taman nasional Tanjung Puting;

3. Mengidentifikasi segmen serta aktivitas wisatawan domestik berdasarkan motivasi berkunjung yang berbeda;

1.5 Manfaat penelitian

1. Dari segi keilmuan: hasil penelitian ini memberikan tambahan wawasan mengenai segmentasi pasar wisatawan domestik bagi sektor pariwisata khususnya di taman nasional Tanjung Puting, kabupaten Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah. 2. Dari segi praktis: diharapkan mampu memberikan masukan bagi para pelaku

pariwisata di Kabupaten Kotawaringin Barat baik pemerintah daerah maupun pelaku usaha di kabupaten Kotawaringin Barat. Mampu merencanakan strategi

(10)

pemasaran serta melaksanakan program konservasi yang tepat dengan mengetahui segmen-segmen wisatawan domestik potensial serta mampu membuat kebijakan teknis berkaitan dengan meningkatkan minat berwisata masyarakat serta keperdulian masyarakat terhadap kawasan Tanjung Puting.

1.6 Dasar Pemikiran

Gambar 1.1. Dasar Pemikiran Penelitian Wisatawan

Faktor pendorong berupa geografis, sosial demografi, psikografik &

tingkah laku

Destinasi Faktor penarik berupa daya tarik & keunggulan destinasi

Faktor-faktor yang membuat wisatawan memutuskan berwisata & memilih destinasi

Analisis K Mean Cluster berdasarkan hasil analisis faktor untuk mengsegmentasi wisatawan domestik berdasarkan motivasi

Kuesioner & in depth interview

Aktivitas wisata wisatawan domestik berdasarkan segmentasi

Analisis faktor untuk menentukan faktor yang paling mempengaruhi wisatawan domestik

Gambar

Tabel 1.1. Perjalanan Wisatawan Domestik Negara-Negara ASEAN
Tabel 1.2. Jumlah Kunjungan Wisatawan di Taman nasional Tanjung  Puting Tahun 2009 s.d

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan bahwa kondisi sosial ekonomi masyarakat nelayan di Desa Boddia dilihat dari indikator pendidikan, pendapatan

Untuk menuju kearah visi dan misi perlu adanya dukungan terutama pada pemerintah c/q Departemen Agama serta Pemerintah Daerah dan masyarakat yang peduli madrasah dalam

43.1.2.1.2 Honorarium tim dukungan administrasi pemeriksaan reguler diberikan kepada Pegawai Negeri yang diberi tugas untuk melaksanakan kegiatan administrasi yang berfungsi

Pada luka insisi operasi dilakukan infiltrasi anestesi local levobupivakain pada sekitar luka karena sekresi IL-10 akan tetap dipertahankan dibandingkan tanpa

Gambar 4.15 Rich Picture Proses Pencatatan Penerimaan Pembayaran untuk Invoice Variation Order dan Faktur Pajak Variation

b) Pencegahan HIV/AIDS, kegiatannya dengan melakukan pencegahan penularan ibu ke anak, memberikan layanan kesehatan kepada para remaja, pemeriksaan dan pengobatan

untuk mencapai target yang telah ditetapkan. 3) Memfungsikan semua unit kerja dibawahnya dan pekerjaan binaan dalam melaksanakan tugas dan pekerjaan sesuai dengan strategi